KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur syukur kami panjatkan kepada kepada Allah Allah SWT, karena dengan dengan limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga laporan lengkap SBOA ini diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. aporan lengkap SBOA berjudul! "Standarisasi "Standaris asi bahan obat alam alam simpl simplisi isiaa daun daun salam salam #Syz Syzygi ygiump umpoly olyant anthum hum Wight$ Wight$,, lengkuas (Alpinia galangal L.), L.), dan meri%a # Piper Alba$&. Alba$&. 'ami 'ami menyada menyadari ri bahwa bahwa tanpa tanpa bantua bantuan n dari dari berbag berbagai ai pihak, pihak, penyu penyusun sunan an aporan lengkap SBOA ini tidak akan berjalan dengan baik. (ntuk itu ,penulis mengu% mengu%apk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah memban membantu tu dalam dalam penyusunan aporan lengkap SBOA ini. 'ami 'ami menyada menyadari ri sepenu sepenuhny hnyaa bahwa bahwa dalam dalam penuli penulisan san aporan aporan lengka lengkap p SBOA ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersi)at membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang. Akhir kata semoga aporan lengkap SBOA ini dapat berman)aat bagi penulis khususnya dan pemba%a pemba%a pada umumnya.
'endari, * +anuari *-
Penulis
1
DAFTAR ISI
'ATA P/N0ANTA1 22222222.22222222222222...3A4TA1 5S522222222222222.222222222222...* 5S522222222222222.222222222222...* BAB 522222222222222222.2222222..222226 522222222222222222.2222222..222226 P/N3A7((AN222222222222.2222222222.22..6 P/N3A7((AN222222222222.2222222222.22..6 A. atar Belakang222222222............22..222.222..228 Belakang222222222............22..222.222..228 B. 1umusan 9asalah22222...222222.................................228 9asalah22222...222222.................................228 :. Tujuan22222..22222222.....................................22228 Tujuan 22222..22222222.....................................22228 BAB 55 22222222222222222222222222222. 55 22222222222222222222222222222. T5N+A(AN P(STA'A22222222..2222222 P(STA'A22222222..22222222222222 2222222 BAB 555 2222222222222222222222222222.-; 7AS5 3AN P/9BA7ASAN22..2222222...22222222 P/9BA7ASAN22..2222222...222222222.-; 2.-; A. 7AS52222222222222222222.222222...-; B. P/9BA7ASAN22222....22222222222222226< BAB 5552222222222222222222222222222...; P/N(T(P22222222222222222..2222222222; P/N(T(P22222222222222222..2222222222; A. 'esimpulan222222222222222222222222; 'esimpulan222222222222222222222222; 3A4TA1 P(STA'A22222222222222222222222;* P(STA'A22222222222222222222222 ;* A9P51AN2222222222222222222222222.2..;;
2
DAFTAR ISI
'ATA P/N0ANTA1 22222222.22222222222222...3A4TA1 5S522222222222222.222222222222...* 5S522222222222222.222222222222...* BAB 522222222222222222.2222222..222226 522222222222222222.2222222..222226 P/N3A7((AN222222222222.2222222222.22..6 P/N3A7((AN222222222222.2222222222.22..6 A. atar Belakang222222222............22..222.222..228 Belakang222222222............22..222.222..228 B. 1umusan 9asalah22222...222222.................................228 9asalah22222...222222.................................228 :. Tujuan22222..22222222.....................................22228 Tujuan 22222..22222222.....................................22228 BAB 55 22222222222222222222222222222. 55 22222222222222222222222222222. T5N+A(AN P(STA'A22222222..2222222 P(STA'A22222222..22222222222222 2222222 BAB 555 2222222222222222222222222222.-; 7AS5 3AN P/9BA7ASAN22..2222222...22222222 P/9BA7ASAN22..2222222...222222222.-; 2.-; A. 7AS52222222222222222222.222222...-; B. P/9BA7ASAN22222....22222222222222226< BAB 5552222222222222222222222222222...; P/N(T(P22222222222222222..2222222222; P/N(T(P22222222222222222..2222222222; A. 'esimpulan222222222222222222222222; 'esimpulan222222222222222222222222; 3A4TA1 P(STA'A22222222222222222222222;* P(STA'A22222222222222222222222 ;* A9P51AN2222222222222222222222222.2..;;
2
BAB I PENDAHULUAN A. LAT LATAR BELA BELAKAN KANG G 9eskipun 9eskipun peningkatan peningkatan penggunaa penggunaan n obat sintetik sintetik berlangsung berlangsung dengan
%epat, namun seiring bertambahnya waktu terjadi pula peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak negati) dari penggunaan obat=obatan sintetik. Akibat Akibatnya nya masyarak masyarakat at kembal kembalii memilih memilih tumbuh tumbuhan an obat obat sebagai sebagai alterna alternati) ti) terhada terhadap p penyem penyembuh buhan an berbag berbagai ai penyaki penyakit. t. Selain Selain itu, itu, e)ek e)ek sampin samping g yang yang ditimbulkan juga lebih ke%il. Tumbuhan obat sudah sejak lama diman)aatkan oleh oleh masyarak masyarakat at untuk untuk mening meningkat katkan kan keseha kesehatan tan #promo #promoti)$ ti)$,, memulih memulihkan kan kesehatan #rehabilitati>e$, pen%egahan penyakit #pre>enti)$, dan penyembuhan penyakit #kurati)$. 1amuan obat bahan alam ala m hampir ha mpir dimiliki oleh setiap s etiap suku bangsa di 5ndonesia dan digunakan se%ara turun temurun sebagai obat. 7al tersebut memi%u peneliti untuk melakukan penelitian di bidang bio)armaka, yaitu mengenai obat =obatan alami yang berasal dari tumbuhan. 5ndonesia sia yang ang beriklim trop ropis merupakan kan Negara
dengan
keanek keanekarag aragaman aman hayati hayati terbes terbesar ar kedua kedua di dunia dunia setelah setelah Bra?il. Bra?il. 5ndone 5ndonesia sia memiliki sekitar *;.=6. spesies tanaman yang merupakan <@ dari jenis tanaman di dunia dan @ dari jenis tanaman di Asia. Obat bahan alam baik yang berasal dari 5ndonesia maupun dari luar negeri sangat pesat perkembangannya, dengan demikian diperlukan suatu standarisasi baik pada bahan baku ataupun dalam bentuk sediaan ekstrak atau sediaan galenik sehingga produk=produk herbal tersebut dapat terjaga kualitas dan khasiatnya. (ntuk menjamin bahwa kualitas herbal sama pada setiap produksinya dan memenuhi standar minimal maka harus ada penetapan standar dari hulu ke hili hilir. r. 'ita 'ita haru harusl slah ah memp memperh erhati atika kan n dari dari mana mana tumb tumbuh uhan an itu itu bera berasal sal,, bagaimanakan %ara panennya, dan bagaimana proses selanjutnya. Praktikum Standarisasi Bahan Obat Alam bertujuan untuk mengetahui Standarisasi Bahan Obat Alam. 9elalui praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mempelajari mempelajari dan mendalami mendalami proses standarisasi sehingga mahasiswa mampu menerapkan ilmu teori di bangku perkuliahan dengan praktik se%ara langsung.
3
B. RUMU RUMUSA SAN N MAS MASAL ALAH AH 1umusan masalah pada laporan praktikum ini yaitu! -. Bagaimana Bagaimana proses proses pengambi pengambilan lan sampel sampel tanaman tanaman yang yang akan akan dstandarisasi dstandarisasi *. Tuliskan Tuliskan klasi)ikasi klasi)ikasi tanaman tanaman yang yang akan akan di standari standarisasi sasi 6. Apa tujuan dilakukanny dilakukannyaa penangan penanganan an pada pada pas%a pas%a panen panen 8. 7al=ha 7al=hall apa yang harus harus dilakuka dilakukan n pada tahap tahap pas%a panen panen pada tanama tanaman n
yang akan di standarisasi ;. Bagaiman Bagaiman proses proses ekstraksi ekstraksi pada pada sampel sampel lengkuas lengkuas,, meri%a, meri%a, dan daun daun salam salam . Bagaim Bagaimana ana %ara pembua pembuatan tan herbariu herbarium m menggu menggunak nakan an sampel lengkua lengkuas, s, meri%a dan daun salam C. Bagai Bagaima mana na %ara %ara mela melaku kuka kan n iden identi ti)ik )ikasi asi simp simpli lisia sia se%ar se%araa makr makros osko kopi pik k maupun mikroskopik dan mengetahui %iri khas masing=masing simplisia tersebut <. Bagaim Bagaimana ana %ara penetapan penetapan paramet parameter er non spesi)i spesi)ik k #susut #susut pengeri pengeringa ngan, n, kadar air, dan kadar abu $ pada masing=masing sampel uji . Bagaim Bagaimana ana %ara melakuk melakukan an skrining skrining )itokim )itokimia ia dan apa saja kandun kandungan gan kimia yang terdapat pada daun salam, meri%a dan lengkuas -. Bagaimana Bagaimana %ara pemisahan pemisahan dengan menggunakan menggunakan metode kromatogra)i kromatogra)i lapis tipis #'T$ --. --. Bagaimana Bagaimana proses analisis analisis kualitati) kualitati) -*. Bagaimana proses analisis kuantitati) menggunakan menggunakan spektro spektro C. TUJUAN Tujuan masalah pada laporan praktikum ini yaitu! -. 9enjelaskan 9enjelaskan proses proses pengamb pengambilan ilan sampel sampel tanaman tanaman yang akan dstanda dstandarisasi risasi *. 9enjelaskan 9enjelaskan klasi)ikasi klasi)ikasi tanama tanaman n yang yang akan akan di standarisasi standarisasi 6. 9enjelaskan 9enjelaskan tujuan dilakukanny dilakukannyaa penangana penanganan n pada pada pas%a panen 8. 9enjela 9enjelaskan skan hal=hal hal=hal yang yang harus dilakuk dilakukan an pada tahap tahap pas%a panen panen pada
tanaman yang akan di standarisasi ;. 9enj 9enjel elask askan an pros proses es ekstr ekstrak aksi si pada pada sampe sampell leng lengku kuas, as, meri% meri%a, a, dan dan daun daun salam . 9enjela 9enjelaskan skan %ara pembuatan pembuatan herbariu herbarium m menggu menggunak nakan an sampel sampel lengku lengkuas, as, meri%a dan daun salam C. 9enjela 9enjelaskan skan %ara melakukan melakukan identi)i identi)ikas kasii simpli simplisia sia se%ara makrosko makroskopik pik maupun mikroskopik dan mengetahui %iri khas masing=masing simplisia tersebut. <. 9enjela 9enjelaskan skan hasil hasil penetap penetapan an parameter parameter non spesi)ik spesi)ik #susut #susut pengeri pengeringa ngan, n, kadar air, dan kadar abu $ pada masing=masing sampel uji
4
. 9enjela 9enjelaskan skan %ara melakuk melakukan an skrining skrining )itokim )itokimia ia dan apa saja kandung kandungan an kimia yang terdapat pada daun salam, meri%a dan lengkuas -. 9enjelaskan 9enjelaskan %ara pemisahan pemisahan dengan menggunakan menggunakan metode kromatogra)i kromatogra)i lapis tipis #'T$ --. --. 9enjelaskan 9enjelaskan bagaimana bagaimana proses analisis kualitati) kualitati) -*. 9enjelaskan bagaimana proses analisis kuantitati) kuantitati) menggunakan spektro
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Peman)a Peman)aata atan n bahan bahan alam sebagai sebagai obat obat tradisio tradisional nal di 5ndone 5ndonesia sia telah telah dilak ilaku ukan kan
oleh leh
nenek enek moyan oyang g
seja sejak k
bert bertah ahu un=ta n=tahu hun n
yang ang
lalu lalu..
