BAB I PENDAHULUAN
Kematian janin dalam Rahim (KJDR) merupakan kematian janin dalam uterus dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih dengan berat janin mencapai 500 gram atau lebih.1 Kematian Kematian janin dalam rahim merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan pertumbuhan janin, kegaatan kegaatan janin, atau akibat in!eksi in!eksi "ang tidak terdiagn#sa sebelumn"a. sebelumn"a. Kematian ini merupa merupakan kan trauma trauma berat berat bagi bagi pender penderita ita maupun maupun keluar keluarga, ga, sehing sehingga ga perlu perlu simpati simpati,, empati, empati, dan perhat perhatian ian terhada terhadap p guncan guncangan gan em#si#n em#si#nal al "ang "ang dialami dialami pender penderita ita dan keluarga.1,2 $nsiden kematian janin dalam kandungan berkisar 1% tiap kehamilan. &enurut penelitian 'a!aradeh et al, insiden kematian janin adalah sekitar ,* dari 1000 t#tal kelahiran. +ada penduduk aucasian sekitar -%, sedangkan pada negara lainn"a rata rata insiden kematian janin dalam rahim sekitar 11%. Data pusat statistik kesehatan kesehatan nasi#nal /merika 'erikat menjelaskan angka kejadian KJDR pada tahun 2001 berkisar -,5 kematian dalam 1000 kelahiran, kelahiran, sedangkan sedangkan di $nd#nesia $nd#nesia sendiri KJDR merupakan pen"ebab kematian perinatal sebesar 50% dari seluruh kematian perinatal. eberapa k#ndisi pada ibu dan janin sendiri dapat men"ebabkan kematian janin dalam rahim. Dengan kemajuan dalam bidang #bstetri, genetik, ilmu !et#maternal dan ne#natal, serta pat#l#gi perinatal, beberapa kasus kematian janin dalam rahim "ang dahulu belum diketahui pen"ebabn"a, kini dapat diketahui. eberapa pen"ebab "ang bisa mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, antara lain !akt#r plasenta, ibu, janin dan intrapartum.1,
1
+ada +ada prin prinsi sipn pn" "a untu untuk k meng menget etah ahui ui adan adan" "a kema kemati tian an jani janin n dala dalam m rahi rahim m berdasarkan
atas
anamnesis,
pemeriksaan
!isik
dan
pemeriksaan
penunjang.5
+ena +enang ngan anan an kasu kasuss kema kemati tian an janin janin dalam dalam rahim rahim adala adalah h melah melahir irka kan n jani janin n deng dengan an sesedikit mungkin menimbulkan trauma pada ibu dan melahirkan janin dalam keadaan utuh. +ersalinan per3aginam merupakan pilihan utama dalam melahirkan janin, kecuali pada keadaankeadaan "ang dapat menimbulkan baha"a bagi ibu. - eriku erikutt akan akan disajikan c#nt#h kasus serta pembahasan mengenai kematian janin dalam rahim "ang ditemukan di R'4D Klungkung. \ BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi KJDR adalah kematian janin tanpa alasan alas an "ang jelas pada kehamilan n#rmal tanpa
k#mplikasi "ang terjadi saat umur kehamilan lebih dari 20 minggu. &enurut 67 dan The American College of Obstetricians and Gynecologists "ang Gynecologists "ang disebut kematian janin adalah janin "ang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gaat janin atau in!eksi. 1,2 KJDR sering dijumpai, baik pada kehamilan dibaah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu. 'ebelum 20 minggu, kematian janin dapat terjadi dan biasa berakhir dengan ab#rtus. ila hasil k#nsepsi "ang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tetap tingg tinggal al dalam dalam rahim rahim diseb disebut ut missed abortion abortion.. iasan" iasan"aa ibu telah merasak merasakan an gera geraka kan n janin janin sejak sejak keha kehami milan lan 20 ming minggu gu dan dan seter seterus usn" n"a. a. /pabi pabila la ani anita ta tida tidak k merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian janin dalam rahim. 1,2 2.2 Epid Epideemio miolog logi $nsiden kematian janin dalam kandungan berkisar 1% tiap kehamilan. &enurut
penelitian 'a!aradeh et al, insiden kematian janin adalah sekitar ,* dari 1000 t#tal kelahiran. +ada penduduk aucasian sekitar -%, sedangkan pada negara lainn"a rata rata insiden kematian janin dalam rahim sekitar 11%. Data pusat statistik kesehatan kesehatan nasi#nal /merika 'erikat menjelaskan angka kejadian KJDR pada tahun 2001 berkisar -,5 kematian dalam 1000 kelahiran, kelahiran, sedangkan sedangkan di $nd#nesia $nd#nesia sendiri KJDR merupakan pen"ebab kematian perinatal sebesar 50% dari seluruh kematian perinatal. erdasarkan berbagai penelitian didapatkan kematian janin dalam rahim lebih ban"ak terjadi pada beberapa k#ndisi, seperti8 (1) umur ibu "ang terlalu muda atau
2
