15
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
NILAI EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG SEPEDA MOTOR, BAJAJ DAN ANGKOT PADA DAERAH KOTA BANJARMASIN
Dini Utami* ABSTRAK
Selama ini kita dalam menghitung volume arus lalu lintas dari beberapa tipe kendaraan dengan nilai SMP yang digunakan mengikuti MKJI (IHCM). Nila Nilaii ini ini belu belum m tent tentu u sama sama denga engan n per perilak ilaku u peng pengen enda dara ra di Kota Banjarmasin. Begitu juga menurut menu rut MKJI nilai SMP sepeda motor sama dengan SMP Bajaj sedangkan ukuran dan kecepatannya tidak sama, begitu juga angkot yang sexing berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang pada persimpangan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti nilai SMP sepeda motor, SMP bajaj dan SMP angkot dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Headway dari Scraggs. Didapat nilai SMP angkot 1,2 ternyata lebih besar dari nilai SMP mobil penumpang, yang selama ini nilai SMP antar keduanya disamakan. Begitu juga nilai SMP sepeda motor didapat sebesar 0,57 berbeda dengan bajaj yang memiliki nilai SMP 0,82 serta terdapat adanya perbedaan nilai SMP sepeda motor pada persimpangan tanpa arus lawan dengan nilai 0,6 lebih kecil daripada nilai SMP sepeda motor dengan arus terlawan yaitu 0,9. Kata kunci : Headway, Persimpangan, SMP.
PENDAHULUAN
Dalam mengklarifikasikan mengklarifikasikan arus lalu lintas adalah dengan menyatakan lalu lintas harus dikomfersikan dulu ke dalam angka ekivalensi mobil penumpang bukan bukan dalam jumlah kendaraa kendaraan n perjam melainkan melainkan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) perjam.
Adapun tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang) sepeda motor pada ruas jalan jalan yang yang lurus lurus dan pada persimpa persimpangan. ngan. Hasil penelitian ini diharapkan akan mengetahui gambaran secara jelas nilai EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang) sepeda motor yang digunakan untuk per perhitu hitung ngan an volu volume me untu untuk k per persimp simpaangan ngan atau atau link link jal jalan. an. Pada penelitian ini, masalah yang diangkat hanya pada penentuan nilai EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang) sepeda motor pada persimpangan dengan studi kasus jalan S. Parman-Tarakan. Metode yang digunakan adalah metode Headway (Scraggs, 1964). TINJAUAN PUSTAKA Faktor SMP (Satuan Mobil Penumpang)
(Satuan Mobil Penumpang) SMP adalah satuan arus, lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penu penump mpan ang) g) den denga gan n meng menggu guna naka kan n EMP EMP (Eki (Ekiva vale lens nsii Mobil Penumpang) yang merupakan faktor dan berbagai type kendaraan sehubungan dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari antrian apabila dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sama, EMP = 1,0). Faktor SMP untuk Jalan dalam kota diusulkan oleh beberapa peneliti seperti terlihat pada tabel 1.
Selama ini menurut penelitian IHCM (1992) sepeda motor memiliki nilai SMP yang lama. ______________________________ ____________________________ __ * Tenaga Pengajar Jurusan Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Achamd Yani Y ani
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
16
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
Tabel 1. Nilai SMP pada persimpangan jalan dari beberapa peneliti
Penentuan Faktor EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang Metode Headway (Scraggs, 1964)
Webster dan Cobbe (1966)
Chang Chien (1978)
Soegondo et. al (1983)
Djohar (1983)
IHCM (1992)
Mobil penumpang
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
(Satuan Mobil Penumpang) kendaraan berat pada
Bus
2,25
-
2,25
2,62
-
arus satu jalur persimpangan dengan lampu lalu lintas.
