BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini
termasuk termasuk penyakit penyakit menular yang tercantum dalam undang-und undang-undang ang no.6 tahun 1962 tentang wabah. elompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.1 !e"auh !e"auh ini imunop imunopato atogen genesis esis demam demam tifoid tifoid belum belum sepenu sepenuhny hnyaa dipaham dipahamii sehingga sehingga kadang kadang kala penatalaksan penatalaksanaanya aanya belum optimal. optimal. #al tersebut tersebut antara lain karena beberapa akibat antara lain kerentanan indi$idu% luasnya manifestasi klinis% lambatnya menegakkan diagnosis% terapi yang kurang adekuat% malnutrisi serta akib akibat at timb timbul ulny nyaa multidrug multidrug resisten resisten memp mempen enga garu ruhi hi
dera dera"at "at
bera beratn tnya ya
&'D( &'D()) stra strain in Salmonella Salmonella typhi typhi yang
peny penyak akit% it% timbu timbuln lnya ya
komp kompli likas kasii
bahk bahkan an
mendorong kearah kematian. 2 Dalam empat dekade dekade terakhir% terakhir% demam tifoid telah men"adi men"adi masalah kesehatan kesehatan global bagi masyarakat dunia. Diperkirakan angka ke"adian penyakit ini mencapai 1*-1+ "uta kasus di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 6,,.,,, "iwa per tahun. Daerah endemik demam tifoid tersebar di berbagai benua% mulai dari sia% frika% merika !elatan% aribia% hingga ceania. !ebagain besar kasus &/,0) ditemukan di negara-negara berkembang% seperti angladesh% aos% 3epal% Pakistan% India% 4ietnam% dan termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah satu wilayah endemis demam tifoid dengan mayoritas angka ke"adian ter"adi pada kelompok umur *-19 tahun &910 kasus). *
1
!ur$eilens !ur$eilens Departemen esehatan esehatan (I% f rekuen rekuensi si ke"adi ke"adian an demam demam tifoid tifoid di Indonesia pada tahun 2,1, merupakan permasalahan kesehatan penting dibanyak negara berkembang secara global% diperkirakan 1+ "uta orang mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan insiden demam tifoid adalah *,,/1, kasus per 1,,.,,, penduduk per tahun dengan angka kematian20. emudian Case Fatality Fatality Rate&5 Rate&5( ()) dema demam m tifo tifoid id pada pada tahun tahun 2,1, 2,1, sebes sebesar ar 1%,2 1%,20 0 dari dari seluruh kematian di Indonesia.7 !ur$eilans Dinas esehatan !ulawesi !elatan tahun 2,,9% tahun 2,,+ tercatat "umlah penderita demam tifoid sebanyak 16.882 dengan kematian sebanyak 8 oran rang
&5 &5(,% (,%, ,*
0)
denga engan n
seba sebara ran n
kasu asus
tert tertin ing ggi
di
ab. ab.:o :ow wa%
ab.;nrekang% dan ota 'akassar. Penyakit typhus berdasarkan (iskesdas tahun 2,,+ secara nasional di !ulawesi !elatan% penyakit typhus tersebar di semua umur dan dan cende cenderu rung ng lebi lebih h ting tinggi gi pada pada umur umur dewa dewasa. sa. Pre$ Pre$ale alens nsii klin klinis is bany banyak ak ditemukan pada kelompok umur sekolah yaitu 1%90% terendah pada bayi yaitu ,%/0.8 Dari data data program program tahun tahun 2,,/ 2,,/ penyaki penyakitt typhu typhuss tercatat tercatat "umlah "umlah pender penderita ita sebanyak 2,.,// dengan kematian sebanyak * orang% masing-masing ab. :owa &1 orang) dan arru &2 orang) atau 5( ,%,1 0. Insiden (ate &I(,.2/0) yaitu tertinggi di ab.:owa yaitu 2.*91 kasus dan terendah di ab. uwu yaitu 97 kasus% tertinggi pada umur 18-77 tahun sebanyak 18.212 kasus. 8 erdasar erdasarkan kan latar latar belakan belakang g yang yang diuraik diuraikan an di atas% atas% maka maka perlu perlu dilaku dilakukan kan penelitian terhadap karakteristik penderita demam tifoid% di mana sampel penelitiannya adalah penderita demam tifoid di instalasi rawat inap rumah sakit Ibnu !ina 'akassar periode
2
erdasa erdasarka rkan n latar latar belaka belakang ng di atas% atas% maka maka penuli penuliss merumu merumuska skan n masalah masalah penelitian tentang bagaimana karakteristik penderita demam tifoid di instalasi rawat inap rumah sakit Ibnu !ina 'akassar. 1.3. Tujuan Peneltan 1. Tujuan juan Umum mum >ntuk mendapatkan informasi tentang karakteristik penderita demam tifoid yang dirawat inap di rumah sakit Ibnu !ina 'akassar periode
3
BAB II TIN$AUAN PU%TA!A 2.1. Tnjauan Umum tentang Demam T#&' 1.De#ns
Demam tifoid &tifus &tifus abdominalis% abdominalis% enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan ge"ala demam yang lebih dari dari + hari% hari% gangg gangguan uan pada pada saluran saluran pencer pencernaan naan dengan dengan atau atau tanpa tanpa ganggu gangguan an kesadaran.6 2. Ins'ens
Dalam empat dekade dekade terakhir% terakhir% demam tifoid telah men"adi men"adi masalah kesehatan kesehatan global bagi masyarakat dunia. Diperkirakan angka ke"adian penyakit ini mencapai
4
1*-1+ "uta kasus di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 6,,.,,, "iwa per tahun. Daerah endemik demam tifoid tersebar di berbagai benua% mulai dari sia% frika% merika !elatan% aribia% hingga ceania. !ebagain besar kasus &/,0) ditemukan di negara-negara berkembang% seperti angladesh% aos% 3epal% Pakistan% India% 4ietnam% dan termasuk Indonesia. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan /,, @1,,.,,, penduduk per tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepan"ang tahun% tetapi terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur% tetapipaling sering pada anak besar%umur 8- 9 tahun dan laki-laki lebih banyak dari perempuan dengan perbandingan 2-* ? 1.6%+%/ Di Indonesia% tifoid "arang di"umpai secara epidemis tetapi bersifat endemis dan banyak di"umpai di kota = kota besar. Aidak ada perbedaan yang nyata insiden tifoid pada pria dengan wanita. Insiden tertinggi didapatkan pada rema"a dan dewasa muda. Demikian "uga dari telaah kasus demam tifoid di rumah sakit besar Indone Indonesia sia menun" menun"ukk ukkan an angka angka kesaki kesakitan tan cender cenderung ung mening meningkat kat setiap setiap tahun tahun dengan rata = rata 8,,@1,,.,,, penduduk. ngka kematian diperkirakan sekitar ,%6-80 sebagai akibat dari keterlambatan mendapat pengobatan serta tingginya biaya pengobatan.9 Di negara yang telah ma"u% tifoid masih ada terutama sehubungan dengan kegiata kegiatan n wisata wisata ke negara negara = negara negara yang yang sedang sedang berkem berkemban bang. g. !ecara !ecara umum umum insiden insiden tifoid dilaporkan dilaporkan +80 didapatkan didapatkan pada umur kurang kurang dari *, tahun. tahun. Pada anak = anak biasanya di atas 1 tahun dan terbanyak di atas 8 tahun dan manifestasi klinik ringan. 9
5
3. Et&l&g
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi merupakan basil gram negatif% bersifat aerobik% bergerak dengan rambut getar dan bersifat tidak berspora. akteri ini mempunyai * macam antigen. 2 eterangan antigen?2 a. ntigen &somatik)% terletak pada lapisan luar yang mempunyai komponen protein% lipopolisakarida &P!) dan lipid. !ering disebut endotoksin. b. ntigen # &flagella)% terdapat pada flagella% fimbriae dan pili dari bakteri% berstruktur kimia protein. c. ntigen 4i &antigen permukaan)% pada selaput dinding bakteri untuk melindungi fagositosis dan berstruktur kimia protein.
