BAB I PENDAHULUAN
I. 1
Latar Belakang Kata mikroskop ( microscope) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata
micron=kecil dan scopos =tujuan, yang maksudnya adalah alat yang digunakan
untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer. Hal ini yang menyebabkan penulis ingin mengetahui/mengenal mikroskop dari segi praktik dan teoritis dan mengetahui pengaruh jarak antara lensa okuler dan lensa objektif.
I. 2
Pembatasan Masalah Percobaan ini dibatasi dengan bagaimana praktikan melakukan percobaan
dengan menentukan pengaruh jarak lensa okuler dan lensa objektif.
I. 3
Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah mengenal mikroskop dari segi praktik dan
teoritis, serta mengetahui pengaruh jarak antara lensa okuler dan lensa objektif.
1
I. 4
Metodologi Adapun metodologi yang penulis gunakan dalam laporan praktikum ini
adalah berbentuk eksperimen di laboratorium dan perhitungan secara kuantitatif.
I. 5
Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar belakang I. 2 Pembatasan masalah I. 3 Tujuan percobaan I. 4 Metodologi I. 5 Sistematika penulisan
BAB II KERANGKA TEORI II. 1 Konsep tertulis II. 2 Hipotesis
BAB III PELAKSANAAN PELAKSANAAN DAN PENGOLAHAN PENGOLAHAN DATA III. 1 Persiapan III. 1. 1 Alat dan dan Bahan III. 2 Pelaksanaan III. 2. 1 Cara kerja III. 3 Pengolahan data III. 3. 1 Data Ruangan III. 3. 2 Lembar Data
BAB IV PEMBAHASAN PEMBAHASAN DAN HASIL BAB V KESIMPULAN DAN SARAN LAMPIRAN LAPORAN PENDAHULUAN LAMPIRAN LEMBAR DATA PRAKTIKUM DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II KERANGKA TEORI
II. 1
Konsep Tertulis Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua lensa cembung. Lensa
cembung yang dekat dengan benda disebut lensa objektif. Lensa cembung yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif diantara fob dan 2f ob (f ob < 2f ob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif adalah I 1 yang bersifat nyata, terbalik, diperbesar. I 1 ini dipandang sebagai benda oleh lensa okuler. Supaya l2 diperbesar, maka l 1 harus terletak di depan lensa okuler diantara titik optik O dan jarak fokus okuler (f ok). Benda yang diamati diletakkan pada jarak lebih jauh sedikit dari titik api lensa objektif. Bila mata pengamat tidak berakomodasi maka letak benda ini harus sedemikian, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh tepat di titik api pertama dari lensa okuler.
Mikroskop
digunakan
oleh
mata
berakomodasi
maksimum,
berarti
bayangan dari lensa okuler harus terletak di depan lensa okuler sejauh titik dekat pengamat. Jadi: S’ok= -Sn. Jika mikroskop digunakan oleh mata tidak berakomodasi (dengan titik jauh berada di tak hingga), maka bayangan dari lensa okuler harus terletak di depan lensa okuler sejauh titik pengamat, yaitu tak hingga. Ini akan memberikan jarak benda okuler sama dengan jarak fokus okuler, Jadi : S’ok = -memberikan Sok = f ok
3
Perbesaran Mikroskop Karena mikroskop tersusun atas dua lensa, maka perbesaran total tentu sama dengan hasil kali dari kedua perbesaran itu. Untuk lensa objektif, perbesaran yang dialami benda adalah perbesaran linier, sehingga perbesaran objektif adalah Mob, sama dengan rumus perbesaran linier lensa tipis. Mob =
=
Keterangan : h’ob
= tinggi bayangan benda objektif
hob
= tinggi benda objektif
s’ob
= jarak bayangan benda objektif
sob
= jarak benda objektif
Perbesaran Lensa Okuler a. Pada mata berakomodasi maksimum Mok = b. Pada mata tidak berakomodasi Mok =
+1
Perbesaran total mikroskop (M) adalah hasil kali antara perbesaran objektif dengan okuler : M = M ob × Mok Atau dengan persamaan lensa objektif
×
perbesaran adalah : M =
4
= + sehingga
persamaan
Daya Pisah dan Aperture Numerik Daya pisah menurut Raileigh, “karena adanya difraksi oleh lubang (aperture), bayangan dari suatu titik benda suatu lensa tidak berupa titik, melainkan berupa bundaran cahaya yang dikelilingi cincin gelap dan terang dan dinamakan
pola
difraksi.