W7O
merekom merekomend endasi asi penggu penggunaan naan obat obat tradis tradision ional al untuk untuk memelih memelihara ara kesehat kesehatan, an, men%egah dan mengobati penyakit. Se%ara umum, penggunaan obat tradisional dinilai dinilai lebih lebih aman aman daripa daripada da obat obat kimia kimia karena karena e)ek e)ek sampin samping g oba tradisio tradisional nal DnergyDe lebih sedikit jika digunakan se%ara tepat. 'andungan senyawa di dalam
5
ekstrak yang dapat tertarik oleh pelarut saat proses ekstraksi, diduga berperan dalam berbagai akti>itas )armakologi tersebut. Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan )aktor penting dalam proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat menyari sebagian besar metabolit sekunder yang diinginkan dalam simplisia #Bolanle, A.O., dkk. *-8$. Tanaman dapat diman)aatkan sebagai obat tradisional apabila tanaman tersebut mengandung senyawa
kimia yang mempunyai akti>itas biologis #?at
bioakti)$. Senyawa akti) itu merupakan metabolit sekunder yang meliputi alkaloid, )la>onoid, terpenoid, tannin dan saponin. 'andungan senyawa metabolit sekunder dalam suatu tanaman dapat diketahui dengan suatu metode pendekatan yang dapat memberikan in)ormasi adanya senyawa metabolit sekunder. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode skrining )itokimia #3itjen PO9, -C$. Obat tradisional yang berasal dari tumbuh=tumbuhan masih digunakan pada tara) tertentu pada Dnergy seluruh masyarakat dunia, terutama di :ina dan 5ndia. 7al ini dimungkinkan karena tumbuh=tumbuhan mengandung ribuan senyawa kimia, sedikit diantaranya berman)aat dan kebanyakan yang belum diketahui. Senyawa tersebut dapat ber)ungsi se%ara mandiri atau bersama=sama dengan senyawa lain untuk menimbulkan e)ek se%ara )isiologis dan psikologis terhadap manusia, sehingga untuk penggunaan obat tradisional lebih lanjut, diperlukan penelitian dan pengembangan dengan tahapan yang jelas dan sistematis #Bawa, *$. 3aun salam #Syzygiumpolyanthum Wight$ oleh masyarakat 5ndonesia biasa digunakan sebagai pelengkap bumbu dan obat. Sebagai pelengkap masakan, daun salam yang digunakan terlebih dahulu dikeringkan, se%ara tidak sadar masyarakat
telah
menggunakan
ekstrak
kandungan
daun
salam
dalam
masakannya. 3alam pengobatan daun salam digunakan untuk pengobatan kolesterol tinggi, ken%ing manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare. Berdasarkan pemikiran bahwa daun salam merupakan bahan alami yang telah lama digunakan sebagai bahan pelengkap masakan #Nurwijayanti., dkk. *-6$. 3aun salam #/ugenia polyantha$ merupakan salah satu bumbu dapur atau rempah=rempah.3aun salam mengandung saponin, triterpen, )la>onoid, Dnergy,
6
dan alkaloid, sedangkan minyak atsiri dalam daun salam terdiri dari seskuiterpen, lakton dan )enol #1etno dan 3ewanti. *-;$. Se%ara tradisional masyarakat 5ndonesia telah meman)aatkan berbagai tanaman untuk mengobati diare, salah satu tanaman tersebut adalah daun salam. 3aun salam mungkin dapat meredakan diare karena memiliki e)ek antimikroba. 3aun salam memiliki komponen kimia! )la>onoid, minyak atsiri dan Dnergy #3ewanti, *--$. 3i 5ndonesia dikenal berma%am=ma%am lengkuas, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih, dan lengkuas dengan warna antara merah dan putih. engkuas putih biasa digunakan untuk bumbu dalam masakan, sedangkan lengkuas merah diman)aatkan sebagai obat. Se%ara )armakologis ekstrak lengkuas diketahui mempunyai akti>itas anti=kapang, anti=khamir, anti=kanker, anti=tumor, dan antioksidan. Akti>itas antimikroba lengkuas merah #A. purpurata '. S%hum$ dilaporkan lebih tinggi dari lengkuas putih #A. DnergyDe . Willd.$, baik terhadap bakteri #/. %oli, S. typhimurium, E. %holeare, P. aeruginosa, . mono%ytogenes, S. aureus, dan B. %ereus$ maupun kapang #A. )la>us dan 1. oligosporus$. 'egunaan minyak esensial lengkuas merah untuk pengawetan makanan belum banyak diin)ormasikan #1ialita T., dkk. *-;$. engkuas #Alpinia DnergyDe$ merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan untuk terapi kanker. engkuas mengandung berbagai bahan akti), sala h satunya -F a%etoGy %ha>i%ol a%etate #A:A$, yang berkhasiat sebagai antikanker melalui kerjanya sebagai antiin)lamasi, menginduksi apoptosis dan menghambat akti>itas proli)erasi. Ben?o#a$pyrene #BaP$ adalah anggota Polisiklik Aromatik 7idrokarbon #PA7$ ber%in%in lima yang merupakan kelompok senyawa DnergyD yang bersi)at DnergyDen dan karsinogenik #iangan 1., dkk. *-;$. Bagian dari tanaman lengkuas yang sering digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. 1impang lengkuas se%ara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit seperti ! diare, disentri, panu, kudis, ber%ak=ber%ak kulit dan tahi lalat, menghilangkan bau mulut, dan sebagai obat kuat #Parwata, *<$. Tanaman lada #meri%a$ merupakan tanaman berkayu yang memanjat, panjang sampai -; m, kulit batang berwarna hijau tua, berakar pada buku=
7
bukunya. Buah buni, bulat atau agak elip, buah muda berwarna hijau tua kemudiaan menjadi merah dan akhirnya hitam. ada #piper alba$ merupakan salah satu jenis rempah yang telah lama digunakan sebagai ramuan obat tradisional dalam Dnergy pengobatan india kuno Ayur>eda. 'andungan kimianya, mengandung bahan akti) alkaloid piperin yang berkhasiat sebagai analgesi%, antipiretik, anti=in)lamasi, serta memperlan%ar proses pen%ernaan. 9enurut keper%ayaan 5ndia 'uno, ?at pedas #piperin$ pada lada juga ber)ungsi sebagai a)rodisiak #9ulida 3 1, dkk . *-;$. Tanaman meri%a hitam berupa tanaman yang memanjat, dengan akar pelekat, batang ;=-; m. 3aun berseling atau tersebar, bertangkai, dengan daun penumpu yang mudah gugur dan meninggalkan berkas yang berupa suatu lingkaran. 7elaian daun bulat telur, memanjang dengan ujung merun%ing, ;=-; %m G <=* %m, pada sisi buah pada kelenjar=kelenjar yang tenggelam. Bulir terpisahpisah, bergantungan terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. 3aun pelindung memanjang, 8=; mm panjang. Buah berupa buah buni, bangun bulat #Amalina, *<$. Peranan SOP pas%a panen untuk menjadikan bahan baku menjadi lebih bermutu dari sumber bahan tanaman merupakan aspek penting, karena kualitas bahan baku tanaman obat dipengaruhi oleh )aktor %ara panen, proses pas%a panen dan lain=lain. 9elalui 0AP, yang merupakan tahapan menuju bahan baku terstandar, >arias mutu yang besar dalam tanaman dikurangi melalui modi)ikasi teknologi dan )ito)armasi sehingga mutu produk lebih stabil. 'andungan kimia yang merupakan metabolit sekunder, digunakan sebagai standar petanda #marker$. 3engan demikian diharapkan dapat memenuhi tiga DnergyDe seperti produk ke)armasian lainnya, yaitu Huality Sa)ety /))i%a%y #9utu Aman 'hasiat$. Bahan baku yang sudah ditangani sesuai SOP pas%a panen akan memenuhi standarisasi, mempunyai perbedaan ?at akti) sangat ke%il, demikian juga yang terdapat dalam setiap sediaan minuman )ungsional. 3engan standarisasi ini, diharapkan ada korelasi kuat antara dosis dan e)ek obat dapat di%apai. Oleh karena itu, penerapan SOP penanganan pas%a panen dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan pengembangan usaha tani tanaman obat ini, agar Dnergy man)aat sebesar=
8
besarnya kepada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah sentra produksi #+anuwati, *--$. Tahapan penanganan pas%a panen meliputi tahap yang sortasi basah, pen%u%ian,
perajangan,
pengeringan,
pengepakan
dan
penyimpanan, dan
penyimpanan harus teratur, rapi, untuk men%egah resiko ter%emar atau saling men%emari satu sama lain, serta untuk memudahkan pengambilan, pemeriksaan, dan pemeliharaannya. Simplisia yang disimpan harus diberi label yang men%antumkan identitas, kondisi, jumlah, mutu, dan %ara penyimpanannya. Pengeluaran
simplisia
yang
disimpan
harus
dilaksanakan
dengan
%ara
mendahulukan bahan yang disimpan lebih awal #"4irst in=4irst out& I 454O$. #/milan, *--$. /kstrak dapat dibagi dalam dua katagori, yaitu ekstrak kasar dan ekstrak murni. /kstrak kasar artinya ekstrak yang mengandung semua bahan yang tersari dengan menggunakan pelarut DnergyD, sedangkan ekstrak murni adalah ekstrak kasar yang telah dimurnikan dari senyawasenyawa inert melalui proses penghilangan lemak, penyaringan menggunakan resin atau adsorben #Wijesekera, --$. /kstrak murni lebih disukai karena mempunyai bahan akti) atau komponen kimia yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekstrak kasar, sebagai %ontoh kandungan senyawa akti) dalam ekstrak kasar *@, setelah dimurnikan senyawa akti) akan meningkat menjadi @ #Wijesekera, --$. 3engan demikian, untuk mendapatkan produk bio)armaka dengan kandungan senyawa akti) yang tinggi diperlukan proses pemurnian lebih lanjut dari ekstrak kasar #7ernani, *C$. 4aktor=)aktor yang mempengaruhi mutu ekstrak antara lain, kualitas bahan baku yang digunakan, jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi, metode ekstraksi yang digunakan #maserasi statis atau dinamis, perkolasi, reperkolasi dan ekstraksi arus balik$, ukuran partikel bahan, suhu proses ekstraksi, Ph ekstrak dan metoda pemurniannya #7ernani, *C$. 7erbarium adalah pembelajaran yang merupakan material tumbuhan yang telah diawetkan dalam metode tertentu. 7erbarium merupakan suatu DnergyDe #%ontoh$ dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. 7erbarium biasanya dilengkapi dengan data=data mengenai