". (am)aran !lns
:e"ala klinis yang sering ter"adi merupakan dampak dari sitokin proinflomatori serta berbagai mediator kimia% maka muncul panas yang berkepan"angan lebih dari 1 minggu% tipe panas stepladder yang mencapai *9-7, % kemudian panasnya berlangsung persiten% kontinu atau tipe remitten. ersamaan dengan munculnya ge"ala panas sering disertai dengan keluhan saluran cerna seperti mual muntah% nyeri abdominal% diare% dan konstipasi. akteremia kedua ter"adi setelah beberapa hari timbul ge"ala% lalu diperburuk dengan timbulnya panas dingin atau anoreksia. :e"ala ini disebut dengan demam tifoid akut dan antibodi spesifik yang terbentuk adalah antibodi Ig' yang bertahan yang selan"utnya digantikan dengan antibody Ig:. Pada kondisi ini dapat ter"adi sepsis dan syok septik yang menyebabkan
6
kematian "ika tidak diobati &180)% kekambuhan &1,0)% ter"adi pada penderita yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat% men"adi karier pada 1-70. 2 :e"ala yang tidak spesifik seperti malaise% menggigil% sakit kepala% mialgia% dan batuk yang muncul pada awal per"alanan penyakit. patis dan delirium ter"adi pada 1,-780% bradikardia relatif% lidah kotor% bercak ros yang muncul pada awal penyakit namun lebih sering ditemukan pada orang kulit putih . #epatomegali lebih sering daripada splenomegali biasanya muncul pada akhir minggu pertama atau awal minggu kedua. Pada pemeriksaan abdomen di dapatkan rasa nyeri lokal% maupun difus% terkadang "uga disertai dengan penurunan bising usus. 2 !embuh dari demam tifoid adalah hilangnya ge"ala demam dan ge"ala-ge"ala lain setelah pemberian obat% tidak ada komplikasi% dan tidak terdapat relaps pada pemeriksaan tindak lan"ut. Pernyataan sembuh ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang. 1,%11 'embaik dari demam tifoid adalah hilangnya sebagian ge"ala setelah pemberian obat. Pernyataan membaik ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang dan berobat "alan atau permintaan pasien untuk pulang sendiri disebabkan biaya pengobatan yang mahal.1,%11 elum sembuh dari demam tifoid adalah belum hilangnya ge"ala demam dan ge"ala-ge"ala lain setelah pemberian obat% ada atau tidak ada komplikasi% dan terdapat relaps pada pemeriksaan tindak lan"ut. Pernyataan belum sembuh ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan belum adanya
7
perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang atas permintaan sendiri disebabkan biaya pengobatan yang mahal. 1,%11
Aabel 2.1 keluhan dan ge"ala demam tifoid !eluhan 'an gejala Demam t#&' Per&'e Pen*akt 'inggu Pertama
'ingu edua
'inggu etiga
'inggu keempat dst
!eluhan Panas berlangsung insidious% tipe panas stepladder% menggigil% nyeri kepala (ash% nyeri abdomen% diare% konstipasi
(ejala :angguan saluran cerna
Pat&l&g akteremia
(ose spots% splenomegali% hepatomegali
omplikasi ? perdarahan saluran cerna% perforasi% syok eluhan menurun% relaps% penurun
'elena% ileus
4askulitis% hiperplasia pada peyer patches% nodul tifoid pada limpa dan hati >lserasi pada peyer patches% peritonitis
Aampak sakit berat
5arrier kronik
8
berat badan Dikutip dari kepustakaan 2 +. Pat&geness
Demam tifoid disebabkan bakteri Salmonella typhi atau Salmonella para typhi. Penularan ke manusia melalui makanan dan atau minuman yang tercemar dengan feses manusia. !etelah melewati lambung bakteri mencapai usus halus dan in$asi ke "aringan limfoid &plak peyer) yang merupakan tempat predileksi untuk berkembang biak. 'elalui saluran limfe mesenteric bakteri masuk aliran darah sistemik &bakterimia I) dan mencapai sel = sel retikuloendothelial dari hati dan limpa. ase ini dianggap masa inkubasi &+-17 hari). emudian dari "aringan ini bakteri dilepas ke sirkulasi sistemik &bakterimia II) melalui duktus torasikus dan mencapai organ = organ tubuh terutama limpa% usus halus dan kandung empedu. 9 akteri Salmonella typhi menghasilkan endotoksin yang merupakan kompleks lipopolisakarida dan dianggap berperan penting pada patogenesis demam tifoid. ;ndotoksin bersifat pirogenik serta memperbesar reaksi peradangan di mana bakteri Salmonella berkembang biak. Di samping itu merupakan stimulator yang kuat untuk memproduksi sitokin oleh sel = sel makrofag dan s el lekosit di "aringan yang meradang. !itokin ini merupakan mediator = mediator untuk timbulnya demam dan ge"ala toksemia & proinflamatory). leh karena basil Salmonella bersifat intraseluler maka hampir semua bagian tubuh dapat terserang dan kadang = kadang pada "aringan yang terin$asi dapat timbul fokal = fokal infeksi. 9 elainan patologis yang utama terdapat di usus halus terutama di ileum bagian distal di mana terdapat kelen"ar plak peyer. Pada minggu pertama% pada plek peyer ter"adi hiperplasia berlan"ut men"adi nekrosis pada minggu ke 2 dan ulserasi pada
9
minggu ke *% akhirnya terbentuk ulkus. >lkus ini mudah menimbulkan perdarahan dan perforasi yang merupakan komplikasi yang berbahaya. #ati membesar karena infiltrasi sel = sel limfosit dan sel mononuklear lainnya serta nekrosis fokal. Demikian "uga proses ini ter"adi pada "aringan retikuloendotelial lain seperti limpa dan kelen"ar mesenterika. elainan = kelainan patologis yang sama "uga dapat ditemukan pada organ tubuh lain seperti tulang% usus% paru% gin"al% "antung% dan selaput otak. Pada pemeriksaan klinis% sering ditemukan proses radang dan abses = abses pada banyak organ% sehingga ditemukan bronchitis% arthritis septik% pielonefritis% meningitis% dan lain = lain. andung empedu merupakan tempat yang disenangi basil Salmonella. ila penyembuhan tidak sempurna% basil tetap tahan di kandung empedu ini% mengalir ke dalam usus% sehingga men"adi karier intestinal.9 Demikian "uga gin"al dapat mengandung basil dalam waktu lama sehingga "uga men"adi karier &urinary carier ). dapun tempat = tempat yang menyimpan basil ini memungkinkan penderita mengalami kekambuhan &relaps). 9
:ambar 2.1 patofisiologi demam tifoid dikutip dari kepustakaan 1 ,. Langkah - Langkah Penegakan Dagn&ss
10
Diagnosis tifoid dapat ditegakkan berdasarkan ge"ala klinis% pemeriksaan fisis atau "asmani% pemeriksaan bakteriologi atau pemeriksaan laboratorium. Diagnosis demam
tifoid dapat
dibuat
dari
anamnesis
berupa
demam%
gangguan
gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik% dapat ditemukan adanya lidah kotor &tampak putih di bagian tengah dan kemerahan di tepi dan u"ung)% hepatomegali% splenomegali% distensi abdominal% tenderness% bradikardia relatif% hingga ruam makulopapular berwarna merah muda% berdiameter 2-* mm yang disebut dengan rose spot. >ntuk memastikan diagnosis demam tifoid maka perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut ?1%6%/%12
