EKSTENSIBILITAS DAN ELASTISITAS OTOT
LAPORAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Yang Yang dibina oleh Bapak Soewolo M.Pd dan Ibu Nuning Wulandari S.Si M.Si
!leh " #$%!MP!# &' !FF$(IN) * +melia +nanda
,-/&0-0-102
+rwinda Pr Probowati
,-/&0-0-112
$3i (ia (aha4u
,-/&0-0-152
Fitri *ah4a Ningsih
,--&/0-0-60/2
#hoirista Noor (
,-/&0-0-1772
Nadian Yu Yudistirahman,-/&0-0-10& distirahman ,-/&0-0-10&22
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI FEBRUARI, 2014 A. TUJUAN #egiat #egiatan an ini bertu8u bertu8uan an untuk untuk mening meningkat katkan kan pemaha pemahaman man mahasi mahasiswa swa
tentan tentang g si9at si9at ekstens ekstensibi ibilita litass dan elastisi elastisitas tas otot otot polos polos dan otot otot lurik lurik serta serta mampu mengembangkan lewat penelitian.
B. DASAR TEORI
Sel:sel otot memiliki si9at khusus 4ang tidak dimilikioleh sel:sel lain 4aitu si9at ekstensibilitas elastisitas dan kontraktilitas. $kstensibilitas artin4a sel:sel dapat meregang ,meman8ang2 sampai batas tertentu apabila kepadan4a diberikan ga4a ,beban'tarikan2. $lastisistas artin4a sel:sel otot dapat kembali pada bentuk semula apabila ga4a 4ang diberikan kepadan4a dihilangkan. Perbedaan struktur 8aringan otot polos dengan otot lurik berpengaruh terhadap si9at elastisitas dan ekstensibilitasn4a. +dan4a kedua si9at ini memungkinkan sel:sel otot tidak mudah rusak bila dikenai ga4a. Misaln4a pada 8antung bila serambi dan bilik 8antung berisi darah sel:sel ototn4a meregang memungkinkan serambi dan bilik 8antung mampu menampung darah ;ukup ban4ak tanpa mengalami kerusakan. Bila 8antung berkontraksi akan menghasilkan kontraksi 4ang lebih kuat. *ontoh lain misaln4a pada pembuluh dan alat pen;ernaan makanan semuan4a menun8ukkan si9at ekstensibilitas dan elastisitas otot. Per;obaan ini berdasarkan pada beberapa prinsip dasar 4aitu" -. !tot 4ang digunakan harus memiliki penampang dan pan8ang 4ang relati9 sama. . $kstensibilitas diukur dari selisih dari pan8ang otot sebelum dan sesudah diberi beban. &. $lastisitas diukur dari selisih dari pan8ang otot sebelum dan sesudah beban dihilangkan. 0. !tot dikatakan memiliki ekstensibilitas lebih besar apabila diberi beban sama otot mampu meregang lebih pan8ang. 6. !tot dikatakan tidak memiliki ekstensibilitas apabila otot diberi beban ;ukup otot tidak meman8ang sama sekali. 7. !tot dikatakan memiliki elastisitas -//< apabila beban 4ang diberikan pada otot dihilangkan maka otot mampu kembali ke pan8ang. !tot merupakan alat gerak akti9 karena kemampuann4a berkontraksi ketika dirangsang. (angsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik seperti pi8atan rangsangan karena suhu panas atau dingin dan rangsangan kimia seperti asam dan basa. !tot memendek 8ika sedang berkontraksi dan meman8ang 8ika berelaksasi. #ontraksi ter8adi 8ika otot sedang melakukan kegiatan sedangkan relaksasi ter8adi 8ika otot sedang beristirahat.