Mini bus/angkot bus/angkot
1,00
1,65
-
1,25
-
Perkiraan kendaraan 1, 2, ……,i tunggal pada
Kendaraan berat
1,75
-
1,75
2,25
1,3
rangkaian waktu, t1, t2,.....i, dihitung sewaktu
Sepeda motor
0,33
0,24
0,20
0,20
0,2 (0,4)
Bemo/bajaj
-
0,71
-
0,52
-
Becak
-
-
-
0,93
0,5* (1,0)**
Jenis Kendaraan Kendaraan
Catatan : *
Nilai SMP dari kendaraan tak bermotor mencakup becak, sepeda,delman, dan lain-lain ** Nilai untuk persimpangan persimpangan yang ada arus berlawanan
Faktor SMP Kendaraan Belok Kanan
Kendaraan yang membelok kekanan bercampur dengan kendaraan yang berjalan lurus, Saturation Flow pada jalur tersebut dihitung dengan anggapan bahwa semua kendaraan berjalan lures, tetapi kendaraan yang membelok ke kanan ditambah 75%. Dua aspek utama yang mempengaruhi penetapan faktor SMP dapat dikelompokkan sebagai berikut (Djohar, 1984). 1. Aspek Fisik
Pada metode ini yang dihitung adalah SMP
dari kendaraan lewat stop line. Pergerakan maju kendaraan ke- i adalah hi = (ti-t1-1), perkiraan rangkaian serdiri cors (LV) dan kendaraan berat, Cors dan kendaraan berat (HV), dan lain-lain. Jika kendaraan ke-i itu adalah mobil, jika mobil ini diganti dengan kendaraan berat itu, mendalilkan kedua banyaknya maju hi dan h (i+i) akan berubah, lebih lanjut pengaruh sebuah kendaraan adalah ratarata bebes pada kelas kendaraan-kendaraan terdahulu dan mengikuti perubahan dalam {hi+h (i+I)} tidak tergantung pada kelas kendaraan-kendaraan (i-1) dan (i+1). Scraggs memperlihatkan suatu kebutuhan dan kondisi yang cukup untuk ini. hcc + hHH = hcH + hHc
a.
Diniensi/ukuran dari kendaraan
b.
Tenaga / energy
dimana :
c.
Karakteristik persimpangan
hcc = Headway rata-rata rata-rata untuk sebuah sebuah mobil
Sebagai contoh, kendaraan berat memerlukan ruang dan waktu yang lebih dalam meninggalkan pers persim impa pang ngan an diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an mobi mobill penu penump mpan ang. g.
penumpang mengikuti sebuah mobil penumpang hHH = Headway
rata-rata
untuk
sebuah
kendaraan berat mengikuti kendaraan 2. Aspek Non Non Fisik Fisik
berat (detik)
a.
Fungsi kendaraan
b.
Kelajuan pengendara
penumpang
Sebagai contoh, kendaraan oplet memerlukan
kendaraan berat
perb perbed edaa aan n wakt waktu u dala dalam m meni mening ngga galk lkan an per persi simp mpan anga gan n
hcH = Headway rata-rata untuk sebuah mobil
hHc = Headway
mengikuti rata-rata
untuk
sebuah sebuah
dari mobil penumpang, walaupun diniensi/ukuran
kendaraan berat mengikuti kendaraan
kendaraan sama dengan penumpang.
penumpang (detik)
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
17
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
Nilai headway yang dikoreksi sebagai berikut :
hcc'
=
h c c - Q / Ncc
hHc'
=
h H c + Q / NcH
hcH'
=
Pada Persimpangan jalan S. Parman-Belitung dan Jl S. Parman-Tarakan mempunyai empat lengan persimpa persimpangan, ngan, yang memiliki memiliki median median dan trotoar trotoar
h c H + Q / NcH
dan pada persimpangan ini. Disetiap penyebab memiliki
hHH' = h H H Q / NHH
0% kelandaian jalan artinya tidak ada kemiringan.
Dimana faktor koreksi ( Q ) : Q=
Survey yang dilakukan berupa mengambilan data
Nnn . NHc NHH . (hcc' - hHc' - hcH' + hHH' ) Ncc . NHc . NcH + Ncc . NHc . NHH + Ncc . NcH . NHH + NHc . NcH . NHH
kendaraan-kendaraan yang melewati stop line (data logger), untuk menentukan data headway.
Nilai SMP kendaraan berat (HV) : SMP.HV =
Metode Survey
Pengambilan Data Headway, untuk menentukan
hHH' Q / NHH
data headway didapat dari lajur mana datangnya
hcc Q / Ncc
kendaraan-kendaraan tersebut, sebab untuk menentukan
Atau
headway kendaraan mengikuti kendaraan yang lain
SMP.HV = hHH' + hcc
adalah pada lajur yang sama (lajur 1,2 atau 3).