9
tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, mor)ologi, ekologi, maupun geogra)inya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi #Ayu 0 Pt., dkk. *-8$. 7erbarium yang dibuat dikhususkan pada tumbuhan=tumbuhan yang spesi)ik dan DnergyD saja, berjumlah pada masing=masing tumbuhan. Pembuatan herbarium akan dilakukan pada bagian terakhir dari penelitian ini yaitu setelah wawan%ara dan in)ormasi tumbuhan obat didapatkan. 7al ini dikarenakan untuk menjaga koleksi tumbuhan tetap dalam keadaan baik untuk dilanjutkan pada proses
herbarium
selanjutnya.
Penyajian
3ata.
3ata
yang
diperoleh
dideskripsikan, teknik obser>asi dan wawan%ara disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Teknik obser>asi dilakukan untuk mengeta=hui tumbuhan apa saja yang diman)aatkan
penduduk.
Teknik
wawan%ara
digunakan
untuk
menggali
pengetahuan umum penduduk tentang peman)aatan dari sampel sebagai obat tradisional #Sarno, dkk . *-6$. (ji mikroskopik dilakukan
dengan
mikroskopik
yang
derajat
perbesarannya disesuaikan denga keperluan. (ji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapt dilakukan melihat bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat pula menggunakan uji histokimia dengan penambahan pereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan ?at kandungan simplisia uji akan memebrikan warna spesi)ik, sehingga mudah di deteksi. Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesi)ik suatu
simplisia
atau penyusun jamu.
Sebelum
melakukan
pemeriksaan
mikroskopik harus di pahami bahwa masing=masing jaringan tanaman berbeda bentuknya. # /gon,-<;$ Banyak peralatan mikroskop DnergyDe walaupun sudah berupa %itra digital tetapi belum seluruhnya dilengkapi perangkat penunjang untuk melakukan pengolahan dan analisis %itra se%ara kuantitati). (mumnya analisis dilakukan se%ara >isual dan pengukuran dilakukan se%ara manual. Perkembangan metoda matematika baik untuk analisis bentuk maupun untuk pengenalan pola, memungkinkan dapat dilakukan analisis %itra mikroskopik se%ara otomatis menggunakan %omputer #Ardisasmita, *$.
10
Suatu simplisia tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memenuhi persyaratan mutu yang tertera dalam monogra)i simplisia. Persyaratan mutu yang tertera dalam monogra)i simplisia antara lain susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan kandungan kimia simplisia meliputi kadar minyak atsiri dan kadar kurkuminoid. Persyaratan mutu ini berlaku bagi simplisia yang digunakan dengan tujuan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan #Barokati dan Nina, *-6$. Abu adalah ?at anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan. 'adar abu suatu bahan erat kaitannya dengan kandungan mineral bahan tersebut. Berbagai mineral di dalam bahan ada di dalam abu pada saat bahan dibakar. 'adar abu merupakan besarnya kandungan mineral dalam tepung. 9ineral merupakan ?at anorganik dalam bahan yang tidak terbakar selama proses pembakaran. 'adar abu sangat dipengaruhi oleh jenis bahan, umur bahan, dan lain=lain. 'andungan abu pada suatu bahan pangan juga merupakan residu bahan anorganik yang tersisa setelah bahan DnergyD dalam makanan didestruksi #4ahmi. 3kk, *-8$. Penentuan parameter non spesi)ik ekstrak yaitu penentuan aspek kimia, mikrobiologi dan )isis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas. Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan, yang bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan. Parameter kadar abu merupakan bahan yang dipanaskan dalam DnergyDentD tertentu dimana senyawa DnergyD dan turunannya terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal Dnergy mineral dan anorganik, yang memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak #0untarti, dkk., *-;$. Skrining )itokimia merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu senyawa dalam suatu ekstrak tanaman seperti senyawa alkaloid, )la>onoid, sterol dan steroid, saponin dan Dnergy. Adanya )itokimia dalam suatu tanaman menunjukkan dapat digunakan sebagai obat. 9ereka dikenal untuk menunjukkan kedua kegiatan obat serta untuk kegiatan )isiologis #3itjen PO9, -;$. Skrining )itokimia menunjukkan bahwa ekstrak memiliki konstituen yang sama seperti simplisia. 5ni berarti bahwa maserasi dapat mengekstraksi semua
11
metabolit sekunder dalam simplisia. 9etabolit sekunder dalam simplisia dan ekstrak antara lain alkaloid, senyawa )enolik, saponin, kuinon, dan )la>onoid. Semua )raksi masih mengandung alkaloid, senyawa )enolik, dan )la>onoid. Sementara, ekstraksi %air %air berhasil memisahkan senyawa saponin dan kuinon dalam )raksi etil asetat serta kuinon dalam )raksi air #Saptarini, N. 9., dkk. *-6$. 5stilah kromatogra)i berasal dari bahasa atin %hroma berarti warna dan graphien berarti menulis.'romatogra)i pertama kali diperkenalkan oleh 9i%hael Tswest #-6$ seorang ahli botani dari 1usia. 9i%hael Tswest dalam per%obaannya ia berhasil memisahkan kloro)il dan pigmen=pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat #:a:O6$ yang diisikan ke dalam ka%a dan petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan %uplikan pada permukaan atas kalsium karbonat #:a:O6$, kemudian dialirkan pelarut petroleum eter. 7asilnya berupa pita=pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen=komponen dalam ekstrak tumbuhan #Bintang, 9aria,*-$. 3alam teknik kromatogra)i, sampel yang merupakan %ampuran dari berbagai ma%am komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam Dnergy yang terdiri dari )ase diam dan )ase gerak. Semua pemisahan pada kromatogra)i tergantung pada gerakan DnergyDe dari masing=masing komponen diantara kedua )ase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan lebih lemah oleh )ase diam akan bergerak lebih %epat daripada komponen yang satu dengan lainnya disebabakan oleh perbedaan dalam DnergyD, partisi, kelarputan atau penguapan diantara kedua )ase #7endayana, sumar, *-$. 'romatogra)i lapis tipis mirip dengan kromatoga)i lapis tipis #'T$. Bedanya lapis tipis #'T$ digantikan lembaran ka%a atau DnergyD yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, Dnergy gel, selulosa atau materi lainnya. 'romatogra)i lapis tipis bersi)at boleh ulang #reprodusibel$ dari pada kromatogra)i lapis tipis #'T$ #'hopkar, S.9, *-$. Penentuan harga 1) pada 'T sama dengan pada kromatogra)i lapis tipis #'T$. 7arga 1) dapatdigunakan untuk identi)ikasi kualitati). (ntuk tujuan penentuan kadar, ber%ak komponen dapat dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut yang sesuai untuk dianalisa dengan metode lain yang tepat. Aplikasi 'T sangat
12
luas, termasuk dalam bidang DnergyD dan anorganik. 'ebanyakan senyawa yang dapat dipisahkan bersi)at hidro)ob seperti lipida dan hidrokarbon dimana sukar bila dikerjakan dengan kromatogra)i lapis tipis #'T$. 'T juga penting untuk pemeriksaan identitas dan kemurnian senyawa obat, kosmetika, tinta, )ormulasi pewarna dan bahan makanan #(nderwood dan 3ay, -$. 3alam analisis kimia dikenal berbagai ma%am %ara untuk mengetahui data kualitati) dan kuantitati) baik yang menggunakan suatu peralatan opti% #DnergyDent$
ataupun
dengan
%ara
basah. Alat
DnergyDent
biasanya
dipergunakan untuk menentukan suatu ?at berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm #part per million$ atau ppb #part per billion$ #Triyati,-<;$. Spektro)otometri (E=Eisibel merupakan metode spektro)otometri yang didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah sinar tampak #Eisibel$ dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah tampak. (ntuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna #4atimah, *6$. Prinsip kerja spektro)otometri berdasarkan hukum ambert Beer, bila %ahaya monokromatik #5o$ melalui suatu media #larutan$, maka sebagian %ahaya tersebut diserap #5a$, sebagian dipantulkan #5r$, dan sebagian lagi dipan%arkan #5t$. Aplikasi rumus tersebut dalam pengukuran kuantitati) dilaksanakan dengan %ara komparati) menggunakan kur>a kalibrasi dari hubungan konsentrasi deret larutan standar dengan nilai absorbansinya. 'onsentrasi %uplikan ditentukan dengan substitusi nilai absorbansi %uplikan ke dalam persamaan regresi dari kur>a kalibrasi #Janlinastuti et al, *--$. :ahaya adalah suatu bentuk Dnergy radiasi yang mempunyai si)at sebagai gelombang dan partikel. Si)atnya sebagai gelombang dapat dilihat dengan terjadinya pembiasan dan pemantulan %ahaya oleh suatu medium, sedangkan si)atnya sebagai partikel dapat dilihat dengan terjadinya e)ek )oto listrik #Triyati, -<;$.
