PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR STUDY) TERHADAP MOYIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI DI MTsN REJOSARI KABUPATEN MADIUN (Influence Of outdoor Study Strategy To Eighth Grade Students’ Learning Motivation On Geography) Luthfi Arde Yasa1, Laila Furaida2, Irma Nurmayanti2 Program Studi D4 Bidan Pendidik STIKES ICMe Jombang STIKES ICMe Jombang 2 STIKES ICMe jombang ABSTRACT In Indonesia, most of 85 % learning system is still limited and must sit on desk listening teacher’s explanation, and 15 % of school in capital city has implemented outdoor study system, in fact outdoor study is still expected taboo by educational institution in Indonesia. This research aims to know the influence of outdoor study strategy to eighth grade students’ learning motivation on geography subject. The research design used was Simple Experiment - Post Test Only Control Group Design. Population is all eighth grade students as many as 48 students. Sampling technique used was Total Sampling. The instrument used was lesson plan and questionnaire. Data processing used was editing, coding, scoring, and tabulating by t statistical test. The research result of eighth grade students’ learning motivation on geography subject in control class (A) as many as 24 students after being conducted learning in class have moderate motivation was 16 students (66,5%). And students’ learning motivation in experiment class (B) after being conducted learning has strong motivation as many as 13 students (54,1%). t test showed that significant value ρ = 0,001 < α (0,05), so H0 was rejected, there is influence of outdoor study strategy to eighth grade students’ learning motivation on geography subject. This research is hoped to be addition in implementing learning especially outdoor study strategy to improve students’ learning motivation. Keywords: Learning strategy, Outdoor, Learning motivation
PENDAHULUAN Proses belajar dan mengajar yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif, baik fisik, mental, maupu emosionalnya. Pelajaran IPS Geografi misalnya diperlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar dan mengajar sehingga
keterlibatan siswa dapat optimal, yang pada akhirnya berdampak pada motivasi dan perolehan hasil belajar. Faktanya dilapangan ketika guru menerapkan pembelajaran konveksional siswa tidak maksimal. Ada yang beranggapan bahwa bila daya kreativitas peserta didik rendah, maka secara pedagogis ada yang kurang pas dalam kerangka system
dan aktivitas. Pada kenyataannya sistem pembelajaran yang banyak diterapkan adalah yang berorientasi pada guru (teacher center) atau bisa disebut dengan indoor study atau belajar didalam kelas, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap siswa, siswa cenderung bosan. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, mencatat, bahkan ada yang mengantuk sampai tertidur saat KBM berlangsung. Selain itu suasana belajar akan monoton akan membuat siswa enggan dalam mengikuti pelajaran. Mengubah sistem pembelajaran yang awalnya lebih menekankan pada penguasaan materi menjadi sistem pembelajaran yang lebih menekankan pada keterampilan proses dan kemampuan siswa dalam menemukan dan memahami konsep dari materi pelajaran yang dipelajari. Kemudian akan menimbulkan kekritisan dan keberanian ketika mengikuti pelajaran, khususnya pada pelajaran Geografi di kelas. Permasalahan umum dalam pendidikan di Indonesia yaitu sistem pembelajaran yang kurang baik, misalnya metode pembelajaran yang tidak tepat atau kurang menarik minat siswa. Hal ini akan menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa dan rendahnya hasil belajar siswa. (Depdiknas 2004) Di Indonesia sebagian besar yakni 85% sistem pembelajarannya masih terbatas oleh dinding – dinding tembok dan harus duduk di kursi mendengarkan penjelasan dari guru, sedangkan 15% dari sekolah – sekolah yang berada di ibu kota sudah menerapkan sistem pembelajaran di luar kelas, kenyataannya hingga kini kegiatan belajar di luar kelas masih dianggap
