Ê Ê
Ê Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan dibeberapa tempat terjadi kekeringan. Hal itu terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan dan sebagainya (Daud, 2010). Kebutuhan masyarakat akan air bersih selama ini telah dipenuhi oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Diketahui bersama bahwa PDAM belum dapat menjangkau seluruh wilayah dan harganya yang cukup tinggi bagi masyarakat golongan ke bawah, dan akhirnya masyarakat banyak yang menggunakan air tanah, sungai, danau, ataupun tadah hujan yang secara kualitas tidak terjamin. Tapi hal terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih. Suatu hal yang dikhawatirkan adalah bahwa
c
pemenuhan kebutuhan akan air bersih oleh masyarakat yang diperoleh dari air tanah, sungai, danau, dan tadah hujan akan terganggu karena kontaminasi dari kualitas lingkungan hidup yang terus menurun. Upaya apa yang perlu dilakukan untuk penyelamatan air bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat (Daud, 2010) Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca dan Mg dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg. Bagi air industri, unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding peralatan sistem pemanasan sehingga dapat meyebabkan kerusakan pada peralatan industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Akibat adanya masalah ini persyaratan kesadahan dalam air industri sangat diperhatikan begitupun untuk rumah tangga (Ruliasih, 2010), sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kesadahan air terutama air yang digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum bagi masyarakat.
Ê ë Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar Kalsium (Ca), kesadahan total, dan kadar Magnesium (Mg) dalam air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-Kera Tamalanrea.
1. Sebelum digunakan alat harus berada dalam kondisi yang steril. 2. Jumlah sampel dan media yang digunakan harus sesuai ketentuan percobaan. 3. Contoh sampel air pada pemeriksaan Calsium (Ca), kesadahan total dan Magnesium (Mg) harus sama besarnya. 4. Botol air, gelas ukur, pipet dan labu p lenmeye , dibilas dengan air sampel sebelum digunakan. 5. Selama proses titrasi, homogenisasi harus terus dilakukan sampai ditemukan perubahan warna yang sesuai. 6. Jika sampel ditambahkan mu exide kemudian dititrasi maka perubahan warna yang sesuai adalah dari merah muda menjadi ungu. 7. Jika sampel ditambahkan EBT kemudian dititrasi maka perubahan warna yang sesuai adalah dari merah tua menjadi biru tua. 8. EDTA pada saat dimasukkan ke dalam buret, tidak boleh ada gelembung udara.
^
Ê Ê ë ë
ë ë Salah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil untuk mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air minum adalah sarana sumur gali. Sementara, air tanah dangkal adalah air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang
berasal dari sarana
pembuangan air kotor, jamban, dan kotoran hewan. Pencemaran air sumur gali terutama rentan terjadi di daerah-daerah permukiman yang rapat penduduknya misalnya pada permukiman kumuh (Ditjen PPM & PLP, 1997 dalam Ompusunggu, 2009). Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponenkomponen tersebut dalam jumlah yang tinggi disebut air sadah. Air minumpun bukan merupakan air murni meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin dihilangkan dari air tersebut, tapi air minum masih mengandung komponen-komponen terlarut (Fardiaz S., 1992 dalam Ompusunggu, 2009). Salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air sumur gali adalah karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran. Untuk melindungi kualitas air sumur gali maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Depkes RI, 1997 dalam Suherman 2001).
