1 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
LAPORAN RESMI INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP
I.
Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme Mikroorganisme
Mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril I.2 Mikroskop
a. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme b. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme mikroorganisme c. Melatih membuat preparat
II. Data Pengamatan
II.1 Inokulasi Mikroorganisme a. Petridish
Gambar II.1 Bakteri Zymomonas Bakteri Zymomonas mobilis
Gambar II.2 Jamur Aspergillus Jamur Aspergillus niger
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
2 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
b. Tabung Reaksi
Gambar II.3 Bakteri Zymomonas Bakteri Zymomonas mobilis
Gambar II.4 Jamur Aspergillus Jamur Aspergillus niger
c. Blanco
Gambar II.5 Bakteri Zymomonas Bakteri Zymomonas mobilis
Gambar II.6 Jamur Aspergillus Jamur Aspergillus niger
II.2 Mikroskop
Gambar II.7 Bakteri Zymomonas Bakteri Zymomonas mobilis
Gambar II.8 Jamur Aspergillus Jamur Aspergillus niger
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
3 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
III. Pembahasan
III.1 Inokulasi Mikroorganisme Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme ini adalah untuk mempelajari
teknik
inokulasi
biakan
mikroorganisme
pada
medium
steril. Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Substrat yang digunakan dalam mengembangkan dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media. Alat – alat yang digunakan dalam
perkembangbiakan
ini
harus
disterilkan
terlebih
dulu,
supaya
mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Jika media yang digunakan itu steril, maka mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak akan tumbuh serta ti dak menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sebelum mengisinya dengan medium agar terlebih dahulu petridish dibungkus menggunakan kertas coklat dan tabung reaksi dis umbat dengan kapas. Bagian kertas coklat yang berplastik berada di bagian luar karena bertujuan untuk mencegah agar uap air tidak masuk ke petridish yang akan membuat petridish terkontaminasi. Kemudian dimasukkan di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121 0C. Kondisi ini memungkinkan seluruh material atau benda yang diletakkan di dalamnya bebas dari mikroorganisme, karena mikroorganisme bahkan endospora sekalipun tidak dapat bertahan hidup lebih dari 12-13 menit selama proses sterilisasi. Proses terse but bertujuan untuk mensterilkan petridish dan juga peralatan lain yang digunakan selama percobaan. Autoclave efektif digunakan untuk mensterilkan peralatan maupun media yang digunakan. Uap panas bertekanan tinggi yang dihasilkan mampu mensterilkan peralatan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. (http://ehs.unc.edu/training/self_study/autoclave/container.php?page=4)
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
4 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Setelah disterilkan, tabung reaksi dan petridish diisi dengan media NBA (Nutrient Broth Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar) yang berbentuk cair dengan menggunakan pipet ukur. NBA (Nutrient Broth Agar) merupakan suatu ekstrak cair jaringan daging sapi yang empuk, dikonsentrasikan menjadi pasta. Kandungan dalam NBA ini adalah substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air, meliputi karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang larut dalam air, dan garamgaraman yang baik bagi untuk berkembangbiaknya bakteri. Sedangkan media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk medium penumbuhan jamur karena PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan jamur. (Pelczar, 2007) Tabung reaksi dan petridish diisi dengan media hingga 1/3 bagian. Tujuan pengisian 1/3 bagian agar permukaan media menjadi lebih luas ketika tabung reaksi dimiringkan karena bila melebihi 1/3 bagian dimungkinkan kemiringan dari tabung reaksi kurang maksimal sehingga permukaan media menjadi sempit. Setelah itu tabung reaksi di miringkan untuk dibiarkan beberapa menit agar media menjadi solid. Begitu juga petridish dibiarkan beberapa menit agar medianya menjadi solid. Tabung reaksi dimiringkan dengan tujuan agar permukaan media menjadi le bih luas sehingga dapat memermudah proses penanaman mikroorganisme. Setelah media menjadi solid, lalu dimulailah proses inokulasi yang dilakukan di incase agar prosesnya tetap berlangsung steril. Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu: 1. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. 2. Metode tebar, inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. 3. Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada cawan petri secara bersamaan. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