terlalu tua (920 tahun atau :5 tahun); (2) primipara atau multipara; () janin lakilaki; () gestasi multiple; (5) pen"akit ibu (preeklampsia, eklampsia, diabetes mellitus "ang tidak terk#ntr#l, in!eksi <7R6); (-) k#mpikasi plasenta dan tali pusat (pr#laps tali pusat, pre3ia, abrupti#n) dan (*) mal!#rmasi k#ngenital (: 5% dari semua KJDR). 1, 2.3 Eiologi =ti#l#gi kematian janin dalam rahim tidak atau belum ditemukan secara pasti. eberapa pen"ebab "ang bisa mengakibatkan kematian janin dalam rahim, antara lain8 1, a. >akt#r plasenta, seperti insu!isiensi plasenta, in!ark plasenta, s#lusi# plasenta dan plasenta pre3ia. b. >akt#r ibu, seperti incompatability
diabetes
rhesus,
mellitus,
in!eksi
(6$?,
hipertensi, <7R6),
preeklampsi,
eklampsi,
p#lihidramni#n
dan
#lig#hidramni#n. c. >akt#r intrapartum, seperti perdarahan antepartum, partus lama, partus macet, dan persalinan presipitatus. d. >akt#r janin, seperti prematuritas, p#stmaturitas, kelainan baaan dan perdarahan #tak. e. >akt#r tali pusat, seperti pr#lapsus tali pusat, lilitan tali pusat, 3assa pre3ia dan tali pusat pendek. 2.! P"ofisiologi
Kematian janin pada trimester $$ dan $$$ bisa disebabkan #leh suatu keadaan akut (gangguan atau k#mplikasi tali pusat), subakut (in!eksi, insu!isiensi uter#plasental) dan kr#nik (insu!iensi plasental lama, D&, reaksi imun#l#gis). 1,2, 'ebagian besar kematian janin umur kehamilan 120 minggu adalah karena k#ri#amni#nitis akut, rendahn"a aliran darah uter#plasenta "ang kr#nis, atau gangguan perkembangan. erikut akan diterangkan satu persatu pen"ebab kematian janin dalam kandungan "ang telah diketahui8 1,2, 2.!.1Infe#si
$n!eksi merupakan !akt#r risik# signi!ikan. anita hamil terpapar terhadap pen"akit in!eksi karena dalam kehidupan seharihari erat kaitann"a dengan anak@anak "ang rentan terhadap pen"akit in!eksi. Keban"akan pen"akit in!eksi pada anita hamil mengenai saluran na!as bagian atas dan saluran cerna "ang kadang@kadang dapat sembuh tanpa terapi atau dengan terapi antimikr#ba. +en"akit in!eksi tersebut biasan"a tetap terl#kalisir dan tidak bere!ek pada perkembangan janin. alaupun begitu, ada #rganisme "ang ikut dalam peredaran darah sehingga men"ebabkan in!eksi janin. 1,2,
3
+en"ebaran in!eksi transplasental dari ibu "ang terin!eksi merupakan cara penularan "ang paling sering terjadi. ara penularan lain adalah melalui pen"ebaran in!eksi dari #rgan@#rgan repr#duksi ibu seperti penularan herpes saat persalinan atau akibat tindakan in3asi! untuk keperluan diagn#sis dan terapi seperti pengambilan c#nt#h darah janin atau trans!usi intrauterin.1,2, +en"ebaran in!eksi dari ibu kepada ba"in"a disebut sebagai in!eksi perinatal. Kedalam in!eksi perinatal termasuk juga in!eksi pascasalin dari ibu pada ba"i melalui air susu ibu (/'$). alaupun pen"ebab in!eksi perinatal seringkali han"a dibatasi pada <7R6 saja, #rganisme pat#gen lain seperti strept#k#kus grup , +ar3#3irus 1A, 6$?dan 3irus =psteinarr juga dapat men"ebabkan keadaan ini.
b. /kibat $n!eksi +ada Janin +en"ebaran in!eksi secara hemat#gen transplasenta dapat men"ebabkan berbagai akibat. Karena in!eksi perinatal dibatasi pada in!eksi setelah 2 minggu kehamilan
4
maka akibat pada kehamilan di baah 2 minggu seperti ab#rtus dan kematian janin dalam rahim tidak dibecarakan lebih lanjut. /kibat in!eksi pada janin secara umum dapat berupa 8 1. +rematuritas +ersalinan prematur dapat terjadi akibat in!eksi
janin
#leh
berbagai
mikr##rganisme "ang terjadi pada trimester ketiga kehamilan. erbagai pen"ebab "ang sering dihubungkan dengan prematuritas a dalah8 3irus 8 c"t#megal#3irus, rube#la, 3ari#la, herpes genitalis, hepatitis , 6$? - bakteri 8 Treponema pallidum, Mycobacterium tuberculosa, N. gonorrhoeae, . monocytogenes, Campylobacter !anin, "almonella typhosa - pr#t##a 8 To#oplasma gondii, Trypano$oma cru$i, %lasmodium 2. +ertumbuhan janin terhambat (+J<) atau ba"i berat lahir rendah (R) $n!eksi janin dapat men"ebabkan pertumbuhan janin terhambat sehingga ba"i lahir dengan berat badan terg#l#ng kecil untuk masa kehamilan. a"i dengan berat badan lahir rendah terutama dijumpai pada in!eksi akibat c"t#megal#3irus, t#E#plasma dan rubella. +enelitian menunjukkan baha pada ba"i@ba"i ini didapatkan jumlah sel dari #rgan tubuhn"a berkurang, namun m#r!#l#gi sel dalam keadaan n#rmal. 6al ini mungkin disebabkan karena adan"a inhibisi 3irus terhadap multiplikasi sel. erbeda dengan ba"i berat badan lahir rendah karena pen"ebab lain seperti t#ksemia gra3idarum atau kelainan plasenta dimana jumlah sel tetap, tetapi ukuran sel mengecil karena berkurangn"a jumlah sit#plasma. . Kelainan perkembangan janin dan terat#genesis "t#megal#3irus, rubella dan ?aricella #ster dapat men"ebabkan gangguan perkembangan janin. $n!eksi 3irus #Esackie dan berhubungan dengan kejadian pen"akit jantung k#ngenital. +at#genesis dari kelainan ini belum jelas. +enelitian
"ang
dilakukan
mendapatkan
baha
beberapa
3irus
dapat
