BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar tar Bela elakan kang
Tujuan dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan adalah menyediakan pemahaman tentang cara perusahaan atau lembaga bisnis memperoleh dan mengalokasikan
dana
yang
dimilikinya
dikenal
dengan
keputusan
pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji kelayakan suatu investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan kebijakan tentang pemberian deviden kepada pemegang saham atau yang disebut dengan keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut merupakan hal yang harus diputuskan oleh pengelola keuangan didalam menjalankan bisnisnya. Kombinasi dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan, karena keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu dalam memilih aktiva jangka panjang. Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran dan lain-lain, juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan demikian semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus mengetahui bagaimana keputusan investasi dilakukan.
1
2
Tujuan utama suatu perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham demikian pula tujuan yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang ini adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan oleh pemilik modal, pengertian nilai disini adalah sebesar nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan atas investasi, setelah penentuan aliran kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengevaluasian daya tarik dari berbagai proposal investasi yang dipertimbangkan, keputusan investasi dapat bersifat menolak atau menerima proposal yang diajukan. Ada beberapa alternatif metode-metode yang tersedia dalam pemilihan keputusan dan pengevaluasian proyek, yaitu Metode Accounting Rate Of Return (ARR), Metode Profitabili Index (PI), Metode Payback Periode (PBP), Metode Net Present Value (NPV) dan Metode Internal Rate Of Return (ARR). Keputusan investasi ini diharapkan memperoleh penerimaan-penerimaan yang dihasilkan dari investasi tersebut yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut untuk menganalisis keputusan usulan
2
Tujuan utama suatu perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham demikian pula tujuan yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang ini adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan oleh pemilik modal, pengertian nilai disini adalah sebesar nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan atas investasi, setelah penentuan aliran kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengevaluasian daya tarik dari berbagai proposal investasi yang dipertimbangkan, keputusan investasi dapat bersifat menolak atau menerima proposal yang diajukan. Ada beberapa alternatif metode-metode yang tersedia dalam pemilihan keputusan dan pengevaluasian proyek, yaitu Metode Accounting Rate Of Return (ARR), Metode Profitabili Index (PI), Metode Payback Periode (PBP), Metode Net Present Value (NPV) dan Metode Internal Rate Of Return (ARR). Keputusan investasi ini diharapkan memperoleh penerimaan-penerimaan yang dihasilkan dari investasi tersebut yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut untuk menganalisis keputusan usulan
3
investasi atau proyek investasi apakah suatu usulan investasi tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan. Sehingga bertolak dari masalah tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul: “ANALISIS UJI KELAYAKAN INVESTASI PADA PT TRIDIGNITI TRIDIGNITI MEGA MEGA POWER POWER ”.
1.2 1.2
Peru Perum musan usan Masa Masala lah h
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah tersebut, inti permasalahan yang ingin dipecahkan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima?”.
1.3 1.3
Tuju Tu juan an Pene Peneli liti tian an
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah : Untuk membuktikan kelayakan investasi dengan menggunakan metode penilaian investasi.
1.4 1.4
Manf Manfaa aatt Pen Penel elit itia ian n
Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
4
a. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan uji kelayakan investasi dalam kaitannya dengan Net Presen Value. b. Bagi Pembaca Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai usaha yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan investasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Manajemen Keuangan
2.1.1.1 Pengertian
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:4) Manajemen Keuangan (financial management) atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan adalah segala
aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan
dengan
bagaimana
memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan. Menurut James C Van Horne (2004:714) Manajemen keuangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,dan pengelolaan ativa dengan beberapa tujuan menyeluruh.
2.1.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan
manajemen
keuangan
dalam
suatu
perusahaan
secara
menyeluruh adalah sebagai berikut: 1. Mensejahterakan kemakmuran pemegang saham melalui pencapaian laba yang maksimal.
5
6
2. Menjaga Kelangsungan hidup perusahaan 3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.2
Keputusan Investasi
2.1.2.1 Pengertian
Investasi menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:138) adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan dating. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva riil dan investasi non-riil (aktiva finansial). Investasi pada aktiva riil misalnya dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Adapun investasi pada aktiva non-riil misalnya investasi kedalam surat-surat berharga. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang akan timbul. Pengambilan keputusan investasi ini mempertimbangkan aliran kas keluar (cash outflow) dan aliran kas masuk (cash inflow) yang akan
7
diperolehnya berkaitan dengan investasi yang akan diambil oleh suatu perusahaan yang akan berinvestasi.
2.1.2.2 Klasifikasi Usulan Investasi
Menurut Dr. Darmawan Sjahrial, MM (2008:20) secara umum investasi jangka panjang ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: 1. Investasi Penggantian (Replacements) Investasi penggantian asset karena sudah usang atau karena adanya teknologi yang baru. 2. Investasi Perluasan (Expansion) Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik. 3. Investasi Pertumbuhan (Growth) Investasi pertumbahan menyangkut penembahan produk baru atau diversivikasi produk. 4. Investasi Lain-Lain (Others) Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja.
8
2.1.2.3 Tipe-tipe Usulan Investasi
Setelah adanya cetusan ide untuk mengadakan investasi, langkah pertama dalam proses penanaman modal adalah menyusun daftar usulan investasi baru yang dilengkapi data secukupnya untuk bahan penganalisaan. Analisis proposal pembelanjaan modal bukanlah suatu aktivitas tanpa biaya, memang banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mengadakan suatu analisis tetapi kegiatan ini sendiri membutuhkan biaya. Untuk beberapa jenis proyek, seringkali dibutuhkan suatu analisis yang terperinci, sedangkan untuk jenis lainnya mungkin cukup diulas secara ringkas. Untuk itu perusahaan perusahaan mengadakan klasifikasi proyek menurut kategori-kategori tertentu (penggantian aktiva tetap, ekspansi pasar, proyek keamanan dan lingkungan). Semakin besar investasi yang dibutuhkan, akan semakin terperinci analisisnya dan semakin tinggi tingkat pejabat yang memutuskannya. Pada kebanyakan perusahaan tersedia lebih banyak usulan/proposal proyek dari pada kemampuan atau kemauan perusahaan memodalinya. Sebagian dari usulan itu baik, sedangkan yang lain buruk, sehingga perlu dikembangkan metode untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Hasil akhir metode ini adalah susunan rangking dari usulan-usulan itu dan titik batas seberapa jauh susunan itu dibuat. Sementara itu jika dilihat dari segi
keterkaitan
antarinvestasi,
menurut
mengelompokan investasi menjadi dua, yaitu:
Arthur
Keown
(2006:G-7)
9
1. Investasi yang Independen Investasi
dimana
keputusan
penolakan
dan
penerimaannya
tidak
berpengaruh apapun terhadap investasi lain. Misalnya keputusan untuk membeli perlengkapan untuk material handling dan mesin pengepakan rokok. 2. Mutually Exclusive Suatu proyek yang secara mendasar dilakukan secara bersamaan, sedemikian sehingga penerimaan terhadap satu berarti penolakan yang lainnya.