13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL 7asil dari laporan praktikum ini yaitu! -. Nama sampel ! 9eri%a # Piper alba .$ okasi pengambilan ! 3idesa anggomea kelurahan Waepai kabupaten
konawe Waktu pengambilan 'lasi)ikasi
! 1abu, -8 oktober *;, pukul -; K 8 W5TA
3i>isio
! Spermatophyta
Subdi>isio
! Angiospermae
:lassis
! 3i%otyledoneae
Ordo
! Piperales
4amilia
! Pipera%eae
0enus
! Piper
Spe%ies
! Piper alba .
*. Nama sampel ! Alpinia galangal #.$ okasi pengambilan ! 3idesa anggomea kelurahan Waepai kabupaten konawe Waktu pengambilan ! 1abu, -8 oktober *;, pukul -; K 8 W5TA 'lasi)ikasi 1egnum ! Plantae 3i>isi ! Spermathophyta Sub 3i>isi ! Angiospermae
14
'elas ! 9ono%otyledoneae Ordo ! Lingiberales 4amili ! Lingibera%eae 0enus ! Alpinia Spesies ! Alpinia galangal #.$ 6. Nama sampel ! Alpinia galangal #.$ okasi pengambilan ! 3idesa anggomea kelurahan Waepai kabupaten konawe Waktu pengambilan ! 1abu, -8 oktober *;, pukul -; K 8 W5TA 'lasi)ikasi 'ingdom ! Plantae 3i>isi
! 9agnoliophyta
'elas
! 9agnoliopsida
Sub 'elas
! 1osidae
Ordo
! 9yrtales
4amili
! 9yrta%eae
0enus
! Sy?ygium
Spesies
! Syzygium polyanthum
Tabel -. tahapan pas%a panen -
Sortasi basah
*
Pen%u%ian
15
6
Perajangan
8
Pengeringan
;
Sortasi kering
Penyimpanan
16
Tabel proses ekstraksi -.
Penimbangan bahan
*
Penyimpanan serbuk simplisia kedalam toples
6
Proses pengen%eran @ menjadi C@
17
etanol
8
Pen%ampuran etanol
simplisia
dan
;
3idiamkan selama 6G *8 jam
Tabel 6. proses pembuatan herbarium -
Alat dan bahan yang digunakan
18
*
Penempelan tanaman 7erbarium sebelum dikeringkan dio>en
6
Pemepakan tanaman yang akan dijadikan 7erbarium
8
Penempelan tanaman 7erbarium yang telah
19
dikeringkan dio>en
Tabel 8. Pengamatan 9akroskopik Simplisia
3aun Salam #Syzygium polyantum$
9eri%a # Piper albi$
engkuas # Alpniae galangae$
0ambar
Organoleptis
Warna %oklat Bau khas, rasa pedas, kehijauan, rasa kelat, warna ke%oklatan. bau khas aromatik.
Pemerian
Berupa daun warna ke%oklatan, bau aromatik lemah, rasa kelat. 3aun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun ;=- mm. 7elai daun
20
Berwarna %oklat muda, berbau khas, rasa pedas, agak berserat=serat. Berupa bulatan, Bentuk berupa permukaan halus. potongan memanjang, warna %oklat kemerahan, bau khas, rasa agak pedas. Potongan memanjang 8= %m,
berbentuk jorong memanjang, panjang C=-; %m, lebar ;=- %m. (jung dan pangkal daun merun%ing , tepi merata, permukaan atas berwarna %okelat kehijauan, li%in, mengkilat, permukaan bawah berwarna %oklat tua, tulang daun menyirip, serta menonjok pada permukaan bawah, tulang %abang halus.
tebal -=* %m. Warna permukaan %oklat kemerahan, kadang= kadang ber%abang, ujung bengkok, terdapat bentuk %in%in hori?ontal yang berwarna putih dan bidak beraburan pada permukaan rimpang, berbutir= butir kasar dan berwarna %oklat.
Pengamatan 9ikroskopik
3
2
4 1
'et. -. engkuas, *. 9eri%a, 6. 3aun Salam, 8. 'a%aPreparat
21
Tabel ;. Pengamatan 9ikroskopik dari masing=masing simplisia sebagai berikut! a. 3aun Salam #Syzygium polyantum$ No
'eterangan
-.
Berkas Pembuluh
*.
Berkas Pengangkut
6.
22
/pidermis atas
Pemeriksaan 9ikroskopik
8.
Stomata
b. engkuas # Alpniae galangae$ No
'eterangan
-.
Amilum
*.
Parenkim idioblas
23
Pemeriksaan 9ikroskopik
6.
'orteks
8.
Serabut Sklernkim
%. 9eri%a # Piper albi$ No -.
24
'eterangan Berkas Pembuluh
Pemeriksaan 9ikroskopik
*.
6.
Berkas Pengangkut
Stomata
1. Gambar Penetapan Kadar Ar
Sampel ekstrak daun salam, ekstrak lengkuas, dan ekstrak meri%a
25
Penimbangan %awan kosong
Penimbangan sampel dalam %awan
:awan berisi sampel dimasukkan dalam o>en
%awan berisi sampel dimasukkan dalam desikator !. Per"t#n$an S#%#t pen$ern$an &%ampe' 'en$(#a%) da#n %a'am) dan mer*a+ 3ik ! Berat basah sampel lengkuas I ; gram Berat basah sampel daun salam I ; gram Berat basah sampel meri%a I ; gram Berat kering sampel lengkuas I * gram Berat kering sampel daun salam I * gram Berat kering sampel meri%a I * gram 3it ! susut pengeringan I 22 Berat sampelbasah − Berat sampel kering Penyelesaian! G - @ Berat sampelbasah 500 gram −200 gram
I
500 gram
G - @
300 gram
I •
26
500 gram
Penetapan (adar ar , Sampe' Da#n Sa'am
G - @ I @
3ik ! Berat %awan kosong I -*8,6 gram Berat %awan M sampel sebelum pemanasan I -*,6 gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 5 I -*<, ; gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 55 I -*<, gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 555 I -*<, gram 3it ! kadar air I 22
Penyelesaian !
( Berat cawan + sampel setelah pengeringan )− Berat cawankosong 'adar air I
Berat cawan + sampel sebelum pengeringan
G - @ 128,9 gram −124,3 gram
I
129,3 gram
G - @
4,6 gram
I ,
129,3 gram
G - @ I 6,;; @
Sampe' Len$(#a% 3ik ! Berat %awan kosong I ;C,8gram Berat %awan M sampel sebelum pemanasan I -,8 gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 5 I ,* gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 55 I ,- gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 555 I ,- gram 3it ! kadar air I 22 Penyelesaian ! 'adar air I
( Berat cawan + sampel setelah pengeringan )− Berat cawankosong Berat cawan + sampel sebelum pengeringan G - @ 60,1 gram– 57,4 gram I 61,4 gram ,
G - @
I 8,6 @ Sampe' Mer*a 3ik ! Berat %awan kosong I 88,- gram Berat %awan M sampel sebelum pemanasan I 8C,- gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 5 I 8;,* gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 55 I 8;,- gram Berat %awan M sampel setelah pemanasan 555 I 8;,- gram 3it ! kadar air I 22 Penyelesaian ! 27
'adar air I
( Berat cawan + sampel setelah pengeringan)− Berat cawankosong Berat cawan+ sampel sebelum pengeringan
G - @ 45,1 gram– 44,1 gram I 47,1 gram
•
G - @
I *,-* @ Penetapan Kadar Ab# , Sampe' Da#n Sa'am 3ik ! Berat ekstrak I * gram Berat kurs I *;,6 gram Berat abu M kurs I *;, gram 3it ! kadar abu I 2.. Penyelesaian ! ( Berat kurs+ abu )− Berat kurs 'adar abu I Berat ekstrak
G - @
25,9 gram– 25,3 gram
I
2 gram
G - @
0,6 gram
I ,
2 gram
G - @ I 6 @
Sampe' Len$(#a% 3ik ! Berat ekstrak I * gram Berat kurs I *;,6 gram Berat abu M kurs I *;, gram 3it ! kadar abu I 2.. Penyelesaian ! ( Berat kurs + abu )− Berat kurs 'adar abu I Berat ekstrak
G - @
25,6 gram– 25,3 gram
I
2 gram
G - @
0,3 gram
I ,
2 gram
G - @ I -; @
Sampe' Mer*a 3ik ! Berat ekstrak I - gram Berat kurs I *;,;< gram Berat abu M kurs I *;,C gram 3it ! kadar abu I 2.. Penyelesaian ! 28
( Berat kurs + abu )− Berat kurs 'adar abu I
G - @
Berat ekstrak 25,7 gram – 25,58 gram
I
1 gram
G - @
0,12 gram
I
1 gram
G - @ I -* @
Tabel . (ji skrining )itokimia N-. Per'a(#an -. U A'(a'-d /kstrak M 7:l * @ M * tetes pereaksi dragendro)
Gambar
Ha%'
#engkuas$
/ndapan jingga #Mmengandung alkaloid$ #9eri%a$
#3aun Salam$
29
*.