5 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal. 4. Metode tusuk, metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media. Metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode gores, metode tuang atau metode sebar. Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri. Metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu metode gores. Digunakan metode gores karena kelebihannya di sisi waktu dan ekonomi. Metode gores atau streak plate menggunakan jarum ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni. (Oetomo, 1990) Pada proses inokulasi kali ini, dibutuhkan 4 tabung reaksi dan 2 petridish. 2 tabung reaksi, 1 petridish akan diisi dengan media NBA dan 2 tabung reaksi, 1 petridish lainnya diisi dengan media PDA. Untuk pembanding digunakan 2 tabung reaksi yang telah diisi media PDA dan NBA sebagai blanco. Proses inokulasi ini dilakukan di incase yang terdapat biakan bakteri Zymomonas mobilis dan jamur Aspergillus niger . Teknik dalam inokulasi yaitu pertama-tama kawat ose di panaskan pada nyala api lampu spiritus hingga membara. Kawat ose dipanaskan agar steril, karena kawat ose telah dipakai berkali-kali sehingga mikroorganisme yang tersisa bisa dimusnahkan. Kemudian kawat ose didiamkan selama 5 detik untuk menurunkan suhunya. Penurunan suhu bertujuan untuk menghindari bakteri yang diambil dari
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
6 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
tabung biakan mati. Mikroorganisme yang akan inokulasikan yaitu bakteri dengan jenis Zymomonas mobilis dan jamur dengan jenis Aspergillus niger. Untuk bakteri Zymomonas mobilis, media yang digunakan yaitu NBA sedangkan untuk jamur Aspergillus niger media yang digunakan yaitu PDA. Dilanjutkan dengan menggoreskan kawat ose untuk mengambil mikroorganisme di biakan murni, kemudian digoreskan ke media yang masih steril. Pada tabung reaksi, teknik penggoresannya lurus dari permukaan atas ke bawah media agar sedangkan pada petridish teknik penggoresannya yaitu zig-zag dari atas ke bawah. Hal ini dilakukan agar mikroorganisme yang tertanam semakin banyak pada permukaan media agar. Lalu setelah dilakukan inokulasi, tabung reaksi dan petridish dimas ukkan ke dalam inkubator yang memiliki suhu 29 0 C selama 24 jam karena jamur Aspergillus niger tumbuh dan berkembang biak dengan maksimal pada suhu antara 35-37 oC dan bakteri Zymomonas mobilis tumbuh dan berkembang biak dengan maksimal pada suhu antara 35-37
o
C. Hal ini sesuai dengan tujuan inkubasi sendiri yaitu
menyediakan kondisi yang sesuai untuk pembiakan bakteri. Pada petriridish terlabih dahulu dibungkus kertas coklat dan diberi perekat sebelum dimasukkan ke dalam inkubator. Ketika dimasukkan ke dalam inkubator posisi dari petridish terbalik. Hal ini bertujuan agar tidak ada uap air yang menetes ke media agar di petridish sehingga dapat membuat proses pembiakan terkontaminasi. Setelah 24 jam, bakteri Zymomonas mobilis pada tabung reaksi maupun petridish berhasil berkembang biak, begitu juga dengan jamur Aspergillus niger. Pada petridish, didapatkan hasil zig-zag yang terputus dan kurang merata sehingga hasilnya kurang, hal ini disebabkan karena pada saat penggoresan yang kurang profesional. Untuk hasil blanko, terlihat bahwa media NBA dan PDA tetap steril, tidak ada mikroorganisme yang berkembang biak. III.2 Mikroskop Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melatih menggunakan mikroskop dengan cara melihat morfologi bakteri dan jamur, serta mengenal bentuk-bentuk bakteri ,jamur dan melatih membuat preparat. Pada percobaan ini bakteri yang diamati morfologinya dalam percobaan ini adalah Zymomonas mobilis sedangkan jamur yang diamati morfologinya dalam percobaan ini adalah Aspergillus niger .