tabu oleh lembaga pendidikan di Indonesia. Di negara maju seperti Australia, Prancis, Amerika dan Inggris, metode tersebut sudah menjadi budaya. (Komariah,2012) Seperti halnya oleh peserta didik di SMPIT Abu Ja’far Munggur Karanganyar anak – anak jarang sekali dizinkan keluar saat KBM berlangsung, sehingga mereka merasa terkurung tanpa tahu dunia luar, di kelas VIII tediri dari 2 kelas A dan B. Menurut penelitian pada tanggal 26 Juni 2014 oleh Bapak Sriyanto sebagai guru mata pelajaran geografi kelas B memiliki prestasi dan motivasi yang rendah dalam metode modern (presentasi, ceramah, diskusi di dalam kelas) sedangkan di kelas A metode tersebut cukup berhasil dengan baik. Oleh karena itu di kelas VIII di SMPIT Abu Ja’far Munggur Karanganyar terjadi kesenjangan yaitu teknik pembelajaran yang belum sesuai dengan karakter siswa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan 10 orang siswa kelas VIII IPS SMP Negeri 1 Durenan pada cenderung dari mereka mengatakan bahwa mata pelajaran IPS Geografi sangat membosankan karena terlalu banyak konsep yang harus dihafalkan (banyak hafalan) oleh siswa, siswa juga banyak yang kurang memahami tentang kegunaan, manfaat dan penerapan pelajaran geografi dalam kehidupan seharihari. Mengenai pembelajaran di luar kelas dan survei jarang dilakukan. Hasil wawancara juga dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Harini, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Geografi kelas VIII SMP Negeri1 Durenan pada tanggal 2 februari 2015. Ada sebagian siswa yang diam dengan keadaan ngantuk sehingga
siswa terlihat kurang aktif belajar mencapai 64,04%, sedangkan siswa yang aktif belajar mencapai 35,96% dalam kelas. Faktor ini dikarenakan kegiatan pembelajaran cenderung tidak membuat siswa bermotivasi dalam pembelajaran karena mayoritas guru menggunakan model pembelajaran ceramah di dalam kelas (indoor study) dalam kegiatan pembelajaran dari pada model yang lainnya. Berdasarkan studi pendahuluan di MTsN Rejosari Madiun pada tanggal 23 April 2015 dengan wawancara dari 10 siswa di kelas VIII tentang mata pelajaran IPS geografi menunjukkan 8 dari 10 siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa akan sangat menyenangkan jika pelajaran geografi dilakukan di luar kelas, karena pelajaran geografi cenderung menghafal tanpa tahu secara mendetail tentang yang dihafalkan, bahkan sebagian siswa mengantuk dan bermain HP saat KBM berlangsung, dan 2 dari 10 siswa yang diwawancarai mengatakan mereka hanya tahu bahwa pelajaran geografi hanya dapat dilakukan di dalam kelas maka mereka aktif dalam pelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil seminar dan lokakarya 2005 di Semarang, Geografi ialah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Oleh karena itu, pembelajaran Geografi tidak akan lepas dari lingkungan sebagai objek kajiannya. Dengan kata lain, lingkunganlah yang menjadi sumber belajar Geografi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIIIA dan VIIIB di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun sejumlah 48 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIIIA dan VIIIB di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun sejumlah 48 orang.. Pada penelitin ini menggunakan Simple Experiment-Post Test Only Control Group Design, dimna antra kelompok kontrol dan eksperiment sama-sama akan mendapat perlakuan. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata peljaran IPS geografi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah RPP dan kuesioner. Setelah data terkumpul, maka dilakuka pengolahan data melalui tahapan : editing, coding, tabulating. Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan persentase sebagai berikut 100%: Seluruhnya, 76 – 99%: Hampir seluruhnya, 51 – 75%: Sebagian besar, 50%: Setengahnya, 26 – 49%: Hampir setengahnya, 1 – 25%: Sebagian kecil, 0%: Tidak satupun. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang dilaksanakan di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun pada tanggal 5 7 Juni 2015 dengan menggunakan data primer yang diambil dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 48 siswa. Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus adalah sebagaimana disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun pada tanggal 5-7 Juni 2015.
Umur
F(n)
≤13 14 ≥15 Jumlah
18 20 10 48
Prosentase (%) 37,4 41,6 21 100,0
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 48 responden hampir setengahnya berumur 14 – 15 tahun yaitu sejumlah 20 responden (41,6%). Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas Kontrol Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun pada tanggal 5-7 Juni 2015 di kelas kontrol.
