Kutara Manawa: Kitab Hukum Federasi Majapahit Majapah it Wahai saudaraku. Dalam kesempatan kali ini mari kita kembali mengulik tentang kejayaan Nusantara lama. Dan khusus di tulisan ini, maka kajiannya masih seputar kejayaan dari kerajaan Majapahit. Tujuannya adalah agar bangsa ini kembali sadar dan tetap percaya pada diriny dirinyaa sendir sendiri. i. Karena Karena kita kita adalah adalah orang orang Nusant Nusantara ara yang yang tentuny tentunyaa punya punya karakt karakter er dan budayanya sendiri. Kita tidak tida k bisa disamakan dengan bangsa lain, la in, dalam dala m banyak hal, karena karen a memang kita ini adalah bangsa yang hebat. Dan kita pun tidak perlu ikut-ikutan dengan mereka itu, karena kita memang bukan seperti mereka. Kembali ke sejarah Wilwatikta atau yang biasa disebut dengan Majapahit. Maka sebagai kerajaan yang besar tentunya ada suatu mekanisme administrasi, birokrasi dan tata hukum kenegaraan yang dijadikan sebagai landasan utama. Maklumlah saat itu Majapahit adalah sebuah kekaisaran yang memerintah sebuah wilayah yang bahkan lebih luas dari NK! sekarang. "ehingga demi menjalankan roda pemerintahannya dengan lancar, maka khususnya Maha #atih $ajah Mada saat itu telah menyusun sebuah kitab yang berisikan tentang segala aturan hukum %pidana dan perdata& yang kemudian dikenal dengan nama Kutara Manawa. Manawa. 'alu dalam sejarahnya, kitab Kutara kitab Kutara Manawa ini Manawa ini diilhami oleh kitab hukum yang lebih tua, yang sebelumnya pernah digunakan pada masa kerajaan "ingosari. Kitab hukum di (aman "ingosari tersebut terdiri dari dua buah kitab utama, yaitu Kutarasastra dan Kutarasastra dan Manawasastra Manawasastra.. 'alu, 'alu, perlu perlu diketa diketahui hui pula pula bahwa bahwa kitabkitab-kit kitab ab hukum hukum yang yang diguna digunakan kan di masa masa kerajaa kerajaan n "ingos "ingosari ari itu pun adalah adalah saduran saduran dan atau pengem pengemban bangan gan dari hukum hukum yang yang pernah pernah di terapka terapkan n pada pada masa masa kerajaa kerajaan n sebelum sebelumny nyaa yaitu yaitu kerajaa kerajaan n Medang Medang %Matara %Mataram m kuno& kuno& dan Kalingga. Dimana hukum tersebut dikenal nama Dharmasastra nama Dharmasastra..
1.
Pembuktian
tentang
keberadaan
kitab
Kutara Manawa Dalam Dalam Kidu Kidung ng Sorandaka diuraik diuraikan an bahwa bahwa 'embu 'embu "ora "ora %seoran %seorang g pembes pembesar ar Majapa Majapahit hit&& dikenakan tuntutan hukuman mati berdasarkan kitab undang-undang Kutara Manawa, Manawa , akibat pembunuhannya terhadap Mahisa )nabrang ketika terjadi pemberontakan angga angga 'awe. Dari uraian Kidung Sorandaka tersebut, Sorandaka tersebut, kita pun bisa mengetahui tentang adanya kitab undangundang undang yang bernama bernama Kutara Manawa pada Manawa pada masa kerajaan Majapahit. "elanjutnya dalam penelitian prasasti-prasasti di (aman Majapahit, setidaknya terdapat dua prasasti yang mencatat mencatat nama kitab undang-un undang-undang dang Kutara Manawa ini, Manawa ini, yaitu #rasasti *endasari %sayang tidak bertarikh& dan #rasasti #rasa sti Trowulan yang berangka tahun + Masehi.
#ada #ada pras prasas asti ti *end *endas asar arii yang ang dike dikelu luar arka kan n oleh oleh "ri "ri aja ajasa sana naga gara ra %Dy %Dyah /ay /ayam Wuruk0*rawijaya !!!& yang termuat dalam 1.2.1 '3334 pada lempengan 5a, tersebut nama perundang-undangan tersebut dalam kalimat seperti berikut ini6 “Makatanggwan rasagama ri sang hyang Kutara Manawa adi, manganukara prawettyacara sang pandita wyawaharawiccheda ka ring malama” )rtinya6 Dengan berpedoman kepada isi kitab yang mulia Kutara Manawa dan lainnya, menurut teladan kebijaksanaan para pendeta dalam memutuskan pertikaian jaman dahulu. #ada #rasasti Trowulan yang juga dikeluarkan oleh "ri ajasanagara, maka pada lempengan !!! baris dan 5, kedapatan juga nama kitab perundang-undangan Kutara Manawa ini, Manawa ini, yang bunyinya seperti berikut6
” …. Ika ta kabeh Kutara Manawa adisastra wicecana tatpara kapwa samasama sakte kawiwek saning sastra makadi Kutara Manawa ….” )rtinya6 )rtinya6 "emua "emua ahli tersebut bertujuan hendak mena7sirkan mena7sirkan kitab undang-un undang-undang dang Kutara Manawa dan Manawa dan lain-lainnya. Mereka itu cakap mena7sirkan kitab-kitab undang-undang seperti Kutara Manawa. Manawa. Dari uraian kedua prasasti tersebut, dapatlah kita pastikan bahwa nama kitab perundangundangan pada (aman kerajaan Majapahit adalah Kutara adalah Kutara Manawa. Manawa . Terjemahan dari kitab ini memang memang pernah pernah diterbitkan diterbitkan oleh Dr. 2.8.$ 2onker pada tahun +. Dan khusus pada pasal 9 dan 5 kitab undang-undan undang-undang g tersebut menyebut menyebut nama Kutara Manawa. Manawa. 1leh karenanya dalam hal ini semakin dapat dipastikan bahwa kitab perundang-undangan di (aman kerajaan Majapahit disebut dengan Kutara dengan Kutara Manawa. Manawa.
2.
Susunan
dan
isi
kitab
Kutara Manawa Kitab hukum ini di tulis dalam bahasa 2awa kuno. "ecara keseluruhan kitab Kutara Manawa ini terdiri dari 9: pasal yang lebih menitik beratkan kepada perkara-perkara hukum pidana % !enayah& !enayah& disamping ada juga yang berkaitan dengan hukum perdata semacam perkawinan, mahar, jual-beli, hutang-piutang dan lain-lain. Dari penelusuran yang dilakukan, maka semua pasal-pasal itu termaktub ke dalam +; *ab sebagai berikut6
+. *ab ! 6 Ketentuan umum mengenai denda. 9. *ab !! 6 )sta Dusta atau Delapan macam pembunuhan. . *ab !!! 6 #erlakuan terhadap hamba, disebut kawula. <. *ab !4 6 )sta 8orah atau Delapan macam pencurian. . *ab 4 6 "ahasa atau #aksaan. 5. *ab 4! 6 )dol-atuku atau 2ual-beli. :. *ab 4!! 6 "anda atau $adai. . *ab 4!!! 6 )hutang-apihutang atau /utang-piutang. ;. *ab !3 6 Titipan. +=. *ab 3 6 Tukon atau Mahar. ++. *ab 3! 6 Kawarangan atau #erkawinan. +9. *ab 3!! 6 #aradara atau Mesum. +. *ab 3!!! 6 Drewe kaliliran atau Warisan. +<. *ab 3!4 6 Wakparusya atau 8aci-maki. +. *ab 34 6 Dandaparusya atau Menyakiti. +5. *ab 34! 6 Kagelehan atau Kelalaian. +:. *ab 34!! 6 )tukaran atau #erkelahaian. +. *ab 34!!! 6 *humi atau Tanah. +;. *ab 3!3 6 Duwilatek atau >itnah. 8atatan6 Dalam *ab umum dari kitab Kutara kitab Kutara Manawa ini Manawa ini dinyatakan secara tegas bahwa raja yang berkuasa % sang amawa bhumi& bhumi & harus teguh hatinya dalam menerapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah dalam hal penetrapannya. 2angan sampai orang yang bertingkah salah luput dari tindakan %hukuman&. !tulah kewajiban raja yang berkuasa jika sungguhsungguh mengharapkan kerahayuan negaranya.