!tot tersusun atas dua ma;am 9ilamen dasar 4aitu " = Filamen aktin , tipis 2 = Filamen miosin , tebal 2 #edua 9ilamen ini men4usun mio9ibril. Mio9ibril men4usun serabut otot dan serabut:serabut otot men4usun otot. Serabut otot isebut 8uga dengan sel:sel otot. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang ekstensibilitas dan elastisitas otot Si9at ekstensibilitas umumn4a terdapat pada beberapa 8aringan biologis. Seperti 4ang ditun8ukkan pada gambar dibawah ini ekstensibilitas adalah kemampuan terulur atau meningkatn4a peman8angan otot dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke pan8ang normal setelah diulur ,distret;h2. $lastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi peman8angan istirahat normal ,normal resting2 setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan 4ang halus dari otot ke tulang. Si9at elastis otot digambarkan sebagai komponen utama. #omponen elastis paralel ,P$*2 ditun8ukkan oleh membran otot 4ang memberikan tahanan pada saat otot se;ara pasi9 terulur ,stret;h2. #omponen elastis seri ,S$*2 terdapat pada tendon beker8a sebagai pegas 4ang lentur untuk men4impan energi elastis ketika otot 4ang tegang diulur ,distret;h2. C. PROSEDUR KERJA
Mematikan katak dengan ;ara single pith.
Mengambil bagian otot re;tus abdominalis dengan ;ara memotong otot katak bagian 3entral dan potong se;ukupn4a dengan pan8ang sekitar &;m
Mengambil otot polos dari saluran pen;ernaan ,usus2 dan memotongn4a dengan pan8ang sekitar &;m.
Mengikat kedua u8ung potongan otot rektus abdominalis dengan seutas tali ,ikatan tidak terlalu kuat ' terlalu longgar2
Mengikat benang 4ang satu pada penggantung sedangkan benang 4ang lain pada tempat beban
Mengukur pan8ang otot sebelum dibebani ,P/-2kemudian menambahkan -/ gram beban sampai 6/ gram.mengukur pan8ang otot setiap kali penambahan beban.
Berlarut:larut larut beban dikurangi -/ gram sampai tanpa beban ,P/2
Mengukur pan8ang otot tiap dikurang beban -/ gram
Memperlakukan otot polos dengan perlakuan sama seperti pada otot re;tus abdominalis.
D. DATA PENGAMATAN CARA KERJA
BERAT BEBAN PANJANG OTOT LURIK PANJANG OTOT POLOS (Otot Rectus (Otot Pada Usus Abdominalis
!" # $en%i&at &edua u'un% oton%an otot )e&tus abdominis den%an seutas tali (I&atan tida& te)lalu &uat*te)lalu lon%%a)
# $en%i&at benan% /an% satu ada en%%antun%-sedan % benan% /an% lain ada temat beban
# $en%u&u) an'an% otot sebelum dibe)i beban (PO! &emudian menamba4&an beban !, %)am beban samai 5, %)am
# $en%u&u) an'an% otot setia &ali enamba4an beban 0" Be)tu)ut6 tu)ut beban di&u)an%i !, %)am-samai tana beban (PO0
# $en%u&u) an'an% otot tia di&u)an%i beban !, %)am
E. ANALISIS DATA
PO!
+ cm
+ cm
P!,
+-! cm
. cm
P0,
+-+ cm
.-1 cm
P+,
+-2 cm
.-3 cm
P.,
+-3 cm
5-0 cm
P5,
.-0 cm
5-. cm
P.,
+-3 cm
5-+ cm
P+,
+-2 cm
5-! cm
P0,
+-. cm
.-3 cm
P!,
+-0 cm
.-2 cm
PO0
+ cm
.-. cm
Praktikum ini dilakukan dengan tu8uan untuk mempela8ari tentang si9at ekstensibilitas
dan elastisitas
otot polos
dan
otot
lurik serta
mampu
mengembangkann4a lewat penelitian. Per;obaan tersebut dilakukan dengan menggunakan potongan dari otot lurik ,otot re;tus abdominalis2 dan otot polos 4ang dipotong berukuran pan8ang sekitar ;m. Yang pertama dilakukan pengukuran pan8ang otot antara dua ikatan sebelum diberi beban ,beri kode p! -2 kemudian berturut:turut tambahkan -/ gram beban sampai 6/ gram ,beri kode p 6/ 2. #emudian berturut:turut setiap kali kurangi beban -/ gram sampai akhirn4a tanpa beban ,beri kode p! 2. >kur pan8ang usus pada setiap kali pengurangan beban -/ gram >ntuk kegiatan perlakuan pada otot rangka 4ang di ambil dari otot re;tus abdominalis didapatkan hasil bahwa ketika ditambahkan beban -/ gr otot mengalami peman8angan men8adi &- ;m ,P-/2. #emudian untuk penambahan beban -/ gr kedua otot mengalami peman8angan men8adi && ;m ,P/2. %alu untuk penambahan beban -/ gr ketiga otot mengalami peman8angan men8adi &7 ;m ,P&/2. Selan8utn4a untuk penambahan beban -/ gr ke empat otot mengalami peman8angan men8adi &1 ;m ,P0/2. Dan 4ang terakhir adalah penambahan beban -/ gr 4ag ke lima
otot mengalami peman8angan men8adi
0 ;m.
