Kesurupan Sebagai umat Islam yang berakidah ahlusunnah wal jama’ah, maka wajib meyakini : 1.Meyakini bahwa jin itu ada Berikut pernyataan ulama tentang kewajiban meyakini keberadaan jin 1). Berkata Syaikh Muhammad Amin al-Kurdy : “Wajib mengimani adanya jin dengan sebab ijmak ulama yang didasarkan demikian itu dengan al-Kitab dan as-Sunnah pada beberapa tempat yang lebih populer dari yang disebutkan, seperti firman Allah Ta’ala : Artinya : Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.(Q.S. Ar-Rahman : 15)
Artinya : Hai golongan jin dan manusia, (Q.S. Al-An’am Al- An’am : 130)
Artinya : Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, (Q.S. Al-Ahqaf : 29) dan ayat-ayat lainnya. Mereka (golongan ( golongan jin) adalah jisim halus yang dapat berbentuk dengan bentuk yang berbeda-beda dan mampu atas at as perbuatan yang sukar. Sebagian mereka ada yang tha’at dan ada yang maksiat, ada yang mukmin dan ada yang kafir. Sebagian mereka adalah syaithan yang kejadiannya jahat, menyesatkan dan menjerumuskan manusia dalam perbuatan fasid dengan menyebut sebab-sebab maksiat dan kelezatan. Ketahuilah sesungguhnya tidak tertegah nampak malaikat, jin dan syaithan atas sebagian pandangan pada sebagian ahwal”1 2) Berkata Sayyed Alwi bin Ahmad As-Saqaf : “Ketahuilah sesungguhnya hadits-hadits hadits -hadits tentang wujudnya jin dan syaithan tidak terhingga banyaknya, banyaknya, demikian juga sya’ir -sya’ir dan cerita-cerita cerita-cerita Arab. Oleh karena itu, perdakwaan tentang itu adalah menyangkal suatu yang yang maklum dengan cara mutawatir”2 2. Bangsa jin dapat menampakkan diri. Bangsa jin dapat menampakkan dirinya kepada manusia dan makhluk lainnya. Hal ini berdasarkan dalil dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: Artinya: Sesungguhnya setan telah menampakkan diri di hadapanku untuk memutus shalatku. Namun Allah SWT memberikan kekuatan kepadaku untuk menghadapinya (baca: mengalahkannya), sehingga aku dapat mendorongnya dengan kuat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya di pagi harinya. Tapi aku teringat akan ucapan saudarak u Nabi Sulaiman a.s.: ‘Ya Rabbi, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.”(H.R. Bukhari)3 Adapun lafadz riwayat Al- Imam Muslim adalah sebagai ber ikut: Artinya : Sesungguhnya ‘Ifrit ‘ Ifrit dari kalangan jin telah menampakkan diri di hadapanku tadi malam untuk memutus shalatku. Namun Allah SWT memberikan kekuatan kepadaku untuk menghadapinya (baca: mengalahkannya), sehingga aku dapat mendorongnya dengan kuat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid hingga kalian semua dapat menontonnya di pagi harinya. Tapi aku teringat akan ucapan saudaraku Nabi Sulaiman
a.s.: ‘Ya Rabbi, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.”(H.R. Muslim)4 Imam an-Nawawi mengatakan : “Hadits ini menunjukkan bahwa jin itu ada dan dapat dilihat oleh sebagian anak Adam.”5 3. Memungkinkan terjadi kesurupan dengan masuk jin kedalam tubuh manusia. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah Ta,ala Surat Al-Baqarah: 275
Artinya: Orang-orang yang makan riba itu tidaklah berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. (Al-Baqarah: 275) Berikut pendapat para ahli tafsir dalam mentafsirkan ayat di atas : 1. Al-Imam Al-Imam Abu Ja’far Ibnu Jarir Ath-Thabari Ath -Thabari berkata: “Yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah orang yang kesurupan di dunia, yang mana setan merasukinya hingga menjadi gila (rusak akalnya).”6 2. Al-Imam Ibnu Katsir berkata: “Orang-orang “Orang-orang pemakan riba itu tidaklah dibangkitkan dari kubur mereka di hari kiamat melainkan seperti bangkitnya orang yang kesurupan saat setan merasukinya, yaitu berdiri dalam keadaan sempoyongan”.7 3. Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Di dalam ayat ini terdapat argumen tentang rusaknya pendapat orang yang mengingkari adanya kesurupan jin. Juga argumen tentang rusaknya anggapan bahwa itu hanyalah proses alamiah yang terjadi pada tubuh manusia, serta rusaknya anggapan bahwa setan tidak dapat merasuki tubuh manusia.”8 Di dalam hadits sahih, Nabi SAW bersabda: Artinya : Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.(HR. Al-Bukhari)9 Di bawah ini pernyataan Imam Ahmad r.a. yang dikutip oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dan pernyataan Abu Hasan al-Asy’ari, al-Asy’ari, dimana menurut penulis dapat menjadi menjad i kesimpulan kita dalam masalah kesurupan. a. Pernyataan Ahmad r.a. yang dikutip oleh Ibnu Hajar al-Haitamy : “ Karena itu, ditanyai kepada Imam Ahmad r.a. sesungguhnya suatu golongan berpendapat bahwa jin tidak dapat masuk dalam badan orang kesurupan, maka ma ka beliau menjawab: “Mereka itu dusta”. Jin itu berbicara dengan lisan orang kesurupan, maksudnya masuk dalam badan orang kesurupan. Ini adalah Mazhab Ahlusunnah wal Jama’ah”.10 b. Pernyataan Abu Hasan al-Asy’ari al-Asy’ari 11: “Sesungguhnya ahlussunnah wal jama’ah berpendapat jin itu dapat masuk dalam badan orang kesurupan sebagaimana firman Allah Ta’ala :
DAFTAR PUSTAKA 1.Syaikh Muhammad Amin al-Kurdy, Tanwirul Qulub, Thaha Putra, Semarang, Hal.52 2.Sayyed Alwi bin Ahmad As-Saqaf , al-Kaukab Ahkam al-Malaikat wal-Jin wal-Syayathin wa-Ya’juj wa-Ya’juj wa Ma’juj, di cetak dalam kitab Sab’atul Kutubil Mufidah, Usaha kel uarga, Semarang, Hal. 200 3.Bukhari, Shahih Bukhari, Dar Thauq an-Najh, Juz. II, Hal. 64, No. Hadits : 1210 4.Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Dahlan, Indonesia, Juz. I, Hal. 384, No. Hadits : 541 5.An-Nawawi, Syarah Muslim, Dar Ihya al-Turatsi al-Araby, Beirut, Juz. V, Hal. 29 6.Al-Thabary, Tafsir al-Thabary, Muassasah al-Risalah, Juz. VI, Hal 8 7.Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Darul Thaibah, Juz. I, Hal. 708 8.Al-Qurthubi, 8.Al-Qurthubi, Tafsir Qurthubi, Dar ‘Alim al-Kutub, al -Kutub, Riyadh, Juz. III, Hal. 355 9.Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Dar Thauq an-Najh, Juz. 9, Hal. 70 No. Hadits 7171 10.Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Fatawa al-Haditsah, Darul Fikri, Beirut, J uz. I, Hal. 53 11.As-Suyuthi, Laqth al-Marjan fi Ahkam al-Jan, Maktabah al-Qur’an, al- Qur’an, Hal. 88-89 88-89
)
(
{
}
{
}
FAEDAH: Sebagian amalan yang dapat di coba di lakukan untuk membakar JIN (yang mengganggu manusia adalah : 1. Adzan di telinga penderita 2. Surat al-Faatihah 7X 3. Surat al-Mu'awwidzatain (alfalaq-annaas) 4. Ayat Kursi 5. Surat at-Thooriq (ayat 1-17) 6. 4 ayat terakhir dari Surat al-Hasyri (ayat 21-24) 7. 6 ayat terakhir dari Surat as-Shooffaat (ayat 177-182) Apabila ayat kursi di bacakan pada air kemudian di percikkan pada muka si penderita Insya Allah segera di beri kesadaran (Kitab I'aanah at-Thoolibiin I/230) Kesurupan adalah sesuatu yang nyata yang di sebabkan masuknya jin pada tubuh manusia perhatikan ucapan-ucapan para ulama dalam hal ini: Berkata Al-Imam Al-Imam Al Asy’ari di dalam Maqalatu Ahlis Sunnah Wal Jama’ah menyebutkan menyebu tkan bahwa mereka berpendapat, jin bisa masuk ke dalam jasad orang yang kesurupan, sebagaimana firman Allah: “ Orang-orang Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri kecuali seperti beririnya orang yang kemasukan syetan lantaran ( tekanan ) penyakit gila ”. ( Al A l Baqarah : 275 ) Berkata juga Abdullah bin Ahmad bin Hambal: “ Aku berkata kepada bapakku: “ Sesungguhnya orang-orang berpendapat bahwa jin tidak dapat masuk ke dalam jasad
manusia, lalu beliau menjawab: “ Wahai anakku, mereka berdusta. Dia itu berbicara melalui lidahnya ”.( Risalatul Jinni, hal. 8 ) Ibnul Qayyim berkata: Kesurupan ada dua: kesurupan karena ruh-ruh jahat dan rendah dan kesurupan karena tabiat-tabiat yang jelek ( Ath Thibbun Nabawi, hal. 51 ) Sebelum kita menjelaskan panjang lebar tentang kerusupan ini ada baiknya kita jelaskan, tentang makhluk yang menyebabkab kesurupan tersebut yaitu jin.