Dua
titik
cahaya
yang
sangat
berdekatan
bayangannyaberupa dua bundaran yang berpotongan. Dua bundaran ini dianggap terpisah, jika jarak minimalnya sama dengan jari-jari Z =
Keterangan : Z
= jarak dua benda yang mulai dapat dipisahkan oleh sebuah lensa
= panjang gelombang cahaya yang dipakai untuk ruang hampa
n
= indeks bias dimana benda berada
u
= 1/2 sudut puncak kerucut cahaya yang masuk lensa objektif
n sin u dinamakan aperture numerik
Suatu alat optik dikatakan mempunyai daya pisah yang besar, bila jarak dua benda yang mulai dapat dipisahkan oleh alat yang sangat pendek, atau daya pisah makin besar bila Z makin kecil, berarti bila An makin besar. Jika An makin besar tidak hanya menambah daya pisah tetapi juga menambah cahaya yang masuk. Perbesaran total ini di hitung secara langsung menurut persamaan : M =
= tgU’ ×
Dimana y adalah panjang benda, jika bendanya adalah rambut, y dapat diperoleh dengan mengukur diameter rambut, sedangkan y’ dapat diukur dengan menggunakan dua mata, yang satu melihat rambut melalui mikroskop dan yang
5
lain melihat garis skala mistar yang ada di luar mikroskop. Dengan demikian diameter rambut yang terlihat melalui mikroskop dapat diukur dengan penggaris. Jika a adalah jarak rambut sampai mata, tgU’ =
⁄
dapat diketahui. Dengan U
adalahsudut pandang tanpa mikroskop, dan U’ adalah sudut pandang dengan mikroskop.
II. 2
Hipotesis 1. Dengan menggunakan mikroskop kita akan lebih jelas melihat bendabenda yang sangat kecil ketimbang dengan menggunakan mata biasa. 2. Semakin besar perbesarannya maka bayangan yang dibentuk akan semakin jelas. 3. Semakin kecil jarak F ok nya maka semakin kecil perbesarannya total Mikroskopnya.
6
BAB III PELAKSANAAN DAN PENGOLAHAN DATA
III. 1
Persiapan III.1. 1 Alat dan Bahan Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Mikroskop
III. 2
2. Penggaris
3. Rambut
Pelaksanaan III. 2. 1 Cara kerja Mencatat keadaan ruang laboratorium (suhu), sebelum dan sesudah percobaan. 1. Mula-mula
meletakkan
sumber cahaya dekat mikroskop
dan
mengatur arah cermin di bawah mikroskop sehingga cahaya dapat masuk ke dalam mikroskop. 2. Meletakkan sehelai rambut di atas meja objek, menumpangi dengan kaca tipis agar kedudukannya tidak berubah. Menurunkan kedudukan mikroskop sampai lensa objektif hampir menyinggung meja objek. 3. Dengan mata melihat mikroskop, menaikkan kedudukan mikroskop menjauhi benda objek dengan memutar halus sedikit demi sedikit sehingga terlihat bayangan jelas dan tajam. 4. Meletakkan sebuah mistar di atas meja objek disamping mikroskop, dengan menggunakan dua mata,yang satu melihat rambut melalui mikroskop dan yang lain melihat garis skala mistar yang ada di luar mikroskop. 5. Menghitung berapa jumlah bagian skala mistar (mm) yang sesuai dengan tebal rambut, mengukur jarak mata sampai rambut.
7
III. 3
Pengolahan Data III. 3. 1 Data Ruangan Dalam praktikum telah dicatat suhu ruangan pada saat sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
