KEGAWA KEGAWATDARURATAN TDARURATAN INFEKSI IN FEKSI OROMAKSILOFASIAL OROMAKS ILOFASIAL
I.
Pendahuluan
Infeks Infeksii dapat dapat terjad terjadii akibat akibat tergan terganggu ggunya nya keseim keseimbang bangan an antara antara tuan tuan rumah rumah ( Host), Host), mikroorg mikroorganism anismee ( Agent Agent ) dan lingku lingkungan ngan.. Infeks Infeksii dapat dapat bersif bersifat at akut atau kronis. Infeksi akut biasanya disertai pembengkakan dan rasa sakit yang hebat dengan manifestasi sistemik malaise, dan demam. Infeksi kronis sering ditandai oleh adanya ketidak nyamanan dalam berbagai tingkatan serta reaksi jaringan lokal seperti odem, keme kemera rahan han,, saki sakitt pada pada wakt waktu u penek penekana anan, n, pembe pembent ntuk ukan an fist fistul ula, a, nekro nekrosi sis, s, dan dan manifestasi sistemik yang ringan. Infeksi merupakan suatu peristiwa masuk dan berkembangnya mikroorganisme di dalam tubuh yang kemudian akan menimbulkan reaksi inflamasi. Infeksi yang berasal dari geligi disebut dengan infeksi odontogenik. Abses merupakan suatu infeksi infeksi yang berjalan cepat, terlokali terlokalisir sir
yang manifestas manifestasinya inya berupa peradangan, peradangan,
pembengkakan, serta berkumpulnya pus dalam rongga yang terbentuk disertai kerusa kerusakan kan jaring jaringan an setemp setempat at dan adanya adanya nyeri nyeri tekan. tekan. Infeks Infeksii odontog odontogeni enik k dapat dapat melibatkan spasia-spasia daerah kepala dan leher, keterlibatan ini dapat berasal dai gigi penyebab. (Peterson, !!"# $opa%ian, !!). Perawatan pada penderita infeksi pada daerah oromaksilofasial, pertama kali harus harus dituju ditujukan kan pada penyelam penyelamatan atan jiwa jiwa dengan dengan memper memperhat hatika ikan n jalan jalan nafas nafas dan pernafasan, dan sirkulasi (airways, (airways, breathing, circulation). circulation). Ludwig Ludwig angina merupakan salah salah satu satu jenis jenis infeks infeksii yang yang menyan menyangkut gkut spasia spasia subman submandib dibula ula kiri kiri dan kanan, kanan, submental submental serta sublingual. sublingual. Infeksi ini merupakan merupakan kedaruratan kedaruratan yang harus segera ditangani ditangani karena dapat menyebabkan menyebabkan terjadiny terjadinyaa sumbatan sumbatan jalan napas (Pederson, (Pederson, &''# onseca, &'''). *akala *akalah h ini akan akan membaha membahass tentan tentang g anatom anatomi, i, patogen patogenesa esa,, bakteri bakteriolo ologis gis,, macammacam-mac macam am infeks infeksii orofas orofasial ial dan penata penatalak laksan sanaan aan kegawat kegawatdar darura uratan tan infeks infeksii oromaksilofasial.
&
II.
Anatomi
+epala dan leher dikelilingi oleh ruang fasial (spatium) yang biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat longgar. patium tersebut merupakan daerah yang pertahanan terhadap infeksi kurang sempurna. patium pada daerah fasial dibagi menjadi tiga bagian yaitu pertama, spatium fasial primer, yang terdiri dari spatium maksila primer meliputi
sekunder kaninus, spasium bukalis dan infratemporalis#
spatium mandibula primer yang meliputi spatium submental, spatium sublingual dan spatium submandibular. patium ke dua adalah spatium fasial sekunder yang meliputi spatium masseter, spatium pterigomandibular, dan spatium temporal, spatium ketiga adalah spatium fasial serikalis yang meliputi spatium faringeal lateral, spatium retrofaringeal, dan spatium preertebra.
III.
Patofiiolo!i dan "a#te$iolo!i
mumnya infeksi rongga mulut merupakan mix-infections, yaitu infeksi karena dua atau lebih jenis kuman patogen. Infeksi dalam rongga mulut biasanya berasal dari jaringan apical (gigi non ital, akar gigi, kista periapikal yang terinfeksi), jaringan periodontal, dan jaringan perikoronal, yang akan menyebabkan infeksi pada jaringan sekitarnya. /ila tidak segera dilakukan perawatan yang baik, maka proses akan berlanjut, sehingga akan terjadi supurasi yang disebabkan oleh bateri stafilokokus atau kadang-kadang juga dapat terjadi mixed infection dengan kuman anaerob, kemudian diikuti proses destruksi tulang aleolar dan tempat tersebut terisi oleh pus, disebut sebagai abses dentoaleolar ($opa%ian, &''0# Peterson, &''1). Infeksi akan semakin meningkat dan pus akan bertambah banyak berada dalam tekanan, mencari jalan keluar kedaerah dengan resistensi rendah yaitu jaringan spongiosa, menembus korteks tulang, kemudian pus akan bertahan dibawah periost. +eadaan ini disebut subperiostal abses dengan gejala sakit yang hebat. tadium berikutnya pus akan menembus periost, masuk jaringan lunak dan rasa sakit berubah menjadi rasa kemang (rasa sakit berkurang).
Infeksi pada rongga mulut kebanyakan disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus serta mikroorganisme gram negatif yang berbentuk batang dan anaerob (Pedersen, &'').
I%.
Pen&e'a$an Infe#i O$oma#ilofaial
Infeksi didaerah aleolar ini secara klinis dapat berupa abses kronis dan akut. Abses kronis tidak menunjukkan gejala klinis yang berarti, sehingga ditemukan secara tidak sengaja, misalnya pada waktu pembuatan rontgen untuk tujuan perawatan yang lain misalnya untuk
mencari ada tidaknya fokus infeksi. Pada
beberapa kasus dijumpai skin fistula yang merupakan tanda fokus infeksi disekitar apeks gigi yang nekrotik ($opa%ian, &''0# Peterson, &''1(. Abses akut, biasanya diikuti oleh gejala-gejala klinis yang nyata. Adanya pembengkakan merupakan merupakan reaksi lokal terhadap iritasi mikroorganisme yang patogen yang bermanifestasi didalam jaringan lunak,menunjukkan tanda-tanda perdangan akut seperti rubor, tumor, dolor, kalor dan functiolesa. 2yeri hebat yang terjadi pada abses akut di sebabkan pus terkurung dalam tulang. 3asa nyeri dan sakit ini akan berkurang bila terjadi perforasi pus kejaringan lunak sekitarnya yang kemudian akan menjadi selulitis jaringan lunak yang berariasi tergantung lokasi abses. 4ika berkumpul diestibulum, maka gusi akan membengkak, merah, dan kemudian terjadi fluktuasi. 4ika terjadi pada rahang atas maka jaringan pipi dapat membengkak hingga kadangkadang menutupi daerah mata. Pembengkakan akibat abses dentoaleolar sangat berariasi. /iasanya terjadi pada bagian labial5bukal mandibula5maksila dan lingual mandibula. Pembengkakan pada bagian palatal sangat jarang, dan biasanya didiagnosa banding dengan kista atau tumor. Pembengkakan ekstra oral biasanya disertai odema muka pada sisi yang terinfeksi, dengan akibat pembesaran kelenjar limfe, sehingga secara klinis kelenjar akan teraba dengan konsistensi lunak dan sakit bila ditekan. 6okasi pembengkakan akibat adanya abses akut tergantung pada regio mana infeksi terjadi. (7ans, &'8# $opa%ian, &''0# Peterson, &''1).
"
Penyebaran abses dentoaleolar ditinjau dari potensial space sekitar mulut dan rahang digolongkan dalam9 penyebaran daerah maksila dan penyebaran daerah madibula.
7ambar &. Penyebaran Abses ke jaringan sekitarnya (+ruger,&'10)
Penyebaran didaerah maksila dapat dikembangkan dalam lokasi yang sangat berariasi yaitu pada9 &.
Abses pada bibir atas# secara umum abses terbentuk dibawah m. orbicularis oris diatas estibulum atau dalam space antara m. leator anguli oris dan leator superior. Infeksi pada apeks insisius mengakibatkan collateral odem, kemudian terjdi cellulitis dengan gelaja bibir atas bengkak, menjorok kedepan, sisi hidung dan bawah mata membengkak. Penyebaran
lebih lanjut dapat
menyebabkan caernosus sinus thrombosis yang dapat menyebabkan kematian. +eadaan ini disebabkan oleh karena infeksi menyebar dari superior labial enous ple:us ke ena facialis melalui . angularis atau opthalmicus kedalam caernosus. .
