LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA Uji Chi-Square (X 2) dan Model Perbandingan Genetik Menurut Mendel
Disusun oleh : Kelompok 4 Biologi B ‘07 Hilda Sri Indrayani
(0700467)
Niken Ajeng E.W
(0700505)
Rita Gustina M
(0705152)
Ryan Ardiansyah
(0704452)
Shei Sri Rahayu
(0706813)
Yan Risma N
(0700537)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dalam genetika, chi-square (chi kuadrat) sering kali digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yangkita harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir selalu menjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima pada penyimpangan yang besar. Selain itu, apabila penyimpangan tersebut semakin sering terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih dapat diterima daripada penyimpangan yang jarang terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar penyimpangan itu dapat diterima dan seberapa sering terjadinya atau berapa besar peluang terjadinya, dan jawabannya dapat dicari dengan uji X2. Rumus X2 adalah :
(−) ∑[ ] O (Observed) adalah hasil pengamatan, sedangkan E (Expected) adalah data yang diharapkan secara teoritis, dan ∑ jumlah dari nilai X2 untuk setiap kategori. Semakin kecil nilai X2 menunjukan bahwa data yang diamati semakin tipis perbedaannya dengan yang diharapkan. Sebaliknya semakin besar X2 menunjuka semakin besar pula penyimpangannya. Batas penyimpangan yang diterima atau besar peluang terjadinya nilai penyimpangan yang dapat diterima hanya satu kali dalam 20 percobaan (peluang 1/20 = 0,05) maka pada P = 0,05 adalah atau ditolaknya data percobaan. Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang dikenal dengan gen. Sepasang gen ini, satu berasal dari induk jantan dan
yang lain dari induk betina. Gen yang sepasang ini disebut satu alel. Gen yang sealel akan memisah satu dengan lainnya pada waktu gametogenesis. Peristiwa pemisahan ini disebut dengan hokum segregasi secara bebas. Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada organism tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2 yang terdiri dari dua macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan rasio 1:2:1. Pada persilangan dihibrid, gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpasangan secara bebas ketika gametogenesis, sehingga akan menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1.
I.2 Tujuan
1. Tujuan dari uji chi-square ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dapat kita terima dan seberapa sering terjadinyaatau seberapa besar peluang terjadinya. 2. Membuktikan perbandingan menurut Mendel 1:2:1 untuk rasio genotip dan 3:1 untuk rasio fenotip pada persilangan monohybrid, serta perbandingan fenotip 9:3:3:1 pada persilangan dihibrid 3. Menghitung X2 untuk menguji data hasil pengamatan 4. Menginterpretasi nilai X2 setelah dibandingkan dengan nilai X2 pada table.
I.3 Dasar Teori 1. Uji Chi-Square (Uji Kai Kuadrat)
Pertanyaan penting untuk menjawab dalam percobaan genetik adalah bagaimana kita dapat memutuskan apakah data kami cocok salah satu rasio Mendel telah kita bahas. Sebuah uji statistik yang dapat menguji rasio adalah Chi-Kuadrat atau Goodness of Fit test. Pada dasarnya ada dua jenis variabel
acak dan mereka menghasilkan dua tipe data: numerik dan kategoris. A chikuadrat (X 2) statistik yang digunakan untuk menyelidiki apakah distribusi dari variabel kategoris berbeda dari satu sama lain. Pada dasarnya variabel kategoris
menghasilkan
data
dalam
kategori
dan
variabel
numerik
menghasilkan data dalam bentuk numerik. Responses to pertanyaan pertanyaan seperti "Apa utama Anda?" Atau Apakah Anda memiliki mobil? "Yang kategoris karena mereka menghasilkan data seperti" biologi "atau" tidak. "Sebaliknya, respons terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti" Berapa tinggi badan kalian? "atau" Apa IPK? "adalah numerik. numerik dapat berupa data diskrit atau kontinu. Tabel di bawah ini dapat membantu Anda melihat perbedaan antara kedua variabel. Statistik Chi Square membandingkan menghitung atau tuntutan kategoris tanggapan antara dua (atau lebih) kelompok-kelompok independen. (Catatan: Chi kuadrat hanya dapat digunakan pada angka yang sebenarnya dan bukan pada persentase, proporsi, berarti, dll) http://math.hws.edu/javamath/ryan/ChiSquare.html [13 Maret 2010]
2. MODEL PERBANDINGAN GENETIK MENURUT MENDEL