a. Pemeriksaan laboratorium 1) Pemeriksaan (utin Calaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering ditemukan leukopenia% dapat pula ter"adi leukosit normal atau leukositosis. eukositosis dapat ter"adi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. !elain itu pula dapat ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. a"u endap darah pada demam tifoid dapat meningkat.1 2) >"i widal >"i widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi. Pada u"i widal ter"adi suatu reaksi aglutinasi antara antigen bakteri Salmonella typhidengan antibodi yang disebut agglutinin. ntigen yang digunakan pada u"i widal adalah suspense Salmonella
yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratrium. 'aksud u"i widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
11
serum penderita tersangka demam tifoid yaitu? glutinin &dari tubuh bakteri)% glutinin #&flagel bakteri)% glutinin 4i &simpai bakteri). 1 Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin dan # yang digunakan untuk diagnosis demam tifoid. !emakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan terinfeksi bakteri ini. #asil dari tes widal dapat diinterpretasikan sebagai berikut?1* a) Aiter E yang tinggi atau kenaikan titer &1?16, atau lebih) menun"ukkan adanya infeksi aktif% b) Aiter #E yang tinggi &1?16, atau lebih ) menun"ukka bahwa penderita pernah di$aksinasi atau pernah terkena infeksi% dan c) Aiter 4iE yang tinggi terdapat pada carrier. Pembentukan agglutinin mulai ter"adi pada akhir minggu pertama demam% kemudian meningkat secara cepat pada minggu keempat % dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase akut mula-mula timbul agglutinin % kemudian diikuti dengan agglutinin #. Pada orang yang telah sembuh% agglutinin masih tetap di "umpai setelah 7 = 6 bulan% sedangkan agglutinin # menetap lebih lama antara 9 = 12 bulan. leh karena itu u"i widal bukan untuk menentukan kesembuhan penyakit.1* danya beberapa faktor yang mempengaruhi u"i widal yaitu? 1* a) b) c) d) e) f)
Pengobatan dini dengan antibiotik% :angguan pembentukan antibodi% dan pemberian kortikosteroid% Caktu pengambilan darah% Daerah endemik atau non endemik% (iwayat $aksinasi% (eaksi anamnestik%
peningkatan titer aglutinin pada infeksi bukan demam tifoid akibat infeksi demam tifoid masa lalu atau $aksinasi% dan g) aktor teknik pemeriksaan antara laboratorium%
12
akibat aglutinasi silang% dan strain salmonella yang digunakan untuk suspense antigen. !aat ini belum ada kesamaan pendapat mengenai titer aglitinin yang bermakna diagnostik untuk demam tifoid. atas titer yang sering dipakai hanya kesepakatan sa"a% hanya berlaku setempat dan batas ini bahkan dapat berbeda di berbagai laboratorium setempat.17 *) >"i Ayphidot >"i tyhphidot dapat mendeteksi antibodi Ig' dan Ig: yang terdapat pada protein membran luar Salmonella typhi. #asil positif pada u"i typhidot didapatkan 2-* hari setelah infeksi dan dapat mengidentifikasi secara spesifik antibodi Ig' dan Ig: terhadap antigen s.typhi seberat 8, kD% yang terdapat pada strip nitroselulosa.1 Didapatkan sensiti$itas u"i ini sebesar 9/0% spesifitas sebesar +6%60 dan efisiensi u"i sebesar /70 pada penelitian yang dilakukan oleh :opalakhrisnan dkk yang dilakukan pada 177 kasus demam tifoid. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh lsen dkk% didapatkan sensitifitas dan spesifitas u"i ini hampir sama dengan u"i tubeF yaitu +90 dan /90 dengan +/0 dan /90. 1 Pada kasus reinfeksi% respons imun sekunder &Ig:) terin$eksi secara berlebihan sehingga Ig' sulit terdeteksi. Ig: dapat bertahan sampai 2 tahun sehingga pendeteksian Ig: sa"a tidak dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi akut dengan kasus reinfeksi atau kon$alesen pada kasus infeksi primer. >ntuk mengatasi masalah tersebut% u"i ini kemudian dimodifikasi dengan menginakti$asi total Ig: pada sampel serum. >"i ini% yang dikenal dengan nama u"i Ayphidot-'%
13
memungkinkan ikatan antara antigen dengan Ig' spesifik yang ada pada serum pasien. !tudi e$aluasi yang dilakukan oleh hoo ; dkk pada tahun 199+ terhadap u"i Ayphidot-' menun"ukkan bahwa u"i ini bahkan lebih sensitif &sensiti$itas mencapai 1,,0) dan lebih cepat &*"am) dilakukan bila dibandingkan dengan kultur.1
7) >"i AubeFG >"i tubeFG merupakan u"i semi-kuantitatif kolometrik yang cepat &beberapa menit) dan mudah untuk diker"akan. >"i ini mendeteksi antibodi anti-S.typhi 9 pada serum pasien% dengan cara menghambat ikatan antara Ig' anti-9 yang terkon"ugasi pada partikel lateF yang berwarna dengan lipopolisakarida S.typhi yang terkon"ugasi pada partikel magnetiklateF. #asil positif u"i tubeF ini menun"ukkan terdapat infeksi Salmonella serogroup D walau tidak secara spesifik menun"uk pada S.typhi. Infeksi oleh S.paratyphi akan memberikan hasil negatif.1 !ecara imunologi% antigen 9 bersifat imunodominan sehingga dapat merangsang respon imun secara independen terhadap timus dan merangsang mitosis sel tanpa bantuan dari sel A. arena sifat-sifat tersebut% respon terhadap antigen 9 berlangsung cepat sehingga deteksi terhadap anti-9 dapat dilakukan lebih dini% yaitu pada hari ke 7 = 8 untuk infeksi primer dan hari * = 2 untuk infeksi sekunder. Perlu diketahui bahwa u"i tubeF hanya dapat mendeteksi Ig' dan tidak dapat mendeteksi Ig: sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai modalitas untuk mendeteksi infeksi lampau. 1
14
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan * macam komponen% meliputi? 1)Aabung berbentuk 4% yang "uga berfungsi untuk meningkatkan sensiti$itas% 2)(eagen % yang mengandung partikel magnetik yang diselubungi dengan antigen S.typhi 9% *)(eagen yang mengandung partikel lateks berwarna biru yang mengandung partikel lateks berwarna biru yang diselubungi dengan antibodi monoklonal spesifik untuk antigen 9. >ntuk melakuakan prosedur pemeriksaan ini% satu tetes serum &28 H) dicampurkan ke dalam tabung dengan satu tetes &28 H) reagen . setelah itu reagen &8, H) ditambahkan kedalam tabung. #al tersebut dilakukan pada kelima tabung lainnya. Aabungtabung tersebut kemudian diletakkan pada rak tabung yang mengandung magnet dan di putar selama 2 menit dengan kecepatan 28, rpm. Interpretasi hasil dilakukan berdasarkan warna larutan campuran yang dapat ber$ariasi dari kemerahan hingga kebiruan. erdasarkan warna larutan campuran yang dapat ber$ariasi dari kemerahan hingga kebiruan. erdasarkan warna inilah ditentukan skor% yang interpretasinya dapat dilihat pada tabel berikut? 1
15
Aabel 2.2Interpretasi hasil u"i tubeF %k&r /2 3
3egatif
"0+ ,
Positif Positif
orderline
Interretas Aidak menun"uk infeksi tifoid aktif Pengukuran tidak dapat disimpulkan. >langi pengu"ian% apabila masih meragukan lakukan pengulangan beberapa hari kemudian. 'enun"ukkan infeksi tifoid aktif Indikasi kuat infeksi tifoid Dikutip dari kepustakaan 1
onsep pemeriksaan ini dapat diterangkan sebagai berikut.
