I-1
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I .1 L atar tar Bel Belakang kang Furfural pertama kali diisolasi pada tahun 1821 oleh Deboriener. Pada percobaannya menggunakan gula, asam sulfat, dan mangan dioxide untuk memproduksi asam formiat menuju pada produksi furfural. Nama furfural diciptakan oleh Fownes pada tahun 1845 dari “ Bran Oil ” yang merupakan turunan dari furfur = bran dan oleum. Stenhouse berhasil memproduksi furfural dalam jumlah yang besar dengan komposisi kimianya yang telah ditentukan. Emmeti mengganti produksi Furfural yang sebelumnya menggunakan asam formiat sebagai bahan baku diganti dengan pembuatan furfural dari berbagai macam material tumbuhan yang mengandung pentosan Pada tahun 1922 Quaker Oats.Co memproduksi furfural secara komersial berskala besar yang pertama kali. Bahan mentah yang digunakannya adalah sekam gandum, tongkol jagung. Hingga sekarang Quaker Oats masih merupakan produsen furfural terbesar di dunia dan menggunakan limbah pertanian seperti kulit gandum, tongkol jagung, sekam padi dan bagasse sebagai bahan baku. Industri yang memproduksi senyawa - senyawa yang tergolong dalam keluarga furan merupakan kelompok industri yang penting. Jika dilihat dari sudut pandang secara kimia, furan merupakan senyawa induk akan tetapi furfural merupakan senyawa yang paling banyak dikenal dari kelompok senyawa tersebut. Furfural juga merupakan bahan awal pada industri sintesis dari sebagian besar turunan furan. Pada tahun 1950 industri Furfural yang mulai berkembang dapat dilihat dari produksi furfural yang semakin meningkat pesat dengan kenaikan produksi setelah 30 tahun sebesar 275.000 ton/tahun. Berdasarkan tren sekarang produksi furfural rupanya bahwa ada sebuah perkembangan teknologi yang semakin meningkat pada area ini dan banyak negara-negara
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-2
BAB I Pendahuluan merealisasikan potensi bahan kimia ini dan mengaplikasikan ke dalam manufakturnya. Dengan pertimbangan potensi besar dari furfural dan turunanya seperti furfuril alkohol, tetrahidrofuran, dan resin furan, yang menawarkan untuk eksploitasi industri sehingga masa depan furfural sebagai senyawa kimia industri cukup cerah. (Mc Ketta, 2003) Furfural diproduksi secara komersial dari sumber daya alam pertanian yang dapat diperbarui secara periodik, oleh karena itu furfural dapat menjadi senyawa kimia organik yang sangat menjanjikan untuk negara tropis (Mc Ketta, 2003). Furfural dibuat dari ampas-ampas atau limbah pertanian, seperti oat hulls, yang mana mempunyai kandungan pentosan relatif tinggi yang dapat dihidrolisis menjadi pentosa yang mana selanjutnya beralih memecah menghasilkan molekul air dan membentuk furfural. Meskipun kulit gandum memberikan yield furfural yang sangat tinggi, bahan mentah limbah pertanian lainnya. dapat dipergunakan secara ekstensif (Faith&Keys, Industrial Chemicals). Salah satu yang merupakan limbah pertanian yang kurang termanfaatkan adalahh tempurung kelapa. Tempurung kelapa merupakan 28% bagian dari buah kelapa yang mengandung 27,7% pentosan sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furfural.
(www.perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi /perspektif/perspektif_Vol_4_No_2_3_Zainal.pdf) Indonesia yang merupakan negara tropis dengan banyaknya pulau merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hal ini terjadi karena kelapa umumnya tumbuh di kawasan pantai. Hampir di semua tempat di Indonesia dapat di jumpai tanaman kelapa yang perusahaannya berupa perkebunan rakyat.
