ANALISIS KADAR NIKEL LATERIT PADA PT ANUGERAH SAKTI UTAMA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN LUWUK BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
HARDIANSYAH 2008 31 084
SARI PT. Anugerah Sakti Utama merupakan perusahaan membidangi masalah Eksplorasi di daerah Kabupaten Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, yang kemudian penambangannya dilakukan oleh PT. Bahana Selaras Alam dilakukan dengan sistem tambangan terbuka(Surface Mining) yaitu menambang dari punggung bukit kebawah (Open Cut) dengan membuat “Bench” (jenjang) sehingga terbentuk bukaan-bukaan. dengan langkah-langkah kegiatan penambangan antara lain: penggalian kegiatan/pembongkaran, pemuatan, pengangkutan bijih, penimbunan bijih dan pengawasan kualitas. Tingkat Validitas dari data produksi di stockpile akan terbukti setelah dilaksanakannya kegiatan pengapalan, namun pada kenyataannya sering terjadi perbedaan antara data hasil produksi di front penambangan dengan realisasi yang ada pada stockpile, maka penelitian ini akan menganalisa sebab-sebab terjadinya perbedaan kadar hasil Produksi di front penambangan dengan realisasi pada stockpile, serta faktor-foktor penyebab terjadinya perbedaan kadar tersebut. Adapun data hasil produksi di front penambangan bulan Januari adalah 121.367 Ton dengan kadar Ni 1.81 % dan Realisasi pada stockpile adalah 127.233 Ton dengan kadar Ni rata– rata 1.77 %. Dengan persentase penyimpangan tonage sebesar 3,62 % dan penyimpangan kadar untuk bulan Januari sebesar 2,21%. Dari hasil pengamatan, maka diperoleh faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan tonage dan penurunan kadar antara lain sebagai berikut : Penyebaran deposit tidak homogen; Topografi; Pengotoran dan kehilangan bijih saat penambangan; Medan kerja; Posisi waste terhadap bijih dan cuaca; Keterampilan operator; Ketelitian dalam pengambilan sampel
Untuk
BAB I
perbedaan
PENDAHULUAN
dapat kadar
penambangan, 1.1
meminimalkan dan
realitas
maka
cara
Latar Belakang
penambangan juga perlu diperhatikan.
PT Anugerah Sakti Utama,
Metode
penambangan
dengan
Unit Bisnis Pertambangan merupakan
penggalian langsung oleh alat gali
salah satu perusahaan yang melakukan
seperti selective mining dengan alat
penambangan dan pengolahan bijih
gali
nikel yang berlokasi di Kecamatan
berpengaruh terhadap kadar, karena
Pagimana Kabupaten Luwuk Banggai
metode penambangan tersebut rawan
Provinsi Sulawesi Tengah.
terhadap pengotor.
Penambangan bijih nikel di daerah
tersebut
dilakukan
dengan
dorong
dan
muat
akan
Pengawasan kadar pada bijih nikel
agar
memenuhi
persyaratan
tambang terbuka (Surface Mining)
standar
yaitu menambang dari punggung bukit
dibutuhkan
kebawah (Open Cut) dengan membuat
disesuaikan dengan kebutuhan pabrik
“Bench” (jenjang) sehingga terbentuk
(Ni ≥ 1,8 %). Berdasarkan penentuan
bukaan-bukaan.
kadar
dengan
langkah-
ekspor
bijih
bijih
oleh
nikel
nikel
yang
konsumen
dan
tersebut
PT.
langkah kegiatan penambangan antara
Anugerah Sakti Utama, senantiasa
lain:
penggalian
akan melakukan pengawasan mutu
kegiatan/pembongkaran,
pemuatan,
nikel menurut standar oprasional maka
pengangkutan bijih, penimbunan bijih
yang perlu diketahui terlebih dahulu
dan pengawasan kualitas.
adalah “Cut of Grade“ yang
telah
ditetapkan, sehingga dari data kadar
kadar bijih tersebut
rata-rata tiap tumpukan ore yang ada di
dibawah COG (Cut Of Grade).
stockfile dapat dianalisis kadarnya. Namun
untuk
memenuhi
akan berada
Disamping itu tumpukan bijih
standar
nikel pada front penambangan akan
ekspor tersebut, pihak manajemen
dimuat dan diangkut ke stockpile
perusahaan diperhadapkan pada suatu
sesuai dengan titik bor dan jumlah
kenyataan
incrementnya.
dimana
hasil
analisis
Setelah
sampai
di
menunjukkan bahwa, kadar bijih nikel
stockpile akan diadakan pengecekan
setelah ditambang (kadar produksi)
ulang atau recheking kadar untuk
berbeda dengan hasil tumpukan Ore
mengetahui ketelitian atau kebenaran
pada stockpile.
bijih nikel yang ada pada front
Untuk
mendapatkan
bijih
penambangan.
dengan kadar yang sesuai permintaan
Setelah
recheking
pabrik dan ekspor, maka penambangan
diketahui
pada bijih yang menyebar secara tidak
perbedaan yang signifikan dengan
merata tersebut
dilakukan dengan
kadar selective mining maka akan
sistim selective mining atau memilih
diadakan pemindahan tumpukan sesuai
bijih atau titik bor sesuai dengan kadar
dengan kebutuhan pabrik ataupun
yang diinginkan.
untuk ekspor.
Alasan
untuk
dan
tidak
kadar
menunjukkan
melakukan
Namun pada pengamatan yang ada di
selective mining adalah bahwa bila
lapangan kenyataannya masih sering
seluruh material bijih dengan kadar
terjadi perbedaan antara data kadar
yang tidak merata di tambang maka
dari
front
penambangan
dengan
realisasi yang ada di stockpile, maka
dengan kadar bijih nikel pada
penelitian
stockpile.
ini
mengetahui
diarahkan
masalah
utama
untuk atas
2. Masih
seringnya
ditemukan
problem tersebut, dengan mengambil
penyimpangan data kadar pada
hipotesa pengamatan yaitu adanya
masing-masing
ketidak konsistenan dalam mekanisme
dalam memenuhi standar pasar
sampling. Sehingga terjadi perbedaan
maupun ekspor.
hasil
analisa
kadar
dari
front
penambangan dengan realisasi yang ada di stockpile. Berdasarkan pola pikir di atas, penulis mengambil tema “Analisis kadar nikel laterit pada PT Anugerah Sakti Utama Kecamatan Pagimana Kabupaten Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah”.
tumpukan
ore
1.2.2 Permasalahan Penelitian Dari identifikasi masalah di atas maka masalah yang timbul adalah: 1. Berapa besar perbedaan kadar bijih nikel antara front penambangan dengan kadar bijih nikel pada stockpile? 2. Faktor-faktor apa yang menjadi
1.2
Rumusan Masalah
penyebab terjadinya penyimpangan
1.2.1
Identifikasi Masalah
kadar
Melihat latar belakang di atas
tumpukan ore dalam memenuhi
maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain: 1. Terjadinya perbedaan kadar bijih nikel
dari
front
penambangan
pada
masing-masing
standar pasar maupun ekspor?
1.2.3 Batasan Masalah
1.4 Sumber Data
Dari masalah yang diambil pada Tugas
Akhir
tentang
penulisan laporan Tugas Akhir ini,
pengambilan dan preparasi conto dari
diperoleh langsung dari lapangan,
lokasi penambangan, dan di area
laboratorium dan berbagai literatur
stockpile serta analisis kadar nikel
serta laporan yang ada di lokasi
laterit
penelitian.
pada
ini
PT.
adalah
Data-data yang digunakan dalam
Anugerah
Sakti
Utama.
Adapun
data
yang
diperoleh terdiri atas : 1. Data Primer
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian a. Data pengambilan conto dari Adapun maksud dan tujuan Penelitian front penambangan ke stockpile. ini adalah : b. Data alur preparasi conto. 1. Untuk mengetahui berapa besar c. Hasil
analisis
laboratorium
perbedaan kadar Nikel antara front instrument X-Ray. penambangan dengan kadar bijih 2. Data Sekunder nikel pada stockpile. a. Data iklim dan curah hujan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor b. Peta lokasi kesampaian daerah. penyebab perbedaan kadar dari c. Peta Geologi Luwuk Banggai. hasil
pengambilan
sampel
berdasarkan standar operasional prosedur telah berjalan baik.
ada
1.5 Metode Penelitian Adapun teknik pengambilan data penelitian
yang
digunakan
di
lokasi
tambang,
preparasi maupun di kantor
dalam
mengenai proses pengambilan
penulisan dan penyusunan laporan
sampel dan preparasi conto
yaitu:
serta Analisis kadar. d. Data
tentang
prosedur
1. Teknik pengambilan data preparasi
conto
diambil
di
a. Melakukan pengamatan dan salah
satu
unit
kerja
pengumpulan data mengenai pengawasan kualitas yaitu unit kondisi
yang
berhubungan satuan kerja persiapan sampel.
dengan keadaan geologi dan e. Melakukan
studi
pustaka
geografi daerah penelitian. terhadap
literatur-literatur
yang
b. Data diambil dengan mengikuti ada. langsung
aktifitas
proses 2. Teknik pengolahan data
pengambilan sampel dari front Menggunakan metode perhitungan penambangan
sampai
ke dan penganalisaan sehingga diketahui
stockpile, preparasi conto dan sistem pengambilan dan preparasi analisis
laboratorium
yang conto,
kemudian
dilakukan
diperlukan untuk pengolahan pemeriksaan berdasarkan teori, rumus data. dan praktek di laboratorium sesuai c. Melakukan
wawancara dengan hasil yang dikerjakan.
langsung
dan
konsultasi Data-data yang telah dikumpulkan
dengan karyawan, baik yang selanjutnya diolah secara statistik dan
analisis, pengolahan secara statistik
3.
Serta
mengidentifikasi
faktor-
untuk mendapatkan nilai rata-rata dari
faktor penyebab perbedaan kadar,
suatu data dan selanjutnya dilakukan
kemudian mencari penyelesaian
perhitungan
untuk mengurangi perbedaan kadar
untuk
mengetahui
presentase perbedaan yang terjadi.
tersebut.
3. Analisis data
BAB II
Dalam penelitian ini kita dapat membandingkan antara
data
front
penambangan dengan data stockpile serta dapat mengetahui faktor – faktor penyebab perbedaan tersebut.
TINJAUAN UMUM 2.1 2.1.1
Geografi Daerah penelitian Lokasi dan Kesampaian
Daerah Lokasi eksplorasi tersebar pada beberapa Desa yang berada dalam area
1.6 Pemecahan Masalah
IUP PT. Astima yaitu : Desa Nain,
Adapun pemecahan masalah yaitu :
Asaan, Pinapuan, Sinampangnyo, dan
1. Melakukan evaluasi tehadap data
Hion. Jarak lokasi daerah penyelidikan
front
bervariasi antara 7 – 10 km dari area
penambangan dengan data kadar
Jety yang ditempuh dengan kendaraan
pada stockpile.
roda empat maupun roda dua dan
kadar
produksi
di
2. Membandingkan antara data kadar data
produksi
di
front
penambangan dengan data kadar pada stockpile.
selanjutnya perjalanan kaki menuju lokasi. Pada
lokasi
dan
kesampaian
daerah kita dapat mengetahui wilayah kerja perusahaan yang akan ditambang
berdasarkan
hasil
eksplorasi
pada
(Gambar 2.1).
sekitar 40 % dari daerah penyelidikan, yaitu pada bagian tengah area project blok II dan pada umumnya masih merupakan hutan dan semak belukar.
2.1.2 Morfologi Secara umum bentuk morfologi di daerah
penyelidikan
menjadi
dua
satuan
dapat
dibagi
morfologi
:
Lembah-lembah satuan
yang
morfologi
terdapat
di
perbukitan
bergelombang lemah ini umumnya
Morfologi perbukitan bergelombang
berbentuk
lemah dan perbukitan bergelombang
bahwa tahap erosi mencapai tua dan
kuat.
dibeberapa tempat berbentuk “ V “
A. Satuan perbukitan
yang mencirikan bahwa tahap erosi
bergelombang
yang
muda.
bergelombang lemah Satuan
“U“
morfologi
perbukitan
lemah
menempati
Gambar 2.1 Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
menandakan
B. Satuan perbukitan
2.1.3
Wilayah penambangan nikel di
bergelombang kuat Satuan
Iklim dan Curah Hujan
morfologi
perbukitan
Pomalaa
ini
mempunyai
rata-rata
bergelombang kuat, menempati sekitar
hujan yang tinggi, sedangkan musim
60 % daerah penyelidikan, yaitu pada
kemarau sangat jarang. Rata-rata curah
bagian
hujan
pinggiran
penyelidikan.
daerah-daerah
Vegetasi
umumnya
tahunan
Pagimana,
maksimum
diukur
di
daerah Stasiun
berupa hutan belantara yang ditumbuhi
Pengukuran Pagimana Tahun 1984-
oleh tumbuhan liar atau tumbuhan
2005 adalah sebesar 154,37 ml dengan
layaknya
Satuan
rata-rata hari hujan 10 hari(Tabel 2.1).
morfologi umumnya mempelihatkan
Terdapat sebelas bulan basah, satu
lereng yang sangat terjal dengan
bulan lembab tanpa bulan kering,
daerah
kemiringan
lereng
tropis.
mencapai
50o
karenanya.
