INTERNASIONALISASI BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh: Kelompok 7 Aditya Affan Herdiyanto
21030116140169 21030116140169
Erwin Ade Pratama P. S.
21030116120062 21030116120062
Khoirun Nisa
21030116120069 21030116120069
Kusuma Dewi
21030116120067 21030116120067
Mardelia Nur Fatana
21030116140167 21030116140167
Novriadi Tri Kurnianto
21030116140159 21030116140159
Safira Risaqiana Risaqiana
21030116140163 21030116140163
Vania Frimasgita Giraldi
21030116120066 21030116120066
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017
A. Latar Belakang Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sesuai dengan bunyi Sumpah Pemuda poin 3: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara sesuai dengan UUD 1945 Bab XV Pasal 36 yang berbunyi: “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia” Adanya Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 pasal 44 yang menyebutkan bahwa “Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan” B. Kekuatan Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang dalam pengucapannya sesuai dengan abjadnya (misal kata "aku", tetap dibaca "aku"; berbeda halnya apabila kata "aku" dibaca dengan aturan Bahasa Inggris, menjadi "ekyu"). Penulisan bahasa Indonesia menggunakan huruf latin yang sudah digunakan secara internasional tidak seperti bahasa Jepang yang menggunakan huruf kanji sehingga sulit dipelajari bagi orang asing. Struktur Bahasa Indonesia tidak mengenal aturan waktu dan jenis kelamin. Contohnya dalam Bahasa Inggris yang menggunakan aturan waktu dan Bahasa Perancis yang mengenal istilah feminim dan maskulin. Salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia mengingat negara Indonesia memiliki jumlah penduduk paling banyak ke-4 didunia. Menurut Matt Mullenweg (pemilik wordpress.com) Bahasa Inggris merupakan bahasa terbesar pertama di situs wordpress dan bahasa Indonesia menduduki urutan ke tiga setelah bahasa Spanyol. Dijadikan bahasa resmi Ke-2 di Vietnam oleh pemerintah karena melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara di masa depan. Bahasa Indonesia telah dipelajari di lebih dari 45 negara di dunia. beberapa diantaranya adalah Australia, Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia. hal ini membuat bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Bahasa yang sangat kaya karena Bahasa Indonesia tercipta dari gabungan bahasa-bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia yang dulu sempat singgah di Melayu karena itu bahasa indonesia memiliki ribuan kata yang diserap dari bahasa beberapa bangsa di dunia. Secara fonologi dan gramatikal bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat mudah untuk dipelajari. Tidak adanya aturan waktu atau pun gender yang menjadikan bahasa Indonesia mudah dipelajari oleh siapa pun dan kapan pun.
C. Kelemahan Banyaknya aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar Baik dalam berbicara maupun dalam penulisannya. Misalnya dalam bahasa Indonesia kita mengenal adanya EYD, penulisan katadan kalimat baku, penggunaan kalimat majemuk dan sebagainya. Sulit dipromosikan dalam dunia internasional karena kita masih tertinggal dalam bidang teknologi dan ekonomi dimana dua hal tersebut merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional. Banyak bahasa daerah yang terkadang masih digunakan didalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengakibatkan tergesernya bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Banyak orang Indonesia yang masih belum merasa bisa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-harinya Banyak orang Indonesia yang lebih bangga menggunakan bahasa asing, membuat bahasa Indonesia masih kalah jauh dari bahasa lainnya. Adanya banyak ungkapan yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, contohnya meja hijau yang berarti tempat sidang atau tangan kanan yang berarti orang kepercayaan dan sebagainya. Eksistensi bahasa Indonesia masih lemah karena bahasa ini dianggap sama dengan bahasa Melayu. Terjepitnya bahasa Indonesia oleh bahasa Melayu terutama pada proyek Melindo (Melayu Indonesia). Bahasa Indonesia tidak merdeka, tetapi menyatu dengan bahasa Melayu, padahal seharusnya bahasa Indonesia sudah bisa dibedakan. D. Peluang Adanya ketertarikan warga asing menggunakan bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia mempunyai peluang menjadi bahasa percakapan di dunia internasional. Semakin banyak warga negara asing yang tertarik mempelajari bahasa Indonesia. Digunakannya bahasa Indonesia di universitas luar negeri. Hal ini akan membuat bahasa Indonesia mudah untuk memasuki proyek internasionalisasi. Adanya diskusi akademik pengkaji bahasa Indonesia di luar negeri yang dilaksanakan oleh para ahli, peminat dan pengkaji bahasa Indonesia, tidak saja di dalam, tetapi juga di luar negeri. Banyaknya interaksi warga negara Indonesia yang tersebar di berbagai negara, sehingga di beberapa negara tertentu bahasa Indonesia bukan menjadi bahasa yang asing. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, TKI atau TKW juga secara langsung atau tidak langsung turut membantu tersebarnya bahasa Indonesia itu. Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, bahasa Indonesia memiliki penutur bahasa yang besar pula, sehingga Bahasa Indonesia memiliki potensi atau peluang sebagai bahasa internasional. Bahasa Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah dan santun, sehingga berpeluang sebagai bahasa internasional.
E. Ancaman Orisinalitas Bahasa Indonesia itu sendiri akan memudar, karena dengan diangkatnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasioanal, bukannya tidak mungkin kosakata bahasa Indonesia akan dicampur bahkan disubtitusi oleh kosakata lain dari bangsa pengguna yang konotasinya kurang baik. Dikawatirkan kosakata-kosakata yang kurang baik justru lebih populer dibandingkan bahasa Indonesia itu sendiri, dan yang lebih membahayakan kosakata baru yang kurang baik ini justru lebih disukai oleh para pemuda Indonesia. Dikawatirkan dialektika Bahasa Indonesia yang khas itu akan hilang, sehingga susah dibedakan fonnem, homonim, homograf dan homofon sebagai ragam kekayaan bahasa indonesia, karena salahnya pengucapan oleh bangsa asing. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, yang menyatukan seluruh warga Indonesia, dengan diangkatnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasioanal, dikhawatirkan akan menurunkan jiwa nasionalisme, karena bahasa indonesia merupakan simbol kebanggaan masyarakat Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia oleh orang indonesia sendiri yang kurang. Pembangunan Indonesia yang terhambat dan kurang berkembang juga merupakan salah satu ancaman bagi Internasionalisasi bahasa Indonesia. Gambarannya misal sarana publik yang tidak sesuai sta ndar, perekonomian yang tidak progresif membuat orang asing beranggapan Indonesia sebagai negara yang terbelakang,dan berpandangan bahwa Indonesia tidak penting dimata dunia. Bahasa Indonesia yang belum mempunyai 'nama' di mata dunia sehingga cukup sulit untuk mewujudkan internasionalisasi bahasa Indonesia Belum banyaknya pusat pelatihan bahasa Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri yang dikelola oleh warga negara Indonesia. Fenomena tentang keironisan bahasa Indonesia juga terlihat dalam dunia pendidikan saat ini. Mayoritas pelajar di negeri ini tidak lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) karena mendapat nilai rendah pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sebaliknya, mereka justru mendapat nilai tinggi untuk mata pelajaran bahasa Inggris.