( Ir. Barlina Rindengan, MS, DR. Ir. Hengky Novarianto, MS, 2002 ) Produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun. Industri pengolahan buah kelapa umumnya masih terfokus kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan industri yang mengolah hasil samping buah
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-3
BAB I Pendahuluan (by-product) seperti air , sabut, dan tempurung kelapa masih secara tradisional dan berskala kecil, padahal potensi ketersediaan bahan baku untuk membangun industri pengolahannya masih sangat besar. Pengolahan buah kelapa memilki peluang yang cukup besar. Daging buah kelapa yang selama ini hanya diolah menjadi kopra, crude coconut oil (CCO), dan minyak goreng, mempunyai peluang dikembangkan menjadi industri oleochemical, oleofood, desicated coconut, dan lain-lain produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Demikian juga halnya dengan hasil samping buah, sabut menjadi industri serat sabut, cocopeat, tempurung kelapa menjadi tepung tempurung, karbon aktif, dan air kelapa menjadi nata de coco. Bahan baku yang berpotensi sebagai bahan baku pada pabrik ini adalah tempurung kelapa. Pengolahan tempurung kelapa di Indonesia menghasilkan arang, arang aktif, tepung tempurung, dan barang kerajinan. Jumlah ekspor pada tahun 2005 untuk arang tempurung dan arang aktif masing-masing 29.493 ton dan 11.553 ton. Tempurung kelapa jika menjadi arang tempurung harganya US$ 175/ton, kalau diolah menjadi arang aktif harganya mencapai US$ 742/ton, ini berarti peningkatan nilai arang tempurung ke arang aktif sebesar US$ 567/ton. Sedangkan harga furfural biasanya statis pada $1000/ton. Jika Tempurung kelapa dikonversi menjadi furfural dengan harga $1000/ton maka akan dapat meningkatkan nilai tambah tempurung kelapa yang lebih besar dibandingkan jika dikonversikan menjadi arang aktif yang harganya berkisar $567/ton.
(www.perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi /perspektif/perspektif_Vol_4_No_2_3_Zainal.pdf ) Aliran produksi dunia pada tahun 2005 sebesar 250.000 t/a. Kapasitas operasi dunia diestimasikan menjadi mendekati 225 ribu metric ton per tahun. Konsumsi furfural diharapkan stabil pada laju tahunan rata-rata 2% lebih dari lima tahun ke depan.
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-4
BAB I Pendahuluan Restrukturisasi, deemphasis, penutup pabrik dan furfural murah impor dari China dan Produksi furfural dunia bergeser dari negara maju ke negara berkembang selama awal tahun 1990-an. Produksi Eropa berkurang secara signifikan, sementara itu produksi China meningkat. Saat ini produsen furfural terbesar adalah China dan Central Romana Corporation di Republik Dominika. Lebih dari lima tahun ke depan produksi furfural dan furfuril alkohol China diproyeksikan meningkat dengan pada laju tahunan rata-rata sekitar 5% disediakan tanpa kekurangan bahan baku. China merupakan hanya wilayah regional utama yang meningkatkan produksi furfural diharapkan di lima tahu ke depan. Data produksi furfural pada negara China,Thailand,Replubik Dominika South Afrika,Spanyol dapat dilihat pada Tabel I.1.1 Tabel I.1.1 Data produksi furfural dunia
Negara China Thailand Republik Dominika South Africa Spanyol Lainnya
Bahan Baku Tongkol Jagung Tongkol Jagung Bagasse Bagasse Tongkol jagung Bagasse
Produksi ( kg ) 200.000 8.500 32.000 20.000 6.000 15.000
(vol8no4_abstract04-journal.au-edu.pdf) i Besar konsumsi furfural di Amerika Serikat diharapkan stabil pada laju prtumbuhan rata-rata lebih dari 2% selama 5 tahun ke depan. Konsumsi Furfural Eropa secara keseluruhan konstan lebih dari 40 ribu metric ton dari tahun 1996 sampai tahun 2000. Konsumsi furfural Jepang merosot sekitar 2,5 ribu metric ton pada tahun 2000. Pasar furfural terbesar digunakan untuk produksi fufuryl alkohol. Tetapi pasar terbesar sekarang adalah pemurnian minyak pelumas.