2.1.3
Capital Budgeting
2.1.3.1 Pengertian Capital Budgeting
Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, sedangkan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dank as keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang. Kemudian anggaran modal (capital budget) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses yang menyeluruh dari analisis proyek dan
keputusan yang berkaitan dengan anggaran modal. Menurut James C Van Horne (2004:324) Penganggaran modal adalah proses pengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun.
10
Menurut Keown Arthur (2005:306) Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses pembuatan keputusan investasi pada aset tetap. Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasika tersebut seperti halnya pada investasi dalam aktiva lancer. Perbedaanya terletak pada jangka waktu dan kembalinya dana yang diivestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Batas jangka waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak. 2.1.3.2 Pentingnya Capital Budgeting
Menurut
Dr.
Darmawan
Sjahrial
(2008:19)
capital
budgeting
mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena: 1. Dana yang akan dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan (depresiasi) dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang. 3. Pengeluaran investasi untuk pembelian :tanah, bangunan, mesin-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang cukup besar.
11
4. Kesalahan
dalam
pengambilan
keputusan
mengenai
pengeluaran
pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.
2.1.3.3 Manfaat Penyusunan Capital Budgeting
Manfaat dari penyusunan capital budgeting adalah sebagai berikut: 1. Bidang Perencanaan Yaitu merencanakan penanaman modal sendiri. 2. Bidang Koordinasi Yaitu mengkoordinir penanaman modal dalam kaitannya dengan: -
kebutuhan pembelanjaan yaitu kebutuhan kas
-
pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional
-
potensi penjualan
-
potensi keuntungan
-
potensi return on investmen
3. Bidang Pengendalian Yaitu mengendalikan perubahan modal. 2.1.3.4 Tahap-tahap Penganggaran Modal
Secara konseptual tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal adalah sebagai berikut:
12
1. Biaya Proyek Harus ditentukan. 2. Manajeman harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva. 3. Risiko aliran kas proyek harus diestimasi. 4. Dengan mengetahui risiko aliran kas proyek, manajeman menentukan biaya modal yang tepat untuk mendiskontokan aliran kas proyek. 5. dengan menggunakan dasar nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva pada perusahaan. 6. Nilai Sekarang (present value) aliran kas masuk yang diharapkan dengan present value pengeluaran yang diperlukan.
2.1.4 Biaya Modal (cost of capital)
Konsep biaya modal menurut Arthur J. Keown (2005:444) merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Dan biaya modal tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari sumber pembiayaan pribadi, dimana timbangannya sama dengan persentase modal yang ada dari beberapa sumber pembiayaan. Biaya modal menurut Martono dan Agus Harjito (2005:201) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang , saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
13
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital atau WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa, konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan dana dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-ratanya. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Selain menghitung besarnya tingkat diskonto dengan biaya modal (WACC) juga dapat menggunakan Return on Equity (ROE). ROE ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut, yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
14
Return On Equity
Laba Bersih Modal Sendiri
x 100%
Setiap sumber dana (modal asing dan modal sendiri) memiliki biaya modal sendiri yang belum tentu sama, tergantung pada resiko yang terkandung pada dana yang bersangkutan. Dalam hubungannya dengan penilaian kelayakan investasi, dalam biaya modal akan terjadi kriteria yang diisyaratkan bagi tingkat pengembalian investasi sebagai tingkat diskonto analisis kriteria investasi. Biaya modal yang dipertimbangkan WACC adalah biaya rata-rata tertimbang dari setiap modal sesudah pajak dari masing-masing sumber dana. Untuk modal sendiri, biaya modal dapat dihitung dengan menggunakan rumus Return On Equity (ROE) sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan jika diketahui modal 100% berasal dari modal sendiri. Sedangkan untuk modal asing, biaya modalnya sesuai dengan kebijakan kreditur dimana bunga ini akan terkena pajak penghasilan sesuai dengan tingkat laba usaha yang dihasilkan. 2.1.5 Arus Kas (Cash Flow)
Variabel penting dalam rumusan untuk menghitung NPV adalah arus kas. Mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku? Jawabnya sangat sederhana sekali, yaitu bahwa untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Kita tahu bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian jumlah kas yang ada dalam
15
perusahaan belum tentu sama dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut James C Van Horne (2004:304) arus kas adalah setiap metode penilaian dan pemilihan investasi proyek yang menyesuaikan arus kas sepanjang waktu sesuai dengan nilai waktu uang. Penjelasan lain juga mengatakan bahwa arus kas merupakan kas masuk bersih yang tidak sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi dan perusahaan menerima atau membayar selama beberapa periode yang ditentukan. Menurut Ciaran Walsh (2006:340) Cash Flow adalah Arus Kas masuk atau keluar ekstra yang berasal dari salah satu alternatif investasi dihitung selama evaluasi proyek modal. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:105) untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak 2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih 3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, menga ngsur pokok pinjaman dan pembayaran dividen. 4. Jangan memasukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil).
16
Cash flow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi menurut Drs. Sutrisno, MM (2003:140) dapat dikelompokkan dalam tiga macam aliran kas, yaitu: 1. Initial Cash Flow (Aliran Kas Permulaan) Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian peralatan lain dan pengeluaran lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Juga termasuk kebutuhan modal kerja dan biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu proyek. 2. Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional) Operasional Cash Flow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi. Biasanya berupa aliran kas bersih dan dapat dihitung dengan menambahkan laba akuntansi (EAT) dengan penyusutan. 3. Terminal Cash Flow (Aliran Kas Terminal) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas, misalnya dari penjualan aktiva tetap yang masih bisa digunakan, juga dana yang digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu termasuk dalam kelompok terminal cash flow adalah nilai residu dan modal kerja.
17
2.1.6
Nilai Waktu Uang
2.1.6.1 Pengertian
Menurut
AM.
Sumastuti,SE,MM
(2004:131),uang
dikatakan
mempunyai nilai waktu, karena individu lebih menyukai uang saat ini dari pada nanti, apabila uang tersebut jumlah nominalnya adalah sama. Hal ini ditunjukan dengan dipilihnya penerimaan saat ini dari pada nanti dan dipilihnya pembayaran nanti dari pada saat ini, apabila menyangkut jumlah uang yang sama. Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan (pemegang saham) dan ini sebagian tergantung dari penentuan arus kas. Oleh karena itu, salah satu penerapan konsep yang ditekankan disini adalah penilaian aliran arus kas. Misalnya para investor akan lebih suka suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun mulai dari tahun pertama sampai dengan ketiga, dari pada proyek yang memberikan keuntungan sama, tetapi mulai dari tahun keempat sampai dengan keenam. Dengan demikian waktu dari pada aliran kas yang diharapkan dimasa yang akan datang merupakan hal yang sangat penting bagi rencana investasi. Untuk menilai perbedaan waktu aliran kas ini dengan memperhatikan unsur tingkat bunga (menentukan nilai sekarang uang tersebut).