8) >"i Ig' dipstick >"i ini secara khusus mendeteksi antibodi Ig' spesifik terhadap S.typhi pada spesimen serum atau whole blood . >"i ini menggunakan strip yang mengandung antigen lipopolisakarida &P!) S.typhi dan anti Ig' &sebagai kontrol)% reagen deteksi yang mengandung antibodi anti Ig' yang dilekati dengan lateks pewarna% cairan membasahi strip sebelum di inkubasi dengan reagen dan serum pasien% tabung u"i. omponen perlengkapan ini stabil untuk disimpan selama 2 tahun pada suhu 7= 28 5 di tempat kering tanpa paparan sinar matahari. Pemeriksaan di
16
mulai dengan inkubasi strip pada larutan campuran reagen deteksi dan serum% selama * "am pada suhu kamar. !etelah inkubasi% strip dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan. !ecara semi kuantitatif% diberikan penilaian terhadap garis u"i dengan membandingkannya dengan reference stri. :aris kontrol harus terwarna dengan baik.1 #ouse dkk% 2,,1 dan :asem '# dkk% 2,,2 meneliti mengenai penggunaan u"i ini dibandingkan dengan pemeriksaan kultur darah di Indonesia dan melaporkan sensiti$itas sebesar 68-++0 dan spesifisitas sebesar 98-1,,0. Pemeriksaan ini mudah dan cepat &dalam 1 hari) dilakukan tanpa peralatan khusus apapun% namun akurasi hasil didapatkan bila pemeriksaan dilakukan 1 minggu setelah timbulnya ge"ala.1 6) ultur darah #asil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid% akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid% karena mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut?1 a) Aelah mendapat terapi antibiotik. ila pasien sebelum dilakukan kultur darah telah mendapat antibiotik% pertumbuhan bakteri dalam media biakan terhambat dan hasil mungkin negatif% b) 4olume darah yang kurang &diperlukan kurang lebih 8 cc darah). ila darah yang dibiakkan terlalu sedikit hasil biakan bisa negatif. Darah yang diambil sebaiknya secara bedside langsung dimasukkan kedalam media cair empedu &oFgall) untuk pertumbuhan bakteri% c) (iwayat $aksinisasi.
17
4aksinisasi di masa yang lampau menimbulkan antibodi dalam darah pasien. ntibodi &aglutinin) ini dapat menekan bakteremia hingga biakan darah dapat negatif% dan d) !aat pengambilan darah setelah minggu pertama% pada saat agglutinin semakin meningkat. . !&mlkas
omplikasi yang dapat ter"adi pada demam tifoid dapat terbagi atas dua bagian yaitu komplikasi pada usus halus &intestinal) dan komplikasi di luar usus halus &ekstra = intesitinal).1 omplikasi intestinal terdiri dari?J1 a. Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan "ika dilakukan pemeriksaan tin"a dengan benBidin. ila perdarahan banyak ter"adi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda = tanda ren"atan.
b. Perforasi usus timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan ter"adi pada bagian distal ileum. Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda = tanda ileus. Aanda = tanda lainnya adalah nadi cepat% tekanan darah turun% dan bahkan dapat syok. c. Peritonitis
18
biasanya menyertai perforasi tetapi dapat ter"adi tanpa perforasi usus. Ditemukan ge"ala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat% dinding abdomen tegang dan nyeri pada tekanan. omplikasi ekstraintestinal terdiri dari?1 a. omplikasi kardio$askuler egagalan sirkulasi perifer% miokarditis% trombosis% dan tromboflebitis. b. omplikasi darah nemia hemolitik% trombositopenia% dan sindrom uremia hemolitik. c. omplikasi paru Pneumonia% bronchitis empiema% dan pleuritis. d. omplikasi hepar dan kandung empedu #epatitis dan kolesistitis. e. omplikasi gin"al :lomerulonefritis% pielonefritis% dan perinefritis. f. omplikasi tulang steomielitis% periostitis% spondilitis% dan artritis. g. omplikasi neuropsikiatrik Delirium% meningismus% meningitis% polineuritis perifer% sindrom guillain barre% psikosis% dan sindrom katatonia. Aerdapat perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi dimana penderita dengan komplikasi lebih lama dirawat dari pada penderita tanpa komplikasi. Aidak ada perbedaan komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 18%16 . Penatalaksanaan
!ampai saat ini masih dianut trilogy penatalaksanaan demam tifoid yaitu? 1 a. Istirahat dan perawatan Dengan tu"uan mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Airah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti makan% minum% mandi% dan akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam
19
perawatan perlu di"aga kebersihan tempat tidur% pakaian% dan perlengkapan yang dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta hegiene perorangan. 1 'obilisasi pada pasien tifoid adalah sebagai berikut?1 1) 2) *) 7)
#ari 1 è duduk 2 F 18 menit #ari 2 è duduk 2 F *, menit #ari * è "alan #ari 7 è pulang
b. Diet dan terapi penun"ang Dengan tu"uan mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien secara optimal. Diet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam tifoid% karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan giBi penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan men"adi lama. Di masa lampau penderita tifoid diberi diet bubur saring% kemudian ditingkatkan men"adi bubur kasar dan akhirnya diberikan nasi% yang perubahan diet tersebut disesuaikan dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring tersebut ditu"ukan untuk menghindari perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.1 c. Pemberian ntibiotik Dengan tu"uan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. bat = obat anti mikroba yang sering digunakan untuk mengobati tifoid antara lain adalah sebagai berikut?1 1) loramfenikol
20
Di Indonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk memgobati demam tifoid dengan dosis yang diberikan adalah 7F8,,mg secara per oral atau I4. Diberikan sampai dengan + hari bebas panas. 2) Aiamfenikol Dosis dan efekti$itas dari tiamfenikol pada demam tifoid hampir sama dengan kloramfenikol akan tetapi komplikasi hematologinya lebih rendah% dosis tiamfenikol adalah 7F8,,mg.
*) otrimoksaBol ;fekti$itas obat ini dilaporkan sama dengan kloramfenikol. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 F 2 tablet & 1 tablet mengandung sulfametoksaBol 7,,mg dan /, mg trimethoprim) diberikan selama 2 minggu. 7) mpisilin dan amoksisilin emampuan obat ini untuk menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol dosis yang dian"urkan adalah 8,-18,mg@kg digunakan selama 2 minggu. 8) !efalosporin generasi ketiga #ingga saat ini golongan sefalosporin generasi ketiga yang terbukti efektif untuk demam tifoid adalah seftriakson% dosis yang dian"urkan adalah *-7 gr dalam dekstrosa 1,,cc diberikan selama K "am perinfus sekali sehari diberikan selama * = 8 hari.
21
!elain memberikan terapi dengan antibiotik kita "uga perlu memperhatikan tuntutan tubuh lainnya yaitu? 1 1) ondisi hipermetabolik selama infeksi Dengan pemenuhan nutrisi yang adekuat% tinggi kalori dan protein serta memperhatikan keseimbangan elektrolit. 2) Pemberian !uplemen !uplemen yang mengandung beta karoten% $itamin 5% ; serta trace elemen &misal Ln) guna mendongkrak kiner"a seperoksidase dismutase &!D)% katalase% dan gluthatione & :!# ) di sitosol dan meredam peran A3 sehingga dapat menghadang la"u proses kematian sel patologis dipercepat akibat dampak negatif dari (!. (! dapat mencetuskan timbulnya krisis scavenger enzyme akibat defisit berbagai komponen mikronutrien seperti e%Ln% selenium% $itamin 5% $itamin 6% $itamin ; atau ketidakseimbangan beberapa Bat makanan% seperti asam amino esensial dapat pula menyebabkan rusaknya komponen sistem kekebalan tubuh. 4. Pen5egahan
Pencegahan demam tifoid melalui gerakan nasional sangat diperlukan karena akan berdampak cukup besar terhadap penurunan kesakitan dan kematian akibat demam tifoid% menurunkan anggaran pengobatan pribadi maupun negara% mendatangkan de$isa negara yang berasal dari wisatawan mancanegara karena telah hilangnya predikat negara endemik dan hiperendemik sehingga mereka tidak takut lagi terserang tifoid saat berada di daerah kun"ungan wisata. 1
22
Aindakan pre$entif sebagai upaya penularan dan peledakan kasus luar biasa &) demam tifoid mencakup banyak aspek% mulai dari segi bakteri Salmonella typhi sebagai agen penyakit dan faktor pen"amu &host) serta lingkungan. 1 !ecara garis besar ada * strategi pokok untuk memutuskan transmisi tifoid yaitu?1 a. Identifikasi dan eredikasi Salmonella typhi baik pada kasus demam tifoid maupun kasus karier tifoid% b. pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi S.typhi akut maupun karier% dan c. Proteksi pada orang yang berisiko terinfeksi. Identifikasi dan eradikasi S.typhi pada pasien tifoid asimtomatik% karier dan akut. Aindakan identifikasi atau penyaringan pengidap bakteri S.typhi ini cukup sulit dan memerlukan biaya yang cukup besar baik ditin"au dari pribadi maupun skala nasional. 5ara pelaksanaanya dapat secara aktif yaitu mendatangi sasaran maupun pasif menunggu bila ada penerimaan pegawai di suatu instasi atau swasta. !asaran aktif lebih diutamakan pada populasi =populasi tertentu seperti pengelola sarana makanan = minuman baik tingkat usaha rumah tangga% restoran% hotel sampai pabrik serta distributornya. !asaran lainnya adalah yang terkait dengan pelayanan = pelayanan masyarakat yaitu petugas kesehatan% guru% petugas kebersihan% pengelola sarana umum lainnya. 1 Pencegahan transmisi langsung dari penderita terinfeksi S.typhi akut maupun karier dapat dilakukan di rumah sakit% klinik maupun di rumah dan lingkungan sekita orang yang telah diketahui mengidap bakteri S. typhi.1
23
Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi. !arana proteksi pada populasi ini dilakukan dengan cara $aksinasi tifoid di daerah endemik maupun hiperendemik. !asaran $aksinasi tergantung daerahnya endemis atau non endemis% tingkat
resiko tertularnya yaitu berdasarkan tingkat
hubungan
perorangan dan "umlah frekuensinya% serta golongan indi$idu beresiko yaitu golongan imunokompromais maupun golongan rentan. 1 Aindakan pre$entif berdasarkan lokasi daerah% yaitu?1 a. Daerah non endemik. Aanpa ada ke"adian outbreak atau epidemik 1) !anitasi air dan kebersihan lingkungan% 2) Penyaringan pengelola pembuatan@ distributor@ pen"ual makanan = minuman% *) Pencarian dan pengobatan kasus tifoid karier.