Gen adalah bahan genetikyang terkait dengan sifat tertentu. Sebagai bahan genetik tentu saja gen diwariskan dari satu individu ke individu lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel dapat serupa, tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotifik berbeda. Gregor Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia menyebutnya 'faktor'. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel. 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantanan satu dari tetua betina. 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk. http://id.wikipedia.org/wiki/Gen
Genetika merupakan cabang biologi yang mencoba menjelaskan adanya persamaan dan perbedaan sifat turunan pada makhluk hidup. Manfaat pengetahuan genetika bagi manusia, yaitu sebagai berikut. 1. Penangkaran tumbuhan dan hewan untuk mencari bibit unggul, yang pada dasarnya untuk mencukupi makanan dalam segi kualitas maupun kuantitas. 2. Kedokteran: mencoba mendiagnosa adanya penurunan sifat yang tidak menguntungkan,
antara
lain
penyakit
menurun
serta
berusaha
mencegahnya. Cara mempelajari penurunan sifat, dapat dengan cara berikut ini. 1. Percobaan penangkaran, khususnya pada hewan dan tumbuhan untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari induk kepada turunannya. 2. Silsilah keluarga, melalui silsilah keluarga memungkinkan seseorang mempelajari pola penurunan sifat dari orang tua kepada anak atau cucu. Sifat menurun yang dapat dipelajari, antara lain penyakit buta warna, hemofilia. Begitu pula pewarisan sifat-sifat morfologi bagian tubuh dapat pula dipelajari, misalnya rambut keriting, lesung pipit di pipi, letak menempelnya telinga. Anak kembar juga merupakan bahan yang baik untuk mempelajari pola penurunan sifat. 3. Sitologi, melalui sitologi, kromosom sebagai bagian sel yang membawa sifat yang diturunkan dapat diketahui sifat-sifatnya.
4. Analisis Biokimia, melalui analisis biokimia dapat diketahui susunan kimia kromosom dan gen sehingga dapat menerangkan adanya kelainan reaksi fisiologis pada tubuh seseorang yang diturunkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila kita akan memilih organisme sebagai bahan percobaan, yaitu sebagai berikut. 1.Mempunyai daur hidup pendek. Waktu yang diperlukan dari telur sampai menetas dan kemudian menjadi individu yang siap untuk bertelur lagi relatif pendek. 2.Mempunyai turunan yang banyak. 3.Mempunyai variasi sifat. Sifat-sifat yang tampak beraneka. 4.Mudah dilakukan. Penyediaan makanan dan tempat memudahkan untuk melakukan percobaan. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article &id=32:pebi4311&Itemid=75&catid=30:fkip [13 Maret 2010]
Persilangan monohibrid
Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masingmasing pergi ke satu gamet. http://id.wikipedia.org/wiki/Persilangan_monohibrid
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gantet secara bebas. http://crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_B eserta_Penerapannya_9.1
II. METODE KERJA
Persilangan Monohibrid
Memisahkan 25 pasang kancing genetika dengan pemisalan warna merah yang bersifat dominan/ M menjadi dua bagian masing-masing 25 buah kancing, terdiri dari 25 kancing sebagai gamet jantan, dan 25 kancing sebagai gamet betina. Lalu mencampurkan 25 buah kancing merah dan 25 buah kancing putih sebagai gamet betina ke dalam wadah 1. Dan melakukan hal yang sama untuk sisa kancing ke dalam wadah 2. Melakukan pengambilan secara acak satu kancing dari wadah 1 dan satu kancing dari wadah 2. Memasangkan kancing lalu mencatat macam warna, jumlah fenotip dan genotip dalam tabel. Melakukan pengampilan kancing secara acak hingga kancing habis. Setelah kancing habis terambil, menghitung perbandingan yang diperoleh baik dari fenotip maupun genotip dan mengujinya dengan uji
.
Persilangan Dihibrid
Memisahkan 25 kancing dari setiap warna masing-masing menjadi dua bagian yang sama sebagai gamet jantan dan gamet betina. Lalu mencampurkan gamet jantan masing-masing dari kancing merah(M) dan kancing putih (m), juga gamet betina masing-masing dari kancing merah (M) dan kancing putih (m). lalu memasangkan secara acak. Menamakan kelompok kancing ini kelompok A. Kemudian melakukan kegiatan yang sama untuk kancing hitam (H) engan kancing coklat (m) dan menamakan kelompok kancing ini kelompok B. melakukan pengambilan secara acak pasangan kancing dari keompok A dengan kelompok B hingga habis. Mencatat hasil pengamtan macam warna dan jumlah fenotip dalam tabel. Setelah semua kancing habis terambil, melakukan
perbandingan fenotip dan mengaujinya dengan uji
.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Latihan Soal hal 22 buku jurnal praktikum genetika 1.