Jadi untuk angkot rumus yang dipakai adalah : SMP.A =
Perhitungan data headway dilakukan secara
hAA' Q / NAA
visual dengan pengamatan langsung tiap-tiap jenis
hcc Q / Ncc
kendaraan yang melewati stop line kemudian di-
atau
hitung secara manual waktu antara 2 kendaraan
SMP.A = hAA' + hcc'
berturut-turut, dengan alai berupa jam digital. Menurut MKJI 1994 dalam pengolahan dan
Dimana : Metode
ini
berlaku
kalau
kendaraan
berjalan pada lajurnya. mengikuti kendaraan h' HH Headway kendaraan berat mengikuti berat rata-rata yang dikoreksi (detik) h' cc Headway mobil penumpang mengikuti mobil penumpang penumpang rata-ra rata-rata ta yang yang dikor dikoreksi eksi (detik) (detik) h' Hc Headway kendaraan berat mengikuti mobil penumpang penumpang rata-ra rata-rata ta yang yang dikor dikoreksi eksi (detik) (detik) h' ch Headway mobil penumpang mengikuti kendaraan berat rata-rata yang dikoreksi (detik) Ncc Banyaknya headway mobil penumpang kendaraan berat mengikuti mobil penumpang NHc Banyaknya headway kendaraan berat mengikuti mobil penumpang NcH Banyaknya headway mobil penumpang mengikuti kendaraan berat HV Kendaraan berat HAA Headway rata-rata angkot mengikuti angkot Hcc Headway rata-rata mobil penumpang mengikuti mobil penumpang
pengambilan data diambil klasifikasi kendaraan sebagai berikut:
− Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan-kendaraan ber as 2 dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0 sampai 3,0 meter (meliputi mobil penumpang, oplet, mikrobus pick up dan truck kecil sesuai klasifikasi Bina Marga).
− Kendaraan berat (HV) Kendaraan bermotor dengan lebih dari empat roda (meliputi bis, truck 2 as, truck 3 as dan truck kombinasi sesuai dengan sistem klasifikasi Bina Marga).
− Sepeda Motor (MC) Kendaraan-kendaraan dengan 2 roda atau 3 roda (meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
− Kendaraan Tak Bermotor (UM) Kendaraan dengan roda yang digunakan oleh orang atau hewan meliputi sepeda motor, becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
18
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
METODOLOGI PENELITIAN
Proses Pengambilan Data
Dalam penelitian ini diperlukan pengumpulan data
secara
menyeluruh
yang
mencakup
keseluruhan penelitian. Adapun data-data yang diperlukan dalam menghitung SMP sepeda motor, bajaj, dan angkot Pada Persimpangan jalan Jln S. Parman-Belitung dan Tarakan adalah :
− Kondisi lalu lintas - Pergerakan arus lalu lintas - Headway kendaraan − Kondisi geometrik - Jumlah kaki − Pengaturan dan kontrol lalu lintas - Awal dan akhir waktu hijau setiap phase
Proses pengambilan data penelitian pada persi persimpa mpanga ngan n Pada Persimp Persimpang angan an jalan jalan S. Parman Parman Belitung adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan data pendahuluan Pengambilan data pendahuluan dilakukan sebelum pengumpulan data prinier dengan cara meninjau dan mengecek lokasi yang akan disurvey serta lingkungannya. Hal ini sangat penting karena kondisi dan situasi lingkungan akan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan survey. Dan survey pendahuluan itu dapat dilakukan langkah-langkah rencana pelaksanaan survey yang meliputi jadwal, tenaga surveyor dan mekanisme survey di lapangan.