3. Kutipan isi kitab dari Kutara Manawa Manawa
?ntuk lebih jelasnya, disini akan kami sampaikan cuplikan dari beberapa pasal penting dalam kitab Kutara Manawa. @aitu6 +. *)* !! % "sta Dusta# pasal dan pasal < #ada bab ini diuraikan tentang "sta Dusta yaitu delapan macam pembunuhan, antara lain6 +. Membunuh orang yang tidak berdosa. 9. Menyuruh membunuh orang yang tidak berdosa. . Melukai orang yang tidak berdosa. <. Makan bersama dengan pembunuh. . Mengikuti jejak pembunuh. 5. *ersahabat dengan pembunuh. :. Memberi tempat kepada pembunuh. . Memberi pertolongan kepada pembunuh. Dari delapan pembunuh tersebut, maka yang nomor +, 9 dan akan di kenakan hukuman mati, sedangkan sisanya dikenakan denda uang masing-masing sebanyak dua laksa oleh raja yang berkuasa. +& #asal menyebutkan bahwa6 “$arang siapa membunuh orang yang tidak berdosa, menyuruh membunuh orang yang tidak berdosa dan melukai orang yang tidak berdosa, dikenakan hukuman mati. Ketiga dusta %pembunuh# tersebut dikenal dengan istilah dusta bertaruh !iwa. &ika memang yang terbukti bersalah menga!ukan permohonan hidup kepada ra!a yang berkuasa, ketigatiganya dikenakan denda uang empat laksa masingmasing sebagai syarat penghapus dosanya” 9& #asal < menyebutkan bahwa6 “$arang siapa makan bersama dengan pembunuh, mengikuti !e!ak pembunuh, bersahabat dengan pembunuh, memberi tempat %perlindungan# kepada pembunuh serta memberi pertolongan kepada pembunuh, !ika memang terbukti bersalah, akan dikenakan denda masingmasing dua laksa oleh ra!a yang berkuasa”. 8atatan6 "eandainya hukuman yang ada pada *)* !! % "sta Dusta& ini diterapkan di negeri ini, niscaya Nusantara akan aman dan terlindungi. 9. *)* !4 % "sta 'orah& pasal 9+, 99, 9, , 5, dan : #ada bab ini diuraikan tentang "sta 'orah atau delapan pencuri, yaitu6 +. Mereka yang menjalankan pencurian. 9. Mereka yang menghasut supaya mencuri. . Mereka yang memberi makanan kepada seorang pencuri. <. Mereka yang memberi tempat tinggal kepada seorang pencuri. . Mereka yang bersahabat dengan seorang pencuri. 5. Mereka yang memberi petunjuk kepada seorang pencuri hingga mendapat kesempatan untuk mencuri. :. Mereka yang menolong seorang pencuri. . Mereka yang menyembunyikan seorang pencuri. “Mereka itulah yang disebut "sta 'orah %delapan orang pencuri# itu, dan mudahmudahan mereka itu dihukum oleh baginda( tetapi ayah mereka, ibu mereka, anakanak mereka dan
saudarasaudaranya yang lain tidak boleh dihukum oleh baginda, kalau mereka itu tidak ikut bersalah( hanya delapan orang yang tersebut di atas itu boleh dihukum” %pasal 9+&. /ukuman-hukuman yang diberikan kepada delapan orang pencuri itu berlainan. *agaimana cara memberikan hukuman itu dapat dilihat dalam pasal 99, 9, , 5, dan : berikut ini6 +& #asal 99 menyebutkan bahwa6 “Mereka yang mencuri dan mereka yang menghasut supaya mencuri, kalau ada buktibuktinya, dapat dikenakan hukuman mati oleh baginda) isteri, anak pencuri itu dengan segala hak miliknya dibawa kedalam tempat tinggal baginda untuk di!ual oleh baginda atau diberikan kepada orang lain) isteri dan anak mereka yang menghasut supaya mencuri, boleh tetap ditempat tinggalnya dan dikenakan denda *+.+++) kalau mereka !uga ikut menghasut supaya mencuri, maka mereka itu harus mati pula oleh baginda”. 9& #asal 9 menyebutkan bahwa6 “Mereka yang memberi tempat tinggal kepada seorang pencuri !uga mereka yang memberi makan kepada seorang pencuri, kalau ada bukti buktinya, dikenakan denda +.+++ oleh baginda) isteri dan anakanaknya tidak dikenakan hukuman) mereka yang menyembunyikan seorang pencuri atau men!aga seorang pencuri, dan mengatakan bahwa ia itu bukan pencuri, atau mereka yang menyingkirkan seorang pencuri) sedang terdapat buktibukti yang menyatakan bahwa orang itu pencuri, dikenakan denda -+.+++ oleh baginda) mereka yang membantu pencuri, sedang tahu bahwa orang itu pencuri atau berdiam diri, sedang mereka itu telah lama bersahabat dengan orang itu, dikenakan denda *+.+++ oleh baginda) kalau mereka itu menghasut pula supaya mencuri, maka mereka itu dikenakan hukuman mati pula oleh baginda” . & #asal menyebutkan bahwa6 “&ika seorang pencuri tertangkap dalam pencurian, dikenakan pidana mati ) anak isterinya, miliknya dan tanahnya diambil alih oleh ra!a yang berkuasa. &ika pencuri itu mempunyai hamba lakilaki dan perempuan, hambahamba itu tidak diambil alih oleh ra!a yang berkuasa, tetapi dibebaskan dari segala utangnya kepada pencuri yang bersangkutan”. <& #asal 5 menyebutkan bahwa6 “&ika seorang pencuri menga!ukan permohonan hidup, maka ia harus menebus pembebasannya sebanyak delapan tali, membayar denda empat laksa kepada ra!a yang berkuasa, membayar kerugian kepada orang yang kena curi dengan mengembalikan segala milik yang diambilnya dua kali lipat, demikianlah bunyi hukumnya” . & #asal : menyebutkan bahwa6 “&ika di dalam suatu desa ter!adi pembunuhan atas seorang pencuri, maka barang curian, kepala pencuri, harta miliknya, anakisterinya, supaya dihaturkan %diserahkan# kepada ra!a yang berkuasa. Itulah !alan yang harus ditempuh. &ika kerabat pencuri itu terbukti tidak ikut serta dalam pencurian, mereka tidak layak dikenakan denda”. 8atatan6 "eandainya hukuman yang ada pada *)* !4 % "sta 'orah& ini diterapkan di negeri ini, niscaya Nusantara akan kaya raya dan berjaya. . *)* 4 %Sahasa&, pasal 5, : dan ;9 #ada bab ini dijelaskan tentang hukuman untuk perkara Sahasa atau paksaan dari seseorang kepada orang lain. "eperti bunyi pasal berikut ini6
+& #asal 56 “$arang siapa mengambil milik orang tanpa hak, supaya diperingatkan bahwa barang yang diambil secara haram itu akan hilang dalam waktu enam bulan. &ika belum hilang dalam enam bulan, peringatkan bahwa barang itu akan hilang dalam waktu enam tahun. Segala modal milik orang yang mengambil barang tanpa hak itu akan turut hilang. Ingatingatlah akan a!aran sastra ( !angan sekalikali mengambil uang secara haram”. 9&. #asal :6 “$arang siapa senga!a merampas kerbau atau sapi milik orang lain, dikenakan denda dua laksa. $arang siapa merampas hamba orang lain, dendanya dua laksa. Denda itu dihaturkan kepada ra!a yang berkuasa. endapatan dari kerbau, sapi dan segala apa yang dirampas, terutama hamba, dikembalikan kepada pemiliknya dua kali lipat” . & #asal ;96 “$arang siapa menebang pohon orang lain tanpa i!in pemiliknya, dikenakan denda empat tali oleh ra!a yang berkuasa. &ika hal itu ter!adi pada waktu malam, dikenakan pidana mati oleh ra!a yang berkuasa) pohon yang ditebang dikembalikan dua kali lipat” . 8atatan6 "eandainya hukuman yang ada pada 4 % Sahasa& ini diterapkan di negeri ini, niscaya Nusantara akan makmur dan sejahtera. "elain itu, mengenai hukum waris, maka terdapat 5 jenis anak yang mempunyai hak waris, yaitu6 +. )nak yang lahir dari penikahan pertama, ketika ibu-bapaknya masih sama sama muda dan sejak kecil telah dipertunangkan. 9. )nak yang lahir dari istri dari penikahan yang kedua kali, dan mendapat persetujuan orang tuanya. . )nak pemberian saudaranya. <. )nak yang diminta dari orang lain. . )nak yang diperoleh dari istri akibat percampuran dengan iparnya laki laki atas persetujuan suaminya. 5. )nak buangan yang dipungut dan diakui sebagai anak. "edangkan anak yang tidak mempunyai hak waris antara lain6 +. )nak yang tidak diketahui siapa bapaknya, karena diperolehibunya sebelum kawin. 9. )nak campuran laki laki banyak. . )nak seorang istri yang diceraikan dan rujuk kembali seteah bercampur dengan laki laki lain. <. )nak orang lain yang minta diakui anak. . )nak yang diperoleh karena pembelian. 5. )nak hamba yang diakui anak. Kemudian, yang sangat menarik yaitu peraturan mengenai pemberantasan guna-guna atau tenung, yang kita sekarang sangat ganjil mendengarnya, oleh karena (aman sekarang hal semacam itu dianggap sebagai takhayul dan tidak untuk memasukkannya ke dalam suatu a yat undang-undang. !ni diuraikan dalam pasal +:. *unyinya sebagai berikut6 “&ika orang menulis nama orang lain pada pakaian atau kain orang meninggal, atau pada kain yang berbentuk boneka, atau boneka terbuat dari tepung dan mengubur boneka itu di kuburan, atau meletakkannya di dalam pohon, di tanah yang telah dibubuhi mantera, atau pada simpangan !alan, maka orang yang demikian itu dianggap sebagai tukang sunglap
yang !ahat) kalau ke!ahatan orang yang demikian itu terbukti, maka baginda harus membunuhnya dengan semua anak cucunya dan orang tuanya) tidak seorangpun di antaranya boleh dibiarkan hidup oleh baginda, kalau baginda hendak mencapai kese!ahteraan dunia) semua hak miliknya yang ada di dalam daerahnya boleh diambilnya” . @a. /idup kesusilaan pada waktu itu sangat dijunjung tinggi. /al itu berhubung dengan kepercayaan mereka, bahwa masyarakat itu adalah sebagian dari Tuhan. Maka jika kesusilaan dilanggar, bencana akan menimpa seluruh masyarakat. 1leh karena itu lihat bagaimana kerasnya tindakan-tindakan untuk memberantas perbuatan-perbuatan yang melanggar kesusilaan. Dalam hal yang demikian rupa hukuman mati sering dengan lekas diberikan. !ni dapat dilihat dalam pasal 9= yang berbunyi6 “Kalau ada orang memberi hadiah kepada orang perempuan yang sudah bersuami atau orang perempuan yang dilarang oleh kasta, atau menerimanya dari orang perempuan itu karena terdorong oleh cinta hati, tidak perduli terdiri dari apakah hadiah itu, entah bedak, bunga hiasan telinga, cincin, pisau, sepotong pakaian atau hiasan, pendek kata apa sa!a diberikan oleh lakilaki atau perempuan sebagai hadiah, atau !ika ada orang diketemukan sedang bersendagurau atau ketawa dengan diamdiam dengan orang perempuan, maka itu dianggap sebagai strisanggrahana /ina dan ia dikenakan hukuman mati” . "elain itu, pemerintah pada waktu itu juga seperti pemerintah sekarang yang terus berusaha memberantas bunga %riba& yang sangat besar yang dipungut oleh kaum lintah-darat. *unga yang boleh dipungut pada waktu itu hanya =, A tiap-tiap bulan, itupun bunga yang paling tinggi. "elain itu, karena masyarakat pada waktu itu sudah terdiri dari beberapa kasta, maka hukuman yang diberikan kepada tiap-tiap kasta pun berlainan. #erbedaan-perbedaan itu dapat lihat dari pasal 99= berikut ini6 “Kalau orang ksatriya mencaci maki orang brahmana ia dikenakan denda +++) kalau orang waisya mencaci maki orang brahmana, ia dikenakan denda 0+++) kalau orang sudra mencacimaki orang brahmana, ia dikenakan hukuman mati) baginda harus membunuh orang yang diperhamba ini. Kalau orang brahmana mencacimaki orang ksatriya ia dikenakan denda *+++) kalau ia mencacimaki orang waisya dikenakan denda 0++) !ika orang sudra, dikenakan 0+” . "ayang sekali, bahwa kita tidak dapat mengetahui ukuran uang yang dipakai pada waktu itu. Dan denda yang paling tinggi saat itu adalah +5=.===.