Dari hasil percobaan persilangan genetika dengan menggunakan Drosophila melanogaster di dapat data sebagai berikut : Warna tubuh coklat terang-sayap normal 350, warna tubuh coklat terang sayap vestigial 118 warna tubuh hitam-sayap normal 123, dan warna tubuh hitam-sayap vestigial 45. a. Bagaimana menurut anda apakah data hasil percobaan tersebut dapat diterima atau tidak. Berikan penjelasannya! b. Buatlah bagan percobaan tersebut! Jawab :
Keterangan: C = tubuh coklat terang N = sayap normal c = tubuh hitam n = sayap vestigial
- Coklat terang normal (CCNN) - Coklat terang vestigial (CCnn) - Hitam normal (ccNN) - Hitam vestigial (ccnn) Kelas fenotip
Tubuh
coklat CCNN
terang,sayap normal
Genotip
O
E
350
916
O-E = d
x 636= -7,75
357,75
d2
X2= (d)2
60,0625
0,16788
⁄
Coklat terang, CCnn
118
119,25
-1,25
1,5625
0,01310
vestigial
Hitam normal
ccNN
123
119,25
3,75
14,0625
0,11792
Hitam vestigial
ccnn
45
39,75
5,25
27,5625
0,6933
636
Total
0
0,9922
a. Nilai X 2 yang kami hitung adalah 0,9922. Persilangan dengan perbandingan 9:3:3:1 memiliki 4 kategori sehingga nilai derajat besar (db) = 4-1 = 3, sedangkan nilai X 2 tabel adalah 7,816 karena nilai X 2 hitung (0,9922) < X 2 tabel pada p = 0,05 maka sesuai kesepakatan data hasil percobaan dapat diterima atau sesuai dengan teori perbandingan yaitu 9:3:3:1.
b.
CcNn X CcNn
Gamet Genotip
CN,cn
CN, cn
CCNN, CCNn, CcNN, CcNn, CCNn, CCnn, Ccnn, ccNn,
Ccnn, CcNN, CcNn, ccNN, ccNn, CcNn,
Ccnn, ccNn, ccnn
F1
Tubuh cokelat terang – sayap normal
:9
Tubuh cokelat terang- sayap vestigal
:3
Tubuh hitam – sayap normal
:3
Tubuh hitam – sayap vestigal
:1
2. Dari hasil percobaan kancing genetika di dapat data sebagai berikut : Merah – hijau
47
putih – hijau
20
Merah – kuning
12
putih – kuning
1
Bagaimana menurut Anda apakah data hasil percobaan tersebut dapat diterima atau tidak. Beri penjelasannya. Catatan : merah – hijau
dominan
Jawab :
- Merah – hijau
47
- Merah – kuning
12
- Putih – hijau
20
- Putih – kuning
1
Kelas fenotip
Genotip
O
Merah hijau
MMHH
47
(d) 2
X2= (d)2
x 80 = 2
4
0,0889
x 80 = -3
9
0,6
x 80 = 5
25
1,6667
-4
16
3,2
0
54
5,556
E
916 316 316
O-E=d
45 Merah kuning
MMhh
12
15 Putih hijau
mmHH
20
15 Putih kuning Jumlah
mmhh
1 80
116
x 80 = 5
Nilai X 2 yang kami hitung adalah 5,556, persilangan dengan perbandingan 9:3:3:1 memiliki 4 kategori sehingga nilai derajat bebas (d) = 4-1 = 3. Sedangkan nilai X 2 tabel adalah 7,816, karena memiliki nilai X 2 hitung (5,556) < X 2 tabel pada p = 0,05, maka sesuai kesepakatan data hasil percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori perbandingan yaitu 9:3:3:1.
⁄
Jawaban pertanyaan halaman 24 buku jurnal pedoman praktikum
1. Apakah arti masing-masing pasangan kancing pada kedua puluh lima pasang kancing yang berwarna merah dan putih sebelum dipisahkan? Jawab : Arti masing-masing pasangan kancing adalah gamet (jantan dan
betina)
2.
