KEBUTUHAN SPIRITUAL
A.
Pengertian Spiritualisasi Spiritualisasi adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala sesuatu yang pernah diperbuat.
B.
Hubungan Spiritual, Sehat dan Sakit Agama merupakan petunjuk perilaku perilaku karena di dalam agama terdapat ajaran bak dan larangan yang dampak berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang. Agama sebagai sumber dukngan
bagi
seseorang
yang
mengalami
kelemahan
untuk
membangkikan semangat untuk sehat. C.
Perkembangan Spiritual 1. Usia anak-anak Tahap
perkembangan
kepercayaan
berdasarkan
pengalaman. Anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikui ritual orang lain. Pada masa prasekolah kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencotoh aktivitas keagamaan orang lain dan biasanya sudah mulai bertanya tentang Penciptanya 2. Usia remaja akhir Tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan 3. Usia awal dewasa Masa pencarian kepercayaan diri, diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayai.
4. Usia pertengahan dewasa Tingkatan kepercayaan dari diri sendiri, diawali dengan semakin
kuatnya
kepercayaan
diri
yang
dipertahankan
walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual 1. Perkembangan: usia perkembangan perkembangan dapat menentukan menentukan proses proses pemenuhan
kebutuha
spiritual,
karena
setiap
tahap
perkembangan memiliki cara menyakini kepercayaan terhadap Tuhan. 2. Keluarga: karena keluarga memiliki memiliki ikatan emosional emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-sehari. 3. Ras / suku: faktor ini berbeda sehingga sehingga pemenuhan pemenuhan kebutuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. 4. Agama yang dianut: keyakinan agama yang dimiliki dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual. 5. Kegiatan keagamaan: adanya adanya faktor ini dapat mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan mendekatkan diri kepada Penciptanya.
E.
Konsep Pengkajian Kebutuhan Spiritual Umum 1. Keluhan Utama a. Apakah saat ini Saudara mempunyai masalah? b. Bagaimana Saudara menanggapi masalah yang sedang Saudara hadapi? c. Apakah Saudara Saudara ada keluhan tentang tentang kehidupan kehidupan beribadah beribadah Saudara, jika ada apa keluhan itu?
2. Keyakinan dan makna a. Menurut Saudara, Saudara, arti hidup Saudara Saudara seperti apa?
b. Menurut Saudara, apa yang memberi arti bagi hidup Saudara? Misalnya kejadian, peristiwa atau pengalaman tertentu yang berkesan dan membuat hidup Saudara berubah? c. Bagi Saudara,
apa hal
yang paling
penting dalam
kehidupan Saudara?
3. Autoritas dan pembimbing a. Apa yang membuat Saudara Saudara kuat menghadapi kehidupan? b. Ketika Saudara memiliki masalah, Siapa yang biasanya menolong Saudara? c. Apakah seseorang seseorang yang yang menolong Saudara mengerti mengerti betul tentang kehidupan Saudara sehingga orang itu dapat membantu masalah yang Saudara sedang hadapi?
4. Pengalaman dan emosi a. Adakah suatu masalah yang membuat Saudara berubah dalam
menjalani
hidup?
Misalnya
kejadian
atau
pengalaman tertentu yang membuat Saudara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. b. Apa arti arti suatu masalah bagi Saudara? Saudara? c. Bagaimana Saudara Saudara memecahkan masalah yang sedang Saudara hadapi? d. Menurut Saudara Saudara orang yang sehat sehat seperti apa? e. Menurut Saudara Saudara orang yang sakit sakit seperti apa? f.
Apakah masalah yang yang pernah Saudara alami alami mengubah mengubah perasaan atau tingkat emosi?
g. Bagaimana menjalankan ibadah bila Saudara sakit? h. Apakah Saudara menanamkan menanamkan perilaku yang baik kepada kepada masyarakat sekitar? i.
Bagaimana kiat Saudara Saudara untuk bisa menjadi menjadi contoh bagi masyarakat di sekitar?
5. Ritual dan ibadah a. Bagaimana kebiasaan beribadah Saudara, baik dalam keluarga maupun masyarakat? b. Bagaimana peran anggota anggota keluarga atau sahabat Saudara Saudara dalam menjalankan kebiasaan beribadah? c. Berapa kali Saudara Saudara mengikuti mengikuti kajian kajian keagamaan? keagamaan? d. Ketika Saudara memiliki masalah, masalah, apakah masalah tersebut tersebut mempengaruhi atau mengganggu kebiasaan Saudara dalam beribadah? e. Bagaimana cara Saudara Saudara memecahkan memecahkan masalah masalah tersebut? f.