4. Penutup Dari semua uraian di atas, maka hukum yang termaktub di dalam kitab Kutara Manawa ini adalah bukti bahwa kerajaan Majapahit telah mampu untuk menjadi induk dari sebuah >ederasi Kerajaan di seluruh Nusantara. !tu terjadi karena ia adalah negara yang memiliki sumber hukum tertulis yang mengikat bagi semua warganya %koloninya& di seluruh kawasan bahkan di hampir seluruh wilayah dunia. Dan seperti apa yang pernah disampaikan oleh #ro7. Djokosutono %seorang sarjana hukum adat pada ?niBersitas !ndonesia 2akarta yang diserahi tugas memimpin 'embaga /ukum Nasional dan meninggal pada tahun +;5& dengan kalimat6 “Seandainya peraturan-
peraturan pada zaman Majapahit yang diterapkan oleh Gajah Mada, tercatat dan catatan itu sampai kepada kita, maka kita sudah mempunyai dasar hukum nasional. Tidak seperti sekarang ini! . Maka disini terlihat jelas bahwa pakar hukum ini telah menyesal karena sesungguhnya beliau ingin menggunakan perundang-undangan Majapahit sebagai landasan hukum nasional Negara Kesatuan epublik !ndonesia. Keinginan ini tentu berhubungan erat dengan kedudukan beliau sebagai kepala 'embaga /ukum Nasional yang didirikan pada sekitar tahun =-an dan memperoleh tugas khusus dari Kepala Negara saat itu untuk menyusun hukum nasional sebagai ganti dari hukum kolonial yang masih berlaku hingga saat ini. /asil penelitian beliau tersebut diterbitkan oleh #enerbit *hratara pada tahun +;5: di bawah judul #erundang-undangan Majapahit.
'alu bagaimana dengan kita sekarang sebagai generasi penerus Nusantara masa depanC )pakah kita tidak bangga dengan hukum karya bangsa sendiriC 'antas apakah kita mau berpegang teguh pada hukum pribumi itu, atau justru masih saja mengikuti hukum kolonial yang telah terbukti gagal untuk membuat makmur dan sejahtera rakyat di negeri iniC *ukankah seharusnya kita segera kembali pada hukum yang adi luhung % Kutara Manawa Majapahit& itu agar kembali makmur dan sejahtera, sebagaimana yang pernah diharapkan oleh para leluhur kitaC )ndalah yang harus menjawabnya.
PE!"#$"%&!"#$"%$" '$M$" M$'$P$H() Di dalam menuliskan sejarah kerajaan Majapahit, perkara perundang-undangan yang berlaku pada masa itu jarang sekali disinggung, karena kebanyakan di antara sarjana sejarah dalam bidang )sia Tenggara kurang 7aham akan hal itu, sedangkan para sarjana dalam bidang 2awa kuno kurang menaruh perhatian terhadapnya. Dr. 2.8.$ 2onker adalah sarjana *elanda pertama yang mengadakan penelitian perbandingan antara perundang-undangan 2awa kuno dengan perundang-undangan Manawa %!ndia&, karyanya berjudul Een *ud&'a+aans,h wetb-ek +ergeeken met (ndis,he re,htsbr-nnen dimajukan sebagai thesis ?niBersitas 'eiden pada tahun +, yang dijadikan dasar penelitiannya ialah kitab ?ndang-undang )gama yang berasal dari pulau *ali. #ada waktu itu penelitian tentang Majapahit belum dimulai. 1leh karena itu 2onker tidak menyinggung Majapahit dalam pembahasannya. "arjana *elanda kedua yang juga tertarik kepada perundang-undangan Majapahit ialah Dr. $.).2 /a(eu, sarjana ini menerbitkan )jeb-ns,h /etb-ek 0Papakem )jerb-n +an het jaar 1 , dalam seri 4*$ '4, +;=5. )kibatnya bidang perundang-undangan Majapahit ini lama terbengkalai, penelitian terhadap undangundang jaman Majapahit ini menjadi penting dalam rangka pengetahuan tentang sejarah perundang-undangan di )sia Tenggara, terutama karena perundang-undangan Majapahit ditulis dalam abad ke empat-belas, namun perundang-undang ini tidak memiliki kaitan langsung dengan kehidupan kenegaraan jaman sekarang. #ro7. Djokosutono seorang sarjana hukum adat pada ?niBersitas !ndonesia 2akarta yang diserahi tugas memimpin 'embaga /ukum Nasional %meninggal pada tahun +;5& pernah menyesalkan demikian 6 5 Seandain6a peraturan&peraturan pada jaman Majapahit 6ang
diterapkan -eh %ajah Mada7 ter,atat dan ,atatan itu sampai kepada kita7 maka kita sudah mempun6ai dasar hukum nasi-na. )idak seperti sekarang ini 85. #enyesalan tersebut dapat dita7sirkan bahwa beliau ingin menggunakan perundang-undangan Majapahit sebagai landasan hukum nasional Negara epublik !ndonesia. Keinginan ini tentu berhubungan erat dengan kedudukan beliau sebagai kepala 'embaga /ukum Nasional yang
didirikan pada sekitar tahun lima puluhan dan memperoleh tugas khusus dari Kepala Negara untuk menyusun hukum nasional sebagai ganti hukum kolonial yang masih berlaku hingga saat ini. /asil penelitian beliau diterbitkan oleh #enerbit *hratara pada tahun +;5: di bawah judul Perundang&undangan Majapahit . Negarakertagama di dalam pupuh '33!!! memberitakan, bahwa dalam soal pengadilan Dyah /ayam Wuruk "ri ajasanagara tidak bertindak serampangan, tetapi patuh mengikuti undang-undang, sehingga adil segala keputusan yang diambilnya, membuat puas semua pihak. Demikianlah pada jaman pemerintahan Dyah /ayam Wuruk telah ada kitab undangundang %agama& yang dijadikan pegangan dalam menjalankan proses pengadilan.
K()$9 K!)$$ M$"$/$ Dalam Kidung Sorandaka diuraikan bahwa 'embu "ora dikenakan tuntutan hukuman mati berdasarkan kitab undang-undang Kutara Manawa, akibat pembunuhannya terhadap Mahisa )nabrang dalam masa pemberontakan angga 'awe. Dari uraian Kidung "orandaka tersebut kita mengetahui tentang adanya kitab undang-undang Kutara Manawa pada jaman kerajaan Majapahit. "elanjutnya dalam penelitian prasasti-prasasti jaman Majapahit setidaknya terdapat dua prasasti yang mencatat nama kitab undang-undang Kutara Manawa ini, yaitu "rasasti #endasari tidak bertarikh dan "rasasti Trawulan berangka tahun +. #ada rasasti $endasari yang jelas-jelas dikeluarkan oleh "ri ajasanagara %1ayam 2uruk# yang termuat dalam 1.2.1 '3334 pada lempengan 5a, kedapatan nama perundangundangan tersebut dalam kalimat seperti berikut ini 6 $Makatanggwan rasagama ri sang hyang Kutara Manawa adi, manganukara prawettyacara sang pandita wyawaharawiccheda ka ring malama$ artinya 63Dengan berpedoman kepada isi kitab yang mulia Kutara Manawa dan lainnya, menurut teladan kebi!aksanaan para pendeta dalam memutuskan pertikaian !aman dahulu. #ada rasasti 4rawulan , *506 yang dikeluarkan oleh "ri ajasanagara, lempengan !!! baris dan 5 kedapatan juga nama kitab perundang-undangan Kutara Manawa, yang bunyinya seperti berikut ini 6 $ .... %ka ta ka&eh Kutara Manawa adisastra wicecana tatpara kapwa sama-sama sakte kawiwek saning sastra makadi Kutara Manawa ....$ artinya 6 3Semua ahli tersebut bertu!uan hendak mena7sirkan kitab undangundang Kutara Manawa dan lainlainnya. Mereka itu cakap mena7sirkan kitabkitab undangundang seperti Kutara Manawa3. Dari uraian kedua prasasti tersebut di atas, dapatlah kita pastikan bahwa nama kitab perundang-undangan pada jaman kerajaan Majapahit adalah Kutara Manawa. Kitab ini memang pernah diterbitkan oleh Dr. 2.8.$ 2onker pada tahun + dan disebut 'gama yang artinya undangundang . #ada pasal 9 dan 5 kitab undang-undang tersebut menyebut nama Kutara Manawa, oleh karenanya dalam hal ini semakin dapat dipastikan bahwa kitab perundang-undangan jaman kerajaan Majapahit disebut dengan Kutara Manawa. Kitab perundang-undangan jaman Majapahit Kutara Manawa yang dalam Negarakertagama disebut dengan agama sebagaimana adanya sekarang ini terdiri dari 9: pasal, namun ternyata bahwa diantaranya terdapat pasal-pasal yang sama atau mirip sekali, sehingga di dalam terjemahannya hanya disajikan 9:9 pasal saja, karena salah satu pasal telah rusak dan dua pasal lainnya merupakan ulangan pasal yang sejenis.
