AGNI NOOR MUHAMMAD H1K014031 Teripang Pasir (Holothuria scabra) Klasifikasi dari Teripang pasir (Martoyo et al, 2000) adalah sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Ordo
: Aspidochirotida
Filum
: Echinodermata
Famili
: Holothuriidae
Sub-filum
: Echinozoa
Genus
: Holothuria
Kelas
: Holothuroidea
Spesies
:
Sub-kelas
: Aspidochirotacea
scabra
Holothuria
Gambar 1. Teripang Pasir Sumber : Dewi et al (2010) Morfologi Teripang pasir Teripang merupakan salah satu anggota hewan berkulit berduri (Echinodermata). Duri teripang merupakan butir-butir kapur mikroskopis yang terbenam dalam jaringan dinding tubuh (Hyman 1955; Lawrence 1987). Bentuk tubuh teripang adalah bulat panjang (elongated cylindrical) di sepanjang sumbu oral-aboral, yaitu sumbu yang menghubungkan bagian anterior dan posteriol (Wilmoth 1967). Mulut dan anus teripang terletak pada ujung poros yang berlawanan, yaitu
anus berada pada bagian anterior dan anus berada pada bagian posterior. Mulut dikelilingi oleh tentakel-tentakel yang dapat dijulurkan dan ditarik kembali dengan cepat. Tentakeltentakel ini merupakan modifikasi dari kaki tabung yang berfungsi untuk menangkap makanan (Storer et al 1979, Lawrence 1987). Teripang umumnya memiliki tubuh lunak dan licin. Permukaan tubuh tidak bersilia dan diselimuti oleh lapisan kapur yang tebal tipisnya tergantung umur. Disepanjang mulut ke anus terdapat lima deretan kaki tabung, terdiri dari tiga deretan kaki tabung dengan pengisap pada bagian perut (trivium) yang berperan dalam respirasi (Lawrence 1987). Di bawah lapisan kulit terdapat satu lapis otot melingkar dan lima lapis otot memanjang. Sesudah lapisan otot terdapat rongga tubuh yang berisi organ-organ tubuh seperti gonad dan usus (Storer et al 1979).
Habitat Teripang pasir Teripang dapat ditemukan hampir diseluruh perairan pantai, mulai dari daerah pasang-surut yang dangkal sampai periran yang lebih dalam. Teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relative tenang. Umumnya, masing-masing jenis memiliki habitat yang spesifik. Misalnya, teripang putih banyak ditemukan di daerah yang berpasir atu pasir bercampur lumpur pada kedalaman 1-40 m. Teripang putih sering juga ditemukan di perairan yang dangkal dan banyak ditumbuhi ilalang laut (lamun/sea grass). Di habitatnya, terdapat jenis teripang yang hidup berklompok dan ada pula yang hidup soliter (sendiri). Misalnya, teripang putih membentuk kelompok antara 3-10 ekor. Sumber utama makanan teripang di alam yaitu kandungan zat organic dalam lumpur, detritus (sisa pembusukan bahan organic), dan plankton. Jenis makanan yang lain adalah organisme-organisme kecil, masa bakteri yang terdapat dalam substrat, diatomae, protozoa, nematode, algafilamen, kopepoda, strakoda, rumput laut, radoilaria, foraminifera, dan potongan-potongan kecil hewan maupun tumbuhan laut, serta partikel-partikel pasir. Namun, partikel pasir bukan makanan utama, teripang sangat tergantung pada kondisi substrat disekitarnya karena ruang geraknya relative terbatas dan sangat lambat serta tidak mempunyai alat pengunyah dan pemotong (Martoyo, 1996).
Daur Hidup dan Reproduksi Teripang hidup di alam terdiri atas dua periode yaitu sebagai planktonik dan bentik, planktonik hidup melayang-layang di air, pada masa larva yaitu stadia aurikularia hingga diolaria, sedangkan sebagai bentik hidup melekat pada substrat atau benda lain yakni pada stadia penctactula hingga menjadi teripang dewasa. Teripang menjalani dua fase kehidupan di alam, yaitu fase planktonis dan fase bentik. Larva teripang yakni stadia auricularia hingga doliolaria bersifat planktonis, kemudian pada stadia pentactula hidup sebagai bentik sampai menjadi teripang dewasa. (James et al 1994). Kandungan tubuh Teripang pasir Teripang pasir mempunyai nilai ekonomis penting karena kandungan atau kadar nutrisinya yang tinggi. Dari hasil penelitian, kandungan nutrisi teripang pasir dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%,kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Selain itu, Teripang pasir juga mengandung fosfor, besi, iodium, natrium, vitamin A dan B (thiamin, riboflavin, dan niasin).Kandungan kimia teripang pasir dalam keadaan basah yaitu 44 - 45% protein, 3 - 5% karbohidrat, dan 1,5% lemak (Kustiariyah, 2006).
DAFTAR PUSTAKA Hyman, L.H. 1995. The Invertebrates: Echinodermata, the Coelomate Bilateria. Vol. IV. McGraw-Hill Book Company. New York. 761 p. Martoyo, J,. A. Nugroho, dan W. Tjahyo. W. 2007. Budidaya Teripang. Penerbit PT. Penebar Swadaya. 69p. James, D.B. A.D. Gandhi, N. Palaniswamy dan J.X. Rodrigo, 1994. Hatchery Techniques and Culture of Sea Cucumber Holothuria scabra. CMFRI Special Publication. No. 57. India. 41 p Storer, T.I. R.C. Stebbins, R.L. Usinger, dan J.W. Nybakken, 1979. General Zoology. Sixth Edition. McGraw-Hill Inc. New York. 902 p. Wilmoth, J.H. 1967. Biology of Invetebrate. McGraw-Hill. New York. 465 p. UPT LPBIL LIPI Mataram