18
Bunga majemuk menunjukan bunga yang dihasilkan pada suatu periode, juga memberikan bunga pada periode berikutnya. Sedangkan present value, menunjukan nilai saat ini dari suatu penerimaan atau pengeluaran pada waktu yang akan datang. Maka dalam analisis-analisis keputusan keuangan terutama metode Net Present Value (NPV), konsep nilai waktu uang sangat penting digunakan dalam perhitungannya. Sehingga sering dikatakan bahwa konsep nilai waktu yang merupakan indikator keunggulan NPV sebagai alat analisis. 2.1.6.2 Bentuk-bentuk Nilai Waktu Uang
1. Nilai Akan Datang (Future Value) Berikut ini beberapa pengertian Future Value menurut para ahli, diantaranya : Menurut Keown Arthur (2005:157) Future Value adalah nilai masa depan atas sejumlah uang dengan periode bunga majemuk yang non tahun. Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, MM (2008:38) Future Value adalah mengetahui nilai beberapa tahun yang akan datang untuk mengetahui beberapa nilai sekarangnya. Menurut James C Van Horne (2004:715) nilai masa depan adalah nilai dimasa depan atas jumlah uang saat ini atau rangkaian pembayaran dievaluasi berdasarkan tingkat bunga yang telah ditetapkan. Menurut Eugene Brigham dan Joel Houston (2008:282) Nilai waktu akan datang adalah sebuah jumlah yang akan dicapai oleh arus kas
19
atau serangkaian arus kas yang berkembang setelah melalui jangka waktu tertentu bila dimajemukkan dengan tingkat suku bunga tertentu. Dari beberapa pengertian nilai akan datang diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa nilai akan datang adalah nilai dimasa datang dari nilai uang sekarang yang dihitung dengan konsep bunga berbunga atau bunga majemuk dengan asumsi bunga atau tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi tidak diambil tetapi diinvestasikan kembali. Rumus n
FVn = PV(1+k ) atau
FVn = PV (FVIF k,n) Dimana: FV = nilai akan datang PV = nilai sekarang i
= bunga
n
= periode
2. Present Value (nilai sekarang) Berikut ini beberapa pengertian nilai sekarang (present value) menurut para ahli, diantaranya :Menurut Keown Arthur (2005:157) Present Value adalah nilai sekarang atas sejumlah uang dengan perode bunga majemuk yang non-tahun.
20
Menurut Ciaran Walsh (2006:349) Present Value adalah jumlah yang dihitung dengan mendiskontokan aliran arus kas masa depan dari proyek dengan menggunakan suku bunga yang setara dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Menurut James C Van Horne (2004:716) Present value adalah nilai berlaku bagi jumlah uang dimasa depan, atau rangkaian pembayaran dievaluasi menurut tingkat bunga yang telah ditetapkan. Menurut Eugene Brigham dan Houston (2008:287) nilai sekarang adalah nilai dari arus kas masa depan atau serangkaian arus kas dimasa mendatang. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa nilai sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari sejumlah uang pada masa datang atau merupakan nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal. Rumus: PV =
1 PV n (1 k ) n (1 k ) PV
Atau PV = FVn (PVIF k,n) Dimana: PV = nilai sekarang FV = nilai akan datang
21
2.1.7
i
= bunga
n
= periode
Metode Penilaian Investasi
Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan, kita sekarang dapat menilai atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan proyek dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek,menurut penelitian terdahulu dengan judul ”Keunggulan NPV sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi dan Penerapannya” oleh AM. Sumastuti,SE,MM telah dikembangkan beberapa metode penilaian investasi
yaitu metode Accounting Rate of Return
(ARR),metode profitability Index (PI), metode Payback period (PBP), metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Berikut pengertian lima metode dalam penilaian investasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut: 1. Metode Accounting Rate of Return (ARR) Menurut Drs. Martono, SU (2005:140) metode Accounting Rate of Return adalah mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak(EAT), sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang dipeoleh dari investasi awal(jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua.
22
Menurut Drs. Sutrisno, MM (2007:369) Metode Accounting Rate Of Return adalah rasio dari laba bersih terhadap pengeluaran investasi rata-rata. Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menjumlahkan EAT (laba setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi. Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah dengan nilai residu dibagi dua. Setelah angka accounting rate of return dihitung kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Apabila angka ARR lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang disyaratkan, maka proyek investasi ini menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ini tidak layak. Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, karena untuk menghitung ARR cukup melihat laporan rugi laba yang ada. Sedangkan kelemehan metode ini yaitu mengabaikan nilai waktu uang (time value of money) dan tidak memperhitungkan aliran kas(cash flow). 2. Metode Metode Profit Profitabi abilit lity y Index Index (PI) (PI) Menurut James C Van Horne (2004:346) profitability index ini merupakan Rasio nilai sekarang arus kas bersih proyek dimasa depan terhadap arus keluar kas awal. Metode profitability index sering disebut dengan cost benefit analysis method. Apabila metode NPV mencari selisih antara NPV aliran kas bersih dengan present value investasi, maka metode
23
PI merupakan pembagian antau rasio antara present value aliran kas bersih dengan present value investasi. Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusa sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode profitability index ini. Formula metode PI ini adalah: PI =
Total PV dari Pr oceeds Investasi Menurut Menurut Martono Martono dan Agus Agus Harjit Harjito o (2005:145) (2005:145) pengambilan pengambilan
keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima(layak) atau ditolak(tidak layak) kita bandingkan dengan angka satu. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI<1, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. 3. Metode Payback Periode Kadang-kadang investor ingin mengetahui berapa lama semua investasi yang dikeluarkan dapat tertutup kembali. Untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti semula disebut sebagai Payback Periode. Menurut Drs.Sutrisno,MM payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima.
24
Menurut Husein Umar (2003:197) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Menurut James C Van Horne Periode (2004:340) Pengembalian adalah periode waktu diminta untuk arus kas komulatif yang diharapkan dari proyek investasi sehingga sama dengan arus keluar kas awal. Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan metode ini adalah membandingkan masa payback periode dengan target lamanya kembalian investasi. Bila payback periode lebih kecil dibandingkan dengan target kembalinya investasi, maka proyek investasi layak, sedangkan bila lebih besar proyek tidak layak. Dalam menghitung payback periode laba yang digunakan adalah laba tunai atau cash flow. Dan untuk menghitung besarnya payback periode bila cash flownya sama tiap tahun adalah: Payback Periode =
Investasi Cash Flow
1th
Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Payback Periode adalah: a. investasi investasi akan diteri diterima ma apabila apabila PP lebih lebih pendek pendek dari dari PP yang disyaratkan b. investasi akan ditolak apabila PP panjang daripada PP yang disyaratkan.