Motivasi
F(n)
kuat sedang lemah Jumlah
3 16 5 24
Prosentase (%) 37,4 41,6 21 100,0
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 24 responden sebagian besar motivasi responden setelah dilakukan pembelajaran di dalam kelas mempunyai motivasi sedang yaitu sejumlah 16 responden (66,5%).
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas Eksperimen Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi di MTsN Rejosari Kabupaten Madiun pada tanggal 5-7 juni 2015 di kelas eksperimen.
Motivasi
F(n)
kuat sedang lemah Jumlah
13 10 1 24
Prosentase (%) 54,1 41,7 4,2 100,0
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan Table 3 menunjukkan bahwa dari 24 responden sebagian besar motivasi responden setelah dilakukan pembelajaran di luar kelas (Outdoor) mempunyai motivasi kuat yaitu sejumlah 13 responden (54,1%). PEMBAHASAN Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas Kontrol Hasil penelitian motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Geografi setelah dilakukan pembelajaran di kelas kontrol menunjukkan bahwa dari 24 responden sebagian besar motivasi responden setelah dilakukan pembelajaran di dalam kelas mempunyai motivasi sedang yaitu sejumlah 16 responden (66,5%). Pada hasil tabulasi data yang terdapat pada lampiran dari masing – masing parameter, yang meliputi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan motivasi terdesak.
Dari hasil tabulasi penelitian di dapatkan rendahnya jawaban dalam parameter ekstrinsik yaitu pernyataan nomor 7 dengan jenis pernyataan positif “Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari pembelajaran ini”. Terdapat 14 responden menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden meyatakan setuju. Faktor pertama yang mempengaruhi motivassi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi setelah dilakukan pembelajaran adalah umur. Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 48 responden hampir setengahnya berumur 14 – 15 tahun yaitu sejumlah 20 responden (41,6%). Umur responden yang tergolong remaja awal yang pada umumnya senang dengan tantangan dan akan tertarik dengan suatu yang menarik, sehingga faktor tersebut juga mempengaruhi motivasi sedang. Menurut peneliti hal tersebut yang mempengaruhi motivasi responden dalam kategori motivasi sedang, karena motivasi ekstrinsik muncul dalam diri seseorang apabila seseorang mempunyai tujuan tertentu atau ingin memperoleh sesuatu. Siswa di kelas kontrol masih menggap bahwa suatu pembelajaran yang hanya teori dan tugas itu sangat monoton, setelah dilakukan pembelajran siswa mudah lupa akan yang diajarkan. Sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas Eksperimen Hasil penelitian motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Geografi setelah dilakukan pembelajaran di kelas
eksperimen Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 24 responden sebagian besar motivasi responden setelah dilakukan pembelajaran di luar kelas (Outdoor) mempunyai motivasi kuat yaitu sejumlah 13 responden (54,1%). Pada hasil tabulasi data yang terdapat pada lampiran dari masing – masing parameter, yang meliputi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan motivasi terdesak. Dari hasil tabulasi penelitian di dapatkan banyaknya jawaban dalam parameter intrinsik yaitu pernyataan nomor 5 dengan jenis pernyataan negatif “Saya rasa guru membuat materi ini menjadi tidak penting dan hanya bermain saja”. Terdapat 14 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju dan 5 responden meyatakan setuju. Faktor pertama yang mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi setelah dilakukan pembelajaran adalah umur. Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 48 responden hampir setengahnya berumur 14 – 15 tahun yaitu sejumlah 20 responden (41,6%). Menurut peneliti Umur responden yang tergolong remaja awal yang pada umumnya senang dengan tantangan dan akan tertarik dengan suatu yang menarik, sehingga faktor tersebut juga mempengaruhi motivasi kuat, hal tersebut yang mempengaruhi motivasi responden dalam kategori motivasi kuat, karena motivasi intrinsik datangnya dari individu itu sendiri. Motivasi intrinsik timbul dari keinginan sendiri tanpa adanya dorongan dari orang lain. Siswa di kelas eksperimen menganggap pembelajaran yang dilakukan di luar