Pada
perlakuan penambahan tersebut dapat dilihat bahwa ter8adi penambahan pan8ang otot pada setiap penambahan beban. ?etapi pertambahan pan8ang otot tiap kali penambahan beban -/ gr sampai P6/ tidak konstan. Selan8utn4a perlakuan dalam mengukur pan8ang usus pada setiap kali pengurangan beban -/ gr. Pengurangan -/ gr beban pertama pan8ang otot berkurang men8adi &1 ;m ,P0/2. Pengurangan -/ gr beban kedua pan8ang otot berkurang men8adi &7 ;m ,P&/2. Pengurangan -/ gr beban ketiga pan8ang otot berkurang men8adi &0 ;m ,P/2. Pengurangan -/ gr beban keempat pan8ang otot berkurang men8adi & ;m ,P-/2. Dan pengurangan beban -/ gr terakhir hingga tanpa beban pan8ang otot kembali dalam pan8ang awal ketika belum diberi beban 4aitu &;m ,P/2. Hal ini menandakan bahwa otot re;tus abdominalis selain memilikan si9at ekstenbilitas 4ang sel:sel otot n4a dapat meregang ,meman8ang2 sampai batas tertentu apabila kepadan4a diberikan ga4a ,beban'tarikan2 tapi 8uga
memiliki si9at elastisitas4ang artin4a sel:sel ototn4a dapat kembali pada bentuk semula apabila ga4a 4ang diberikan kepadan4a dihilangkan. >ntuk perlakuan pada otot polos 4ang di ambil dari saluran pen;ernaan dengan pan8ang awal otot & ;m ,p/-2. Didapatkan hasil bahwa ketika penambahan beban -/ gr pertama pan8ang otot bertambah men8adi 0 ;m ,P-/2. >ntuk penambahan beban -/ gr kedua pan8ang otot bertambah men8adi 05 ;m ,P/2. >ntuk penambahan beban -/ gr ke ketiga pan8ang otot bertambah men8adi 01 ;m ,P&/2. >ntuk penambahan beban -/ gr ke empat pan8ang otot bertambah men8adi 6 ;m ,P0/2. Selan8utn4a untuk penambahan beban -/ gr kelima pan8ang otot bertambah men8adi 60 ;m ,P6/2. Sama haln4a dengan perlakuan pada otot re;tus abdominalis otot mengalami peman8angan pada setiap penambahan -/ gr beban hingga P6/ namum peman8angan pada setiap penamabahan beban tersebut tidak konstan. Dalam pengukuran pan8ang usus pada setiap kali pengurangan beban -/ gr pan8ang otot polos pada usus berkurang men8adi 6& ;m dalam pengurangan beban -/ gr pertama ,P0/2. >ntuk pengurangan beban 4ang kedua pan8ang otot polos berkurang men8adi 6- ;m ,P&/2. >ntuk pengurangan beban -/ gr 4ang ketiga pan8ang otot polos berkurang men8adi 01 ;m ,P/2. >ntuk pengurangan beban -/ gr 4ang kedua pan8ang otot polos berkurnag men8adi 07 ;m ,P-/2. Selan8utn4a untuk pengurnagan beban 4ang terakhir dimana otot tidak di beri beban sama sekali pan8anh otot polos berkurang men8adi 00 ;m ,P/2. Hal ini menandakan bahwa otot polos menun8ukkan si9at ekstensibilitas 4ang artin4a sel: sel dapat meregang ,meman8ang2 sampai batas tertentu apabila kepadan4a diberikan ga4a ,beban'tarikan2 dan tidak memiliki kemampuan untuk kembali seperti pada pan8ang 4ang semula. Hitungan hasil per;obaan" •
$kstenbilitas otot re;tus abdominalis esktensibilitas@ P6/:P/-
A -// P/-
@
0 : &
A -//
& @
-
A -//
&
•
@
/0 A -// <
@
0/<
$kstenbilitas otot polos ekstensibilitas@
P6/:P/-
A -//
P/@
60 : &
A -//
& @
0
A -//
& @
/ A -// <
@
/ <
Sel:sel otot dikatakan memiliki si9at ekstenbilitas apabila dapat meregang atau meman8ang pada batas tertentu apabila diberikan beban. Cadi dapat disimpulkan bahwa ekstenbilitas 4ang dimiliki oleh otot polos lebih besar 4aitu /< dibandingkan otot re;tus abdominallis 4aitu 0/<. •
$lastisitas otot re;tus abdominalis elastisitas@ P6/:P/
A -//
P6/:P/-