men"ebabkan kematian sel, gangguan pada pertumbuhan sel atau kerusakan kr#m#s#m. +ada si!ilis
k#ngenital,
in!eksi
3irus
6erpes
simpleks k#ngenital
dan
t#ks#plasm#sis terjadi pr#ses in!lamasi dan destruksi jaringan "ang disebabkan #leh mikr##rganisme pen"ebab. a"i dengan t#ks#plasm#sis k#ngenital dapat menderita mikr#se!alus, hidr#se!alus, atau mikr#!talmia akibat pr#ses nekr#sis luas pada berbagai #rgan. erbagai mik#plasma dan 3irus lain dapat men"ebabkan kerusakan kr#m#s#m sel lim!#sit. . +en"akit k#ngenital
5
Fejala klinik dari in!eksi intrauterin dapat sudah timbul pada saat lahir, segera setelah lahir atau bertahun @ tahun kemudian. Fejala @ gejala ini dapat disebabkan karena kerusakan jaringan atau perubahan !isi#l#gis sekunder "ang timbul akibat serangan mikr##rganisme. a"i dengan in!eksi rubela, t#ks#plasma dan sit#megal#3irus k#ngenital mungkin menunjukkan in!eksi "ang tersebar di seluruh tubuh pada masa ne#natal, seperti ikterus, hepat#splen#megali dan pneum#nia "ang terjadi akibat in3asi
dan
pr#li!erasi mikr#ba. Fejala dari in!eksi k#ngenital biasan"a tidak tampak sampai masa ne#natal, alaupun sebenarn"a pr#ses "ang bertanggung jaab tehadap gejala tersebut sudah terjadi sejak beberapa minggu sampai beberapa bulan sebelum persalinan. +ada sebagian ba"i baru lahir, gejala "ang timbul sangat ringan dan hilang dengan sendirin"a. ila kerusakan "ang timbul saat persalinan luas dan berat, biasan"a ba"i akan mati. 'eringkali sulit untuk membedakan apakah in!eksi sudah terjadi sejak dalam kehamilan, pada saat persalinan atau pasca salin. Jika gejala klinik sudah timbul sebelum masa inkubasi minimal terleati (misaln"a untuk enter#3irus hari, 3irus rubela dan 3aricela 10 hari), maka dapat dikatakan baha in!eksi sudah terjadi sebelum persalinan. alaupun begitu, untuk inter3al dari paparan malaria pada ibu dengan timbuln"a malaria k#ngenital dapat lebih panjang. Keban"akan anak "ang terin!eksi 6$? saat ini dapat didiagn#sis pada usia - bulan dengan menggunakan kultur jaringan, +R atau pemeriksaan ser#l#gik. ebih kurang setengah dari ba"i "ang terin!eksi 6$?, memberikan hasil pemeriksaan p#siti! pada saat lahir. /nak @ anak dengan hasil pemeriksaan negati! dan kemudian menjadi p#siti! mungkin terin!eksi pada saat atau beberapa saat sebelum persalinan. 5. $n!eksi pada perkembangan ba"i n#rmal Keban"akan ba"i baru lahir "ang terin!eksi 3irus rubella, <. g#ndii, &? dan 6$? sejak dalam kandungan tidak menunjukkan gejala pen"akit k#ngenital. 6al ini mungkin disebabkan karena in!eksi janin #leh #rganisme dengan 3irulensi rendah atau usia kehamilan saat in!eksi terjadi. Jika t#ks#plasm#sis atau rubela k#ngenital terjadi pada trimester ketiga kehamilan, timbuln"a gejala klinis lebih jarang dibandingkan in!eksi pada trimester pertama atau kedua.
6
alaupun tidak ada gejala pada masa aal kelahiran, pemantauan sampai beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian tetap diperlukan, karena terkadang gejala baru dapat die3aluasi setelah anak cukup besar. Fangguan pendengaran "ang ditemukan beberapa tahun kemudian mungkin merupakan satu @ satun"a mani!estasi
dari
rubella
k#ngenital.
&ani!estasi
lain
seperti
kegagalan
pertumbuhan, gangguan penglihatan dan dis!ungsi #tak ringan sampai berat "ang lambat diketahui dapat terjadi akibat t#ks#plasm#sis, in!eksi rubela dan &?. Karena ban"ak kelainan "ang baru jelas setelah anak berkembang dan berhasil atau gagal mencapai perkembangan !isik dan mental "ang sesuai, penting untuk memantau anak "ang lahir dari ibu @ ibu "ang diketahui terin!eksi pada masa kehamilan. -. $n!eksi menetap pascasalin erbagai mikr#ba pen"ebab in!eksi tetap bertahan dan mengadakan replikasi dalam jaringan sampai beberapa bulan atau beberapa tahun setelah in!eksi dalam kandungan. &ekanisme "ang bertanggung jaab pada ada atau tidak adan"a in!eksi janin kr#nis dan pascasalin belum seluruhn"a diketahui. 'ebagai c#nt#h, 3irus Rubela, &?, herpes simpleks dan 3aricela #ster serta < pallidum, & tubercul#sis, + malaria dan < g#ndii dapat diis#lasi dari berbagai cairan dan jaringan tubuh anak, baik "ang menunjukkan gejala atau tidak, setelah lahir; untuk jangka aktu "ang cukup lama. *. Kematian Janin Dalam Rahim Risik# "ang paling !atal terjadi akibat in!eksi pada janin adalah kematian janin dalam rahim (KJDR). 2.!.2 Di"$ees %elli&s