#ada bagian yang pertama telah diuraikan secara panjang lebar perihal kitab undang-undang pada jaman kerajaan Majapahit yang disebut dengan Kutara Manawa, selanjutnya pada bagian kedua ini akan sedikit diuraikan perihal susunan atau sistematika dari kitab perundang-undangan tersebut, sebagai berikut.
S!S!"$" #$" (S("$ "usunan kitab Kutara Manawa %agama# seperti adanya dalam bahasa 2awa Kuno beraduk tidak karuan, boleh dikatakan tidak dapat diketahui ujung pangkalnya. ?ntuk memperoleh gambaran tentang hal-hal yang dijadikan undang-undang tersebut, maka susunan yang beraduk tersebut disesuaikan dan diatur kembali ke dalam pelbagai bab, dimana pada tiaptiap bab memuat pasal-pasal yang sejenis sehingga ada sekedar sistematik dalam susunannya, sudah pasti bahwa susunannya semula menganut suatu sistem yang tidak diketahui lagi. Mungkin usaha penyusunan kembali itu sekedar mendekati susunan aslinya. % "ro(. )r. Slametmulyana , 8egarakretagama dan 4a7sir se!arahnya, $hratara Karya "ksara, &akarta *9:9, hal. *6-#. /asil usaha penyusunan kembali tersebut adalah sebagai berikut 6 9ab ( 6 Ketentuan umum mengenai denda 9ab (( 6 Delapan macam pembunuhan yang disebut astadusta 9ab ((( 6 #erlakuan terhadap hamba, disebut kawula 9ab (; 6 Delapan macam pencurian, disebut astacorah 9ab ; 6 #aksaan atau sahasa 9ab ;( 6 2ual-beli atau adolatuku 9ab ;(( : $adai atau sanda 9ab ;((( 6 ?tang-piutang atau ahutangapihutang 9ab (< 6 Titipan 9ab < : Mahar atau tukon 9ab <( 6 #erkawinan atau kawarangan 9ab <(( 6 Mesum atau paradara 9ab <((( 6 Warisan atau drewe kaliliran 9ab <(; 6 8aci-maki atau wakparusya 9ab <; : Menyakiti atau dandaparusya 9ab <;( 6 Kelalaian atau kagelehan 9ab <;(( 6 #erkelahian atau atukaran 9ab <;((( 6 Tanah atau bhumi 9ab <(< 6 >itnah atau duwilatek . #ada jaman kerajaan Majapahit, pengaruh !ndia meresap dalam segala bidang kehidupan, pengaruh !ndia tersebut juga terasa sekali dalam bidang perundang-undangannya. Nama agama dan Kutara Manawa telah jelas menunjukkan adanya pengaruh !ndia dalam bidang perundang-undangannya. Kitab perundang-undangan !ndia Manawadharmasastra dijadikan pola dasar perundang-undangan pada masa Majapahit yang disebut dengan agama atau Kutara Manawa isinya adalah saduran dari kitab perundang-undangan !ndia tersebut yang telah disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada waktu itu. Dalam bab umum dari kitab Kutara Manawa dinyatakan secara tegas bahwa raja yang berkuasa %sang amawa bhumi# harus teguh hatinya dalam menerapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah dalam hal pengetrapannya. 2angan sampai orang yang bertingkah salah luput dari tindakan. !tulah kewajiban raja yang berkuasa jika sungguh-sungguh mengharapkan kerahayuan negaranya.
Kitab Kutara Manawa ini pada dasarnya adalah merupakan kitab undang-undang !enayah atau pidana, karena isinya terutama langsung menyangkut penjelasan-penjelasan tentang tindak-tindak pidana yang dapat dikenai denda atau hukuman berupa uang, barang atau hukuman mati, dan di dalam kitab ini tidak banyak mengandung nasehat seperti dalam kitab Manawadhamasastra. #ada pasal +=; kitab Kutara Manawa dijelaskan bahwa isi kitab perundang-undangan ini disarikan dari kitab perundang-undangan !ndia Manawadharmasastra dan Kutaradharmasastra. *unyinya seperti berikut ini 6 3Kerbau atau sapi yang digadaikan setelah lewat tiga tahun, leleb sama dengan di!ual menurut undangundang Kutara, menurut undangundang Manawa baru leleb setelah lewat lima tahun. Ikutilah salah satu karena keduaduanya adalah undangundang. 4idak dibenarkan anggapan bahwa yang satu lebih baik dari yang lain. Manawadharmasastra adalah a!aran Mahara!a Manu, ketika manusia baru sa!a diciptakan, beliau seperti $hatara 2isnu. Kutarasastra adalah a!aran begawan $regu pada !aman 4reptayoga, beliau seperti $hatara 2isnu, diikuti oleh ;ama arasu dan oleh semua orang ) bukan buatan !aman sekarang, a!aran itu telah berlaku se!ak !aman purba3. Dalam kitab Kutara Manawa tersebut banyak terdapat pasal-pasal yang dikatakan berasal dari ajaran bagawan *regu %Kutarasastra# misalnya seperti pada pasal <5, +<+, +:5 dan pasal 9<. )danya beberapa pasal yang sangat mirip dalam kitab Kutara Manawa menunjukkan bahwa kitab perundang-undangan tersebut selain bersumber dari Manawadharmasastra juga menggunakan perundang-undangan lainnya sebagai acuan, misalnya seperti pada pasal +;9 dan +;, pasal +9+ dan pasal +9. *ab paksaan atau sahasa dalam kitab Kutara Manawa berbeda dengan apa yang terdapat pada Manawadharmasastra. Didalam bagian yang kedua telah penulis uraikan secara panjang lebar perihal sistematika atau susunan Kirab Kutara Manawa, selanjutnya pada bagian ketiga ini akan sedikit diraikan mengenai contoh-contoh pasal yang ada dalam kitab tersebut.
#$( 9$9 $S)$#!S)$ pasal dan pasal <. ?raian tentang macam-macam astadusta %pembunuhan# 6 +. Membunuh orang yang tidak berdosa 9. Menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa . Melukai orang yang tidak berdosa <. Makan bersama dengan pembunuh . Mengikuti jejak pembunuh 5. *ersahabat dengan pembunuh :. Memberi tempat kepada pembunuh . Memberi pertolongan kepada pembunuh itulah yang disebut astadusta, dari delapan dusta tersebut, tiga yang pertama tebusannya pati, yang lima lainnya tebusannya berupa uang. #asal menyebutkan bahwa barang siapa membunuh orang yang tidak berdosa, menyuruh membunuh orang yang tidak berdosa dan melukai orang yang tidak berdosa, dikenakan hukuman mati. Ketiga dusta tersebut dikenal dengan istilah dusta bertaruh !iwa. 2ika memang yang terbukti bersalah mengajukan permohonan hidup kepada raja yang berkuasa, ketigatiganya dikenakan denda empat laksa masing-masing sebagai syarat penghapus dosanya. #asal < menyebutkan bahwa barang siapa makan bersama dengan pembunuh, mengikuti jejak pembunuh, bersahabat dengan pembunuh, memberi tempat %perlindungan# kepada pembunuh serta memberi pertolongan kepada pembunuh, jika memang terbukti bersalah, akan dikenakan denda masing-masing dua laksa oleh raja yang berkuasa.
#$( 9$9 $S)$=*$H , pasal , 5 dan :. 2ika seorang pencuri tertangkap dalam pencurian, dikenakan pidana mati anak isterinya, miliknya dan tanahnya diambil alih oleh raja yang berkuasa. 2ika pencuri itu mempunyai hamba laki-laki dan perempuan, hamba-hamba itu tidak diambil alih oleh raja yang berkuasa, tetapi dibebaskan dari segala utangnya kepada pencuri yang bersangkutan %pasal &. 2ika seorang pencuri mengajukan permohonan hidup, maka ia harus menebus pembebasannya sebanyak delapan tali, membayar denda empat laksa kepada raja yang berkuasa, membayar kerugian kepada orang yang kena curi dengan mengembalikan segala milik yang diambilnya dua kali lipat, demikianlah bunyi hukumnya %pasal 5&. 2ika di dalam suatu desa terjadi pembunuhan atas seorang pencuri, maka barang curian, kepala pencuri, harta miliknya, anak-isterinya, supaya dihaturkan %diserahkan& kepada raja yang berkuasa. !tulah jalan yang harus ditempuh. 2ika kerabat pencuri itu terbukti tidak ikut serta dalam pencurian, mereka tidak layak dikenakan denda %pasal :&.
