INISIASI 8 ANTILOGISME DAN DILEMA
Melanjutkan Melanjutkan dari inisiasi inisiasi 7, yang lebih signifikan signifikan dan praktis silogisme majemuk, yaitu: Antisilogisme (pengujian silogisme) dan Dilema (penyimpulan bercabang). Antilogisme dan Dilema dalam logika sebagai gelaja penyimpangan berpikir logis. Antilogisme pengujian silogisme silogisme adalah Antis Antisil ilog ogism ismee atau atau pengujian adalah suatu suatu ingkar ingkaran an kesimp kesimpulan ulan pada pada silogisme majemuk yang menimbulkan ketidakselarasan antara premis dan kesimpulan!. Antisilogisme digunakan untuk menguji silogisme majemuk. "asil antilogisme, bah#a yang tepat adalah kesimpulan semula, sebab kesimpulan yang kedua diingkari. "ukum dasar antisilogisme: ingkaran kesimpulan dari silogisme majemuk yang me#ujudkan ketida ketidaksel kselaras arasan an dengan dengan premisny premisnya, a, maka maka yang yang tepat tepat adalah adalah kesimpu kesimpulan lan semula semula!. !. $emb $embuk uktia tian n dari dari anti antilo logis gisme me,, yait yaitu u ke%te ke%tepa pat%a t%an n kesim kesimpu pula lanny nnyaa deng dengan an diagr diagram am himpunan.
$enyimpul $enyimpulan an antisilogism antisilogismee didasarkan didasarkan pada hukum dasar antisilogism antisilogismee sebagai sebagai suatu &A'&*+ (silogisme yang mesti benar), yang disusun oleh silogisme kondisional deng dengan an cara: cara: ingk ingkar arii kons konsek ekue uen n deng dengan an menet menetap apka kan n salah salah satu satu ante antesed seden en,, maka maka kesimpulannya cukup ingkari salah satu antesedennya. -ara ini mengikuti modus tolendo tolen (dalam tolen (dalam silogisme ekuialen). Dilema Dilema Dilema atau penyimpulan bercabang adalah penyimpulan dalam silogisme majemuk yang lebih kompleks dengan dua proposisi implikatif sebagai premis mayor dan proposisi disjungtif sebagai premis minor, yang me#ujudkan kesimpulan yang bercabang!. Dilema diguna digunakan kan di dalam dalam perbin perbincan cangan gan,, yang yang menunt menuntut ut teman teman bicara bicara harus harus mengam mengambil bil kesimpulan yang sulit atau tidak menyenangkan, untuk menuntut keadilan. Atas dasar sistem penalarannya, ada / macam Dilema: 0onstruktif dan Destruktif. Dilema Konstruti! Konstruti! Dilema Dilema konstru konstrukti ktiff adalah adalah bentu bentuk k penyim penyimpul pulan an bercab bercabang ang dengan dengan modus modus ponendo ponen (dalam (dalam silogi silogisme sme ekuia ekuialen len)!. )!. 1aitu, menetap menetapkan kan antesed anteseden en masing masing%ma %masin sing g proposisi implikatif pada premis mayor, maka kesimpulannya menetapkan konsekuen masing%masing proposisi itu. Ada 2 hukum dasar dilema konstruktif: 3. 4ika (jika anteseden%3 anteseden%3 maka konsekuen, konsekuen, dan jika anteseden%/ anteseden%/ maka konsekuen) konsekuen) dan (anteseden%3 atau anteseden%/), maka kesimpulannya (konsekuen). /. 4ika (jika anteseden%3 maka konsekuen%3, dan jika anteseden%/ maka konsekuen%/) dan (anteseden%3 atau anteseden%/), maka kesimpulannya (konsekuen%3 atau konsekuen%/). 2. 4ika (jika anteseden maka konsekuen%3, dan jika non%anteseden maka konsekuen%/) dan dan (ant (antese esede den n atau atau non% non%an antes tesed eden en), ), maka maka kesim kesimpu pulan lanny nyaa (kon (konsek sekue uen% n%3 3 atau atau konsekuen%/). 5ukti ke%tepat%an dilema konstruktif, dengan tabel kebenaran6 dan bukti ke%benar%annya adalah &A'&*+. Dilema Destruti! Dilema Dilema destruktif destruktif adalah bentuk bentuk penyimpula penyimpulan n bercabang bercabang dengan modus tolendo tolendo tolen (dalam (dalam silogis silogisme me ekuia ekuialen len)!. )!. 1aitu, itu, ingkar ingkarii konsek konsekuen uen masing masing%ma %masin sing g propos proposisi isi
implikatif pada premis mayor, maka kesimpulannya ingkari masing%maisng anteseden proposisi itu. Ada / hukum dasar dilema destruktif6 3. 4ika (jika anteseden maka konsekuen%3, dan jika anteseden maka konsekuen%/) dan (non%konsekuen%3 atau non%konsekuen%/), maka kesimpulannya (non anteseden). /. 4ika (jika anteseden%3 maka konsekuen%3, dan jika anteseden%/ maka konsekuen%/) dan (non konsekuen%3 atau non konsekuen%/), maka kesimpulannya (non anteseden%3 atau non anteseden%/). 5ukti ke%tepat%an dilema destruktif, dengan tabel kebenaran6 dan bukti ke%benar%annya adalah &A'&*+. 'ntuk ingkari dilema dengan 8&+ (penyimpulan dilema yang kesimpulannya untuk ingkari kesimpulan dilema semula). Dengan demikian, dari bahasan Antilogisme dan Dilema, dapat dipahami secara jelas bah#a *+0A adalah sistem penalaran tentang penyimpulan yang sah (tepat) sebagai berpikir logis dalam bidang hukum, ilmu pengetahuan ilmiah dan kehidupan sehari%hari. ebab itu, jika berpikir (menalar) tidak mengikuti hukum dasar penyimpulan yang sah, maka dapat dikatakan tidak logis. umber: 9oor Muhsin 5akri dan onjoruri 5udiani &risakti. Logika. 8d. . 4akarta: 'niersitas &erbuka, /;3/, hal. <./7%<.=3. DISK"SI 3. 4elaskan dan berikan contoh mengenai Antilogisme dan Dilema sebagai penutup inisiasi ogika> /. ilakan memberikan kritik terhadap keseluruhan inisiasi ogika pada &uton ini>
&erima kasih. alam diskusi dan tetap semangat studi, Masyur#a$i%