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
7 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Pada percobaan kali ini bakteri yang digunakan adalah Zymomonas mobilis. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui bentuk morfologi bakteri tersebut secara makroskopis menggunakan mikroskop. Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan mikroskop dan peralatan lainnya seperti kawat ose, object glass dan deck glass. Kemudian memastikan bahwa lensa okuler dan lensa objektif dalam keadaan bersih dan steril. Untuk memastikan bahwa object glass dan deck glass steril dapat dilakukan dengan menetesi object glass dan deck glass dengan larutan alcohol. Tujuannya dari sterilisasi ini adalah agar gambar dari pengamatan yang akan didapat mudah untuk diamati. Kemudian bakteri Zymomonas mobilis diambil dari incase yang berisi bakteri dengan menggunakan kawat ose yang telah disterilkan dahulu, dengan cara membakar kawat ose hingga berpijar dengan api dari bunsen. Kawat ose perlu disterilkan saat mengambil bakteri Zymomonas mobilis agar bakteri Zymomonas mobilis yang diambil tidak terkontaminasi zat asing. Sebelum menggores tabung biakan bakteri terlebih dahulu kawat ose didiamkan selama 5 detik untuk menurunkan suhunya. Penurunan suhu bertujuan untuk menghindari bakteri yang diambil dari tabung biakan mati. Kemudian, bakteri Zymomonas mobilis diambil dengan kawat ose yang telah steril dan digoreskan diatas object glass yang berfungsi untuk meletakkan obyek yang akan diamati. Lalu menetesi 1 tetes aquadest dan ditutup dengan deck glass yang berfungsi sebagai penutup object glass. Aquadest diberikan agar bakteri Zymomonas mobilis yang diambil tidak berkoloni sehingga pengamatan dengan mikroskop dapat lebih mudah. Kemudian, object glass yang telah digoreskan bakteri Zymomonas mobilis dan ditutup oleh deck glass diletakkan di meja benda pada mikroskop. Kemudian, mikroskop dihidupkan dan pengamatan dijalankan dengan perbesaran lensa obyektif 40x sehingga perbesaran total yang digunakan adalah 400x karena perbesaran lensa okuler adalah 10x. Perbesaran total 400x dipilih agar bakteri Zymomonas mobilis dapat diamati dengan jelas, namun apabila masih belum jelas, maka perbesaran lensa objektif diganti menjadi 100x sehingga perbesaran total menjadi 1000x. Setelah bakteri Zymomonas mobilis sudah terlihat cukup jelas, bakteri Zymomonas mobilis yang teramati digambar pada data pengamatan. Kemudian dilakukan prosedur yang sama untuk Jamur Aspergillus niger dengan menggunakan pembesaran yang sama yaitu 400x.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
8 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Klasifikasi bakteri Zymomonas mobilis
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Alpha Proteobacteria
Order
: Sphingomonadales
Family
: Sphingomonadaceae
Genus
: Zymomonas
Species
: Zymomonas mobilis
Pada percobaan menggunakan bakteri Zymomonas mobilis, dapat dilihat bahwa bentuk bakteri Zymomonas mobilis yang teramati adalah berbentuk batang yang jumlahnya sangat banyak. Hal itu sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa bakteri Zymomonas mobilis merupakan bakteri fakultatif anaerob bersifat anaerob tapi juga toleran terhadap oksigen. Bakteri ini berbentuk batang dengan panjang 2-6 µm dan lebarnya sekitar 1-1.4µm, tidak berspora, ada yang bersifat motil bercemeti polar dengan 1 sampai 4 flagel, merupakan bakteri Gram-negatif. Bakteri Zymomonas mobilis ini secara alami ditemukan pada tanaman yang mengandung gula-gula yang dapat terfermentasi seperti anggur . Bakteri Zymomonas mobilis juga didapatkan melalui isolasi minuman beralkohol seperti pulque Meksiko, kontaminan bir dan sari buah apel Eropa. Pada percobaan mikroskop dengan mengamati bakteri Zymomonas mobilis, telah sesuai dengan literatur bahwa bakteri Zymomonas mobilis benar-benar berbentuk batang yang terlihat sangat halus dengan jumlah yang cukup banyak dan berkoloni. Warna bakteri Zymomonas mobilis pada hasil pengamatan berwarna coklat kehitaman, hal ini berbeda dengan literatur yang berwarna merah kecoklatan.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
9 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Gambar III.1 Zymomonas mobilis
Gambar III.2 Zymomonas mobilis
berdasarkan literatur
berdasarkan hasil pengamatan (Gunasekaran dan Raj, 1999)
Klasifikasi bakteri Zymomonas mobilis
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Class
: Eurotiomycetes
Order
: Eurotiales
Family
: Trichocomaceae
Genus
: Aspergillus
Species
: Aspergillus niger