U F'a/-n-d /kstrak M 7:l pekat kemudian diamati di bawah sinar (E
#engkuas$
Warna 7ijauBiru #M mengandung )la>onoid$
#meri%a$
#3aun Salam$ 6.
:oklat kemerahan #Mmengandung terpenoid$
U Terpen-d /kstrak M 'loro)orm M 6 tetes pereaksi lieberman= bu%hard
#engkuas$
#9eri%a$
30
#3aun Salam$ 8.
U Sap-nn /kstrak M akuades kemudian digojog
#engkuas$
Terdapat buih #Mmengandung saponin$ #9eri%a$
#3aun Salam$ ;.
U Tann
/kstrak M 4e:l6 ,; 9
31
7ijau kehitaman #Mmengandung tanin$
#engkuas$
#9eri%a$
#3aun Salam$ Pr-0' KLT
Proses penotolan
K#r/a Ana'%% K#er%etn
32
7asil yang diperoleh
A B S 1 .0 0 .9 0 .8 0 .7 0 .6 0 .5 0 .4 0 .3 0 .2 0 .1 0 .0
ppm 0 .0
0 .5
1 .0
1 .5
2 .0
2 .5
3 .0
3 .5
4 .0
4 .5
5 .0
5 .5
6 .0
S td . C a l . P a r a m e t e r s K 1:
153.4841
K 0:
-5.2893
R :
0.9911
R 2 :
0.9823
Kurva Baku Kuersetin 5 f(x) = 153.48x - 5.29 R² = 0.98
Konsentrasi 0 0.04
0.05
0.05
0.06
0.06
0.07
Absorbansi
3ik
! persamaan I y I -;6,8G = ;,*< absorbansi sampel #y$ I -,< 3it ! konsentrasi sampel I .... Penyelesaian ! persamaan I y I -;6,8G = ;,*< Subtitusi nilai y,menjadi -,< I -;6,8G = ;,*< -;6,8G I -,< M ;,*< -;6,8G I C,-C 7,1796
G I
K#r/a Ana'%% K#r(#mn
33
153,4
I ,8 ppm dalam - m
A B S
1 .5
1 .0
0 .5
0 .0
ppm 0 .0
0 .5
1 .0
1 .5
2 .0
2 .5
3.0
3 .5
4 .0
4 .5
5 .0
S td. C al. P arame ters K 1:
29.3369
K 0:
-1.7722
R :
0.9986
R 2:
0.9972
Kurva Baku Kurkumin 5 f(x) = 29.34x - 1.77 R² = 1
Konsentrasi
0 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Absorbansi
3ik
! persamaan I y I *,66G = -,CC* absorbansi sampel #y$ I ,<**3it ! konsentrasi sampel I .... Penyelesaian ! persamaan I y I *,66G = -,CC* Subtitusi nilai y,menjadi ,<**- I *,66G = -,CC* *,66G I ,<**- M -,CC* *,66G I *,;82,5941
G I K#r/a Ana'%% Ppern
34
29,33
I ,<< ppm dalam - m
A B S
2 .0
1 .5
1 .0
0 .5
0 .0 ppm 0.0
0 .5
1 .0
1 .5
2 .0
2 .5
3 .0
3 .5
4 .0
4 .5
5 .0
5 .5
6 .0
S td. C a l. P a rame ters K 1:
52.4330
K 0:
-2.8469
R :
0.9999
R 2:
0.9999
Kurva Baku Piperin 5 f(x) = 52.43x - 2.85 R² = 1
Konsentrasi
0 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14
Absorbansi
3ik
! persamaan I y I ;*,86G = *,<8 absorbansi sampel #y$ I ,<6< 3it ! konsentrasi sampel I .... Penyelesaian ! persamaan I y I ;*,86G = *,<8 Subtitusi nilai y,menjadi ,<6< I ;*,86G = *,<8 ;*,86G I ,<6< M *,<8 ;*,86G I 6,<8 3,6846
G I
52,43
I ,C ppm dalam - m
B. PEMBAHASAN Pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam suatu
proses standarisasi yang bertujuan agar mendapatkan dan mengetahui
35
karakterikstik dari tanaman tersebut, dimana tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuaitepat untuk bahan baku yang akan distandarisasi. Sampel yang digunakan ada 6 yaitu ! meri%a, lengkuas dan daun salam. 3alam hal ini pengambilan sampel ketiganya diambil dengan tempat yang sama yaitu di desa langgomea kelurahan mepai kabupaten konawe. Tanaman meri%a # Piper alba L.) memiliki khasiat sebagai bumbu dapur, biasa digunakan sebagai obat sakit perut. :ara pemeliharaannya dilakukan dengan pemberian pupuk selama 6 bulan sekali, dimana waktu panen tanaman meri%a ini dua kali dalam setahun.%ara pengambilannya hanya dengan %ara memetik langsung. :ara pengolahan dengan dua %ara yaitu merendam dan merebus. Perendaman dan merubus
menggunakan air biasa dan dalam
perendaman digunakan waktu biasa selama * minggu. Tanaman lengkuas dan daun salam merupakan sampel yang digunakan dalam praktikum standarisasi bahan obat alam, selain sebagai bumbu dapur kedua tanaman ini digunakan sebagai obat %ontohnya pada lengkuas biasa digunakan untuk pengobatan panu dan pada daun salam biasanya diogunakan sebagai obat hipertensi d daerah yang kami dapat. Penanganan pas%a panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuaitepat untuk bahan baku yang akan distandarisasi. 7al= hal yang dilakukan setelah pemanenan pada lengkuas, meri%a, dan daun salam! sortasi basah, tanaman yang sudah dipanen dipisahkan dari benda= benda asing, tanah, pasir, dan bagian=bagian tanaman yang rusak. Selanjutnya pen%u%ian, rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan akarnya ters ebut kemudian di bawa ke tempat pen%u%ian. 1impang direndam di dalam bak pen%u%ian selama *=6 jam. Selanjutnya rimpang di %u%i sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak=rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Tanaman kedua yaitu meri%a sebelum di%u%i meri%a terlebih dahulu dipisahkan dari tangkainya kemudian meri%a harus di%u%i di dalam air yang bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel, serangga atau kontaminan lainnya yang mungkin ada begitu pula perlakuan
36
pada daun salam. Pen%u%ian lengkuas, meri%a dan daun salam di lakukan didalam air yang mengalir dan bersih. Perajangan #lengkuas$. Perajangan tujuannya untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Arah irisanya melintang agar sel=sel yang mengandung minyak atsiri tidak pe%ah. 3an kadarnya tidak menurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 8= mm. Pengeringan. Pengeringan rimpang lengkuas dengan %ara diangin= anginkan. Sedangkan pengeringan dengan mesin selain lebih %epat juga hasilnya lebih berkualitas. 7al yang perlu di perhatikan dalam pengeringan dengan mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. (ntuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 8= :. waktu yang dibutuhkan 6=8 hari. Sedangkan meri%a dikeringkan dengan alat pengering pada temperature dibawah :, untuk men%egah kehilangan minyak atsiri, dilakukan di lingkungan yang bersih, bebas dari kontak dengan debu, kotoran, binatang peliharaan danatau sumber=sumber lain yang dapat menyebabkan kontaminasi. pastikan bahwa meri%a %ukup kering, untuk men%egah kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau bahan=bahan kontaminan lainnya. Selanjutnya pengeringan daun salam yaitu dengan %ara diangin=anginkan pula. Pengeringan sampel dengan sinar matahari langsung harus ditutupi dengan kain hitam agar kandungan kimia dan minyak atsiri pada sampel tidak hilang dan menguap. Sortasi kering dilakukan pada ketiga sampel yaitu lengkuas, meri%a dan daun salam tujuannya yaitu untuk menghilangkan benda=benda asing dari simplisia yang telah rusaktidak layak pada proses pengeringan. 'emudian ketiga sampel disimpan ditempat yang berbeda=beda agar tidak ter%ampur, disimpan ditempat kering agar tidak mudah rusak dan ditumbuhi jamur. Perlakuan lebih lanjut yaitu sampelsimplisia yang telah kering kemudian diserbukan untuk diekstraksi, tujuan dari penyerbukan adalah untuk memperbesar luas permukaan. Tahap selanjunya yaitu /kstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa kimia yang terdapat didalam bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang tepat. Sedangkan ekstrak adalah hasil
37
dari proses ekstraksi, bahan yang diekstraksi merupakan bahan alam. Pada prinsipnya ekstraksi adalah melarutkan dan menarik senyawa dengan menggunakan pelarut yang tepat. Ada tiga tahapan proses pada waktu ekstraksi yaitu! Penetrasi pelarut kedalam sel tanaman dan pengembangan sel, 3isolusi pelarut ke dalam sel tanaman dan pengembangan sel, 3i)usi bahan yang terekstraksi ke luar sel. Proses diatas diharapkan terjadinya kesetimbangan antara solut dan pelarut. 'e%epatan untuk men%apai kesetimbangan umumnya tergantung pada suhu, p7, ukuran partikel dan gerakan partikel. Prinsip yang utama adalah yang berkaitan dengan kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah la rut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Pemilihan pelarut%airan penyari yang baik harus mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil se%ara )isika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selekti) yakni hanya menarik ?at berkhasiat yang dikehendaki, tidak mempengaruhi ?at berkhasiat, dan diperbolehkan oleh peraturan. (ntuk penyarian ini, 4armakope 5ndonesia menetapkan bahwa sebagai %airan penyari adalah air, etanol, etanol=air atau eter. Pelarut yang digunakan pada ekstraksi simplisia lengkuas, meri%a dan daun salam yaitu etanol C@. 'etiga simplisia dimasukkan kedalam toples lalu dimasukkan etanol C@ kemudian diaduk hingga homogen dan didiamkan selama 6G*8 jam dan setiap -G*8 jam pelarutnya diganti dan dilakukan pengadukan. 1esidu dari proses maserasi kemudian die>aporasi sampai didapatkan ekstrak kental. 'euntungan %ara penyarian dengan metode maserasi adalah %ara pengerjaan dan peralatan sederhana dan
mudah diusahakan. 'erugiannya
adalah pengerjaannya lama dan penyariaannya kurang sempurna #dapat terjadi kejenuhan %airan penyari sehingga kandungan kimia yang tersari terbatas$. Pada metode maserasi ini, perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga tetap terjaga adanya derajat konsentrasi yang seke%il=ke%ilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel.
