LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN POST OP SECTIO CAESARIA
A. Konsep Konsep Dasa Dasarr Sectio Sectio Caesar Caesaria ia 1. Peng Penger erti tian an Sect Sectio io Caesa Caesari riaa Secti Sectio o caesar caesaria ia adala adalah h suatu suatu persa persali lina nan n buata buatan n dima dimana na janin janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram Sar!ono" #00$%. Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh &ulardi ' (iknjosastro" #00)%. Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim *ansjoer" #00#%. #. +ndikasi a. ,i!ayat SC -terus yang memiliki jaringan parut dianggap sebagai kontraindikasi untuk melahirkan karena dikha!atirkan akan terjadi rupture uteri. ,isiko ruptur uteri meningkat meningkat seiring seiring dengan dengan jumlah jumlah insisi sebelumnya" sebelumnya" klien dengan jaringan
perut
melintang
yang
terbatas
disegmen
uterus
ba!ah"
kemungknan mengalami robekan jaringan parut simtomatik pada kehamilan berikutnya. (a (anita nita yang mengalami ruptur uteri berisiko mengalami kekamb kekambuha uhan" n" sehing sehingga ga tidak tidak menutu menutup p kemung kemungkin kinan an untuk untuk dilaku dilakukan kan persalinan peraginam tetapi dengan beresiko ruptur uteri dengan akibat buruk bagi ibu dan janin.
b. +ndikasi +bu / 1% Pang Panggu gull sem sempit pit #% umor umor jalan lahir yang menimbulkan menimbulkan obstruksi obstruksi % Stenos Stenosis is seri seriks ks uteri uteri atau atau agin aginaa 2% Plas Plasse sent ntaa prae praeia ia 5% Dispro Dispropo porsi rsi janin janin panggu panggull )% ,upt ,uptur uree uteri uteri membak membakat at 3% Part Partus us tak tak maju maju 4% +ncord +ncordina inate te uterin uterinee action action c. +nd +ndikas ikasii ani anin n 1% Kela Kelain inan an 6eta 6etak k/ a% 6etak etak lin lintan tang b% 6etak sungsang janin besar"kepala besar"kepala de7leksi% c% 6etak dahi dan letak muka dengan dengan dagu dagu dibelak dibelakang ang d% Pres Presen enta tasi si gan ganda da
1
e% Kelainan letak pada gemelli anak pertama #% &a!at anin % +ndikasi Kontrarelatie% a% +n7eksi intrauterine b% anin *ati c% Syok8anemia berat yang belum diatasi d% Kelainan kongenital berat
. ujuan Sectio Caesarea ujuan
melakukan
sectio
caesarea
SC%
adalah
untuk
mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan seriks dan segmen ba!ah rahim.
2. enis 9 enis :perasi Sectio Caesarea SC% a. Abdomen SC Abdominalis% 1% Sectio Caesarea ransperitonealis a% Sectio caesarea klasik atau corporal / dengan insisi memanjang pada corpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira9kira 10cm. Kelebihan / 1. *engeluarkan janin lebih memanjang #. idak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik . Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal Kekurangan / 1. +n7eksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial yang baik. #. -ntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan. . ,uptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadi dibandingkan dengan luka SC pro7unda. ,uptur uteri karena luka bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan" sedangkan pada luka bekas SC pro7unda biasanya baru terjadi dalam persalinan. 2. -ntuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri" dianjurkan supaya ibu yang telah mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang 9kurangnya dapat istirahat selama # tahun. ,asionalnya adalah memberikan kesempatan luka
2
sembuh dengan baik. -ntuk tujuan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim. b% Sectio caesarea pro7unda+smika Pro7unda% / dengan insisi pada segmen ba!ah uterus.Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konka7 pada segmen ba!ah rahim kira9kira 10cm Kelebihan / 1. Penjahitan luka lebih mudah #. Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik . umpang tindih dari peritoneal 7lap baik sekali untuk menahan isi uterus ke rongga perineum 2. Perdarahan kurang 5. Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil Kekurangan / 1. 6uka dapat melebar ke kiri" ke kanan dan ba!ah sehingga dapat
menyebabkan
arteri
uteri
putus
yang
akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. #. Keluhan utama pada kandung kemih post operati7 tinggi. #% Sectio caesarea ekstraperitonealis. *erupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan demikian tidak membuka kaum abdominalis. b. ;agina sectio caesarea aginalis% *enurut arah sayatan pada rahim" sectio caesaria dapat dilakukan apabila / 1% Sayatan memanjang longitudinal% #% Sayatan melintang tranersal% % Sayatan huru7 +nsisian% 5. Komplikasi +n7eksi Puerperalis Komplikasi ini bersi7at ringan" seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa ni7as atau dapat juga bersi7at berat" misalnya peritonitis" sepsis dan lain9lain. +n7eksi post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala 9 gejala in7eksi intrapartum atau ada 7aktor 9 7aktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu partus lama khususnya setelah ketuban pecah" tindakan aginal sebelumnya%.