Suhu sebelum percobaan
: 25oC
Suhu sesudah percobaan
: 26oC
III. 3. 2 Lembar Data
MOk 5x
FOk ( 5,7 ± 0,05 ) cm
FOb ( 2,5 ± 0,05 ) cm
SOk ( 22,1 ± 0,05 ) cm ( 22,2 ± 0,05 ) cm ( 22 ± 0,05 ) cm
6x
( 4,5 ± 0,05 ) cm
( 2,5 ± 0,05 ) cm
( 20 ± 0,05 ) cm ( 19,8 ± 0,05 ) cm ( 19,9 ± 0,05 ) cm
10x
( 3,3 ± 0,05 ) cm
( 2,5 ± 0,05 ) cm
( 20,7 ± 0,05 ) cm ( 20,6 ± 0,05 ) cm ( 20,6 ± 0,05 ) cm
12,5 x
( 2,9 ± 0,05 ) cm
( 2,5 ± 0,05 ) cm
( 20,2 ± 0,05 ) cm ( 20 ± 0,05 ) cm ( 20,1 ± 0,05 ) cm
8
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
1. Menghitung perbesaran total mikroskop yang digunakan. A.
Untuk Perbesarann 5x 1. Fok = ( 5,7 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 22,1 ± 0,05 ) cm
S’ok = 7,67 cm
|| || |||| |||| = 0,002 + 0,0085 cm KR =
= = 0,13%
KC = 100% - KR = 100% - 0,13% = 99,87%
9
kali 2. Fok = ( 5,7 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 22,2 ± 0,05 ) cm
S’ok = 7,68 cm
|| || |||| |||| = 0,002 + 0,0085 cm KR =
= = 0,13%
KC = 100% - KR = 100% - 0,13% = 99,87%
10
kali 3. Fok = ( 5,7 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 22 ± 0,05 ) cm
S’ok = 7,69 cm
|| || |||| |||| = 0,002 + 0,0085 cm KR =
= = 0,13%
KC = 100% - KR = 100% - 0,13% = 99,87%
11
kali M
M2
9,06
82,08
2
9,07
82,27
3
9,09
82,63
No 1
∑
27,22
246,98
= kali = √ =
– √
= 0,02 kali √
kali KR =
= = 0,22%
KC = 100% - KR = 100% - 0,22% = 99,79%
12
B. Untuk Perbesaran 6x 1. Fok = ( 4,5 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20 ± 0,05 ) cm
S’ok = 5,81 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,011 cm KR =
= = 0,23%
KC = 100% - KR = 100% - 0,23% = 99,77%
kali 13
2. Fok = ( 4,5 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 19,8 ± 0,05 ) cm
S’ok = 5,82 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,011 cm KR =
= = 0,23%
KC = 100% - KR = 100% - 0,23% = 99,77%
kali
14
3. Fok = ( 4,5 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 19,9 ± 0,05 ) cm
S’ok = 5,82 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,011 cm KR =
= = 0,23%
KC = 100% - KR = 100% - 0,23% = 99,77%
kali
15
M
M2
7,36
54,2
2
7,38
54,5
3
7,38
54,5
No 1
∑
22,12
163,2
= kali = √ =
– √
√ = 0,13 kali
kali KR =
= = 1,76%
KC = 100% - KR = 100% - 1,76% = 98,24 %
C. Untuk Perbesaran 10x 1. Fok = ( 3,3 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20,7 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,93 cm
16
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,015 cm KR =
= = 0,45%
KC = 100% - KR = 100% - 0,45% = 99,55%
kali 2. Fok = ( 3,3 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20,6 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,93 cm
17
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,015 cm KR =
= = 0,45%
KC = 100% - KR = 100% - 0,45% = 99,55%
kali 3. Fok = ( 3,3 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20,6 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,93 cm
18
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,015 cm KR =
= = 0,45%
KC = 100% - KR = 100% - 0,45% = 99,55%
kali M
M2
4,34
18,84
2
4,32
18,7
3
4,32
18,7
No 1
∑
12,98
56,24
= kali = √ =
– √
√ = 0,12 kali 19
kali KR =
= = 2,77%
KC = 100% - KR = 100% - 2,77% = 97,23 %
D. Untuk Perbesaran 12,5x 1. Fok = ( 2,9 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20,2 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,39 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,017 cm KR =
= = 0,57%
KC = 100% - KR = 100% - 0,57% = 99,43%
20
kali 2. Fok = ( 2,9 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,39 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,017 cm
21
KR =
= = 0,58%
KC = 100% - KR = 100% - 0,58% = 99,42%
kali 3. Fok = ( 2,9 ± 0,05 ) cm
Sok = ( 20,1 ± 0,05 ) cm
S’ok = 3,38 cm
|| || |||| |||| = 0,0025 + 0,017 cm
22
KR =
= = 0,58%
KC = 100% - KR = 100% - 0,58% = 99,42%
kali M
M2
3,07
9,43
2
3,07
9,43
3
3,03
9,18
No 1
∑
9,17
28,04
= 3,06 = √ =
– √
√ = 0,04 kali kali
23
KR =
= = 1,3%
KC = 100% - KR = 100% - 1,3% = 98,7 %
2. Mengapa tidak ada perbesaran lateral untuk lensa okuler pada waktu mata melihat tanpa berakomodasi? Jawab : Karena perbesaran lateral itu hanya dimiliki/terdapat pada lensa objektif saja.
3. Mana yang lebih menguntungkan, melihat mikroskop tanpa berakomodasi atau berakomodasi sekuat-kuatnya? beri alasan ! Jawab : Lebih menguntungkan melihat mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum karena penglihatan bayangan di mikroskop tampak lebih jelas dan tajam.
24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1
Kesimpulan Mikroskop adalah alat optik yang dipergunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat kecil. Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua lensa cembung. Lensa cembung yang dekat dengan benda disebut lensa objektif. Lensa cembung yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif Berdasarkan
pengamatan
yang
telah
dilakukan
selama
praktikum.
Pengaruh dan jarak antara lensa okuler dengan lensa objektif adalah dengan nilai Fob nya yang tetap. Jadi, semakin kecil F ok nya, maka semakin kecil juga perbesaran mikroskop totalnya. Dan apabila semakin besar F ok nya maka semakin besarpula perbesaran mikroskop totalnya. Jadi yang berpengaruh adalah jarak F ok nya yang dapat berpengaruh pada bayangan rambut yang diamati.
V. 2
Saran Alat peraga atau yang berhubungan dengan praktikum agar lebih
disempuranakan, dilengkapi, dan di perbanyak lagi, sehingga dalam praktikum seorang praktikan mendapatkan hasil yang sebaik mungkin.
25