38
Setelah dilakukan maserasi selanjunya sampel die>aporasi. />aporasi adalah proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas #steam$ dalam suatu peralatan. />aporasi didasarkan pada proses pendidihan se%ara intensi) yaitu! Pemberian panas ke dalam %airan, Pembentukan gelembung= gelembung #bubbles$
akibat uap, Pemisahan uap dari
%airan,
dan
9engkondensasikan uapnya. Praktikum selanjutnya pembuatan herbarium. 7erbarium berasal dari kata &hortus dan botani%us& artinya kebun botani yang dikeringkan. 7erbarium juga merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. 7erbarium merupakan koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur=prosedur tertentu, memiliki kriteria=kriteria tersendiri dan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. 7erbarium biasanya dilengkapi dengan data=data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, mor)ologi, ekologi, maupun geogra)inya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi. 7erbarium dapat diman)aatkan sebagai bahan rujukan untuk mentak= ri)kan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. 7erbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti sur>ey ekologi, studi )itokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian e>olusi. 'eberman)aatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar. Pembuatan herbarium atau awetan herbarium terbagi atas dua jenis yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Biasanya spesimen yang digunakan dalam pembuatan herbarium kering adalah batang, ranting daun, daun dan akar sedangkan pembuatan herbarium basah dari spesimen bunga dan akar pada tumbuhan daun salam #Syzygiumpolyanthum Wight $, lengkuas # Alpinia galanga L. $, dan meri%a # Piper Alba$. Pembuatan herbarium kering spesimen dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik yang telah disediakan disemprotkan spiritus
39
keseluruh bagian spesimen yang bertujuan agar %endawan tidak dapat tumbuh dalam spesimen, selanjutnya spesimen diangin=anginkan sebentar dan dimasukkan kedalam lipatan kertas yang disediakan kemudian dipres dan dikeringkan dengan menggunakan o>en dengan suhu =C o: selama 8< jam. Spesimen yang sudah kering dilem diatas kertas karton. Pergunakan kertas yang kaku dan kuat agar tidak %epat rusak biasanya dengan ukuran *G86 %m. selanjutnya proses pemberian label atau pelabelan biasanya berisi keterangan= keterangan tentang tumbuhan tersebut pada bagian sudut kiri bawah dan sudut kanan bawah kemudian identi)ikasi. Spe%imen herbarium yang telah diberi label atau keterangan kemudian dapat disimpan diruangan herbarium. Sebelum identi)ikasi dilakukan pengamatan terhadap %irri mor)ologi tanaman berupa bentuk akar, tinggi tanaman, warna daun panjang dan lebar daun, bentuk daun dan bunga yang kemudian dibuat deskripsi sedangkan untuk pembuatan herbarium basah spesimen langsung direndam didalam spiritus atau alkohol C@. Bila dibandingkan dengan literatur, pembuatan herbarium ditujukan sebagai a%uan perbandingan pada saat kiranya ditemukan spesies yang menyerupai. 3alam proses pembuatan herbarium, larutan pengawet yang digunakan harus sesuai dan spesimen yang akan diawetkan harus terbasahi seluruh bagiannya agar awetan bertahan dalam jangka waktu yang %ukup lama dan menghindari kerusakan pada spesimen yang disebabkan jamur tidak akan tumbuh pada habitat yang kering. Serta proses terakhir diberi keterangan berupa label untuk memudahkan identi)ikasi tumbuhan tersebut. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena )rekuensi pemakaian yang %ukup tinggi untuk identi)ikasi dan penge%ekan data se%ara manual, tidak bisa diakses se%ara bersama=sama oleh beberapa orang, biaya besar, tidak bisa diakses sewaktu=waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh. (ji makroskopik yaitu pemeriksaan awal dengan mengamati bentuk organoleptik simplisia menggunakan pan%a indra dengan mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya 40
#spesies$. Sedangkan uji mikroskopik yaitu pemeriksaan simplisia dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang diamati di bawah mikroskop. Pada per%obaan ini dilakukan pemeriksaan simplisia se%ara mikroskopik dan makroskopik pada 6 serbuk simplisia yaitu serbuk daun salam, meri%a dan lengkuas. Pemeriksaan se%ara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan akuades kemudian dipanaskan di atas bunsen. Pemanasan dilakukan untuk membantu penguraian polisakarida amilum menjadi glukosa. 'emudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Prinsip mikroskop yaitu mengamati bentuk suatu senyawa dengan menggunakan bantuan %ahaya yang berasal dari lampu atau %ahaya maupun dari %ahaya elektromagnetik. Sedangkan pemeriksaan se%ara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia se%ara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia. Pada pemeriksaan mikroskopik, yang diamati pada mikroskop yaitu serbuk simplisia yang ditetesi akuades dan dipanaskan dengan Bunsen. Pada serbuk daun salam yang diamati adalah berkas pembuluh, berkas pengangkut, epidermis atas, dan stomata. Pada lengkuas yang diamati adalah amilum, parenkimidioblas, korteks, dan serbuk sklerenkim. Sedangkan pada meri%a yang diamati adalah berkas pembuluh, berkas pengangkut, dan stomata. Sedangkan pada pemeriksaan makroskopik, simplisia diamati dengan mata telanjang. Organoleptik pada daun salam yaitu warna %oklat kehijauan, rasa kelat, bau khas aromatik. Pada meri%a memiliki bau khas, rasa pedas, warna ke%oklatan. Sedangkan pada lengkuas berwarna %oklat muda, berbau khas, rasa pedas, agak berserat=serat. Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. 7al ini disebabkan simplisia tersebut memiliki %iri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan mor)ologi. Namun %iri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relati) lama.
41
Parameter yang ditetapkan dalam standarisasi ekstrak antara lain parameter spesi)ik dan parameter non spesi)ik. Parameter non spesi)ik diantaranya susuk pengeringan, bobot jenis, kadar air, kadar abu, sisa pelarut dan residu pestisida. Sedangkan, parameter spesi)ik diantaranya identitas, organoleptik, senyawa terlarut pada pelarut polar dan non polar serta pro)il kromatogra)i. Praktikum kali ini, kami melakukan penetapan parameter non spesi)ik yaitu susut pengeringan, penetapan kadar air dan penetapan kadar abu. Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun salam, ekstrak lengkuas dan ekstrak meri%a. Susut pengeringan adalah pengukuran sisa ?at setelah pengeringan pada temperatur -;o: selama 6 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen. Nilai susut pengeringan yang didapatkan dari sampel lengkuas, daun salam, dan meri%a adalah @. Penetapan kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan, yang bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan. Pada pengukuran kadar air, dilakukan pemanasan se%ara triplo atau tiga kali untuk mengetahui apakah beratnya sudah konstan. 7asil dari penetapan kadar air adalah untuk sampel lengkuas yaitu 8,6 @, sampel daun salam yaitu 6,;; @, dan sampel meri%a yaitu *,-* @. Penetapan kadar abu merupakan bahan yang dipanaskan dalam temperatur tertentu dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik, yang memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. 7asil yang didapatkan pada penetapan kadar abu adalah untuk sampel lengkuas yaitu -; @, untuk sampel daun salam yaitu 6 @, dan untuk sampel meri%a yaitu -* @. 7asil pengukuran diatas untuk penetapan kadar air sampel ekstrak lengkuas, daun salam, dan meri%a sudah memenuhi syarat pada 4armakope 7erbal yaitu kadar airnya tidak lebih dari - @ untuk sampel ekstrak lengkuas, daun salam, dan meri%a. (ntuk penentuan susut pengeringan belum memenuhi syarat dimana menurut buku 4armakope 7erbal, nilai susut pengeringan pada ketiga sampel tersebut adalah tidak lebih dari - @. (ntuk 42
penetapan kadar air, hasil yang didapatkan belum memenuhi syarat dimana menurut buku 4armakope 7erbal, nilai kadar abu untuk ekstrak lengkuas adalah tidak lebih dari 6, ; dan untuk ekstrak daun salam adalah tidak lebih dari ;,; @. 9etabolit sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh beberapa organisme tertentu yang ber)ungsi sebagai nutrien darurat untuk pertahanan hidup. 9etabolit sekunder pada tumbuhan berperan dalam kelangsungan hidup dan perjuangan menghadapi spesies=spesies lain berupa ?at kimia untuk pertahanan, penarik seks, dan )eromen. Per%obaan ini dilakukan skrining )itokimia untuk mengidenti)ikasi keberadaan alkaloid, saponin, )la>onoid, tanin, dan terpenoid pada ekstrak tanaman. Skrining )itokimia merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu senyawa dalam suatu ekstrak tanaman seperti senyawa alkaloid, )la>onoid, sterol dan steroid, saponin dan tanin. Adanya )itokimia dalam suatu tanaman menunjukkan dapat digunakan sebagai obat. Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam yang bersi)at basa atau alkali dan si)at basa ini disebabkan karena adanya atom N #Nitrogen$ dalam molekul senyawa tersebut dan dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang
terbanyak ditemukan di alam. 7ampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh=tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen. (ji alkaloid dilakukan dengan penambahan * tetes 7: *@ dan * tetes pereaksi dragendro). 7asil uji dinyatakan positi) bila dengan pereaksi dragendro) terbentuk endapan jingga. 3an pada ekstrak daun salam, lengkuas dan meri%a setelah penambahan 7:l dan pereaksi dragendro), terbentuk endapan jingga sehingga sampel dinyatakan positi) mengandung alkaloid. Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula #glikon$ dan non gula #aglikon$. (ntuk mengidenti)ikasi saponin dalam tumbuhan dilakukan dengan memasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan akuades. 'emudian didihkan selama -
43
menit. Setelah dingin, ekstraknya diko%ok kuat=kuat. (ji positi) ditandai dengan adanya busa. Timbulnya busa pada uji ini menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. 3an pada ekstrak yang digunakan mengandung saponin, karena setelah ditambahkan akuades dan dilakukan pengo%okan, sampel membentuk busa. 4la>onoid adalah suatu kelompok senyawa )enol yang terbanyak terdapat dialam. Senyawa=senyawa ini bertanggung jawab terhadap ?at warna merah, ungu, biru, dan sebagian ?at warna kunig dalam tumbuhan. Senyawa )la>onoid mengandung %in%in aromatik yang tersusun dari -; atom karbon dengan inti dasar tersusun dalam konjungasi :=:6=:. (ji )la>onoid dilakukan dengan penambahan 7: pekat. 7asil uji dinyatakan positi) bila dengan 7:l pekat terbentuk warna hijau kehitaman. Pada ekstrak yang kami gunakan mengandung )la>onoid. Terpenoid merupakan deri>at dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. (ji terpenoid dilakukan dengan penambahan kloro)orm dan 6 tetes pereaksi lieberman= bu%hard. 7asil uji dinyatakan positi) bila dengan kloro)orm dan pereaksi lieberman=bu%hard terbentuk warna %oklat kemerahan. 3an pada ekstrak daun salam, meri%a dan lengkuas setelah penambahan kloro)orm dan pereaksi lieberman=bu%hard, terbentuk warna %oklat kemerahan sehingga sampel dinyatakan positi) mengandung terpenoid. Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin merupakan suatu senyawa )enol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksil dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang e)ekti) dengan protein dan beberapa makromolekul. (ji tanin dilakukan dengan penambahan 4e:l 6 ,; 9. 7asil uji dinyatakan positi) bila dengan 4e:l6 ,; 9 terbentuk warna hijau kehitaman. 3an pada ekstrak daun salam, lengkuas dan meri%a setelah penambahan 4e:l 6, terbentuk warna hijau kehitaman sehingga sampel dinyatakan positi) mengandung tanin.
44
'romatogra)i adalah teknik pemisahan %ampuran berdasarkan perbedaan ke%epatan perambatan komponen dalam medium tertentu. 7ampir setiap %ampuran kimia, mulai dari bobot molekul rendah sampai tinggi, dapat dipisahkan menjadi komponen=komponennya dengan beberapa metode kromatogra)i. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa teknik kromatogra)i. Pemilihan teknik kromatogra)i sebagian besar bergantung pada si)at kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatogra)i memiliki )ase diam #dapat berupa padatan, atau kombinasi %airan=padatan$ dan )ase gerak #berupa %airan atau gas$. 4ase gerak mengalir melalui )ase diam dan membawa komponen=komponen yang terdapat dalam %ampuran. 4ase diam adalah )ase yang akan menahan komponen %ampuran sedangkan )ase gerak adalah )ase yang akan melarutkan ?at komponen %ampuran. 'omponen yang mudah tertahan pada )ase diam akan tertinggal atau tidak bergerak sedangkan komponen yang mudah larut dalam )ase gerak akan bergerak lebih %epat. Pemisahan komponen suatu senyawa yang dipisahkan dengan kromatogra)i lapis tipis tergantung pada jenis pelarut, ?at penyerap
dengan
si)at
daya
serap
masing=masing
komponen.
Pada
kromatogra)i lapis tipis, )ase diamnya menggunakan lapis tipis sili%a, 4ase gerak merupakan pelarut atau %ampuran pelarut yang sesuai, /luent adalah )ase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan #)eed$ untuk melewati )ase diam #adsorbent$. :ara yang digunakan untuk melihat noda yang ada pada kromatogram, 9elihatmengamati se%ara >isual #langsung$, 3engan menggunakan lampu (E #ultra>iolet$. Prinsip dari kromatogra)i lapisan tipis yaitu jika sistemnya melibatkan ?at %air sebagai )ase gerak dan ?at padat sebagai )ase diam maka prinsip pemisahannya adalah adsorbsi. Tetapi, jika melibatkan %airan yang menutupi permukaan ?at padat sebagai )ase diam dan )ase geraknya tetap %airan, maka prinsip pemisahannya adalah partisi. Pada identi)ikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga 1). 7arga 1) dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen #)ase gerak$. 1) juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam )ase 45
diam. 'arena itu 1) juga disebut )a%tor re)erensi. 4aktor=)aktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatogra)i lapisan tipis yang juga mempengaruhi harga 1), yakni struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan, si)at dari penyerap dan derajat akti)itasnya. Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga
1) meskipun
menggunakan )ase bergerak dan ?at terlarut yang sama tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama, jika menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap dan jika pengikat #kalau ada$ di%ampur hingga homogen, tebal dan kerataan dari lapisan penyerap. Tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. 'etidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang ke%il dari plat. Spektro)otometer (>=Eis merupakan alat dengan teknik spektro)otometer pada daerah ultra=>iolet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra >iolet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. 'onsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh ?at yang terdapat dalam larutan tersebut. Prinsip kerja spektro)otometer adalah menggunakan instrumen molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energinya sesuai. 5nteraksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu ma%am gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum. Berdasarkan hukum ambert Beer, bila %ahaya monokromatik #5o$ melalui suatu media maka sebagian %ahaya tersebut diserap #5a$ sebagian dipantulkan #5r$ dan sebagian lagi dipan%arkan #5t$. 7asil dari spektro)otometri u>=>is untuk sampel kuersetin pada panjang gelombang 6C; nm menunjukkan absorbansi -,<, pada kurkumin menunjukkan absorbansi ,<**-, dan pada piperin menunjukkan absorbansi ,<6<. Pada perhitungan regresi y I aG M b didapatkan hasil pada kuersetin mengandung ,8 ppm dalam - m, pada kurkumin mengandung sebesar ,<< ppm dalam - m dan pada piperin mengandung ,C ppm dalam - m.
46
3ari hasil perhitungan yang telah diperoleh dapat dikatakan bahwa dalam setiap sampel yang telah dilarutkan pada senyawa marker sebanyak - mg sampel dalam - ml larutan marker. Terdapat masing=masing pada kuersetin ,8 ppm, kurkumin ,<< ppm, dan piperin ,C ppm ketiga sampel ini dilarutkan di dalam - m.
BAB I KESIMPULAN
-. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan %ara sederhana yaitu dengan menggunakan tangan yang biasanya langsung dipetik, pengambilan sampel ini berada d desa langgomea kelurahmepai kabupaten konawe. *. 'lasi)ikasi dari ketiga tanaman tersebut berbeda dan senyawa yang terkandung pada masing=masing tanaman berbeda. 6. Penanganan pas%a panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuaitepat untuk bahan baku yang akan distandarisasi. 8. 7al=hal yang harus dilakukan pada tahap pas%a panen pada tanaman yang akan di standarisasi yaitu! sortasi basah, pen%u%ian, perajangan #pengubahan bentuk$, pengeringan, sortasi kering, dan penyimpanan. ;. Pelarut yang digunakan pada ekstraksi simplisia lengkuas, meri%a dan daun salam yaitu etanol C@. 'etiga simplisia dimasukkan kedalam toples lalu dimasukkan etanol C@ kemudian diaduk hingga homogen dan didiamkan selama 6G*8 jam dan setiap -G*8 jam pelarutnya diganti dan dilakukan pengadukan. 1esidu dari proses maserasi kemudian die>aporasi sampai didapatkan ekstrak kental. . Pembuatan herbarium terbagi menjadi dua herbarium kering dan herbarium basah dimana pembuatan herbarium kering dengan %ara menyemprotkan spiritusalkohol C@ pada spesimen sampai benar=benar basah se%ara 47
keseluruhan sedangkan herbarium basah dengan %ara merendam bagian= bagian spe%imen pada botol jam yang berisi alkohol C@. C. Pemeriksaan mikroskopik, yang diamati dibawah mikroskop pada serbuk daun salam yang diamati adalah berkas pembuluh, berkas pengangkut, epidermis atas,
dan
stomata,
pada
lengkuas
yang
diamati
adalah
amilum,
parenkimidioblas, korteks, dan serbuk sklerenkim, sedangkan pada meri%a yang diamati adalah berkas pembuluh, berkas pengangkut, dan stomata. Pada pemeriksaan
makroskopik,
simplisia
diamati
dengan
mata
telanjang.
Organoleptik pada daun salam yaitu warna %oklat kehijauan, rasa kelat, bau khas aromati%, pada meri%a memiliki bau khas, rasa pedas, warna ke%oklatan., sedangkan pada lengkuas berwarna %oklat muda, berbau khas, rasa pedas, agak berserat=serat. <. 7asil penetapan kadar air yang didapatkan yaitu untuk sampel lengkuas yaitu 8,6 @, sampel daun salam yaitu 6,;; @, dan sampel meri%a yaitu *,-* @. 7asil tersebut sudah sesuai syarat di 4armakope 7erbal yaitu kadar airnya tidak lebih dari - @. Nilai susut pengeringan yang didapatkan dari sampel lengkuas, daun salam, dan meri%a adalah @. 7asil tersebut belum sesuai dengan syarat di 4armakope 7erbal yaitu susut pengeringan tidak lebih dari -@. 7asil yang didapatkan pada penetapan kadar abu adalah untuk sampel lengkuas yaitu -; @, untuk sampel daun salam yaitu 6 @, dan untuk sampel meri%a yaitu -* @. 7asil tersebut belum memenuhi syarat di 4armakope 7erbal yaitu nilai kadar abu untuk ekstrak lengkuas adalah tidak lebih dari 6, ; dan untuk ekstrak daun salam adalah tidak lebih dari ;,; @. . Prinsip dasar uji kandungan kimia adalah adanya reaksi dari ekstrak dan pereaksi sehingga menghasilkan warna, bau atau bentuk tertentu yang disesuaikan dengan kandungan metabolit sekundernya masing=masing. -. 7asil identi)ikasi maka ekstrak daun salam, meri%a dan lengkuas mengandung alkaloid, )la>onoid, tannin, terpenoid dan saponin. --. :ara pemisahan kromatogra)i lapis tipis #'T$ berdasarkan )ase diam #silika$ dan )ase gerak pelarut #kloro)orm dan methanol !-$. -*. 7asil dari per%obaan analisis kuantitati) dan kualitati) menggunakan spektro adalah pada kuersetin ,8 ppm, kurkumin ,<< ppm, dan piperin ,C ppm ke tiganya terdapat dalam - m sampel.
48
DAFTAR PUSTAKA
Amalia.,Nurlia, *<. (ji Sitotoksik /kstrak /tanol C @ Buah 9eri%a 7itam # Piper nigrum .$ terhadap Sel 7ea. 4akultas 4armasi (ni>ersitas 9uhamadiyah Surakarta. Ardisasmita, 9.S., *, Pengolahan :itra 3igital 3an Analisis 'uantitati) 3alam 'arakterisasi :itra 9ikroskopik, Jurnal Mikroskopi dan Mikroanalisis, -'. 2 N-. 1 , Serpong. Ayu 0 Pt, 0ede 9, 5 dan Suardika. *-8. Penerapan pembelajaran inkuiri dengan bantuan herbarium untuk meningkatkan hasil belajar ipa Siswa kelas i> sdn 6* peme%utan 'e%amatan denpasar barat. e-Journal MM!A" P#S$ %ni&ersitas Pendidikan #anesha Jurusan P#S$. -'. 1&1+. 3epartemen 4armasi. (ni>ersitas 5ndonesia. Barokati A?i?ah dan Nina Salamah, *-6, Tandarisasi Parameter Non Spesi)ik dan Perbandingan 'adar 'urkumin /kstrak /tanol dan /kstrak Terpuri)ikasi 1impang 'unyit, Jurnal lmiah 'earmasian, -'. 2&1+. Bawa, 5.0., *, 5solasi 3an 5denti)ikasi 0olongan Senyawa Toksik 3ari 3aging Buah Pare # Momordia harantia .$, Jurnal 'imia, -'. 2 N-. ! , 9alang. Bintang, 9aria,*-, !iokimia *eknik Penelitian. +akarta! /rlangga. 3ewanti., Sisilia, 9. Teguh Wahyudi, *--. (ji Akti>itas Antimikroba 5n)usum 3aun Salam # +olia Syzygium polyanthum W507T$ Terhadap Pertumbuhan Bakteri /s%heri%hia :oli Se%ara 5n=Eitro. Jurnal Medika Planta - Vol. 1 No. 4.
3itjen PO9 , -;, +armakope ndonesia /disi 5E, 3epartemen 'esehatan 1epublik 5ndonesia, +akarta. 3itjen PO9, -C, +armakope ndonesia /disi 555, 3epartemen 'esehatan 1epublik 5ndonesia, +akarta. /gon,0., dkk., -<;, ,aturalisti nuiry, Sage Publi%ation, TeGas.
49
/milan T, et al. *--. 'onsep 7erbal 5ndonesia! Pemastian 9utu Produk 7erbal. 4ahmi 7erdiansyah, 7uda 1ahmawati, Jeni Setiartini, dan 1i?ky 7arrysetiawan, *-8, Penentuan 'adar Air dan 'adar Abu dalam Biskuit, 'arya 5lmiah. 4atimah, 5s. *6. Analisis 4enol 3alam Sampel Air 9enggunakan Spektro)otometri 3eri>ati). Jurnal Logika, -'. 13) N-. 4. 0untarti, A., 'holi) Sholehah, Nurul 5rna, dan Windi 4istianingrum, *-;, Penentuan Parameter Non Spesi)ik /kstrak /tanol 'ulit Buah 9anggis ##arinia mangostana$ Pada Eariasi Asal 3aerah, +armasains, -'. !&5+ 7endayana, sumar, *-, 'imia Pemisahan. Bandung! PT 1emaja 1osdakarya. 7ernani, Tri 9arwati dan :hristina Winarti. *C. Pemilihan Pelarut Pada Pemurnian /kstrak engkuas #Alpinia galanga$ Se%ara /kstraksi. J.Pasapanen 6&1+. 'hopkar, S.9, *-, 'onsep $asar 'imia Analitik. +akarta! (5=P1/SS. iangan 1, 'airupan : dan 3urry 9. *-;. Pengaruh pemberian ekstra k lengkuas (Alpinia g alanga) terhadap gambaran histologik payudara men%it (Mus musulus) yang diinduksi ben?o #a$ pyrene. Jurnal e-!iomedik (e!m) , -'. 2 &1+. Ha'7 683,685. 9. +anuwati. *--. Penanganan Pas%a Panen Simplisia (ntuk 9enghasilkan Bahan Baku Terstandar 9endukung 5ndustri 9inuman 4ungsional. Badan Penelitian 3an Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian 3an Pengembangan Perkebunan. +ogjakarta. 9ulida 3 1, 'artadarma / dan /ga S P. *-;. Pengaruh Pengikat P>p dan Amylum 9anihot serta Perbedaan 9etode /kstraksi terhadap 'arakteristik Tabel 9engandung 'ombinasi /kstrak Buah ada 7itam #Piper ,igrum L.) dan Biji Buah Pinamg # Area atehu L.$. Jurnal Prosiding Penelitian SPeSA %nisba. ISSN !693,96:! . Nurwijayanti, 7asdianah, dan 9elda B S. *-6. 1ekayasa 3aun Salam (ntuk Pengawetan 5kan 3alam (paya 9enghindari Penggunaan /)ek 4ormalin Terhadap 'esehatan Tubuh. Jurnal "ekayasa $aun Salam untuk Penga/etan kan dalam %paya Menghindari Penggunaan 0ek +ormalin terhadap 'esehatan *ubuh. Parwata., 5 9. Oka Adi dan P. 4anny Sastra 3ewi, *<, 5solasi dan (ji Akti>itas Antibakteri 9inyak Atsiri dari 1impang lengkuas # Alpinia galanga .$, Jurnal 'imia, ! &!+.
50
1etno 9 P dan 3ewanti T W. *-;. Pembuatan minuman )ungsional liang teh daun salam (eugenia polyantha) dengan penambahan )iltrat jahe dan )iltrat kayu se%ang. Minuman +ungsional Liang *eh $aun Salam 1 Palupi2 dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri -'. 2 N- 6 p.1658,1696 . 1ialita T, Pudji W 1, Nuraida , dan Nurtama B. *-;. Akti>itas antimikroba minyak esensial jahe merah #Lingiber o))i%inale >ar. 1ubrum$ dan lengkuas merah #Alpinia purpurata '. S%hum$ terhadap bakteri patogen dan perusak pangan. Jurnal A#"*03 ) -'. 25 &1+. Saptarini, N. 9., Julia W., dan 1esti +., *-6, AntioGidant A%ti>ity o) /Gtra%t and 4ra%tion o) Jellow Passion 4ruit # Passilora +la&iarpa$ ea>es, nternational Journal o Pharmay and Pharmaeutial Sienes2 -'. 5 I%%#e !, 5ndonesia. Sarno, 9arisa 7 dan Siti SaF3iah. *-6. Beberapa +enis 9angro>e Tumbuhan Obat Tradisional di Taman Nasional Sembilang, Banyuasin, Sumatera Selatan. +urnal Penelitian Sains. -'. 19 &:+. Triyati, /., -<;, Spektro)otometer (ltra=Eiolet 3an Sinar Tampak Serta Aplikasinya 3alam Oseanologi, 4seana, -'. 13) N-. 1. (nderwood dan 3ay, -, Analisis 'imia 'uantitati . +akarta! /rlangga. Janlinastuti, et al . *--. Penentuan 'adar Lirkonium dalam Paduan (=Lr 9enggunakan Spektro)otometer (E=Eis 3engan Pengompleks Arsena?o 555. Seminar ,asional S$M *eknologi ,uklir 5 .
51
STANDARISASI BAHAN ;BAT ALAM SIMPLISIA DAUN SALAM & Syzygiumpolyanthum <$"t+) LENGKUAS (Alpinia galangal L.)) DAN MERICA & Piper Alba+
;LEH7 KEL;MP;K 7 III &TIGA+ ANGG;TA
KELAS
52
7 ARDIN
&F1F1 1! 341+
EGARINA
&F1F1 1! 349+
MISRA FEBRIANTI
&F1F1 1! 126+
MUH. SAIFUL ASRAT
&F1F1 1! 113+
PASHA NURHIJILA
&F1F1 1! 119+
RI=KI AUDINA S
&F1F1 1! 1!3+
SELI RATMI
&F1F1 1! 1!!+
SULPA >ANTI DJUSIR
&F1F1 1! 1!9+
LD. MUH. DIMAN
&F1F1 1! 36!+
7 FARMASI C !31!