Lokasi Pengamatan
a. Waktu Penelitian
Untuk mencapai sasaran dari penelitian ini
Pemilihan waktu pelaksanaan penelitian ini
maka lokasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
berdasar berdasarkan kan pada hasil hasil survey survey pendahulu pendahuluan an
1. Pada persimpangan yang dipelajari mempunyai arus kendaraan penumpang. 2. Pada persimpangan yang diteliti seringnya kendaraan umum berhenti bergerak lamban pada waktu hijau. 3. Pada persimpangan tersebut tidak ada parkir dekat stop line. 4. Mempunyai keseragaman lebar jalan dan kondisi perkerasan. 5. Masing-masing persimpangan memiliki arah baik arah terlindung maupun arah terlawan.
dimana dari hasil itu dapat diketahui, waktu
Dalam penelitian ini, lokasi pengamatan
yang tepat untuk melaksanakan penelitian. Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama 2 hari yaitu : hari Senin dan Rabu. b. Mekanisme Survey Mekanisme survey yang dilakukan dengan menghitung headway kendaraan yang melewati stopline pada saat lampu hijau mulai. Sedangkan cara untuk melaksanakan survey ini yaitu dengan metode pengamatan, dimana peng pengam amat at bera berada da pada pada titi titik k jal jalan an yang yang disu disurv rvey ey..
dilakukan :
Data yang diperoleh berupa jumlah headway
- Persimpangan jalan S. Parman - Belitung . Merupakan lokasi dalam perhitungan nilai SMP Sepeda motor, bajaj dan angkot - Persimpangan Jln. S. Parman - Tarakan. Pada persimpangan ini teradapat arus jalan yang dibolehkan belok kanan sebagai pembanding SMP sepeda motor yang mengalami arah terlindung maupun arah terlawan.
disetiap persimpangan, untuk mengetahui nilai SMP kendaraan yang ditinjau. 2. Pengambilan data prinier Survey observasi merupakan survey yang, dilakukan dengan mengamati secara langsung fenomena atau karakteristik dari parameter yang ditinjau.
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
19
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
Biasanya survey observasi ini dilakukan dengan alat ukur tertentu ataupun cara tertentu
Faktor Koreksi (Q) Q=
Ncc . NMCc . NnMC . NMCMC ( hcc - hMCc - hcMC + hMCMC ) (Ncc . NMCc . NcMC + Ncc . NMCc . NMCMC ) + (Ncc . NcMC . NMCMC + NMCc . NcMC . NMCMC )
yang dapat mengukur besaran parameter yang dicari. Dan survey prinier yang dilakukan
65 . 80 . 80 . 81 (2,52 1,67 1,85 + 1,47)
=
(65 . 80 . 80 + 65 . 80 . 81) + (65 . 80 . 81 + 80 . 81 )
maka di dapat data berupa data headway dan ukuran geomerik jalan. = Peralatan
Dalam pelaksanaan penelitian ini khususnya pada pelaksanaa pelaksanaan n dilapangan dilapangan diperlukan diperlukan beberapa beberapa alat, berupa : -
33696000 ( 0,47 ) 837200 + 939600
SMP MC =
=
SMP sepeda motor, bajaj dan angkot menggunakan metode headway (Scraggs, 1964). Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk nilai SMP kendaraan diambil dari penelitian sebelumnya.
hMCMC Q / NMCMC hcc Q / Ncc 1,47 (8,913 / 81) 2,52 (8,913 / 65)
= 0,57 Perhitungan SMP Angkot
Analisa Perhitungan Nilai EMP
Pada penelitian ini untuk menentukan mlai
8,913
Nilai SMP Sepeda Motor (MC)
Papan alas kertas (clip board) Formula survey Alat tulis Alai penghitung waktu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
=
Lokasi pengamatan Jalan S. Farman-Belitung dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Ncc NAA NcA NAc
= 65 = 26 = 26 = 28 Dari jumlah hasil yang diperoleh diatas
Perhitungan SMP Sepeda Motor
Lokasi pengamatan jalan Pada Persimpangan jalan jalan Gatot Gatot Subro Subro Dari Dari hasil hasil pengamat pengamatan an dipero diperoleh leh data sebagai berikut : NMCMC NCC NcMC NMCc
= 71 = 55 = 70 = 70
maka didapat nilai headway rata-rata hcc h AA h cA
h Ac
Faktor Koreksi (Q) Q=
Dari jumlah hasil yang diperoleh diatas maka didapat nilai headway rata-rata.
