LAPORAN MINGGUAN LAB. PERKERASAN PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR, SEDANG, HALUS & DAYA SERAP DAN KEHILANGAN BERAT AKIBAT PEMANASAN Dosen pembimbing : Drs. Kusumadi, M.T D I S U S U N OLEH : NAMA
: NATALIUS SIHITE
KELAS
: SI – 5E
NIM
: 1505022095 1505022095
KELOMPOK
: 1 (SATU)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2016
LABORATORIUM REKAYASA JALAN RAYA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
BERAT JENIS DAN DAYA SERAP AGREGAT KASAR & AGREGAT SEDANG (Specific Gravity and Absorption of Coarse Aggregate & Medium Aggregate)
1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menentukan berat jenis dan daya serap agregat kasar dan agegat halus. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk ), berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat kasar.
2. Terminologi
Berat jenis
: bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
Berat jenis (SSD): atau berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingaan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu. Berat jenis semu : apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sam a dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu. Penyerapan
: ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.
3. Teori Dasar Mencari nilai Relative density dari suatu contoh bahan mentah secara umum dilakukan dengan menggunakan timbangan, keranjang baja (steel yard) yang mengacu pada buku acuan dari sifat fisik dan mineralogi fisik ( physical mineralogy ) (Hurlbut and Klein,1977) Karakteristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat yang termasuk beton semen portland, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume. Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) merupakan bagian relative density dari bahan padat yang berbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/rongga udara yang dapat menyerap air. Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat karena penyerapaan air oleh pori-pori, dibanding dengan kondisi kering.
4. Prosedur Percobaan (AASHTO T-84-88) 4.1 Peralatan
4.2
Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg. Tempat air dengan kapasitas bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehinga permukaan air selalu tetap. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% pori berat contoh yang diitimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)°C.
Alat pemisah contoh.
Sarinagan no.4
Sampel Sampel adalah agregat yang tertahan saringan no.4, yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira 5 kg.
4.3
Cara Melakukan
4.4
Cuci sampel untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan. Keringkan sampel dalam oven pada suhu 110°C sampai berat tetap. Dinginkan sampel pada suhu kamar selama 1 sampai 3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,3 gram (BK). Rendam sampel dalam air pada suhu kamar selama 24 jam. Keluarkan sampel dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu. Timbang sampel kering permukaan jenuh (BJ). Timbang sampel didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba). Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25°C)
Perhitungan a.
Berat Jenis (bulk specific gravity) =
−
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (Saturated Surface Dry) = c.
Berat Jenis Semu (Apparent Specifict Gravity) =
d. Penyerapan =
−
−
x 100%
5. Pelaporan Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka dibelakang koma.
DOKUMENTASI BERAT JENIS AGREGAT KASAR
Pencucian & Perendaman Sampel
Sampel Dalam Air
Berat Sampel
Berat Sampel Dalam Air
Berat Sampel Kering Oven
DOKUMENTASI BERAT JENIS AGREGAT SEDANG
Pencucian & Perendaman Sampel
Berat kering Sampel
Berat Sampel
Berat Sampel Dalam Air
Berat Sampel Kering Oven
BERAT JENIS DAN DAYA SERAP AGREGAT HALUS (Specific Gravity and Absorption of Fine Aggregate)
1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menentukan berat jenis dan daya serap agregat kasar dan agegat halus. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat kasar.
2. Terminologi
Berat jenis
: bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
Berat jenis (SSD): atau berat jenis kering permukaan jenuh yaitu perbandingaan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu. Berat jenis semu : apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu. Penyerapan
: ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.
3. Teori Dasar Mencari nilai Relative density dari suatu contoh bahan mentah secara umum dilakukan dengan menggunakan timbangan, keranjang baja (steel yard) yang mengacu pada buku acuan dari sifat fisik dan mineralogi fisik ( physical mineralogy ) (Hurlbut and Klein,1977) Karakteristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat yang termasuk beton semen portland, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume. Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) merupakan bagian relative density dari bahan padat yang berbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/rongga udara yang dapat menyerap air. Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan perubahan berat agregat karena penyerapaan air oleh pori-pori, dibanding dengan kondisi kering.
4. Prosedur Percobaan 4.1 Peralatan
Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
Pikometer dengan kapasitas 300 ml.
4.2
Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm, dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 1) gram diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm. Saringan no.4 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memasang sampai (110±5)°C.
Pengukur suhu dengan ketentuan pembacaan loc.
Talam.
Bejana tempat air dan air suling
Pompa hampa udara (vacum pump) atau tungku.
Desikator.
Benda Uji Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak 100 gram.
4.3
Cara Melakukan
Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C, sampai berat tetap. Yang dimaksud berat tetap ialah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dari pada 0,1%. Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama (24±4 jam). Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas talam, keringkan diudara panas dengan cara membalikbalikkan benda uji. Lakukan pengeringan sampai terjadi keadaan kering permukaan jenuh. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji kedalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali angkat kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda penguji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram benda uji kedalam piknometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat digunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap dapat dilakukan dengan merebus piknometer.
4.4
Perhitungan a.
Berat Jenis (bulk specific gravity) =
+−
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (Saturated Surface Dry) = c.