3
klasik dalam hal ini lebih berbahaya daripada SC transperitonealis pro7unda. a. Perdarahan Perdarahan banyak bisa timbul pada !aktu pembedahan jika cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri b. Komplikasi9komplikasi lain seperti / 1% 6uka kandung kemih #% =mbolisme paru > paru c. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus" sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik. ). Pato7isiologi Adanya beberapa kelainan8hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal8spontan" misalnya plasenta preia sentralis dan lateralis" panggul sempit" disproporsi cephalo pelic" rupture uteri mengancam" partus lama" partus tidak maju" pre9eklamsia" distosia seriks" dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea SC%. Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan klien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktiitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan 7isik akan menyebabkan klien tidak mampu melakukan aktiitas pera!atan diri klien secara mandiri sehingga timbul masalah de7isit pera!atan diri. Kurangnya
in7ormasi
mengenai
proses
pembedahan"
penyembuhan" dan pera!atan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada klien. Selain itu" dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan" pembuluh darah" dan sara7 9 sara7 di sekitar daerah insisi. ?al ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri nyeri akut%. Setelah proses
pembedahan
berakhir"
daerah
insisi
akan
ditutup
dan
4
menimbulkan luka post op" yang bila tidak dira!at dengan baik akan menimbulkan masalah risiko in7eksi.
3. Pemeriksaan Penunjang a. ?emoglobin atau hematokrit ?b8?t% untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengealuasi e7ek kehilangan darah pada pembedahan. b. 6eukosit (
5
e. Pemeriksaan elektrolit 4. Penatalaksanaan *edis Post SC a. Pemberian cairan Karena #2 jam pertama penderita puasa pasca operasi" maka pemberian cairan perintaena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi" dehidrasi" atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10@" garam 7isiologi dan ,6 secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan.
dan
diminta
untuk
berna7as
dalam
lalu
menghembuskannya. 2% Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk semi7o!ler% 5% Selanjutnya selama berturut9turut" hari demi hari" klien dianjurkan belajar duduk selama sehari" belajar berjalan" dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke9 sampai hari ke5 pasca operasi. d. Kateterisasi Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita" menghalangi inolusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang #2 9 24 jam 8 lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. e. Pemberian obat9obatan 1% Antibiotik. Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda9beda setiap institusi
6
#% Analgetik
dan
obat
untuk
memperlancar
kerja
saluran
pencernaan a% Supositoria ketopropen sup #B8#2 jam b% :ral tramadol tiap ) jam atau paracetamol c% +njeksi penitidine $0935 mg diberikan setiap ) jam bila perlu % :bat9obatan lain -ntuk meningkatkan italitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian + it. C 7. Pera!atan luka Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi" bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti g. Pera!atan rutin ?al9hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu" tekanan darah" nadi"dan perna7asan. h. Pera!atan payudara Pemberian AS+ dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui" pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi" biasanya mengurangi rasa nyeri. *anuaba" 1$$
%$$. Pemeriksaan Penunjang a. =lektroense7alogram ==& % -ntuk membantu menetapkan jenis dan 7okus dari kejang. b. Pemindaian C -ntuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. c. *agneti resonance imaging *,+% *enghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio" berguna untuk memperlihatkan daerah > daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian C. d. Pemindaian positron emission tomography P= % -ntuk mengealuasi kejang yang membandel dan
membantu