b. ila ada ke"adian epidemik tifoid 1) Pencarian dan eliminasi sumber penularan% 2) Pemeriksaan air minum dan mandi cuci kakus% dan *) Penyuluhan higiene dan sanitasi pada populasi umum daerah tersebut. c. Daerah endemik 1) 'emasyarkatkan pengelolaan bahan makanan dan minuman yang memenuhi standar prosedur kesehatan% dan 2) Pengun"ung kedaerah ini harus minum air yang telah melalui pendidihan% men"auhi makanan segar.
24
2.2.!erangka Te&r
25
2.3.Bagan !erangka !&nse
26
2.".De#ns 6eras&nal 'an !rtera 6)jekt#
27
1. Usa >mur penderita demam tifoid sesuai dengan yang tertulis pada kartu status.
>ntuk analisis statistik% kategori umur yang digunakan adalah? a. 8-17 tahun b. 18-27 tahun c. 28-77 tahun d. 78-67 tahun 1. $ens !elamn 5iri khas tertentu yang dimiliki penderita demam tifoid sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status% dikategorikan atas? a. aki = laki b. perempuan 2. (ejala %u)jekt# eadaan penderita demam tifoid saat masuk ke rumah sakit yang merupakan manifestasi dari infeksi Salmonella typhi sesuai dengan yang tertulis di kartu status% yaitu? a. b. c. d. e. f.
Demam !akit kepala !akit perut noreksia 'ual 'untah
g. h. i. ". k.
onstipasi Diare idah kotor adan lesu 3yeri ulu hati
3. (ejala 6)jekt# l. :e"ala yang tampak pada penderita demam tifoid berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter dan laboratorium yang dikategorikan men"adi? a. #asil pemeriksaan hematologi? leukopeni% leukositosis%
anemia%
trombositopenia% ;D meningkat. b. #asil pemeriksaan serologi? u"i widal &M)% u"i widal &-) m. #asil dari tes widal dapat diinterpretasikan sebagai berikut?1* 1) Aiter E yang tinggi atau kenaikan titer &1?16, atau lebih) menun"ukkan adanya infeksi aktif% 2) Aiter #E yang tinggi &1?16, atau lebih ) menun"ukka bahwa penderita pernah di$aksinasi atau pernah terkena infeksi. ". $ens !&mlkas
28
n.
danya penyakit lainnya yang bersifat memperberat penyakit demam
tifoid sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang dikategorikan men"adi? a. omplikasi intestinal b. omplikasi ekstraintestinal +. Lama Ra7atan o. amanya penderita men"alani perawatan di rumah sakit% dihitung se"ak tanggal mulai dirawat dengan tanggal keluar seperti tercatat di kartu status yang dapat dikategorikan? a. N+hari b. O +hari p. ,. !ea'aan se7aktu Pulang . eadaan penderita demam tifoid sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dapat dikategorikan? a. sembuh b. 'embaik c. elum sembuh
d. 'eninggal N 7/ "am e. 'eninggal O 7/ "am
29
f.
!embuh dari demam tifoid adalah hilangnya ge"ala demam dan ge"ala-
ge"ala lain setelah pemberian obat% tidak ada komplikasi% dan tidak terdapat relaps pada pemeriksaan tindak lan"ut. Pernyataan sembuh ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang. 1,%11 g.
'embaik dari demam tifoid adalah hilangnya sebagian ge"ala
setelah pemberian obat. Pernyataan membaik ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang dan berobat "alan atau permintaan pasien untuk pulang sendiri disebabkan biaya pengobatan yang mahal. 1,%11 h.
elum sembuh dari demam tifoid adalah belum hilangnya ge"ala
demam dan ge"ala-ge"ala lain setelah pemberian obat% ada atau tidak ada komplikasi% dan terdapat relaps pada pemeriksaan tindak lan"ut. Pernyataan belum sembuh ini diberikan oleh dokter kepada pasien yang dirawat inap berdasarkan belum adanya perbaikan klinis% kemudian pasien diiBinkan untuk pulang atas permintaan sendiri disebabkan biaya pengobatan yang mahal.1,%11 . BAB III MET6DE PENELITIAN
j. k. 3.1.$ens Peneltan l. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk menggambarkan atau memaparkan karakteristik penderita demam tifoid berdasarkan data sekunder yang tercatat dalam rekam medis.
m. 3.2.L&kas Peneltan n. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Ibnu !ina 'akassar.
Pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa di (! Ibnu !ina 'akassar tersedia data penderita demam tifoid yang dibutuhkan. &. 3.3.P&ulas 'an %amel Peneltan . 1. P&ulas .
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita demam tifoid di
instalasi rawat inap (! Ibnu !ina 'akassar periode ntuk mengetahui ukuran sampel representatif yang didapat berdasarkan rumus sederhana sebagai berikut? N
t.
n
u. $. w. F. y. B.
dimana? 3 ? besarnya populasi n ? besarnya sampel d ? tingkat kepercayaan@ ketepatan yang diinginkan 1,0 dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuran sampel dari populasi
N d
2
+1
1/9 dengan mengambil tingkat kepercayaan &d) 1,0% sebagai berikut? N
aa.
n
N d
2
+1
189
ab.
n
2
( 189 )( 0.10 )+ 1 189
ac.
3.".
n
2.89
ad. 68%*9 ae. 68%*9 M 1,0 +2 sampel Met&'e Pengumulan Data
af. Pengumpulan data dilakukan dengan memakai data sekunder yang diperoleh dari rekam medis penderita demam tifoid di instalasi rawat inap (! Ibnu !ina 'akassar periode
riteria inklusi dalam penelitian ini yaitu? a. Penderita yang mengalami rawat inap b. Data rekam medik yang memiliki data identitas diri yang lengkap 2. !rtera eksklus ai. arakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. riteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu? a. Penderita yang mengalami rawat "alan b. Data rekam medik yang memiliki data identitas diri yang tidak lengkap 3.,. Peng&lahan 'an Teknk Analss Data a". Data yang dikumpulkan dari rekam medis diolah dengan menggunakan metode komputerisasi dan disa"ikan dalam bentuk tabel secara deskriptif dan dikelompokkan berdasarkan tu"uan penelitian. ak. al. am. an. a&. a. a8. ar. as. at. au. a9. a7. a:. BAB I;
a*. (AMBARAN UMUM L6!A%I PENELITIAN
az.