25
Kelemahan pada metode ini adalah : a. mengabaikan time value of maney b. mengabaikan
penerimaan-penerimaan
investasi
setelah
payback
periode. 4. Metode Net Present Value (NPV) Pengertian net present value menurut James C Van Horne (2004:343) adalah nilai sekarang dari arus kas bersih proyek investasi dikurang arus keluar kas awal. Pengertian NPV menurut Drs. Martono,SU (2005:145) merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang kas neto(proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays). Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu discount rate yang akan digunakan. Pada prinsipnya discount rate yang relevan adalah menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang dengan catatan tingkat risiko investasi yang sama dengan risiko bisnis perusahan secara keseluruhan. Faktor nilai sekarang yang sesuai kemudian diterapkan pada arus masuk dan arus keluar kas selama umur ekonomis dari usulan investasi. Setelah itu nilai sekarang dari semua arus masuk kas dijumlahkan dengan arus keluar kas, dimana selisihnya merupakan nilai sekarang.
26
Kebaikan dari metode Net Present Value adalah: a. memperhitungkan semua arus kas b. semua arus kas didiskontokan pada biaya modal untuk menentukan nilai sekarang c. memperhatikan nilai waktu uang Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama sumber pembiyaannya. Rumus: n
NPV =
CF t
(1 K ) t 1
t
I 0
Dimana: NPV
= Net Present Value
CFt
= Arus kas pada tahun ke-t
K
= Tingkat diskonto
I0
= Investasi awal
n
= Umur ekonomis Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Net Present Value
yaitu jika NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan
27
lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan mengembil proyek yang memiliki NPV positif, maka posisi pemegang saham meningkat. 5. Metode Internal rate Of Return (IRR) Menurut James C Van Horne (2004:341) IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan dari proyek investasi dengan arus keluar kas awal , atau IRR sering diartikan sebagai tingkat pengembalian internal dicari dengan cara trial and error atau interpolasi, dengan kata lain IRR adalah discount rate yang membuat net present value sama dengan nol. Kelemahan metode IRR adalah: a. Tingkat bunga yang dihitung merupakan angka yang sama untuk setiap tahun umur ekonomis. b. Dapat diperoleh tingkat bunga yang lebih dari satu. Rumus:
At 0 t t 0 (1 r ) n
Dimana: A = Aliran kas r = IRR t = Periode
28
Nilai IRR tidak diperoleh secara langsung melainkan melalui proses trial and error, yaitu dengan mencari nilai NPV pada tingkat suku bunga tertentu yang dipilih secara acak dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan biaya investasi. Setelah itu dilakukan interpolasi dengan menggunakan NPV positif (NPV1) dengan tingkat bunga tertentu (Df 1) dan NPV negative (NPV2) dengan tingkat bunga tertentu lainnya (Df 2) dengan rumus sebagai berikut:
NPV 1 IRR = Df1 - X ( Df 2 Df 1 ) PV 2 PV 1 Dimana: Df 1
= Discount factor ke-1
Df 2
= Discount factor ke-2
NPV1 = NPV jika digunakan discount factor ke-1 PV1
= Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil
PV2
= Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar
Kriteria yang terdapat dalam metode IRR adalah: a. Apabila IRR > cost of capital, usulan investasi akan diterima b. Apabila IRR < Cost of capital, usulan investasi akan ditolak
29
2.1.8 Depresiasi
Definisi Depresiasi adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapataan periodik yang dihasilkan. Dalam arti lain biaya yang dapat disusutkan adalah jumlah total penyusutan yang diakui selama umur manfaat aktiva dan ini sama dengan total biaya aktiva yang dikapitalisasikan dikurangi estimasi nilai residu pada setiap tanggal neraca. Nilai buku minimal adalah residu, yaitu jumlah yang bukan subjek penyusutan. Kecendrungan untuk mempertahankan aset lama dalam kegiatan produksi, ada kalanya kurang menguntungkan karena biaya perawatan dan pemeliharaan bertambah lama akan bertambah besar disamping kualitas produk dan kontinuitas usaha yang kurang terjamin. Penentuan beban depresiasi tergantung pada pemilihaan metode depresiasi yang tepat. Metode depresiasi yang sering digunakan adalaah metode yang perhitungannya sistematik dan rasioanal. Metode-metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan Waktu a. Metode Garis Lurus Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama. Dalam metode ini penyusutan dihitung dengan rumus: Biaya penyusutan :
H arg a Perolehan Nilai Re sidu Taksiran Umur Kegunaan
30
b. Metode Pembebanan yang Menurun
Metode Jumlah Angka Tahun Didalam metode ini akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode penyusutan saldo menurun. Jumlah penyusutan akan
semakin
menurun
dari
tahun
ketahun,
tetapi
cara
perhitungannya berbeda dengan metode saldo menurun. Biaya penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Biaya penyusutan = Tarif x Harga perolehan nilai sisa
Metode Saldo Menurun Dalam metode ini, biaya penyusutan makin menurun dari taahun ketahun. Pembebanan yang makin menurun didasarkaan pada anggapan bahwa semaakin tua kapasitaas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga akaan menurun. Dalam metode ini, biaya penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan x nilai buku Tarif Penyusutan = 2 x tarif penyusutan garis lurus
31
2. Berdasarkan Penggunaan a. Metode Jam Jasa Metode ini didasarkan pada tarif bahwa pembelian suatu aktiva merupakan pembelian sejumlah jam pemakaian langsung. Harga perolehan yang disusutkan dibaagi dengan total jam pemakaian akan menghasilkan tarif penyusutan yang dibebankan untuk setiap jam penggunaan aktiva tersebut. Penggunaan aktiva selama periode akan diukur dan jumlah jam pemakaian dikalikan dengan tarif penyusutan untuk mendapat beban penyusutan periodik. Penyusutan per jam jasa =
Biaya akuisisi Nilai Re sidu Estimasi output produktif dalam unit
b. Metode Jumlah Unit Produksi Metode ini didasarkan pada teori bahwa diperoleh untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva. Harga perolehan yaang disusutkan bila diabagi dengan total estimasi output akan menghasilkan beban yang sama besar untuk setiap unit output. Tingkat penyusutan perunit output =
3. Berdasarkan Kriteria Lainnya a. Metode Berdasarkan Jenis
Biaya akuisisi Estimasi output produktif dalam unit
32
Tarif berdasarkan jenis ditetapkan dengan menganalisa berbagai aktiva yang digunakan untuk menghitung penyusutan sebagai suatu rata-rata penyusutan tahunan. Penyusutan composite aka n dilaporkan dalam suatu perkiraan akumulasi penyusutan tunggal setelah tarif composite ditetapkan angka biasanya terus digunakan apabila tidak ada perubahan perubahan besar dalam umur aktiva aataau tambahan aktiva serta penghentian penggunaan yang sangat berpengaruh atas tarif tersebut. b. Metode Berdasarkan Kelompok Metode ini menetapkan himpunan aktiva yang serupa sebagai kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam perkiraan penilaian tunggal dan tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalaam kelompok. Dalam perhitungan nanti akan digunakan Straight line method atau dengan persentase tetap dari harga beli, perjalanan dari dana yaang tertanam dalam aktiva tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Nilai Residu (nilai sisa) = Harga Pembelian / Umur Ekonomis Sedangkan untuk penyusutan (depresiasi) pertahunnya yaitu: Penyusutan (Depresiasi) =
H arg a Pembelian Nilai Re sidu Umur ekonomis
33
2.2
Kerangka Pemikiran
Manajemen Keuangan
Investasi
Metode Penilaian Investasi
PBP
NPV
IRR
PI
ARR
Kerangka pemikiran dimulai dengan adanya suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan pada saat ini pasti memiliki keinginan untuk berinvestasi dalam rangka mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan juga memperluas usaha atau ekspansi produksi. Dalam konteks ini, penelitian akan menganalisa apakah investasi yang dilaksanakan layak diterima. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan suatu investasi yaitu sebagai berikut: 1. Accounting Rate of Return (ARR) Kriteria penerimaanya hanya dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan, jika ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan maka proyek diterima.