Perbedaan antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan Diantara kaum muslimin ada yang tidak mengetahui tentang perbedaan antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan. Bahkan penyimpangan sebagian umat sampai kepada taraf menyamakan antara malaikat dengan jin. Penyebutan perbedaan keduanya bisa bis a membantu kita untuk mengenal malaikat dengan pengenalan yang benar. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api. Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia berkata, “bersab da Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan hitamnya api.” 2. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin baik secara global maupun terperinci. Adapun nama-nama malaikat mengandung makna utusan. Sedangkan Al Iblis berasal dari kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wata’aala. 3. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, wata’ aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak. Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka dia memilihnya dan siapa yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya. Tatkala jin diberi pilihan tersebut, banyak dari kalangan mereka yang memilih kekufuran daripada keimanan. 4. Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya. 5. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikit pun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa Harut dan Marut adalah nama 2 malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya adalah jin. Barangsiapa yang berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat, mereka bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat yang tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta tidak ada satu pun hadits shahih tentang hal ini. 6. Malaikat jauh lebih kuat daripada jin. Bahkan sebagian malaikat, ada yang tidak bisa dibandingkan kekuatannya dengan seluruh jin seperti Malakul Maut. Malakul Maut hanya seorang diri, namun dia mampu mencabut ruhruh dari penduduk barat dan timur dalam waktu sekejap. Sungguh Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, telah melihat Jibril dan dia memiliki 600 memiliki 600 sayap. Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari (4856) dari hadits Ibnu Mas’ud radiallohu ‘anhu.
Ada juga 8 malaikat yang memikul ‘Arsy. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah menjadikan para malaikat sebagai bala tentaranya yang paling kuat dan Allah Subhaanahu wata’aala, memperlihatkan seluruh jagat raya kepada mereka dan kekuatan mereka pun berbeda-beda. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:“Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan utusan -utusan yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir : 1) 7. Para malaikat lebih utama dari para jin baik dalam hal penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan. 8. Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan jumlahnya melebihi jumlah jin, manusia dan hewan karena mereka senantiasa mengurusi para makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya. Diantara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan beristighfar serta yang lainnya. 9. Allah Subhaanahu wata’aala, menciptakan malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa melakukan tugas tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala,. Yang berada di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis sebagaimana yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini. 10. Para malikat bertugas mengurusi jin dan membantu mereka sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. 11. Malaikat mampu melihat jin di setiap waktu. Adapun jin tidak bisa melihat malaikat kecuali jika malaikat itu berubah bentuk dengan bentuk yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin melihat malaikat, maka tidak tersisa sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib diimani oleh mereka. 12. Allah Subhaanahu Subhaanahu wata’aala menciptakan malaikat sebelum menciptakan jin. Dalil yang yang menunjukkan tentang hal ini adalah bahwa diantara para ma laikat ada yang bertugas memikul ‘Arsy sedangkan kita sudah mengetahui mengetahu i bahwa Arsy itu diciptakan sebelum AllahSubhaanahu wata’aala menciptakan langit dan bumi bumi serta apa-apa apa-apa yang ada di antara keduanya. 13. Malaikat Malaikat merupakan alam ghaib bagi jin. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wata’aala,mewajibkan kepada jin untuk beriman beri man kepada para malaikat. 14. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala. Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti. 15. Para malaikat secara umum disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Allah Subhaanahu Subhaanahu wata’aala berfirman tentang mereka:“Mereka takut takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.”(QS. An Nahl : 50)