@
0 : &
A -//
0 & @
-
A -//
-
•
@
- A -// <
@
-// <
$lastisitas otot polos
elastisitas@ P6/:P/ @
A -//
P6/:P/60 00
A -//
60 : & @
-
A -//
0 @
/0 A -// <
@
0 <
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa otot rangka ,re;tus abdominalis2 memiliki si9at ekstensibilitas 4ang besar 4aitu -//< dibandingkan dengan otot polos 4ang han4a memiliki elastisitas sebesar 0<. F. PEMBAHASAN Ekst!s"#"$"t%s &t&t $'("k
$kstensibilitas adalah kemampuan bertambahn4a atau meningkatn4a peman8angan otot Si9at ekstensibilitas umumn4a terdapat pada beberapa 8aringan biologis seperti pada otot lurik dan otot polos. Pada pengamatan praktikum kali
ini kami mendapatkan ekstensibilitas otot rektus abdominis dari katak sebesar 0/<. Pertambahan pan8ang dari otot lurik katak ini tidak konstan meskipun beban 4ang diberikan atau ditambahkan sama 4aitu -/ gram setiap penambahan. Penambahan beban 4ang diberikan pada otot re;tus abdominis memiliki pengaruh 4ang akan ter8adi pada komponen elastin ,aktin dan miosin2 dan tegangan dalam oto tmeningkat dengan ta8am sarkomer meman8ang dan bila dilakukan terus menerus otot akan beradaptasi untuk meregang atau meman8ang namun dalam waktu 4ang sementara karena ketika beban dikurangi atau dilepaskan otot akan kembali kepada kondisiawal ,elastis2. (espon mekanik otot terhadap peregangan bergantung pada m4o9ibril dan sarkomer otot. Setiap otot tersusun dari beberapa serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberapa m4o9ibril. Serabut m4o9ibril tersusun dari beberapa sarkomer 4ang terletak se8a8ar dengan serabut otot. Sarkomer merupakan unit kontraktildari m4o9ibril dan terdiri atas 9ilament aktin dan miosin 4ang saling tumpang tindih. Sarkomer memberikan kemampuan pada otot untuk berkontraksi dan relaksasi serta mempun4ai kemampuan elastisitas 8ika diregangkan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan alasanapa 4ang men4ebabkan otot lurik ini tidak mengalami peman8angan 4ang stabil atau konstan meskipun beban 4ang diberikan selalu sama setiap penambahan beban adalahs eperti 4ang dipaparkan diatas karena aktin dan m4osin dan tegangan dalam otot meningkat sarkomern4a pun 8uga meman8ang dan ketika beban terus ditambah otot akan beradaptasi meregang dan meman8ang akan tetapi pertambahan pan8ang ini tidaklah permanen melainkan han4a sementara ,?im pembina M# 9isiologihewan. /-2. E$%st"s"t%s &t&t $'("k
$lastisitas otot merupakan kemampuan otot untuk kembali pada bentuk dan ukuran semula apabila ga4a atau beban 4ang diberikan kepada otot dihilangkan ,Soewolo ///2. Pada per;obaan elastisitas otot lurik pengurangan beban seban4ak lima kali dimana setiap pengurangan berat beban adalah -/ gram. Pengurangan beban ini disertai pula dengan pengurangan pan8ang dari otot tersebut. Pengurangan beban ini men4ebabkan pan8ang otot berkurang pula dimana setiap pengurangan beban sebesar -/ gram pan8ang 4ang berkurang