Gamet jantan pada generasi apa yang ditunjukkan dengan kancing merah dan putih pada kotak I ? Jawab : gamet jantan pada generasi F1
3. Generasi apakah yang ditunjukkan dengan hasil perbandingan fenotip dan genotip yang dihasilkan dari pengamatan ini? Jawab : MM (merah), Mm (merah), mm (putih) F2
4. Bagaimana kesimpulan dari pengamatan ini? Jawab : menentukan gamet dengan kancing dan setelah hasil pencampuran
didapatkan: genotip MM 7 kali muncul, genotip Mn 11 kali muncul, dan genotip mm 7 kali muncul. 5. Dari hasil uji X2 yang dilakukan pada perbandingan fenotip dan genotip bagaimana penyimpangan yang terdapat pada data Saudara? Jawab :
Fenotip
Genotip
O
Merah
MM
7
Merah
Mm
11
Putih
mm
7
E
14 x 25 = 6,25 24 x 25 = 12,5 14 x 25 = 6,25
O-E = d
d2
X2= (d)2
0,75
0,5625
0,09
-1,5
2,25
0,18
0,75
0,5625
0,09
⁄
Jawaban pertanyaan halaman 25 buku jurnal pedoman praktikum
1. Pada waktu dilakukan perpasangan antara kancing merah dan putih, saudara akan mendapatkan pasangan kancing merah-merah, merah-putih, dan putih-putih (kelompok kancing A). Sebenarnya masing-masing pasangan kancing pada kelompok A itu menunjukkan apa? Jawab : masing-masing pasangan kancing pada kelompok A menunjukkan gamet
2 Setiap dua pasang kancing dari kelompok A dan B, menunjukkan ............... dari generasi ..................... Jawab : setiap dua pasang kancing dari kelompk A dan B menunjukan gamet dari
generasi F 2
3. Cara kerja nomor berapa yang menunjukkan peristiwa “independent assortment”? Jawab : cara kerja no 4 menunjukan peristiwa “ independent asssortment”.
4. Bagaimana kesimpulan dari pengamatan ini? Jawab : pasangan kancing genetikan memiliki gamet jantan dan gamet betina.
Hasil pencampuran gamet jantan dan gamet betina secara acak menghasilkan F1. Hasil dari pencampuran F1 disilangkan dengan F1 lainnya dari kelompok ini secara acak akan menghasilkan F1. Hasil dari pencampuran F1 disilangkan dengan F1 dari kelompok lain secara acak akan menghasilkan generasi kedua (F2).
Kelas
O
E
O-E = d
d2
X2= (d)2
57
9/16x100=
0,75
0,5625
0,01
2,25
5,0625
0,27
fenotip
Merah hitam
56,25 Merah coklat
21
3/16x100= 18,75
⁄
Putih hitam
17
3/16x100=
-1,75
3,0625
0,63
1/16x100 = 6,25
-1,25
1,5625
0,25
100
0
10,25
0,693
18,75 Putih coklat Total
5
Nilai X 2 yang kami hitung adalah 0,693, persilangan dengan perbandingan 9:3:3:111 memiliki 4 kategori sehingga nilai derajat bebas (db) = 4-1 = 3. Sedangkan nilai X 2 pada tabel adalah 7,816 karena nilai X 2 hitung < X 2 tabel pada p = 0,05 maka sesuai kesepakatan data hasil percobaan dapat diterima atau sesuai dengan teori perbandingan yaitu 9:3:3:1.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan (O) pada kegiatan praktikum persilangan monohybrid dengan menggunakan kancing genetika merah dan putih sebagai analogi persilangan monohybrid dimana merah merupakan gen dominan (dimisalkan gamet jantan) dan putih merupakan gen resesif (dimisalkan gamet betina), kancing genetika yang digunakan yaitu 25 masing-masing merah dan putih, didapatkan perbandingan fenotip merah : putih yaitu 18:7. Padahal jumlah yang diharapkan (E) untuk persilangan monohybrid yaitu merah : putih = 3:1. Berarti pada kegiatan pengamatan persilangan monohybrid dengan menggunakan 25 pasang kancing genetika yaitu; jumlah yang diharapkan (E) untuk merah = ¾ x 25 = 18,75. Dan jumlah yang diharapkan untuk putih = ¼ x 25 = 6,25. Sehingga deviasinya (d = O-E) untuk merah = 18 – 18,75 = -0,75. Dan deviasi (d) untuk putih yaitu 7 – 6,25 = 0,75. Untuk menguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yang kita harapkan atau tidak maka digunakan uji chi square (X 2). Seperti halnya hasil pengamatan yang telah kami lakukan terdapat penyimpangan dari perbandingan yang diharapkan. Untuk menentukan besarnya X 2 pada persilangan monohybrid yaitu X 2 = ( d-1/2)2/E. dimana untuk persilangan monohybrid ½