=
h MCMC =
h cc hcMc hMCc
1,47 detik = 2,527 detik = 1,85 detik = 1,67 detik
= 2,52 detik = 3,24 detik = 2,27 detik = 2,82 detik
=
Ncc . NAc . NcA . NAA (hcc - hAc - hcA + hAA ) (Ncc . NAc .NcA + Ncc . NAc . NAA) + Ncc . NcA . NAA + NcA . NAA
65 . 28 . 26 . 26 (2,52 2,82 2,27 + 3,24 (65 . 28 . 26 + 65 . 28 . 26) + (65 . 26 .26 + 28 . 26 . 26)
1230320 (0,67) 94640 + 62868
=
5,233
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
20
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
Dari hasil penelitian yang diperoleh terdapat
Nilai SMP Sepeda Motor (MC) SMP A =
=
hAA Q / NAA
perbedaan nilai SMP dari peneliti sebelumnya.
hcc Q / Ncc
Perbedaan ini disebabkan hasil penelitian. IHCM
3,24 (5,233 / 26)
(1992) tidak dapat sepenuhnya mewakili nilai SMP
2,52 (5,233 / 65)
bajaj bajaj dan Sepeda motor motor yang memilik memilikii perbedaan volume, karena semakin besar volume maka nilai
= 1,2
SMP yang ataupun semakin besar. Serta para Perhitungan SMP Bajaj
pengendara di daerah ini lebih berani dan lebih
Lokasi pengamatan jalan S. Parman-Belitung dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
miliki nilai SMP 1,0 dan nilai ini disamakan dengan d engan nilai SMP angkot namun pada penelitian ini didapat nilai SMP angkot 1,2, ini disebabkan sering berhentinya
Dari jumlah hasil yang diperoleh diatas
kendaraan penumpang umum (angkot) pada sembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
maka didapat nilai headway rata-rata.
Jika hal ini terjadi disekitar persimpangan,
h cc
= 2,52 detik h bjbj = 1,81 detik h bj c = 2,34 detik = 2,74 detik h cbj
maka kelancaran lalu lintas dan lebih terganggu lagi. Perhitungan Nilai SMP pada daerah arus tertindung dan terlawan
Faktor koreksi (Q) Ncc. Nbjc. Ncbj Ncbj . Nbjbj Nbjbj (hcc - h bjc - hcbj + hbjbj) (Ncc . Nbjc Nbjc . Ncbj Ncbj + . Ncc Nbjc. Nbjbj) Nbjbj) + (Ncc . Ncbj Ncbj . Nbjbj Nbjbj + Nbjc. Ncbj Ncbj . Nbjbj) Nbjbj)
)
65 . 29 . 30 . 20 ( 2,52 - 2,34 - 2,74 + 1,81)
=
Begitu pula jika dilihat perbedaan nilai SMP mobil penumpang pada penelitian IHMC (1992) me-
Ncc=65 Nblc=29 NcbjI=30 Nbjbj=20
Q=
cepat dalam menjalankan kendaraannya.
(65 . 29 . 30 + 65 . 29 . 20) + (65 . 30 . 20 + 29 . 30 . 20) 1131000(0,75) = = −5,63 94250 + 56400
Pada penentuan nilai SMP sepeda motor menggunakan metode headway (scraggs, 1964), seperti yang dijelaskan sebelumnya. Untuk nilai SMP kendaraan kendaraan yang lain diambil dari penelitian IHCM (1992) yaitu: - Persimpangan tanpa arus lawan
Nilai SMP Bajaj (bj) SMP bj = h bjbj − Q / Nbjbj
hcc − Q / Ncc 1,81 − ( −5,63 / 20) = 2,52 − ( −5,63 / 65) = 0,82
Kendaraan ringan
= 1,00
Sepeda Motor
= 0,2
Kendaraan Berat
= 1,30
Kendaraan Tak Bermotor
Perhitungan SMP Metode headway hasil penelitian
= 0,5
- Persimpangan dengan arus lawan Kendaraan ringan
= 1,00
Sepeda Motor
= 0,4 = 1,30
Lokasi
Jenis Kendaraan
Nilai SMP
S. Parman-Belitung
Sepeda Motor
0,57
Kendaraan Berat
Bajaj
0,82
Kendaraan Tak Bermotor = 1,00
Angkot
1,2
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
21
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
Menurut penelitian ini kendaraan ringan
Perbedaan nilai SMP sepeda motor ini di-
dibagi menjadi 2 macam :
pengaruhi adanya gangguan arus belok kanan
- Kendaraan bukan penumpang
sehingga kecepatan kendaraan dengan arus lawan
- Kendaraan penumpang umum
tersebut lebih lambat dibandingkan dengan tanpa arus lawan, sehingga mengakibatkan nilai SMP
Persimpangan tanpa arus lawan
Lokasi pengamatan Jalan S. Parman-Tarakan dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Ncc NMCMC NMcC NcMc
= 25 = 30 = 41 = 40
sepeda motor tersebut memiliki perbedaan. KESIMPULAN
Dengan perhitungan metode Headway pada persi persimpa mpang ngan an did didapa apatt nila nilaii SMP SMP angk angkot ot 1,2 1,2 ber berbe beda da dengan nilai SMP mobil penumpang dari peneliti terdahulu yang nilai antar keduanya disamakan.
Persimpangan dengan arus lawan
Lokasi pengamatan jln. S.Parman-Tarakan. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Ncc
Nilai SMP sepeda motor sebesar 0,57 dan nilai SMP bajaj 0,82. nilai SMP sepeda motor dengan arus terlawan 0,9 dan tanpa arus terlawan 0,6.
= 25
Menurut penelitian terdahulu antara lain yang
NMCMC = 25
dilakukan Chang Chien nilai SMP mobil penumpang
NcMC
= 21
didapat 1,0 , sepeda motor dan bajaj didapat 0,2.
NMCc
= 21
Penelitian. Soegondo, nilai SMP mobil penumpang didapat 1,0, sepeda motor dan bajaj didapat 0,2.
Dari jumlah hasil yang diperoleh diatas maka didapat nilai Headway rata-rata : h cc
= 2,52 detlk = 1,68 detik
h cMC
= 1,97 detik
1,0 sepeda motor dan bajaj 0,2 serta penelitian Webster dan Cobbe didapat nilai SMP mobil penumpang 1,0, sepeda motor dan bajaj 0,33. Dengan perhitungan metode Headway, ternyata nilai SMP angkot lebih
Faktor Koreksi
Q=
Ncc . NMCc . NcMC. NMCMC (hcc - hMCc - hcMC + hMCM)
=
didapat 1,0, sepeda motor dan bajaj didapat 0,2. Penelitian IHCM didapat nilai SMP mobil penumpang
h MCMC = 1,57 detik h MCc
Penelitian Djohar, nilai SMP mobil penumpang
besa besarr dar dari nila nilaii SMP SMP mob mobil penu penump mpan ang g ini ini dika dikare rena naka kan n
Ncc . NMCc . NcMc + Ncc . NMCc . NMCMC NMCMC
angkot yang sering berhenti jika dibandingkan
25 . 21 . 21 . 25 (2,52 1,68 1,97 + 2,57)
dengan mobil penumpang. Perbedaan nilai SMP
(25 . 21 . 21 + 25 + 21 . 25) + (25 . 21 . 25 + 21 . 21 . 25)
sepeda motor dan bajaj pada penelitian dengan =
275625 (1,44) 48300
=
metode headway ini dipengaruhi oleh volume,
8,22
karakteristik kecepatan dan perilaku pengemudi. SMP MC =
hMCMC Q / NMCMC hcc Q / Ncc
Nila Nilaii SMP SMP seped sepedaa mot motor or pada pada persi persimpa mpang ngan an denga dengan n arus terlawan lebih besar jika dibandingkan dengan
=
2,57 - (8,22 / 25) 2,52 - (8,22 / 25)
=
0,9
nilai SMP sepeda motor pada persimpangan tanpa arus terlawan.
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
Al ‘Ulum Vol.43 No.1 Januari 2010 halaman 15-22
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosehan, 1983, Pengasuh Kendaraan Penumpang Umum (Angkot) terhadap Satuartion Flow, Bandung. Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, 2000, “Rekayasa Lalu Lintas” Pedoman dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Departemen Pekerjaan Umum, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jendral Bina Marga. Ruslan, Norman, Catatan dan Diktat Kuliah Sistem Transportasi, Fakultas Teknik Program Eksentasi S-1 Teknik Sipil, Universitas Lambung Mangkurat. Warpani, Suwardjoko, Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta.
Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Sepeda Motor, Bajaj dan Angkot pada Daerah Kota Banjarmasin ( Dini Utami)
22