34
2.
Profitability Index (PI)
Kriteria penerimaannya adalah dengan melihat metode net present value (NPV), jika NPV mengatakan diterima maka PI juga diterima, demikian pula sebaliknya. 3. Payback Period (PBP) Kriteria penerimaannya apabila PBP < suatu periode yang telah ditentukan maka proyek diterima. 4. Net Present Value (NPV) Kriteria penerimaanya sebagai berikut:
- NPV < 0 maka investasi ditolak - NPV > 0 maka investasi diterima 5. Internal Rate of Return (IRR) Kriteria penerimaanya sebagai berikut:
- IRR > cost of capital maka investasi diterima - IRR < cost of capital maka investasi ditolak 2.3
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar atau salah yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis yang dapat diambil dari permasalahan tersebut adalah: ”Diduga investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Definisi Operasional
Untuk mendukung penguji hipotesis yang telah dikemukakan, maka penulis akan melakukan penelitian dari data-data yang telah ada dengan menggunakan beberapa variabel pendukung untuk pembahasan masalah pokok tersebut, sebagai berikut : 1. Arus Kas (cash flow) Aliran kas proyek didefinisikan sebagai selisih atau perbedaan antara aliran kas untuk setiap periode pada perusahaan dengan ada proyek dan dengan tidak ada proyek. Arus kas merupakan kas masuk bersih yang tidak sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi dan perusahaan menerima atau membayar selama beberapa periode yang ditentukan. 2.
Metode Penilaian Investasi a. Net Present Value (NPV) Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan proced dengan present value investasi. b. Internal Rate Of Return (IRR) Tingkat diskonto/discount rate yang menyamakan present value aliran kas bersih dengan present value investasi.
35
36
c. Profitability Index (PI) Total present value dari procceds dibagi dengan investasi yang hasil keputusanya sama dengan net present value. d. Payback Periode Adalah suatu periode yang diperoleh dari suatu investasi terhadap arus kas dari suatu proyek. e. Accounting Rate Of Return Suatu metode yang mengukur rata-rata laba setelah pajak terhadap ratarata dari suatu investasi.
3.2
Teknik Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan sampel dari populasi dari mesin pada PT Tridigniti Mega Power, sedangkan sampel yang digunakan adalah data mesin yang relevan yaitu pada tahun 2007 – tahun 2012.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian kepustakaan (library research) dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder/data pendukung yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Data yang dikumpulkan bersifat teoritis dari buku-buku yang kemudian dijadikan pedoman untuk mengadakan penelitian.
37
3.4
Teknik Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode penilaian investasi dengan menggunakan m etode, NPV, IRR, PI, PBP dan ARR didalam menentukan metode mana yang paling unggul dari nama metode yang satu dengan metode yang lain. Teknik analisis yang digunakan adalah : 1.
Perhitungan cash flow CF = EAT + Depresiasi Dimana Depresiasi :
I 0 n
Keterangan : EAT = laba operasional setelah dikurangi pajak
2.
I0
= investasi awal
n
= umur ekonomis
Perhitungan biaya modal Jika modal yang digunakan adalah modal sendiri maka untuk menghitung discount factor digunakan ROE (Return On Equity) dengan rumus sebagai berikut: Return On Equity
Laba Bersih Modal Sendiri
x 100%
38
3.
Analisis Keuangan Investasi a. Net Present Value (NPV) Rumus : n
CFt
(1 k )
NPV
t 1
t
I 0
Keterangan : NPV
= Net Present Value
CFt
= arus kas pada tahun ke-t
k
= tingkat diskonto
I0
= investasi awal
n
= umur ekonomis
b. Internal Rate of Return (IRR) Rumus :
Df 2 Df 1 IRR Df 1 NPV 1 NPV NPV 2 1 Keterangan : Df 1
= discount factor ke-1
Df 2
= discount factor ke-2
NPV1
= NPV ke-1
NPV2
= NPV ke-2
39
Dalam menghitung IRR adalah dengan cara interpolasi yaitu dengan sistem coba-coba. Apabila NPV-nya dari dua percobaan yang menggunakan tingkat bunga yang berbeda sudah diketahui, dimana NPV yang satu positif dan yang satulagi NPV-nya harus negatif. c. Profitabilitas Index (PI) Rumus : Pi
Total PV dari Procceds Investasi
d. Payback Periode (PBP) Payback Periode
Investasi Cash flow
1 th
e. Accounting Rate of Return (ARR) ARR
Rata rata EAT Rata rata Investasi
100%
Dimana : Rata-rata EAT
= menjumlahkan laba setelah pajak selama umur investasi dibagi dengan umur investasi
Rata - rata Investasi
Investasi nilai residu 2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Deskriptif Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan perbaikan trafo dan purifikkasi oli (pemurniaan oli) yaitu PT Tridigniti Mega Power adalah perusahaan yang memberikan jasa pelayanan dalam bidang rekondisi panel, rekondisi cublick, rekondisi motor listrik, pemeliharaan gardu dan jaringan listrik. Perusahaan ini mengawali usahanya di Medan, Sumatra Utara, tetapi saat ini telah berpindah lokasi di Bogor, Jawa Barat pada tahun 2008. Pada awal pendirian, perusahaan ini mempunyai modal berupa aktiva tetap yaitu mesin perbaikan trafo dan pemurniaan oli (oil purifier) yang bermerek TD, perusahaan ini terletak di Jl. Raya Ciseeng Prumpung no.29A Cogreg Kabupatan Bogor Jawa Barat.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang bagian – bagian serta hubungan yang terdapat dalam suatu bada n atau lembaga, disamping itu struktur organisasi tergantung pada pengaturan tugas-tugas yang dilaksanakan serta wewenang dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
40
41
Struktur organisasi yang digunakan oleh jasa pemurnian oli PT Tridigniti Mega Power dapat dikatakan sederhana, yaitu menggunakan bentuk garis lurus. Struktur organisasi ini menggambarkan hubungan langsung antara pimpinan perusahaan dengan para karyawan. Bagan I Struktur Organisasi PT Tridigniti Mega Power
Direktur Utama
Manajer Operasi
Manajer Keuangan
Karyawan
Tugas direktur utama disini yaitu mengatur dan mengontrol jalannya kegiatan dalam perusahaan dan memeriksa semua kebutuhan-kebutuhan dalam proses berlangsungnya produksi serta memeriksa buku laporan karyawan, selain itu seorang pemimpin juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan karyawannya. Sedangkan tugas manajer operasi adalah mengatur jalannya kegiatan operasi pada mesin pemurnian oli ini agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal, sedangkan manajer keuangan disini bertugas menerima dan memasukkan kas
42
(pendapatan) yang diterima oleh perusahaan kedalam pembukuan, yang nantinya sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak pimpinan. Sedangkan karyawan bertugas melakukan kegiatan produksi dalam pemurnian oli, merawat mesin pemurnian oli agar selalu prima, selain itu tugas dari karyawan adalah menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan pimpinan sebagai catatan dalam kegiatan operasional PT Tridigniti Mega Power.
