LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN TUBERCULOSIS (TBC) DI RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
KATA PENGANTAR
Puji sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh tuntunannya sehingga proposal “Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan” ini dapat diselesaikan dengan baik. dengan baik. Promosi kesehatan ini disusun dengan maksud untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis. Di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB dunia dan setiap tahun terdapat 539.000 kasus baru. Insidens kasus TB BTA positif sekitar 107 per 100.000 penduduk. Data Survei Tuberkulosis Nasional tahun 2004 masih mendapatkan bahwa kasus baru di Indonesia rata-rata 110 per 100.000 penduduk dengan kematian 100.000 per tahun. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit stroke, baik di perkotaan maupun pedesaan. Oleh karen itu Rumah Sakit Kristen Lindimara menyadari perlu adanya suatu upaya pendidikan kesehatan bagi pasien maupun keluarga pasien yang meliputi definisi tuberkulosis, tanda dan gejala tuberkulosis, proses penularan tuberkulosis, pengobatan serta pencegahan tuberkulosis. Melalui pendidikan kesehatan ini diharapkan masyarakat sumba timur khususnya kota waingapu dapat meningkatkan taraf hidup sehat melalui informasi dan pengetahuan yang telah didapat.
Waingapu, 20 september 2018
HALAMAN JUDUL ............................ i .......................................... ............................ ............................ ............................ ............................. ........................... ............ KATA PENGANTAR ........................... ......................................... ............................ ............................. ............................. ............................ ...................... ........ii ... DAFTAR ISI ............................ .......................................... ............................ ............................ ............................ ............................ ............................ ......................... ...........iii .. .......................................... ............................. ............................ ............................ ............................ ................ 1 .. BAB I PENDAHULUAN ........................... ........................................ ............................ ............................. ............................. ............................ ................ .. ......... 1. LATAR BELAKANG .......................... 1 .......................................... ............................ ............................ ............................ ............................ ............................ ........................... ............. 2. TUJUAN ............................ 3 .......................................... ............................. ............................ ............................ ............................ ............................ ..................... ....... 3. MANFAAT ........................... 3
........................................... ............................. ............................ .................... ...... BAB II METODE PELAKSANAAN ............................ 4
1. STRATEGI PELAKSANAAN ........................... 4 ......................................... ............................ ............................ ............................ .............. ......................... 4 2. RENCANA WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAAN .........................
3. SAP TBC ........................... 5 ......................................... ............................ ............................ ............................ ............................ ............................ ........................... ............. 4. MATERI PENYULUHAN ............................ 10 .......................................... ............................ ............................ ............................ .................. ....
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak Negara sejak tahun 1995. Khusus bagi pelayanan pasien tuberkulosis di rumah sakit dilakukan dengan strategi DOTS. Hal tersebut memerlukan pengelolaan yang
lebih
spesifik,
karena
dibutuhkan
kedisiplinan
dalam
penerapan
semua
kebijakan/stadar prosedur operasional yang ditetapkan. Rumah Sakit Kristen Lindimara sebagai salah satu pengelenggara pelayanan kesehatan wajib turut serta mensukseskan program-program yang diadakan oleh pemerintah termasuk program pelayanan tuberkulosis dengan strategi DOTS. Agar pelayanan terhadap pasien TB dapat berjalan dengan baik diperlukan pedoman pengorganisasian yang dipakai sebagai salah satu landasan dalam memberikan pelayanan. Berdasarkan hal tersebut di atas, kami Rumah Sakit Kristen Lindimara mengadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit TBC yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga khususnya pengidap TBC tentang definisi tuberkulosis, tanda dan gejala tuberkulosis, proses penularan tuberkulosis, pengobatan serta pencegahan tuberkulosis. Selain itu, setelah melakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan pasien dan keluarga penderita TBC sadar akan pentingnya hidup sehat dan dapat melakukan pencegahan terjadinya penularan penyakit TBC secara luas yang pada akhirnya dapat menurunkan insidensi dan prevalensi kasus TBC di Sumba Timur khususnya di kota Waingapu. B.
Tujuan
1. Tujuan Umum Membantu menurunkan terjadinya penularan TBC, sehingga dapat menurunkan insidensi dan prevalensi kasus TBC.
2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan TBC. b. Meningkatkan aksi nyata berbagai komponen masyarakat dalam pengendalian TBC. c. Meningkatkan penyebarluasan informasi tentang TB secara terkoor-dinasi dan berkesinambungan.
BAB II METODE PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode dua arah yaitu penyampaian teori dan pembagian leaflet TBC yang diikuti kegiatan tanya jawab. Materi disampaikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh sasaran. Leaflet TBC yang di bagikan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan mudah dibaca oleh sasaran disertai gambar agar sasaran lebih dapat memahami isi dari pendidikan kesehatan yang dilaksanakan.