#$( 9$9 S$H$S$ 0P$KS$$" , pasal 5, : dan ;9. *arang siapa mengambil milik orang tanpa hak, supaya diperingatkan bahwa barang yang diambil secara haram itu akan hilang dalam waktu enam bulan. 2ika belum hilang dalam enam bulan, peringatkan bahwa barang itu akan hilang dalam waktu enam tahun. "egala modal milik orang yang mengambil barang tanpa hak itu akan turut hilang. !ngat-ingatlah akan ajaran sastra 6 jangan sekali-kali mengambil uang secara haram %pasal 5&. *arang siapa sengaja merampas kerbau atau sapi milik orang lain, dikenakan denda dua laksa. *arang siapa merampas hamba orang lain, dendanya dua laksa. Denda itu dihaturkan kepada raja yang berkuasa. #endapatan dari kerbau, sapi dan segala apa yang dirampas, terutama hamba, dikembalikan kepada pemiliknya dua kali lipat %pasal :&. *arang siapa menebang pohon orang lain tanpa ijin pemiliknya, dikenakan denda empat tali oleh raja yang berkuasa. 2ika hal itu terjadi pada waktu malam, dikenakan pidana mati oleh raja yang berkuasa pohon yang ditebang dikembalikan dua kali lipat %pasal ;9&.
K*"S)()!S( M$'$P$H() $$
E Kitab perundang-undangan Majapahit yang disebut agama atau Kutara-Manawa seperti adanya sekarang terdiri dari 9: pasal, namun di antaranya terdapat pasal-pasal yang sama atau mirip sekali. Dalam terjemahan itu hanya disajikan 9:9 pasal, karena satu pasal rusak dan yang dua pasal lainnya merupakan ulangan pasal yang sejenis. #asal-pasal yang mirip
diterjemahkan juga, dikumpulkan jadi satu sebagai bahan perhandingan. Kadang-kadang yang berbeda ialah perumusannya saja yang satu lebih panjang daripada yang lain dan merupakan kelengkapan atau penjelasan dari pasal sejenis yang pendek. )da dua piagam yang mencatat nama kitab undang-undang Kutara Manawa, yakni piagam *endasari, tidak bertarikh, dan piagam Trawulan, + )D 8$( pena7siran "gama pada waktu itu adalah
0 kitab undangundang itu, disebut Kutara Manawa. !si Konstitusi Majapahit dari hasil pena7siran kitab Kutara Manawa yang awalnya berserakan kemudian disusun kembali6 *ab ! F Ketentuan umum mengenai denda *ab !! F Delapan macam pembunuhan, disebut astadusta *ab !!! F #erlakuan terhadap hamba, disebut kawula *ab !4 F Delapan macam pencurian, disebut astacorah *ab 4 F #aksaan atau sahasa *ab 4! F 2ual-beli atau adoltuku *ab 4!! F $adai atau sanda *ab 4!!! F ?tang-piutang atau ahutangapihutang *ab !3 F Titipan *ab 3 F Mahar atau tukon *ab 3! F #erkawinan atau kawarangan *ab 3!! F Mesum atau paradara *ab 3!!! F Warisan atau drewe kaliliran *ab 3!4 F 8aci-maki atau wakparusya *ab 34 F Menyakiti atau dandaparusya *ab 34! F Kelalaian atau kagelehan *ab 34!! F #erkelahian atau atukaran *ab 34!!! F Tanah atau bhumi *ab 33 F >itnah atau duwilatek #asal + dan 96 *ab umum dinyatakan secara tegas bahwa raja yang berkuasa %"ang )mawa *humi& harus teguh hatinya dalam menerapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah dalam hal pengetrapannya. 2angan sampai orang yang bertingkah salah luput dari tindakan. !tulah kewajiban raja yang berkuasa jika sungguh-sungguh mengharapkan kerahayuan negaranya.
$S)$#!S)$ pasa 3 dan 4. ?raian tentang astadusta6 +. Membunuh orang yang tidak berdosa 9. Menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa . Melukai orang yang tidak berdosa
<. Makan bersama dengan pembunuh . Mengikuti jejak pembunuh 5. *ersahabat dengan pembunuh :. Memberi tempat kepada pembunuh . Memberi pertolongan kepada pembunuh. !tulah yang disebut )stadusta. Dari delapan dusta itu tiga yang pertama tebusannya pati %hukuman mati&, sedangn yang lima lainnya tebusannya uang. *erikut uraian bagi mereka yang ingin mengetahui satu demi satu. )stadusta yang ditebus dengan hukuman mati6 +. *arangsiapa membunuh orang yang tidak berdosa, dikenakan hukuman mati 9. *arang siapa menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa, dikenakan hukuman mati . *arang siapa melukai orang yang tidak berdosa %bersalah&, dikenakan hukuman mati. %#asal &. )stadusta yang ditebus dengan uang6 +. Makan bersama dengan pembunuh 9. *ersahabat dengan pembunuh . Mengikuti jejak pembunuh <. Mernberi tempat kepada pembunuh . Memberi pertolongan kepada pembunuh. Kelima dusta itu tebusannya uang, tidak dikenakan hukuman mati oleh raja yang berkuasa. F Membunuh orang yang tidak berdosa, F menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa, F dan melukai orang yang tidak berdosa, ketiga dusta itu, jika terbukti, tebusannya hukuman mati. Ketiga dusta itu disebut dusta bertaruh jiwa. 2ika mereka yang bersangkutan mengajukan permohonan hidup kepada raja yang berkuasa, ketiga-tiganya dikenakan denda empat laksa, masing-masing sebagai syarat penghapus dosanya. )dapun barang siapa makan bersama dengan pembunuh, memberi tempat kepada pembunuh, bersahabat dengan pembunuh, mengikuti jejak pembunuh, dan memberi pertolongan kepada pembunuh, kelima dusta itu akan dikenakan denda dua laksa, masingmasing oleh raja yang berkuasa, jika kesalahannya telah terbukti dengan kesaksian. %#asal <&.
$S)$=*$H pasa >>7 >7 >. 2ika pencuri tertangkap dalam pencurian, dikenakan pidana mati anak isterinya, miliknya dan tanahnya diambil alih-oleh raja yang berkuasa. 2ika pencuri itu mempunyai hamba lakilaki dan perempuan, hamba itu tidak diambil-alih oleh raja yang berkuasa, tetapi dibebaskan dari segala utangnya kepada pencuri yang bersangkutan %#asal &.
2ika seorang pencuri mengajukan permohonan hidup, maka is harus menebus pembebasannya sebanyak delapan tali, membayar denda empat laksa kepada raja yang berkuasa, membayar kerugian kepada orang yang kena curi dengan cara mengembalikan segala milik yang diambilnya dua kali lipat. Demikianlah bunyi hukumnya. %#asal 5&. 2ika di desa terjadi pembunuhan atas seorang pencuri, maka barang curian, kepala pencuri, harta miliknya, anak-isterinya, supaya dihaturkan %diserahkan& kepada raja yang berkuasa. !tulah jalan yang harus ditempuh. 2ika kerabat pencuri itu terbukti tidak ikut serta dalam pencurian, mereka tidak layak dikenakan denda. %#asal :&.
S$H$S$ 0paksaan7 pasa 7 7 ?2. *arang siapa mengambil milik orang tanpa hak, supaya diperingatkan, bahwa barang yang diambil secara haram itu, akan hilang dalam waktu enam bulan. 2ika belum hilang dalam enam bulan, peringatkan, bahwa barang itu akan hilang dalam waktu enam tahun. "egala modal milik orang yang mengambil barang tanpa hak itu akan turut hilang. !ngat-ingatlah akan ajaran sastra6 jangan sekali-kali mengambil uang secara haram. %#asal 5&. *arang siapa sengaja merampas kerbau atau sapi orang lain, dikenakan denda dua laksa. *arang siapa merampas hamba orang, dendanya dua laksa. Denda itu dihaturkan kepada raja yang berkuasa. #endapatan dari kerbau, sapi, dan segala apa yang dirampas, terutama hamba, dikembalikan kepada pemiliknya dua kali lipat. %#asal :&. *arang siapa menebang pohon orang lain tanpa i(in pemiliknya, dikenakan denda empat tali oleh raja yang berkuasa. 2ika hal itu terjadi pada waktu malam, dikenakan pidana mati oleh raja yang berkuasa pohon yang ditebang dikembalikan dua kali lipat. %#asal ;9&.
)$"$H pasa 2>7 2>?7 21. 2ika ada orang memperbaiki pekarangan, kebun, taman, selokan, ladang, telaga, bendungan, kolam ikan, yang bukan miliknya, tanpa disuruh oleh pemiliknya, orang yang demikian itu tidak berhak minta upah kepada si pemilik. 2ika ia mendapat keuntungan dari pebaikan itu, pemiliknya berhak menuntut, jangan dibiarkan. Malah ia dikenakan denda dua laksa oleh raja yang berkuasa. *arang siapa minta i(in untuk menggarap sawah, namun tidak dikerjakannya sehingga sawah itu ringgal terbengkalai, supaya dituntut untuk membayar utang makan sebesar hasil padi yang dapat dipungut dari sawah %yang akan dikerjakan itu&. *esarnya denda ditetapkan oleh raja yang berkuasa sama dengan denda pengrusak makanan. %#asal 9;&. *arang siapa mengurangi penghasilan makanan, misalnya dengan mempersempit sawah atau membiarkan terbengkalai segala apa yang menghasilkan makanan, atau melalaikan binatang piaran apa pun, kemudian hal tersebut diketahui oleh orang banyak, orang yang demikian itu diperlakukan sebagai pencuri dan dikenakan pidana mad. Demikian ajaran sastra %#asal 95+&.
)!K*" $)$! M$H$ pasa 17 117 13.