Diabetes mellitus (D&) sering menimbulkan k#mplikasi selama kehamilan baik untuk ibu maupun janinn"a. 'il3er et al menemukan baha dibandingkan p#pulasi n#n diabetik, tingkat kematian janin pada umur kehamilan 202 minggu meningkat dua kali lipat pada anita dengan D& tipe 2. 1,2, Kelainan aaan Janin (KJ) tidak meningkat pada D& Festasi#nal, KJ meningkat pada D& +ragestasi#nal karena kadar gula darah "ang tinggi perik#nsepsi dapat berpengaruh terhadap #rgan janin "ang sedang tumbuh "ang #leh >reinkel disebut sebagai !uel mediated terat#genesis. 1,2, Kematian janin "ang tiba tiba pada sekitar - minggu kehamilan ( une#plained fetal demise) lebih sering terjadi pada D& +ragestasi#nal, tidak pada D& Festasi#nal tanpa pen"ulit (preeklapmsia). &ne#plained fetal demise'death ini diperkirakan akibat
7
kegagalan transp#rt #ksigen "ang disebabkan edema 3illi "ang diinduksi tekanan #sm#tik "ang tinggi dari hiperglikemia (#sm#ticall" induced 3ill#us edema) dan memang lebih sering terjadi pada "ang makr#s#mia dan hidramni#n. 1,2, +ertumbuhan Janin $ dan $$) merupakan !akt#r pertumbuhan janin dengan merangsang di!erensiasi dan di3isi sel. 1,2,
2.!.3 Ins&fisiensi Ue'opl"sen"
+ada kasus insu!isiensi aliran darah uter#plasenta men"ebabkan plasenta tidak dapat memberikan pas#kan #ksigen dan nutrisi pada janin akibat penurunan sirkulasi uter#plasenta. +enurunan pas#kan #ksigen n#rmal pada janin akan men"ebabkan hip#ksia janin. Kekurangan #ksigen akan men"ebabkan hip#ksia sel tubuh janin. ila derajat gangguan tersebut ringan, janin akan masih mampu melakukan k#mpensasi sehingga tidak timbul gejala, akan tetapi gangguan kekurangan #ksigen "ang berat akan men"ebabkan hip#ksia berat sehingga janin akan menunjukkan gejala gaat janin. 6ip#ksia berat "ang berlangsung lama akan men"ebabkan kematian janin. 1,2, 2.!.! Kompli#"si T"li P&s"
K#mplikasi tali pusat merupakan pen"ebab paling umum KJDR trimester $$$. K#mplikasi "ang dapat terjadi berupa panjang tali pusat; arteri umbilikal tunggal; insersi 3elament#sa atau 3assa pre3ia; kn#t, striktura atau nuchal tali pusat; hemat#ma,
8
kista, 3ariks tali pusat; pr#laps tali pusa. are" dan Ra"burn melap#rkan baha selama 5 tahun lembaga mereka telah meng#bser3asi adan"a kejadian nuchal cord tunggal pada 2,-% persalinan, baik hidup maupun stillborn, dan nuchal cord multipel pada ,*% stillborn. 1,2, +ada penelitian lain, insiden terjadin"a simpul tali pusat sekitar 1%, dan simpul tersebut men"ebabkan angka kematian 2,*%. 6al "ang terjadi justru sebalikn"a sekitar 0,% pada p#pulasi tanpa kejadian simpul tersebut. Hamun adan"a simpul tidak menjadi tanda pasti akan terjadi kematian janin. Jika simpuln"a l#nggar dan sirkulasi janin dipertahankan, janin akan selamat, tetapi bila ketat, dapat terjadi k#ntriksi pembuluh darah dan sirkulasi janin tidak dapat dipertahankan. ebih jauh, penurunan hart#n Jell" pada beberapa bagian tali pusat, khususn"a pada insersi plasenta dan janin, dapat men"ebabkan sumbatan aliran darah ke janin jika pembuluh darahn"a terlilit cukup keras. 1,2, 'elain itu, insersi marginal dan 3elament#sa dapat pula men"ebabkan kematian janin. $nsersi marginal han"a terjadi 5*%, tetapi rentan terhadap ruptur pembuluh darah atau penekanan sehingga terjadi kematian janin. $nsersi 3elament#sa, "ang terjadi sekitar 1% kehamilan tunggal adalah insersi pembuluh darah tali pusat pada membran eksternal sebelum masuk ke plasenta. +embuluh darah ini tidak dilapisi hart#n sehingga rentan tertekuk, ruptur terpuntir dan meradang jika masuk ke #stium uteri internum. +enemuan terbaru tekn#l#gi 4'F dapat membantu mengidenti!ikasi masalah tali pusat termasuk insersi 3elament#sa, 3asa pre3ia, tali pusat pendek, tali pusat panjang, dua pembuluh darah tali pusat, simpul sejati dan nuchal cord sehingga membuat ahli kebidanan menginter3ensi saat diperlukan. 1,2, +en"ebab kematian janin lainn"a dapat ditentukan leat pemeriksaan pat#l#gis pada plasenta. +r#ses pat#l#gis utama dilihat pada plasenta dapat mempengaruhi hasil persalinan termasuk in!eksi bakteri intrauterine, penurunan aliran darah ke plasenta, dan reaksi imun#l#gis pada plasenta #leh sistem imun ibu. 1,2, 2.!.( Kel"in"n #ongeni"l )$"*""n+ $",i Iang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidr#ps !etalis, "akni akumulasi
cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam r#ngga dada bisa men"ebabkan hambatan na!as ba"i. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari ban"akn"a cairan dalam jantung sehingga tubuh ba"i mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paruparun"a. 1,2,
9
2.!.- Incompatability Rhesus