)5.
ba. :ambar 7.1. (umah !akit Ibnu !ina 'akassar bb. Dikutip dari kepustakaan 1+ ".1. Prl Rumah %akt I)nu %na )'. (umah !akit Ibnu !ina adalah (umah !akit !wasta milik Qayasan adan Cakaf >'I. !ebelumnya bernama (umah !akit 78E milik Qayasan ndi !ose yang didirikan berdasarkan keputusan :ubernur epala Daerah Aingkat I !ulawesi !elatan 3o. 6+/*@D-I'I% yang ditandatangan oleh ketua Qayasan ndi !ose yaitu Dr. #. ndi !ose dan ketua Qayasan badan Cakaf >'I bapak Prof. Dr. bdurrahman . asalamah !;.% '.!i. erdasarkan atas hak kepemilikan tersebut% maka (umah !akit Ibnu !inaE kemudian direno$asi dan dioperasionalkan.1+ be. erdasarkan surat permohonan dan etua Qayasan badan Cakaf >'I% epala Dinas esehatan Propinsi !ulawesi !elatan menerbitkan surat IBin penyelenggaraan (umah !akit 3o. 6+,*@D-I4@PA!A<2@IR@2,,*% tanggal 2* !eptember 2,,*% tentang pemberian IBin >"i 5oba penyelenggaraan (umah !akit Ibnu !inaE yang terletak di"alan etnan rip !umohar"o m.8 3o.267 'akassar. 1+
bf.
erhubung karena !urat IBin >"i 5oba penyelenggaraan (umah
sakit dan dinas esehatan propinsi !ulawesi !elatan hanya berlaku 1 tahun% maka berdasarkan surat pemohonan QC >'I% menteri kesehatan (I menerbitkan !urat IBin penyelenggaraan (umah !akit% tanggal 26 !eptember 2,,6.1+ bg. 3omor
Q'.,2.,7.*.8.71/+
tentang
pemberian
iBin
penyelenggaraan kepada QC >'I 3o.7* tanggal akte notaris + no$ember 1997 dengan alamat "alan akatua no. 2+ 'akassar untuk menyelenggarakan (umah sakit Ibnu !inaE dengan alamat "alan >rip !umohar"o m.8 'akassar% berlaku selama 8 tahun% terhitung tanggal 26 september 2,,8 s@d 26 !eptember 2,1,.1+ )h. ".2. ;s 'an ms Rumah sakt ). 1. ;s 'en"adi (umah !akit Pendidikan dengan pelayanan )j. esehatan yang Islami ekselen dan terkemuka di Indonesia.E 1+ )k. 2. Ms1+ 1. 'elaksanakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan unggul yang men"un"ung tinggi moral dan etika & 'isi Pelayanan esehatan )% 2. 'elaksanakan dan mengembangkan pendidikan kedokteran dan professional kesehatan lainnya &'isi pendidikan)% *. 'elangsungkan pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual kepada penderita dan pengelolaan (umah !akit & 'isi dakawah )% 7. 'engupayakan perolehan finansial dari berbagai kegiatan (umah !akit & 'isi inansial )% dan 8. 'eningkatkan kese"ahteraan pegawai & 'isi kese"ahteraan ). )l. 3. Nla1+
1. manah & "u"ur% berdedikasi dan bertanggung "awab )% 2. Professional & kompetensi dab etika )% dan
*. khlaul arimah & men"aga silaturrahmi% saling menghargai dan kepedulian yang tinggi ) )m. ".3 %arana 'an Prasarana Rumah %akt )n. 1. (e'ung bo. (!. Ibnu !ina mempunyai luas tanah 1/.,,/ m dengan luas gedung
12.,28m yang terdiri atas ? 1+ a. :edung >:D% I5>% I55>% kamar operasi & 2 lantai ) b. :edung perawatan dan administrasi & 8 lantai ) c. :edung poliklinik >mum% Poliklinik !pesialis dan linik !pesialis onsultan & 2 lantai) ). 2. !etenagaan1+
a. b. c. 3.
Aenaga Aetap ? 26* orang Aenaga 'agang ? / orang #arian lepas 6/ orang %arana !esehatan1+ b. a. asilitas
1) 2) *) 7) 8) 6) +) /) 9) b.
Instalasi (awat darurat Instalasi rawat Intensif Instalasi radiologi Instalasi aboratorium Instalasi armasi Instalasi giBi Instalasi rehabilitasi 'edik Instalasi pemulasaran "enaBah Instalasi pemelthraraan sarana (umah !akit (awat "alan br. Instalasi rawat "alan adalah unit pelayanan yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat "alan dan terdiri dari poliklinik umum% dan beberapa poliklinik spesialis dalam berbagai bidang disiplin ilmu kedokteran klinis.
1) Poliklinik Penyakit Dalam
bs.Pelayanan pada polilinik penyakit dalam meliputi pelayanan ru"ukan penyakit dalam dan poliklinik umum% gawat darurat maupun ru"ukan dan uar rumah !akit Ibnu !ina. Aermasuk penyakit ardiologi% penyakit paru = paru dan lain = lain. 2) Poliklinik edah bt. Poliklinik bedah memberikan pelayanan berbagai bedah meliputi bedah umum% bedah digestif% bedah tumor% bedah saraf% bedah orthopedi% bedah urologi% dan bedah plastik. *) Poliklinik Penyakit nak bu. 7) Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan 8) Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan memberikan pelayanan pada ibu hamil% keluarga berencana dan penyakit kandungan lainnya. 6) Poliklinik Penyakit saraf +) Poliklinik Penyakit A#A /) Poliklinik Penyakit mata 9) Poliklinik Penyakit kulit dan elamin serta Pelayanan kosmetik 1,) Poliklinik Penyakit :igi dan 'ulut 11) Poliklinik onsultasi giBi 12) Poliklinik umum c. (awat Inap 1) (uang Perawatan 3ifas 2) (uang perawatan bayi *) (uang Perawatan >mum b$. bw. bF. by. bB. ca. cb. cc. cd. 5e. BAB ; 5#. HA%IL PENELITIAN DAN PEMBAHA%AN 5g. +.1. Hasl Peneltan
ch.Penelitian dilakukan pada tanggal *-9 ebruari 2,1* di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar. Data yang diambil merupakan pasien demam tifoid yang dirawat inap di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
arakteristik yang diteliti meliputi usia% "enis kelamin% ge"ala
sub"ektif% ge"ala ob"ektif% lama rawatan tanpa komplikasi dan dengan komplikasi% dan keadaan pasien sewaktu pulang. c". Penetapan sampel pada penelitian ini menggunakan "enis metode
N
random simple sampling. Dengan rumus n
N d
2
+ 1 dapat dihitung ukuran
sampel dari populasi 1/9 dengan mengambil tingkat kepercayaan &d) 1,0 yaitu +2 sampel. ck.
Data tersebut penulis olah dengan menggunakan 'icrosoft ;Fcel
dan !P!!% dan hasilnya penulis sa"ikan dalam bentuk tabel dengan menyertakan pembahasan dari masing = masing tabel. 5l.
Ta)el +.1. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut usa
5m. cn. ategori usia co. &tahun) cr. 8 = 17 cs. 18 = 27 ct. 28 = 77 cu. 78 = 87 dd. Aotal
dg.
cp. rekuensi c$. 12 cw. *1 cF. 19 cy. 1, de. +2
c. Persentase &0) cB. da. db. dc. df.
16%+ 7*%1 26%7 1* 9 1,,
Sumber: Rekam medik Rumah Sakit bnu Sina !akassar dh. Dari tabel di atas% memperlihatkan bahwa terdapat penderita demam tifoid tertinggi pada kategori usia 18 = 27 tahun
sebanyak *1 orang &7*%10) dan terendah pada kategori usia 78 = 87 tahun sebanyak 1, orang &1*%90). !edangkan pada umur 28 = 77 tahun terdapat 19 orang &26%70) dan pada kategori umur 8 = 17 tahun terdapat 12 orang &16%+0). Ta)el +.2. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut jens kelamn
'.
'j.
dk.
Ta)el +.3. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut gejala su)jekt#
ei. :e"ala sub"ektif
e". rekuensi
ek. Persentase &0)
el. Demam
em. +2
en. 1,,
eo. !akit kepala ep. !akit kepala e. Aidak sakit kepala eF. !akit perut ey. !akit perut eB. Aidak sakit
er. es. 22 et. 8,
eu. e$. *,%6 ew. 69%7
fa. fb. 9 fc. 6*
fd. fe. 12%8 ff. /+%8
perut fg. noreksia fh. noreksia fi. Aidak anoreksia fp. 'ual f. 'ual fr. Aidak mual fy. 'untah fB. 'untah ga. Aidak muntah gh. onstipasi gi. onstipasi g". Aidak konstipasi g. Diare gr. Diare gs. Aidak diare gB. idah kotor ha. idah kotor hb. Aidak lidah kotor hi. 3yeri ulu hati h". 3yeri ulu hati hk. Aidak nyeri ulu hati hr. Aotal
hu.
f". fk. * fl. 69
fm. fn. 7%2 fo. 98%/
fs. ft. 7, fu. *2 gb. gc. 21 gd. 81
f$. fw. 88%6 fF. 77%7 ge. gf. 29%2 gg. +,%/
gk. gl. 7 gm.6/
gn. go. 8%6 gp. 97%7
gt. gu. 11 g$. 61 hc. hd. 2 he. +,
gw. gF. 18%* gy. /7%+ hf. hg. 2%/ hh. 9+%2
hl. hm.18 hn. 8+
ho. hp. 2,%/ h. +9%2
hs. +2
ht. 1,,
Sumber: Rekam medik Rumah Sakit bnu Sina !akassar h$. Dari tabel di atas% menun"ukkan bahwa semua penderita demam tifoid di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
sebanyak 18 orang &2,%/0)% diare sebanyak 11 orang &18%*0)% sakit perut
h7.
sebanyak 9 orang &12%80)% dan konstipasi sebanyak 7 orang &8%60). Ta)el +.". !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut gejala &)jekt#
h:.
hy. :e"ala ob"ektif ib. Cidal ic. Cidal &M) id. Cidal &-) ik. nemia il. nemia im. Aidak anemia it. adar leukosit iu. eukosit normal i$. eukopenia iw. eukositosi s "f. Arombositopenia "g. Arombosito penia "h. Aidak trombositopenia "o. a"u ;ndap darah &;D) "p. 'eningkat ". Aidak meningkat "F. Aotal ka.
hB. rekuensi ie. if. 6+ ig. 8 in. io. 1 ip. +1
ia. Persentase &0) ih. ii. 9*%1 i". 6%9 i. ir. 1%7 is. 9/%6
iF. iy. 8/ iB. 8 "a. 9
"b. "c. /,%6 "d. 6%9 "e. 12%8
"i. "". 9 "k. 6*
"l. "m. 12%8 "n. /+%8
"r. "s. 18 "t. 8+
"u. "$. 2,%/ "w. +9%2
"y. +2
"B. 1,,
Sumber: Rekam medik Rumah Sakit bnu Sina !akassar kb. Dari tabel di atas% menun"ukkan bahwa penderita demam tifoid yang dirawat inap di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar yang memiliki ge"ala obektif terbanyak yaitu u"i widal sebanyak 6+ kasus &9*%10)% ;D meningkat sebanyak 18 orang &2,%/0)% trombositopenia
dan leukositosis 9 kasus &12%80)% leukopenia 8 kasus &6%90)% dan anemia 1 kasus &1%70). k5. k'. ke. k#. kg. kh. k.
lm.
Ta)el +.+. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut lama ra7atan en'erta tana k&mlkas 'an 'engan k&mlkas k". omplikasi kk. N + hari kl. O + hari km. kn. total kp. n k. 0 kr. n ks. 0 ku. Dengan k$. 8 kw.+ kF. 2 ky. kB. + komplikasi 1 2/% % 7 la. Aanpa lb. 8 lc. 9 ld. 6 le. lf. 68 komplikasi 9 , 9%2 % / lg. Aotal lh. 6 li. l". / lk. ll. +2 7 Sumber: Rekam medik Rumah Sakit bnu Sina !akassar ln. Dari tabel di atas% menun"ukkan bahwa penderita demam
tifoid yang dirawat inap N +hari di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar tanpa komplikasi sebanyak 89 orang &9,%/0) lebih banyak daripada dengan komplikasi sebanyak 8 orang &+1%70). !edangkan penderita demam tifoid yang dirawat inap O +hari di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar tanpa komplikasi sebanyak 6 orang &9%20) lebih banyak dirawat dibandingkan
l&.
l.
penderita dengan komplikasi sebanyak 2 orang &2/%60). Ta)el +.,. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' nstalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut kea'aan en'erta se7aktu ulang
l. eadaan pulang
lr. rekuensi
ls. Persentase &0)
lt. !embuh lw. 1 lB. 1%7 lu. membaik lF. 86 ma.++%/ l$. elum sembuh ly. 18 mb. 2,%/ mc.Aotal md. +2 me.1,, mf. Sumber: Rekam medik Rumah Sakit bnu Sina !akassar mg. Dari tabel di atas% menun"ukkan bahwa penderita demam tifoid yang dirawat inap di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
Pada tabel 8.1. memperlihatkan bahwa penderita demam
tifoid tertinggi pada kategori usia 18 = 27 tahun sebanyak 7*%10 dan terendah pada kategori usia 78 = 87 tahun sebanyak 1*%90. !edangkan pada umur 28 = 77 tahun terdapat 26%70 dan pada kategori umur 8 = 17 tahun terdapat 16%+0 .ategori usia 18 = 27 tahun dan 28 = 77 tahun merupakan usia sekolah dan beker"a% di mana pada kelompok usia tersebut
sering melakukan akti$itas di luar rumah% seperti mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh Salmonella typhi.18 mm. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan !iska Ishaliani di (umah !akit !ri Pamela PAP3 * Aebing Ainggi !umatera >tara &2,1,) dari 2*1 penderita demam tifoid 7+%20 adalah kelompok umur 12 = *, tahun. 18 mn. +.2.2. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' Instalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut jens kelamn mo. Pada tabel 8.2. memperlihatkan bahwa penderita demam
tifoid tertinggi pada "enis kelamin laki = laki yaitu sebanyak 8/%*0 dibandingkan dengan perempuan yang "umlahnya 71%+0. #al ini dapat dikaitkan bahwa laki = laki lebih sering melakukan akti$itas di luar rumah yang memungkinkan laki = laki berisiko lebih besar terinfeksi Salmonella typhi dibandingkan dengan perempuan% misalnya mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi Salmonella typhi. !elain itu% perempuan lebih memperhatikan higiene daripada laki = laki.18 mp. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan !iska Ishaliani di (umah !akit !ri Pamela PAP3 * Aebing Ainggi !umatera >tara &2,1,) dari 2*1 penderita demam tifoid 610 laki = laki.18 m8. +.2.3. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' Instalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut gejala su)jekt# mr. Pada tabel 8.*. menun"ukkan bahwa semua penderita
demam tifoid di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
Desember 2,1* yang mengalami ge"ala sub"ektif berupa demam &1,,0). :e"ala sub"ektif terendah yaitu lidah kotor sebanyak 2%/0 dan anoreksia sebanyak 7%20. !elebihnya masuk rumah sakit dengan ge"ala ob"ektif mual sebanyak 88%60% sakit kepala sebanyak *,%60% muntah sebanyak 21 orang 29%20% nyeri ulu hati sebanyak 2,%/0% diare sebanyak 18%*0% sakit perut sebanyak 12%80% dan konstipasi sebanyak 8%60. ms. :e"ala demam merupakan ge"ala utama demam tifoid yang ter"adi karena Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan Bat pirogen oleh leukosit pada "aringan yang meradang. #al ini menun"ukkan bahwa sensiti$itas ge"ala klinik penderita demam tifoid adalah demam% sedangkan spesifisitas ge"ala klinis penderita demam tifoid adalah lidah kotor. kan tetapi ge"ala demam "uga bisa ditemukan pada penyakit infeksi lain.18 mt. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan !iska Ishaliani di (umah !akit !ri Pamela PAP3 * Aebing Ainggi !umatera >tara &2,1,)) dari 2*1 penderita demam tifoid semua mengalami ge"ala demam 1,,0 dan ge"ala paling sedikit yaitu lidah kotor sebanyak 2%20.18 mu. +.2.". !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' Instalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut gejala &)jekt# m$. Pada tabel 8.7. menun"ukkan bahwa penderita demam tifoid
yang dirawat inap di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar yang memiliki ge"ala ob"ektif terbanyak yaitu u"i widal sebanyak 9*%10% ;D meningkat
sebanyak 2,%/0% trombositopenia dan leukositosis 12%80% leukopenia 6%90% dan anemia 1%70. mw. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan (ani 3. . 3ainggolan di (umah !akit Aentara A-I4 ,1.,+.,1 Pematang !iantar !umatera >tara&2,1,) bahwa ge"ala ob"ektif terbanyak yaitu u"i widal &M) sebanyak 8*%+0. 16 mF. !ampai saat ini u"i widal merupakan reaksi serologi yang digunakan untuk membantu diagnosis demam tifoid. >" i widal mempunyai kelemahan baik sensiti$itas dan spesifitasnya yang rendah maupun interpretasinya yang sulit dilakukan. 3amun% u"i widal &M) akan memperkuat dugaan pada penderita demam tifoid. !edangkan u"i widal &-) pada penderita tifoid dapat ter"adi karena faktor = faktor yang berhubungan dengan penderita seperti pengambilan serum terlalu dini% pengobatan antibiotik sebelumnya% adanya gangguan imunologi% serta antigen yang ber$ariasi.16 my. Pemeriksaan darah tepi pada penderita demam tifoid dapat ditemukan leukopenia% trombositopenia% anemia% ;D meningkat. Pada hasil pemeriksaan darah tepi adanya leukopenia men"adi dugaan kuat diagnosis demam tifoid.1%16 m=. +.2.+. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' Instalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurutlama ra7atan en'erta tana k&mlkas 'an 'engan k&mlkas na.
Pada tabel 8.8. menun"ukkan bahwa penderita demam tifoid
yang dirawat inap N +hari di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar tanpa komplikasi sebanyak 9,%/0 lebih banyak daripada dengan komplikasi
sebanyak +1%70. !edangkan penderita demam tifoid yang dirawat inap O +hari di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar tanpa komplikasi sebanyak 9%20 lebih banyak dirawat dibandingkan penderita dengan komplikasi sebanyak 2/%60. #al ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan penderita demam tifoid berdasarkan status komplikasi. nb. !ebagai informasi tambahan% selain komplikasi "uga terdapat diagnosis sekunder pada penderita demam tifoid yang di instalasi rawat inap (umah !akit Ibnu !ina 'akassar yaitu epigastric pain syndrome%
bronchitis%
pneumonia%
bronchopneumonia%
A
paru
antreatment% dan #epatitis . nc. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan (ani 3. . 3ainggolan di (umah !akit Aentara A-I4 ,1.,+.,1 Pematang !iantar &2,1,) bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan
penderita
demam
tifoid berdasarkan
status
komplikasi.18 nd.
ne. +.2.,. !arakterstk en'erta 'emam t#&' ' Instalas ra7at na Rumah %akt I)nu %na Makassar er&'e $anuar - Desem)er 2<12 menurut kea'aan en'erta se7aktu ulang nf. Pada tabel 8.6. menun"ukkan bahwa penderita demam tifoid
yang dirawat inap di (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
sembuh harus tetap melakukan pemeriksaan bakteriologis sebulan sekali untuk mengetahui keberadaan Salmonella typhi dalam tubuh. 16 nh. #asil penelitian ini se"alan dengan penelitian yang dilakukan (ani 3. . 3ainggolan di (umah !akit Aentara A-I4 ,1.,+.,1 Pematang !iantar &2,1,) bahwa keadaan penderita sewaktu pulang terbanyak yaitu dalam keadaan membaik dan memilih berobat "alan sebanyak 7/%*0. 16 n. nj. nk. nl. nm. nn. n&. n. BAB ;I n8. PENUTUP nr. ,.1. !esmulan ns.!etelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita
demam tifoid di instalasi rawat inap (umah !akit Ibnu !ina 'akassar periode
Distribusi penderita demam tifoid menurut usia yaitu usia 18 = 27 tahun. Distribusi penderita demam tifoid menurut "enis kelamin yaitu laki = laki. Distribusi penderita demam tifoid menurut ge"ala sub"ektif yaitu ge"ala demam. Distribusi penderita demam tifoid menurut ge"ala ob"ektif yaitu u"i widal. Aidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan penderita demam
tifoid berdasarkan status komplikasi. 6. eadaan penderita demam tifoid sewaktu pulang yaitu dalam keadaan membaik. nt. ,.2. %aran 1. epada bagian rekam medik (umah !akit Ibnu !ina 'akassar untuk lebih melengkapi pencatatan rekam medik terkhusus yang berkaitan dengan
penderita demam tifoid yaitu hasil pemeriksaan hematologi% hasil pemeriksaan serologi% ge"ala sub"ektif% dan status komplikasi. 2. epada pemerintah dan petugas medis diharapkan memberikan pendidikan kesehatan khususnya tentang higiene perorangan dan sanitasi lingkungan pada masyarakat *. >ntuk peneliti selan"utnya% kiranya mencari $ariabel = $ariabel lain sehingga hal = hal yang berhubungan dengan demam tifoid dapat terbuka secara keseluruhan. nu. DA>TAR PU%TA!A
1. ru C. !udoyo. et. al. % editor. 2,,9. uku "ar Ilmu Penyakit Dalam ni$ersity Press. #al 1/+-19/. *. Dimas !atya #endarta. 2,,9. Demam Aifoid. &online)% &http?@@medicine. [email protected]@[email protected]% diakses 2,1* 'ei 21). 7. !oepardi 3T2,11.pdf % diakses 2,1* 'ei 21). 8. !udarianto. et. al. 2,11. !orbiditas #enyakit !enular $yphus. Profil esehatan !ulawesi !elatan 2,,9. &online)% &http?@@www.depkes.go.id@ downloads@profilTkesehatanpro$Tkab@profilTkesehatanTsulawesiTselatanT2,, 9.pdf % diakses 2,1* 'ei 21). 6. rusch <. 2,12. Ayphoid e$er.&online)% & http?@@emedicine.medscape.com@ article@2*11*8-o$er$iew% diakses 2,1* 'ei 21).
+. 5ammie . esser% !amuel I. 'iller% editor. 2,,8. !almonellosis. #errisonUs Principles of Internal 'edicine &16 th ed)% #al. /9+-9,,. /. Ikatan Dokter nak Indonesia% editor. 2,,/. uku "ar Infeksi dan Pediatri tropis &2nd ed).
'enteri
esehatan
(epublik
Indonesia
3o.
*67@'enkes@!@4@2,,6 tentang Pedoman Pengendalian Demam Aifoid. 2,,6.
agian Ilmu esehatan
nak% akultas edokteran >3I( !urabaya. &online). &http?@@old.pediatrik. com@isi,*.phpV pagehtmlShkategoriePDASdirektoripdtSfilepdf,SpdfShtml,+11,fkFu2++.htm% diakses 2,17 ebruari 1*) 11. ili 'usnelina. 2,,8. nalisis ;fekti$itas iaya Pengobatan Demam Aifoid nak 'enggunakan loramfenikol dan !eftriakson Di (umah !akit atmawati