2ika seorang gadis rela menerima barang yang dimaksud sebagai tukon atau mahar, kemudian kawin dengan laki-laki lain, karena menaruh cinta kepada laki-laki lain, sedangkan orang tua gadis itu tinggal diam, bahkan malah mengawinkannya, perbuatan itu disebut6 mengawinkan gadis larangan. "egala tukon pelamar pertama harus dikembalikan lipat dua. *apa gadis dikenakan denda empat laksa oleh raja yang berkuasa. /al itu disebut amadal tukon6 membatalkan tukon. "uami-isteri yang menikah, masing-masing dikenakan denda empat laksa oleh raja yang berkuasa. %#asal +5:&. 2ika seorang pemuda memberikan peningset atau pengikat %panglarang& kepada seorang gadis, dengan diketahui oleh orang banyak, dan setelah lima bulan lamanya %perkawinan belum dilangsungkan&, maka pemuda itu tidak mempunyai hak atas pengikat itu. $adis yang demikian oleh orang banyak disebut wulanjar %janda yang belum kawin, belum beranak&. )yah gadis berhak mengawinkannya dengan orang lain. %#asal +:+&. 2ika orang tua gadis telah menerima tukon dari pelamar sebagai tanda, bahwa gadisnya telah laku, dan telah menyetujui waktu berlangsungnya perkawinan, sedangkan jejaka patuh menanti janji orang tua gadis, namun ketika sampai pada janjinya gadis tersebut dikawinkan dengan orang lain oleh bapa gadis yang bersangkutan, maka jumlah tukon harus dikembalikan dua lipat dan orang tua gadis itu dikenakan denda empat laksa oleh raja yang berkuasa. %#asal +:&.
PEK$/("$" pasa 1@7 117 12. 2ika seorang isteri enggan kepada suaminya, karena is tidak suka kepadanya, uang tukon harus dikembalikan dua lipat. #erbuatan itu disebut amadal sanggama %membatalkan percampuran&. %#asal +=&. 2ika perempuan tidak suka kepada suaminya, supaya suami menunggu setahun. 2ika setelah setahun masih tetap tidak suka kepadanya, supaya perempuan itu mengembalikan tukon lipat dua. #eristiwa itu disebut amancal turon %enggan tidur bersama&. %#asal ++&. 2ika di dalam perkawinan suami-isteri ingin mencampur harta milik yang dibawanya masing-masing, ketika kawin, percampuran itu tidak dibenarkan sebelum lima tahun. "etelah kawin lima tahun, barulah dii(inkan percampuran harta milik suami-istri. #ercampuran harta milik itu *aru sah. Demikian ujar orang pandai. %#asal +9&.
;((.A #ari bab titipan7 pasa 1>?7 1@7 1>4. #enitipan milik sebaiknya dilakukan pada orang yang tinggi wangsanya, haik kelakuannya, tahu akan darma, setia kepada katanya, bersih hatinya, dan orang kaya. !tulah tempat penitipan harta milik. *arang siapa menerima titipan, jika penitipnya mati tanpa meninggalkan ahli waris %praanantara&, yakni kakek, nenek, bapa, ibu, anak, kemenakan, saudara sepupu, saudara mindo %tingkat dua&, maka tidak perlu mengembalikan. 2ika penerima titipan itu mati, titipan itu tidak hilang, karena penitipnya masih hidup, meskipun tidak mempunyai anak se kalipun. )nak penerirna titipan bertindak sebagai ahli waris, harus menyerahkan kembali titipan itu kepada penitip. Titipan itu tidak akan disita oleh raja yang berkuasa. 2ika anak penerima
titipan itu telah mengembalikan barang titipan itu, ahli penerima titipan bebas dari tuntutan, namun tidak mempunyai wewenang untuk menahan titipan. %pasal +5=&. *arang siapa yang merusak barang titipan, jika terbukti bahwa barang titipannya itu digunakannya, dipakai, diganti rupa, tanpa meminta i(in penitipan, perbuatan itu disebut merampas. #erbuatan itu sama dengan perbuatan merusak barang titipan dengan sengaja. "emua barang titipan itu harus dikembalikan kepada penitip dengan nilai dua lipat, ditambah denda dua laksa oleh raja yang berkuasa, sebabnya ialah merusak titipan sama dengan mencuri %pasal +<&. "eperti telah dinyatakan pada permulaan bab, kata agama dalam perundang-undangan hanya dapat berarti6 udang-undang. "eperti telah terbukti dalam prasasti *endasari dalam 1.2.1. '3334 lempengan 5a, pengadilan Majapahit pada (a man pemerintahan Dyah /ayam Wuruk "ri ajasanagara berpedoman pada kitab perundang-undangan Kutara Manawa, dikeluarkan oleh hakim yang disebut ajadhikara. "ebagai sebuah kerajaan besar pada abad ke-+< tentu saja Majapahit memiliki kelengkapan dan aparat lengkap dalam menjalankan roda pemerintahan. ?ntuk menjaga kedaulatan negara dari serangan musuh-musuh, Majapahit memiliki kekuatan militer yang terdiri dari )ngkatan Darat %)D& dan )ngkatan 'aut %)'&. Kemudian siste m ekonomi Majapahit ditopang dengan perdagangan sebab Majapahit adalah kerajaan dengan corak maritim. Dalam kaitannya dengan keamanan dan ketertiban, Kerajaan Majapahit juga memiliki aturan atau undang-undang yang digunakan untuk menegakkan keadilan, menghukum para pelaku kejahatan dan memulihkan ketertiban umum. Kerajaan Majapahit juga sudah memiliki kitab undang-undang yang tidak kalah hebat dengan Kitab ?ndang-?ndang /ukum #idana %K?/#&. Dalam kaitannya dengan persoalan perdata, Kerajaan Majapahit juga sudah mengatur hukum perdata bagi warga negaranya.
Samet Mujana dalam bukunya Ta7sir Nagara Kretagama terbitan 'K!" tahun +;:; menjelaskan kitab undang-undang yang dijadikan acuan pada (aman Kerajaan Majapahit disebut Kitab Kutara Manawa. Kitab Kutara Manawa sendiri disadur dari kitab-kitab hukum yang berasal dari tanah !ndia semisal Manawadharmasastra. Kitab undang-undang Majapahit yang disebut Kutara Manawa disebut dalam Kitab 8egarakretagama, sebuah kitab yang membahas tuntas Kerajaan Majapahit. Kitab Kutara Manawa terdiri dari 9: pasal. Dalam pasal 9 dan 5 kitab undang-undang itu disebut Kutara Manawa. GKitab undang-undang Majapahit disebut Kutara Manawa atau )gama,G tulis "lamet dalam bukunya. #akar sejarah alumnus ?niBersitas 'ouBain, *elgia tahun +;< melanjutkan, Kitab Kutara Manawa adalah sebuah kitab yang berisikan aturan-aturan mengenai hukum pidanadan juga perdata. Namun antara pidana dan perdata belum ada pemisahan jelas, satu sama lain masih tercampur.
"ecara umum beberapa persoalan pelanggaran pidana yang diatur adalah soal pencurian, pembunuhan, perbuatan melukai orang lain dan sebagainya. *ab-bab semisal jual beli, perkawinan, warisan, perceraian, gadai, utang piutang yang semuanya masuk dalam ranah perdata juga sudah dibahas dalam kitab Kutara Manawa. "edangkan hukuman yang diterapkan berupa hukuman mati, atau hukuman berupa denda yang dibayar dengan uang. ?ntuk menjatuhkan Bonis mati kepada seseorang juga tidak main-main. Dalam pasal undang-undang tersebut dijelaskan bahwa hukuman mati dijatuhkan kepada seseorang yang membunuh orang tidak berdosa, seseorang atau siapa saja yang menyuruh membunuh orang tidak berdosa dan barangsiapa melukai orang tidak berdosa, maka mereka dijatuhi hukuman mati. G/ukuman mati ini disebut dengan istilah #ati,G sambung "lamet. /ukuman mati juga dijatuhkan kepada seorang pencuri yang tertangkap dalam melakukan aksi jahatnya. "edangkan anak-isterinya serta hartanya diambil alih oleh raja. 2ika pencuri itu ingin mengajukan permohonan hidup maka ia harus menebus pembebasannya dengan membayar denda kepada raja dan membayar ganti rugi dua kali lipat kepada orang yang hartanya ia curi.