Adapun mayoritas jin memiliki sifat-sifat yang jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek sebagai satu kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui batas serta berbuat zhalim dan sebagainya. 16. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Kaum jahiliyah telah terjatuh ke dalam kesalahan yang besar ketika mereka mengatakan : “Para malaikat adalah anak-anak anak-anak perempuan Allah.” Allah Subhaanahu wata’aala berfirman : “Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung- jawaban.“ jawaban.“ ( QS. Az Zukhruf :19) Mereka (para malaikat) tidak disifati laki-laki dan perempuan, Adapun jin ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama. 17. Para malaikat senantiasa menolong di atas kebaikan kepada para nabi dan rasul serta para pengikutnya. Oleh karena itu, malaikat merupakan sumber kebaikan terhadap manusia dengan cara memberikan ilham kepada manusia. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” 4/34 ) : “Maka sumber ilmu yang benar dan kehendak yang baik itu berasal dari ilham para malaikat dan sumber keyakinan yang batil serta kehendak yang buruk dari bisikan syaitan.” Malaikat tidak pernah menolong para tukang sihir dan ahli nujum dan tidak pula membantu orang-orang orang-orang yang sesat, rusak dan menentang syari’at. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka memberi kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan kejahatan. Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan kefajiran. 18. Para malaikat tinggal di langit Adapun para syaitan dimana iblis berada di baris terdepan, mereka tinggal di bumi. Mayoritas mereka tinggal di tempat-tempat yang kotor seperti tempat-tempat najis, tempat sampah, tempat buang air kecil dan besar serta tempat-tempat lainnya yang kotor. Maka demikian jauh perbedaan antara yang tinggal dilangit dan yang tinggal di bumi. Bagaimana mungkin dibandingkan dengan yang biasa tinggal di tempattempat yang kotor. 19. Para malaikat bisa terbang ke langit yang tinggi karena asal penciptaan malaikat mampu terbang ke atas langit yang tinggi dan kemana saja sesuai dengan kehendak AllahSubhaanahu wata’aala .Berbeda dengan jin jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah bentuk. Adapun kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan dengan kemampuan terbang para malaikat. 20. Para malaikat mampu menembus penghalang-penghalang bahkan bisa sampai menembus ke bumi yang ketujuh, sebagaimana yang telah diketahui bahwa para malaikat senantiasa mengurusi dunia dunia dan segala isinya. Allah Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman menyebutkan menyebutkan tentang sifat malaikat: ” Dan yang mengatur urusan.” (QS. An Naziat : 5) Permusuhan antara jin dan para malaikat itu akan senantiasa ada. Para malaikat memusuhi iblis dan siapa saja yang bersamanya bahkan mereka melaknat iblis dan para pengikutnya. Allah Subhaanahu wata’aala, befirman : “Sesungguhnya orang-orang orang -orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.“ (QS. Al Baqarah :161 )
Dari perbedaan-perbedaan tersebut diatas jelaslah bahwa malaikat tidak bisa disamakan dengan jin dan syaitan baik dalam hal penciptaan, bentuk, nama, sifat, dan perbuatan dari awal sampai akhirnya. Barangsiapa yang menyamakan antara keduanya, sungguh dia telah sesat dari jalan yang lurus. Persamaan jin dan malaikat 1. Malaikat dan jin memiliki jasad. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan dalam “Majmu Fatawa” (10/399), “Para malaikat dan syaitan itu berakal sebagaimana ditunjukkan dalam banyak dalil yang datang dari para nabi.” 2.Malaikat dan jin tidak bisa kita lihat kecuali jika mereka berubah bentuk dengan bentuk yang bisa kita lihat sebagaimana yang disebutkan dalam kisah tamunya Nabi Ibrahim dan hadirnya para malaikat di sisi nabi Luth serta datangnya Jibril dalam bentuk seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam rambutnya. Malaikat Jibril juga pernah datang dalam bentuk seseorang yang wajahnya wajahnya mirip dengan Dihyah Al Kalby dan yang lainnya. 3. Malaikat dan jin itu mati kecuali kecuali yang yang dikecualikan oleh Allah Allah Subhaanahu wata’aala, dari kalangan malaikat seperti Malaikat penjaga surga dan neraka, malaikat pembawa ‘Arsy serta yang lainnya. 4. Malaikat dan jin berakal. 5. Malaikat dan jin mampu untuk terbang namun perbedaannya sangat jauh . 6. Malaikat dan jin memiliki ilmu dan amalan-amalan dengan tingkat ilmu dan amalan yang berbeda. 7. Tidak ada seorang manusia manusia pun pun kecuali ada seorang pendamping dari kalangan kalangan malaikat dan pendamping dari kalangan jin.
Perbedaan jin dan manusia 1.semua para nabi dan rasul dari jenis manusia dan bukan dari bangsa jin 2. jin di ciptakan sebelum penciptaan manusia 3. asal ciptaan manusia dari tanah dan asal ciptaan jin dari api 4. jin bisa melihat manusia, dan manusia tidak dapat melihat jin kecuali apabila berubah wujud. 5.jin bisa merubah wujudnya seperi wujud manusia kecuali bentuk Rasulullah dan tidak sebaliknya bagi manusia (yakni manusia tidak bisa merubah bentuk seperti jin). 6. asal bentuk jin sangat jelek dan menakutkan adapun bentuk manusia adalah sebaik-baik bentuk.
7. orang-orang yang taat dan baik dari kalangan manusia lebih banyak jumlahnya dari pada bangsa jin di karenakan beberapa sebab: - karena asal kerusakan bersumber dari nenek moyang mereka para iblis dan tentaranya, berbeda dengan nenek moyang moyang manusia adam alahi salam. - tidak ada nabi maupun rasul yang berasal dari kalangan jin dan ulama dari manusia lebih banyak dari pada ulama kalangan jin itu semua menunjukan bahwa hidayah yang di terima oleh manusia lebih banyak jumlahnya dari pada jin - janji iblis dan tentaranya adalah menyesatkan anak keturunan mereka sendiri dan juga anak keturunan adam, berbeda dengan manusia. - iblis memiliki kekuatan dan kecepatan yang tidak di miliki manusia yang lemah dan tentunya lebih memudahkan mereka untuk menyesatkan manusia Persamaan jin dan manusia 1.Yang menciptakan, menguasai dan mengurusi mereka semua adalah Allah Subhaanahu wata’aala,. 2.Mereka semua diciptakan untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’aala, saja. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman wata’aala, berfirman : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu." (QS. Adz Dzariyat : 56). Maka tidak ada perbedaan secara umum antara beban yang diberikan pada jin dan manusia dalam hal beribadah kepada Allah Alla h Subhaanahu wata’aala. 3.Mereka setara dalam hal apa yang telah menjadi ketetapan takdir dari telah memberikan tempo sampai pada batas waktu yang ditentukan. Allah Subhaanahu wata’aala kepada mereka. Dalam masalah kematian dan sebab-sebabnya. Mereka juga sama dalam hal tidak mengetahui kapan ajalnya dan tidak mengecualikan seorang pun dalam hal kematian kecuali Iblis. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, 4.Masing-masing dari kalangan jin dan manusia juga akan dibangkitkan untuk dihisab. Jin juga akan dikumpulkan pada pada hari kiamat di padang mahsyar. 5.Setiap jin dan manusia yang mukmin akan masuk surga dan yang kafir masuk neraka sebagaimana yang telah dijelaskan dari banyak dalil yang shahih. 6.Jin dan manusia tidak mengetahui perkara ghaib. Allah Subhaanahu wata’aala , berfirman :"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan." (QS. Saba : 14). 7.Asal penciptaan keduanya adalah dari air. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. An Nur : 45).
8.Jin memiliki yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Di antara mereka ada yang yang menjadi raja; ada yang kaya dan adapula yang miskin; ada yang kuat dan adapula yang lemah; ada yang pintar dan adapula yang bodoh; ada yang mulia dan ada pula yang hina; ada yang shaleh dan adapula yang buruk; ada yang menjadi penguasa dan adapula yang menjadi rakyat; ada yang menjadi ulama adapula yang bodoh; ada yang menjadi sastrawan atau ahli syair, da'i dan penuntut ilmu. Mereka juga berkelompok-kelompok, ada yang menjadi ahli bid'ah dan adapula yang sunni; ada yang yahudi dan adapula yang nasharaatau majusi; ada yang Arab dan adapula yang bukan Arab. "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (QS. Al Jin : 11). Yang dimaksud dengan "Ath Tharaa'iq" dengan"Qidadaa" yaitu berbeda-beda.
adalah
berkelompok.
Yang
dimaksud
9.Jin mampu untuk mengganggu manusia dengan berbagai macam gangguan dimulai dengan memberikan waswas, menjauhk an an dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala, menganggap baik perbuatan jelek dan bisa menguasai badan manusia. 10.Bahkan sebagian mereka mampu menguasai manusia dengan memukul, membunuh, menahan, menculik dan merasuki serta yang lainnya. Manusia juga mampu menyakiti jin baik secara umum maupun khusus. Adapun menyakiti mereka secara umum dengan cara berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dengan menjaga dzikir -dzikir -dzikir yang disyariatkan serta istiqamah di atas manhaj Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. wasallam. Adapun menyakiti mereka secara khusus seperti apa yang dialami oleh sebagian mereka berupa pemukulan atau membunuh sebagian sebagian jin baik dengan cara yang hak maupun maupun batil. 11.kehendak untuk memilih, kekuatan dan kemampuan untuk menerima Jin dan manusia diberikan diberikan oleh Al Al oleh Allah Subhaanahu wata’aala, wata’aala, kebenaran dan ketetapan ketetapan-Nya -Nya dan setiap gerakan-gerakan mereka itu terjadi dengan izin-Nya. atau menolaknya. Itu semua berada di bawah kehendak Allah Subhaanahu Subhaanahu wata’aala, 12.Jin dan manusia yang shaleh di antara mereka ada yang terjatuh dalam perbuatan maksiat dan yang kafir di antara mereka tetap diharapkan untuk bertaubat kepada Allah Subhaanahu wata’aala,. 13.Kaum mukminin dari kalangan jin dan manusia mendapatkan karamah[1] dari Allah Subhaanahu wata’aala. Allah Subhaanahu wata’aala, memuliakan di antara mereka bagi siapa yang dikehendaki-Nya baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Tempat-tempat yang di sukai setan 1. Tempat peristirahatan unta. Hadits Abdullah bin Mughaffal radilallahu‘anhu berkata, b erkata, bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: “Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing & janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syetan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) & selainnya).