sekitar /:/& ;m dari pan8ang awal 0 ;m dan pan8ang akhir & ;m. Sedangkan untuk nilai elastisitas dari otot lurik ini adalah -// <. Hal ini menun8ukkan bahwa kemampuan otot akan kembali pada bentuk dan ukuran semula apabila ga4a atau beban 4ang diberikan kepada otot semakin berkurang dan tingkat elastisitas pada otot lurik ini ;ukup baik 4ang me;apai nilai -//<. Pada otot rangka bila otot dalam keadaan pan8ang regangan istirahat normal dan kemudian diakti9kan ia berkontraksi dengan da4a kontraksi maksimal. Bila otot diregangkan 8auh lebih besar daripada pan8ang normal sebelum berkontraksi timbul regangan istirahat dalam 8umlah besar 4aitu keadaan dimana kedua u8ung:u8ung otot ditarik saling mendekati satu sama lain oleh da4a elastik 8aringan ikat pembuluh darah sara9 dan sebagain4a. >ntuk mengadakan suatu kontraksi 4ang seragam otot rangka memiliki suatu sistem tubulus trans3ersal ,tubulus ?2. Sistem tubulus ? ini merupakan in3aginasi sarkolema 4ang membentuk suatu 8aringan tubulus kompleks 4ang saling beranastomistis melingkari batas antara pita H dan pita I dari setiap sarkomer mio9ibril. Membran tubulus ? ini berhubungan dengan sisterna terminal dari retikulum sarkoplasma. Melalui membran tubulus ? ini potensial aksi dirambatkan untuk memi;u pembebasan *a E dari dalam retikulum sarkoplasma. #ontraktilitas atau kemampuan otot untuk berkontraksi ,menegang2 pada sel otot disebabkan sel otot memiliki protein kontraktil. Bila otot mendapat rangsangan 4ang ;ukup kuat maka otot akan memendek. Pemendekan ini dapat men;apai -'7 kali pan8ang semula bahkan pada otot rangka dapat memendek sampai -'-/ pan8ang semula. Pada per;obaan tersebut pengurangan pan8ang sekitar -'-/ dari pan8ang semula ,Soewolo ///2. Selain itu pada otot rangka bila otot dalam keadaan pan8ang regangan istirahat normal dan kemudian diakti9kan ia berkontraksi dengan da4a kontraksi maksimal. Bila otot diregangkan 8auh lebih besar daripada pan8ang normal sebelum berkontraksi timbul regangan istirahat dalam 8umlah besar 4aitu keadaan dimana kedua u8ung:u8ung otot ditarik saling mendekati satu sama lain oleh da4a elastik 8aringan ikat pembuluh darah sara9 dan sebagain4a. Hal ini sesuai dengan per;obaan dimana ketika otot sedang meregang lalu kemudian diakti9kan dengan pengurangan beban otot akan berkontraksi se;ara maksimal dengan u8ung:u8ung otot 4ang saling mendekat
sehingga ter8adi pemendekan otot dan pan8angn4a berkurang. Beban merupakan determinan penting pada ke;epatan otot untuk memendek. Makin besar beban makin lambat ke;epatan memendek. #e;epatan memendek akan maksimal bila tidak ada beban eksternal ke;epatan memendek akan menurun bila beban dinaikkan dan ke;epatan men8adi nol bila beban sama dengan atau melebihi tegangan maksimal ,Soewolo ///2. Pern4ataan ini sesuai dengan per;obaan dimana ketika beban berkurang otot akan segera memendek. Pada otot rangka sel: sel otot rangka diadaptasikan untuk melakukan kontraksi. Bila dipisahkan satu sel otot dari 9asikulusn4a maka dapat dilihat bahwa di dalam sel otot tersebut terdapat beratus:ratus serabut halus 4ang tersusun se8a8ar dan homogen 4ang dikenal dengan nama mio9ibril. Bila diamati lebih lan8ut akan nampak bahwa di dalam mio9ibril terdapat mio9ilamen tebal dan mio9ilamen tipis 4ang tersusun se8a8ar namun tidak homogen sehingga memberikan gambaran pita gelap:terang pada mio9ibril ,Soewolo ///2. Ekst!s"#"$"t%s &t&t )&$&s
!tot polos adalah otot dengan struktur tidak memiliki garis melintang seperti otot skeletal ,otot lurik2. !tot polos ban4ak di8umpai di organ 3iseral sehingga sering disebut dengan otot 3iseral. Sel otot polos memiliki bentuk seperti gelendong
dengan
struktur
saling
beranastomosis
satu
sama
lain.