Susunan Pengadian ?ntuk menjatuhkan Bonis bersalah kepada seseorang, Kerajaan Majapahit juga memiliki hakim yang disebut dharmmadyaksa dan terdiri atas dua orang. "emua keputusan dalam pengadilan diambil atas nama raja yang disebut "ang )mawabhumi, yang memiliki arti orang memiliki atau menguasai negara. 1rang yang bisa duduk sebagai hakim adalah mereka yang memiliki moralitas dan etika mumpuni, sebab tugas hakim adalah mengadili seseorang. Karena itu yang duduk dalam posisi hakim adalah para pemuka agama. "ama seperti pengadilan modern, seorang hakim dalam menjalankan pekerjaanya dibantu oleh panitera. #ada masa Majapahit panitera disebut dengan
Kasus hukum lain yang terjadi antara penduduk desa Walandit dengan para pejabat dari Desa /imad. #ara penduduk desa Walandit mendapat tugas memelihara dharma kabuyutan %candi leluhur& di desa Walandit yang merupakan peninggalan aja "indok pada pertengahan abad ke-+9. Dalam perkembangannya desa /imad menguasai desa Walandit dan mengklaim candi beserta tanah di sekitarnya. #erkara tersebut lantas diadukan kepada raja. Namun perkara tersebut diputuskan diluar pengadilan %non litigasi&. Dalam sengketa tersebut para pejabat /imad dikalahkan, sedangkan orang-orang walandit tetap menjalankan tugasnya menjaga candi leluhur peninggalan aja Sind-k .
siapakah yang disebut delapan pencuri itu: 1. Mereka yang menjalankan pencurian 2. Mereka yang mengasut supaya mencuri 3. Mereka yang memberi makanan kepada seorang pencuri 4. Mereka yang memberi tempat tinggal kepada seorang pencuri 5. Mereka yang bersahabat dengan seorang pencuri 6. Mereka yang memberi petunjuk kepada seorang pencuri hingga mendapat kesempatan untuk mencuri 7. Mereka yang menolong seorang pencuri . Mereka yang menyembunyikan seorang pencuri! inilah yang disebut delapan orang pencuri itu! dan mudah"mudahan mereka itu dihukum oleh baginda: tetapi ayah mereka! ibu mereka! anak"anak mereka dan saudara" saudaranya yang lain tidak boleh dihukum oleh baginda! kalau mereka itu tidak ikut bersalah: hanya delapan orang yang tersebut di atas itu boleh dihukum. #ukuman"hukuman yang diberikan kepada delapan orang pencuri itu berlainan. $agaimana cara memberikan hukuman itu dapat dilihat dalam bagian 22 dan 23! bagian" bagian itu sebagai berikut bunyinya : $agian 22. Mereka yang mencuri dan mereka yang menghasut supaya mencuri! kalau ada bukti"buktinya! dapat dikenakan hukuman mati oleh baginda% isteri! anak pencuri itu dengan segala hak miliknya diba&a kedalam tempat tinggal baginda untuk dijual oleh baginda atau diberikan kepada orang lain% isteri dan anak mereka yang menghasut supaya mencuri! boleh tetap ditempat tinggalnya dan dikenakan denda 1'.'''% kalau mereka juga ikut menghasut supaya mencuri! maka mereka itu harus mati pula oleh baginda. 21 $agian 23. Mereka yang memberi tempat tinggal kepada seorang pencuri juga mereka yang memberi makan kepada seorang pencuri! kalau ada bukti"buktinya! dikenakan denda 2'.''' oleh baginda% isteri dan anak"anaknya tidak dikenakan hukuman% mereka yang menjembunyikan seorang pencuri atau menjaga seorang pen"curi! dan mengatakan bah&a ia itu bukan pencuri! atau mereka yang menyingkirkan seorang pencuri% sedang terdapat bukti"bukti yang menyatakan! bah&a orang itu pencuri! dikenakan denda 4'.''' oleh baginda% mereka yang membantu pencuri! sedang tahu bah&a orang itu pencuri! atau berdiam diri! sedang mereka itu telah lama bersahabat dengan orang itu! dikenakan denda 1'.''' oleh baginda% kalau mereka itu menghasut pula supaya mencuri! maka mereka itu dikenakan hukuman mati pula oleh baginda.
(ang sangat menarik yaitu peraturan mengenai pemberantasan guna"guna atau tenung! yang kita sekarang sangat ganjil mendengarnya! oleh karena jaman sekarang hal semacam itu dianggap sebagai takhayul dan tidak untuk memasukkannya kedalam suatu ayat undang"undang. )ni diuraikan dalam bagian 173. $unyinya sebagai berikut: *ika orang menulis nama orang lain pada pakaian atau kain orang meninggal! atau pada kain yang berbentuk boneka! atau boneka terbuat dari tepung dan mengubur boneka itu dikuburan! atau meletakkannya di dalam pohon! ditanah yang telah dibubuhi mantera! atau pada simpang:m jalan! maka orang yang demikian itu dianggap sebagai tukang sunglap yang jahat% kalau kejahatan orang yang demikian itu terbukti! maka baginda harus membunuhnya dengan semua anak cucunya dan orang"tuanya% tidak seorangpun di antaranya boleh dibiarkan hidup oleh baginda! kalau baginda hendak mencapai kesejahteraan dunia% semua hak miliknya yang ada di dalam daerahnya boleh diambilnya. #idup kesusilaan pada &aktu itu sangat dijunjung tinggi. #al itu berhubung dengan kepercayaan mereka! bah&a masyarakat itu adalah sebagian dari +uhan. Maka jika kesusilaan dilanggar! bencana akan menimpa seluruh masyarakat. ,leh karena itu lihat bagaimana kerasnya tindakan"tindakan untuk memberantas perbuatan"perbuatan yang melanggar kesusilaan. -alam hal yang demikian rupa hukuman mati sering dengan lekas diberikan. )ni dapat dilihat dalam bagian 25': alau ada orang memberi hadiah kepada orang perempuan yang sudah bersuami atau orang perempuan yang dilarang oleh kasta! atau menerimanya dari orang perempuan itu karena terdorong oleh cinta hati! tidak perduli terdiri dari apakah hadiah itu! entah bedak! bunga hiasan telinga! cincin! pisau! sepotong pakaian atau hiasan! pendek kata apa saja diberikan oleh laki"laki atau perempuan sebagai hadiah! atau jika ada orang diketemukan sedang bersenda"gurau atau keta&a dengan diam"diam dengan orang perempuan! maka itu dianggap sebagai strisanggrahana /ina dan ia dikenakan hukuman mati. 0emerintah pada &aktu itu juga seperti pemerintah sekarang selain berusaha memberantas bunga yang sangat besar yang dipungut oleh kaum lintah"darat. $unga yang boleh dipungut pada &aktu itu hanya setengah prosen tiap"tiap bulan! itupun bunga yang paling tinggi. Masyarakat pada &aktu itu terdiri dari beberapa kasta seperti yang terdapat di )ndia. *uga hukuman"hukuman yang diberikan kepada kasta"kasta itu berlainan. #al ini dapat kita samakan dengan sastra yang terdapat di )ndia. 0erbedaan" perbedaan itu"dapat lihat dari bagian 22': alau orang ksatriya mencaci maki orang brahmana ia dikenakan denda 2'''% kalau orang &aisya mencaci maki orang brahmana! ia dikenakan denda 5'''% kalau orang sudra mencaci"maki orang brahmana! ia dikenakan hukuman mati% baginda 23 harus membunuh orang yang diperhamba ini. alau orang brahmana mencaci"maki orang ksatriya! ia dikenakan denda 1'''% kalau ia mencuci"maki orang &aisya! dikenakan denda 5''% jika orang sudra! dikenakan 25'. ayang sekali! bah&a kita tidak dapat mengetahui ukuran uang yang dipakai pada &aktu itu. -enda yang paling tinggi 16'.'''.
itab undang"undang tersebut disebut pertama kali dalam 0iagam $-) tidak ber"tarikh89 : -ikeluarkan oleh ) * -yah #ayam&uruk ; $<)*( = )))8! termuat dalam ,.*.,. >???@! lempengan ke"6a sebagai berikut : makatangg&an rasagama ri sang hyang utara Mana&a adi! manganukara pre&ettyacara sang pandita &ya&ahara&iccheda kering malama9 -engan berpedoman kepada isi kitab yang mulia utara Mana&a dan lainnya! menurut teladan dan kebijaksanaan para pendeta dalam memutuskan pertikaian jaman dahulu8.-isebut juga dalam 0iagam +, 13589 yang dikeluarkan oleh ) * -yah #ayam&uruk ; $<)*( = )))8! lempengan ))) baris 5 dan 6 sebagai berikut : 9 BB. ika ta kabeh utara Mana&a adisastra &i&ecana kap&a sama"sama sakte ka&ikek saning sastra makadi utara Mana&a BB.9 BB. emua ahli tersebut bertujuan hendak mentaCsirkan kitab undang"undang utara Mana&a dan lainnya. Mereka itu cakap mentaCsirkan kitab"kitab undang"undang seperti utara Mana&a BB.8.itab perundang"undangan utara"Mana&a mempunyai &atak yang mirip sekali dengan Mana&adharmasastra! kedua"duanya menekankan susunan masyarakat yang terdiri dari empat golongan ; &arna demi kebaikan masyarakat.
ro7. Mr. D!okosoetono, ahli dan pakar hukum Indonesia yang terkemuka pernah berkata( “Seandainya peraturanperaturan pada /aman Ma!apahit yang diterapkan oleh =a!ah Mada itu tercatat dan catatan itu sampai kepada kita, maka kita sudah mempunyai dasar hukum nasional. 4idak seperti sekarang ini.” %ro7. Dr. Slamet Mulyana, erundangundangan Ma!apahit, $hatara*9>:D!akarta#
?ngkapan kekecewaan Djokosoetono itu, seorang sarjana hukum terkemuka negeri ini, menyiratkan betapa kitab hukum yang digunakan saat itu pada (aman Majapahit setidaknya memiliki 7asal-7asal yang sangat kapabel untuk digunakan sebagai landasan hukum nasional epublik !ndonesia. #eraturan-peraturan yang dimaksud oleh Djokosoetono itu adalah #erundangan-undangan )gama yang digunakan sebagai landasan hukum pada (aman Majapahit sejak lebih dari enam ratus tahun lalu. Disebut #erundang-undangan )gama, karena nama H)gamaI pada salah satu kitab yang diketemukan selain dipakai sebagai judul, kata H)gamaI itu juga kedapatan pada pasal 9, , 9, ;, :+, ++;, +;, 9++, 9+ dan 9<;. #ada pasal 5+ kita dapati sebutan "ang /yang )gama. Kata )gama dalam bahasa "ansekerta berarti6 pengetahuan, adat atau ajaran. Kitab #erundangan-undangan )gama di atas di antaranya ditemukan di *ali seperti disebutkan oleh ;echtspleging ?riederich dalam karangannya Schetsen @an het eiland $ali. Kitab #erundang-undangan )gama itu diduga kuat berasal dari (aman Majapahit dengan berbagai hipotesa, seperti6
•
Ditulis dalam bahasa 2awa Kuno, tidak dalam bahasa 2awa Tengahan seperti pelbagai Kidung.