Ñ
1. Lokasi a. Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter. b. Jika karak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali maka jarak minimal sumur galitersebut 9 meter. c. Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran peresapan. 2. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5 %). 3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) harus kedap air, tidak menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2 %. 4. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air. 5. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor). 6. Tutup sumur, jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik. Sumur harus ditutup rapat. 7. Jika pengambilan dengan timba harus ada timba khusus. Untuk mencegah pencemarn timba harus selalu digantung dan tidak boleh diletakkan di lantai. è
Ê ë ë 1. Defenisi Kesadahan air Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara) kalsium karbonat. Air sadah adalah air yang mengandung beberapa jenis mineral yaitu Ca, Mg, Sr, Fe dan Mn yang konsentrasinya tinggi sehingga mengakibatkan air menjadi keruh dan dapat mengurangi daya kerja sabun serta menimbulkan kerak pada dasar ketel. Kesadahan air dikenal dengan nama kekerasan air x a d wate . Menurut Gabriel (2001) dalam Siregar (2009), berdasarkan kadar kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam 4 (empat) kelompok yaitu: a. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak xsoft wate b. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut mode ately a d wate c. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut a d wate d. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l ke atas disebut *e y a d wate Menurut Gaman (1992) dalam Siregar (2009), berdasarkan kandungan mineral maka kesadahan air dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu:
ÿ
a. Kesadahan air sementara/temporer disebut pula kesadahan karbonat. Air
disebut
mempunyai
kesadahan
sementara
apabila
kesadahannya dapat dihilangkan dengan pendidihan, mengandung kalsium dam magnesium bikarbonat. Air dengan tipe ini terdapat di daerah berkapur. Sejumlah kecil karbon dioksidasi terlarut dalam air hujan membentuk asam lemah yaitu asam bikarbonat. H2O
+
Air dioksida
CO2
H2CO3
Karbon dioksida
Asam karbonat
Asam karbonat secara perlahan-lahan melarutkan kalsium karbonat membentuk kalsium bikarbonat yang larut. b. Kesadahan air tetap/permanen disebut pula kesadahan non karbonat Air dengan kesadahan tetap mengandung sulfat dan klorida kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air hujan yang lewat menerobos batu-batuan yang mengandung garam-garam tersebut 2. Metode Penghilangan Kesadahan Air a. Pendidihan Jika air dididihkan, hanya kesadahan sementara yang dapat dihilangkan. Bikarbonat dipecah menjadi karbonat, air dan karbon dioksida. b. Penambahan kapur mati Kapur mati (kalsium hidroksida) juga hanya memisahkan kesadahan sementara. Kapur harus ditambahkan pada jumlah yang telah
-
diperhitungkan sehingga kapur tersebut hanya cukup untuk menetralkan bikarbonat. c. Penambahan soda pencuci Metode ini menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Soda pencuci (Natrium Karbonat) bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut dengan garam kalsium dan magnesium yang tidak larut yang tertinggal sebagai endapan. d. Proses pertukaran ion Metode ini digunakan dalam rumah tangga dan industri untuk menghilangkan kedua tipe kesadahan. Proses ini meliputi penggunaan resin alami dan resin buatan seperti permutit dan zeolit. Air sadah dilewatkan melalui kolom yang diisi resin dan ion-ion kalsium dan magnesium dalam air ditukar dengan ion natrium dalam resin. Resin diregenerasi dengan dialiri larutan garam pekat (natrium klorida). Hal ini akan mengisi ion natrium lagi (Gaman, 1992 dalam Siregar, 2009). 3. Penentuan Kesadahan Air Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Pada penentuan kesadahan air, diperlukan modifikasi dari cara titrasi larutan Mg-Ca murni, karena dalam air sering dijumpai pengotoran oleh ion D
besi dan logam-logam lain. Penggunaan indikator p ioc ome Black T atau Calmagit akan terjadi indikator oleh ion besi karena bereaksi secara. Oleh sebab itu, penambahan buffer pH 10 jumlah molekul EDTA dapat membuat pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan dan beberapa jenis ion lainnya. Pasangan tersebut lebih kuat dari pada hubungan antara indikator dengan ionion kesadahan. Oleh karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama (ekuivalen) dengan jumlah ion-ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan (Santika, 1984 dalam Siregar, 2009). Pada umumnya kesadahan dinyatakan dalam satuan ppm (part per milloion/satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan Kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17,85 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen=2,8 dH= 50 ppm (Anonim, 2007 dalam Siregar, 2009).