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-5
BAB I Pendahuluan
Tabel I.1.2 Konsumsi Furfural Dunia tahun 1996 sampai tahun 2000 Sales (tpa) Negara
Eropa USA Timur Tengah Jepang Taiwan Amerika Selatan Cina
Negara
Australia/Afrika Selatan Inggris Raya Jerman Lain-lain
Sub Total Total
PTMEG Furfuril Furfural & Alkohol lainnya 12.000 7.000 8.000 20.000 20.000 7.000 6.000 15.000 5.000 5.000 5.000 10.000 5.000 6.000 Sales (tpa) PTMEG Furfuril Furfural & Alkohol lainnya 2.000 Di atas 50.000
-
6.000 12.000 18.000 31.000
50.00020.000 130.000 100.000 200.000-250.000
(vol8no4_abstract04-journal.au-edu.pdf) Untuk peredaran Furfural di Indonesia hingga saat ini seluruh kebutuhan Furfural diperoleh melalui impor (www.chemis-try.org/?sect=fokus&ext=15). Kebutuhan Furfural di Indonesia
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-6
BAB I Pendahuluan pada tahun 2007 adalah sebesar 89.892 kg / tahun berdasarkan data nilai total besarnya impor furfural dari negara lain karena masih belum adanya produsen furfural di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka Indonesia mengimpor furfural dari beberapa negara seperti China, Thailand, Singapura, Inggris, Perancis, Jerman, Amerika Serikat dan lain – lain. Impor furfural terbesar berasal dari China yaitu sebesar 80.000 kg / tahun. Saat ini China menguasai 72% pasar furfural dunia.(www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=15) Data dan proyeksi permintaan furfural di Indonesia mulai tahun 1998 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada gambar I.1.1
Kapasitas Pabrik furfural yang akan dibangun sangat bergantung pada jumlah permintaan. Penentuan kapasitas pabrik furfural ini dihitung dengan mempertimbangkan proyeksi nilai permintaan furfural pada tahun 2010 yaitu sebesar 790.000 kg/tahun. Disamping itu pabrik baru ini direncanakan hanya akan mengambil 80 % dari pangsa pasar domestik mengingat posisinya sebagai produsen baru yang tidak bisa langsung menguasai 100 % pasar domestik. Dengan basis perhitungan tersebut maka kapasitas pabrik yang diharapkan adalah 80 % dari 790.000
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-7
BAB I Pendahuluan kg/tahun yaitu sebesar 632.000 kg/tahun. Teknologi proses manufaktur yang akan digunakan adalah teknologi proses Petrole Chimie dengan yield produksi dari pentosan sebesar 39,7% sehingga jumlah pentosan yang dibutuhkan tiap tahun dari bahan baku sebesar 1.591.939,55 kg/tahun. Sedangkan tempurung kelapa yang dibutuhkan sebagai bahan baku dimana kandungan pentosannya sebesar 27,7% adalah 5.747.074,17 kg/tahun (5.747.100 kg/tahun). Dalam satu tahun, proses produksi pabrik direncanakan akan berjalan selama 330 hari dengan waktu pemeliharaan sebanyak 2 kali,masing – masing selama 10 hari. Adapun pemeliharaan yang dilakukan adalah antisipasi breakdown selama 5 hari dan perawatan secara keseluruhan ( overhaul ) pada 5 hari berikutnya. (Anondho Wijanarko dkk,2006) Bahan baku yang akan digunakan dalam pabrik ini adalah tempurung kelapa. Indonesia terbilang produsen kelapa terbesar di dunia. Pada 2006, total areal tanaman kelapa nasional mencapai 3,9 juta ha, tersebar di Sumatera (34,5%), Jawa (23,2%), Sulawesi (19,6%), Bali, NTB, dan NTT (8%), Kalimantan (7,2%), serta Maluku dan Papua (7,5%). Produsen urutan kedua adalah Filipina seluas 3,1 juta ha, lalu India 1,9 juta ha, Sri Lanka 442 ribu ha, Thailand 372 ribu ha, dan negara lainnya 2,4 juta ha.
(www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1258) Jika dilihat dari daftar penghasil kelapa indonesia, lokasi pabrik yang paling tepat terletak di pulau sumatra tepatnya di kota Pekanbaru, karena pulau sumatra penghasil kelapa terbesar di indonesia yaitu sebesar 34,5 %. I.2 Dasar Teori Furfural secara kimianya memiliki nama furfuraldehyde yang mana formulanya adalah C5H4O2 yang diketahui sebagai furfuraldehyde atau furfural dan terkadang sangat tidak benar yaitu furfurol dan furol. Rumus bangun furfural dapat dilihat pada gambar I.2.1
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-8
BAB I Pendahuluan
Gambar I.2.1. Struktur molekul Furfural
Furfural adalah aldehyde dari furan dengan gugus CHO pada tempat kedua. Aldehyde dengan pertalian eter (C-O-C) dan sebuah sistem pertukaran tunggal dengan ikatan ganda membuat furfural menjadi bahan yang aktif yang mempunyai peluang besar untuk dimanfaatkan didalam industri. Senyawa-senyawa yang dimiliki keluarga furan merupakan kelompok industri yang sangat penting. Meskipun dari sudut pandang kimia furan adalah senyawa induk, tetapi furfural berkemungkinan senyawa yang paling baik dikenal dari kelompok industri tersebut. (Mc Ketta, 2003) Furfural diproduksi dari sumber daya pertanian yang dapat diperbaharui secara periodik seperti residu hasil pangan dan limbah kayu. Dari beragam komponen material nabati, polisakarida pentosan merupakan bahan dasar pendahuluan utama furfural dan hampir sama dengan selulosa terdistribusinya secara luas di alam. Furfural diproduksi secara komersial dimana pentosan dihidrolisis menjadi pentosa dan pentosa kemudian disiklodehidarasikan menjadi furfural. (C5H8O4)n + nH2O C5H10O5
nC5H10O5 C5H4O2 + 3 H2O
Secara teoritis, semua pentosan yang mengandung substansi bermanfaat secara potensial tetapi hanya relatif sedikit, tersedia dalam jumlah yang besar di dalam sebuah radius terbatas dari pabrik yang memproduksi furfural dikomersialkan signifikan.
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-9
BAB I Pendahuluan Mekanisme untuk pembentukan furfural dari gula-gula C5 atau pendahuluannya belum didirikan dengan tegas. Potensi untuk reaksi samping menyulitkan pengambilan furfural dan batas yield praktis yang jauh dari kuantitatif di bawah mode komersial dari operasi. Dengan demikian nilai ekonomis produksi furfural tergantung atas kandungan pentosan yang tinggi, ketersediaan, dan biaya bahan baku, sebaik dengan pengumpulan, pengapalan, dan penanganan bahan. ( Kirk, Othmer, 1979 ) Hidrolisis meliputi proses pemecahan polisakarida di dalam biomassa lignoselulosa, yaitu: selulosa dan hemiselulosa menjadi monomer gula penyusunnya. Hidrolisis sempurna selulosa menghasilkan glukosa, sedangkan hemiselulosa menghasilkan beberapa monomer gula pentose (C5) dan heksosa (C6). Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia (asam) atau enzimatik Hidrolisis dengan asam encer dapat menimbulkan degradasi gula di dalam hasil reaksi hidrolisis.
(www.isroi.wordpress.com/2008/11/21/produksi-bioethanolberbahan-baku-biomassa-lignoselulosa-hidrolisis/) Karbohidrat dibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Pentosan merupakan bagian dari polisakarida yang tersusun dari monosakarida dengan lima atom C yaitu: C5H8O4.(Kirk, Othmer, 1979) Pentosan yang merupakan hemicelluloses pada material tanaman dan akan memberikan pentoses saat terhidrolisis. Xylosa merupakan salah satu yang paling mewakili pentosa dan pentosa paling banyak terdistribusi dalam sayuran. Xylosa secara kimianya sebagai C5H10O5. Xylosa tidak beracun pada keadaan alami, yang hampir mempunyai sifat yang sama dengan gula yang lain dan dapat digunakan sebagai pemanis. Kemanisannya adalah 4% dari sakrosa. Dan dapat digunakan oleh penderita diabetes karena xylosa tidak dicerna oleh tubuh manusia. Pentosan terdapat pada semua tumbuhan diantara lain, dapat dilihat pada Tabel I.2.1
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-10
BAB I Pendahuluan Tabel I.2.1. Kandungan pentosan yang terdapat pada beberapa tumbuhan Tanaman Corn cobs Oat hulls Almound husks Cottonseed hull bran Birch wood Bagasse Sunflower husks Hazelnut shells Recidus of olive extraction Eucalyptus wood Rice hulls Spruce wood Pine wood
K andungan pentosan 30-32% 29-32% 30% 27-30% 27% 25-27% 25% 23% 21-23% 20% 16-18% 11% 9%
( Ullman’s, 1984 ) Berat dan tebal tempurung sangat ditentukan oleh jenis tanaman kelapa. Kelapa Dalam mempunyai tempurung yang lebih berat dan tebal daripada kelapa Hibrida dan kelapa Genjah. Tempurung beratnya sekitar 15-19% bobot buah kelapa dengan ketebalan 3-5 mm. Komposisi kimia tempurung terdiri atas; Selulosa 26,60%, Hemiselulosa 27,70%, Lignin 29,40%, Abu 0,60%, komponen ekstraktif 4,20%, Uronat anhidrat 3,40%, Nitrogen 0,11%, dan air 8,00%
(www.perkebunan.litbang.deptan.go.id-upload.files-Filepublikasi-perspektif-perspektif_Vol_4_No_2_3_Zainal) I.3 K egunaan Furfural banyak digunakan sebagai intermediet produk. Furfural merupakan bahan baku sangat bagus yang dipertimbangkan untuk manufaktur dari banyak bahan kimia.
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-11
BAB I Pendahuluan Furfural diaplikasikan untuk keperluan di berbagai industri, di antaranya adalah : - Dipergunakan sebagai pelarut organik pada industri. - Sebagai bahan pembentuk beberapa macam resin. - Sebagai bahan baku untuk dikonversikan menjadi senyawa lain, seperti furfuryl alkohol, tetrahydrofurfuryl, dan tetrahydrofuran.
(Mc Ketta, 2003) Furfural digunakan sebagai pelarut selektif dalam pemurnian petroleum, minyak pelumas dan telah digunakan untuk memisahkan butadiene dariolefin C4 lainnya. Dengan penambahan fenol, furfural menhasilkan resin fenol furfuraldehyde yang digunakan untuk mengimpregnasi roda ampelas dan pelapis rem. Reduksi furfural menghasilkan furfuril alkohol dan tetrahydrofurfuryl alkohol. Kemudian dapat didehidrasi dan lingkar cincinnya diperluas dengan katalis alumina pada suhu 270oC dan produk yang dihasilkan adalah 2,3dihydropyran. Kegunaan terbesar di United States adalah untuk dikonversi ke furfuryl alcohol (Harold, Industrial Organic Chemicals). Pasar furfural terbesar digunakan untuk produksi fufuryl alkohol. Tetapi pasar terbesar sekarang adalah pemurnian minyak pelumas.
(vol8no4_abstract04-journal.au-edu.pdf) I.4.1 Bahan Baku Utama Sifat fisik tempurung kelapa : Ketebalan tempurung kelapa ± 3-5 mm • Bahan padat dengan komposisi sebagai berikut : • Selulosa : 26,60 % Hemiselullosa : 27,70% - Pentosan :64,7 % - Uronat Anhidrat : 8,44 % - Metoksi : 1,79% - Asetil : 3,13 % - Heksosan : 21,94 %
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-12
BAB I Pendahuluan
Lignin Abu Uronat anhidrat Nitrogen
: 29,40 % : 0,60 % : 3,50 % : 0,11 %
I.4.2. Bahan Baku Pendukung Asam Sulfat ( H 2SO4 ) Sifat Kimia AsamSulfat ( H2SO4 ) Berat molekul : 98,08 gr/gmol Spesifik gravity : 1,834 Cp : 0,3352 kal/gr oC (100%) Melting point :10,49 oC Titik didih : 340 oC Konsentrasi : 98% Sifat Fisika Asam Sulfat ( H 2SO4 ) Warna : Kecoklatan Bentuk : Cair (MSDS Asam Sulfat,2004) Sifat K imia Asam sulfat memiliki karakteristik higroskopis dan mudah teroksidasi. Asam sulfat terkonsentrasi memiliki efek mudah teroksidasi, bereaksi dengan logam mulia dan dengan karbon, fosfor, dan sulfur, yang tereduksi menjadi sulfur dioksida. Asam sulfat memiliki suhu yang sangat stabil, hanya pada suhu tinggi dapat terdekomposisi menjadi anhidrida, sulfur trioksida, dan uap air. (Ullman, 2003)
I.4.3. Produk I.4.3.1. Produk Utama Sifat Fisika Furfural murni Specifik Gravity
: 1.165 (at 150°C) 1.160 (at 20°C)
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-13
BAB I Pendahuluan
Boiling Point Refractive Index Set Point Flash Point Surface Tension Viscosity, cp At 25°C At 38°C At 54°C At 99°C Ignition Temperature Dielectric Constant Phenol coefficient Specific Gravity Boiling Point Residue Ash Water
: 161.7°C : 1.5261 : 36.5°C : 56°C (closed up) : 49° dyn/cm at 20°C : 1.49 : 1.35 : 1.09 : 0.69 : 315-357°C : 38 at 25°C : 0.26 : 1.161 at 20°C : 156-167°C (99%) : 0.7% : 0.001% : 0.02% max
(Mc Ketta, 2003) •
•
Azeotrope dengan air pada temperature atmospheric: 65 wt % water, Bp 97.85 0C. 0 ΔH f (l ) = −201.67 kj / mol. dan 0
ΔH f ( g) = −151.05kj / mol. •
Furfural tercampur sempurna dengan aromatic dan senyawa organic yang mengandung dua ikatan, namun sedikit tercampur dengan hidrokarbon jenuh. (Kirk, Othmer, 1978)
Sifat K imia Pada saat hasil destilasi pertama, furfural tidak bewarna namun saat kontak dengan udara beberapa saat akan berubah dari kuning, cokelat kemudian menjadi hitam. Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-14
BAB I Pendahuluan
Ini menunjukkan adanya reaksi antara furfural dengan Oksigen. Sifat-sifat kimia furfural antara lain: 1. Furfural jika direaksikan dengan basa kuat akan menghasilkan furfuril alcohol dan asan furoat. Persamaan reaksinya dapat dilihat pada Gambar I .4.3.1.1.