Berdasarkan
klasifikasi
sehingga untuk mencapai lokasi-lokasi
iklim oleh Schmit dan Fergusson
yang
untuk
Daerah Pagimana memilki tipe iklim
didatangi membutuhkan waktu yang
“A”. Daerah Pagimana beriklim basah.
sudah
direncenakan
lama atau sulit untuk dicapai. Lembahlembah
yang
terdapat
di
Berdasarkan
pengukuran
satuan
parameter suhu dan lingkungan oleh
morfologi perbukitan bergelombang
PSL UNHAS pada Bulan Januari 1983
umumnya berbentuk “ V “ yang
pada
mencirikan bahwa tahap erosi pada
daerah eksploitasi tambang (tanpa
satuan ini muda.
vegetasi) dan daerah hutan yang masih
sekitar
daerah
pemukiman,
virgin
disekitarnya,
menunjukkan
vegetasi hutan, terutama pada bagian
bahwa baik suhu maupun kelembaban
yang telah terbuka dengan radius
memperlihatkan
kurang dari 100 Ha, suhu mencapai
variasi
perubahan
360C
yang lebih besar pada yang terbuka
Tabel 2.1 Data Curah Hujan PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah Maret 2012 - Februari 2013 No
Hujan
Curah Hujan Rata – Rata (ml)
1
Maret
7
211,5
2
April
8
115,75
3
Mei
13
172,3
4
Juni
16
123,5
5
Juli
5
35,95
6
Agustus
9
312
7
September
20
256
8
Oktober
21
286,34
9
November
12
96,45
10
Desember
6
176,20
11
Januari
2
8
12
Februari
1
0,5
Total
120
1698.04
Rata – rata
10
154.37
Sumber :
2.1.4
Bulan
PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah
Keadaan Flora dan Fauna
a) Keadaan Flora Di
wilayah
vegetasi primer (asli) dan vegetasi sekunder (bukan asli).
kerja
perusahaan
terdapat dua jenis vegetasi yakni
1. Vegetasi Primer Vegetasi
primer
merupakan
vegetasi yang belum terganggu oleh
aktivitas
penambangan
dan
di tambang atau ditinggalkan untuk
berkembang
berdasarkan
interaksi
sementara waktu. Tumbuhan yang
dengan lingkungan ekosistemnya yang
merupakan vegetasi sekunder misalnya
asli. Vegetasi primer yang menjadi ciri
tumbuhan jati putih, jati super, akasia
khas daerah Pagimana seperti berbagai
dan berbagai rumpu-rumputan.
tumbuhan tropis yakni jenis alang-
b) Keadaan Fauna
alang, kayu angin, kayu besi, pohon jambu,
belimbing
bajo,
Satwa
yang
ada
di
wilayah
tirotasi,
perusahaan terdiri dari dua kelompok.
melinjo. Jenis vegetasi primer ini
Kelompok satwa tersebut meliputi
sering dijadikan penciri daerah yang
satwa langka yang dilindungi dan
mengandung
satwa yang tidak dilindungi. Satwa
nikel
di
daerah
pagimana.
langka
yang
dilindungi
seperti
beberapa jenis burung yakni Burung 2. Vegetasi Sekunder Hoa atau Alo, Burung Enggan Papan, Vegetasi
Sekunder
adalah Burung Maleo dan Itik Liar (Belibis).
vegetasi
yang
tumbuh
kemudian
setelah
vegetasi
asli
mengalami
Jenis binatang mamalia yakni Anoa, Rusa, Kera tidak berekor, Kuskus dan gangguan
akibat
aktivitas Musang.
pertambangan. Penyebaran vegetasi tersebut meliputi keseluruhan daerah
2.1.5
datar sekitar perkampungan penduduk dan
pemukiman
karyawan
serta
sebagian daerah perbukitan yang telah
Keadaan Tanah Sebagian tanah daerah tambang
nikel terdiri dari tanah laterit dengan warna
merah
kekuningan
hingga
merah bata. Tanah laterit ini memiliki
Sulawesi Barat. Mandala Sulawesi
ketebalan yang cukup bervariasi dari
Timur terdiri dari gabungan mafik,
0.4 m sampai 11 m. Struktur tanah top
Ultramafik dan endapan pelagos yang
soil memiliki tingkat porositas yang
mengandung rijang. Mandala Banggai-
tinggi dan daya infiltrasi yang tinggi
Sula terdiri dari batuan klastika kasar
pula. Keadaan tersebut ditunjang pula
dan sedimen malih. Mandala Sulawesi
oleh vegetasi dengan kepadatan yang
Barat diwakili oleh batuan gunung api
relative tinggi. Berbeda dengan lapisan
yang berumur Neogen. Berdasarkan
sub soil yang berada di bawah lapisan
lithologinya urutan formasi dari tua ke
top
muda di lembar ini adalah :
soil,
struktur
tanahnya
agak
bergumpal. Tekstur tanah berdasarkan
Kompleks
Ultramafik
(Ku):
analisa tanah oleh pihak perusahaan di
Terdiri dari harsburgit, dunit,
daerah
piroksenit, gabro, diabas, basal,
penambangan
kesuburan
tanahnya tergolong rendah.
dan
diorit,
diduga
berumur
kapur. 2.2
Keadaan Geologi Daerah
Formasi Matano (Km): Terdiri
Penelitian dari batugamping dengan sisipan A.
Geologi Regional rijang dan argilit berumur kapur. Daerah penyelidikan termasuk
Formasi Poh (Tomp): Terdiri
dalam Peta Geologi Regional lembar dari napal, batugamping dan Luwuk (Gambar 2.2). Yang secara sedikit batupasir
menjemari
regional masuk kedalam Mandala dengan Sulawesi Timur, Banggai-Sula dan salodik.
bagian
atas
formasi
B.
Endapan
Alluvium
(Qa):
Kompleks Ultramafik ( Ku )
Terdiri dari pasir kerikil, lumpur
Terdiri dari harsburgit, lersolit,
dan sisa tumbuhan, hasil endapan
dunit, piroksenit, serpentinit, basal dan
sungai dan pantai.
gabro dengan sedikit amfibolit dan
Geologi Daerah Penyelidikan
filit.
Daerah penyelidikan berdasarkan
bersentuhan secara tektonik dengan
lithologinya
disusun
oleh
batuan-
Kompleks
batuan
sedimen
Ultramafik
mesozoikum
dan
batuan dari formasi Poh dan Batuan
paleogen, tertindih tak selaras oleh
kompleks Ultramafik.
kompleks molasa yang berumur Mio-
Pliosen akhir bagian bawah; sedang
Formasi Poh ( Tomp ) Persilangan
napal
dan
umur kelompok batuan ini belum
batugamping, dengan batupasir pada
diketahui
bagian bawah. Napal, Putih sampai
Paleozoikum. Secara umum kelompok
kelabu kekuningan, lunak, setempat
batuan
mengeras,
mengandung
tergeruskan,dan melapuk; di beberapa
banyak fosil foraminifera, sedikit koral
tempat hasil pelapukannya membentuk
dan ganggang; dibeberapa tempat telah
lapisan laterit. Formasi ini umumnya
terhablur
membentuk morfologi
berlapis,
ulang.
batupasir,
kelabu
kekuningan, kecoklatan berbutir halus sampai
menengah,
agak
dengan
ini
telah
pasti,
diduga
tersenpentinkan,
pegunungan
dan perbukitan.
keras,
Endapan jenis konsentrasi sisa
gamping, berlapis tipis sampai tebal (
dapat terbentuk jika batuan induk yang
10-60 cm ) miskin akan fosil.
mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral yang mudah
larut akan terusir oleh proses erosi dan
belum
lapuk.
Jalur
lapisan limonit sampai pada batas
merupakan tempat bijih dengan kadar
tertentu, disini masih dikenali struktur
nikel tertinggi, akibat pengkayaan
dan tekstur batuan aslinya.
supergen. Perkembangan jalur saprolit
Jalur saprolit merupakan peralihan dari
tergantung
limonit ke batuan dasar yang keras dan
mineral
pada
sifat
inilah
silika
batuan
Sumber : E. Rusmana, A. Koswara, dan T. O. Simandjuntak 1993 (Arsip Perusahaan).
Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Luwuk Banggai
yang
dan
dasarnya
terpenting 2.3
Genesa
Endapan
yang
terdapat
dalam
Nikel endapan dibagian ini ialah Krisopras
Laterit yaitu Kalsedon yang mengandung Endapan
bijih
nikel
yang nikel.
terdapat
di
Daerah
Pagimana Mineral Olivin dan Piroksin
merupakan jenis nikel laterisasi yang merupakan mineral utama pada batuan terbentuk dari pelapukan mekanis dan Peridotit
dimana
unsur
Ni
pada
kimiawi batuan induk ultara basa yaitu mineral ini merupakan subtitusi dari peridotit
dan
serpentin.
Proses unsur Fe dan Mg. Pada proses
pelindian dan pelapukan menyebabkan Serpentinisasi,
Peridotit
diubah
menurunnya kadar Al dan Ca dalam menjadi
batuan
Serpentinit
atau
batuan, sebaliknya kadar Fe, Ni, Cr Peridotit Serpentinit sebagai akibat dan Co meninggi. Ni yang larut dalam adanya
pengaruh
larutan
Pada
umumnya
proses pelapukan dan pencucian itu Hydrothermal. yaitu karena pengaruh peredaran air endapan bijih nikel ditemukan pada tanah dan adanya unsur Mg dalam lereng landai dibagian pematang yang batuan kemudian mengendap kembali merupakan
punggung
penghubung
dengan membentuk mineral-mineral antara bukit. Selain oleh adanya Hidrosilikat
antara
lain
Garnerit keadaan
H2(Mg,Ni)SiO4.2H2O.
morfologi
pembentukan
Mineral endapan laterit nikel ini agaknya
bentukan baru itu kemudian mengisi sangat terpengaruh pula oleh tektonik celah atau retakan dalam batuan. setempat. Proses pelapukan batuan Selain Garnerit, bijih nikel yang pada hakekatnya dipermudah karena
adanya bagian yang lemah seperti
tergantung
adanya
mineralogi batuan dasar.
rekahan,
patahan
dan
sebagainya.
pada
sifat
fisik
dan
Josep R.Bolt Jr. dalam bukunya yang
Pada
lapisan
yang
berjudul “ The Winning Of Mineral”
berada
antara peralihan limonit ke batuan
memperlihatkan
dasar yang keras dan belum lapuk
batuan peridotit itu terkandung kurang
merupakan tempat pengendapan bijih
lebih 0,20 % Ni, seperti terlihat pada
nikel dengan kadar yang tinggi. Akibat
(Tabel
proses
kandungan nikel dari batuan ultra basa
pengkayaan
supergen,
perkembangan lapisan pada jalur ini
2.2)
bahwa
yang
di
dalam
menunjukkan
sampai asam.
Tabel 2.2 Kandungan Unsur Ni dalam Batuan Ultra Basa sampai Asam Rock
% Ni
Iron Oxides + Magnesium
Silika + Lainnya
Peridotit
0,20
42,3 %
45,9 %
Gabro
0,016
16,3 %
66,1 %
Diorit
0,004
11,7 %
73,4 %
Granit
0,0002
4,4 %
78,7 %
Sumber : Josep R.Bolt Jr. “The Winning Of Mineral”
Proses
utama
dalam
menyebabkan
desintegrasi
pembentukan bijih nikel adalah proses
dekomposisi
laterisasi yang disebabkan oleh proses
sedemikian
pelapukan
menghasilkan lapisan tanah laterit.
baik
secara
kimiawi
mekanik.
Akibat
maupun
secara
adanya
perbedaan
suhu
akan
unsur rupa,
Batuan-batuan
batuan
dan induk
sehingga
yang
mengandung banyak mineral olivin
akan lebih mudah lapuk dibandingkan
partikel-partikel
dengan
kondisinya masih bersifat sudah netral
batuan
mengandung
yang
kuarsa.
berhubungan
Hal
terhadap
maka
waktu
kemudian akan mengendap di celah-
sifat
celah sebagai urat-urat Garnerit dan
pelapukan,
Krisopras. Pada zona ini sering pula
penambangan
terjadi pengisian rekahan oleh Silikat
didapatkan adanya fragmen-fragmen yang besar (Boulder) yang cukup keras.
Air
tanah
selama
ini
dengan
ketahanannya pada
banyak
kolloida
yang
sebagai Kalsedon. Residu
dari
larutan
yang
banyak
terbawa
sebagai
mengandung CO2 yang berasal dari
kolloida
ini
udara dan asam-asam sebagai hasil
konsentrasi
pembusukan tumbuh-tumbuhan akan
Saprolit. Saprolit biasa juga diartikan
melarutkan unsur-unsur yang terdapat
sebagai bongkah yang mengalami
dalam batua asal.
pelapukan yang dekat dengan batuan
Berdasarkan
partikel-partikel
akan
residu
membentuk yang
disebut
sifat-sifat
induknya dan masih menampakkan
kelarutan unsur-unsur itu di dalam
struktur asli dari batuan asalnya. Dari
pelarut air, maka ada sebagian yang
hasil analisis kimia, maka zona tengah
tidak
ini merupakan zona yang paling besar
larut
dan
tetap
tinggal
membentuk konsentrasi residu (Besi
kandungan Nikelnya.
Aluminium) Oksida di permukaan.
Unsur Ca dan Mg yang terlarut akan
Sedangkan besi (Fe), Cobal (Co),
terus mengalir sampai batas dimana
Nikel (Ni), Magnesium (Mg) dan
tidak bisa mengalir lagi, maka di
Silika (Si) yang terbawa sebagai
tempat itulah akan mengendap sebagai
urat-urat Dolomit dan Magnesit yang
mempunyai berat jenis besar akan
mengisi rekahan-rekahan pada batuan
tertinggal
asal (Gambar 2.3). Endapan jenis
endapan konsentrasi sisa, terjadi di
konsentrasi sisa dapat terbentuk jika
daerah yang luas dan iklim tropis
batuan induk yang mengandung bijih
dengan curah hujan yang tinggi.
mengalami proses pelapukan, maka
Kondisi tersebut di atas menyebabkan
mineral
proses laterisasi nikel di suatu daerah
yang
mudah
larut
akan
berpindah oleh proses erosi, sedangkan
bisa
dan
terkumpul
berjalan
mineral bijih biasanya stabil dan
Sumber : PT Anugerah Sakti Utama
Gambar 2.3 Skema Pembentukan Nikel Laterit
dengan
menjadi
baik
kelompok mineral untuk green 2.4
Penampang Nikel Laterit hydrous Secara
umum
magnesian
nickel
penampang silicates
(
serpentin
yang
endapan nikel laterit dari atas ke mengandung nikel, Ni talk, dan Ni bawah (Gambar 2.4) adalah : klorit 1.
Batuan
dasar
pada
).
Melalui
pergantian
umumnya magnesium oleh nikel, kadar nikel
didominasi oleh batuan ultramafik dalam serpentin akan bertambah. seperti dunit, peridotit, piroksenit, Garnierit sendiri tidak dijumpai serpentinit,
yang masih
segar sebagai
belum
mengalami
mineral
murni,
tetapi
pelapukan, tercampur
juga
dengan
Ni
tekstur asli batuan masih nampak serpentin kadar rendah lainnya, jelas. sehingga kadar nikel dalam bijih 2.
Zona saprolit merupakan batuan menjadi menurun. asal ultramafik pada zona ini akan 4.
Zona pelindian merupakan zona
berubah menjadi saprolit akibat transisi dari zona saprolit ke zona pengaruh
air
tanah.
Mineral-
mineral
utamanya
adalah
serpentin,
kuarsa
limonit diatasnya. Disini terjadi perubahan geokimia unsure yang sekunder,Niterbesar dalam penampang. Kadar kalsedon, garnierit, dan beberapa Fe2O3 dan Al2O3 naik, sedangakan tempat sudah terbentuk limonit ( kadar SiO2 dan MgO turun. Fe Hidroksida ). 5. 3.
Zona limonit : Pada zona limonit
Garnierit yang merupakan bijih hampir seluruh unsur yang mudah nikel silika merupakan suatu nama larut hilang terlindi, kadar MgO
dan
silika
akan
semakin
6.
Zona tanah penutup : Umumnya
berkurang, sebaliknya kadar Fe2O3
pada zona ini didominasi oleh
dan Al2O3 akan bertambah. Zona
humus dan bersifat gembur kadar
ini didominasi oleh mineral geotit,
terdapat lempeng silika. Kadar Fe
disamping juga terdapat magnetit,
pada lapisan ini tinggi dan sering
hematite,
dijumpai konkresi-konkresi besi,
talk,
serta
kuarsa
sekunder.
kadar nikel relative rendah.
Sumber: PT. Anugerah Sakti Utama
Gambar 2.4 Penampang Vertikal Nikel Laterit
kenaikan dan penurun permukaan air 2.5
Faktor-Faktor Yang tanah juga dapat menyebabkan terjadi
Mempengaruhi Pembentukan Bijih proses
pemisahan
dan
akumulasi
Perbedaan
temperatur
Nikel unsur-unsur. Faktor-faktor
yang yang cukup besar akan membantu
mempengaruhi pembentukan endapan terjadinya pelapukan mekanis, dimana nikel laterit adalah sebagai berikut: akan timbul rekahan-rekahan dalam 2.5.1
Batuan Asal
batuan
Dalam hal ini yang bertindak
proses atau reaksi kimia
sebagai batuan asal adalah batuan
yang
akan
mempermudah terutama
dekomposisi batuan.
ultrabasa karena: 2.5.3 a.
Reagen-Reagen Kimia dan
Mempunyai elemen Ni yang Vegetasi
paling banyak diantara batuan-batuan Yang dimaksud dengan reagenlainnya. reagen kimia adalah unsur-unsur dan b. Mineral-mineralnya mudah lapuk ( senyawa-senyawa
yang
membantu
tidak stabil ) mempercepat proses pelapukan. CO2 c. Komponen-komponennya mudah yang terlarut bersama dengan air. Air larut
yang
memungkinkan memegang peranan penting dalam
terbentuknya endapan nikel. proses pelapukan kimia. Asam-asam 2.5.2
Iklim Adanya
humus pergantian
dapat
menyebabkan
musim
dekomposisi batuan dan merubah PH
hujan dan kemarau dimana terjadi
larutan, asam-asam humus ini erat
hubungannya dengan vegetasi,dalam
dibandingkan
terhadap
struktur
hal ini vegetasi akan mengakibatkan :
patahan. Batuan ultrabasa mempunyai
Penetrasi air dapat lebih dalam
porositas dan permeabilitas yang kecil
dan lebih mudah dengan dengan
sekali sehingga penetrasi air menjadi
mengikuti jalur akar-akar dan
sulit, maka dengan adanya rekahan-
pohon-pohon.
rekahan
tersebut
akan
lebih
Akumulasi dari air hujan akan
memudahkan masuknya air dan berarti
lebih banyak.
proses pelapukan akan lebih intensif.
Humus akan lebih tebal. 2.5.5 Keadaan
ini
Topografi
merupakan Keadaan
topografi
setempat
merupakan suatu petunjuk, dimana sangat mempengaruhi sirkulasi air hutannya lebat pada lingkungan yang beserta reagen-reagen
lain. Untuk
baik akan terdapat endapan bijih nikel daerah yang landai maka air akan lebih tebal dengan kadar yang lebih bergerak
perlahan-lahan
sehingga
tinggi. Selain itu vegetasi dapat mempunyai berfungsi
untuk
menjaga
kesempatan
untuk
hasil mengadakan penetrasi lebih dalam
pelapukan terhadap erosi mekanis. melalui rekahan-rekahan atau pori-pori 2.5.4
batuan. Akumulasi endapan umumnya
Struktur Struktur
menyebabkan
berada di daerah yang landai sampai
deformasi dari batuan, yang sangat
kemiringan
sedang,
dominan dalam pembentukan endapan
menerangkan
nikel adalah struktur rekahan ( Joints )
pelapukan mengikuti bentuk topografi.
bahwa
hal
ini
ketebalan
Pada daerah yang curam jumlah air
terbuka (Open Pit Mining/Open Cast
yang meluncur
“ run off “ lebih
mining) yaitu dengan jalan memotong
banyak dari pada air yang meresap , ini
punggung bukit sehingga terbentuk
dapat menyebabkan pelapukan kurang
bench.
intesif. Pada tempat- tempat dimana
Sebelum
pekerjaan
terdapat keseimbangan, nikel akan
penambangan
mengendap melalui proses pelapukan
dahulu harus disiapkan peta tambang
kimia.
yang berskala 1 : 100 dimana pada peta
2.5.6
tersebut
dilakukan,
telah
terlebih
dicantumkan
Waktu keadaan mengenai endapan bijih yang Dalam proses pembentukan menyangkut data eksplorasi seperti
endapan bijih nikel
membutuhkan posisi endapan, penyebaran, kadar,
jangka waktu yang relatif panjang. jumlah cadangan dan lain-lain. Apabila waktu dari proses pelapukan Tahapan-tahapan terlalu
singkat,
transportasi
kegiatan
dan penambangan di PT Anugerah Sakti
konsentrasi berlangsung cepat maka Utama Sulawesi Tengah yaitu : endapan yang terbentuk cenderung tipis.
2.6.1
Persiapan Penambangan Kegiatan
2.6
Kegiatan
Persiapan
penambangan
dan tujuannya agar kegiatan penambangan
Penambangan Bijih Nikel tidak terhambat oleh kegiatan non Penambangan bijih nikel di PT produksi. Persiapan penambangan ini Anugerah
Sakti
Utama
Sulawesi meliputi :
Tengah dilakukan secara tambang
a.
b.
Pembersihan lahan (land clearing)
adalah yang berkadar 1,8%-2.0%
Clearing
Ni
adalah
kegiatan
pembersihan pepohonan yang ada
Setiap
di atas bijih yang akan ditambang
tambang terlebih dahulu diadakan
dengan menggunakan Bulldozer.
pengupasan
Agar kerja Bulldozer lebih efekif,
(Stripping of Overburden). Tebal
maka diusahakan memperpendek
tanah penutup yang harus dikupas
jarak dorong. Untuk daerah datar
harus
dan
eksplorasi.
cukup
luas,
pembersihan
front yang akan di
tanah
sesuai
penutup
dengan
data
dimulai dari tengah-tengah.
Pengupasan
dilakukan
dengan
Pengupasan lapisan tanah penutup
memakai
Buldozer,
untuk
(Stripping of Overburden)
memudahkan pekerjaan ini maka
Pengupasan
penutup
pekerjaan dimulai dari tempat
pekerjaan
yang tertinggi ke arah tempat yang
pembongkaran tanah/batuan yang
lebih rendah guna memanfaatkan
menutupi bijih nikel. Di PT
gaya berat (Down Hill Dozing).
Anugerah Sakti Utama Sulawesi
Tetapi
Tengah, lapisan tanah penutup
rupa agar lapisan atas yang berupa
yang harus dikupas adalah 0-6
humus
meter yang terdiri atas Top Soil
ditimbun pada tempat tertentu
dan lapisan bijih kadar rendah
guna dikembalikan setelah proses
(Low Grade), sedangkan lapisan
penambangan selesai (Reklamasi).
bijih nikel yang akan di Ekspor
Hal ini dilakukan untuk mencegah
merupakan
tanah suatu
diupayakan
tidak
sedemikian
terbuang
tetapi
timbulnya dampak negatif akibat
meter
aktifitas penambangan. Setelah
kelongsoran.
proses pengupasan tanah penutup
c.
d.
untuk
menghindari
Pembuatan Jalan Tambang
hingga kepermukaan bijih nikel
Untuk mencapai target produksi
barulah
direncanakan salah satu upaya
dilanjutkan
dengan
pembuatan Bench.
yang dilakukan adalah membuat
Pembuatan Bench
jalan tambang sebaik mungkin.
Pekerjaan berguna
pembuatan
bench
Fungsi utama dari pembuatan
sebagai
front
jalan tambang ini adalah sebagai
dan
untuk
penambangan
sarana
tranportasi
untuk
mencegah terjadinya kelongsoran.
menunjang kelancaran kegiatan
Jumlah bench yang harus dibuat
penambangan terutama kegiatan
disesuaikan dengan keadaan bukit
pengangkutan.
dan cadangan bijih nikel. Tinggi 2.6.2
Tahapan
Produksi
bench dikontrol oleh faktor-faktor Penambangan
Bijih
Nikel
kekerasan endapan (kekompakan meliputi: materialnya)
serta
tinggi A.
jangkauan
alat
gali
Penggalian
atau
yang pembongkaran
digunakan. Oleh karena itu, bench Penggalian
adalah
kegiatan
yang ada di PT Anugerah Sakti yang dilakukan untuk memisahkan Utama Sulawesi Tengah dibuat bahan galian dari batuan induknya, maksimal 5 meter dan lebar 2 kegiatan pembongkaran/penggalian ini
dilakukan dengan alat Excavator. Bijih
Untuk
mendapatkan
bijih
nikel yang akan ditambang ditetapkan
dengan kadar yang sesuai permintaan
berdasarkan Cut Of Grade (COG)
pasar atau pabrik, maka penambangan
dengan
pada bijih yang menyebar secara tidak
sasaran
produksi,
karena
penyebaran kadar bijih yang tidak
merata tersebut
merata diketahui, maka dilakukan
sistim selective mining atau memilih
selective mining (Gambar 2.5).
bijih atau titik bor sesuai dengan kadar
Selective mining yaitu suatu
dilakukan dengan
yang diinginkan.
cara penambangan yang diterapkan
Alasan
untuk
melakukan
bila bijih menyebar dengan kadar yang
selective mining adalah bila seluruh
tidak merata, dimana pada tempat-
material bijih dengan kadar yang tidak
tempat tertentu terdapat bijih dengan
merata ditambang maka kadar bijih
kadar yang relatif tinggi atau di atas
tersebut akan berada di bawah COG
COG,
(Cut
dan
pada
tempat
lainnya
terdapat bijih dengan kadar yang rendah atau dibawa COG.
Of
Grade).
Gambar 2.5 Penambangan Secara Selective Mining Adapun melakukan
prosedur
dalam
pengambilan
pengambilan
sample
sembilan
Cek/Face Production/Sampel Efo. 1.
titik
b.
Sampel
yang
sampel cek/patok pada PT. Anugerah
menggunakan
Sakti Utama Sulawesi Tengah, sebagai
kemudian
berikut:
kedalam Mengambil
material
dari
tiap
masing-masing patok.
Adapun tahapan pengambilan
a.
sampel
diambil cangkul dimasukkan
kantong
sampel
pada
yang telah disediakan dan
patok yang telah ditentukan
diikat dengan tali pengikat
oleh
lapangan
warna putih beserta dengan
Control
kode dan weybel sampel
cara
untuk membedakan sampel
pengawas
tambang Sampler)
(Grade dengan
pada front yang berbeda.
front penambangan ditumpahkan di
Kemudian
dipindahkan
stock pile dengan cara back dump atau
ketempat yang aman, tidak
bijih di tumpahkan kearah belakang di
terkena matahari dan mudah
atas lantai
dijangkau
kemudian
kendaraan
dilakukan
pengambilan
kemudian diangkut ketempat
sampel EFO di stock pile
preparasi untuk di analisis
berikut:
kadarnya. c.
stock pile yang rata,
Setelah
a. Setelah dilakukan
kadar
analisis
selanjutnya
diinformasikan melalui alat komunikasi Handy Talk (HT) ke pengawas grade control sampler, apabila sampel yang dianalisis diatas cut of gread selanjutnya sudah siap
material
diambil untuk
menggunakan
yang
sampelnya di
angkut
alat
angkut
Dump truck. 2. Pengambilan Sampel EFO Pengambilan sampel di stock pile pada saat bijih yang telah diangkut dari
Dump
menumpahkan
sebagai
Truck
bijih
dan
kembali ke front penambangan petugas langsung mengambil 1 increment sampel tiap dump truck
menggunakan
alat
penggeruk dan sekop ukuran 125 D dengan pengambilan tiga titik. b. Sampel tersebut dimasukkan kedalam kantong sampel. c. Kantong
sampel
diikat
menggunakan tali pengikat. d. Sampel tersebut dikirim ke tempat preparasi untuk diolah.
3. Pengambilan Sampel Kapal atau
b. Sampel
yang
diambil
Ekspor.
dimasukkan
kedalam
kantong
sampel
diikat
Pengambilan
sampel
ekspor
dilakukan untuk mengetahui kadar
sampel. c. Kantong
nikel yang akan diekspor ke berbagai
menggunakan
manca negara yang telah ditumpuk di
yang
stock pile sehingga tumpukan dapat
sublot dimana 1 sublot = 30
dipisahkan berdasarkan kadar Ni-nya
increment.
untuk kemudian di blending sesuai permintaan
konsumen.
Adapun
sebagai berikut:
proses.
dimuat
ke
dumpt
diberikan
label
sebanyak 1 sublot diangkut ke tempat
yang akan di analisis kadarnya
pengikat
d. Sampel yang telah diambil
tahapan pengambilan sampel ekspor
a. Tumpukan ore di stock pile
telah
tali
preparasi
untuk
di
B. Pemuatan (Loading) Loading yaitu sistem pemuatan
truck
dimana alat muat Excavator Kobelco
menggunakan Excavator Back
SK 200 melakukan pemuatan material
Hoe Kobelco SK 200, setiap 2
bijih ke satu alat angkut Dump Truck
DT diambil 1 increment sampel
Nissan PS 290 Turbo, sedangkan pola
dengan cara mengambil ½
dumping yang digunakan adalah Rear
increment sampel pada sisi kiri
Dump yaitu mengosongkan muatan
tumpukan dan ½ increment
kebelakang.
pada sisi kanan tumpukan.
Pemuatan (loading) bijih hasil penggalian yang terlihat pada (Gambar
2.6) dilakukan dengan alat gali-muat
pemuatan dimana alat muat Excavator
yaitu Excavator. Bijih yang dimuat
Kobelco SK 200 melakukan pemuatan
adalah bijih yang telah ditumpuk di
material bijih ke satu alat angkut
front
Excavator
Dump Truck Nissan PS 290 Turbo.
menggali bijih dan langsung dimuat ke
Pemuatan untuk satu unit alat angkut
alat angkut (Gambar 2.6). Sistem
dapat dilakukan 6 - 7 kali oleh alat
pemuatan
muat
penambangan.
yang
digunakan
adalah
excavator.
Single Side Loading yaitu sistem
Gambar 2.6 Proses Pemuatan Material
Pengangkutan
bijih
yaitu
dilakukan
untuk
C. Pengangkutan Bijih Nikel kegiatan
yang
(Hauling) memindahkan bijih dari front
Ore yang telah dimuat yaitu saprolit
dan
limonit
kemudian
Jarak dengan
antara
front
stockpile
penambangan
adalah
350
M
diangkut oleh dump truck Nissan PS
sedangkan kapasitas alat angkut dump
Turbo 290 ke stockpile, setelah di
truck pada saat mengangkut rata – rata
stockpile
pengambilan
adalah 20 ton, kemudian tumpukan
untuk
satu
yang ada di stockpile dibentuk kerucut
increment dan untuk mempercepat
(limas) dan dirapikan oleh excavator
keluar data kadar dan mempermudah
Kobelko SK 200 dibantu wheel loader
pengklasifikasian
volvo
sampel
dilakukan perdua
ritasi
kadar,
maka
L
120
maksimal satu tumpukan adalah 30 rit.
Gambar 2.7 Pengangkutan (Houling) Kegiatan penambangn Nikel pada PT. Anugerah Sakti Utama
meliputi Pioneering and Clearing, pengupasan lapisan tanah penutup,
C.
penggerusan, penggalian serta
Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat
pemuatan dan pengangkutan bijih
pada (Gambar 2.8).
Nikel sampai pada pengapalan.
Sumber : PT anugrah sakti utama (ASTIMA)
Gambar 2.8 Bagan Alir Kegiatan Pertambangan
BAB III
2. Iklim;
LANDASAN TEORI
3. Reagen-reagen
kimia
dan
vegetasi; 3.1 Nikel Laterit
4. Struktur;
Nikel laterit merupakan suatu endapan
yang
merupakan
5. Topografi;
hasil
6. Waktu.
pelapukan lanjutan dari ultramafik 3.2. pembawa
Ni-Silika.
Genesa Endapan Bijih Nikel
Umumnya Laterit
terdapat pada daerah dengan iklim Proses
terbentuknya
endapan
tropis sampai subtropis. Pengaruh bijih iklim
tropis
di
nikel
sekunder
atau
laterit
indonesia (Gambar 3.1) dimulai dengan proses
mengakibatkan
proses
pelapukan pelapukan
pada
batuan
peridotit,
secara intensif, sehingga beberapa dimana batuan ini banyak mengandung daerah diindonesia memiliki profil olivin, magnesium silikat, dan besi laterit (produk pelapukan) yang tebal silikat
yang
pada
umumnya
dan menjadikan indonesia sebagai mengandung 0,3 % nikel. Batuan salah satu negara penghasil nikel peridotit sangat mudah terpengaruh laterit yang utama. Batuan induk nikel oleh proses pelapukan dimana air laterit adalah peridotit. tanah yang kaya CO2 yang berasal dari Faktor-faktor yang mempengaruhi udara luar dan tumbuh-tumbuhan akan pembentuk
bijih
nikel
laterit
ini menghancurkan
olivin.
Proses
adalah: laterisasi menyebabkan terbentuknya 1. Batuan Asal;
endapan laterit yaitu endapan residu
zat-zat
dari hasil pelapukan batuan yang
mengendap sebagai hydrosilikat.
terjadi di daerah yang mempunyai
tersebut
akan
Mineralisasi
cenderung
terjadi
melalui
iklim tropis hingga sub tropis dengan
rekahan pada strata ini, sebagai akibat
curah hujan yang relatif tinggi.
pencucian dan penggumpalan pada
Penguraian olivin, magnesium,
lapisan
saprolit
yang
disebut
besi, nikel, dan silikat kedalam larutan,
pengkayaan maka tertahan pada batuan
cenderung untuk membentuk suspensi
induk (batuan dasar).
koloid
dari
partikel-partikel
yang
Nikel mempunyai sifat kurang
submikroskopik. Didalam larutan, besi
kelarutannya
akan bersenyawa dengan oksida dan
magnesium. Perbandingan antara nikel
mengendap sebagai feri hidroksida.
dan magnesium didalam endapan lebih
Akhirnya
besar dari pada larutan, karena adanya
endapan
ini
akan
dibandingkan
menghilangkan air dengan membentuk
larutan
mineral-mineral
Geotit
terbawa oleh air tanah. Kadang-kadang
(Fe2O3), dan
olivin didalam batuan diubah menjadi
seperti
(FeO(OH)), Hematit
silikat
magnesium
dengan
cobalt (Co) dalam jumlah kecil. Jadi
serpentin
besi oksida mengendap dekat dengan
dipermukaan, dimana serpentin terurai
permukaan
kedalam
komponen-komponen
magnesium, nikel dan silika tertinggal
bersama-sama
dengan
dalam larutan selama air masih asam.
olivin.
Tetapi jika dinetralisasi karena adanya
mengandung banyak mineral olivin
reaksi dengan batuan dan tanah, maka
akan lebih mudah lapuk dibandingkan
tanah,
sedangkan
sebelum
yang
Batuan-batuan
tersingkap
terurainya yang
dengan
batuan
mengandung
yang
kuarsa.
banyak Hal
ini
berhubungan
dengan
ketahanannya
terhadap
Peridotit Serpentinit
Proses Pelapukan Dan Laterisasi
Serpentinit Peridotit Lapuk Bahan-bahan tertinggal Fe, Al, Cr, Mn, Co
Bahan-bahan terbawa bersama larutan
Konsentrasi residu Terlarut sebagai Larutan Ca-Mg Karbonat
Terbawa sebagai partikel koloidal Fe-Oksida Al-Hidroksida Ni-Co
Konsentrasi celah dari senyawa-
Konsentrasi residu
Konsentrasi Celah
senyawa karbonat Urat-urat
Fe, Ni, Co
Ni, SiO2, Mg
Saprolite Fe-Oksida Al-Hidroksida Ni-Co
c SOFT BROWN ORE– URAT-URAT GARNIERIT d HARD BROWN ORE– URAT-URAT KRISOPRAS ZONE TENGAH (II)
SEBAGAI “ROOT OF WATHERING” ZONE BAWAH (III)
Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama
Gambar 3.1 Genesa Endapan Bijih Nikel Laterit
sifat pelapukan
Adanya erosi air tanah asam dan erosi
dipermukaan
akan
daerah beriklim tropis. Dimana pada
menyerang mineral-mineral yang telah
daerah tersebut banyak turun hujan
diendapkan. Zat-zat tersebut dibawa
dan banyak tumbuh-tumbuhan yang
ketempat
teruraikan
selanjutnya
yang
bumi
nikel silikat kebanyakan terjadi pada
lebih
diendapkan
dalam, sehingga
sehingga
menimbulkan
asam organik dan CO2 pada air tanah.
terjadi pengkayaan pada bijih nikel. 3.2.1. Kandungan
nikel
pada
Penyebaran Endapan Bijih
saat Nikel
terendapkan akan semakin bertambah Batuan
Peridotit
yang
banyak, dan selama itu magnesium mengalami
serpentinisasi
akan
tersebar pada aliran tanah. Dalam hal memberikan zona saprolit dengan inti ini
proses
pengkayaan
bersifat batuan biasanya agak keras tetapi
kumulaif, dimana proses dimulai dari rapuh. Hal ini diakibatkan adanya suatu batuan yang mengandung 0,25 % hujan dan panas sehingga terjadi nikel, sehingga akan dihasilkan 1,50 % pelapukan dan rekahan-rekahan yang bijih nikel. Keadaan ini merupakan memudahkan air masuk melalui celahkadar
nikel
yang
sudah
dapat celah (rongga-rongga) batuan oleh
ditambang,
dimana
waktu
yang suatu
mineral
kuarsa,
garnierit,
diperlukan untuk proses pengkayaan sedangkan
serpentinit
akan
menghasilkan
zona
yang
tersebut mungkin dalam beberapa jenis saprolit
pelapukan yang melarutkan unsurrelatif homogen dengan kuarsa dan unsur logam dari batuan induk akan garnierit. menghasilkan bijih nikel limonit, bijih
Air
permukaan
yang
mengandung CO2 dari atmosfir dan
sedangkan unsur Ca, Mg dan C akan
terkayakan
material
terus mengalir kebawah, pada tempat
organik di permukaan dan meresap
yang tidak dapat mengalir lagi dan
kebawah
pelindihan
terendapkan sebagai urat-urat dolomit
berlangsung.
dan magnesit yang mengisi rekahan
dimana
kembali
sampai fluktuasi
oleh
zona air
Sebagai akibat fluktuasi ini air yang kaya CO2 akan kontak dengan zona
pada batuan asal. Sebagai
gambaran
umum
saprolit dan batuan yang mengandung
penampang endapan bijih nikel di
batuan asal dan mineral-mineral tidak
Pagimana adalah sebagai berikut:
stabil seperti olivin, serpentin dan
1. Lapisan Overburden
piroksin. Pada zona saprolit dijumpai
Lapisan ini merupakan lapisan
rekahan-rekahan antara lain garnierit,
paling atas, terdiri dari tanah laterit
kuarsa dan chrysopras sebagai hasil
yang berwarna coklat kemerahan.
pengendapan Hydrosilikat dari Mg, Si,
Biasanya terdapat sisa tumbuh-
dan Ni. Unsur-unsur mineral lainnya
tumbuhan serta konkresi oksida
yang
besi,
tertinggal
adalah
besi,
dan
kandungan
nikelnya
aluminium, mangan, cobal, krom serta
relatif rendah. Tebal lapisan ini
nikel di zone limonit yang terikat
bervariasi
sebagai mineral oksida atau hidroksida
antara 0 sampai 2 meter.
seperti
hematit,
magnesium
dan
umumnya
berkisar
2. Lapisan Limonit
mineral lainnya. Hasil analisa kimia
Lapisan berwarna coklat muda
menunjukkan bahwa zona tengah yang
dengan kandungan nikelnya lebih
paling banyak mengandung nikel,
tinggi dari lapisan pertama yaitu
1 sampai 2 %. Lapisan ini kadang-
Sering
kadang dapat dianggap sebagai
bongkahan yang dilapisi urat
lapisan
garnierit.
bijih
yang
ekonomis.
didapat
sebagai
Lapisan
ini
Dikategorikan dalam “low grade
dikategorikan
ore ” atas yang tebalnya bervariasi
grade ore bawah yang kadang-
antara 2 sampai 5 meter.
kadang cukup ekonomis untuk
3. Lapisan Saprolit Lapisan merupakan
yang batuan
sebagai
low
ditambang. sama yang
sekali
b. Lapisan ini berupa batuan yang
telah
sedikit lapuk dan berwarna
lapuk, berwarna coklat kekuningan
hitam
kehijauan.
sampai kehijauan. Kadar nikel
baru
lapisan ini relatif paling tinggi dari
rekahan yang sering terdapat
keseluruhan lapisan dengan kadar
urat Dolomit dan Magnesit.
berjalan
Pelapukan
pada
bidang
Ni berkisar 2-3 % yang merupakan 3.2.2
Pembentukan Zona Limonit
lapisan bijih yang mengandung Dan Saprolit urat-urat Garnierit dan Krisopras. Proses pelapukan laterit pada 4. Lapisan Bed Rock batuan ultrabasa dari suatu laterit fosil, Lapisan ini terdiri dari dua yaitu : mempunyai arti sebagai suatu proses a. Lapisan
yang
terdiri
dari pelapukan laterit yang berlangsung
batuan yang kurang lapuk, tidak dimulai dari batuan segar yang berwarna hijau terang sampai kemudian menghasilkan profil laterit tua. Pada lapisan ini kadar baru, tetapi bertolak dari suatu profil nikelnya sudah mulai turun.
laterit yang sudah terbentuk, dimana
tergantung dari struktur batuan asal,
saprolit silikat yang selalu berada
morfologi
dibawah permukaan air tanah sudah
intensitas curah hujan, iklim dan
ada dan terletak dibawah zona limonit.
waktu.
Fluktuasi
muka
Pembentuk zona laterit akibat
berlangsung secara kontinue akan
berlanjut proses laterisasi ini akan
melarutkan unsur-unsur magnesium
berlangsung
dan
penurunan
yang
tanah
mempengaruhi,
yang
silisium
air
yang
terdapat
pada
dengan permukaan
berbedanya air
tanah,
bongkah-bongkah batuan asal di zona
walaupun sifat batuan asalnya serupa.
saprolit,
memungkinkan
Pada penurunan muka air tanah yang
penetrasi air tanah yang lebih dalam.
dalam, zona limonit akan terbentuk
Sehingga sedikit demi sedikit zona
lebih tebal, sementara itu ketebalan
saprolit akan berubah porositasnya dan
zona saprolit tidak berubah.
sehingga
akhirnya menjadi zona limonit.
Demikian pula pada penurunan
Dengan penambahan porositas,
permukaan air tanah yang sama akan
maka air tanah akan lebih leluasa
memberikan profil laterit yang berbeda
bergerak sehingga permukaan air tanah
jika struktur batuan asalnya berbeda.
akan
air
Dalam hal ini struktur batuan asal
permukaan laterit juga akan turun
(masif atau bercelah) sangat berperan
akibat proses kompaksi dan erosi pada
dalam pembentukan zona saprolit.
turun,
menyebabkan
permukaan. Penurunan muka air tanah
Di daerah cekungan aktif ini
ini akan berbeda-beda dan sangat
intensitas air tanah membesar akibat
arah aliran yang konvergen dan akan
(sampling) terbagi beberapa bagian
memberikan proses pelindian yang
adalah:
lebih intensif dari proses pengendapan
1. Channel Sampling
kembali,
sehingga
memungkinkan
Channel sampling adalah cara
pembentukan zona limonit yang tebal
pengambilan
karna zona ini didominasi oleh mineral
membuat alur (chanel) sepanjang
geotit,
permukaan yang memperlihatkan
disamping
juga
terdapat
magnetit, hematite, talk, serta kuarsa sekunder.
conto
dengan
jejak bijih. 2. Conto ruah (Bulk Sampling) Bulk Sampling adalah merupakan
3.3 Conto ( Sampling ) metode
sampling
dengan
cara
Proses pengambilan conto adalah mengambil material dalam jumlah kegiatan yang dilakukan pada sebagian yang kecil
dari
suatu
bahan
besar
dan
umumnya
material dilakukan
pada
semua
kegiatan
(eksplorasi
fase
sedemikian rupa sehingga konsistensi sampai
(kesamaan) pada bagian tersebut yang dengan pengolahan). merupakan wakil dari keseluruhannya 3. Conto tertahan (Chip Sampling) (representatif). Chip Sampling adalah sala satu 3.3.1 Metode Pengambilan Conto Pada metode pengambilan conto
metode
sampling
mengumpulkan
dengan
pecahan
cara batuan
penulis menggunakan metode Grab
(rock
Sampling. Metode pengambilan conto
melalui suatu jalur dengan lebar
chip)
yang
dipecahkan
15 cm yang memotong zona
bijih memotong atau tegak lurus
mineralisasi
singkapan.
menggunakan palu
atau pahat.
8. Grab Sampling
4. Pile Sampling
Grab Sampling merupakan teknik
Cara pengambilan conto pada pile
pengambilan conto dengan cara
atau ore bin, untuk ini semua harus
mengambil sebagian fragmen yang
tahu saat mengadakan pengisian
berukuran besar dari suatu material
(pilling)
yang
karena
hal
ini
mempengaruhi letak butiran.
mengandung
mineralisasi
secara acak. Tingkat ketelitian
5. Sumur uji (Test Pit)
conto pada metode ini relatif
Cara pengambilan conto dengan
mempunyai bias yang cukup besar.
membuat sumuran, metode ini
Adapun
dapat
dikombinasikan
dengan
channel sampling. 6. Drill Hole Sampling
kondisi
pengambilan
contoh dengan teknik Grab Sampling ini dilakukan antara lain: a.
Pada tumpukan material hasil
Cara pengambilan conto dari hasil
pembongkaran
pemboran inti dimana prosedur
mendapatkan
sampling ini berdasarkan pada alat
kadar. Yang akan dipengaruhi
bor yang digunakan.
oleh lokasi atau letak dari suatu
7. Paritan uji (trenching)
untuk gambaran
umum
titik bor, hal ini disebabkan
Cara pengambilan conto dengan
karena penyebaran deposit yang
membuat parit pada singkapan
tidak merata.
b.
Pada pragment material hasil dari
yaitu dengan cara two stage sampling
selective mining dan stockpile
dan devision method of increment.
untuk memperoleh pengecekan kulaitas
kadar,
agar
Cara two stage sampling adalah
dapat
pengambilan conto melalui dua tahap
dimixing dengan kadar rendah
secara sistematis yaitu pada tahap
dengan maksud hasil mixingnya
pertama dilakukan pengambilan conto
memenuhi
Cog
yang
telah
pada
ditetapkan
dan
juga
target
produksi pertahun harus tercapai.
dua
titik
yang
berhadapan
sedangkan pada tahap kedua dilakukan penggabungan conto keseluruhan pada suatu tempat yang sama (Gambar 3.2)
3.3.2 Teknik Pengambilan Conto Cara
devision
method
of
Pengambilan conto jika ditinjau increament adalah pengambilan conto secara
umum
dimaksudkan
untuk dibagi dalam beberapa divisi yang
mengambil
sebagian
dari
massa dilakukan untuk pekerjaan preparasi
tersebut
yang
cukup
representatif conto. Jumlah conto bijih nikel yang
untuk mewakili keseluruhan yang di ambil tergantung pada tipe endapan besar. Sampling atau pengambilan dan tingkat pengembangannya, apakah conto adalah suatu proses pengambilan suatu prospecting atau suatu eksplorasi sebagian kecil endapan yang mana detail, bagian
tersebut
dapat
sebagian
atau
seluruh
mewakili development mine.
keseluruhan
endapan.
Cara Salah
satu
Unit
Kerja
pengambilan conto didasarkan pada Pengawasan
Kualitas
yaitu
Unit
JIS (Javanese Industrial Standart), Satuan
Kerja
Persiapan
Sampel
berperan penting dalam pengambilan
Kemudian conto tersebut dikirim ke
sampel yaitu conto yang telah diambil
preparasi conto dimana telah tertulis
dimasukkan ke dalam kantong dan
seperti
diberi kode serta diikat dengan tali
penambangan, titik bor, jam kerja dan
yang
tanggal
mempunyai
warna
tertentu.
kode
conto,
pengambilan
front
conto.
1. B = 10 kg
A
1
2
2. B = 10 kg
B
Keterangan : A. Pengambilan conto pada dua titik yang berhadapan B. Dilakukan penggabungan conto keseluruhan pada tempat yang sama dengan titik yang berbeda masing-masing 10 kg. . letak pengambilan sample.
Sumber: PT. Anugerah Sakti Utama
Gambar 3.2 Cara Pengambilan Sample Pada Tumpukan persyaratan
3.3.3 Preparasi Conto Preparasi
adalah
pekerjaan
laboratorium.
Boulder-
boulder conto perlu dimasukkan ke
yang dilakukan untuk mengolah conto
dalam
dari lapangan yang masih heterogen
semua conto menjadi sama rata,
dan kasar menjadi material yang
setelah
homogen dan halus sesuai dengan
pengecilan
itu
ukuran
dilakukan
sampai
pengayakan
dengan ukuran lolos yang sudah ditentukan.
Setelah
conto
diperoleh
sebelum di bawah ke laboraturium
Faktor lain yang penting untuk
untuk dilakukan analisis kadar (assay).
diperhatikan adalah kontaminasi zat –
Karena yang dianalisa tersebut hanya
zat lain terhadap conto. Oleh karena
sebagian
itu contoh harus dijaga dari kontak
diperlukan preparasi (persiapan) conto,
langsung dengan zat lain terutama zat
agar pada bagian conto yang dianalisis
cair. Conto dari lapangan yang berasal
bersifat representatif terhadap kondisi
dari suatu tumpukan besar di mana
sebenarnya yang terlihat pada Gambar
diambil beberapa increment, biasanya
3.3).
kecil
dari
conto,
maka
disatukan dalam preparasi conto.
Gambar 3.3 Prosedur Umum (Coning & Quatering) Preparasi Conto untuk Analisis Laboratorium dan Dokumentasi (Chaussier et al., 1987).
Secara umum ukuran conto dapat
sehingga biasanya analisa dilakukan
berpengaruh terhadap hasil analisis
pada dua laboratorium yang berbeda
sehingga sebelum dianalisa dilakukan
dan sebagian conto lainnya disimpan
pengurangan conto.
Pengurangan
sebagai dokumentasi Metode reduksi
ukuran partikel atau dengan kata lain
yang umum digunakan adalah splitting
proses
pembagian
(spilit)
conto
dan
pada
fraksi
splitting dapat dilihat pada (Gambar
ukuran yang telah seragam. Secara
3.4) dan metode quartering dapat
umum
dilihat
sebaiknya
dilakukan
ukuran
conto
sangat
quartering.
pada
Metode
reduksi
(Gambar
berpengaruh terhadap hasil analisa
SAMPEL DIVISION
Separator
Wooden panel Pile 1
Pile 2 Floor and plats
SAMPEL DIVISION
sameIV composition) Pile(All I the Pilepiles II are PileofIIIthe Pile Pile V Pile VI
Gambar 3.4 Reduksi Jumlah Conto dengan Menggunakan Metode Splitting (Chaussier et al., 1987).
3.5).
First Quartering
With plats metal cross
Without plats metal cross E: quarters eliminated
Mixture of remaining quarters
One shovelful from pile A to centre followed by one shovelful from B and so on up to
Followe by new quartering
Gambar 3.5 Reduksi Jumlah Conto dengan Metode Quartering (Chaussier et al., 1987) Adapun
langkah-langkah
yang
dilakukan pada metode Quatering : 1.
Material
dicampur
sehingga
homogen. 2.
Diambil secukupnya dan dibuat
bentuk kerucut. 3.
Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi empat bagian sama besar.
Dua bagian yang bersebrangan diambil untuk dijadikan conto yang dianalisis.
QAQC SAMPLE EFO DI STOCK PILE 4500 Whint
1-10 load Approx 15 Kg
11 -20 Load Approx 15 kg
21 -30 Load Approx 15 kg
Jaw Crusher -10 mm
Jaw Crusher -10 mm
Jaw Crusher -10 mm
Mi XI N G With Scoop
M IX ING With Scoop
MI X I N G With Scoop
M ATR IX 4x 5 Scoop 30 D
MA TR I X 4x5 Scoop 30 D
MA TR I X 4x5 Sloop 20 D
Sample Wet Efo Product Preparasi
Moisture contonts
Efo Product Preparasi
Moisture Contonts
Efo Product Preparasi
Timbang Basah dengan talang
Efo Production Preparasi on Sample
Driying Oven With Temp 105ᴼc 17 Hours
Drying Despatction Oven With temp 2000°C 1 - 1,5 Hours
M C
Jaw Chusher -10MM
Ket : % MC = ( W2-W1) - (W3-W1) W2 - W1
Mixing 3x Spliter 3x
W1 = Berat Talang W2 = Berat Basah Kotor W3 = Berat Kering Kotor
Roolcruser -3 MM
Mixing 3x Spliter 3x
Top Drinding/Dishmill -200 Mesh
Manual Mixing by Plastik Bag
REDUCTION (Matrix 20 Div.4x5)
FINAL SAMPLE(PULP)
XRF 100 gram (-200 mesh)
Moisture Contonts
ARCHIVES 100 gram (-200 mesh)
XRF ANALYSIS
Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013
Gambar 3.6 Prosedur Umum Preparasi Conto
3.4
Penambangan
Sistim
kadar bijih tersebut akan berada di bawah COG (Cut Of Grade).
Selective Mining Selective mining yaitu suatu
Tumpukan bijih nikel pada
cara penambangan yang diterapkan
front penambangan akan dimuat dan
bila bijih menyebar dengan kadar yang
diangkut ke
tidak merata, dimana pada tempat-
titik bor dan jumlah incrementnya.
tempat tertentu terdapat bijih dengan
Setelah sampai di stock file akan
kadar yang relatif tinggi atau di atas
diadakan
COG,
lainnya
recheking kadar untuk mengetahui
terdapat bijih dengan kadar yang
ketelitian atau kebenaran bijih nikel
rendah atau dibawa COG.
yang ada pada front penambangan.
dan
pada
Untuk
tempat
mendapatkan
bijih
stockfile sesuai dengan
pengecekan
Setelah
recheking
kadar
diketahui
pasar atau pabrik, maka penambangan
perbedaan yang signifikan dengan
pada bijih yang menyebar secara tidak
kadar dari front penambangan maka
merata tersebut
dilakukan dengan
akan diadakan pemindahan tumpukan
sistim selective mining atau memilih
sesuai dengan kebutuhan baik untuk
bijih atau titik bor sesuai dengan kadar
pabrik
yang diinginkan.
Kemudian hasil analisa kadar tersebut untuk
melakukan
tidak
atau
dengan kadar yang sesuai permintaan
Alasan
dan
ulang
maupun
dirata-ratakan
menunjukkan
untuk
mulai
dari
ekspor.
kadar
selective mining adalah bahwa bila
dibawah sampai diatas Cog, agar dapat
seluruh material bijih dengan kadar
dimixing dengan kadar rendah dengan
yang tidak merata ditambang maka
maksud hasil mixingnya memenuhi
Cog yang telah ditetapkan dan juga
100 Ao, dimana 1 Ao = 10-8 cm = 0,1
target
mm.
produksi
pertahun
harus
tercapai. Dimana nilai kadar sangat
1.
Sifat-sifat sinar X
tergantung pada bagian mana lapisan
Sinar X merambat menurut garis
material
lurus, dapat dikolimasikan dengan
yang
dikeruk
saat
disampling. 3.5
celah (slit). a). Sinar X terdiri dari partikel-
Penentuan Kadar Setelah
pekerjaan
preparasi
partikel yang bermuatan, oleh
selesai conto kemudian dikirim ke
karena itu
magnet dan
laboratorium untuk dianalisa. Kadar
medan
tidak dapat
bijih nikel akan diketahui setelah
membelokkan
diadakan
di
sinar.
menggunakan
b). Sinar
laboratorium
analisis
kadar
dengan
listrik
X
sasaran 3.5.1 Analisa Sinar X (X-Ray)
cara yang dilakukan untuk mendeteksi dikandung
oleh
conto tersebut dengan suatu alat pendeteksi yaitu Sinar X berupa sinar elektromagnetik
yang
diperoleh
(target
material)
dengan berkas electron yang
Analisa sinar X adalah suatu
yang
dapat
berkas
dengan jalan membom sinar
analisa sinar X dan analisa kimia.
unsur-unsur
arah
mempunyai
daerah panjang gelombang antara 0,1 –
berenergi sasaran
tinggi. yang
Bahan
mempunyai
berat atom yang lebih tinggi merupakan sumber sinar X yang efisien. c). Dapat
menghitamkan
film (sifat photography).
plat
3. Cara-cara d). Apabila menumbuk bahanbahan tertentu (Ca-Wolframat : ZnS, CdS,
NaI dan lain-
dengan
Menggunakan sinar X a. Berdasarkan Penyerapan Sinar X
lain) akan memancarkan sinar
Sinar X dapat diserap oleh
pendaflour, artinya menyerap
materi,
sinar kemudian memancarkan
ditentukan oleh jenis bahan
kembali (sifat fluoresensi)
penyerapan
e). Tidak dapat terionisasi. 2.
Analisa
Penggunaan
Sinar
X
bahan dalam
Analisis
banyaknya
serapan
dan
banyaknya
penyerap.
Perbedaan
fundamental antara penyerapan sinar X bukan dilakukan oleh
Penggunaan
sinar
X
untuk
molekul-molekul
keperluan analisa zat, banyak
dilakukan
persamaannya dengan penggunaan
Misalnya penyerapan sinar X
sinar tampak dan sinar ultra violet
oleh Brom hanya tergantung
untuk
sama,
pada jumlah atom-atom Brom
sehingga dapat dipahami bahwa
yang ada dalam jalan yang
ada
yang
dilalui oleh sinar tersebut dan
didasarkan pada penyerapan sinar
jumlah atau banyaknya atom
X, pemancaran pendaflour sinar X
brom
dan difraksi sinar X dengan
apakah Brom itu berupa gas
panjang gelombang antara 0,1 –
beratom satu atau berupa cairan
25 Ao.
dan padatan.
keperluan
cara-cara
yang
analisa
ini
oleh
melainkan atom-atom.
tergantung
dari
b. Berdasarkan
Pemancaran
sinar X ini juga sebagai sinar
Pendaflour sinar X
elektomagnetik, maka sinar X
Bila suatu sinar ditempatkan
mestinya dapat juga didefraksi
dalam sinar X maka energi
oleh kisi defraksi. Hanya saja
sinar X itu akan diserap oleh
mengingat panjang gelombang
atom-atom
tersebut.
sinar X sangat kecil maka
Atom-atom ini akan tereksitasi
untuk dapat mendefraksikan
dan
sinar X yang dipergunakan
unsur
kemudian
akan
memancarkan sianr X dengan
jalur-jalur
berbagai panjang gelombang
berdekatan sekali letaknya.
yang karekteristik untuk atom-
4.
atom unsur tersebut. Proses
Spectrometer)
pemancaran sinar X ini disebut peristiwa pendaflour sianr X atau Fluoresensi sinar X untuk analisa dapat dilakukan secara
c. Berdasarkan Difraksi Sinar X
sangat
Spektometer Sinar X ( X – Ray
Spektometer Sinar X adalah suatu alat
yang
digunakan
untuk
fluoresensi
atau
mengukur intensitas pendaflour
kualitatif dan kuantitatif.
harus
sinar X
( sinar
sekunder ) yang dipancarkan oleh suatu conto.
Salah satu sifat sinar X yaitu
Suatu conto akan memancarkan
bahwa dari sinar X ini akan
flueresensi sinar apabila conto
merambat menurut arah garis
tersebut disinari dengan sinar X
lurus dan mempunyai daya
yang berasal dari tabung sinar X
tembus yang besar, oleh karena
(sinar
X
primer).
Intensitas
flouresensi yang berasal dari
flouresensi sinar yang dipancarkan tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi terdapat
unsur-unsur di
dalam
tersebut.bagan
conto. c.
Electronik Circuit Sample
yang
Merupakan suatu unit yang
conto
berfungsi untuk menghitung
susunan
alat
dan merekam
spectrometer sinar X. (gambar 3.4
sinyal yang
dideteksi oleh spektometer.
hal.3-19). 3.5.2 Analisa Kimia Secara garis besarnya susunan alat Analisa kimia adalah analisa sinar X flouresent spektometer yang dilakukan dengan cara analisa dapat dibagi : volumetric atau gravimetric dimana a.
Sinar X Generator contoh dilarutkan dengan aquaregia Merupakan suatu unit yang dan filtratnya dititrasi dengan larutan berfungsi
untuk KCN dalam kondisi basa (Ph-nya ± 8)
menghasilkan
tegangan dengan indikator AGJ.
tinggi
yang stabil (10Prinsip dasar cara volumetric
10.000 KV) untuk digunakan adalah ion-ion Ni+2 diendapkan dalam pada tabung sinar.X. b.
larutan
Spektometer
Dymethil
suasana
berfungsi
endapan nikel Dymethil Glioxime yang
mengspektrumkan pemancaran
sinar
lemah
dalam
Merupakan suatu unit yang untuk
basa
Glioxime
membentuk
berwarna merah, kemudian dilarutkan X
kembali dan dititrasi dengan larutan
proses
standar EDTA lalu dipijarkan.
dengan mixing untuk memperoleh
Hasil dari analisa kimia ini
perbedaan sehingga
yang
cukup
kesalahan
signifikan kesalahan
atau
disebut
kadar yang diinginkan. Penentuan
hanya digunakan sebagai pembanding hasil analisa sinar X jika terjadi
pencampuran
kadar
cadangan
suatu daerah yaitu dari hasil pemboran pada
kegiatan
dianalisa
di
eksplorasi laboratorium
kimia.
Kemudian hasil analisa kadar tersebut
penentuan kadar dapat diatasi. Sehingga untuk mendapatkan kadar yang homogen harus dilakukan
dirata-ratakan dibawah
mulai
sampai
dari
kadar
diatas
Cog.
Tabung Sinar X
Conto
yang
Kolimot or
Kristal Penganalisa
K 2 ol Celahi m ot or K ol i Gambar 3.7 Skema Susunan alat pendaflour sinar X m ot or
3.6
Persentase Perbedaan Kadar
Untuk mengetahui Persentase perbedaan kadar dengan cara membandingkan kadar bijih nikel selektive mining dengan kadar bijih nikel recheking pada titik bor yang sama dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Q
=
q1 q 2 q1
untuk mengambil sebagian dari massa tersebut
yang
cukup
representatif
untuk mewakili keseluruhan yang besar. Pengambilan conto realisasi di PT.
Anugerah
Sakti
Utama
berpedoman pada Japanesse Industrial Standart (JIS).
x 100 %
Conto
yang
telah
diambil
........................................................
dimasukan ke dalam kantong dan
.............(3.1)
diberi kode serta diikat dengan tali yang mempunyai warna tertentu, untuk
Dimana: Q
= Persentase Perbedaan
membedakan setiap conto pada titik
kadar bor yang sama dengan warna yang
q1 = Kadar eksplorasi
sama pula. Kemudian kantong-kantong
q2 = Kadar produksi
tersebut dikirim ke preparasi conto BAB IV PROSEDUR DAN PENELITIAN 4.1 Prosedur Penelitian
HASIL
yang tertulis seperti kode pada front penambangan, nomor titk bor, tanggal penambangan
4.1.1
Tahapan-Tahapan Dilakukan
Yang
nama
dari
tumpukan, antara lain:
Dalam 4.1.2
Pengambilan Sampling Pengambilan
dan
conto
jika
ditinjau secara umum dimaksudkan
Pengambilan Sampel Chek. Pengambilan
sampel
Chek
dilakukan untuk mengetahui kadar
nikel pada tiap-tiap titik bor yang ada
conto pada titik bor yang sama
dilokasi front penambangan sehingga
dengan warna yang sama pula.
dapat dipisahkan berdasarkan kadar Ni-nya
berdasarkan
konsumen.
e. Kemudian
permintaan
tersebut dikirim kebagian preparasi
tahapan
conto disertai dengan label conto
Adapun
pengambilan sampel check/patok pada
yang
PT Anugerah
tumpukan.
Sakti Utama. Sulawesi
Tengah, sebagai berikut: a. Conto
diambil
tenaga
f. Conto
oleh
lapangan
kantong-kantong
beberapa
yang
tertulis
yang
seperti
nomor
dianalisa
hanya
sebagian kecil, maka dilakukan
mana
preparasi conto agar bagian conto
seseorang mengambil conto dan
yang dianalaisa masih representatif
yang lainnya menyiapkan kantong
terhadap kondisi yang sebenarnya.
conto.
g. Conto yang telah siap dikirim ke
b. Conto diambil berselang
dua rit
dump truck melakukan pemuatan c. Conto
diambil
laboratorium
untuk
dianalisa
kadarnya.
dengan 4.1.3
Pengambilan
Sampel
menggunakan sekop standar nomor produksi 125 dengan kapasitas 10 kg Pengambilan
sampel
ekspor
d. Conto yang diambil dimasukan dilakukan untuk mengetahui kadar kedalam kantong dan dikat dengan nikel yang akan di ekspor ke berbagai tali
yang
mempunyai
warna manca negara yang telah ditumpuk di
tertentu, untuk membedakan setiap stockpile sehingga tumpukan dapat
dipisahkan berdasarkan kadar Ni-nya
d. Sampel
yang
telah
diambil
untuk kemudian di blending sesuai
sebanyak 1 sublot diangkut ke
permintaan
tempat preparasi untuk di proses.
konsumen.
Adapun
tahapan pengambilan sampel ekspor 4.1.4
Adapun
sebagai berikut: Perlengkapan/Peralatan a. Tumpukan ore di stockpile yang akan di analisis kadarnya dimuat ke
dumpt
truck
Yang
Dipergunakan Dalam Pengambilan Sampel:
menggunakan
Cara
devision
method
of
Excavator Back Hoe Kobelco SK
increament adalah pengambilan conto
200, setiap 2 DT diambil 1
dibagi dalam beberapa divisi yang
increment sampel dengan cara
dilakukan untuk pekerjaan preparasi
mengambil ½ increment sampel
conto. Jumlah conto bijih nikel yang
pada sisi kiri tumpukan dan ½
di ambil tergantung pada tipe endapan
increment
dan tingkat pengembangannya, apakah
pada
sisi
kanan
tumpukan.
suatu prospecting atau suatu eksplorasi
b. Sampel yang diambil dimasukkan kedalam kantong sampel. c. Kantong
sampel
detail,
sebagian
development diikat
atau mine.
seluruh Adapun
perlengkapan yang digunakan dalam
menggunakan tali pengikat yang
pengambilan
telah diberikan label sublot dimana
Gambar 4.1) yaitu:
1 sublot = 30 increment.
a. Pacul pengeruk dan skop 125 D
conto
sampel
(pada
masing-masing satu buah dengan
berat dalam satu sampel 15 kg
c. Sampel yang telah disediakan dan
dengan cara pengambilan sampel
diikat dengan tali pengikat
2-3 titik dalam bucket excavator.
dengan kode dan weybel sampel pada
b. Kantong sampel yang digunakan pada pengambilan sampel face
beserta
front yang berbeda. d. Kemudian kantong-kantong tersebut
production yaitu karung berwarnah
dikirim
ke preparasi
conto
yang
putih dan kantong sampel dari
tertulis
seperti
pada
front
platik dengan kapasitas 15 kg.
penambangan, nomor titk bor, tanggal
kode
penambangan dan nama dari tumpukan
Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013.
Gambar 4.1 Peralatan Pengambilan Sampling 4.2 Persiapan
(preparasi)
Sampel
Cek/Patok dan Face Production 4.2.1
Alat yang Digunakan untuk Preparasi Conto
Adapun alat-alat yang digunakan untuk melakukan preparasi conto adalah sebagai berikut :
a. Ayakan
anyaman (jalinan) kawat-kawat halus
Ayakan berfungsi untuk memisahkan
yang diatur dengan tepat membentuk
butiran yang halus dan kasar. Ayakan
lubang bujur sangkar/persegi ;
yang digunakan yaitu ayakan yang
kawatnya sejenis tembaga, bronze atau
berukuran -20 mm, -10 mm dan -3 mm
alloy. Proses pengayakan dilakukan
(pada Gambar 4.2) yang terbuat dari
secara manual oleh dua orang.
a. Ayakan -20 mm
b.Ayakan -10 mm dan -3 mm Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013
Gambar 4.2 Profil (a) Ayakan -20 mm, (b)-10 mm dan -3 mm (kanan ke kiri)
dapat di hancurkan. Tunggu hingga
b. Crusher Crusher
berfungsi
untuk
semua batu yang dimasukkan tadi
menggiling sampel yang masih dalam
telah hancur dan telah keluar ke
bentuk butiran dan kasar. Crusher yang
penampungan. Ulangi dimulai dengan
digunakan
pada point 3 untuk sample-sample
pada
preparasi
sampel
produksi yaitu:
berikutnya.
Jaw Crusher
Roll Crusher
Jaw Crusher merupakan alat
Roll
Crusher
merupakan
alat
penghancur tingkat pertama (pada
penghancur tingkat kedua (secondary
Gambar 4.3-a), jadi menghancurkan
crushing) yang berguna memperkecil
batuan dalam bongkah-bongkah besar
ukuran batuan yang sudah lolos dari
yang diterima dari tambang. Ukuran
primer
yang diloloskan oleh Jaw Crusher
Ukuran yang diloloskan oleh Roll
yaitu ukuran –20 mm dan -10 mm.
Crusher yaitu ukuran –3 mm. Dengan
Dengan cara memasukkan batu ke
masukkan material
dalam mulut crusher, sesuaikan jumlah
roll crusher, sesuaikan jumlah dan
dan
ukuran
ukuran
batu
sehingga
crushing
material
(Gambar
4.3-b).
ke dalam mulut
sehingga
memungkinkan mesin crusher dapat
memungkinkan mesin roll crusher
menghancurkan-nya dengan baik dan
dapat menghancurkan-nya dengan baik
tidak tertumpah.
dan tidak tertumpah. Jika ada material
Jika ada batu yang terjepit dan
yang terjepit dan tidak bisa bergerak
tidak bisa bergerak ke bawah, gunakan
ke bawah, gunakan tuas untukmenekan
tuas untuk menekan batu tersebut agar
batu tersebut agar dapat dihancurkan,
a. Jaw Crusher -10 mm
b. Roll Crusher -3 Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013.
Gambar 4.3 Profil (a) Jaw Crusher -10 mm, (b) Roll Crusher -3
Untuk sample pemboran sebaiknya
4. Oven Oven
berfungsi
mengeringkan sampel
untuk agar dalam
dalam
melakukan
pengeringan
dilakukan secara bersamaan untuk
pengayakan tidak lengket juga oven
setiap
berfungsi untuk mengeringkan sampel
letakkan setiap interval 1 m dalam satu
untuk memudahkan pada proses top
rak saja. (berikan label, atur posisi
grinding sampel hingga benar-benar
talang dan jarak antar talang yang
menjadi tepung (Gambar 4.4-a). Pada
berbeda dengan meteran sebelumnya).
proses pengerjaannya gunakan APD
Untuk sample yang kapasitas besar
yang sesuai khususnya sarung tangan
dan
tahan panas dan Jacket anti api. Jangan
digunakan maka,
langsung membuka pintu oven setelah
abjat yang sama menggunakan flat
proses pengeringan berakhir, tunggu
allumunium pada talangnya.
beberapa
5. Top Grinding
saat
untuk
menghindari
nomor
melebihi
titik
bor.Sebaiknya
satu
talang
yang
memberikan kode
pemaparan panas yang berlebihan.
Grinder
Pastikan tubuh tetap berada dibelakang
menggiling
daun pintu oven untuk menghindari
butiran-butiran halus. Ukuran yang
gas dan hawa panas dari oven dan
diloloskan yaitu ukuran –100 mesh
biarkan sekitar 5 menit kemudian tarik
(pada Gambar 4.4-b).
talang
Masukkan material
talang
sample
menggunakan pengait talang.
dengan
berfungsi sampel
yang
untuk berupa
ke dalam mulut
top grinding, sesuaikan jumlah dan ukuran
material
sehingga
memungkinkan mesin top grinding
dapat menghaluskan-nya dengan baik
ke
bawah,
gunakan
tuas
untuk
dan tidak tertumpah. Jika ada material
menekan material agar bisa lebih
yang terjepit dan tidak bisa bergerak
halus.
a. Drying Oven listrik
b. Top Grinding -100 Mesh Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013
Gambar 4.4 Profil (a). Drying Oven listrik, (b). Top Grinding -100 mesh
Out/Blank yang digunakan untuk Disc
6. Disk Mill Disk
mill
berfungsi
untuk
Mill yaitu setiap 10 sample yang
sampel
yang
diproses di Disc Mill dan dilanjutkan
berukuran -200 mesh (Gambar 4.5-a).
untuk di analisa untuk mengontrol
Masukkan sample produksi hasil boyd
kontaminasi di Disc Mill.
yang sudah dikomposit dengan hati-
7. Mixing
hati agar tidak tertumpah di luar
Mixing
menghancurkan
mangkok Disc Mill.
yang sudah masuk di dalam Mangkok Disc Mill agar tutup mangkok Disc bisa
terpasang
untuk
mencampur sampel yang telah halus
Atur dan ratakan sample produksi
Mill
berfungsi
dengan
agar dapat tercampur dengan baik dan merata. Apabila sudah dianggap halus maka
langsung
dimixing
dengan
baik.masukkan mangkok Disc Mill ke
menggunakan kantong plastik. Dimana
dalam Mesin Disc Mill. Buka penutup
material yang halus itu dimasukkan
dan keluarkan sample produksi untuk
dan digocok hingga merata / homogen.
proses selanjutnya, bersihkan kembali
8. Compressor
mangkok Disc Mill sebelum sample
Compressor berfungsi untuk
berikut diproses. Gunakan cara yang
membersihkan alat pada saat preparasi
sama (1 -14) untuk setiap sample yang
conto selesai dilakukan (Gambar 4.5-
akan dibuat jadi pulp (-200 mesh).
b), digunakan untuk membersihkan
Jangan memasukkan sample yang lebih kasar dari produksi boyd crusher (+10
mesh).
Sample
Washing
oven secara berkala dan digunakan untuk memompa ban gerobak.
.
a. Disk Mill +100 mesh
a.
Compressor
Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi tengah, 2013.
Gambar 4.5. Profil (a). Disk Mill +100 mesh, (b). Compressor
5 cm. Skop 10D memiliki panjang: 6
9. Skop pengambilan sampel Skop
pengambilan
sampel
cm, lebar: 6 cm, dan tinggi: 3 ½ cm.
berfungsi untuk mengambil sebagian
Skop 1D memiliki panjang: 3 cm,
conto yang dianggap mewakili suatu
lebar: 3 cm, dan tinggi: 2 cm.
sampel. Masing-masing skop memiliki
Sampling adalah suatu pekerjaan
ukuran-ukuran yang berbeda (Gambar
untuk mengambil sampel atau conto
4.6). pada skop 125 D memiliki
dari sejumlah material yang ada dan
panjang: 25 cm, lebar: 30 cm dan
sampel tersebut harus dapat mewakili
tinggi: 10 cm, skop 20D
(representatif) keadaan dan sifat dari
memiliki
panjang: 9 cm, lebar: 8 cm, dan tinggi:
a. Skop 20 D, 15D, dan 1D
keseluruhan material.
b. Skop 125 D
Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah, 2013.
Gambar 4.6 a. Skop 20 D, 15D, dan 1D (kiri-kanan) dan b. Skop 125 D
4.3
Tahapan
Preparasi
Sampel
analisis
kadar
diayak
menggunakan
ayakan -20 mm.
Cek dan Sampel Produksi Dalam
b. Sampel
nikel,
c. Yang
tidak
lolos
persiapan conto (preparasi) sangat
dihancurkan
penting karena jika terjadi kesalahan
crusher -10 mm.
maka data analisis laboratorium yang
d. Sampel
diayakan
menggunakan
yang
lolos
jaw
diayakan
akan keluar juga tidak sesuai dengan
dengan yang di crusher disatukan
yang sebenarnya. Oleh sebab itu perlu
kemudian dimixing sebanyak 3
memperhatikan
prosedur
kali menggunakan sekop.
menurut
(standar
SOP
kerja operasi
e. Setelah dimixing 3 kali sampel
adapun
diambil dengan matriks 4 x 5
tahapan preparasi untuk sampel ceck
menggunakan sekop 20 D (± 6500
dan sampel produksi adalah sebagai
gr), diperoleh kira-kira 6,5 kg
berikut:
untuk ukuran material 20 mm dan
prosedur)
dengan
baik,
sampel yang tidak diambil dibuang 4.3.1
Tahapan Preparasi Sampel (reminder).
Ceck/Patok f. Sampel
yang
diambil
diayak
a. Sampel yang diangkut dari front menggunakan ayakan ukuran -3 penambangan atau dari stock pile mm. diletakkan dan disatukan di tempat g. Butiran yang tidak lolos diayakan preparasi sesuai dengan kode dan 3 mm dihancurkan di Roll Crusher weybel yang telah ditetapkan -3 mm.
h. Setelah dihancurkan dimixing 3 kali.
matriks 4 x 5 atau sebanyak 20
i. Sampel diambil dengan matriks 4 x 5 menggunakan sekop 10 D (± 2500 gram).
kedalam oven listrik menggunakan (pan)
sampel
dengan
temperatur 105oC selama ± 20 menit
segmen. o. Kantong sampel diberikan label atau kode sampel yaitu kode A dan
j. Sampel yang diambil dimasukkan
talang
ukuran 1 D (± 512 gr) dengan
(tergantung
kelembaban
sampel).
C. p. Sampel A diambil 1 sendok tiap segmen (20 sendok) untuk di kirim ke laboratorium instrumen. q. Dan 20 sendok lagi untuk sampel C dijadikan sebagai arsip.
k. Setelah sampel kering selanjutnya 4.3.2 dihancurkan
menggunakan
Tahapan Preparasi Sampel
top Produksi.
grinding 100 mesh. Adapun langkah-langkah kerja l. Sampel di ayak menggunakan Dish yang dilakukan pada proses preparasi Mill -100 mesh. sampel ekspor adalah sebagai berikut: m. Setelah
sampel
dihaluskan a. Sampel
terlebih
dahulu
menggunakan Disk Mill, sampel dikeringkan menggunakan panas kemudian plastik
dimasukkan
kedalam matahari
sebelum
dipreparasi,
sampel
tersebut
dipisahkan
untuk di mixing secara
manual selama ± 2 menit. menurut sub lot masing-masing n. Setelah dimixing sampel tersebut diambil
menggunakan
sekop
dimana 1 sub lot berjumlah 70 increment (2100 ton).
crusher
b. Setelah sampel kering selanjutnya di ayak dengan ukuran -20 mm, butiran
yang
dihancurkan
g. Sampel yang lolos dari hasil
tidak
lolos
menggunakan
Jaw
cruser -10 mm.
di
satukan
kemudian
dimixing 3 kali. h. Yang tidak lolos, dihaluskan di Roll crusser -3 mm. i. Dimixing lagi 3 kali kemudian dimasukkan ke riffling no. 10
c. Hasil ayakan dan crusher dimixing sebanyak 3 kali menggunakan sekop
sebanyak 2-3 kali (± 4 kg). j. Sampel yang diambil di keringkan
biasa.
di oven listrik selama ± 20 menit
d. Sampel tersebut dibagi 2 bagian
dengan suhu 105oC.
menggunakan
Riffling
no.
50
dengan sendok riffling sebanyak 2 kali.
mesin Top grinding 100 mesh. l. Diayak dan
e. Hasil riffling setelah dilakukan 2 kali, sebagian diambil untuk lanjut ke
k. Setelah kering dimasukkan ke
proses
berikutnya
dan
sebagiannya lagi dibuang. f. Selanjutnya diayak dengan ayakan -10 mm, dan yang tidak lolos dihancurkan
menggunakan
Hummer secara manual.
yang tidak lolos
dihaluskan menggunakan Disk mill -100 mesh. m. Selanjutnya manual
dimixing
secara
menggunakan
plastik
sampel ± 20 menit. n. Setelah sampel tersebut dimixing artinya sudah siap untuk tahap final (terakhir).
o. Sampel diambil dengan matrik 8 x
q. Final sample dimasukkan dalam
8 menggunakan sekop 1 D (160 gr)
kantong dan diberi label (pada
/
Gambar 4.7).
kantong
sampel,
1
sendok
kapasitasnya 8 gr dengan per
A =
matriks.
160
gram
Dikirim ke lab. Instrument
p. Sampel dimasukkan kedalam 4
B =
kantong sampel dengan kode yang berbeda masing-masing sebanyak
160
gram
Dikirim ke Lab. Kimia C =
160 gr.
160
gram
Untuk pembeli D =
160
Arsip
Sumber : PT. Anugerah sakti Utama Sulawesi Tengah 2013.
Gambar 4.7 Profil Final Sampel pada Proses Preparasi dengan Menggunakan Sistem Matriks 8 x 8.
gram
4.3.3
2 unit Komputer untuk
Analisis Sampel.. 1.
Analisis
kadar
Ni
1`alat X-Ray
menggunakan X-Ray di
Mesin
Lab. Instrumen.
Minipal 2 dan Epsilon 3
X-Ray
Yang didukung dengan 2 Alat (pada Gambar 4.8) yaitu:
a.
Mesin X-Ray Type Minipal 2
b. Mesin X-Ray Type Epsilon 3 Sumber : PT. Anugerah Sakti Utama Sulawesi Tengah. 2013.
Gambar 4.8. (a). X-Ray type Minipal 2, (b). Mesin X-Ray Type Epsilon 3
type
Cara kerja: 1. Pra analisis sampel
Turret no. 1 hingga 24
Sampel yang telah di antar dari ruangan dan
preparasi
diurutkan
disiapkan berdasarkan
Tunggu hasil analisis yang terbaca di komputer.
Sampel dimasukkan kedalam wadah
kecil
seperti
tutup
kaleng
yang
telah
diberi
Hasil
yang keluar tersebut
disalin kedalam buku catatan.
Setelah selesai di catatan hasil
penomoran sebelumnya sesuai
analisis di pindahkan kedalam
dengan nomor urut sampel.
komputer
Sampel dimasukkan ke dalam
disediakan untuk menyimpan
mesin press dan dilakukan
hasil
pengepressan dengan kekuatan
selective
press sebesar 210 – 220 psi.
produksi dan percobaan.
Sampel yang telah dipadatkan dengan
mesin
dibersihkan
dari
press debu-debu
dengan udara bertekanan. 2. Analisis sampel
Klik Add Current dan ketik nomor urut sampel.
nomor urut sampel.
Tempatkan pada turret, mis.
Masukkan sampel ke holder.
yang
analisis
telah
dari
mining,
sampel recheck/
3. Setelah analisis lakukan pekerjaan berikut :
Hasil
analisis
diperiksa persiapkan
kembali untuk
keesokan paginya.
disimpan dan
di
dicetak
Sampel yang telah dianalisis dibuang ketempat sampah.
4.4 Hasil penelitian Data kadar yang diperoleh dari
Prosedur analisis kadar unsur
lapangan yaitu data kadar nikel dari
sampel dengan X-Ray Magix
front penambangan dan data kadar
Fast telah selesai.
nikel pada stockpile sebagai berikut:
1. PRODUKSI NIKEL ORE BLOK DARI FRONT PENAMBANGAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tanggal Produksi 1/01/2013 1/01/2013 1/01/2013 1/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013
Kode Sample E1/B.42 E1/B.44 E2/B.50 E2/B.51 E2/B.55 E2/B.61 E2/B.62 E2/B.63 E2/B.64 E3/B.73 E2/B.74 E1/B.75 E3/B.76 E3/B.77 E3/B.78 E3/B.79 E1/B.81 E1/B.84 C1/B.91 E1/B.92 E2/B.97 E2/B.98 E2/B.99 E2/B.101 E2/B.102 E2/B.103
Tonage (Ton) 121 110 110 110 165 88 88 88 110 99 132 77 88 66 242 88 143 110 154 187 132 165 242 110 99 110
Kadar Ni (%) 1.82 1.80 1.78 1.70 1.80 1.73 1.87 1.81 1.82 1.74 1.80 1.86 1.81 1.73 1.81 1.89 1.79 1.82 1.92 1.88 1.77 1.93 1.81 1.85 1.84 1.73
27 3/01/2013 No 1
Tanggal Produksi 1/01/2013
28 3/01/2013 29 3/01/2013 30 3/01/2013
E2/B.104 Kode Sample E1/B.42
E2/B.105 E2/B.106 E2/B.107
66 Tonage (Ton) 121
110 143 88 121.3666667
2. PRODUKSI NIKEL ORE BLOK DARI STOCKPILE
1.91 Kadar Ni (%) 1.80
1.79 1.83 1.78 1.81
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1/01/2013 1/01/2013 1/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 2/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013 3/01/2013
E1/B.44 E2/B.50 E2/B.51 E2/B.55 E2/B.61 E2/B.62 E2/B.63 E2/B.64 E3/B.73 E2/B.74 E1/B.75 E3/B.76 E3/B.77 E3/B.78 E3/B.79 E1/B.81 E1/B.84 C1/B.91 E1/B.92 E2/B.97 E2/B.98 E2/B.99 E2/B.101 E2/B.102 E2/B.103 E2/B.104 E2/B.105 E2/B.106 E2/B.107
110 110 110 165 88 88 88 110 99 132 77 88 242 88 143 110 154 242 187 132 165 242 110 99 110 66 110 143 88 127.2333333
1.81 1.79 1.71 1.78 1.72 1.66 1.79 1.59 1.75 1.79 1.99 1.79 1.80 1.77 1.45 1.82 1.66 1.79 1.86 1.75 1.93 1.81 1.77 1.80 1.72 1.88 1.70 1.82 1.77 1.77
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisa Kadar pada Setiap
sampel pada front penambangan agar dapat dicocokan dengan data yang ada
Sampel Antara Sampel Pada
pada stockpile sebagai berikut:
Front
1.
Penambangan
Dengan
Hasil analisa setiap sampel pada laboratorium diperoleh kadar rata-
Sampel Stockpile
rata pada front penambangan Berdasarkan
operasi
kegiatan adalah: 1,82%, 1,80%, 1,78%,
eksplorasi yang telah dilakukan pada 1,70%, 1,80%, 1,73%, 1,87%, beberapa titik bor untuk menjadi objek 1,81%, 1,82%, 1,74%, 1,80%, peneliti, diketahui bahwa bijih nikel 1,86%, 1,81%, 1,73%, 1,81%, yang
terkandung
tidak
semuanya 1,89%, 1,79%, 1,82%, 1,92%,
berkadar tinggi. Dari sinilah dapat 1,88%, 1,77%, 1,93%, 1,81%, diketahui pula bahwa dalam jarak titik 1,85%, 1,84%, 1,73%, 1,91%, bor penyebaran kadar Ni ini tidak 1,79%, 1,83%, 1,78%. merata.
Dari
hasil
analisis Dengan
kadar
rata-rata
dari
laboratorium yang dilakukan pada satu keseluruhan analisis sampel yang titik bor menunjukan bahwa kadar ada bijih
nikel
laterit
pada
front
penambangan
mengalami adalah: 1,81% (dapat dilihat pada
perubahan. lampiran 1). Untuk
mengetahui
besarnya 2.
perubahan
kadar
dari
Hasil analisa setiap sampel pada
front laboratorium diperoleh kadar rata-
penambangan sampai pada stockpile, rata pada front penambangan maka
perlu
dilihat
hasil
analisis adalah: 1,80%, 1,81%, 1,79%,
1,71%, 1,78%, 1,72%, 1,66%,
hasil stockpile ditambang, selain itu
1,79%, 1,59%, 1,75%, 1,79%,
banyak boulder yang sebelumnya tidak
1,99%,
diketahui
1,79%,1,80%,
1,77%,
pada
saat
menentukan
1,45%, 1,82%, 1,66%, 1,79%,
jumlah cadangan stockpile sehingga
1,86%, 1,75%, 1,93%, 1,81%
terjadi
1,77%, 1,80%, 1,72%, 1,88%,
pengapalan. Hal ini mengakibatkan
1,70%, 1,82%, 1,77%.
tonase
Dengan
kadar
rata-rata
dari
keseluruhan analisis sampel yang ada pada stockpile adalah: 1,77% (dapat dilihat pada lampiran 2).
mining
dari
loss
front
pada
saat
penambangan
memiliki perbedaan dengan tonase pada stockpile. Apabila pada front penambangan kadarnya
lebih
besar
dari
hasil
stockpile yang terdapat pada logging 5.2
Perbandingan
Data
Front bor maka mengalami keuntungan,
Penambangan Dengan Data Pada tetapi bila lebih kecil maka mengalami Stockpile kerugian. Apabila kadar bijih nikel Perbandingan
data
front lebih besar dari Cut Of Grade yang
penambangan dengan realisasi pada ditentukan, maka dilakukan proses stockpile dapat dilihat pada hasil blending dengan bijih nikel yang realisasi dari front penambangan setiap berkadar rendah. bulan
yang
ditambang
untuk Data perhitungan kadar bijih
dicocokkan dengan hasil stockpile. nikel pada front penambangan dan Kenyataan atau realitas yang ada nikel pada stockpile serta berapa besar di lapangan tidak semua cadangan
perbedaan dan penyimpangan yang
Januari 0.04 % Ni. Dengan presentase
didapat.
2,21 %.
1. Kadar rata-rata Ni pada front 5.3
Preparasi
penambangan: Salah satu unit kerja pengawasan Bulan Januari
: 1,81 % kualitas
yaitu
unit
satuan
kerja
2. Kadar rata-rata Ni pada stockpile : persiapan sampel. Bagian ini berfungsi Bulan Januari
: 1,77 % untuk mempersiapkan sampel yang
Perbedaan Kadar bulan Januari diambil
dari
front
penambangan,
Q = q1 – q2 stockpile dan lain-lain untuk diteliti di = 1,81 % - 1,77% laboratorium. Kesalahan yang terjadi = 0,04% pada proses preparasi akan sangat Persentase penyimpangan kadar mempengaruhi hasil analisis kadar Bulan Januari Q = (q1 – q2) / q1 × 100 % = (1,81 – 1,77)/ 1,81 × 100 % = 2,21 % Adapun data hasil dari front
nikel
dan
unsur-unsur
lainnya,
terutama pada tahapan mixing,
jika
dilakukan dengan kurang baik maka
Januari
sampel yang kita akan analisis tidak
dengan kadar Ni rata-rata 1,81 % dan
bersifat representatif atau benar-benar
data stockpile 1,77%. Dari hasil
mewakili kadar bijih yang lainnya.
penambangan
ore
bulan
perhitungan diperoleh perbedaan kadar data pada front penambangan dengan realisasi yang ada pada stockpile bulan
5.3.1
Kemurnian Sampel Kemurniaan
mempengaruhi
sampel
adanya
sangat
perubahan
kadar dari suatu bijih yang akan
diteliti. Apabila sampel tidak murni
dengan
atau utuh sesuai dengan kenyataan di
berpengaruh atas perubahan kadar bagi
lapangan
front
sampel yang di preparasi. Olehnya itu,
penambangan, stock pile, pabrik dan
tempat penumpukan harus bebas dari
lain-lain maka akan berdampak pada
zat-zat
yang
persentase kadar yang dihasilkan.
tingkat
kemurnian
baik
itu
dari
Dengan tidak murninya sampel yang
akan
menimbulkan
dipreprasi
dapat
kontaminasi antara
Kontaminasi
terjadi
bisa
lain
bisa
juga
sangat
mempengaruhi sampel
yang
berdampak keperubahan kadar yang diteliti 5.3.2
sampel yang satu dengan sampel yang lain.
zat
Homogenitas Homogenitas
sangat
mempengaruhi
dari
sampel
kadar
yang
diakibatkan oleh pencampuran dengan
diteliti. Karena dengan homogennya
sampel lain, pencampuran dengan zat
sampel yang akan diteliti maka akan
lain.
mewakili Dimisalkan,
datang dari lokasi
sampel
yang
yang berbeda
kadar
keseluruhan
dari
besarnya tumpukan tersebut. Pada proses pencampuran
sampel
yang
mengalami pencampuran maka hasil
sama harus benar-benar homogen.
yang didapat akan berubah dengan
Makin sering dilakukan mixing pada
kenyataan
Ini
suatu sampel maka sampel tersebut
disebabkan adanya kontaminasi antara
akan lebih homogen atau merata
sampel yang berbeda.
sehingga dalam proses preparasi dapat
yang di
lapangan.
Selain pencampuran yang
berbeda
lokasi,
sampel
kontaminasi
mewakili dari seluruh sampel yang
kembali karena hasil yang diperoleh
ada.
tidak meyakinkan. Hal seperti ini terjadi karena beberapa faktor :
5.3.3
Keseragaman Ukuran 1. Penyebaran
bijih
yang
tidak
Keseragaman ukuran sangat homogen penting untuk proses penyamplingan. Dalam menentukan titik bor maka Dengan seragamnya ukuran maka dasar perhitungan yang dipakai adalah mudah untuk mengambil sampel yang hasil rata-rata permeter kedalaman titik akan
diteliti
kadarnya
dan
lebih bor dengan kadar yang memenuhi
terwakili dari seluruh sampel. Jika COG, dengan demikian nilai cadangan ukuran
tidak
seragam,
ini
akan bijih akan dipengaruhi oleh lokasi dari
mengakibatkan adanya sampel yang titik bor tersebut. tidak terwakili sehingga kadar dari 2. Topografi seluruh tumpukan tidak sesuai dengan Proses
pembentuikan
endapan
yang diteliti. bijih nikel disuatu daerah sangat 5.4
Faktor-Faktor Yang
tergantung pada keadaan topografi
Mempengaruhi Kadar
daerah tersebut, sehingga kelompok
Hasil analisis kadar Ni yang
blok juga dipengaruhi oleh topografi.
dilakukan di laboratorium menunjukan
Dalam
perbedaan kadar Ni antara sampel face
topografi
production, sampel patok/cek, sampel
mempengaruhi kelancaran produksi.
efo
kapal/eksport,
Jika terdapat suatu kelompok blok
sehingga perlu dilakukan pengecekan
cadangan dengan keadaan topografi
dan
sampel
pelaksanaan suatu
penambangan, daerah
akan
yang curam, maka dalam pembuatan
daerah
jalan produksi untuk pengangkutan
mengalami dilusi dari material yang
bijih dari front penambangan ke stock
terbawa bersama air. Selain itu banyak
yard
membuang
dijumpai material waste yang berada
sebagian dari blok cadangan yang
diantara badan bijih yang berbentuk
mengakibatkan tonnase dan kadar
tidak beraturan.
cadangan pun berkurang.
b. Medan kerja
mungkin
akan
3. Pengotoran bijih Pengotoran
penggalian
bijih
akan
Medan kerja berpengaruh pada bijih
akan
kemampuan kerja alat.
Pada daerah
mempengaruhi kadar yang diperoleh.
yang datar alat akan lebih baik bekerja.
Pengotoran disebabkan karena adanya
Sedangkan
material yang sedikit mengandung
bergelombang atau berbukit, alat akan
nikel ikut tercampur dalam bijih. Ada
sukar dalam melakukan penggalian
beberapa
sehingga bijih yang kualitasnya baik,
hal
yang
dapat
pada
daerah
mempengaruhi kualitas atau kadar
tidak bisa diambil.
bijih, diantaranya:
c. Keterampilan operator
a. Posisi waste terhadap bijih dan cuaca.
yang
Operator alat harus mempunyai kemampuan dalam memilih bijih yang
Daerah penggalian bijih yang lebih
berkadar tinggi dengan yang rendah
rendah dari lokasi pengupasan tanah
walaupun dengan penilaian secara
penutup akan lebih rawan terhadap
visual.
pengotoran, sebab jika ada aliran air
memperoleh
atau hujan dari atas ke bawah, maka
Sehingga bijih
target
untuk
berkadar
tinggi
dapat diperoleh. Namun tetap dibawah
misalnya dalam satu ritasi alat Dump
control dari grade control.
truck harus dilakukan pengambilan
4. Cara penambangan
sampel namun yang dilakukan adalah
Untuk
dapat
meminimalkan
pengambilan
perbedaan
kadar
dan
realitas
selang beberapa kali ritsi alat angkut
maka
cara
penambangan,
dump
sampel
truck,
pada
maka
tentunya
penambangan juga perlu diperhatikan.
mengurangi
Metode
penentuan kadar dari setiap hasil
penambangan
dengan
penggalian langsung oleh alat gali
ketelitian
setiap
dalam
penambangan.
seperti selektive mining maupun back
Untuk mendapatkan kadar yang
filling dengan alat gali, dorong dan
sesuai dengan standarisasi yang ada
muat
berdasarkan
akan
berpengaruh
terhadap
JIS,
maka
perlu
kadar, karena metode penambangan
memperhatikan beberapa hal:
tersebut rawan terhadap pengotoran.
a. Mempersiapkan sarana pendataan
5. Ketelitin
dalam
pengambilan
sampel
dan pengambilan sampel; sekop increament
Standarisasi pengambilan sampel
,
kantong
sampel,
label, dll.
yang telah ditetapkan haruslah menjadi
b. Tidak dibenarkan memilih-milih
perhatian bagi pengawas dan tenaga
sampel yang harus dimasukkan ke
lapangan
sekop.
dalam
pengambilan terhadap sampel
sampel. cara-cara
yang
telah
melakukan Kelalaian pengambilan ditetapkan,
c. Pada interval pengambilan sampel yang telah ditentukan.
d. Sampel yang diambil pada posisi
adalah 1,81 % Sedangkan kadar
2/3 dari atas tumpukan dan 1/3 dari
pada stockfile untuk bulan Januari
dasar tumpukan.
adalah 1,77%.
e. Besarnya/beratnya
increament
2. Selisih perbedaan antara kadar Ni
harus sesuai dengan ukuran sekop
hasil eksplorasi dan kadar Ni hasil
increament.
penambangan adalah 0.04 % untuk
6. Preparasi sampel (Conto).
bulan Januari dengan presentase
Pekerjaan
pada
preparasi
sampel
secara manual, kemungkinan ketelitian pengerjaannya
terutama
mereduksi menggunakan
sampel matriks
2,21% pada bulan Januari. 3. Berdasarkan hasil penelitian, maka
dalam
diketahui penyebab terjadinya
dengan dan
proses
perbedaan kadar bijih nikel adalah:
mixing sampai dianggap homogen.
Penyebaran
deposit
tidak
homogen;
BAB VI
Topografi;
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengotoran dan kehilangan bijih
6.1 Kesimpulan
saat penambangan;
Berdasarkan pengamatan, perhitungan
maupun uraian di lapangan, maka
Posisi waste terhadap bijih dan
dapat diambil kesimpulan sebagai
Medan kerja;
cuaca;
berikut :
Keterampilan operator;
1. Berdasarkan hasil analisa kadar
Ketelitian
front penambangan, maka rata-rata kadar Ni
untuk bulan Januari
sampel.
dalam
pengambilan
6.2 Saran Selama penulis berada di lokasi
3.
Peningkatan skill operator pada
penelitian, ada berapa hal yang penulis
front penambangan dimaksudkan
sarankan yaitu:
agar dapat mengikuti kaidah COG
1.
Kesadaran
akan
pentingnya
pengambilan sampel yang dapat
Alat perlindungan diri dari kegiatan
mempengaruhi kadar dan jumlah
pengambilan sampel, preparasi conto
ore yang akan diproduksi harus
dan
dimiliki oleh setiap karyawan dan
ditingkatkan.
mitra kerja. 2.
yang telah ditetapkan.
Peningkatan Pengawasan terhadap pengupasan penggalian, conto.
overburden, serta
pengambilan
analisa
laboratorium
agar
DAFTAR PUSTAKA
1. Bruce A. Kennedy, , 1990, “Surface Mining”, Second Edition. Society For Mining Metalurgy And Exploration IncLittleton, Colorado
6. Simon & Schuster’s 1988 , “Rocks and Mineral”. Guid Nature Series, New York
2. Doddy Setia Graha, “ Batuan Dan Mineral “, Penerbit Nova Bandung.
7. ...............Asosiasi Pertambangan Indonesia, 1992. “Pengantar Pertambangan Indonesia”. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI, Jakarta.
3. Iskandar Mohdar, 2005 “Evaluasi Cadangan Bijih Nikel Dengan Spasi Titik Bor 50 M dan 25 M Dengan Metode Triangular Grouping Pada PT. ANTAM Tbk. Unit Geomin “, Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan UVRI Makassar 4. Joseph M Bolt, 164. “The Winning Of Nickel”. Muethan & co Ltd, London, page 10. 5. Partanto Prodjosoemarto, “Kamus Istilah Teknik Pertambangan Umum” Derektorat Jederal Pertambangan Umum, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Proyek Pengembangan Pusat Informasi Mineral. Bandung
8. ...............Bidang Pengelolaan Sumberdaya Bumi Program Rekayasa Pertambangan Fakultas Pasca Sarjana ITB, 1990. “Metoda Perhitungan Cadangan Bijih”. Bandung