•
Tata bahasanya sangat rapi dan sempurna dalam bahasa 2awa Kuno, sehingga kuat dugaan ditulis pada saat bahasa 2awa Kuno masih dipergunakan saat itu.
Dalam Nagarakretagama pupuh :0+ dinyatakan dengan tegas bahwa prabhu /ayam Wuruk berusaha keras untuk dapat bertindak dengan bijaksana. Dalam menjalankan pengadilan orang tidak boleh bertindak sembarangan, harus patuh mengikuti segala apa yang telah dinyatakan dalam kitab perundang-undangan yang disebut )gama. #ara pelaksana pengadilan tidak boleh berpihak, harus bertindak secara adil. /anya dengan jalan demikian maka kesejahteraan rakyat itu akan tercapai. Dalam Nagarakretagama pupuh 909 diuraikan bahwa ketika prabhu /ayam Wuruk singgah di #atukangan, dihadap oleh pelbagai pembesar di antaranya dhyaksa, upapati %pembantu dhyaksa& dan para panji yang paham tentang perundang-undangan yang disebut )gama. !ni mengisyaratkan betapa eratnya hubungan Kitab #erundang-undangan )gama dengan para pejabat hukum Negara saat itu. Dalam Nagarakretagama pupuh :;0 baris + dengan tegas dinyatakan bahwa pulau *ali dalam segala hal mengikuti pulau 2awa, termasuk tentunya dalam hal-hal yang berkaitan dengan tatanan hukum. /al ini dapat kita lihat dari salah satu baris yang menguraikan bahwa amanat raja Wengker dan raja "ingasari %Kertawardhana& patuh diikuti di pulau *ali. #erundang-undangan )gama itu juga disebut Kutara&Manawadharmasastra, tertuang pada pasal 9 dan 5. "eperti juga tertulis dalam Kidung "orandaka yaitu6 Demung "ora, salah seorang manteri Majapahit dikenakan tuntutan hukum mati berdasarkan pasal astadusta dalam kitab perundang-undangan KutaraManawadharmasastra, karena membunuh Mahisa )nabrang. Kitab perundang-undangan )gama yang juga disebut dengan Kutara-Manawa Dharmasastra ini tampak sangat kuat teradopsi dari !ndia. #engaruh !ndia ini sangat jelas terlihat pada pasal +=; yang berisi penjelasan bahwa pasal tersebut diambil dari kitab perundang-undangan dari !ndia Manawadharmasastra dan Kutarasastra yang bunyinya sebagai berikut6 AKerbau atau sapi gadaian setelah lewat tiga tahun, leleb, sama dengan di!ual, menurut undangundang Kutara. Menurut undangundang Manawa, setelah lewat lima tahun. Ikutilah salah satu, karena keduanya adalah undangundang. 4idaklah dibenarkan anggapan, bahwa yang satu lebih baik daripada yang lain. Manawadharmasastra adalah a!aran mahara!a Manu, ketika manusia baru sa!a diciptakan. $eliau seperti batara 2isnu. Kutarasastra adalah a!aran bagawan $regu pada /aman 4reptayoga) beliau seperti batara 2isnu, diikuti oleh ;ama arasu dan oleh semua orang) bukan buatan /aman sekarang. "!aran itu telah berlaku se!ak /aman purba.B Dalam teks aslinya, Kitab #erundang-undangan )gama memuat 9: pasal, namun di dalamnya terdapat beberapa pasal yang sama. "ebagai bahan disertasinya untuk mencapai gelar doktor di uniBersitas 'eiden pada tahun +, &.'.=. &onker, seorang sarjana dari *elanda telah menerbitkan kitab perundangundangan )gama ini dalam huru7 'atin dan diterjemahkan ke dalam bahasa *elanda.
@ang menarik dari kitab perundang-undangan )gama ini adalah selain sebagai kitab undangundang hukum pidana Majapahit, namun juga kedapatan hal-hal yang termasuk hukum perdata. /al-hal yang termaktub sebagai hukum perdata misalnya antara lain mengenai jual-beli, pembagian warisan, perkawinan dan perceraian. #ada prinsipnya, kitab perundang-undangan )gama pada (aman Majapahit menjadi sandaran hukum yang sangat dipatuhi oleh segenap masyarakat dari strata rendah sampai yang paling tinggi.
$stadusta daam Perundang&undangan Majapahit Pengantar Di dalam Kitab #erundang-undangan Majapahit yang disebut Kutara Manawa terdapat +; macam masalah %bab& yang terbagi dalam 9: pasal. "alah satu di antara kesembilan belas masalah atau bab tersebut adalah astadusta %delapan dusta&. Masalah lainnya ialah6 kejahatan yang dilakukan oleh anak di bawah umur, masalah budak, astacorah %delapan pencurian&, sahasa %pemaksaan&, jual-beli-gadai, utang-piutang, titipan, tukon %mahar0mas kawin&, perkawinan, paradara %mengganggu isteri orang lain&, warisan, parusya %perusakan& dan daparusya %penyiksaan 7isik&, kelalaian, perkelahian, tanah, dan 7itnah.
"ebagai catatan, kitab perundang-undangan yang dipergunakan di kerajaan Majapahit dalam abad 3!4-34 Masehi ini pernah dijadikan disertasi oleh 2.8.$. 2onker dengan judul Jen 1ud-2aBaansche Wetboek Bergeleken met !ndische bronnen pada + Masehi, kemudian diterjemahkan dan disusun berdasarkan kelompok isi oleh "lamet Muljana %#erundangundangan Madjapahit&, diterbitkan oleh *hatara tahun +;5:.
$stadusta !stilah astadusta diartikan sebagai delapan macam kejahatan yang harus dihukum berat. Kedelapan tindak kejahatan yang termasuk dalam golongan astadusta tersebut adalah6 %+& membunuh orang yang tidak berdosa %9& menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa %& melukai orang yang tidak berdosa %<& makan bersama dengan seorang pembunuh %& mengikuti jejak pembunuh %5& bersahabat dengan pembunuh %:& memberi tempat kepada pembunuh dan %& memberi pertolongan kepada pembunuh. "eluruh tindak kejahatan yang termasuk dalam kelompok astadusta ini diatur dalam kitab Kutara Manawa pasal dan < %Bersi "lamet Muljana&. #asal kitab perundang-undangan Kutara Manawa menyebutkan bahwa membunuh orang yang tidak berdosa, menyuruh bunuh orang yang tidak berdosa, dan melukai orang yang tidak berdosa, jika terbukti, tebusannya adalah hukuman mati. Ketiga dusta itu disebut dengan dusta bertaruh jiwaL. Namun, apabila yang bersangkutan ingin mengajukan permohonan hidup kepada raja yang sedang berkuasa, ia dapat menggantinya dengan membayar denda sebanyak empat laksa untuk setiap satu tindakan. #embayaran denda tersebut adalah sebagai syarat bagi penghapusan dosa yang telah dilakukannya. "edangkan, pasal < dalam kitab tersebut menyebutkan bahwa orang yang makan bersama pembunuh, bersahabat dengan pembunuh, mengikuti jejak pembunuh, memberi tempat
kepada pembunuh dan memberi pertolongan kepada pembunuh, jika terbukti, maka hukumannya adalah denda berupa uang sejumlah dua laksa untuk setiap satu tindakan. "elain pasal dan <, dalam Kitab Kutara Manawa juga memuat sebuah pasal lagi yang mengatur tentang tindakan yang digolongkan sebagai suatu kejahatan, yaitu pasal 9. *unyi pasal 9 tersebut adalah sebagai berikut6 Kejahatan seperti mencuri, menyamun, membegal, menculik, mengawini wanita larangan %perempuan yang masih dalam status kawin&, membunuh orang yang tidak bersalah, meracuni, menenung, itu semua disebut sebagai perusuh. 2ika perbuatannya itu terbukti, maka hukumannya adalah mati. Demikianlah ujar para sarjana yang telah putus dalam kitab hukum Kutara Manawa. Mereka paham membedakan yang jahat dan yang baik tahu mana jalan yang menuju duka-nestapa dan menuju surga. *arang siapa memihak perusuh, merintangi dan menghalangi tindakan raja hanya dengan ucapan, supaya didenda dua laksa oleh raja yang berkuasa. #erbuatan menghalangi tindakan raja dengan ucapan itu disebut meletakkan bahagia pada bangkaiL. Demikianlah uraian singkat mengenai astadusta, yang hanya merupakan salah satu 7aset saja dari hukum kuna yang lahir di bumi !ndonesia. "ebagai catatan, selain Kutara Manawa, masih banyak kitab perundang-undangan yang ada di daerah 2awa dan *ali kuna, seperti6 "arasamuccaya, "wara 2ambu, "iwasasana, #urwadhigama, #urwagama, Dewagama, Kertasima, Kertasima "ubak, dan #aswara. *ahkan pada masa kesultanan @ogyakarta, 8irebon dan #alembang pun juga memiliki kitab perundang-undangannya sendiri. "eluruh kitab perundang-undangan tersebut dibuat sebagai pedoman untuk mengatur segala tingkah laku manusia agar tercipta suatu kehidupan yang aman, tenteram dan sentosa.
Sumber: Tim Koordinasi "iaran Direktorat 2enderal Kebudayaan. +;;5. )neka agam Khasanah *udaya Nusantara 4!!. 2akarta6 Departemen #endidikan dan Kebudayaan.