kelas sangat membuat rasa penasaran muncul, karaena mereka bisa mengamati dan menerapkan langsung kelingkunan sekitar, dan mampu menunjukkan contoh real dari teori ke lingkungan sekitarnya. Sehingga pernyataan di nomor 5 tersebut sangat bertolak belakang dengan anggapan bahwa pelajaran IPS geografi juga perlu mengadakan pembelajaran di luar kelas. Pengaruh Strategi Pembelajaran di Luar Kelas (outdoor study) Terhadap motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Geografi Hasil penelitian pengaruh strategi pembelajaran di luar kelas (outdoor study) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi di kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran di dalam kelas menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi siswa mempunyai motivasi sedang yaitu sejumlah 16 siswa (66,5%). Sedangkan Hasil penelitian pengaruh strategi pembelajaran di luar kelas (outdoor study) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi di kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) munjukkan bahwa sebagian besar motivasi siswa mempunyai motivasi kuat yaitu sejumlah 13 siswa (54,1%). Sehingga dapat dilihat adanya perubahan pada hasil pengukuran motivasi belajar di dalam kelas dan di luar kelas dengan memperhatikan hasil uji statistik Uji t yang dapat dilihat pada lampiran 12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi ρ = 0,001 < α (0,05) sehingga H0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh strategi pemebelajaran di luar kelas (outdoor study) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi. Dengan adanya strategi pemebelajaran yang telah diberikan secara benar dan komprehensif pada siswa akan mampu meningkatkan motivasi seseorang. Bila suatu pembelajaran diberikan secara tepat dan dapat diterima dengan baik oleh siswa maka sangat memungkinkan motivasi belajar siswa kelas VIII. Menurut Effendi (2003) dan Maulana (2009). Dari penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa pemberian strategi pembelajaran pada mata pelajaran IPS geografi yang dilakukan dengan cara di luar kelas (outdoor study) merupakan pemberian pemebelajaran yang mampu dan mengembangkan pemahaman diri dari orang lain, sedangkan perubahan pengetahuan merupakan salah satu tujuan yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut. Sehingga mampu meningkatkan motivasi seseorang. DAFTAR PUSTAKA Ali,
Abror Abd. Rochman. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka cipta, Jakarta. B. Uno, Hamzah, 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara David, 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ginting, 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, A. A. A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta. Husamah, 2013. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Indah, 2015. Pengaruh Pembelajaran Tugas Kelompok Berdasarkan Survei Lapanagan Terhada Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Daan Hasil Belajar Geografi Materi Permasalahan Kependudukan Dan Penanggulangannya Di Kepanjen Malang. Skripsi, Malang: Universitas Negeri Malang, Malang. Iptu Prihantoro, Maryana, Rita, 2010. Pengelolahan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Komariah. 2012. Pengaruh Efektifitas Outdoor Learning Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Guna Meningkatkan kecerdasan Interpersonal Anak Terhadap Pengetahuan dan Hasil Belajar Anak Di Mojosongo RW 22 Surakarta. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Riezka Ratna, 2014. Perilaku Anak Suka Gaduh. Artikel Kita. Jakarta: Salemba
Rita
Maryana. 2010. Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosda Karya
Rohmadi, 2009. Strategi Belajar Mengajar Untuk Anak. Jakarta: Rineka Cipta Rusmini, 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk GuruKaryawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta Sardiman, 2012. Meningkatkan Motivasi Dan Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka CIpta Sugandi, 2007. Macam – macam Strategi Belajar. Jakarta: Prestasi Pustakarya Saryono, 2011. Etodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika Syamsul,
2013. Penerapan Metode Outdoor Study Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Dan Hasil Belajar Geografi Di SMP N 1 Jember.
Tias Elsa Arqinila, 2013. Efektifitas Pembelajarn Gambar Bentuk Indoor dan Outdoor di Kelas VII SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Wahyuni, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta Widayatun, 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta