Janji Bagian Pertama Panggung
Panggung menggambarkan tempat di pinggir jalan pada siang hari yang lengang. Di latar belakang tampak pepohonan yang cukup rimbun. Yanti
: ( Muncul Muncul dengan membawa buku, berjalan akan pulang, tetapi bertemu Herman dan keduanya saling menyapa). menyapa).
Herman
: ( Menegur Menegur lebih dulu) dulu) " Heh Heh,, cari barang rongsokan ya?"
Yanti
: (Terkejut ) "Ah, kamu Herman, jadi terkejut aku."
Herman
: "Jalan kok menunduk saja, sedang mencari barangbarang bekas?"
Yanti
: "Ah, adaada saja kamu. !asak iya jalanku seerti orang mencari barangbarang bekas. #alau begitu, tolong Her, ambilkan keranjang untuk rongsokan. untuk rongsokan. ( Ketawa Ketawa riang ) Hihi$"
Herman
: ( Berlagak Berlagak akan mengambil ). ). "%aik, &ona."
Yanti
: "Her, Her, mau ke mana?"
Herman
: "'ho, kok, ditanya, ambil keranjang, kan?"
Yanti
: "Her, jangan begitu, aku mainmain saja, kok."
Herman
: ( Diam, Diam, purapura tersinggung )
Yanti
: ( Mendekat Mendekat pelan) pelan) "Herman, aku mainmain saja, lo. #au marah?"
Herman
: ( Masih Masih purapura) purapura) "idak, aku tidak marah. Hanya$"
Yanti
: ( !ngin !ngin tahu) tahu) "Aa Her? #atakan. Aakah aku bicara tidak soan tadi?
Herman
: "idak. Hanya saja kamu$."
Yanti
: ("emakin ingin tahu) tahu) "Herman, katakan saja aa yang kamu maksud. %iar aku daat memerbaiki kekuranganku. Atau, aku harus minta maa* keadamu, Her?"
Herman
: "idak. #amu tidak usah minta maa* keadaku. #amu tidak bersalah. Hanya$."
Yanti
: ( Kesal Kesal dan takut ) "Aku semakin tidak mengerti dan bingung."
Herman
: ("emakin menggoda) menggoda) "#amu tidak mengerti, Yanti?"
Yanti
: ("eolah akan menangis) menangis) "Herman, kalau kamu masih menggodaku dan aku bersalah, $baiklah, aku ulang saja. Aku malu, Her."
Herman
: ( Maksud Maksud menggoda jadi pudar ) "Yanti, aku$, hahaaa$"
Yanti
: ( Melihat Melihat keanehan) keanehan)
Herman
: ( Mendekat ) "Yanti, aku sebenarnya mencoba ketabahanmu."
Yanti
: ("adar kalau digoda) "Aku kira$ kamu marah adaku."
Herman
: "%uat aa marah tana sebab, Yanti? Aku bukan emuda yang mudah naik darah$ hahaa$."
Yanti
: "#au dari mana? +ulang sekolah?"
Herman
: "idak, dari menyelesaikan ekerjaan rumah orang."
Yanti
: "i rumah orang? ( Keheranan) !aksudmu?"
Herman
: "Ayo, coba terka, i."
Yanti
: ( Menjawab) "#au menggoda lagi ya."
Herman
: "Hahaaa, eee, yang ini tidak, i. Aku ingin tahu kemamuanmu menerka tekateki ini. -obalah kalau daat. Hadiahnya besar."
Yanti
: "nggak mau, Her. Aku takut salah lagi. #amu saja yang menja/ab."
Herman
: ("enyum) "%aiklah, begini Yanti, aku sudah lama mencoba membantu ayahku mencari re0eki. Yaaa$, sambil belajar untuk hidu mandiri kelak."
Yanti
: "Yang kamu maksud itu, kamu sudah bekerja sambilan untuk membantu kebutuhan hidu keluargamu?"
Herman
: "Yaaah, begitulah kurang lebihnya. Hanya saja tidak teta. 1ekali /aktu kalau ada kesematan, seerti kalau tidak ada ulangan atau tidak ada +2."
Yanti
: "#alau begitu, tentunya kamu sibuk sekali, Her."
Herman
: "%ukan hanya sibuk, malah aku seringmbolos."
Yanti
: " Mbolos? Aa tidak dimarahi +ak 3uru?"
Herman
: "1emua ini karena teraksa untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 1iaa lagi kalau bukan aku. Ayahku menghidui tujuh orang, termasuk aku."
Yanti
: "4oooh, kamu masih unya adik emat, Her. Alangkah bahagianya kamu."
Herman
: "!emang, kelihatannya, keluarga kami bahagia."
Yanti
: "#alau sering mbolos, aa tidak terganggu belajarmu?"
Herman
: "1ering meninggalkan elajaran, memang terganggu. Aku sering mendaat teguran. Alhamdulillah, ayahku daat menjelaskan, dan %aak #eala 1ekolah daat memahaminya."
Yanti
: "ak kusangka, engorbananmu demikian besar, Her. entunya orang tuamu amat bangga unya anak lakilaki seerti kamu."
Herman
: "Aa yang kulakukan atas kemauanku sendiri, tana aksaan dari siaa saja. Ayahku sebenarnya tidak ernah mengi0inkan aku membantu mencari na*kah."
Yanti
: "Herman, ngomongngomong aakah kamu bersedia membantu aku?"
Herman
: (Terkejut ) "eee, aa yang kamu maksud, i?"
Yanti
: ( #aguragu) "eee, kalau tidak ada /aktu, tak aalah, besokbesok saja."
Herman
: "'ho, daat. aat, i. -uma, kalau bantuan yang kamu maksud itu$ " ( #aguragu akan meneruskan)
Yanti
: ( Menjawab datar ) "!asak bahan ulangan saja nggak ada /aktu."
Herman
: (Terkejut ) "Haa, bahan ulangan? Aku kira nonton *ilm."
Yanti
: ( Heran) "&onton *ilm, yang ngajak nonton kamu siaa?"
Herman
: "5ya, iya$begini, terus terang saja aku sangat hatihati mengeluarkan uang yang tidak banyak man*aatnya. !aka dari itu, ermintaan bantuanmu tadi langsung kukira akan ngajak nonton *ilm."
Yanti
: "3ayamu, kau kira aku aa? Aku bukan temantemanmu itu."
Herman
: "!aa*, i aku salah mena*sir bicaramu."
Yanti
: ($anti salah tingkah) "Herman, aku kan tidak mengajakmu nonton. Jangan mengira seenaknya. 1ebenarnya aku tidak berencana minta bantuanmu, tai karena kebetulan bertemu, aa salahnya aku menyamaikan maksud baikku."
Herman
: ( %ada mengalah) "5ya, iya, aku sudah mengerti. Aku bersedia membantumu, belajar bersama."
Yanti
: "%ersama, bersama? #au kira aku acarmu, ya?" (Berlagak berlalu)
Herman
: "Yanti, aku kan sudah minta maa* atas kesalahanku, masa masih saja diangga salah. Aku kan temanmu."
Yanti
: ( Hatinya luluh) "Jadi, kau ngaku salah, ya. 5ngat baikbaik, aku bukan acarmu, Her. Aku hanya temanmu. Aku bukan eremuan bebas, bukan gadis yang suka esta dan mau enak sendiri."
Herman
: "5ya, iya. 1udah jelas semuanya. Aku hanya akan membantumu belajar, dan$."
Yanti
: "an aa lagi. !inta uah ya$?"
Herman
: ( #asa takut ) "i rumahmu? Aku takut, i."
Yanti
: "akut, mengaa? 4oo, iya, rumahku jelek. Ya sudahlah$." (Berlalu)
Herman
: "Heee, tunggu dulu. #amu ini bagaimana? #ok mudahngambek . !aksud saya di sekolah atau di erustakaan, karena aku takut ayahmu."
Yanti
: (Tertawa senang ) "Hi..hi..hi, Herman, kamu ini emuda aa? %ertemu ke rumah orang kok takut. !au jadi banci, ya. Hi..hi..hiii."
Herman
: "%ukan begitu. Aku kan belum ernah bertemu dengan ayahmu. Yang aku kenal baru ibumu."
Yanti
: "#au ke rumahku karena aku yang minta. !engaa kau akan mundur menemui halangan?"
Herman
: "4ke, asal kamu yang menanggung risikonya, aku akan datang ke rumahmu. ai, aku hanya membantu kamu dalam belajar, lho."
Yanti
: "Habis, mau aa lagi?"
Herman
: "1to, sto. Jadi rame nanti. 1udah siang, mari kita ulang."
Yanti
: ( Melihat sekeliling ) "6ah, iya Her, samai lua aku. 5buku janganjangan marah kalau aku ulang terlambat. %aiklah kalau begitu. Jangan lua Her, ke rumahku nanti sore, ya?"
Herman
: ( Masih ragu) "Yanti, bagaimana kalau besok saja."
Yanti
: "Her, kau mau datang sendirian ke rumahku? +emuda kok emalu."
Herman
: "5ya, i. Aku tak biasa bertamu ke rumah anak eremuan."
Yanti
: (Teringat sesuatu) "4oh iya, kebetulan, nanti sore aku disuruh ibuku mengantarkan barang ke rumah %ulik. &ah, kau menunggu di sini. &anti setelah dari rumah %ulik, aku le/at sini, lalu kita bersama ke rumahku. 1etuju, Her?"
Herman
: ( Berpikirpikir ) "%olehlah. +okoknya, kamu yang menanggung risikonya."
Yanti
: (Tertawa senang ) "Herman, ayahku orangnya baik sekali. #amu tentu tak akan diterima dengan muka cemberut. 1amai nanti, ya Her."
Janji Bagian Kedua
Kedua remaja itu berpisah dan berjanji akan bertemu lagi di tempat itu. !tulah dunia remaja yang baik. &kan tetapi, dunia ini bukan berisi kebaikan saja. Kehidupan itu sangat luas dan penuh godaan. !nilah godaan yang dialami kehidupan kaum remaja. Dua orang pemuda muncul bertingkah serbabebas dengan pakaian serbanyentrik, sok aksi, dan sombong. +emuda 5
: ( Malas) "2okokmu masih ada?"
+emuda 55 : ( Merogoh kantong jaketnya) "#ita erlu hiburan lainnya." ("ambil menyalakan rokok di mulutnya). +emuda 5 : "Aku masih malas, !ek. #amu saja cari in*o." +emuda 55 : "Aa? Aku sendirian? umben kamu bicara begitu. 2uanya kejantananmu mulai surut. Aa kau sudah uas dengan kenikmatan di sini saja? Hahahaaaa$." +emuda 5 : "%ukan begitu, aku erlu istirahat sebentar, mengembalikan istol ini ke rumah. Aku kha/atir ayah sudah ulang dari tugas." +emuda 55 : "Aaah, kau kan anaknya. %a/a benda seerti itu saja masak dimarahi. #an ayahmu masih unya lainnya?" +emuda 5
: "Ayahku memang tak akan marah. Aku toh sudah cuku mamu untuk berdiri sendiri. an lagi, istol ini tak kan dimintanya. +istol kecil begini hanya untuk menakutnakuti tikus, ha ha ha."
+emuda 55 : "-oba, aku lihat mainanmu itu. +antas enggak aku memba/anya? Menyodorkan ( tangan, menerima) 5ni istol jenis aa?" +emuda 5
: "-olt, sebenarnya istolnya cow boy. #eren, kan$?"
+emuda 55 : "Aku ikir, memang erlu memiliki mainan seerti ini. ee, aa kamu bisa membelikan untukku?" +emuda 5
: "#amu bicara serius?"
+emuda 55 : "#amu kira aku mainmain. %eraa harga yang kau minta, kubayar kontan." +emuda 5 : "Ah, itu mudah diatur. +okoknya, kamu tahu sendiri. Yang enting, kita teta seaham$ha ha ha ha ha." +emuda 55 : "1elama ayahku masih menguasai erdagangan, aa saja yang kuminta asti dituruti. Yang enting kan uang$."
+emuda 5 : "%enar juga katamu, !ek. Hidu tana uang seerti mobil tana bensin. %etul, tidak? Ha ha ha." +emuda 55 : ( Menganggukkan kepala, setuju) "&ah,$ acara selanjutnya$." +emuda 5 : "Aah, terserah kamu saja. -ukongnya kan kamu." +emuda 55 : "%egini saja, kita makanmakan dulu dan sesudah itu cari mangsa lagi. 1etuju, tidak?" +emuda 5
: "1etuju saja, okoknya senang$."
Janji Bagian Ketiga
Kedua pemuda berlalu meninggalkan tempat itu. Di belakangnya muncul seorang tua yang rambutnya memutih. 4rang tua : ( Berjalan perlahanlahan) "ak kusangka, dunia ini makin tua makin kotor. Aku menjadi sedih melihat keadaan hidu manusia 0aman sekarang. %egitu jauh berbeda dengan 0amanku dulu. Aku ernah muda, gagah, dan kaya. ai, semua kekayaanku hasil jerih ayahku. 1ekarang, kekayaanku sudah kuberikan keada yang membutuhkan. Aku telah sia untuk mati. 1egala yang aku miliki sudah tidak berarti lagi. Aku turun ke kota untuk melihat erubahan 0aman yang dikatakan modern. ak tahunya, hanya neraka dunia yang enuh ketidakjujuran. Hatiku menangis mendengar embicaraan anakanak muda tadi. Anakanak siaa mereka, itukah hasil endidikan orang tua yang katanya intar dan banyak harta? unia memang semakin tua, seerti diriku ini. 1iaakah yang akan me/arisi kebenaran dan kejujuran di masa mendatang? Aakah memang harus terjadi demikian dalam dunia yang dikatakan modern? 1iaakah yang memulai menyebarkan kekotoran dan kenajisan ini$" ( Menangis pelan) Yanti
: ( Muncul, sambil memerhatikan sekeliling, mencari Herman yang dikiranya sudah menunggu).
4rang tua : "en Ayu, mencari siaa, en?" ("ambil menghapus air matanya) Yanti
: ( #agu menjawab) "ee, anu !bah, ee mencari temanku. !bah siaa?"
4rang tua : "en, saya dari desa, datang ke kota ini hanya untuk jalanjalan saja, en." Yanti
: "ee, sendirian saja !bah, mana temannya$?"
4rang tua : "idak ada teman, en. 1imbah tak erlu teman." Yanti
: "!bah, boleh kan saya bertanya$?"
4rang tua : "1ilakan, en, kelihatannya gelisah." Yanti
: "Aa melihat anak lakilaki di sini tadi, !bah?"
4rang tua : "Anak lakilaki? 4oooh, iya, iya. 1aya melihatnya." Yanti
: "!elihatnya !bah, sekarang ke mana?"
4rang tua : "en Ayu, tenanglah en. 1iaa yang dicari kok kelihatannya tergesagesa. !emang, tadi 1imbah melihat dua anak lakilaki yang hendak bersenangsenang saja." Yanti
: "ua anak lakilaki? 4h, bukan. %ukan itu yang kucari, !bah. Hanya satu anak lakilaki !bah."
4rang tua : "4ooh, jadi mereka itu bukan kakak atau adik en Ayu? 1yukurlah kalau begitu. !emang antas kalau mereka itu bukan saudara en Ayu. Jelas erbedaan /atak dan sinar mukanya. en Ayu seorang /anita yang memiliki budi tulus dan jujur." Yanti
: "!bah, maa* sebelumnya. Jangan anggil en Ayu. !alu kalau dianggil en. +anggil saja Yanti. 1aya masih kelas 5 1!7 !bah. 1ebentar lagi ulangan umum."
4rang tua : "4ooh, begitu. ee, bagaimana kalau saya anggil &ak? Yanti
: "%egitu ya enak kedengarannya. !bah, aku ada janji dengan temanku untuk menunggu di sini."
4rang tua : "!enunggu untuk bertemu, &ak. Aa erlunya menunggu di temat sei ini, aa kamu takut dimarahi orang tuamu?" Yanti
: "%ukan begitu, !bah. emanku takut datang sendirian ke rumahku. akut keada ayahku."
4rang tua : "emanmu takut, aa dia telah melakukan kesalahan?" Yanti
: "idak, !bah. ee, tidak tahu, kenaa dia takut keada ayahku."
4rang tua : "4oo, ya, ya, saya mengerti, &ak. 5tu tandanya kalau dia anak lakilaki yang baik budi ekertinya. %eruntunglah kamu daat teman seerti itu, &ak. 5tulah anak laki laki bertanggung ja/ab." Yanti
: ( Mendengar penjelasan demikian, 'anti jadi termenung, membayangkan diri Herman)
4rangtua
: "&ak, tadi ketika berjanji jam beraa?"
Yanti
: "adi siang, !bah, seulang sekolah. Aku minta tolong untuk membantu belajar. 1ekarang, seharusnya dia sudah berada di sini."
4rangtua
: "&ak, dari mana tadi?"
Yanti
: "1aya dari rumah %ulik, !bah. isuruh ibu mengantarkan barang. ia kusuruh menunggu di sini."
4rangtua
: "%arangkali sebentar lagi dia datang, &ak. 1aya akan meneruskan langkah, ya. %erhatihatilah menjaga diri, bahaya selalu mengintai."
Yanti
: "!bah mau ke mana? emani saya dulu nanti saya beri uah."
4rangtua
: "&ak, langkahku sudah sementara /aktu berhenti. %aikbaiklah menjaga diri. idak usah takut. uhan selalu melindungi umatnya yang jujur dan ta/akal. 1elamat tinggal, &ak$" ( Berlalu)
Yanti
: ( Kesal menunggu) "#e mana saja Herman ini. #atanya datang duluan, nyatanya belum nongol. +embohong ruanya dia." ("emakin kesal dan gelisah)
. Penokohan dan wataknya eskrisikan tokohtokoh dalam kutian drama tersebut8 1ebagai ramburambu, erhatikan kolom berikut. No. Tokoh Watak Kalimat yang mendukung watak tokoh 9. . Catatan: 6atak adalah keseluruhan ciriciri seseorang baik secara keadaan *isik (umur, jenis kelamin, ciriciri tubuh, bangsa, kesukaan, tinggi;endek, dan lainlain)< keadaan sikis (kegemaran, keadaan emosi, dan lainlain)< serta keadaan sosiologis (jabatan, ekerjaan, latar belakang keluarga, dan sebagainya). 2. Latar cerita 5denti*ikasi di mana saja latar drama di atas8 1ebagai ramburambu, erhatikan kolom berikut. No. Latar Kalimat yang menunjukkan Catatan: 'atar meruakan enggambaran temat (misalnya di Ja/a engah ada tahun ==> di halaman sekolah), /aktu (contohnya agi, siang, sore, dan malam), serta ruang (misalnya di ruang kelas, di teras rumah) terjadinya adegan. . !lur a. i a/al cerita dilukiskan ercakaan ringan antara Yanti dan Herman. -eritakan kembali aa yang mereka bicarakan8 b. i tengah dialog,Yanti dan Herman bertikai karena keurauraan Herman hingga membuat Yanti kesal dan takut. !engaa Yanti kesal dan takut? c. !asalah aa lagi yang timbul hingga Yanti mengatakan bah/a ia bukan eremuan bebas, bukan gadis yang suka esta, dan mau enak sendiri? d. +ermasalahan berkembang ketika Herman malu dan takut ke rumah Yanti sendirian. !engaa Herman takut datang ke rumah Yanti? %agaimanakah enyelesaian akhir yang mereka seakati? Catatan: Alur atau lot meruakan jalinan cerita dari elukisan a/al cerita, ertikaian a/al, klimaks atau titik uncak cerita, hingga antiklimaks (enyelesaian). ". Tema cerita ema aakah yang disamaikan engarang ada kutian drama tersebut? Catatan: ema ialah gagasan okok yang mendasari lakon drama. Judul drama bisa dijadikan egangan untuk memermudah mengetahui tema sebuah drama. #. !manat$%e&an %engarang Amanat aa saja yang daat kamu etik dari lakon drama di atas? Catatan: Amanat meruakan esan yang disamaikan engarang melalui dramanya< dan enonton;embaca harus mencari sendiri amanat tersebut.
'ayang !da (rang Lain
Karya( )tuy Tatang "ontani 5 27!AH 17!5&4 YA&3 1!+5 A& 12HA&A. 17A1A&A 1+5. 5%A5%A AA&3 142A&3 'A#5'A#5 !&-A25 17!5&4. Hamid
: !into ... !into8 #au masih tidur di siang hari begini?
(17!5&5 5125 17!5&4 !7&-7' &3A& +A#A5A& YA&3 %A371) 1uminto ada? 1umini
: Ada. !as ... !as ... ini ada +ak Hamid8
(!5&4 !7&-7' &3A& #A71 4%'4&3 A& 1A27&3) Hamid
: 'ho aneh ...8 5strinya erlente, suaminya kaya gembel.
1uminto : ia mau ergi, ada urusan. Hamid
: an kau, tunggu di rumah? !engaa tidak berduaan saja sambil rekreasi. 5ni kan hari !inggu?
1uminto : Hari !inggu malah lebih memusingkan. 7ang tak ada, malas mau ergi. iam di rumah, banyak yang nagih utang. Hamid
: ngkau selalu esimis, !into. 7ntung istrimu tidak.
1umini
: +eremuan jangan disamakan dengan lakilaki, +ak Hamid. 1ilakan duduk +ak Hamid, saya mau ergi dulu, ada urusan. (!&#A5 !5&4 'A'7 !&-57! A&3A& %2+A!5A&) 1aya ergi dulu, !as8 (!5&5 +235 #'7A2)
Hamid
: !into, beruntung sekali kamu memiliki istri seerti dia. ai anehnya, engkau selalu kelihatan lesu.
1uminto : %agaimana tidak lesu, gaji ega/ai rendah seerti saya ini sangat tidak seimbang dengan hargaharga di asar. 3aji yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidu seuluh hari saja, yang dua uluh hari mesti harus ditutu dengan utang, kalau erlu menjual barang yang layak dijual. #ian lama utang itu bukan kian sedikit, +ak Hamid, tai makin menggunung. Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku, atau biaya sekolah seorang anakku. ai, sematamata untuk mereka yang mengutangkan keada istriku.
Hamid
: Aku sudah beberaa kali menganjurkan suaya berubah cara berikirmu. #amu harus melihat realitas, berikir yang dialektik. !estinya kau tidak erlu esimis dengan gajimu yang tidak cuku. engan gaji yang tidak cuku itu, kamu harus bisa menggunakan kesematan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.
1uminto : 'antas, aa aku harus korusi untuk menutu kekurangan? Aku tidak bisa berbuat senista itu, +ak Hamid. Hamid
: 1iaa yang menganjurkan kamu untuk korusi? Aku tidak bilang begitu. Aku cuma menyarankan agar kamu berikir dialektis, agar kamu daat mengubah keadaan menjadi lebih baik. ai ... sudahlah, !into, aku ke sini sebenarnya hanya mau injam raket badmintonmu.
1uminto : 1udah tidak ada. Hamid
: #e mana?
1uminto
: 1udah kujual untuk menutu kekurangan.
9. ema 1ecara umum etikan drama di atas mengandung tema kondisi ekonomi yang kekurangan. Hal tersebut daat dilihat dari etikan dialog tokoh 1uminto< Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak seimbang dengan hargaharga di pasar. $aji yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus ditutup dengan utang, meminjam, kalau perlu menjual barang yang layak dijual ... (dan seterusnya). . Amanat atau esan Amanat atau elajaran yang daat diambil dari etikan naskah drama di atas di antaranya, yaitu seseorang harus bijaksana dalam menyikai tuntutan kehiduan berkenaan dengan keadaan ekonomi yang kekurangan. Amanat atau esan tersebut daat disimulkan dari dialog tokoh, antara lain: &ku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu. Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup, tapi dengan gaji yang tidak cukup itu kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat. . Alur Jalinan cerita yang tamak ada etikan naskah drama di atas tersusun secara maju. Artinya isi cerita disamaikan dengan kronologi cerita dari /aktu yang lamau menuju /aktu ke dean. @. +enokohan alam etikan naskah tersebut terdaat beberaa tokoh dengan berbagai karakter enokohannya, yang mencerminkan letak osisi tokoh dalam cerita. 1alah satu contoh karakter tokoh dari etikan di atas adalah si*at kejujuran yang dimiliki oleh tokoh 1uminto. #arakter tersebut daat dilihat melalui dialog< *antas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan+ &ku tidak bisa berbuat senista itu, Pak Hamid. . 'atar atau setting 'atar temat dari cerita dalam etikan naskah di atas yaitu rumah 1uminto. Adaun latar /aktu dan suasana dalam cerita adalah ada /aktu agi hari yang sei di hari !inggu. Hal tersebut daat dilihat dalam e tunjuk lakuan mauun dialog tokoh yang terdaat dalam teks naskah, di antaranya< Di rumah "uminto yang sempit dan sederhana. "uasana sepi ... dan dialog: !ni kan hari Minggu+ (dan seterusnya).
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
9 @ B
2. Latar cerita No
Latar
Kalimat yang menunjukkan latar
!lur
Penjela&an
9 dst
. !lur No
9
aha endahuluan
aha kon*lik
aha enyelesaian
". Tema cerita
ema aakah yang disamaikan engarang ada teks drama?
CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC CC #.
!manat$%e&an %engarang
Amanat aa saja yang daat dietik dari teks drama? CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC CC