menetapkan lokasi lesi" perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak. e. -ji laboratorium 1% ungsi lumbal / menganalisis cairan serebroaskuler #% ?itung darah lengkap / mengealuasi trombosit dan hematokrit % Panel elektrolit 2% Skrining toksik dari serum dan urin 5% A&D
7
)% Kadar kalsium darah 3% Kadar natrium darah 4% Kadar magnesium darah 10. Penatalaksanaan a. Pera!atan a!al 1% 6etakan klien dalam posisi pemulihan #% Periksa kondisi klien" cek tanda ital tiap 15 menit selama 1 jam pertama" kemudian tiap 0 menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadaran tiap 15 menit sampai sadar % akinkan jalan na7as bersih dan cukup entilasi 2% rans7usi jika ada indikasi syok hemorarge 5% ika tanda ital dan hematokrit turun !alau diberikan trans7usi" segera
kembalikan
ke
kamar
bedah
kemungkinan
terjadi
perdarahan pasca bedah
b. Diet Pemberian cairan perin7us biasanya dihentikan setelah penderita platus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada ) 9 10 jam pasca operasi" berupa air putih dan air teh. c. *obilisasi *obilisasi dilakukan secara bertahap meliputi / 9 *iring kanan dan kiri dapat dimulai sejak ) 9 10 jam setelah 9
operasi. 6atihan perna7asan dapat dilakukan penderita sambil tidur
9
telentang sedini mungkin setelah sadar ?ari kedua post operasi" penderita dapat didudukkan selama 5
9
menit dan diminta untuk berna7as dalam lalu menghembuskannya. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
9
setengah duduk semi7o!ler% Selanjutnya selama berturut9turut" hari demi hari" klien dianjurkan belajar duduk selama sehari" belajar berjalan" dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ke9 sampai hari ke5 pasca operasi. d. ungsi gastrointestinal 1% ika tindakan tidak berat beri klien diit cair #% ika ada tanda in7eksi " tunggu bising usus timbul % ika klien bisa 7latus mulai berikan makanan padat 2% Pemberian in7us diteruskan sampai klien bisa minum dengan baik e. Pera!atan 7ungsi kandung kemih
8
1% ika urin jernih" kateter dilepas 4 jam setelah pembedahan atau sesudah semalam #% ika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih % ika terjadi perlukaan pada kandung kemih biarkan kateter terpasang sampai minimum 3 hari atau urin jernih. 2% ika sudah tidak memakai antibiotika berikan niro7urantoin 100 mg per oral per hari sampai kateter dilepas 5% Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada
penderita"
menghalangi
inolusi
uterus
dan
menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang #2 9 24 jam 8 lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. 7. Pembalutan dan pera!atan luka 1% ika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidak terlalu banyak jangan mengganti pembalut #% ika pembalut agak kendor " jangan ganti pembalut" tapi beri plester untuk mengencangkan % &anti pembalut dengan cara steril 2% 6uka harus dijaga agar tetap kering dan bersih 5% ahitan 7asia adalah utama dalam bedah abdomen" angkat jahitan kulit dilakukan pada hari kelima pasca SC g. ika masih terdapat perdarahan 1% 6akukan masase uterus #%
perlu :bat9obatan lain -ntuk meningkatkan italitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian + it. C k. ?al > ?al lain yang perlu diperhatikan 1% Paska bedah penderita dira!at dan diobserasi kemungkinan komplikasi berupa perdarahan dan hematoma pada daerah operasi
9
#% Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma. % Klien dibaringkan dengan posisi semi 7o!ler berbaring dengan lutut ditekuk% agar diding abdomen tidak tegang. 2% Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis. 5% 6akukan pera!atan luka untuk mencegah terjadinya in7eksi. )% Perhatikan jenis anastesi yang diberikan/ 9 Anastesi umum / mempunyai pengaruh pada pusat perna7asan 9
janin Anastesi Spiral / baik buat janin tapi tekanan darah klien dapat
9
menurun Anastesi local / cara yang paling aman tidak mempengaruhi janin dan klien
