A.
JD.ID
JD.ID merupakan salah e-commers yang ada di Indonesia, Indonesia, JD.ID didirikan oleh JD.com yang merupakan perusahaan online terbesar di China kemudian JD.com bermitra dengan Provident Capital. Provident Capital merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi di Asia Tenggara dengan nilai pasar lebih dari 3 miliar USD yang tersebar dibanyak bidang. JD.ID mempunyai tagline ‘make t he he joy happen’ yang yang berarti memberikan kebahagiaan kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan melayani secara andal, cepat dana man untuk berbelanja produk-produk yang berkualitas asli dengan harga yang bersaing. Dengan memanfaatkan gudang logistik yang dimilikinya sendiri serta mendapat dukungan dari mitra yang berada di seluruh Indonesia, JD.ID dengan mudah menghantarkan barang ke pelanggan dengan cepat dan dapat diandalkan di seluruh wilayah di Indonesia. Dengan berbagai kelebihannya, JD.ID memiliki tujuan untuk menjadi e-commers yang popular dan terpercaya dengan terus bekerja untuk menghadirkan layanan dan beragam produk kepada seluruh mitra dan
pelanggannya
di
Indonesia.
(JD.ID. (JD.ID.
(2017).
“Profil “Profil
Pendiri”. Pendiri”.
https://www.jd.id/help/question-23.html diakses tanggal 8 Oktober 2017) JD.ID pertama kali masuk di Indonesia pada bulan Novenber 2015dan hingga saat ini memiliki banyak ketegori produk-produk yang dijual yang nantinya akan terus bertambah. Kategori produknya sangat beragam mulai dari kebutuhan Ibu dan anak, smartphone, perangakat elektronik, kebutuhan sehari-hari, hingga luxury. Kini e-commers JD.ID sangat berkembang pesat. Pada tahun 2015 jumlah produk yang ditawarkan bertumbuh sangat cepat yaitu 10 kali lipat dari awal munculnya di tanah air yaitu dari 10.000 SKU hingga pada akhir tahun 2016 menjadi 100.000 SKU. JD.ID juga memfasilitasi untuk pengiriman barang yang menjangkau hampir seluruh kota di Indonesia yakni 365 kota dengan armada yang selalu siap mengahantarkan kepada
pelanggan
JD.ID.
(JD.ID.
(2017).
“Profil
Perusahaan”.
https://www.jd.id/help/question-22.html diakses tanggal 8 Oktober 2017) Berikut merupakan bisnis proses dari JD.ID mulai dari cara berbelanja, pengiriman barang 1.
Cara Berbelanja
Pertama cutomer yang akan berbelanja harus mendaftar diri agar mendapatkan akun. Pendaftaran bisa menggunakan nomor handphone dan email, pendaftaran dimulai dengan mengisi
nama akun, password, kemudian memasukan nomor
handphone atau email yang belum pernah di pakai sebagai akun di JD.ID dan klik tombol daftar sekarang. Setelah mendapatkan akun di lanjutkan untuk mencari produk yang akan di beli, produk yang dipilih untuk dibeli di masukan ketroli. Barang yang sudah masuk ke troli kemudian dilakukan cek pembelian untuk melihat pembelian dan bisa ditambah barang untuk dimasukan ke troli, setelah selesai memilih barang dilanjutkan untuk mengkonfirmasi barang yang dibeli. Selanjutnya customer mengisi alamat dan mengkonfirmasinya, tahapan selanjutnya yaitu memilih metode pembayaran via transfer atau bayar ditempat. Setelah semua sudah terkonfirmasi dan pembayaran sudah dilakukan, barang akan dikirim menggunakan jasa pengiriman barang. Pengiriman membutuhkan waktu beberapa hari sesuai ukuran barang dan tempat pelanggan berada. Berikut merupakan tahapan cara berbelanja pada situs JD.ID.
Gambar1.1 Tahapan Berbelanja JD.ID
( sumber : https://www.jd.id/help/question-4.html )
2.
Pengiriman Barang
Ketika pesanan sudah diterima oleh pihak JD.ID, maka pesanan akan berstatus “Menunggu Pengiriman”. Pada saat menunggu pengiriman, bagian gudang JD.ID akan melakukan pengemasan. Waktu yang diperlukan untuk mengemas barang sekitar 1-2 hari. Setelah pesanan sudah dikemas dilanjutkan dengan proses pengiriman barang. Custemer akan menerima pesan notifikasi melalui sms atau email, jika barang yang dipesan sudah diserahkan ke jasa pengirinan, untuk pengiriman barang saat ini menggunakan J-Express sebagai jasa pengiriman. Untuk jaminan pengiririman barang kepada pelanggan, selama pesanan barang diterima customer, maka JD.ID penuh
atas
barang
yang
belum
dan Pihak Pengiriman masih bertanggungjawab
dikirim.(JD.ID.
(2017).
“Informasi
Pengiriman”.
https://www.jd.id/help/question-34.html diakses tanggal 8 Oktober 2017)
3.
Payment Gateways
Payment Gateways yang digunakan oleh JD.ID dapat dilakukan melalui pihak ketiga yang bekerja sama dengan JD.ID. Pembayaran yang disediakan ada dua jenis metode, yaitu pembayaran COD (Cash On Delivery) atau bayar ditempat , dan Online Payment. Bagi yang masih ragu untuk bertransaksi online dapat menggunakan fitur pembayaran di tempat, saat ini pihak JD.ID menerima pembayaran ditempat dibanyak kota di Indonesia. Pembayaran secara online dibagi menjadi beberapa metode pembayaran sebagai berikut.
a. Kartu Kredit atau Debit Pihak JD.ID sudah bekerjasma dengan beberapa pihak bank untuk mendapat kemudahan customer dalam bertransaksi, dalam fitur memalui kartu kredit dan debit ini dijamin aman dan terpercaya. Sistem keamanan dan enkripsi JD.ID memasitikan agarn data yang ada pada kartu kredit tetap aman b. Cicilan ( Installment) Fitur pembayaran cicilan ini dibuat untuk pelayanan terbaik untuk customer, JD.ID menjalin kerjasama dengan beberapa bank untuk memberikan cicilan 3, sampai
24 bulan . Berikut merupakan daftar bank yang sudah bekerja sama dengan JD.ID untuk Cicilan: UOB, Standard Chartered, Permata Bank, Panin Bank, ANZ, BCA, BNI, Mandiri, BRI, Bukopin, CIMB Niaga, Citibank, Danamon, HSBC, MNC Bank, OCBC NISP. c. Clickpay Clickpay merupakan pembayaran melalui Internet Banking Mandiri, verifikasi yang dilakukan sangat cepat dana man, karena antara pihak Bank Mandiri dan JD.ID menggunakan sistem langsung d. Virtual Account Pembayaran menggunakan Virtual Account di JD.ID dapat mempermudah dan lebih aman salam proses transakasi pembayaran pesanan. Siatem koneksi yang cepat dana man antara Bank dan JD.ID dapat melaukan dan memastikan konfirmasi pembayaran secara cepat dan otomatis e. Bank Tranfer Seperti e-commers lainnya JD.ID juga menyediakan pembayaran melalui transfer tunai antar bank, customer dapat mentranfer melaui ATM atau online bank (JD.ID. (2017). “Pembayaran yang Aman”. https://www.jd.id/help/question-19.html diakses tanggal 8 Oktober 2017)
4.
Mendapatkan Keuntungan
JD.ID memiliki program affiliate yaitu program partnership dimana akan dilakukan pembagian pendapatan dari pihak JD.ID dan pihak Affiliate nantinya ayng bertindak sebagai partner mendapat komisi dengan membawa pembeli ke situs JD.ID. Ketika berhasil membawa pengunjung ke situs JD.ID dan kemudian pengunjung melakukan pembelian barang, mkan akan mendapatkan komisi untuk setiap produk yang mereka beli dari link yang dibuat (JD.ID. (2017). “Affiliate”. https://www.jd.id/help/question-34.html diakses tanggal 8 Oktober 2017)
X.
Pajak E-Commers di Indonesia
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE/62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan Atas Transaksi e-Commerce menegaskan bahwa tidak ada perlakuan perlakuan yang berbeda perpajakan antara transaksi perdagangan atau jasa biasa dengan transaksi e-commers. Berdasarkan bisnis proses jasa penyedia tempat atau waktu dari online marketplace, maka pajak di atur sebagai berikut. 1.
Pajak Penghasilan Bisnis E-Commerce Online Marketplace
Berikut merupakan rinciannya a. Objek Pajak Penghasilan dari jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh) yang wajib dilakukan pemotongan PPh Pasal 23, Pasal 21 atau Pasal 26. Media lain termasuk adalah situs internet yang digunakan untuk mengoperasikan toko, memajang content atau ulasan (kalimat, grafik, video penjelasan, iklan, informasi dan lain-lain) barang dan/atau jasa, dan/atau melakukan penjualan. b. Subjek Pajak Orang yang bersifat
pribadi maupun badan yang memperoleh penghasilan
dari jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi. c. Dasar Hukum Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 17, Pasal 21, Pasal 23, dan Pasal 26 Undang-undang PPh.
d. Tarif Tarif sebagai penyedia jasa yang penghasilannya tidak dikenai pajak yang bersifat final, tarif PPh Pasal 17 diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak yang dihitung dari penghasilan bruto dari penjualan yang dikurangi dengan biaya yang di keluarkan
untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan serta untuk
wajib pajak orang pribadi dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
e. Pemotongan PPh Apabila e-commers sebagai pengguna jasa adalah wajib pajak orang pribadi atau badan yang ditunjuk sebagai pemotong PPh, maka pengguna jasa tersebut wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 23, Pasal 21, atau Pasal 26 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tarif PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi adalah sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dalam hal penyedia jasa dimaksud tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen), yaitu menjadi sebesar 4% (empat persen) dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Tarif PPh Pasal 26 atas penghasilan dari jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi adalah sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto tidak termasuk PPN, atau berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku.
2.
Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Bisnis E-Commerce Online Marketplace
Berikut adalah rinciannya a. Objek Pajak Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi merupakan Jasa Kena Pajak (JKP). Termasuk dalam pengertian media lain untuk penyampaian informasi adalah situs internet yang digunakan untuk mengoperasikan toko, memajang content (kalimat, grafik, video penjelasan, informasi dan lain-lain) barang dan/atau jasa, dan/atau melakukan penjualan.
b. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Bisnis e-Commerce Online Marketplace Penggantian, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penyelenggara online marketplace karena penyerahan JKP, tidak termasuk yang dipungut dan potongan harga yang dicantum dalam faktur pajak.
c. Dasar Hukum
1).
Pasal 1, Pasal 4 ayat 1 huruf c dan huruf e, Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 12 Undang-Undang PPN;
2).
Pasal 6, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 17 ayat (1), ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012.
(Online Pajak,(1, September 2017) “Pajak e-Commerce: Online Marketplace”, https://www.online-pajak.com/id/pajak-e-commerce-online-marketplace, pada tanggal 8 Oktober 2017)
diakses