Pada percobaan kali ini jamur yang digunakan adalah jamur Aspergillus niger. Pengamatan dilakukan dengan untuk mengetahui bentuk morfologi jamur Aspergillus niger tersebut secara makroskopis menggunakan mikroskop. Seperti melakukan pengamatan bakteri, prosedur yang sama juga dilakukan untuk pengamatan jamur Aspergillus niger. Setelah semua gambar didapatkan, object glass dan deck glass dicuci dengan menggunakan alcohol agar tidak ada bakteri maupun jamur di object glass dan deck glass dan mikroskop dimatikan. Bakteri Aspergillus niger merupakan jamur yang dikelompokkan dalam ascomycota. Aspergillus niger termasuk ke dalam kelas Ascomycetes. Di dalam industry, Aspergillus niger banyak dipakai dalam proses produksi asam sitrat. Spesies ini termasuk fungi berfilamen penghasil selulase dan crude enzyme secara
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
10 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
komersial serta penanganannya mudah dan murah. Ciri-ciri umum dari Aspergillus niger antara lain: warna konidia hitam kelam atau hitam kecoklatan dan berbentuk bulat, bersifat termofilik, tidak terganggu pertumbuhannya karena adanya peningkatan suhu. Dapat hidup dalam kelembaban nisbi 80 dapat merusak bahan pangan yang dikeringkan atau bahan makanan yang memiliki kadar garam tinggi dan dapat mengakumulasi asam sitrat. Aspergillus niger merupakan ascomycota bersel banyak yang membentuk miselium. Aspergillus niger biasa ditemukan dari tanah, sisa tumbuhan dan udara dalam ruangan. Hasil pengamatan pada jamur Aspergillus niger sesuai dengan literatur yaitu berwarna hitam gelap yang tersebar tidak beraturan serta berbentuk bulat yang banyak. Tetapi dalam pengamatan, jamur Aspergillus niger tidak begitu terlihat bentuknya yang bulat hal ini dikarenakan kurangnya perbesaran pada mikroskop.
Gambar III.3 Gambar Aspergillus niger
Gambar III.4 Gambar Aspergillus niger
berdasarkan literatur
berdasarkan hasil pengamatan (Indrawati Gandjar, 2006)
IV. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mold berkembang biak? Secara alamiah kapang (mold) berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora, sedangkan dengan seksual yaitu dengan peleburan nukleus dari kedua induknya. Ada beberapa macam spora aseksual, yaitu: Spora yang berkelompok kecil, disebut dengan sporangium. Spora yang terjadi dari ujung hifa yang terbelah-belah seperti tasbih, disebut dengan konidia.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Klamidospora dari
11 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
bagian misellium yang dapat membesar serta berdinding tebal. Oidospora spora yang serupa telur. Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet. Tapi pada beberapa species mempunyai perbedaab gamet besar dan kecil sehingga disebut mikrogamet (sel kelamin jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina). (http://andre4088.blogspot.com/2012/02/kapang.html) 2. Sebutkan penggunaan atau arti mold yang diperiksa diatas? Mold merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-benang hifa atau filamen, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. (http://www.sodiycxacun.web.id/2010/05/sekilas-tentang-mikologi-jamur.html) 3. Apa yang disebut hypha? Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/ 197606052001122-ENI_NURAENI/BAHAN_AJAR/FUNGI.pdf) 4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati? Kebanyakan yeast melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan tunas secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksual menghasilkan askospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang menghasilkan sel anakan kecil. Jumlah spora dalam askus bervariasi tergantung macam yeastnya.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
12 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Gambar .4.1 .Konjugasi (nsyarohp.files.wordpress.com) 5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast? a. Oksigen Mikroorganisme dapat diklasifikasikan dari kebutuhan oksigennya. Mikroba aerob membutuhkan oksigen, sedangkan anaerob tidak membutuhkan oksigen untuk proses pertumbuhannya. Khamir ( yeast) tumbuh dengan baik apabila terdapat cukup oksigen, tapi beberapa spesies dapat tumbuh pada kondisi tanpa oksigen. Kapang dapat tumbuh hanya jika terdapat oksigen, sedangkan bakteri ada yang aerob dan sebagian juga anaerob. b. Kadar air Ahli mikrobiologi menjelaskan efek dari kadar air lingkungan pada mikroba sebagai water activity (a.w.). Water activity adalah rasio dari tekanan uap air pada larutan dengan tekanan uap pada air murni pada temperatur dan tekanan yang sama. Larutan yang homogen mempunyai rasio mendekati 1. Kebanyakan spesies bakteri, yeast dan kapang membutuhkan nilai a.w. 0.9 – 1 untuk dapat hidup. Tetapi ada juga yang dapat hidup pada kondisi a.w 0.6 – 0.7. c. Temperatur Beberapa mikroba dapat hidup pada temperatur tinggi, demikian sebaliknya. Psychrophillic dapat hidup pada temperatur 20 – 30 0C. Spesies mesophillic dapat hidup antara 30 – 40 0C. sedangkan thermophillic dapat hidup pada temperature 45 – 65 0C. bakteri dapat hidup pada range temperature anta ra 0 – 90 0C. Yeast dan kapang dapat dimatikan pada temperature 60 0C selama 15 menit. d. pH
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
13 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Keasaman dari larutan gula menentukan mikroba yang dapat tumbuh pada larutan gula. Yeast dan kapang dapat tumbuh pada pH 2 – 8, sedangkan bakteri sensitif terhadap kondisi pH. Beberapa bakteri dapat tumbuh pada pH 4
– 8, sedangkan beberapa hanya dapat tumbuh pada pH 6.5 – 7.5. (http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir/) 6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya? A. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: 1. Bakteri Kokus: kokus a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal. b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan. c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus. e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur 2. Bakteri Basil: basil a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan c. Streptobasil
yaitu
beberapa
sel
bakteri
basil
berdempetan
membentuk rantai 3. Bakteri Spirilia : spirilia a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma B. Klasifikasi bakteri berdasarkan alat geraknya. Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu: 1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu 2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi 3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung 4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
14 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
(http://dwisriwulandari.student.umm.ac.id/download-as pdf/umm_blog_article_88.pdf ) 7. Apa tujuan pemakaian imersion oil? Peranan
oil
immersion
atau
minyak
emersi
berguna
untuk
menghilangkan udara yang terletak di antara lensa objektif dengan gelas objek, sehingga sinar yang masuk ke dalam lensa objektif tidak dibiaskan. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21573/4/Chapter%20II.pdf) 8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri? Bakteri berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika ( rekombinasi genetik ). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri. a. Pembelahan Biner Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut. 1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus. 2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang. 3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. b. Transformasi Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
15 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. c. Transduksi Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus-virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). d. Konjugasi Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan (transfer faktor = faktor F) (brian34.blogspot.com/2008/10/reproduksi-bakteri.html) 9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri? Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah : a. Suhu Temperatur merupakan salah satu lingkungan fisik yang penting bagi kehidupan mikroorganisme. Jenis-jenis mikroorganisme tertentu dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas sedangkan jenis lainnya pada kisaran suhu yang sempit. Secara keseluruhan batas kisaran suhu kehidupan mikroorganisme terletak antara -10oC-90oC. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
16 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0° – 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
b. Kelembaban dan Kadar Air Kelembaban dan kadar air biasanya berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan
pembentukan
alat
pertahanan
mikroorganisme.
Pertumbuhan bakteri dan jamur sel tunggal memerlukan kelembaban relatif di atas 85%. Sedangkan untuk aktinomiset dan jamur benang memerlukan kelembaban lebih rendah sampai di bawah 80% c. Tekanan Osmose Larutan hipertonis(pekat) menghambat pertumbuhan bakteri karena dapat menyebabkan plasmolysis atau kerusakan membrane plasma. Tekanan osmose tinggi banyak digunakan dalam praktek pengendalian bahan
makanan
supaya
tidak
terserang
mikroorganisme
karena