Dalam
keadaan
seperti
apa
Saudara
membutuhkan
dukungan spiritual? g. Apakah Saudara Saudara pernah pernah membutuhkan membutuhkan kegiatan kegiatan spiritual? spiritual? h. Bagaimana toleransi Saudara Saudara dengan dengan agama agama lain? i. Apakah Saudara menyisihkan sebagian rizki Saudara kepada orang yang kurang mampu? j.
Apakah Saudara sering sering pergi ke tempat ibadah?
6. Dorongan dan pertumbuhan a. Apakah ada
perubahan tentang
pandangan Saudara
mengenai keyakinan dalam agamapada saat ini dan masa lalu? b. Bagaimana
kebiasaan
beribadah
Saudara
sekarang
dibanding dulu? c. Apakah cita Saudara Saudara impikan impikan dulu sudah sudah tercapai? tercapai?
7. Panggilan dan konsekuensi a. Apakah pekerjaan pekerjaan Saudara Saudara mengganggu mengganggu ibadah Saudara? Saudara? b. Apakah saat Saudara sakit, akan menganggu ibadah Saudara? c. Apakah
kondisi
tersebut
akan
menurunkan keimanan Saudara?
meningkatkan
atau
F.
Pengkajian kebutuhan spiritual menurut agama yang dianut 1. Untuk klien beragama Islam a. Apakah
masalah
atau
sakit
yang
saudara
hadapi
mengganggu pelaksanaan ibadah saudara? b. Apakah karena masalah atau sakit tersebut saudara kesulitan menunaikan ibadah salat? c. Apakah saudara saudara berkeinginan berkeinginan untuk melaksanakan melaksanakan ibadah ibadah puasa? d. Apakah karena masalah atau sakit tersebut saudara kesulitan menunaikan ibadah puasa?
2. Untuk klien klien beragama beragama Kristen Kristen atau Katholik a. Apakah
masalah
atau
sakit
yang
saudara
hadapi
mengganggu pelaksanaan sembahyang saudara setiap hari? b. Apakah
saudara
ada
masalah
untuk
menunaikan
sembahyang hari Minggu?. c. Apakah
sakit
atau
masalah
yang
saudara
alami
menghambat keinginan saudara melaksanakan kegiatan di hari Raya Natal atau Paskah?
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Hari, tanggal
: Rabu, 2 November 2011
Jam
: 12.00
Oleh
: Kartika
Tempat
: RS Sardjito
Metode
: Wawancara
Sumber data
: Klien, keluarga klien dan status klien
1.
Identitas a.
b.
Pasien Nama
: Ny „A‟
Umur
: 18 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Alamat
: Wonosari, Gunungkidul
Suku
: Jawa
Bangsa
: Indonesia
Penanggung jawab Nama
: Ny „S‟
Umur
: 25 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: S1
Agama
: Islam
Hubungan
: Kakak
Alamat
: Wonosari, Gunungkidul
2.
Hasil Pengkajian a.
Klien mengungkapkan mengungkapkan bahwa ia tidak menerima menerima keadaan keadaan sekarang ini.
b.
Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya.
c.
Klien mengatakan tidak kuat dalam dalam menghadapi menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit
d.
Klien mengatakan mengatakan selama selama dirawat dirawat di rumah sakit merasa merasa tingkat emosinya meningkat.
e.
Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak berdaya.
f.
Klien mengungkapkan mengungkapkan bahwa klien kurang kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya.
g.
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup.
h.
Klien menyatakan menyatakan bahwa bahwa dirinya merasa merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga.
i.
Klien mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu mengganggu aktivitas beribadah.
j.
Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur.
k.
Klien mengatakan mengatakan semenjak dirawat di rumah rumah sakit sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di masjid.
Pemeriksaan fisik: fisik: a.
Tekanan darah
: 130 / 90 mmHg
b.
Nadi
: 110 x / menit
c.
Respirasi
: 25 x / menit
B. Analisa Data DATA DS :
MASALAH PENYEBAB Distres spiritual Penyakit kronis
Klien mengungkapkan bahwa ia
tidak menerima keadaan sekarang ini. Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya. Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa tingkat emosinya meningkat. Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak berdaya. Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga.
DO :
Klien tampak lesu. Klien tampak tidak bersemangat saat berbicara Nadi : 110 x/menit TD : 130/90 MmHg Respirasi : 25 x/menit DS : Hambatan Klien mengatakan bahwa rasa religiositas nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur. Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan
Penyakit / sakit
keagamaan seperti berjamaah di masjid. DO :
Klien tampak lemas.
shalat
C.
Diagnosa Keperawatan 1. Distres spiritual berhubungan berhubungan dengan sakit kronis kronis ditandai dengan : DS : a. Klien mengungkapkan bahwa ia tidak menerima keadaan sekarang ini. b. Klien tidak bisa mengatakan mengatakan arti hidupnya. hidupnya. c. Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit d. Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa tingkat emosinya meningkat. e. Klien mengungkapkan mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan dan tidak berdaya. f.
Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai tujuan tujuan hidup dalam dirinya
g. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup. h. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga. DO : a. Klien tampak lesu. b. Klien tampak tampak tidak bersemangat saat berbicara c. Nadi
: 110 x/menit
d. TD
: 130/90 MmHg
e. Respirasi
: 25 x / menit
2. Hambatan religiositas berhubungan dengan penyakit/sakit ditandai dengan : DS : a. Klien mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah. b. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur. c. Klien mengatakan semenjak semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di masjid. DO : Klien tampak lemas.
D. D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KEPERAW ATAN
NO 1.
Nama
: Ny. “A”
Dx medis
: Vertigo
Umur
: 18 tahun
Hari, tanggal : Rabu, 2 November 2011
Rabu, 2 November 2011
Rabu, 2 November 2011
RENCANA INTERVERENSI Rabu, 2 November 2011
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Distres spiritual berhubungan dengan sakit kronis ditandai dengan : DS : Klien mengungkapkan bahwa ia tidak menerima keadaan sekarang ini. Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya. Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa tingkat emosinya meningkat. Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak
Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan 1. Meningkatkan tindakan keperawatan hubungan antara proses pemahaman tentang selama 4 kali pertemuan penyakit dan gejalanya. penyakit yang diderita selama satu minggu klien klien. tidak mengalami distress 2. Berikan informasi lisan 2. Membantu pasien spirirual dengan dengan kriteria kriteria : atau tertulis yang tepat menerima keadaan “di DS mengenai apa yang sini dan sekarang”, 1. Klien mengungkapkan sedang terjadi dan menurunkan rasa takut dapat menerima diskusikan dengan klien terhadap hal yang tidak keadaannya. atau orang terdekat. diketahui oleh klien. 2. Klien mempunyai 3. Minta klien menceritakan menceritakan 3. Menceritakan kejadian motivasi hidup. kejadian tentang timbulnya pola yang 3. Klien dapat keluarganya mengenai menggambarkan cara mengungkapkan pengalaman keluarga klien menjalani hidup makna hidup. yang positif dan dengan penuh makna. 4. Klien dapat membahagiakan. mengungkapkan tujuan hidup
DIAGNOSA KEPERAWATAN
berdaya.
TUJUAN
DO
RASIONAL Rabu, 2 November 2011 Jam : 12.00 WIB
Rabu, 2 November 2011
4. Berdoa merupakan cara yang efektif untuk normal 100-120 / 70mengatasi nyeri, stres 80 mmHg dan distress. 2. Frekuensi nadi dalam 5. Dengarkan klien dan beri 5. Ekspresi perasaan rentang normal 60dorongan untuk berbagi adalah unik untuk 100 x/menit perasaan emosi, seperti seorang individu. 3. Frekuensi respirasi marah, rasa bersalah Mendengarkan klien dalam rentang normal atau depresi dengan tanpa memberi 12-20 x/menit. cara yang paling nyaman penilaian. 4. Klien terlihat ceria. bagi klien. Meningkatkan perkembangan hubungan terapeutik yang akan meningkatkan rasa percaya dan keterbukaan. 6. Berikan apresiasi 6. Meningkatkan terhadap tanggapan optimisme klieN. 7. Menyembuhkan 7. Kolaborasi dengan penyakit klien dokter Rabu, 2 November 2011 Rabu, 2 November 2011 Rabu, 2 November 2011
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Hambatan religiositas berhubungan dengan penyakit / sakit ditandai dengan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali pertemuan
1. Menjelaskan kepada klien tentang bagaimana cara menjalankan shalat
1. Dengan menjelaskan bagaimana cara menjalankan shalat di
Klien mengungkapkan bahwa 1. TD dalam rentang klien kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga. DO : Klien tampak lesu. tampak tidak Klien bersemangat saat berbicara Nadi : 110 x/menit TD : 130/90 MmHg Respirasi : 25 x/menit
2
Pukul : 12.00 WIB
4. Mintalah klien untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdaya.
DO
Rabu, 2 November 2011
4. Berdoa merupakan cara yang efektif untuk normal 100-120 / 70mengatasi nyeri, stres 80 mmHg dan distress. 2. Frekuensi nadi dalam 5. Dengarkan klien dan beri 5. Ekspresi perasaan rentang normal 60dorongan untuk berbagi adalah unik untuk 100 x/menit perasaan emosi, seperti seorang individu. 3. Frekuensi respirasi marah, rasa bersalah Mendengarkan klien dalam rentang normal atau depresi dengan tanpa memberi 12-20 x/menit. cara yang paling nyaman penilaian. 4. Klien terlihat ceria. bagi klien. Meningkatkan perkembangan hubungan terapeutik yang akan meningkatkan rasa percaya dan keterbukaan. 6. Berikan apresiasi 6. Meningkatkan terhadap tanggapan optimisme klieN. 7. Menyembuhkan 7. Kolaborasi dengan penyakit klien dokter Rabu, 2 November 2011 Rabu, 2 November 2011 Rabu, 2 November 2011
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Jam : 12.00 WIB
Hambatan religiositas berhubungan dengan penyakit / sakit ditandai dengan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali pertemuan
1. Menjelaskan kepada klien tentang bagaimana cara menjalankan shalat
1. Dengan menjelaskan bagaimana cara menjalankan shalat di
DS :
dalam satu minggu klien di atas tempat tidur dapat menerima dan beradabtasi dengan kondisinya dengan kriteria : Klien tidak mengeluhkan 2. Kolaborasi dengan kegiatan beribadahnya.. dokter untuk memberikan obat analgesik. 3. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan waktu.
Klien mengungkapkan bahwa 1. TD dalam rentang klien kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga. DO : Klien tampak lesu. tampak tidak Klien bersemangat saat berbicara Nadi : 110 x/menit TD : 130/90 MmHg Respirasi : 25 x/menit
2
Klien
mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur. Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di masjid. DO : Klien tampak lemas.
4. Mintalah klien untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas tempat tidur klien bisa menjalankan shalat di atas tempat tidur tanpa ada kesulitan. 2. Dibutuhkan untuk menghilangkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan. 3. Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami klien.
DS :
Klien
mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur. Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di masjid. DO : Klien tampak lemas.
dalam satu minggu klien di atas tempat tidur dapat menerima dan beradabtasi dengan kondisinya dengan kriteria : Klien tidak mengeluhkan 2. Kolaborasi dengan kegiatan beribadahnya.. dokter untuk memberikan obat analgesik. 3. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan waktu.
atas tempat tidur klien bisa menjalankan shalat di atas tempat tidur tanpa ada kesulitan. 2. Dibutuhkan untuk menghilangkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan. 3. Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami klien.
E. E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dx 1.
Pukul 12.00 WIB
Tindakan Jumat, 4 November 2012 Minta klien menceritakan kejadian tentang keluarganya mengenai pengalaman keluarga yang positif dan membahagiakan.
Evaluasi
E. E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dx 1.
Pukul 12.00 WIB
Tindakan Jumat, 4 November 2012 Minta klien menceritakan kejadian tentang keluarganya mengenai pengalaman keluarga yang positif dan membahagiakan.
Evaluasi
SKENARIO ROLE PLAY TENTANG TINDAKAN KEPERAWATAN Perawat
: Selamat pagi , dek Tika!
Klien
: Selamat pagi, Sus! (tampak lemas)
Perawat
:Bagaimana Tika, tadi malam tidurnya nyenyak tidak? (menyentuh pundak klien)
Klien
: Tidak nyenyak , Sus.
Perawat
: lho kenapa?
Klien
: gak tahu ni sus perasaanku nggak enak.
Perawat
: Oh, kalau begitu saya periksa dulu.
Klien
: Baiklah, Sus
Perawat
: (sambil memeriksa TD, Suhu, RR, Nadi).Tadi malam kenapa kok tidak bisa tidur dek Tika? Apakah ada yang dipikirkan?
Klien
: iya sus.. aku merasa sudah melakukan kesalahan yang besar kepada keluarga terutama kepada ibuku.
Perawat
: memangnya apa yang dilakukan dek tika?
Klien
: penyebab aku dirawat di rumah sakit itu kan karena kesalahanku sendiri sus.
Perawat
: lho dek Tika kok bisa berkesimpulan kayak gitu?
Klien
: begini sus, aku kan dilarang sama dokter untuk melakukan aktivitas yang berlebihan. Apa lagi sampai kecapekan. Tapi saya melanggar itu sus, saat saya merasa sehat saya melakukan apa saja yang saya inginkan.
Perawat
: Apakah ibunya dek Tika atau keluarga yang lain menegur atau mengingatkan kalau dek Tika itu tidak boleh melakukan aktivitas berlebihan apalagi sampai kecapekan? kecapekan?
Klien
: Iya , sus. Terutama ibuku, beliau pasti ngomeli aku saat aku melakukan aktivitas yang berlebihan. Tapi aku tidak mendengarkan perkataannya. Pada akhirnya vertigoku kambuh dan harus dirawat di RS.
Kakak
: iya tu sus. Tika tu kalau dibilangin susah. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Makanya aku tu dah bosen banget kalau bilangin Tika. Untung aja ibu masih punya perhatian sama kamu kamu dan terus bilangin Tika.
Perawat
: sudah.sudah..yang sudah.sudah..yang berlalu biarlah berlalu. Dah mbak April gak usah nyalahin adiknya terus. Dek Tika toh sudah menyadari kalau dia salah. Setiap manusia itu pasti pernah melakukan kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak. Yang berlalu
biarlah
berlalu
yang
penting
dek
Tika
tidak
melakukan kesalahan yang sama. Kakak
: itu dengerin apa yang dikatakan suster..jangan melakukan kesalahan yang sama lagi.
Klien
: iya kak.. tapi kakak juga berhenti nyalah-nyalahin aku terus.
Kakak
: iya tapi ingat jangan melakukan kesalahan yang sama lagi
Klien
: iya kak, tenang aja. Kakak percaya deh sama aku. Tapi suster aku masih merasa bersalah nih sama kedua orangtuaku.
Perawat
: lho ada apalagi dek Tika?
Klien
: Suster tahu sendiri kan kalau biaya rawat inap di rumah sakit ini cukup mahal padahal ayahku tu cuma bekerja menjadi buruh bangunan sedangkan ibuku cuma pembantu rumah tangga. Dan selama aku dirawat di rumah sakit ini mereka
harus
lebih
bekerja
keras
lagi
untuk
dapat
membayar biaya RS ini. Aku kasihan sama orangtuaku sus, mereka harus menanggung beban yang sangat berat garagara kesalahan aku sendiri. Aku merasa aku adalah beban bagi kedua orangtuaku. Aku selalu membuat orangtuaku bekerja keras setiap hari tanpa henti. Aku hanya benalu di keluargaku sendiri, sus. Kakak
: Tik, jangan bilang begitu..orangtua kita melakukan semua itu agar kamu sembuh, agar kamu bisa sekolah dan
menggapai cita-citamu. Katanya kamu mau jadi dokter makanya kamu harus sembuh dan raihlah cita-citamu itu. Perawat
: benar itu dek Tika yang dikatakan sama kakakmu..dek Tika tidak boleh ngomong kayak gitu. Orangtua dek tika melakukan itu semua karena mereka sayang sama dek tika. Mereka berharap dek Tika itu sembuh dan dapat menggapai cita-cita dek Tika. Masak dek Tika tega membalas kebaikan kedua orangtuanya dek Tika dengan rasa putus asa kayak gitu. Itu malah membuat orangtua dek tika sedih. Apa dek tika seneng liat kedua orang tua dek tika sedih?
Klien
: yaw jelas tidaklah sus.
Perawat
: makanya dek Tika harus kuat menghadapi cobaan ini dan jangan lupa berdoa kepada Allah SWT untuk memberi kekuatan dan kemudahan kepada dek Tika agar mampu menghadapi cobaan ini.
Klien
: baiklah sus, aku akan mencobanya.
Perawat
: lha gitu dong dek. Mungkin besuk kalau dek Tika dah sembuh dan dek Tika sudah menjadi dokter, dek Tika bisa membalas semua kebaikan orangtuanya dek Tika. Apakah itu tidak menyenangkan dek tika, kita bisa membalas semua kebaikan orangtua kita. Membuat orangtua kita tersenyum itu mendapatkan pahala yang besar lho dek Tika dari Allah SWT.
Kakak
: dengerin tu tik, apa yang dikatakan suster
Klien
: iya kak…suster terimakasih ya telah membantuku
Perawat
: sama-sama dek Tika..jangan sedih lagi ya
Klien
: iya sus
Perawat
:baiklah dek Tika, apakah dek Tika sudah merasa lebih tenang?
Klien
: iya sus. Setelah saya cerita-cerita ini saya merasa lebih tenang.
Perawat
: ya kalau begitu saya akan melanjutkan memeriksa pasien yang lain ya dek Tika..kalau ada masalah lagi jangan sungkan minta tolong kepada saya atau suster yang lain..permisi mbak April dan selamat beristirahat dek Tika. Selamat pagi. !!!
Klien
: selamat pagi sus.
Kakak
: selamat pagi sus. Terimakasih !!!!!!
SKENARIO ROLE PLAY TENTANG PERAN PERAWAT SEBAGAI “KONSELOR” “ KONSELOR”
Seorang pasien yang harus operasi pengangkatan amandel Perawat : silakan masuk!!..silakan duduk ibu Ibu
: terimakasih suster
Perawat : ini dengan ibu siapa? Ibu
: saya ibunya dek tika yang dirawat di bangsal 1. Nama saya sofi.
Perawat : ada yang bisa saya bantu , bu? Ibu
: gini sus, anak saya ini kan tiga hari lagi harus operasi amandel, tapi dia nggak mau.
Perawat : lho? Lha kenapa kok nggak mau? Ibu
: katanya tika dia tuh takut disuntik sus,, padahal kayaknya itu cuma alasan aja biar operasinya gak jadi.
Perawat : oo begitu..apakah ibu sudah memberi tahu kepada dek tika kalau disuntik itu tidak sakit? Ibu
: saya sudah memberitahu sus. Saya bilang sama tika kalau disuntik tu kayak digigit semut.
Perawat : bagus itu bu..ibu sudah memberitahu Ibu
: terus apa yang harus kami lakukan sus.. tika tetep aja takut dioperasi, sedangkan operasinya tiga hari lagi? l agi?
Perawat : ibu bisa terus membujuk dek tika sampai dia mau dioperasi..beri penjelasan pada dek tika kalau operasi amandel ini demi kesehatan dia sendiri..kemudian ibu bilang sama dek tika kalau dia mau dioperasi ibu mau beliin hadiah..atau juga ibu bisa berkonsultasi sama dokter yang akan operasi dek tika, ibu Tanya sama dokter bagusnya gimana..karena dokter lebih mengerti tentang operasi amandel ini Ibu
: oh begitu ya sus.. tapi dia tu kalau dibilangin ngeyel.
Perawat : begini saja, ibu dapat menerangkan kepada dek tika tentang prosedur operasinya. Seperti, Tindakan operasi tidak sama dengan
yang
anak
saksikan
di
televisi,
yang
bersifat
menakutkan. Setelah operasi terasa sakit, pasti ada obatnya. Setelah operasi selesai, dek tika akan mendapat kesembuhan total, sehingga tidak merasa kesakitan lagi, dan tidak perlu ke dokter lagi untuk penyakit yang sama. Ibu
: oh. Misalnya selama operasi tika akan dibuat tertidur dan nyaman , nggak akan sakit. Terus ketika selesai selesai operasi, operasi, ibu akan ada disampingnya gitu ya suster?
Perawat : iya benar, atau bisa dengan bekerjasama dengan orang yang bisa membuat dek tika nurut. Ibu
: kalau nurut, dia cenderung ke tantenya sus. Kalau sama tantenya nurut banget, disuruh ngapa-ngapain mau. Perawat :ibu bisa pilih mana cara yang yang menurut ibu ibu terbaik buat dek tika
Ibu
: iya sus, kalau begitu saya akan mengambil cara yang melibatkan tantenya itu.
Mungkin dengan diberi penjelasan
dari tantenya itu tika dapat mau dioperasi. Perawat : iya buk, karena jika dilakukan pendekatan pendekatan yang yang mendalam pasti dek tika juga akan mau dioperasi. Ibu
: ya sus. Terimaksih atas sarannya
Perawat : sama-sama bu. Kalau ada kesulitan silakan ibu datang lagi l agi ke sini. Saya siap membantu ibu. Ibu
: baik sus..saya kembali ke kamar dulu ya sus, soalnya tika cuma sendiri..sekali lagi terimakasih.
Perawat : iya buk..