ë ë Titrasi
kompleksometri
yaitu
titrasi
berdasarkan
pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral (Basset, 1994 dalam Syabatini, 2009). Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan (Khopkar, 2002 dalam Syabatini, 2009) : M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2diaminoetanatet aasetat
(asametilenadiamina
tet aasetat,
EDTA)
yang
mempunyai dua atom nitrogen ± penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul (Rival, 1995 dalam Syabatini, 2009). c
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut (Harjadi, 1993 dalam Syabatini, 2009). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan
pengompleksnya
sendiri.
Indikator
demikian
disebut
indikator
metalok omat. Indikator jenis ini contohnya adalah p ioc ome black T; py ocatec ol violet; xylenol o ange; calmagit; 1-x-pi idil-azonaftol PAN zincon asam salisilat metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002 dalam Syabatini, 2009). Satu-satunya ligan yang lazim dipakai pada masa lalu dalam pemeriksaan kimia adala ion sianida, CN-, karena sifatnya yang dapat membentuk kompleks yang mantap dengan ion perak dan ion nikel. Dengan ion perak, ion sianida membentuk senyawa kompleks perak-sianida, sedangkan dengan ion nikel membentuk nikel-sianida. Kendala yang membatasi pemakaian-pemakaian ion sianoida dalam titrimetri adalah bahwa ion ini membentuk kompleks secara cc
bertahap dengan ion logam lantaran ion ini merupakan ligan bergigi satu (Rival, 1995 dalam Syabatini, 2009). Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logamEDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator e ioc ome black T. Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator mu exide. Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat dihindari dengan penggunaan bahan pengkelat sebagai titran. Bahan pengkelat yang c
mengandung baik oksigen maupun nitrogen secara umum efektif dalam membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan berbagai macam logam. Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni,
sehingga
EDTA
banyak
dipakai
dalam
melakukan
percobaan
kompleksometri. Namun, karena adanya sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya EDTA distandarisasikan dahulu misalnya dengan menggunakan larutan kadmium (Harjadi, 1993 dalam Syabatini, 2009). c^
Ê Ê ë!Ê
Ê 1. Alat : a. Botol Air
(1 buah)
b. Labu p lenmeye
(1 buah)
c. Pipet ukur
(1 buah)
d. Bulp
(1 buah)
e. Gelas beker
(2 buah)
f. Gelas ukur
(1 buah)
g. Sendok indikator mu exide
(1 buah)
h. Sendok indikator EBT
(1 buah)
i. Buret j. Alat Tulis 2. Bahan: a. Sampel air sumur gali b. pt ylene Diamene Tet aacetic Acid (EDTA) c. Indikator mu exide d. Indikator EBT e. Larutan buffe f. NaOH g. Aquades
cÑ
h. Label i. Tisu . Hand Sanitize
Ê V 1. Waktu pengambilan sampel Pengambilan sampel air dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011 pukul 09:30 WITA. 2. Lokasi pengambilan sampel Lokasi pengambilan sampel air adalah di Jalan Sepakat Kera-kera Tamalanrea Kota Makassar.