Ketidakc#c#kan rhesus darah ibu dengan janin akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negati!, sementara bapak rhesus p#siti!, sehingga anak akan mengikuti "ang d#minan, menjadi rhesus p#siti!. /kibatn"a antara ibu dan janin mengalami ketidakc#c#kan rhesus. Ketidakc#c#kan ini akan mempengaruhi k#ndisi janin tersebut. &isaln"a, dapat terjadi hidr#ps !etalis (reaksi imun#l#gis "ang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentukn"a cairan berlebih dalam r#ngga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam r#ngga dada atau r#ngga jantung, dan lainlain). 1,2, 2.!. Keid"#/o/o#"n golong"n d"'"0 i$& d"n "nin Ketidakc#c#kan g#l#ngan darah ibu dan janin terutama pada g#l#ngan darah /, , 7 kerap terjadi g#l#ngan darah anak / atau , sedangkan ibu berg#l#ngan 7 atau sebalikn"a. +asaln"a, saat masih dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir leat plasenta. ila darah janin tidak c#c#k dengan darah ibun"a, maka tubuh ibu akan membentuk at antib#di. 1,2,
2.!. T'"&m" S"" H"mil
Jika kehamilan telah leat aktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga !ungsin"a akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan #ksigen. airan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatn"a cairan dapat terhisap masuk ke dalam paruparu janin. 6al ini bisa die3aluasi melalui 4'F dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. $tulah perlun"a taksiran kehamilan pada aal kehamilan dan akhir kehamilan melalui 4'F. 1,2, 2.( P"ologi
Jika terjadi kematian janin pada kehamilan "ang telah lanjut terjadilah perubahan perubahan sebagai berikut8 a. Rig#r m#rtis (kaku mati) 10
erlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali. b. 'tadium maserasi $
Diagn#sis KJDR dapat ditegakkan berdasarkan klinis "ang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan !isik. Dari anamnesis didapatkan tidak dirasakan gerakan janin, perut mengecil, berat badan ibu menurun. +ada pemeriksaan !isik tidak dapat dideteksi den"ut jantung ba"i baik dengan !et#sk#p maupun D#ppler. 5 4ntuk memastikan diagn#sa, dilakukan pemeriksaan penunjang "aitu pemeriksaan
lab#rat#rium
berupa
pemeriksaan
hF
( )uman
Chorionic
Gonadotrophin) urine "ang akan menjadi negati! setelah beberapa hari kematian janin. +emeriksaan penunjang lain "ang dilakukan adalah pemeriksaan ultras#und (4'F), dimana secara 3isual tidak ditemukan pulsasi jantung janin, dapat ditemukan deformed or collapsed head dan o*erlapping the skull bones.5 +emeriksaan penunjang radi#l#gi umumn"a tidak dilakukan, bila dilakukan sebaikn"a setelah 5 hari setelah kematian janin. +ada pemeriksaan radi#l#gi akan didapatkan tulang kepala (sutura) janin tumpang tindih satu sama lain (tanda spalding ), tulang belakang mengalami hiperre!leksi, tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah janin, dan terdapat edema disekitar tulang kepala 2. +emeriksaan ab#rat#rium "ang diperlukan untuk menunjang diagn#sis KJDR adalahA F#l#ngan darah dan Rhesus, hemat#krit, !ibrin#gen, tes !ungsi ginjal, tes !ungsi li3er, aktu perdarahan, aktu pembekuan, hitung tr#mb#sit. 5 T"$el 1. Tes ,"ng di'e#omend"si#"n p"d" KJD4 5 Tes Al"s"n es Kee'"ng"n +emeriksaan darah, +reeklampsia dan Jumlah platelet untuk
bi#kimia
k#mplikasin"a Kegagalan
multi
mengetahui D$ (diulang #rgan
dua kali seminggu)
11
aktu
pembekuan
pada sepsis G perdarahan dan D$
!ibrin#gen plasam
'epsis maternal, abrupsi# plasenta dan preeclampsia meningkatkan
Kleihauer
+erdarahan !et#maternal
kemungkinan D$ +erdarahan !et#maternal
4ntuk
merupakan
menentukan
salah
satu
keperluan untuk antiRhD pen"ebab KJDR. gammagl#bulin
Kleihauer direk#mendasikan
untuk
semua anita, tidak han"a pada Rhesus negati!.
harus
dilakukan
akteri#l#gi (kultur darah,
uriga in!eksi bakteri pada
sebelum ba"i lahir. $ndikasi apabila terjadi
urinalisis, hapusan 3agina,
ibu
demam, flu like syndrome,
hapusan ser3iks)
adan"a
cairan abn#rmal
(purulent, bau men"engat), K+D. Kemungkinan k#ri#amni#nitis. 4ntuk 'er#l#gi
(*iral
screen,
$n!eksi ibujanin
si!ilis, in!eksi tr#pis)
keperluan
antibi#t#k. Rubella, &?, simpleks,
terapi herpes
To#oplasma
gondii (secara rutin). /pabila
ada
(berkunjung Fula darah acak ibu
Diabetes mellitus pada ibu
gejala ke
area
endemis) iasan"a diikuti dengan ket#sis berat. $bu dengan FD&, gula darahn"a akan kembali ke t#leransi
n#rmal
dalam
12
beberapa 6b/1c ibu
Diabetes
mellitus
jam
setelah
terjadi KJDR. pada Keban"akan ibu dengan
kehamilan.
FD&
memiliki
6b/1c
n#rmal. +erlu
tes
untuk
mengetahui terjadi FD& pada >ungsi tir#id ibu 'krining tr#mb#!ilia ibu
+en"akit tir#id pada ibu
kehamilan
selanjutn"a. <'6, ><, >< Diindikiasi jika gangguan
terjadi
pertumbuhan
janin G kelainan plasenta. 'krining 'er#l#gi
antib#di
anti +mmune
R /ntib#d"
antiplatelet
all#imune ibu
haemolytic
anti!#s!#lipid
diulang jika abn#rmal. Diindikasi jika terjadi !etal
disease
hidr#ps secara klinis atau
/ll#imune
p#stm#rtem. Diindikasi jika
tr#mb#sit#penia
perdarahan
intracranial
"ang &ikr#bi#l#gi plasenta hapusan
janin
(darah janin,
dan janin,
kari#tipe
Fangguan kr#m#s#m
(kulit
mikr#sk#pis,
#t#psi,
ibu
untuk
Jangan dilakukan apabila #rangtua men#lak.