merupakan faktor koreksi
untuk derajat bebas 1. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa X 2 merah = (-0,75 – ½ )2/18,75 = 0,053 dan X 2 untuk putih = (0,75- ½ )2/6,25 = 0,01. Jadi, jumlah X 2 merah dan putih yaitu 0,053 + 0,01 = 0,063. Jika kita meihat tabel pada peluang 0,05 (P = 0,05), besarnya X 2 adalah 3,841 pada derajat bebas 1. Jadi, nilai X 2 = 0,063 lebih kecil dari nilai X 2 pada P = 0,05. Maka sesuai dengan kesepakatan data hasil percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori yaitu perbandingan 3:1. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan persilangan dihibrid dengan menggunakan kancing genetika 4 macam warna masing-masing 25 pasang (merah, putih, hitam, cokelat) sebagai analogi untuk menunjukkan dua karakter / sifat beda. Yakni merah menunjukkan gen dominan(M) dan putih menunjukkan gen resesif (m). Sedangkan hitam menunjukkan gen dominan (H) dan cokelat menunjukkan gen resesif (h). sehingga ketika disilangkan dengan menggunakan
prinsip persilangan dihibrid , berdasarkan hasil pengamatan (O) dari jumlah total seluruh kancing 100, didapatkan 4 kategori kombinasi fenotip yaitu merah – hitam = 57, merah – cokelat = 21, putih – hitam = 17, dan putih – cokelat = 5. Sehingga perbandingan fenotipnya = 57:21:17:5. Sedangkan jumlah yang diharapkan (E) pada persilangan dihibrid yaitu 9:3:3:1. Berarti, dari 100 kancing jumlah yang diharapkan untuk fenotip merah-hitam yaitu 9/16 x 100 = 56,25; fenotip merah – cokelat yaitu 3/16 x 100 = 18,75; fenotip putih-hitam yaitu 3/16 x100 = 18,75; dan fenotip putih – cokelat yaitu 1/16 x100 = 6,25. Berarti, pada percobaan dihibrid yang kami lakukan tersebut terdapat penyimpangan dari perbandingan yang diharapkan. Dimana deviasi (d = O-E) untuk merah-hitam yaitu 0,75; merah – cokelat yaitu 2,25; putih – hitam yaitu -1,75; putih – cokelat yaitu -1,25. Dan berdasarkan perhitungan uji chi-square ( X 2) dimana ( X 2) = ( d)2/E, didapatkan hasil bahwa X 2 merah - hitam = (0,75 )2/56,25 = 0,01; X 2 untuk merah cokelat = (2,25)2/18,75 = 0,27; X 2 putih - hitam = (-1,75 )2/18,75 = 0,163 dan X 2 untuk putih cokelat = (-1,25)2/6,25 = 0,25. Jadi, jumlah X 2 total yaitu 0,01 + 0,27 + 0,163 + 0,25 = 0,693. Jadi, nilai X 2 yang kami hitung adalah 0,693. Persilangan dihibrid dengan perbandingan 9:3:3:1 memiliki 4 kategori sehingga derajat (db = n-1), dimana n= jumlah kategori berarti db = 4-1 = 3. Sedangkan nilai X 2 tabel adalah 7,816. Karena nilai X 2 hitung (0,693) < X 2 tabel pada P = 0,05 maka sesuai dengan kesepakatan data hasil percobaan dapat diterima atau sesuai dengan perbandingan teori perbandingan 9:3:3:1.
Kesimpulan dan Saran
Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang dikenal dengan gen. Sepasang gen ini, satu berasal dari induk jantan dan yang lain dari induk betina. Gen yang sepasang ini disebut satu alel. Gen yang sealel akan memisah satu dengan lainnya pada waktu gametogenesis. Peristiwa pemisahan ini disebut dengan hokum segregasi secara bebas. Berdasarkan hasil pengamatan (O) pada kegiatan praktikum persilangan monohybrid dengan menggunakan kancing genetika merah dan putih sebagai analogi persilangan monohybrid dimana merah merupakan gen dominan (dimisalkan gamet jantan) dan putih merupakan gen resesif (dimisalkan gamet betina), kancing genetika yang digunakan yaitu 25 masing-masing merah dan putih, didapatkan perbandingan fenotip merah : putih yaitu 18:7. Padahal jumlah yang diharapkan (E) untuk persilangan monohybrid yaitu merah : putih = 3:1.
DAFTAR PUSTAKA
http://math.hws.edu/javamath/ryan/ChiSquare.html [13 Maret 2010] http://id.wikipedia.org/wiki/Gen
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=32 :pebi4311&Itemid=75&catid=30:fkip [13 Maret 2010] http://id.wikipedia.org/wiki/Persilangan_monohibrid
http://crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_ Penerapannya_9.1