Pertautan'hubungan kelistrikan antar sel otot polos melalui struktur gap junction 4ang memungkinkan sekelompok sel pada area tertentu dapat berkontraksi sebagai unit 9ungsional tunggal. Struktur dari sel otot polos menun8ukkan sebuah bundles'berkas mio9ilamen kontraktil terdiri atas aktin dan miosin 4ang menan;ap pada satu bagian u8ung dari dense area di membran plasma dan bagian u8ung 4ang lain melalui dense bodies pada 9ilamen intermediate. Struktur internal sel:sel otot polos tampak kurang terorganisasi dengan baik 8ika dibandingkan dengan otot rangka ,lurik2 dan otot 8antung. Susunan 9ilamen tebal dan 9ilamen tipis dalam otot polos tampak hampir a;ak organisasi sarkomerik dan pita :n4a tidak ada. Proporsi dan organisasi 9ilamen tebal dan 9ilamen tipisn4a berbeda tidak tersusun se8a8ar tetapi saling men4ilang membentuk kisi:kisi. (asio 9ilamen tebal dan tipis pada otot polos sebesar - " -7 sedangkan pada otot rangka ,lurik2 sebesar -"
,Soewolo //62. Filamen tipis han4a mengandung aktin dan tropomiosin tanpa troponin. Pada kondisi relaksasi mio9ilamen kontraktil terorientasi dengan model meman8ang pada sel otot polos dan pada saat ter8adi sliding 9ilamen aktin dan miosin sel akan memendek. !tot polos berdasarkan akti3itasn4a dibedakan men8adi dua 4aitu otot polos unit tunggal , single unit 2 dan otot polos unit 8amak ,multiple unit 2. !tot polos multiple unit merupakan otot polos 4ang memiliki si9at gabungan antara otot lurik dan otot polos single unit. !tot polos multiple unit memiliki unit:unit 4g terpisah dan mirip seperti unit motor otot lurik'skeletal sehingga memiliki si9at neurogenik . +kan tetapi berbeda dengan otot skeletal respon kontraktil pada otot polos multiple unit adalah potensial depolarisasi bertingkat. #ekuatan kontraksi tidak han4a dipengaruhi oleh 8umlah unit 4ang terstimulasi dan ke;epatan stimulasi tetapi 8uga oleh hormon dan obat 4ang bers irkulasi. *ontoh tempat 4ang ban4ak mengandung otot polos multiple unit 4aitu dinding pembuluh darah besar otot lensa otot iris saluran udara besar paru dan otot 9olikel rambut ,Susanto /--2. !tot polos single unit 8uga disebut dengan otot polos 3iseral. Disebut sebagai otot polos unit tunggal karena serabut otot polos men8adi akti9 dan berkontraksi se;ara serempak sebagai suatu unit tunggal. !tot polos unit tunggal mempun4ai sistem electrical junction'unit kelistrikan dan mekanik sebagai suatu unit 4ang dikenal sebagai sinsitium fungsional. !tot polos unit tunggal mampu membangkitkan stimulus pada seln4a sendiri tanpa stimulus melalui sara9 self excitable. Sel otot polos unit tunggal 8uga tidak memiliki potensial istirahat 4ang konstan dan 9luktuasi potensial membrann4a tanpa pengaruh eksternal sama sekali. Depolarisasi spontan pada otot polos unit tunggal akibat adan4a pacemaker dan potensial gelombang lambat , slow-wave potentials2. #emampuan otot polos unit tunggal untuk berkontraksi tanpa stimulus dari sara9 disebut sebagai aktivitas miogenik ,Susanto/--2. >sus adalah salah satu otot polos single unit atau otot polos 3iseral. Berdasarkan hasil pengamatan 4ang telah diperoleh diketahui bahwa pan8ang awal usus sebelum diberi beban ,Po-2 adalah & ;m sedangkan pan8ang usus setelah diberi beban 6/ gram ,P6/2 adalah 60 ;m. Setelah dilakukan analisis