1. Pengambilan sampel air sumur gali a. Disiapkan satu buah botol air untuk pengambilan sampel air b. Tangan disterilisasi menggunakan and sanitize . c. Buka tutup botol air kemudian bilas menggunakan air sumur. d. Selanjutnya isi botol sampai penuh dan tutup rapat, kemudian diberi label. 2. Pemeriksaan sampel air sumur gali a. Pemeriksaan Calsium (Ca) 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan sampel air. cè
2) 50 ml air sampel dimasukkan ke dalam p lenmeye yang sebelumnya telah dibilas menggunakan air sampel. 3) p lenmeye yang telah berisi air sampel dimasukkan 2 ml NaOH, kemudian dihomogenkan. 4) Setelah itu ditambahkan sepucuk sendok indikator mu exide, kemudian dihomogenkan sampai warna air sampel berubah menjadi merah muda. 5) Selanjutanya, air sampel dititrasi dengan EDTA hingga warna air sampel berubah dari merah muda menjadi ungu. Selama proses titrasi homogenisasi harus terus dilakukan agar terjadi perubahan warna yang sesuai. 6) Pada proses titrasi, dicatat jumlah EDTA yang berkurang pada buret. b. Pemeriksaan Kesadahan Total 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan sampel air. 2) 50 ml air sampel dimasukkan ke dalam p lenmeye yang sebelumnya telah dibilas menggunakan air sampel. 3) p lenmeye yang telah berisi air sampel dimasukkan 1 ml larutan buffe , kemudian dihomogenkan. 4) Setelah itu ditambahkan sepucuk sendok indikator EBT, kemudian dihomogenkan sampai warna air sampel berubah menjadi merah tua.
cÿ
5) Selanjutanya, air sampel dititrasi dengan EDTA hingga warna air sampel berubah dari merah tua menjadi biru tua. Selama proses titrasi homogenisasi harus terus dilakukan agar terjadi perubahan warna yang sesuai. 6) Pada proses titrasi, dicatat jumlah EDTA yang berkurang pada buret. c. Perhitungan kadar Calsium (Ca), kesadahan total dan kadar Magnesium (Mg) 1) Perhitungan kadar Calsium (Ca) Kadar Calsium (Ca) air dapat dihitung menggunakan rumus: Kadar Ca = 1000 x X ml x faktor EDTA x BA. Ca CA BM. CaCO3
Ket : CA : Contoh air (ml) X : Jumlah dalam ml sampel berubah warna pada titrasi 2) Perhitungan Kesadahan Total Kesadahan total air dapat dihitung menggunakan rumus : Kesadahan Total = 1000 x X ml x Faktor EDTA x BM CaO CA BM CaCO3 Ket:
CA : Contoh air (ml) X
: Jumlah dalam ml sampel berubah warna pada titrasi
3) Perhitungan kadar Magnesium (Mg) Kadar Mg = 1000 x xhasil titrasi 0D ±hasil titrasi Ca f.EDTA x BA Mg CA BM CaCO3
c-
Ê Ê" Ê
Berdasarkan hasil percobaan terhadap sampel air sumur gali diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Nilai X (Total titrasi EDTA) pada pemeriksaan kadar Calsium adalah 3 ml. 2. Nilai X (Total titrasi EDTA) pada pemeriksaan Kesadahan Total adalah 6 ml. Untuk menghitung kadar Calsium (Ca) air sumur gali dimana telah diketahui nilai faktor EDTA adalah konstan yaitu 0,97 sedangkan, BA Ca = 40 dan BM CaCO3 = 100 dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar Ca = 1000 x X ml x faktor EDTA x BA. Ca CA BM. CaCO3 = 1000 x 3 ml x 0,97 x 40 50 100 = 23, 28 mg/l Jadi, kadar Calsium (Ca) air sumur gali di Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea adalah 23, 28 mg/l. Kadar kesadahan total air sumur gali dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (BM CaO = 56): Kesadahan Total = 1000 x X ml x Faktor EDTA x BM CaO x 1 oD CA BM CaCO3 = 1000 x 6 ml x 0,97 x 56 50 100 = 65, 18 mg/l oD
= 651, 8 mg/l
cD
Jadi, kesadahan total air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea adalah 651, 8 mg/l. Untuk menghitung kadar Magnesium (Mg) air sumur gali, dapat digunakan nilai titrasi (X) pada pemeriksaan kadar Ca dan Kesadahan total air dengan rumus sebagai berikut (BM Mg = 24,4): Kadar Mg = 1000 x xhasil titrasi 0D ±hasil titrasi Ca f.EDTA x BA Mg CA BM CaCO3 = 1000 x ( 6 ml ± 3 ml ) x 0,97 x 24,4 50 100 = 14, 20 mg/l Jadi, kadar Magnesium (Mg) air sumur gali di Jalan Sepakat No. 21 Kerakera Tamalanrea adalah 14, 20 mg/l.