+ NaOH
O
Natrium Hidroksida
Furfural
O
CH2
Furfuril Alkohol
COO O Sodium Foruat
Gambar I .4.3.1.1. Reaksi Furfural dengan NaOH menghasilkan furfuril alcohol dan asam furoat. 2. Furfural dapat dioksidasi menjadi 2 Asam furoat dalam suasana basa. Persamaan reaksinya dapat dilihat pada Gambar I.4.3.1.2. O C O Furfural
H
KMnO4/OHCOOH O 2 Asam Foruat
Gambar I.4.3.1.2. Oksidasi Furfural menghasilkan 2 Asam Foruat 3. Furfural akan menjadi Hidrofuromida jika bereaksi dengan Amonia. Persamaan reaksinya dapat dilihat pada Gambar I.4.3.1.3.
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-15
BAB I Pendahuluan
C4H3O-CH=N + NH3
O Furfural
CH-C4H3O C4H3O-CH=N Hidrofuromida
Gambar I .4.3.1.3. Reaksi Furfural dengan ammonia menghasilkan Hidrofuromida (Kirk, Othmer, 1978)
I.4.3.2. Produk Samping Sifat Fisik Metanol Density (101.3 kPa),liquid At 0oC At 25oC At 50oC Critical Pressure Critical temperature Critical density Critical volume Critical compressibility
: 0.8100 g/cm3 : 0.78664 g/cm3 : 0.7637 g/cm3 : 8.097 MPa : 239.49oC :0.2715 g/cm3 : 117.9 cm3/mol :0.224 : -97.68 oC Mp Heat of fusion (101.3 kPa) : 100.3 kJ/kg Triple-point temperature : -97.56 oC Triple-point pressure : 0.10678 Pa bp(101.3 kPa) : 64.70 oC Heat of vaporazation (101.3 : 1128.8 kJ/kg kPa) Standard enthalpy of formation : -200.94 kJ/mol At 25oC (101.3 kPa),gas : -238.91 kJ/mol Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-16
BAB I Pendahuluan
At 25oC (101.3 kPa),liquid Free entalphy of formation At 25oC ( 101.3 kPa ), gas At 25oC ( 101.3 kPa ), liquid Standart entropy At 25oC ( 101.3 kPa ), gas At 25oC ( 101.3 kPa ), liquid Specific heat, cp At 25oC ( 101.3 kPa ), gas At 25oC ( 101.3 kPa), liquid Viscosity ( 25oC ) Liquid Vapor Thermal conductivity ( 25oC ) Liquid Vapor Electric Conductivty (25oC) Dielectric Constant (25oC) Dipole moment Refractive index Surface tension in air (25oC) Flash point (DIN 51 775) Open vessel Closed vessel Explosion limits in air Ignition temperature
: -162.24 kJ / mol :-166.64 kJ / mol
: 239.88 J / mol K : 127.27 J / mol K
: 44.06 J / mol K : 81.08 J / mol K
: 0.5513 mPa.s : 9.68 x 10-3 mPa.S : 190.16 mWm-1K -1 : 14.07 mWm-1K -1 : (2-7)x10-9Ω-1 cm-1 : 32.65 : 5.6706x10-30 C.m : 1.32840 : 22.10 mN/m : 6.5oC : 15.6oC : 12.2oC : 5.5-44 vol% : 470oC
(DIN 51 794)
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie
I-17
BAB I Pendahuluan
Sifat K imia Metanol Metanol merupakan alcohol alifatik yang sederhana. Reaksireaksi penting metanol dalam industry meliputi : 1. Reaksi Dehidrogenasi and Oxidatif dehidrogenasi 2. Reaksi Carbonilasi 3. Reaksi Esterifikasi dengan turunan asam organik atau anorganik 4. Reaksi Esterifikasi 5. Reaksi Addisi 6. Reaksi replacement gugus hidroksil (Ulman, 2003)
Pabrik Furfural dari Tempurung Kelapa dengan Proses Petrole Chimie