&enentukan
Era", kematian
plasenta dan tali pusat)
p#stm#rtem. ebih in!#rmati! dibanding
menentukan in!eksi 3irus.
janin, kartilag#, plasenta) +emeriksaan p#stm#rtem Fangguan kr#m#s#m (makr#sk#pis,
ditemukan
ser#l#gi
hapusan
plasenta) Jaringan janin dan plasenta untuk
$n!eksi pada janin
terjadi
Jangan dilakukan apabila
pen"ebab #rangtua men#lak. &akr#sk#pis
harus
termasuk pengukuran berat dan panjang. $4FR
beruhubungan
13
signi!ikan terhadap KJDR. 2. Pen""l"#s"n""n
Dalam penatalakansanaan kematian janin dalam rahim perlu memperhatikan k#ndisi sebagai berikut8a. Kejadian KJDR mengambil p#rsi hampir 50% dari jumlah kematian perinatal b. Kejadian ini merupakan trauma berat bagi penderita dan keluarga serta menunjukkan kegagalan satu aspek pela"anan #bstetri ; simpati, empati serta perhatian terhadap guncangan em#si#nal penderita dan keluargan"a harus diberikan perlakuan tersendiri. Iakinkan baha besar kemungkinan dapat lahir per3aginam. c. KJDR ini bisa terjadi saat hamil (prematur atau aterm), saat inpartu (partus lamaGpartus kasep, belitan tali pusat dll) dengan sebab "ang bisa jelas dan bisa juga tidak diketahui sebabn"a. d. Kecuali terjadi saat inpartu
maka
penundaan
e3akuasi diperlukan untuk
mempersiapkan !isik dan mental penderita dan keluargan"a serta persiapan untuk terminasi (sebaikn"a jangan lebih dari 2 minggu setelah kematian janin). e. Jika persalinan tidak terjadi segera setelah kematian janin, terutama pada kehamilan lanjut, k#agul#pati maternal dapat terjadi bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu, alaupun k#agul#pati ini jarang terjadi sebelum sampai - minggu setelah KJDR. +ada kasus kematian janin dalam rahim saat inpartu perlu memperhatikan halhal di baah ini, antara lain8 a. +en"ebabn"a bisa karena partus lama atau partus kasep, belitan tali pusat, insu!isiensi plasenta, s#lusi# plasenta, letak sungsang dengan after coming head (badan lahir, kepala n"angkut), kelainan k#ngenital dll. b. +ada partus lama dan kasep, maka pasien biasan"a dalam keadaan kelelahan, dehidrasi dan kemungkinan in!eksi. c. 'ambil melakukan simpati, empati serta k#nseling, persiapan untuk memperbaiki keadaan umum ibu misaln"a 8 pemberian cairan in!us, antibi#tika dan persiapan d#n#r darah jika perlu. d. +rinsip melahirkan anak dengan sesedikit mungkin trauma pada ibu. e. Jika bisa lahirkan anak dengan utuh. !. Jika KJDR terjadi pada kala $ dapat dilakukan drip #ksit#sin dan menunggu lahir sp#ntan biasa. g. Jika tidak dapat secara sp#ntan, dilakukan embri#t#mi dengan cara 8 per!#rasi dan krani#klasi, dekapitasi, e3iserasi, bisection.
14
h. 'etelah kelahiran anak dicari pen"ebab kematiann"a dan dilakukan e3aluasi untuk kepentingan kehamilan berikutn"a.
atatan8 $npartu kasep, misaln"a 8 sisa dukun 'eksi# sesaria dapat merupakan pilihan, misaln"a 8 pada letak lintang
Fambar 1. 'kema +enanganan Kematian Janin Dalam Rahim 'esuai +r#sedur 7bstetri dan Finek#l#gi >K 4H4DGR' 'anglah Denpasar 200, maka penatalaksanaan terhadap pasien KJDR adalah8 a. K#nser3ati!Gpasi! 8 1. Raat jalan 2. &enunggu persalinan sp#ntan 12 minggu . +ematangan ser3iks8 mis#pr#st#l. . +emeriksaan kadar hemat#krit, tr#mb#sit, dan !ibrin#gen tiap minggu b. /kti!8 1. Dilatasi ser3iks dengan 8 atang laminaria
15
al#n kateter (>#le" catheter) 2. $nduksi 8 &is#pr#st#l 7ksit#sin c. +eraatan Rumah 'akit 8 1. ila harus segera ditangani 2. ila ada gangguan pembekuan darah (K#agul#pati) . ila ada pen"ulit in!eksi berat
4ntuk janin "ang belum jelas pen"ebab kematiann"a, bisa ditaarkan untuk melakukan in3estigasi.
16
Fambar 2. 'kema pemeriksaan $n3estigasi +en"ebab Kematian Janin 2. Kompli#"si Kematian janin dalam Rahim sekitar minggu, biasan"a tidak membaha"akan
ibu. 'etelah leat minggu maka kemungkinan terjadin"a kelainan darah (hip# !ibrin#genemia) akan lebih besar, karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagn#sis ditegakkan. ila terjadi hip#!ibrin#genemia, maka baha"a lebih lanjut adalah perdarahan p#stpartum.
17
BAB 3 LAP54AN KASUS
3.1 Ideni"s pende'i"
Hama
8 HHK
4mur
8 - tahun
Jenis kelamin
8 +erempuan
/gama
8 6indu
+endidikan
8 '&/
+ekerjaan
8 'asta
'tatus perkainan
8 &enikah
/lamat
8 anjar Dinas Jegeng, Kec. 'idemen, Karangasem
8 2 &aret 201- (pukul 1A.00 ita)
3.2 An"mnesis Keluhan utama: tidak merasakan gerak janin dalam kandunganya
7s merupakan pasien rujukan dari d#kter dengan F2+1001 4K 225 minggu
&enarche umur 1 tahun, dengan siklus teratur setiap 2 hari, laman"a 5 hari tiap kali menstruasi.
6ari pertama haid terakhir (6+6<) 8 0G10G2015
Riwayat perkawinan
+enderita menikah satu kali dengan suami "ang sekarang selama * tahun. Riwayat persalinan
1. akilaki, 200 gram, 'p#ntan, -,5 tahun
18
2. 6amil ini Riwayat Ante Natal Care (ANC)
+asien rutin memeriksakan kehamilann"a di puskesmas seban"ak - kali. +asien pernah melakukan pemeriksaan 4'F seban"ak 1 kali. Riwayat K
+enderita tidak memakai K Riwayat Alergi
+enderita tidak memiliki ria"at alergi terhadap #bat, makanan, minuman dan "ang lainn"a. Riwayat !enyakit "ebelumnya
Ria"at pen"akit asma, pen"akit jantung, hipertensi, diabetes mellitus disangkal #leh penderita.
3.3 Peme'i#s""n 6isi# "tatus present
Keadaan umum
8 aik
Kesadaran
8 =?5&- (&)
8 110G*0
Hadi
8 0 Gmenit
Respirasi
8 20 Gmenit
'uhu tubuh
8 -,#
8 1-0 cm
erat badan
8 5 kg
&$
8 22,- kgGm2
"tatus lokalis
Kepala
8 &ata8 anemia G, ikterus G, is#k#r
Jantung
8 '1'2 tunggal, regular, murmur()
+ulm#
8 ?esikuler LGL, Rh#nki G, heeing G
=kstrimitas 8 #edema tidak ada pada keempat ekstremitas "tatus #bstetri
/bd#men $nspeksi
8 perut membesar dengan striae li3ide dan tidak tampak bekas luka #perasi.
/uskultasi 8 6is () , DJJ () dengan d#ppler, gerakan janin () ?<
8 + M (), ketuban (L) #rniks, kesan kepalah
19
%el*ic score 8 1 3.! Peme'i#s""n Pen&n"ng
+emeriksaan ab#rat#rium (2 &aret 201-) 6asil D8
8 10,2 E10 GN
6F
8 1, gGd
=ritr#sit8 ,A E 10-Gmm 6<
8 5,A %
+<
8 2A E 10 GN
<
8 2 menit 0 detik
<
8 15 menit
3.( Di"gnosis #e'"
F2+1001 4K 225 minggu
Rencana
8
nit#ring
8 ?ital 'ign, his, tanda inpartu
K$=
8 +asien dan keluarga mengenai diagn#sis, rencana tindakan, risik# dan k#mplikasi, alternati! tindakan.
3. Pe'"l"n"n Pen,"#i P#. 7-.77 8ITA )29739271-+
=3aluasi S: sakit perut hilang timbul (L), keluar air per3aginam () 5: "tatus present
Ku
8 aik
F'
8 = ?5 &-
8 100G*0mm6g
Hadi
8 2Gmenit
Respirasi
8 20Gmenit
'uhu tubuh
8 -,2#
"tatus general
Kepala
8 &ata8 anemia G, ikterus G, is#k#r
Jantung
8 '1'2 tunggal, regular, murmur()
+ulm#
8 ?esikuler LGL, Rh#nki G, heeing G
20
/bd#men P status #bstetri =kstrimitas 8 edema tidak ada pada keempat ekstremitas "tatus #bstetri:
/bd#men
8 <>4 20 cm, preskep, punggung kanan 6is ()
?<
8 + M (), ketuban (L)
/8 F2+1001 4K 225 minggu
P#. 7.27 8ITA )29739271-+
'8 sakit perut hilang timbul (L), pasien ingin mengedan 78 /bd#men 8 6is 5EG10Q P 05C ?agina
8 pembukaan cm, ketuban (L) jernih
+k A.0 lahir ba"i masih terbungkus selaput amni#n, dengan berat badan ba"i 150 gram.
K#ntraksi uterus (L) baik
<>4 pusat sim!isis
+erineum intak
+erdarahan akti! ()
/: /b#rtus k#mplit + 8
21
22
BAB I; PE%BAHASAN
!.1 Di"gnosis
'e#rang pasien - tahun, 6indu, ali, merupakan pasien rujukan dari d#kter dengan F2+1001 4K 225 minggu
!.2 6"#o' P'edisposisi ""& Eiologi
Iang menjadi !akt#r predisp#sisi pada pasien ini belum jelas mengingat pada pasien ini tidak ada ria"at #bstetri buruk. +asien juga men"angkal memiliki ria"at pen"akit diabetes melittus, hipertensi, asma, jantung sebelumn"a. Ria"at jatuh juga disangkal #leh pasien. 4ntuk !akt#r risik# in!eksi belum dapat disingkirkan karena belum dilakukan pemeriksaan penunjang in!eksi lainn"a. Hamun dari anamnesis ibu men"angkal mengalami demam sebelumn"a. +en"ebaran in!eksi transplasental dari ibu "ang terin!eksi merupakan cara penularan "ang paling sering terjadi. 'elain itu, terjadi in!eksi bakteri intrauterin karena in!eksi bakteri ascenden, dimana bakteri bermigrasi dari 3agina leat ser3iks ke dalam ruang amni#n "ang memicu jalur sit#kin "ang berakibat KJDR. 4ntuk mengetahui pen"ebab terjadin"a kematian janin dalam rahim "ang lebih pasti, sangat diperlukan #t#psi ba"i dan pemeriksaan penunjang lainn"a seperti pemeriksaan darah lengkap ba"i, sit#l#gi genetik, pemeriksaan makr#sk#pik dan
23
mikr#sk#pik plasenta, cairan amni#n, pemeriksaan g#l#ngan darah rhesus dan imun#l#gis. Dari pemeriksaan makr#sk#pis ba"i tidak ditemukan kelainan k#ngenital dan maserasi belum terbentuk. +lasenta didapat kesan lengkap, tanpa hemat#ma dan kalsi!ikasi. &enurut Richard &. +aulli, sekitar 0% kasus KJDR "ang dilap#rkan terjadi karena adan"a kelainan pada tali pusat. 6emat#ma tali pusat terjadi karena ekstra3asasi darah ke harton !elly, men"ebabkan pecahn"a suatu 3ariks dari 3ena umbilikalis "ang disertai dengan e!usi darah ke dalam tali pusat. ima puluh persen (50%) janin dengan hemat#ma tali pusat akan meninggal sebelum dilahirkan. * Dari pemeriksaan ba"i didapat berat lahir 150 gram. erdasarkan kur3a ubchenc#, berat janin 150 gram pada umur kehamilan 225 minggu kurang dengan masa kehamilan. +ada kasus ini tidak terlepas dari pen"ebab lainn"a karena tidak dilakukan pemeriksaan penunjang lainn"a "ang mendukung pen"ebab terjadin"a kematian janin dalam rahim. 'ehingga pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap ba"i, sit#l#gi genetik, pemeriksaan makr#sk#pik dan mikr#sk#pik plasenta, cairan amni#n, pemeriksaan g#l#ngan darah rhesus dan imun#l#gis diperlukan.
!.3 Pen""l"#s"n""n
+rinsip penatalaksanaann"a adalah segera terminasi kehamilan bila sudah ada kepastian diagn#sis dan masih bisa menunggu 2 minggu sambil menunggu kepastian diagn#sis dan bila belum inpatu dilakukan induksi partus. 'erta melahirkan anak dengan sesedikit mungkin men"ebabkan trauma pada ibun"a. +ada kasus ini diagn#sis ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan !isik. &eskipun diagn#sis pasti didapatkan dari pemeriksaan 4'F, namun pada kasus ini, dari anamnesis dan pemeriksan !isik, diagn#sis sudah bisa ditegakkan. Karena pasien ini belum dalam keadaan inpartu, dari pemeriksaan tidak didapatkan pembukaan dan didapatkan pel*ic score 1, maka dilakukan induksi persalinan dengan menggunakan mis#pr#st#l 50 µg tiap - jam secara intra3aginal.
!.! P'ognosis
+r#gn#sis pasien ini baik karena terminasi dilakukan sebelum leat 2 minggu "aitu setelah 1 hari gerak janin tidak dirasakan dan tidak terjadi k#mplikasi lanjut. Kematian janin dalam kandungan minggu, biasan"a tidak membaha"akan ibu.
24
'etelah leat minggu maka kemungkinan terjadin"a kelainan darah (hip# !ibrin#genemia) akan lebih besar, dan juga bila dalam - minggu belum dilahirkan maka risik# terjadin"a D$ pada ibu akan meningkat. Karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagn#sis ditegakkan. ila terjadi hip#!ibrin#genemia, baha"an"a adalah perdarahan p#stpartum.
25
BAB ; 4IN
KJDR adalah kematian janin tanpa alasan "ang jelas pada kehamilan n#rmal tanpa k#mplikasi "ang terjadi saat umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau dengan berat badan janin 500 gram atau lebih. &enegakkan diagn#sis KJDR pada pasien ini dilihat dari anamnesis pasien berupa pergerakan ba"i tidak ada, perut ibu tidak membesar sesuai umur kehamilan, dari pemeriksaan !isik tidak adan"a den"ut jantung janin dan pemeriksaan diagn#sis pasti dengan 4'F. 4ntuk mengetahui pen"ebab terjadin"a kematian janin dalam rahim, sangat diperlukan #t#psi ba"i dan pemeriksaan penunjang lainn"a seperti pemeriksaan darah lengkap ba"i, sit#l#gi genetik, pemeriksaan makr#sk#pik dan mikr#sk#pik janin dan plasenta, cairan amni#n, pemeriksaan g#l#ngan darah rhesus dan imun#l#gis. +ada pasien ini tidak diketahui pen"ebab kematian janin dalam rahim, karena dari pemeriksaan makr#sk#pis ba"i tidak ditemukan kelainan k#ngenital, maserasi belum terbentuk, +lasenta didapat kesan lengkap, tanpa hemat#ma dan kalsi!ikasi. +rinsip penatalaksanaann"a adalah segera terminasi kehamilan bila sudah ada kepastian diagn#sis dan masih bisa menunggu 2 minggu sambil menunggu kepastian diagn#sis dan bila belum inpartu dilakukan induksi partus. +ada kasus ini dilakukan ripening dan induksi persalinan dengan insersi mis#pr#st#l 50
µg
tiap - jam karena
dalam pemeriksaan pada kasus ini ditemukan pel3ic sc#re 1. +ada pasien ini dilakukan m#nit#ring tanda 3ital dan keluhan 2 jam p#st partum serta K$= m#bilisasi dini dan 3ul3a h"gine. +enting juga dilakukan k#nseling psik#l#gi pasien. Dalam perjalanan, tidak ditemukan adan"a k#mplikasi dari KJDR maupun p#st partum. +r#gn#sis pasien ini baik karena terminasi dilakukan sebelum leat 2 minggu "aitu setelah 1 hari gerak janin tidak dirasakan dan tidak terjadi k#mplikasi lanjut.
26
DA6TA4 PUSTAKA
1. unningham, >.F., e3en#, K.J., l##m, '.., 'p#ng, .I., Dashe, J.'., 6#!!man, .., ase", .&., and 'he!!ield, J.'. 201. illiams 7bstetrics 2 th editi#n. He I#rk8 McGra( )ill . 2. 'ai!uddin, /.., Rachimhadhi, <., dan iknj#sastr#, F.6. 2010. $lmu Kebidanan 'ar#n# +rair#hardj#. Jakarta8 %T ina %ustaka. . 'a!aradeh /, et al. $ntra 4terine >etal Death and '#me Related >act#rs8 / 'ilent etal Death and 'tillbirth. Freen@t#p Fuideline H#. 55. 7ct#ber 2010. -. /n#nim. 200. +r#sedur
27