Abses fosa canina# sebagai akibatr infeksi apeks gigi premolar atau caninus atau kadang-kadang akar bagian bucal molar pertama. Pengumpulan pus pada space antara m. leator labii superior, yang bagian depan dibatasi oleh m. orbicularis oris dan dibelakang oleh m. buccinator. 7ejala yang ditunjukkan adalah# pointing pada sulcus bucalis, muka bengkak, tegang dan merah, nasolabial fold menghilang (terangkat), adanya odema dibawah dan diatas mata.
".
Abses dalam bucal space (gambar )# penyebaran infeksi berasal dari apeks gigi molar dua rahang atas atau dapat juga berasal dari gigi posterior rahang bawah. Pengumlulan pus pada space antara m. maseter, m. buccinator dan m. pterygodeus internus. 7ejala yang ditunjukkan adalah adanya abses dibawah mukusa bukal dan menonjol kedalam rongga mulut, penyebaran dapat terjadi ke
0
submaksilaris space atau meluas kebelakang dan kedalam infra temporal space(7ans, &'8).
7ambar . Abses /ukal space (7ans, &'8)
Abses infra temporal space# penyebaran berasal dari gigi molar rahang atas. +asus ini jarang ditemui. Infra temporal space berada dibawah bidang hori%ontal melalui lengkung %igomatic. /agian lateral dibatasi ramus mandibula dan bagian dalam oleh m. pterygoideus internus, sedangkan bagian atas dibatasi m. pterygoideus eksternus. Posterior %ygomatic space disebut sebagai pterygoma:ilary fossa. /agian terbawah dari infratemporal space disebut pterygomandibular space. 7ejala yang ditunjukkan adalah# tidak jelas, rasa sakit hebat pada waktu membuka mulut, trismus, kadang-kadang didapat pembengkakan pharyn: sehingga sukar menelan (7ans, &'8# $opa%ian, &''0# Peterson, &''1).
Penyebaran didaerah mandibula dapat mengenai ($opa%ian, &''0# Peterson, &''1)9 &. 6ocali%ed mandibular abses# penyebaran berasal dari gigi penyebab yaitu gigi premolar dan incisius rahang bawah. Pembengkakan terdapat pada tepi mandibula bagian anterior a. ma:ilaris e:ternus. 7ejala yang ditunjukkan adalah rasa sakit (kadang-kadang ada kadang-kadang tidak ada). . ubmental space abses (superficial sub lingual space abses)# penyebaran dari apeks gigi anterior dan premolar rahang bawah (gambar "). 3uang ini terdapat antara m. mylohyoid dan platysma, dalam ruang ini terdapat pars anterior, digastricus dan kelenjar lymphe sub mentale. 7ejalanya memberikan gambaran cellulitis umum, pembengkakan keras, dan fluktuasi positif (7ans, &'8).
;
7ambar ". Abses ub mental (7ans, &'8)
ubmandibular space abses (gambar 0)# penyebaran terdapat pada space yang dibagian medialnya dibatasi m.hyoglossus dan digastricus, bagian lateralnya dibatasi oleh superficial fascia dan kulit, mengelilingi sub maksilaris dan kelenjar lymphe submaksilaris. 7ejalanya adalah pembengkakan pada angulus mandibula, palpasi sakit, menelan sakit, dan sialodenitis lymphadenitis. Penyebaran dapat kearah lateral pharingeal space cranial fossa dan kadang-kadang ke mediastinum. /ila penyebaran kearah posterior dan melewati angulus mandibula, maka disebut perimandibular abses (7ans, &'8# $opa%ian, &''0# Peterson, &''1 ).
7ambar 0. A. Abses ubmandibula# /.
". Abses sublingual space (deep sub lingual space abses)# penyebaran infeksi kelingual tulang mandibula, space ini berada diantara m. mylohyoid dan dibatasi oleh m. genioglosus dan geniohyoid dan kelateral oleh permukaan lingual mandibula (gambar ;). Pengumpulan pus menyebabkan kelenjar sublingual terangkat dan memisahkan otot-otot didaerah ini, membentuk abses intermuskular yang mendesak lidah keatas. 7ejala yang ditunjukkan adalah pembengkakan dibawah lidah, dasar mulut terangkat, kesukaran menelan, dapat terjadi dispnoe (7ans, &'8).
7ambar ;. A. Abses sub lingual# /. gambaran frontal abses sublingual# =.
ubmasteric space abses (7ambar )# penyebaran dari gigi * rahang bawah, yang terletak pada diantara m. maseter dan lateral mandibula. >tot maseter melekat pada ramus mandibula ditiga tempat yaitu bagian dalam (deep part ), bagian tengah (medial part ), bagian luar ( superficial part ). pace ini terletak diantara bagian-bagian otot ini, melebar kebelakang atas sejajar bagian dalam dan tengah. 7ejalanya, pembengkakan sangat minim, trismus, pada keadaan lanjut dapat menimbulkan osteomyelitis subperiostal (7ans, &'8# $opa%ian, &''0# Peterson, &''1).
7ambar . Abses ub maseter (7ans, &'8)
0. Parotid space abses# jarang dijumpai karena jarang disebabkan oleh gigi. /iasanya disebabkan parotitis. 6etaknya terbentang antara dua lapisan fasia berhubungan langsung dengan parapharyngeal dan subma:illary space (gambar 8). 7ejalanya, sakit pada waktu makan, dan menelan, rasa sakit hebat didaerah parotis sampai ketelinga, kadang-kadang ada trismus (7ans, &'8).
7ambar 8. A. Abses ubparotis# /. 7ambaran frontal# =.
8
;. Parapharyngeal space abses# penyebaran biasanya berasal dari infeksi *", atau abses pterygomandibular, bentuk space konus dengn basis diatas tengkorak dan puncaknya
berhubungan
dengan selubung dibawah karotid (gambar 1).
Parapharyngeal space merupakan gabungan lateral pharyngeal space dan retropharyngeal space. 7ejalanya, trismus hebat, abses dalam retropharyngeal space menekan buccopharyngeal facia kedepan mempengaruhi pharin:, sehingga sukar bernafas dan menelan (7ans, &'8).
7ambar 1. A. Parapharingeal abses# /. 7ambaran frontal# =.
%.
Penatala#anaan Ke!a)atda$u$atan Infe#i O$oma#ilofaial
Perawatan infeksi ini harus dilakukan secara tepat dan adekuat, agar tidak terjadi
penyebaran infeksi lebih lanjut. Pada infeksi akut, dengan memberikan
antibiotik yang tepat sesuai dengan jenis mikrobanya. Antibiotik yang biasa digunakan adalah, ben%yl penisilin sebanyak & juta unit, Procaine peniciline sebanyak !! ribu unit setiap & jam, tetrasiklin sebanyak ;! mg-;!! mg, antibiotik ini diberikan sampai diperoleh hasil kultur bakteri. Pada pasien dengan diagnosa Ludwig angina segera dipasang infus 2a=l dan
&;
tetes per menit, bila memungkinkan segera lakukan
pemeriksaan darah dan urin lengkap, thora: photo dan panorami: photo. Pemberian antibiotik dapat mempersingkat penjalaran infeksi dan memberikan proteksi kepada penderita yang mengalami tindakan ekstraksi serta mengurangi bahaya komplikasi. Pemberian antibiotik berlangsung sampai tanda-tanda infeksi hilang, dan tindakan selanjutnya adalah menilai keadaan gigi penyebab. Pada keadaan akut tidak dibenarkan mengadakan pencabutan gigi penyebab karena dikhawatirkan
1
akan terjadi infeksi yang lebih berat dan kemungkinan terjadi kematian karena sepsis. $indakan drainage hampir selalu dilakukan pada setiap kasus abses (7ans, &'8# $opa%ian, &''0# Peterson, &''1). Insisi drainase yang akan dilakukan bertujuan untuk membuat suatu jalan keluar bagi akumulasi pus dan bakteri yang terdapat di bawah jaringan tersebut.
bagian lain
diperlukan bila
ditemukan keadaan sistemik yang memperberat keadaan, seperti diabetes melitus, dispnoe. Penggantian drain dilakukan tiap hari sampai pus tampak kering. /ila telah memungkinkan segera lakukan ekstraksi gigi penyebab.
%I.
Keim*ulan
Infeksi pada spacia rongga mulut pada umumnya berasal dari infeksi gigi yang tidak segera dilakukan perawatan. Infeksi ini bersifat mi:ed-infections yang artinya adalah bakteri yang menyertai infeksi ini umumnya lebih dari satu macam. Pengobatan yang adekuat dapat menghentikan penjalaran infeksi dan infeksi dapat disembuhkan dengan menghilangkan focus infctions.
%II.
Dafta$ Puta#a
$opa%ian and *orton, &''0, Oral and axillo !acial "nfektion, " rd ed., / saunders company, Philadelphia, A. Peterson 6. &''1. Oral and axillofacial #urgery. " rd ed., *osby-year book, Inc., t 6ois, *issouri, A. 7ans /, &'8 , Atlas of Oral #urgery, $he =@ *osby =ompany, t 6ois, A.
'