Berat Jenis Semu (Apparent Specifict Gravity) =
d. Penyerapan =
5−
+−
x 100%
Keterangan : Bk B Bt 500
= berat benda uji kering oven, (gram) = berat pikometer berisi air, (gram) = berat piknometer berisi benda uji dan air, (gram) = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh, (gram)
5. Pelaporan Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai 2 angka dibelakan koma.
DOKUMENTASI BERAT JENIS AGREGAT HALUS
Berat Kering Sampel
Bejana Berisi Air Suling
Sampel Hasil Kerucut Terpancung
Sampel + Air Suling
Proses Vacum
LABORATORIUM REKAYASA JALAN RAYA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN
KEHILANGAN BERAT AKIBAT PEMANASAN DENGAN THIN-FILM OVEN TEST (Loss On Heating By Thin-Film Oven Test)
1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum Pemeriksaaan ini dimasukkan untuk menetapkan penurunan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat semula. Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu : a. Menyiapkan campuran sampel secara benar. b. Melakukan pemeriksaan penetrasi, daktilitas dan titik lembek sebelum dan sesudah penurunan berat dengan benar. c. Menurunkan persentase penurunan berat minyak dan aspal akibat pemanasan.
2. Terminologi a.
Penetrasi : suatu nilai (dalam 0,1 mm) yang menyatakan tingkat kekerasan material aspal. b. Daktilitas : suatu nilai yang menyatakan kuat tidaknya suatu material aspal dalam menahan gaya tarik (dinyatakan lebih atau kurang dari 100 cm). c. Titik lembek : suhu pada saat aspal mulai melunak. d. Durabilitas : kemampuan untuk menahan pengaruh buruk yang di akibatkan oleh faktor-faktor luar, seperti faktor cuaca, faktor kimiawi, faktor lingkungan dan lain sebagainya.
3. Teori dasar Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal. Kerusakan yang timbul sering berasal dari sinar matahari, yang mungkin akan merusak molekul aspal, dibantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul dengan cara ini dinamakan fotooksida. Untungnya, sinar yang merusak ini hanya dapat mempengaruhi beberapa lapis molekel pada lapisan atas aspal. Oleh karena itu fotooksida dianggap kecil pengaruhnya apabila dilihat dari tabel aspal secara keseluruhan. Namun, proses diatas tidak bisa diabaikan dalam kontribusinya terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada lapisan permukaan tipis aspal pada agregat. Efek pelapukan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali pada peermukaan yang sangat tipis. Fenomena yang terjadi ketika aspal dipanaskan dan kemudian didinginkan kembali pada suhu ruang, dimana pengerasan (hardening) akan berlanjut terus bergantung pada proses oksidasi dan penyinaran. Proses pengerasan ini berlangsung
lebih cepat pada beberapa jam pertama dan kemudian berangsur-angsur berkurang. Sesudah kira-kira setahun, tingkat pengerasan ini bisa diabaikan. Di Indonesia prosedur yang tersedia untuk mengevaluasi durabilitas material aspal adalah Thin Film Oven Test (TFOT), dengan melakukan pembatasan evaluasi hanya pada beberapa karakteristik aspal, seperti kehilangan berat ( loss on heating) dan penetrasi, daktilitas dan titik lembek setelah kehilangan berat. Karakteristik campuran, khususnya mengenai durabilitas, sangat tergantung pada karakteristik aspal. Pada pengujian ini, suatu sampel tipis dipanaskan dalam oven selama periode tertentu, dan karakteristik sampel sesudah dipanaskan kemudian diperiksa untuk meneliti indikasi adanya proses pengerasan atau proses pelapukan dari material aspal.
4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 47-83 dan AASHTO T 179-88) a. Peralatan
Termometer .
Oven yang dilengkapi dengan :
Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1)°C. Pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada poros vertical dan berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran menit .
Cawan logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata. Ukuran dalam diameter 15 mm dan tinggi 35 mm. Neraca analitik dengan kapasitas (200 ± 0,001) gram.
b. Penyiapan Sample
Sebelum dilakuan pemanasan, lakukan pada sampel pengetesan penetrasi (AASHTO T 49-89), titik lembek (AASHTO T 53-89) dan daktilitas (AASHTO T 51-81) sesuai prosedur yang ada. Persiapan pemanasan : aduklah contoh minyak atau aspal serta panaskan bila perlu untuk mendapatkan campuran yang merata. Tuangkan contoh kira –kira (50,0 ± 0,5) gram kedalam cawan dan setelah dingin timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (A).
Sample yang diperiksa harus bebas air
Siapkan sample ganda (duplo).
c. Pengujian
Letakkan sample diatas pinggan setelah oven mencapai suhu (163 ± 1)°C. Pasanglah termometer pada dudukannya sehingga terletak pada jarak 1,9 cm dari pinggir pinggan dengan ujung 6 mm diatas pinggan. Ambillah sample dari oven setelah 5 jam sampai dengan 5 jam 15 menit. Dinginkan sample pada suhu ruang, kemudian timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (B). Lakukan kembali pada sample pengetesan penetrasi (AASHTO T 49-89), titik lembek (AASHTO T 51-81) sesuai prosedur yang ada.
d. Perhitungan Hitunglah berat jenis dengan persamaan : Penurunan berat (%) = Dimana : A B
−
X 100%
= berat sample dan cawan sebelum pemanasan (gram) = berat sample dan cawan sesudah pemanasan (gram)
Untuk Thin-Film Oven Test (TFOT), bandingkan nilai penetrasi, daktilitas dan titik lembek sebelum dan sesudah dimasukkan kedalam oven.
5. Pelaporan Laporan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sampai 3 angka dibelakang koma.
DOKUMENTASI PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT
Berat Cawan Kosong
Penuangan Aspal Kedalam Cawan
Berat Cawan + Aspal keras
Berat Sebelum Pemanasan
Benda Uji di Oven
Berat Sesudah Penguapan