Ê Pada percobaan ini mencoba menentukan tingkat kesadahan suatu sampel air dengan menggunakan reaksi pembentukkan ion kompleks. Langkah yang dilakukan adalah penentuan kesadahan air yaitu dengan menggunakan metode complexomet i, yaitu dipakai garam EDTA (pt ylene Diamene Tet aacetic Acid). Dalam menentukan kesadahan air, pemeriksaan yang dilakukan yaitu menentukan kadar calcium (Ca), kesadahan total dan kadar magnesium (Mg) dari air sumur yang diamati. Pada penentuan kadar Calsium didapatkan kadar Ca sebesar 23, 28 mg/l dan kesadahan total didapatkan hasil sebesar 651,8 mg/l dan sedangkan kadar c
Magnesium dalam air sumur adalah 14, 20 mg/l. Dalam air sumur selalu terlarut sejumlah garam Calsium dan atau Magnesium baik dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat. Adanya garam-garam ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu tidak dapat menghasilkan busa jika dicampur dengan sabun. Zat-zat atau bahan kimia yang terkandung di dalam air misalnya Ca, Mg, CaCO3 yang melebihi standart kualitas tidak baik untuk dikonsumsi oleh orang dengan fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan menyebabkan pembentukkan batu pada saluran kencing. Kebiasaan minum juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan batu saluran kencing. Orang yang banyak mengkonsumsi air dengan kandungan kapur tinggi akan menjadi predisposisi pembentukan batu saluran kencing. Adapun dampak yang ditimbulkan kesadahan dapat berakibat : 1. Kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun. 2. Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan flat. 3. Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat. 4. Mineral kesadahan air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air. 5. Residu kesadahan air dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan efisiensi panas. 6. Kesadahan air dapat menciptakan buih logam pada kamar mandi s owe dan bat tubs.
Oleh karena itu, air yang digunakan manusia tidak boleh lebih dari 500 mg/l CaCO3 yakni sesuai dengan Standar kualitas air bersih yang ditetapkan Permenkes RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 500 mg/l CaCO3. Hasil pemeriksaan kesadahan total air adalah 651,8 mg/l. Adapun persyaratan permenkes RI No 416 tahun 1990 mengenai standar kualitas air bersih berdasarkan kesadahannya yakni 500 mg/l. Jadi dapat disimpulkan bahwa air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan Permenkes.
c
Ê Ê" ë
Berdasarkan hasil percobaan terhadap air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea diperoleh kadar Ca sebesar 23, 28 mg/l, kadar Magnesium adalah 14, 20 mg/l dan kesadahan total air sumur gali, sebesar 651,8 mg/l, sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur gali Jalan Sepakat No. 21 Kera-kera Tamalanrea dengan tingkat kesadahan total 651, 8 mg/l tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan Permenkes RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 500 mg/l CaCO3. Ê 1. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan senantiasa melakukan kegiatan monitoring terhadap sumber air bersih yang digunakan masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari gangguan kesahatan dan hal-hal yang berbahaya lainnya akibat penggunaan sumber air yang tidak memenuhi standar. 2. Pihak Pemerintah diharapkan senantiasa melakukan kegiatan monitoring dalam upaya penyehatan air melalui pengembangan dan inovasi teknologi penerapan penyediaan air bersih. 3. Masyarakat berhati-hati dalam memilih sumber air dan senantiasa menjaga lingkungan terutama sumber air agar tidak tercemar bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan.
4. Mahasiswa khususnya kesehatan lingkungan lebih mengembangkan skill-nya dalam
melakukan
pemeriksaan
lingkungan.
^
terkait
peningkatan
standar
kualitas