data dengan ;ara perhitungan menggunakan rumus diperoleh hasil bahwa ekstensibilitas otot polos adalah sebesar /<. Cika kita membandingkann4a dengan otot lurik maka dapat dikatakan bahwa ekstensibilitas otot polos 8auh lebih besar daripada otot lurik 4ang ekstensibilitasn4a han4a sebesar 0/<. Hal ini dikarenakan otot lurik memiliki sarkomer sedangkan otot polos tidak. Itulah 4ang men4ebabkan otot lurik memiliki ekstensibilitas 4ang lebih ke;il daripada otot polos. E$%st"s"t%s Ot&t P&$&s
$lastisitas otot merupakan kemampuan otot untuk kembali pada bentuk dan ukuran semula apabila ga4a atau beban 4ang diberikan kepada otot dihilangkan ,Soewolo ///2. Pada per;obaan elastisitas otot polos pengurangan beban seban4ak lima kali dimana setiap pengurangan berat beban adalah -/ gram. Pengurangan beban ini disertai pula dengan pengurangan pan8ang dari otot tersebut. Pengurangan beban ini men4ebabkan pan8ang otot berkurang pula dimana setiap pengurangan beban sebesar -/ gram pan8ang 4ang berkurang sekitar /-:/& ;m dari pan8ang awal 60 ;m dan pan8ang akhir 00 ;m. Sedangkan untuk nilai elastisitas dari otot lurik ini adalah 0<. Hal ini menun8ukkan bahwa kemampuan otot akan kembali pada bentuk dan ukuran semula apabila ga4a atau beban 4ang diberikan kepada otot semakin berkurang dan tingkat elastisitas pada otot lurik ini belum ;ukup baik 4ang tidak me;apai nilai -//<. !tot polos single unit 8uga disebut dengan otot polos 3iseral. Disebut sebagai otot polos unit tunggal karena serabut otot polos men8adi akti9 dan berkontraksi se;ara serempak sebagai suatu unit tunggal. !tot polos unit tunggal mempun4ai sistem electrical junction'unit kelistrikan dan mekanik sebagai suatu unit 4ang dikenal sebagai sinsitium fungsional. !tot polos unit tunggal mampu membangkitkan stimulus pada seln4a sendiri tanpa stimulus melalui sara9 self excitable. Sel otot polos unit tunggal 8uga tidak memiliki potensial istirahat 4ang konstan dan 9luktuasi potensial membrann4a tanpa pengaruh eksternal sama sekali. Depolarisasi spontan pada otot polos unit tunggal akibat adan4a pacemaker dan potensial gelombang lambat , slow-wave potentials2. #emampuan otot polos unit tunggal untuk berkontraksi tanpa stimulus dari sara9 disebut sebagai aktivitas miogenik ,Susanto/--2.
G. KESIMPULAN -. Sel:sel otot memiliki si9at khusus 4ang tidak dimiliki oleh sel:sel lain
4aitu si9at ekstensibilitas ,sel:sel dapat meregang 'meman8ang sampai batas tertentu apabila kepadan4a diberikan ga4a' beban'tarikan2 dan 8uga si9at elastisitas ,sel:sel otot dapat kembali pada bentuk semula apabila ga4a 4ang diberikan kepadan4a dihilangkan2. 0" Setelah dilakukann4a per;obaan ekstensibilitas dan elastisitas pada otot lurik dan otot polos maka didapatkan hasil'nilai sebagai berikut" $kstensibilitas otot lurik ,otot re;tus abdominis2 adalah 0/< elastisitas
otot
lurik
,otot
re;tus
abdominis2
adalah
-//<.
$kstensibilitas otot polos,usus2 adalah /< sedangkan elastisitas otot polos ,usus2 adalah 0<
H. DAFTAR PUSTAKA
?im pembina M# 9isiologihewan. /-. PraktikumEkstensibilitasdanElastisitasOtot . pd9 Soewolo.
//6. Fisiologi
Manusia.
Malang"
eBook
Muscle
>ni3ersitas
Negeri
Malang>MPress. Susanto
Hendra.
/--.
!stem.
,online2
,http"''hendrasusanto9aal.blogspot.;om'/--G/G/-Gar;hi3e.html2. diakses tanggal -7 Februari /-0.