pertumbuhannya. Ada beberapa mikroorganisme yang tahan terhadap tekanan osmose tinggi, misalnya khamir osmofil dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, dan bakteri halodurik dapat tahan dalam substrat berkadar garam 30%. d. Derajat Keasaman Setiap mikroorganisme mempunyai kiaran hidup pada pH tertentu yang terdiri atas pH minimum, optimum dan maksimum. Bakteri mempunyai kisaran pH untuk pertumbuhan sekitar daerah netral antara 6,57,5. Sedangkan khamir di daerah asam antara 4,0-4,5. Oleh karena itu, mikroorganisme dikelompokan menjadi 3 kelompok berdasarkan kisaran pH kehidupannya. Mikroorganisme yang hidup dalam kisaran pH asam termasuk kelompok asidofilik sedangkan yang hidup dalam kisaran basa termasuk dalam alkalifilik dan yang hidup di daerah pH netral disebut
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
17 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
esofilik atau neutrofilik. Lingkungan abiotik lainnya yang memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme masih sangat banyak misalnya toksik, arus listrik, radiasi, tegangan permukaan dan tegangan mekanik. (Bambang Purnomo, 2004, hal 18-21)
V. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. 2. Dalam setiap perlakuan metode inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis dimaksudkan agar bahan dan alat tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. 3. Metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu metode gores. Digunakan metode gores karena kelebihannya di sisi waktu dan ekonomi sehingga dapat mempercepat waktu dalam proses inokulasi. 4. Hasil inokulasi bakteri Zymomonas mobilis pada tabung reaksi maupun petridish berhasil berkembang biak, begitu juga dengan jamur Aspergillus niger. Meskipun pada petridish, didapatkan hasil zig-zag yang terputus dan kurang terbentuk koloni yang merata, hal ini disebabkan karena pada saat penggoresan yang kurang profesional. Untuk hasil blanko, terlihat bahwa media NBA dan PDA tetap steril serta tidak ada mikroorganisme yang berkembang biak. 5. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop berhasil dilakukan, hal ini dibuktikan dengan pengamatan preparat yang terlihat hampir sama dengan literatur, meskipun tidak terlihat jelas seperti pada literatur. Hal ini disebabkan karena koloni yang teramati terlalu banyak dan juga dikarenakan perbesaran yang hanya 400x. 6. Hasil pengamatan pada bakteri Zymomonas mobilis telah sesuai dengan literatur bahwa bakteri Zymomonas mobilis benar-benar berbentuk batang yang terlihat sangat halus dengan jumlah yang cukup banyak dan berkoloni. Warna bakteri Zymomonas mobilis pada hasil pengamatan berwarna coklat kehitaman, hal ini berbeda dengan literatur yang berwarna merah kecoklatan.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
18 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
7. Hasil pengamatan pada jamur Aspergillus niger sesuai dengan literatur yaitu berwarna hitam gelap yang tersebar tidak beraturan serta berbentuk bulat yang banyak. Tetapi dalam pengamatan, jamur Aspergillus niger tidak begitu terlihat bentuknya yang bulat hal ini dikarenakan kurangnya perbesaran pada mikroskop.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
19 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Daftar Pustaka
http ://brian34.blogspot.com/2008/10/reproduksi-bakteri.html diakses 09 Maret 2014. 14:10. http://andre4088.blogspot.com/2012/02/kapang.html diakses 09 Maret 2014.14:30 http://www.mimage.unifrankfurt.de/modelsystems/saccharomyces_cerevisiae_ms0 1.htm diakases 16 Maret 2014.13:02. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri#Morfologi_bakteri)
diakses
16
Maret
2014.16:10. http://www.sodiycxacun.web.id/2010/05/sekilas-tentang-mikologi-jamur.html diakses 15 Maret 2014.17:05. http://web.mst.edu/~microbio/bio221_2007/P_putida.htm diakses tanggal 17 maret 2014 pukul 16.00. http://halijahasyim86.blogspot.com/2010/06/aspergillusniger.html ,
diakses
tanggal 18 Maret 2014 pukul 20.00. http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir diakses 16 Maret 2014.16:55. http://www.universityofcalifornia.edu/everyday/agriculture/ecoli.html diakses 16 Maret 2014.12:20. http://ehs.unc.edu/training/self_study/autoclave/container.php?page=4
diakses
tangal 17 Maret 2014 pukul 19.00 Anonim. 2012. Principles of Autoclave Operation. Gunasekaran, P. dan Raj, K.C..(1999). Fermentation Technology-Zymomonas mobilis mobilis.India: Departement of Microbial Technology, School of Biological Sciences, Mandurai Kamaraj University. Nuraini, Eni.2002. Bahan Ajar Mikrobiologi.Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. Oetomo Hadi, Ratnasari.1990. Mikrobiologi Dasar .Jakarta:PT Gramedia. Purnomo, Bambang.2004. Mikrobiologi.Semarang: Fakultas Matematika dan Ipa Universitas Dipenogoro. Pelczar, Michael J. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI Press.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
20 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Lampiran
lembar pengamatan terlampir
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS