Insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan cara membakar sampah pada suatu tungku pembakaran.Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang mengkonversi materi padat menjadi materi gas (gas buang), serta materi padatan yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly ash). Insinerasi merupakan proses pengolahan buangan dengan cara pembakaran pada temperatur yang sangat tinggi (>800ºC) untuk mereduksi sampah yang tergolong mudah terbakar (combustible), yang sudah tidak dapat didaurulang lagi. Sasaran insinerasi adalah untuk mereduksi massa dan volume buangan, membunuh bakteri dan virus dan meredukdi materi kimia toksik, serta memudahkan penanganan limbah selanjutnya. Insinerasi dapat mengurangi volume buangan padat domestik sampai 85-95 % dan pengurangan berat sampai 70-80%.
2.
JENIS-JENIS
INSINERATOR
BERDASARKAN
PERBEDAAN
TUNGKU YANG DIGUNAKAN
Insinerator dapat dibagi berdasarkan perbedaan tungku yang digunakan, yaitu:
Statis (insinerator modular atau kecil, seperti insinerator RS);
Insinerator tungku statis terdiri dari dua ruang pembakaran, yang pertama berupa tungku statis ditempat dimana limbah ditempatkan di suatu alas batch (burner) untuk memanaskan ruang, menggunakan bahan bakar tambahan seperti LNG atau minyak bakar agar tungku tersebut mempunyai suhu operasional sebelum limbah dimasukkan kedalamnya. Gas (buang) hasil pembakaran tidak sempurna diruang ini dipindahkan ke ruang kedua, ditempat mana suhunya telah dinaikkan oleh pembakar tambahan kedua guna menyempurnakan proses ini. residu anorganik yang tidak
terbakar atau abu dipindahkan pada sebuah alas reguler (reguler basis) dari tungku statis. Tungku statis merupakan salah satu insinerator yang tidak terlalu mahal. Tungku ini sesuai untuk limbah dengan jumlah yang relatif sedikit pada suatu alas batch (batch basis). Kelemahan utamanya adalah kompleksitas pengoperasiannya sehingga memerlukan staff yang terlatih baik.
Mechanical stoker : biasanya untuk sampah kota;
Fluiduized bed : biasanya untuk limbah homogen;
Fluidized bed adalah teknologi pembakaran yang digunakan dalam pembangkit listrik. Fluidized bed menangguhkan bahan bakar padat di atas jet-meniup udara selama proses pembakaran. Hasilnya adalah pencampuran turbulen gas dan padatan. Aksi berjatuhan, seperti cairan menggelegak, memberikan reaksi kimia yang lebih efektif dan transfer panas. Tanaman FBC lebih fleksibel dibandingkan tanaman konvensional yang mereka dapat dipecat pada batubara dan biomassa, antara bahan bakar lainnya. Sistem pembakaran bahan bakar padat untuk Fluidized bed mengurangi jumlah belerang yang dipancarkan dalam bentuk emisi SOx. Kapur digunakan untuk mengendap sulfat selama pembakaran, yang juga memungkinkan transfer panas lebih efisien dari boiler ke peralatan yang digunakan untuk menangkap energi panas (biasanya tabung air). Endapan dipanaskan datang di kontak langsung dengan tabung (pemanasan dengan konduksi) meningkatkan efisiensi. Karena ini memungkinkan tanaman batubara untuk membakar pada suhu dingin, kurang NOx juga dipancarkan. Namun, pembakaran pada suhu rendah juga menyebabkan emisi hidrokarbon aromatik polisiklik meningkat. FBC boiler dapat membakar bahan bakar lain selain batubara, dan suhu pembakaran yang lebih rendah (800 °C / 1500 °F) memiliki manfaat tambahan lainnya juga.
Reaktor fluidized bed terdiri dari bejana/tabung baja berbentuk silinder vertikal yang dasarnya diisi pasir. Udara dialirkan melalui difuser yang terletak dibawah lapisan pasir untuk mencampur dan mencairkan (fluidize) pasir. Bahan bakar tambahan digunakan untuk memanaskan pasir sebelum dimasukkan limbah. Limbah dimasukkan di atas atau ke dalam pasir dan dibakar setelah terjadi kontak dengan pasir panas. Fluidized bed insinerator dapat mengelola berbagai macam limbah sludge dan limbah cair. Insinerator ini dapat di operasikan terhadap limbah yang datang per-kumpulan, karena pasirnya dapat mempertahankan suhu diantara masa operasionalnya.
Rotary kiln (tungku putar) : untuk limbah industri (limbah padat atau
cair); Tipe ini cocok untuk menginsinerasi limbah sludge ex WWT atau limbah yang mempunyai kandungan air (water content) yang cukup tinggi dan volumenya cukup besar. System incinerator ini berputar pada bagian Primary Chamber, dengan tujuan untuk mendapatkan pembakaran limbah yang merata keseluruh bagian. Proses pembakarannya sama dengan type static, terjadi dua kali pembakaran dalam Ruang Bakar 1 (Primary Chamber) untuk limbah dan Ruang Bakar 2 (Seacondary Chamber untuk sisa-sisa gas yang belum sempurna terbakar dalam Primary Chamber. Insinerator tungku putar terdiri dari tabung silinder yang berputar pelahan, yang dipasang miring pada suatu tempat. Limbah dimasukkan ke insinerator dari salah satu ujung dan dibakar sampai menjadi abu setelah limbah tersebut bergerak sampai ke ujung lain. bahan bakar tambahan digunakan untuk menaikan suhu tungku dan mempertahankan suhu selama operasional. Insinerator tungku putar dapat mengelola berbagai limbah padatan, cairan dan gas yang dimasukkan secara terpisah atau bersama. Karena
mahalnya bahan bakar guna memanaskan tungku putar, maka tungku ini digunakan terbatas bagi limbah dalam jumlah besar yang dimasukkan secara terus menerus.