4.1.3 Kegiatan dan Bentuk Perusahaan 4.1.3.1 Kegiatan Perusahaan
Kegiatan yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power adalah memberikan layanan dalam bentuk perbaikan trafo dan pemurnian oli pada perusahaan perusahaan dalam bidang rekondisi panel, pemeliharaan gardu dan jaringan listrik sesuai dengan yang diminta oleh para konsumen yang membutuhkan sekitar 600 unit trafo PLN. 4.1.3.2 Bentuk Perusahaan
Bentuk perusahaan PT Tridigniti Mega Power ini merupakan perusahaan perseorangan, pemilihan bentuk perusahaan perseorangan ini dikarenakan beberapa alasan, diantaranya yaitu terbatasnya modal yang dimiliki dan disamping itu pemilik sekaligus pengelola perusahaan ini ingin menjalankan dan mengembangkan usahanya tanpa ada campur tangan pihak lain.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
43
4.2.1 Usulan Investasi Penambahan Mesin
Pembahasan penilaian investasi dalam aktiva tetap disini akan menganalisa investasi penambahan mesin pemurnian oli dengan menggunakan Capital Budgeting yaitu metode Accaunting Rate of Return (ARR), metode Profitability Index (PI), metode Payback Periode (PBP), metode Net Present Value (NPV) dan metode Internal Rate of Return (IRR). Mesin pemurnian oli yang akan dibeli adalah mesin pemurnian oli yang bermerek atau tipe lokal yang bermerek TD. Mesin pemurnian oli tipe TD lokal ini mempunyai banyak keunggulan diantaranya yaitu harga relatif murah dan terjangkau bagi perusahaan dan mempunyai umur ekonomis 6 (enam) tahun, dengan keunggulan ini maka PT Tridigniti Mega Power mendapatkan kesempatan untuk menambah pendapatannya. 4.2.2 Dasar-dasar untuk Penilaian Investasi
Sebelum
membahas
perhitungan
investasi
aktiva
tetap
(mesin)
dengan
menggunakan beberapa metode maka perlu diketahui beberapa hal sebagai berikut:
4.2.2.1 Nilai Investasi
Diasumsikan dalam pembelian mesin pemurnian oli merek TD sebesar Rp.120.000.000 dengan biaya pengiriman sebesar Rp.10.000.000 maka besarnya nilai investasi aktiva tetap ini dari pembelian mesin pemurnian oli yang baru, yaitu: Harga Pembelian
= Rp. 120.000.000,00
Biaya Pengiriman
= Rp. 10.000.000,00
Total Investasi
= Rp. 130.000.000,00
44
Hasil dari wawancara dengan Direktur PT Tridigniti Mega Power menunjukkan bahwa pajak perusahaan yang dikenakan sebesar 20%, untuk kontrak pemurnian oli diperkirakan mengalami kenaikan 10% setiap dua tahun sekali. 4.2.2.2 Umur Ekonomis
Umur ekonomis mesin pemurnian oli Tipe TD ditaksir berumur 6 (enam) tahun. Penaksiran umur ekonomis ini didasarkan pada pengalaman dari mesin pemurnian oli yang lama bahwa sebuah mesin pemurnian oli tipe TD (lokal) setelah digunakan untuk kegiatan operasional selama 6 (enam) tahun atau memasuki umur yang kedelapan memerlukan perbaikan total baik mesin atau sparepartnya (onderdil) 4.2.2.3 Penaksiran Aliran Kas Investasi
Sebagai dasar perhitungan penilaian investasi dalam aktiva tetap (mesin) terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran aliran kas masuk maupun aliran kas keluar. Aliran kas masuk dan keluar tersebut, didapatkan dari kegiatan operasional dan hasil penjualan dari produk yang dihasilkan oleh mesin pemurnian oli tersebut, selain itu kita perlu ketahui juga besarnya penyusutan dari mesin percetakan tersebut. Penaksiran aliran kas masuk dan aliran kas keluar disini didasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
4.2.3 Penaksiran Aliran Kas Masuk
45
Penaksiran terhadap aliran kas masuk didasarkan atas jumlah jasa yang dihasilkan dengan mesin pemurnian oli yang baru. Taksiran aliran kas masuk PT Tridigniti Mega Power ini berasal dari pendapatan pemurnian oli pada trafo, penjualan oli bekas dan penjualan kawat bekas, dengan penetapan setiap dua tahun sekali kontrak mengalami kenaikan sebesar 10% dan dalam satu bulan perusahaan hanya mampu mengerjakan 2 unit trafo, dengan rincian sebagai berikut: Tahun 2007 – 2008 Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.000.000 = 168.000.000 Penjualan oli bekas
=
7.500.000
Penjualan kawat bekas
=
4.050.000
Total
Rp. 179.550.000
Tahun 2009 – 2010 (kenaikan 10% untuk kontrak) Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.700.000 = 184.800.000 Penjualan oli bekas
=
7.500.000
Penjualan kawat bekas
=
4.050.000
Total
Rp. 196.350.000
Tahun 2011 – 2012 (kenaikan 10% untuk kontrak) Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 8.470.000 = 203.280.000 Penjualan oli bekas
=
7.500.000
46
Penjualan kawat bekas
=
Total
4.050.000
Rp. 214.830.000
Tabel 4.1 Perkiraan Aliran Kas Masuk PT. Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 Tahun
Trafo (unit)
Aliran Kas Masuk
Kenaikan
2007
24
179.550.000
-
2008
24
179.550.000
-
2009
24
196.350.000
10%
2010
24
196.350.000
-
2011
24
214.830.000
10%
2012
24
214.830.000
-
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
4.2.4 Penaksiran Aliran Kas Keluar
Penaksiran terhadap aliran kas keluar adalah penaksiran yang terjadi sehubungan
dengan kegiatan operasional mesin percetakan yang baru untuk
menghasilkan produk jasa dan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan dari kegiatan operasional mesin yang baru, antara lain yaitu: 1) Biaya Listrik
Biaya listrik untuk kegiatan operasional mesin pemurnian oli yang baru adalah sekitar Rp.300.000 perbulan dan dikalikan kembali dengan 12 bulan untuk tahun
47
pertama pengeluaran untuk biaya listrik adalah sebesar Rp.3.600.000 tahun pertama, dan setiap 2 tahun biaya listrik mengalami kenaikan sebesar 5%. Untuk lebih jelas mengenai biaya operasional mesin percetakan untuk biaya listrik terdapat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Biaya Listrik Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun
Biaya perbulan
Biaya pertahun
Kenaikan
2007
Rp 300.000
Rp 3.600.000
