PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 1 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
A.
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
PENGERTIAN
1.
Berikut
ini
beberapa
Definisi
terkait
dengan
Kebakaran a.
API : proses oksidasi cepat dari bahan bakar (berupa cair, padat dan gas) dipacu adanya sumber energi yang menghasilkan panas, asap dan cahaya.
b. KEBAKARAN : Api yang tidak dikehendaki dan dikendalikan karena dapat menimbulkan kerugian baik harta benda, korban jiwa, maupun terhentinya
proses
pekerjaan/
produksi
yang
direncanakan
sebelumnya, bahkan dapat menurunkan tingkat kredibilitas. c.
AMAN KEBAKARAN : potensi bahaya KEBAKARAN yang telah diidentifikasi dan dianalisa serta telah dikendalikan ke tingkat yang memadai. Dalam hal ini potensi kebakaran tidak bisa dieliminasi secara total, namun hanya dikurangi tingkat resikonya.
B.
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEBAKARAN Manajemen pengelolaan kebakaran merupakan suatu perangkat peraturan yang harus dimiliki suatu Puskesmas kebakaran
secara
meminimalisir
agar dapat mengelola kejadian
berkesinambungan
kerugian
akibat
dan
kebakaran.
tepat
Dalam
sehingga
proses
dapat
pengelolaan
kebakaran terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut : 1. Prinsip Pengelolaan Kebakaran
a.
Sistem Proteksi Kebakaran harus sudah diperhitungkan sejak awal perencanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas .
b. Penerapan memenuhi
perancangan persyaratan
gedung/ regulasi
bangunan dan
standart
dan
instalasinya
sistem
proteksi
kebakaran. c.
Manajemen penanggulangan dan sarana Manajemen Keselamatan Kebakaran termasuk pertimbangan infrastruktur lingkungan.
d. Penerapan Sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran secara Sistematis dan menyeluruh. e.
Pelaksanaan Audit Kebakaran secara berkala.
1
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 2 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
C.
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA Untuk dapat mengevaluasi potensi kebakaran secara akurat dan tepat, diperlukan pemahaman secara rinci tentang karakteristik dari tipikal kebakaran yang mungkin terjadi berdasarkan kategori dan klasifikasi potensi kebakaran. 1. Potensi Kebakaran dibedakan atas : a.
Karakteristik bahan bakar, yaitu potensi kebakaran material yang terbakar seperti : kayu dan produk kayu, fiber dan textile, cairan yang mudah terbakar, gas, bahan kimia, bahan peledak, plastik dankaret, debu yang mudah terbakar dan meledak, bahan metal.
b. Karakteristik Bangunan/ gedung : 1) Potensi kebakaran gudang atau tempat penyimpanan bahan seperti
gudang
dalam
ruangan
terbuka
dan
tertutup,
penyimpanan gas, cairan mudah terbakar 2) Potensi kebakaran pada Puskesmas yang diklasifikasikan atas : gedung perkantoran, Ruang Perawatan, Ruang Tunggu, dll. 2. Contoh Potensi Bahaya Pada Proses Area : Pengaturan tata letak dan timbunan bahan
a.
mudah terbakar seperti bahan baku, bahan pendukung proses dan produk ditinjau dari kemudahan penjalaran api karena aliran barang/ bahan yang bersifat terbuka antar proses b.
Masalah kendaraan/ peralatan pengangkut
c.
Problem jumlah pekerja dan akses keluar
d.
Ketersediaan
dan
kelengkapan
sisem
proteksi kebakaran
D.
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN Manajemen Penanggulangan Kebakaran merupakan Kerangka kerja pengelolaan kebakaran yang dituangkan dalam bentuk program kerangka kerja jangka pendek dan panjang untuk memenuhi kebutuhan, tujuan dan sarana perusahaan.
2
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 3 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
Sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan, yang berarti harus dikaji dan diperbaiki secara berkala untuk meningkatkan kinerja Penanggulangan Kebakaran. 1.
Manfaat
Sistem
Manajemen
Penanggulangan Kebakaran Mewujudkan
a.
kepedulian
dan
tanggungjawab
manajemen terhadap antisipasi bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya, Pembinaan
b. Penanggulangan
Kebakaran
tanggung adalah
jawab
tanggung
dengan
Prinsip
jawab
seluruh
karyawan, Memahami
c.
bahwa
kebakaran
merupakan
bencana yang memerlukan pengaturan rencana berupa tindakan pencegahan
dan
pengendalian
yang
sistematis,
dan
berkesinambungan untuk mengurangi dampak bencana, Menjamin
d.
aspek
keselamatan
terhadap
kebakaran melalui kesiagaan Sumber daya manusia, sistem dan peralatan yang ada. 2.
Pelaksanaan
Sistem
Manajemen
Penanggulangan Kebakaran Pelaksanaan secara utuh dan berkesinambungan Sistem Manajemen Penanggulangan kebakaran mensyaratkan kepatuhan, ketaatan, dan konsistensi dalam bentuk program jangka pendek dan panjang sesuai dengan tujuan dan sasaran Puskesmas . 3.
Dukungan Yang Diperlukan Bagi Sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran: Komitmen : suatu tekad atau kesanggupan
a.
dari pimpinan puncak yang dituangkan secara tertulis dengan singkat
berisi
kebijakan
dan
sasaran
perusahaan
di
bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran b.
Personil
:
personil
yang
mempunyai
wawasan aspek penanggulangan kebakaran c.
Dana : semua kegiatan yang menggunakan
3
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 4 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
sarana, sumber daya manusia dan teknologi tidak akan terlepas dari kebutuhan dana Partisipasi
d.
: partisipasi berdasarkan tugas
dan tanggungjawab diantara tingkat jenjang jabatan, karena unsur penanggulangan kebakaran harus masuk kedalam semua kegiatn puskesmas. 4.
Keberhasilan
Sistem
Manajemen
Penanggulangan Kebakaran, sangat ditentukan oleh:
Kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk tindakan dan perbuatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan program.
Semangat karyawan dalam melaksanakan program penanggulangan kebakaran sebenarnya tidak akan terlepas dari faktor dominan yang ada didalam perusahaan itu sendiri, walaupun ada juga faktor luar yang mempengaruhi.
E.
JENIS
ALAT
PEMADAM
KEBAKARAN,
BESERTA
PROSEDUR
PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) a. Pengertian Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu
orang
untuk memadamkan
api
pada mula terjadi
kebakaran. b. Jenis Alat Pemadam Api Ringan 1)
Cairan (air);
2) Busa; 3) Tepung Kering; 4) Gas (Hydrocarbon Berhalogen dan Sebagainya) c. Pemasangan
dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) 1)
Pemasangan :
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
4
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 5 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai
dan
diambil
serta
dilengkapi
dengan
pemberian tanda pemasangan.
Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan, atau disesuaikan dengan kondisi tempat yang ada.
Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
Penempatan alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja, atau disesuaikan dengan rencana pengadaan APAR.
Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
Setiap
alat
pemadam
api
ringan
harus
dipasang
(ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati.
Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
5
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 6 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C, kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut.
Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
2) Pemeliharaan
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu : a) Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan; b) Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat.
Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan meliputi hal-hal sebagai berikut: a)
Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan
dalam
pengaman
tabung,
cartridge
rusak
atau
atau
tabung
tidaknya
segi
bertekanan
dan
mekanik penembus segel; b)
Bagian-bagian
luar
dari
tabung
tidak
boleh
cacat
termasuk handel dan label harus selalu dalam keadaan baik; c)
Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak boleh retak atau menunjukan tanda-tanda rusak;
6
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 7 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
Cara-cara pemeriksaan alat perlengkapan pemadam api ringan dapat dilakukan dengan cara lain sesuai dengan perkembangan.
F.
DIKLAT PENANGGULANGAN KEBAKARAN Dalam upaya peningkatan pengetahuan serta ketrampilan sumber daya manusia yang dimiliki puskesmas , maka perlu dilaksanakan: 1.
Pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan bagi seluruh pegawai Puskesmas .
2.
Sosialisasi prosedur tanggap darurat kebakaran bagi seluruh pegawai Puskesmas .
G.
UPAYA PENANGANAN SAAT KEJADIAN MUSIBAH KEBAKARAN 1. Upaya penyelamatan jiwa Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan evakuasi Penanganan Pasien, Penunggu, Pengunjung (korban massal) : a. Mobilisasi SDM
(petugas medis: dokter/ perawat, nonmedis:
petugas keamanan, staf penunjang, dll) b. Proses Penanganan: Penanganan dan evakuasi untuk pasien, dan penyelamatan bagi penunggu, pengunjung maupun petugas yang memerlukan, bila terjadi kebakaran di ruang rawat atau ruang pelayanan medik, antara lain: 1) Rescue ( penyelamatan segera ) 2) Triage
( seleksi berdasarkan kegawatan untuk memberikan
prioritas pelayanan ) 3) Evacuation ( melakukan transportasi ketempat yang di butuhkan dengan cepat dan aman) c. Penyiapan area kerja (penampungan korban di Puskesmas ) : 1) Ruang tindakan 2) Penambahan daya tampung ruang rawat d. Penampungan dan Pendataan : 1) Perubahan fungsi ruang
7
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 8 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
2) Koridor diubah menjadi ruang rawat pasien tidak gawat darurat 2. Penyelamatan Sarana dan Prasarana Puskesmas Merupakan seluruh
Sarana dan Prasarana Puskesmas , meliputi:
peralatan non medis, ambulans, peralatan medis, bahan medis habis pakai, obat, dll bila terjadi kebakaran harus di upayakan untuk diamankan / diselamatkan semaksimal mungkin. 3. Penyelamatan Dokumen Pasien, Pegawai Penyelamatan
Dokumen Pasien,
Dokumen
kepegawaian,
Dokumen
Keuangan dan Dokumen penting lainnya, bila kebakaran terjadi di ruang perkantoran ( administrasi, keuangan, medical record ).
H.
PROSEDUR TANGGAP DARURAT KEBAKARAN 1. Lingkup Prosedur tanggap darurat kebakaran ini berlaku di lingkungan Puskesmas . 2. Tujuan, antara lain : a.
Memberikan panduan bagi penanggung jawab beserta tugas dan kewenangannya saat terjadi kebakaran.
b. Menjamin keamanan jiwa seluruh penghuni dan pemakai bangunan saat terjadi kebakaran termasuk tindakan evakuasi yang aman, tertib, dan teratur. c.
Mengurangi
kerugian
harta
benda,
kerusakan
dokumen,
dan
peralatan – peralatan penting lainnya pada saat terjadi kebakaran. d. Menjamin berfungsinya sistem peringatan awal menggunakan alarm kebakaran secara dini. e.
Sebagai
panduan
peningkatan
dalam
keterampilan
kebakaran.
8
latihan dan
kebakaran
efektifitas
dalam
upaya
rangka
pemadaman
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN No.Dok : TU/KA/2016 KERANG KA ACUAN
No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 03 Maret 2016 Halaman : 9 dari 9
PUSKESMA S KARANGDO RO
dr. Wahyudi NIP. 19641110.200904.1.001
3. Uraian Tugas Masing-Masing Personel (Wewenang & Tanggung Jawab), Saat Terjadi Musibah Kebakaran a. Kepala Puskesmas , mempunyai tugas: 1) Menerima laporan dari Ka. TU tentang kejadian kebakaran 2) Memantau proses penanganan kebakaran 3) Berkoordinasi
dengan
lintas
sektor
(Kepolisian
dan
Dinas
Pemadam Kebakaran) b. Kepala TU , mempunyai tugas: Memberikan laporan kejadian kebakaran kepada Kepala puskesmas dan
berkoordinasi
dengan
pihak
terkait
untuk
penanganan
kebakaran. 1) Melaporkan proses kegiatan pemadaman kebakaran kepada Kepala puskesmas 2) Mengkoordinir pegawai dalam pemadaman kebakaran 3) Melaporkan proses kegiatan pelayanan korban kebakaran kepada Kepala puskesmas 4) Mengkoordinir dalam menangani korban kebakaran c. Regu penanggulangan kebakaran, mempunyai tugas: 1)
Memadamkan kebakaran;
2)
Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
3)
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan;
4)
Mengamankan lokasi tempat kerja;
5)
Melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran
9