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yg disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat di tempat peristirahatan Unta. Yang benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dan yang semisalnya adalah krna itu adalah tempat-tempat para setan. 2. Tempat buang air besar & kecil Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan." Demikian banyak orang yg terkena gangguan jin adalah di tempat-tempat buang hajat. 3. Lembah-lembah. Sesungguhnya jin & setan ditemukan di lembah-lembah & tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa" (19/33) : "Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi." 4. Tempat sampah & kotoran. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa"(19/41) : "(Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan." 5. Pekuburan. Telah datang dari hadits Abu Said Al Khudri radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan & kamar mandi." (HR. Ahmad (3/83), Abu Daud (492),Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251) serta yang lainnya). Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin: "Pada pekuburan itu terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya. Para syaitan menuntut orang yang hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati. 6. Tempat yang telah rusak & kosong. Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam "Al Adab Al Mufrad" (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku : "Janganlah kamu tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman itu seperti tinggal di kuburan." Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama bahwa Al Kufuur adalah tempat yg jauh dari pemukiman manusia & hampir tidak ada seorang pun yg lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/40-41)
ketika berbicara tentang jin: "Oleh karena itu, (syaitan) banyak ditemukan di tempat yg telah rusak & kosong." 7. Lautan Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar airdan kemudian dia pun mengutus pasukannya. (HR. Muslim: 2813). Dan juga datang dari hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yg dimaksud adalah samudera "Al Haadi" karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua. 8. Celah-celah di bukit. Hadits Ibnu Sarjis radiyallohu‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang…" Mereka berkata kepada Qatadah: "Apa yg menyebabkan dibencinya kencing di lubang?", dia berkata : "Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin". Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186) dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu. Lihat kitab "Jami' At Tahshiil." Hadits ini dishahihkan Al Walid Al Allamah Al Wadi'i dalam "Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain" (579). 9. Tempat-tempat kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan Syetan ditemukan di tempat yg di dalamnya manusia melakukan kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid'ahan dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya & terhadap para pelakunya. 10. Rumah-rumah yg di dalamnya dilakukan kemaksiatan Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yg di dalamnya terdapat anjing & gambar." (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu 'anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain). Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara tentara-tentara Allah Subhanahu wa ta’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala, ibadah & membaca Al Qur'an. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumahrumah rumah kalian seperti kuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah." (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya). 11. Pasar-pasar Dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata: berkata: “Janganlah engkau menjadi orang pertama yg masuk pasar jika engkau mampu &
jangan pula menjadi orang paling terakhir yg keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya." Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yg dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar." Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim (671) & selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah setan berkumpul di tempat-tempat tempat -tempat yang di dalamnya gemar dilakukan perbuatan maksiat & kemungkaran. 12.Jin dan setan berkeliaran di jalan-jalan & lorong-lorong. Dalam hadits Riwayat Riwayat Bukhari (3303) & Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika telah datang malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran & melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah ters ebut". Jin Setan dan Iblis Kalimat jin setan ataupun juga Iblis seringkali disebutkan dlm Al-Qur`an bahkan mayoritas kita pun sudah tdk asing lagi mendengarnya. Sehingga eksistensi sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk lagi diragukan berdasarkan Al -Qur`an dan As-Sunnah As-Sunnah serta ijma’ ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tinggal persoalan apakah jin setan dan Iblis itu tiga makhluk yg berbeda dgn penciptaan yg berbeda ataukah mereka itu bermula dari satu asal atau termasuk golongan para malaikat? yang pertama jin, tentang jin allah telah berfirman: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya dari api yg sangat panas.” dar i sini kita sudah bisa menyimpulkan bahwa jin adalah makhluk lain selain manusia dan malaikat karena manusia asal penciptaanya dari tanah dan malaikat tercipta dari cahaya. Adapun Iblis maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentangnya: “Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin…” Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah telah mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin dalam arti dia diciptakan dari api. Al-Hasan Al-Bashri Al- Bashri berkata: ‘Iblis tdk termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia’.” Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di As- Sa’di rahimahullahu mengatakan: “Iblis adalah abul jin .” Sedangkan setan mereka adalah kalangan jin yg durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah ditanya tentang perbedaan jin dan setan beliau menjawab: “Jin itu meliputi setan namun ada juga yg shalih. Setan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yg shalih mereka berpegang teguh dgn agama memiliki masjidmasjid dan melakukan shalat sebatas yg mereka ketahui ilmunya. Hanya saja mayoritas mereka itu bodoh.” kesimpulannya jin dan iblis adalah satu jenis (menurut pendapat yang paling kuat) akan tetapi setan lebih umum dari keduanya karena setan bisa dari kalangan jin, manusia, ataupun binatang (anjing hitam, unta, dan kucing hitam). Ibnu Jarir menyatakan syaithan dalam bahasa Arab adalah tiap yg durhaka dari jin manusia atau hewan atau dari segala sesuatu. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah indah-indah utk menipu .” Al-Imam Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu ia berkata: Aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kalangan manusia ada setan?” Beliau menjawab: “Ya.” Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Dan banyaknya jalan- jalan jalan hadits tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan keshahihannya.” keshahihannya.” dan yang menunjukan setan bisa dari kalangan binatang hadist Abu Dzar yang di keluarkan oleh Imam Muslim “Anjing hitam adalah setan.” Ibnu Katsir menyatakan: “Makna –wallahu a’lam– yaitu a’lam– yaitu setan dari jenis anjing.” Ini adalah pendapat Qatadah Mujahid dan yg dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ibnu Katsir AsySyaukani dan Asy-Syinqithi. dan juga hadits yang menyatakan tentang unta "sesungguhnya untu itu tercipta dari setan". dan syaikhul islam ibnu taimiyyah berkata tentang kucing hitam: "jin bisa berubah bentuk kepada apapun yang dia sukai, seperti kucing hitam dikarenakan warna hitam adalah warna terkuat bagi kekuatan setan dari pada warna yang lainnya (maj'mu fatawa 19/52) Setelah kita banyak membahas tentang siapa setan, jin, iblis, dan malaikat serta beberapa perbedaan antara mereka, maka kita akan membahas lebih dalam lagi tentang sepak terjang jin ataupun iblis terhadap manusia di dalam menyesatkan akidah anak cucu adam yang merupakan musuh bebuyutan mereka sampai hari kiamat dimana salah satu dari cara mereka adalah dengan cara masuk ketubuh manusia sehingga terjadi kesurupan. Penomena kesurupan (kesambet jin) Sebab-sebab kesurupan Di antara sebab yang mendorong masuknya setan ketubuh manusia sehingga manusia bisa menjadi kesurupan adalah: 1.Dendam kesumat nenek nenek moyang mereka terhadap nenek moyang moyang manusia sehingga terus tertanam pada dada cucu cicitnya. 2.Dendam sebagian mereka karena di sakiti atau di ganggu manusia, seperti kencing di sembarang tempat dll. 3.Kecintaan mereka terhadap sebagian manusia di sebabkan sebagian mereka membuka aurot yang di pertontonkan kepada para jin karena tidak pernah membaca do'a, seperti ketika hendak masuk kamar mandi atau ketika hendak tidur dll. 4.Kecintaan jin kepada kebaikan kemudian meliahat sebagian manusia yang melakukan maksiat, mereka merasa prihatin tetapi karena kejahilan mereka mereka masuk ketubuh manusia untuk mengajak bertaubat kemudian menyakiti manusia ketika manusia berbuat maksiat. 5.Sebagian jin ada yang melakukan kemaksiatan yang sama di lakukan manusia seperti syirik, bid'ah dan maksiat maka jin masuk ketubuh manusia yang bermaksiat tersebut untuk melanggengkan kemaksiatan yang di lakukannya. 6.Sebagain jin ada yang masuk ketubuh manusia di kerenakan seseorang membaca kitabkitab sihir, bukan karena ingin mempelajarinya tapi karena kejahilannya atau keingin tahuan tentang masalah sihir dll.
7. Atau sbagian jin mengajak manusia agar menyembahnya dengan cara masuk ketubuh manusia agar menjadi dukun, paranormal,orang penter dan lainnya, atau memang sudah ada kesepakatan antara jin dan mereka para dukun. 8.Sebagi jin ada yang masuk ketubuh manusia di kerenakan main-main, atau ingin menghinakan manusia. Perbedaan kesurupan dan sihir Kesurupan adalah penguasaan jin terhadap manusia, berbeda dengan sihir kerena sihir adalah kesepakatan antar jin dan dukun untuk mengganggu manusia. Kebanyakan sihir terjadi kerana permusuhan per musuhan di antara manusia yang kemudian sebagian yang lainnya meminta pertolongan kepada dukun yang sudah melakukan kesepakatan dengan jin jahat, sementara kesurupan di karenakan karena jin memiliki perasan suka terhadap manusia, atau karena main-main, atau balas dendam sebagai mana telah di jelaskan di atas. Kebanyakan yang terkena sihir adalah orang-orang shaleh dan kebayakan orang yang kesurupan adalah orang-orang yang lalai dan ahli maksiat. Jin yang di utus oleh tukang sihir tidak senantiasa kekal dalam tubuh manusia, lama dan tidaknya tergantung kepada tukang sihir itu sendiri terkadang jin sudah merasa bosan di dalam tubuh seseorang tetapi di larang dan di cegah oleh tukang sihir untuk keluar, berbeda dengan kesurupan maka kekal dan tidaknya dalam tubuh manusia tergantung kepada jinnya itu sendiri. 5. Jin yang yang di utus oleh tukang sihir ketika menyakiti korbannya di gantungkan kepada permintaan tukang sihir, berbeda dengan kesurupan maka di kembalikan kepada keinginan keinginan jin itu sendiri. Wanita dan kesurupan Senganja disini saya mencantumkan bab wanita dan kesurupan dikarena penomena di lapangan yang paling banyak terkena sambet, kesurupan , ataupun sihir adalah kaum wanita. Adapun sebabnya adalah Karena wanita adalah makhluk yang kurang akalnya dan kurang agamanya berdasarkan hadits abu sa’id sa ’id al khudry yang di keluarkan oleh imam Bukhori. Kurangnya akal dan agama seorang wanita di karenakan beberapa perkara: 1. Berkurangnya keta’atan terhadap Allah dan Rasulnya terkhusus ketika masa haid dan nifas, dimana seorang wanita terhalang untyk melaksanakan shalat ataupun puasa. 2. Malas-malasannya seorang wanita dari dzikir kepada Allah terkhusus ketika masa haid dan nifas. 3. Seringnya para wanita di sebagain tempat mengumpat atau melaknat anak-anak mereka dengan menyebut jin atau setan. 4. Senangnya para wanita dengan nyanyian dan alat music. 5. Ketergantungan para wanita kepada dukun, dukun, paranormal, lebih besar besar dari pada laki-laki. 6. Sedih yang bersangatan 7. Bahagia yang bersangatan 8. Takut yang bersangatan 9. Kecemburun sebagian anak muda sehingga menggunakan jasa paranormal untuk melakukan pelet Cara salah dalam mengusir jin atau setan 1. Di sebagian tempat dalam rangka mengusir gangguan ruh jahat (jin atau setan) melakukan penyembelihan ketika sebelum melakukan walimahtul arusy 2. Atau menyembelih kambing ataupun sapi kemudian kepalanya di tanam di bawah jembatan yang akan di bangun bangun
3. Atau menggantungkan menggantungkan buah-buahan di atap rumah dan bendera warna kuning di atap ruamah yang sedang di bangun 4. Atau membuat selamatan kenduri saat pindahan rumah 5. Atau memanggil memanggil pawang dari kalangan dukun yang yang sengaja di datangkan untuk mengusir jin 6. Atau menaruh sesajen di di pesawahan, di tempat-tempat khusus khusus dll. 7. Atau menggantungkan rajah-rajah di pintu-pintu rumah bahkan sebagian mereka meyakini dengan menggantungkan bawang putih dan menabur garam jin tidak akan masuk rumah. Dan banyak lagi cara cara bid’ah bahkan samapi tarap syirik . Cara syar’i mencegah dari kesurupan jin. 1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala secara terus-menerus dan mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Ta'ala, setan pun akan semakin jauh dari manusia. 2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi berikut: - Ketika meloncat dari tempat yang tinggi. - Ketika melempar sesuatu ke tanah/ bumi seperti menyiramkan air panas atau melempar sesuatu yang berat. - Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang liar atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi. 3. Berdzikir kepada Allah Ta'ala dengan dzikir-dzikir yang terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang lainnya. 4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah memohon dengan nama Allah Ta'ala agar dia mau keluar. 5. Tidak mendengarkan lagu dan musik. 6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh yang diharamkan Allah Ta'ala dan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat) karena wanita-wanita merupakan perangkap dan pancingan setan. 7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama'ah. 8. Larangan tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan, kamar mandi, kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/ sepi dan larangan untuk shala t di kandang unta serta larangan shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari. 9. Membiasakan berjama'ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Ta'ala dan memohon perlindungan kepadaNya. 10. Larangan kencing di lubang atau larangan l arangan bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang. 11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir sebelum tidur serta meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala. 12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut dapat menjauhkan seseorang dari Allah Ta'ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
Adapun tahap penyembuhan ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu wajib atasnya hal-hal berikut : 1. Menjaga shalat berjamaah (bagi laki-laki) dan bagi wanita melakukan shalat di rumahnya dengan tepat waktu. 2. Berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam setiap waktu, khususnya pada waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan) seperti dzikir sebelum tidur dan sesudahnya, atau dzikir pagi dan petang. 3. Mengunakan terapi ruqyah (dengan di bacakan pada ayat-ayat Al-Qur’an) Al- Qur’an) sebaiknya meruqyah oleh diri sendiri. 4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu. 5. Mebiasakan mendengar dan menyimak ayat al-Qur'an dan membacanya. 6. Hindari gambar-gambar yang bernyawa dan memelihara anjing 7. Tidak membuka aurot di kamar mandi atau di dalam kamar tidur kecuali setelah meminta perlindungan kepada allah ta’ala.