<. Konsep Asuhan Kepera!atan 1. Pengkajian 7okus a. +dentitas klien dan penanggung ja!ab *eliputi nama" umur" pendidikan" suku bangsa" pekerjaan" agama" alamat" status perka!inan" ruang ra!at" nomor medical record" diagnosa medik" yang mengirim" cara masuk" alasan masuk" keadaan umum tanda ital. b. Keluhan utama c. ,i!ayat kehamilan" persalinan" dan ni7as sebelumnya bagi kien multipara d. Data ri!ayat penyakit 1% ,i!ayat kesehatan sekarang *eliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah klien operasi. #% ,i!ayat kesehatan dahulu *eliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang" maksudnya apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama plasenta preia% % ,i!ayat kesehatan keluarga *eliputi penyakit yang diderita klien dan apakah keluarga klien ada juga mempunyai ri!ayat persalinan yang sama plasenta preia%. e. Pola9pola 7ungsi kesehatan 7. Pola9pola 7ungsi kesehatan 1% Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
10
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini" dan cara pencegahan" penanganan" dan pera!atan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam pera!atan dirinya #% Pola Futrisi dan *etabolisme Pada klien ni7as biasanaya terjadi peningkatan na7su makan karena dari keinginan untuk menyusui bayinya. % Pola akti7itas Pada klien pos partum klien dapat melakukan aktiitas seperti biasanya" terbatas pada akti7itas ringan" tidak membutuhkan tenaga banyak" cepat lelah" pada klien ni7as didapatkan keterbatasan aktiitas karena mengalami kelemahan dan nyeri. 2% Pola eleminasi Pada klien postpartum sering terjadi adanya perasaan sering 8 susah kencing selama masa ni7as yang ditimbulkan karena terjadinya odema" yang menimbulkan in7eksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan
11
1% Kepala
untuk
melihat
kelainan9kelainan
karena
membesarnya uterus" karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal. 11% anda9tanda ital Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun" nadi cepat" perna7asan meningkat" suhu tubuh turun. #. Diagnosa kepera!atan yang sering muncul
12
a. Fyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri histamin" prostaglandin% akibat trauma jaringan dalam pembedahan section caesarea% b. &angguan mobilitas 7isik berhubungan dengan nyeri pada abdomen post operasi SC c. ,esiko in7eksi berhubungan dengan perdarahan" luka post operasi d. Cemas berhubungan dengan koping yang tidak e7ekti7
. ,encana indakan a. Diagnosa / Fyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri histamin" prostaglandin% akibat trauma jaringan dalam pembedahan
9 9 9 9 9
section caesarea% ujuan/ Klien akan mengungkapkan penurunan nyeri Kriteria hasil/ *engungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang Skala nyeri 091 dari 0 > 10 % Dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri Kooperati7 dengan tindakan yang dilakukan ; dalam batas normal G Suhu / )93HC" D / 1#0840 mm?g" ,, / 149#0B8menit" Fadi / 409100 B8menit
indakan ,asional 1% Kaji lokasi" si7at dan durasi nyeri" *enandakan khususnya
saat
berhubungan tindakan.
dengan indikasi kelahiran sesaris.
ketepatan
Klien
kelahiran
sesaria
mengalami
#% ?ilangkan menghasilkan kehilangan
7actor97aktor ansietas control%"
yang ingkat misG indiidual
menunggu
iminen
dapat
berbagai
ketidaknyamanan" indikasi
yang
pilihan
derajat
tergantung
terhadap
pada
prosedur.
toleransi
ansietas
dan
dipengaruhi
adalah oleh
berikan berbagai 7aktor. Ansietas berlebihan
in7ormasi akurat" dan anjurkan pada respon terhadap situasi darurat keberadaan pasangan.
dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena rasa takut" tegang" dan nyeri yang saling berhubungan dan merubah
% +nstruksikan
teknik
relaksasiG
kemampuan klien untuk mengatasi. Dapat membantu dalam reduksi
13
posisikan
senyaman
mungkin.
&unakan sentuhan terapeutik.
ansietas
dan
ketegangan
dan
meningkatkan kenyamanan.
b. I
,8
,
a. Kurane b. &angguan mobilitas 7isik berhubungan dengan nyeri pada abdomen post operasi SC ujuan/ Dalam B #2 jam gangguan mobilitas 7isik teratasi dengan kriteria hasil klien mampu melakukan aktiitasnya secara mandiri indakan 1% Kaji tingkat mobilitas dari klien
,asional 1% Diharapkan dapat
mempermudah
pemberian tindakan selanjutnya #% Diharapkan dapat
#% *otiasi klien untuk melakukan mobilitas bertahap % Pertahankan
posisi
secara tubuh
yang
tepat 2% berikandukungan dan bantuan kelu arga8orang latihan gerak klien.
terdekat pada
pengobatan meningkatkan
kenyamanan dan ambulasi. % Dapatkan
meningkatkan posisi
7ungsional pada tubuh klien. 2% *emampukan keluarga8orang terdekat untuk akti7itas dalam pera!atan
klien
perasaan senang dan nyaman pada klien.
14
c. Diagnosa kepera!atan
/ ,esiko in7eksi berhubungan dengan
perdarahan" luka post operasi ujuan umum / Sel darah putih" suhu" nadi" tetap dalam batas normal. Penyembuhan insisi terjadi dengan tujuan pertama G uterus tetap lembut dan tidak empuk dan lochia bebas dari bau.
indakan 1% Angkat balutan erban abdomen sesuai indikasi
,asional 1% *emudahkan insisi untuk kering dan meningkatkan penyembuhan setelah #2 jam pertama menjalani
#%
prosedur pembedahan. #% +nsisi biasanya sudah sembuh benang
% Anjurkan klien untuk mandi air hangat setiap hari.
untuk pada
295
cukup
pengangkatan hari
setelah
prosedur pembedahan. % *andi sering diijinkan setelah hari ke9# menjalani prosedur kelahiran caesarea
dapat
meningkatkan
15
kebersihan dan dapat merangsang 2%
2
jam
setelah
prosedur
pembedahan. 5% Ambil darah aginal dan kultur urine bila in7eksi dicurigai.
sirkulasi dan penyembuhan luka 2% *empertahankan kontraksi miometrial oleh karena menurunya penyebaran bakteri melalui dinding uterus"
membantu
dalam
pengeluaran bekuan dan selaput. 5%
klien
membran
yang
tetap
menjalani
mempunyai
utuh
kelahiran
sebelum caesarea"
pemasangan kateter tidak tetap" mempredisposisi ).
klien
untuk
kemungkinan in7eksi. )% *enurunkan 8 mengurangi kemungkinan partum
endometritis
sebagaimana
post halnya
dengan komplikasi seperti abses insisi atau trombophlebitis pelis. d. Diagnosa / Cemas b8d koping yang tidak e7ekti7. Tujuan : Klien akan G *engungkapkan rasa takut pada keselamat klien dan janin • *endiskusikan perasaan tentang kelahiran sesaria • ampak benar9benar rileks • *enggunakan sumber atau sistem pendukung secara • e7ekti7 indakan 1% Kaji
respons
psikologis
,asional pada *akin klien
merasakan
ancaman"
kejadian dan ketersediaan system makin besar tingkat ansietas. pendukung. #% Pastikan direncanakan direncanakan.
apakah atau
prosedur tidak
Pada kelahiran sesaria yang tidak direncanakan" klien8pasangan biasanya tidak
mempunyai
!aktu
untuk
16
persiapan secara psikologis maupun 7isiologis.
sesaria
ketakutan
dapat
membuat
klien8pasangan
karena
ancaman 7isik aktual atau dirasakan pada ibu dan bayi yang berhubungan dengan prosedur dan pembedahan itu
% etap bersama klien dan tetap tenang.
perlahan.
sendiri. *embantu
membatasi
ansietas
interpersonal"
transmisi dan
mendemonstrasikan perhatian terhadap
unjukkan empati.
klien8pasangan. 2%
pada
kemungkinan
keberhasilan hasil akhir dan membantu memba!a ancaman yang dirasakan 8 aktual ke dalam perspekti7. *endukung mekanisme koping dasar
5% Dukung8arahkan mekanisme
kembali koping
yang
diekspresikan
dan
otomatik"
meningkatkan
kepercayaan diri dan penerimaan" dan menurunkan ansietas Klien dapat mengalami penyimpangan
)% Diskusikan pengalaman 8 harapan kelahiran anak pada masa lalu" bila tepat.
memori dari melahirkan masa lalu atau persepsi
tidak
realistis
dari
abnormalitas kelahiran sesaria yang akan meningkatkan ansietas. *emungkinkan
3%
lingkungan"
seperti
jumlah orang yang ada" sesuai indikasi keinginan klien.
kesempatan
klien8pasangan
untuk
menginternalisasi *enyusun
bagi
in7ormasi.
sumber9sumber"
dan
mengatasi dengan e7ekti7
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul bari" Sai7uddin. #00#. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan *aternal dan Feonatal.
18