-
2008
Rp 300.000
Rp 3.600.000
-
2009
Rp 315.000
Rp 3.780.000
5%
2010
Rp 315.000
Rp 3.780.000
-
2011
Rp 330.750
Rp 3.969.000
5%
2012
Rp 330.750
Rp 3.969.000
-
Total
Rp 1.890.000
Rp 22.698.000
-
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
2) Biaya Service
Biaya service yang telah dianggarkan oleh pihak PT Tridigniti Mega Power adalah sebesar Rp.2.500.000 setiap tahunnya. Sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008 tidak ada biaya service, karena masih ada garansi untuk pembelian mesin yang baru. Untuk lebih jelas mengenai perincian biaya service setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Biaya Service Mesin Pada Tahun 2007 – 2012
48
Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun
Biaya Service Mesin
2007
Garansi
2008
Garansi
2009
Rp 2.500.000
2010
Rp 2.500.000
2011
Rp. 2.500.000
2012
Rp. 2.500.000
Total
Rp. 10.000.000
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
3) Gaji
Untuk kegiatan operasional pemurnian oli PT Tridigniti Mega Power mempunyai 3 orang karyawan dengan gaji masing-masing karyawan sebesar Rp.1.500.000 per bulan jadi gaji untuk 3 karyawan adalah sebesar Rp.4.500.000 per bulan. Untuk lebih jelas mengenai perincian gaji karyawan setiap tahunnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
49
Untuk Gaji Pegawai Pada Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun
2007
Gaji perbulan 3 orang karyawan Rp. 4.500.000
Gaji pertahun 3 orang karyawan Rp. 54.000.000
2008
Rp. 4.500.000
Rp. 54.000.000
2009
Rp. 4.500.000
Rp. 54.000.000
2010
Rp. 4.500.000
Rp. 54.000.000
2011
Rp. 4.500.000
Rp. 54.000.000
2012
Rp. 4.500.000
Rp. 54.000.000
Total
Rp. 27.000.000
Rp. 324.000.000
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
4) Oli
Oli yang digunakan dalam pemurnian oli pada trafo dalam sebulan adalah sebesar 290 liter dengan harga perliter sebesar Rp.25.000. jadi biaya untuk pembelian oli sebesar 290 liter dikalikan Rp.25.000 sama dengan Rp.7.250.000 perbulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.5 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Pembelian Oli Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun 2007
Biaya (Rp) perbulan Rp. 7.250.000
Biaya (Rp) pertahun Rp. 87.000.000
2008
Rp. 7.250.000
Rp. 87.000.000
2009
Rp. 7.250.000
Rp. 87.000.000
2010
Rp. 7.250.000
Rp. 87.000.000
2011
Rp. 7.250.000
Rp. 87.000.000
2012
Rp. 7.250.000
Rp. 87.000.000
50
Total
Rp. 43.500.000
Rp. 522.000.000
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
5) Kawat
Kawat yang diperlukan untuk pemurnian oli pada trafo adalah sebesar 70 pasang dalam satu tahun, dengan harga perpasang adalah sebesar RP.120.000 pada tahun pertama mesin yang baru, untuk tahun selanjutnya harga sepasang kawat diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 10%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tahun
2007
Tabel 4.6 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Pembelian Kawat Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Pemakaian Harga perpasang Jumlah (pasang) 70 Rp 120.000 Rp 8.400.000
Kenaikan
10%
2008
70
Rp 132.000
Rp 9.240.000
10%
2009
70
Rp 145.200
Rp 10.164.000
10%
2010
70
Rp 159.720
Rp 11.180.400
10%
2011
70
Rp 175.692
Rp 12.298.440
10%
2012
70
Rp 193.261
Rp 13.528.270
10%
51
Total
420
Rp 925.873
Rp 64.811.110
-
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
6) Sewa Tempat
Untuk sewa tempat dalam satu tahun dikenakan biaya sebesar Rp.7.000.000. Tabel 4.7 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Sewa Tempat Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Biaya Sewa pertahun (Rp)
2007
Rp. 7.000.000
2008
Rp. 7.000.000
2009
Rp. 7.000.000
2010
Rp. 7.000.000
2011
Rp. 7.000.000
2012
Rp. 7.000.000
Total
Rp. 42.000.000
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
Tabel 4.8 Perkiraan Aliran Kas Keluar PT Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 2007
2008
2009
2010
2011
Listrik
3.600.000
3.600.000
3.780.000
3.780.000
3.969.000
3.969.000
Service
Garansi
Garansi
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
Gaji
54.000.000
54.000.000
54.000.000
54.000.000
54.000.000
54.000.000
Oli
87.000.000
87.000.000
87.000.000
87.000.000
87.000.000
87.000.000
Kawat
8.400.000
9.240.000
10.164.000
11.180.400
12.298.440
13.528.270
Sewa
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
Tahun
2012
Biaya
52
tempat Total
160.000.000
160.840.000
164.444.000
165.460.400 166.767.440
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
Penyusutan
Nilai residu (nilai sisa) = Harga pembelian / umur ekonomis = Rp 120.000.000 / 6 tahun = Rp 20.000.000 Penyusutan
harga pembelian - nilai residu umur ekonomis
120.000.000 - 20.000.000 6
= Rp.16.666.667
Tabel 4.9 Total Penyusutan Untuk Mesin Permurnian Oli Tahun 2007 – 2012 Tahun
Penyusutan Mesin (Rp)
2007
16.666.667
2008
16.666.667
2009
16.666.667
2010
16.666.667
2011
16.666.667
2012
16.666.667
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
167.997.270
53
Tabel 4.10 Perkiraan Laporan Laba / Rugi PT Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 2007
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Ket.
Pendapatan 179.550.000 179.550.000 196.350.000 196.350.000 214.850.000 214.830.000 Biaya
160.000.000 160.840.000 164.444.000 165.460.006 166.767.440 167.997.270
Dep
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
EBIT
36.216.667
35.376.667
48.572.667
47.556.267
64.729.227
63.499.397
Pajak 20%
7.243.333
7.075.333
9.714.533
9.511.253
12.945.845
12.699.879
EAT
28.973.334
28.301.334
38.858.134
38.045.014
51.783.382
50.799.518
DEP
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
16.666.667
CF
45.640.001
44.968.001
55.524.801
54.711.681
68.450.049
67.466.185
Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.
Discount Faktor
Discount faktor yang digunakan adalah dengan menggunaka ROE (Return on Equity). Untuk lebih jelas perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.11 Laporan Besarnya Modal dan Laba Bersih Pada PT Tridigniti Mega Power Pada Tahun 2007 – 2012 Tahun
Modal Sendiri (Rp)
Laba Bersih (Rp)
ROE / tahun
2001
170.000.000
29.937.000
17,61%
54
2002
180.000.000
28.041.000
15,58%
2003
195.000.000
35.588.000
18,25%
2004
210.000.000
38.858.000
18,50%
2005
220.000.000
53.280.000
25,37%
2006
230.000.000
52.178.000
22,68%
Total
1.205.000.000
237.882.000
117,99%
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
Rumus : Return On Equity
ROE Th 2001
ROE Th 2002
Laba Bersih Modal Sendiri
29.937.000 170.000.000 28.041.000 180.000.000
x 100%
17,61% 15,58%
ROE tahun 2002 sebesar 15,58% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2001 yaitu sebesar 2,03% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri. ROE Th 2003
35.588.000 195.000.000
18,25%
ROE tahun 2003 sebesar 18,25% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2002 yaitu sebesar 2,67% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. ROE Th 2004
38.858.000 210.000.000
18,50%
55
ROE tahun 2004 sebesar 18,50% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2003 yaitu sebesar 0,25% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. ROE Th 2005
53.280.000 220.000.000
25,37%
ROE tahun 2005 sebesar 25,37% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar 6,87% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. ROE Th 2006
52.178.000 230.000.000
22,68%
ROE tahun 2006 sebesar 22,68% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2005 yaitu sebesar 2,69% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri. Jadi untuk rata-rata ROE / tahun dapat dilihat sebagai berikut: Rata - rata ROE / tahun
117,99% 6
19,67%
4.2.5 Perhitungan Penilaian Investasi 1. Metode Net Present Value (NPV) Tabel 4.12 Perhitungan Metode Net Present Value (NPV) Dengan discount factor 19,67% untuk tahun 2007 – 2012 Pada PT Tridigniti Mega Power (dalam rupiah)
56
Tahun
Procceds
Rp 45.640.001
Discount Factor (19,67%) 0,837
Present Value dari Proceeds Rp 38.200.681
2007 2008
Rp 44.968.001
0,700
Rp 31.477.601
2009
Rp 55.524.801
0,586
Rp 32.537.533
2010
Rp 54.711.681
0,491
Rp 26.863.435
2011
Rp 68.450.049
0,411
Rp 28.132.970
2012
Rp 67.466.185
0,344
Rp 23.208.368
Total
Rp 180.420.588
Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.
Present value dari proceeds
= 180.420.588
Present value dari investasi
= 130.000.000 -
Net Present Value
= 50.420.588
NPV bernilai positif maka proyek diterima 2. Metode Internal Rate of Return (IRR) Tabel 4.13 Perhitungan Metode Internal Rate of Return (IRR) Dengan Discount Factor 40% untuk Tahun 2007-2012 Pada PT Tridigniti Mega Power (dalam rupiah) Tahun
Procceds
Rp 45.640.001
Discount Factor (40%) 0,714
Present Value dari Proceeds Rp 32.586.961
2007 2008
Rp 44.968.001
0,510
Rp 22.933.681
2009
Rp 55.524.801
0,364
Rp 20.211.028
2010
Rp 54.711.681
0,260
Rp 14.225.037
2011
Rp 68.450.049
0,186
Rp 12.731.709
2012
Rp 67.466.185
0,133
Rp 8.973.003
57
Total
Rp 111.661.419
Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.
Present value dari proceeds
= 111.661.419
Present value dari investasi
= 130.000.000 -
Net Present Value (NPV)
= (18.338.581)
x (Df 2 Df 1 ) PV PV 1 2
IRR Df 1
NP1
50.420.588 x (40% 19,67%) 19,67 180.420.58 8 111.661.41 9
50.420.588 x (20,33%) 19,67 68.759.169 = 19,67% + (0,7333) x (20,33%) = 19,67% + 14,91% 34,58% IRR = 34,58% > 19,67% → proyek diterima
3. PI (Profitability Index)
PI
Total PV dari proceeds Investasi
180.420.588 130.000.000
= 1,64
58
jika Net Present Value diterima maka Profitability index juga diterima atau PI >1 maka proyek diterima (1,64 > 1). 4. PBP (Pay Back Periode)
Rata-rata cash flow =
295.684.718 6
= 49.280.786 PBP
Investasi Cash Flow 130.000.000 49.280.786
x 1 th
= 2,6 th PBP = 2,6 th < 6 th maka proyek diterima
5. ARR (Accounting Rate of Return)
Rata-rata EAT =
236.760.716 6
= Rp.39.460.119 Rata-rata investasi =
Investasi nilai residu 2
= 130.000.000 + 20.000.000 = Rp.75.000.000 ARR
Rata - rata EAT Rata - rata Investasi
x 100%
59
39.460.119 75.000.000
x 100%
= 52,61% ARR = 52,61% > 19,67% Maka proyek diterima 6. Kesimpulan
Maka investasi pembelian mesin pemurnian oli merek TD layak untuk diterima karena dengan menggunakan kelima metode penilaian investasi tersebut semuanya layak untuk diterima yaitu NPV diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp.50.420.588, IRR > tingkat suku bunga yang disyaratkan (34,58% > 19,67%), PI diperoleh nilai >1 yaitu sebesar (1,64 > 1), PBP < suatu periode yang telah ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun) dan ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan (52,61%>19,67%).
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan ditunjang dengan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Investasi pada mesin pemurnian oli yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power membutuhkan penambahan dana sebesar Rp.130.000.000 dan kegiatan investasi penggantian aktiva tetap (mesin pemurnian oli) dibiayai dengan 100% modal sendiri. 2. Berdasarkan kriteria penilaian investasi yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp.50.420.588, maka proyek investasi penambahan mesin pemurnian oli tersebut layak untuk dilaksanakan. 3. Berdasarkan kriteria Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai sebesar 34,58%. Berdasarkan hasil tersebut, maka proyek investasi penambahan aktiva tetap layak untuk dilaksanakan, hal didasarkan atas kriteria IRR yaitu Proyek layak dilaksanakan apabila hasil dari IRR > tingkat suku bunga yang disyaratkan (34,58% > 19,67%).
60
61
4. Berdasarkan kriteria Profitability index (PI) diperoleh nilai sebesar 1,64. Berdasarkan teori yang mendukung, jika metode NPV mengatakan layak untuk diterima maka metode PI juga layak diterima. 5. Berdasarkan kriteria Payback Periode (PBP) diperoleh nilai sebesar 2 tahun 6 bulan. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan, hal tersebut didasarkan atas kriteria PBP < suatu periode yang telah ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun). 6. Berdasarkan kriteria Accounting Rate of Return (ARR) diperoleh nilai sebesar 52,61%. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan, hal tersebut didasarkan atas kriteria ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan. (52,61%>19,67%).
5.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang diselesaikan, sebaiknya PT Tridigniti mega Power melaksanakan penambahan mesin Pemurnian oli hasil analisis yang telah dilakukan terhadap penambahan mesin pemurnian oli tersebut dengan menggunakan metode penilaian investasi dengan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Payback Periode (PBP) dan Accounting Rate of Return (ARR) layak untuk dilaksanakan.