B. Rencana Waktu dan Tempat Pelaksanaaan Hari / tanggal
: Kamis, 11 oktober 2018
Waktu
: Pukul 09.00
Tempat
: Poliklinik dan ruang inap isolasi Rumah Sakit Kristen Lindimara
Peserta
: Pasien dan keluarga penderita TBC
SATUAN ACARA PENYULUHAN TUBERKULOSIS (TBC )
Topik
: Tuberkulosis
Sub topik
: Penagngan TBC
Sasaran
: Pasien TBC dan Keluarga
Hari / tanggal
: 11 oktober 2018
Waktu
: Pukul 09.00
Tempat
: Poliklinik RSK Lindimara dan ruang rawat inap isoslasi
A. Latar belakang masalah
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Tuberculosis (TBC) ini merupakan penyakit yang dapat menular dan sangat menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, tidak ada satu Negara pun yang bebas dari penyakit ini. Angka kematian dan kesakitan akibat Mycobacterium Tuberculosis ini sangat tinggi.
Hingga kini, prevalensi pengidap TBC di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 289 per 100.000 penduduk dan insidensi telah mencapai angka 189 per 100.000 penduduk sudah terancam dunia seperti yang telah diutarakan oleh Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesiayang menghimpun angka tersebut sejak tahun 2011 yang lalu mengenai Tuberculosis (TBC) di Indonesia. Namun, pada tahun 2011 ini angka penyembuhan penyakit TBC tersebut suda sesuai dengan harapan yaitu sebesar 90,3 persen pasien telah sembuh. Mengingat masalah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit TBC ini merupakan penyumbang kematian terbesar di dunia khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak khususnya pemerintah kesehatan Republik Indonesia untuk mencegah penularan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan
dampak yang lebih buruk lagi bagi masyarak, sehingga sangat perlu dilakukan pencegahan dini terhadap penyakit TBC tersebut.
.
Dalam rangka menurunkan angka penularan penyakit TBC ini, kami berinisiatif untuk melakukan sebuah kegiatan “Promosi Kesehatan tentan Penyakit TBC” yang diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat dalam mencegah terjadinya TBC, sehingga dapat menurunkan angka penderita penyakit TBC tersebut.
B. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit TBC sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
C. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan kembali :
1.
Pengertian TBC
2.
Proses penularan TBC
3.
Gejala – gejala TBC
4.
Pencegahan TBC
5.
Pengobatan TBC
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa cermah dan tan ya jawab
F.
Rencana Proses Pelaksanaan
NO Waktu
Keguatan penyuluhan
1
Pembukaan :
2 menit
Kegiatan peserta
Memberi salam
Menjawab salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Mendengarkan
Menyebutkan materi / pokok bahasan
penjelasan
yang akan disampaikan
10 menit
Pelaksanaa :
Menjelskan materi penyuluhan
Materi :
6 menit
Pengertian TBC
Tanda dan gejala
Proses penularan
Pengobatan TBC
Pencegahan TBC
Menyimak memperhatikan
Evaluasi : Meminta sasaran untuk menyebutkan stau menjelaskan kembali : 1. Pengertian TBC 2. Tanda dan gejala 3. Proses penularan 4. Pengobatan TBC 5. Pencegahan TBC
2 menit
Penutup :
Menjawab pertanyaan
dan
Mengucakan terimakasih dan salam
Menjawab salam
G. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan adalah materi SAP dan Leaflat H. Metode Evaluasi : Lisan I.
Jenis Evaluasi : Tanya jawab
J.
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur a. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu : materi SAP dan Leaflet b. Persiapan Materi Materi disiapkan dalam bentuk Madding dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan. c. Persiapan Peserta Penyuluhan mengenai TBC diberikan kepada seluruh keluarga Tn. “A” yang telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan. 2. Evaluasi Proses a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan. b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan. c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran. d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung. 3. Evaluasi Hasil a. Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian TBC. b. Masyarakat mahami dan mengetahui bagaimana gejala – gejala yang ditimbulkan dari penyakit TBC c. Masyarakat mengetahui dan memahami bagaimana proses penularan TBC.
d. Masyarakat mengetahui dan memahami cara pencegahan penyakit TBC e. Masyarakat mengetahui pengobatan yang tepat dan benar terhadap penyakit TBC.
K. Materi
a. Pengertian TBC b. Proses penularan TBC c. Gejala – gejala TBC d. Cara Pencegahan TB e. Pengobatan TBC
Waingapu , 11 Oktober 2018
MATERI
A. Pengertian.
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedang kan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC . B. Proses Penularan TBC
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anakanak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru- paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. C. Gejala – gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik. 1.
Gejala sistemik / umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. b. Penurunan nafsu makan dan berat badan. c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah. 2. Gejala khusus a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi / darah. D. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit TBC
1. Tahap Pencegahan Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : a. Pencegahan Primer Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi. Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi : 1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan. 2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak. 3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental. b. Pencegahan Sekunder Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan. Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif. Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan
dengan
membatasi
penyebaran
penyakit,
disinfeksi
dan
cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis. c.
Pencegahan Tersier Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
2.
Pengobatan Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.
3.
Mendiagnosa TBC Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC. Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu : a. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahakSewaktu pertama (S).
b. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P). c. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut dahak Sewaktu kedua (S). 4. Tempat pengobatan penderita TBC Puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), Rumah Sakit, klinik dan dokter praktek swasta. Di Puskesmas, penderita bisa mendapatkan pengobatan TBC secara cuma-cuma (GRATIS). 5. Mengetahui kemajuan pengobatan Keluhan berkurang atau hilang, berat badan bertambah, nafsu makan meningkat. Pemeriksaan dahak pada akhir tahap awal juga menunjukkan hasil negatif.