INFERTILITAS
Definisi • Ketidakmampuan pasangan usia subur untuk menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup, setelah pasangan itu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kehamilan/konsepsi dalam waktu 1 tahun
• Prosentase terjadinya kehamilan menurut waktu adalah sebagai berikut: – 1 bulan
33%
– 3 bulan
57%
– 6 bulan
72%
– 12 bulan
85%
– 24 bulan
93%
• Klinis 1 tahun • Epidemiologis (WHO)
2
tahun
• Probabilitas kehamilan terjadinya kehamilan pada pasangan usia subur, bila pasangan tersebut tidak dengan sengaja mencegah terjadinya kehamilan (coitus interuptus, kontrasepsi, sterilisasi, dll)
Istilah • Pregnancy wastage – Kehamilan sia-sia – Bila pasangan tersebut mampu mengadakan konsepsi/kehamilan, tapi tak mampu mendapatkan anak yg mampu hidup ( viable) – Tidak ada gangguan infertilitas, tapi kehamilan tidak berakhir dengan sempurna – Menyebabkan: abortus habitualis, stillbirth
– Causa: • Serviks inkompeten
abortus
pada trimester 1-2
• Faktor genetik mis.kelainan sperma/sel telur/kromosom abortus pada trimester 1 • Faktor lingkungan pada ibu (teratogenik: obat, alkohol, nikotin, dll) gangguan fase organogenesis
• Unproven infertility /Unproven fertility – Keadaan yg dianggap sebagai infertilitas, padahal tidak terjadinya konsepsi/kehamilan disebabkan oleh karena hal-hal medis/nonmedis yg memang tidak memungkinkan terjadinya konsepsi – Ibu menyusui anovulasi, penggunaan kontrasepsi, pasangan yg jarang bertemu (lain kota frekuensi koitus jarang) – Belum terbukti infertil/fertil
• Childlessness – Tidak mempunyai anak hidup – Causa: infertilitas primer, pregnancy wastage, kematian bayi/anak – Secara demografis untuk memprkirakan besarnya masalah infertilitas pada suatu negara dan dibandingkan dengan negara yang lain
• Sterilitas – Mutlak tidak dapat mendapatkan keturunan – Aplasia uteri, telah tubektomi/vasektomi, agenesis testis, dll
Klasifikasi 1. Infertilitas primer terjadi pada wanita yang belum pernah sama sekali hamil 2. Infertilitas sekunder hamil sebelumnya
sudah
pernah
Prevalensi • Di masyarakat prevalensi 3-5%, karena selalu ada penyebab yg tidak bisa diubah (mis.kelainan bawaan) • Bila ada faktor lain prevalensi bisa meningkat >30% (mis.STD) • Angka prevalensi diperoleh dari: survey masyarakat, data sensus, angka kelahiran, survey kesehatan dan demografi
Penyebab infertilitas • Secara umum : faktor pria, faktor wanita, atau keduanya • Fertilitas dan infertilitas merupakan kemampuan pasangan suami-istri sebagai suatu kesatuan biologik.
FAKTOR WANITA ( Berdasar Lokasi ) 1 ) VAGINA : - ) Psikogen ( vaginismus, disparenia ) - ) Anatomik ( kongenital ) - ) Radang ( vaginitis ) 2 ) CERVIX : - ) Sumbatan kanalis servikalis ( kongenital, polip, stenosis akibat radang ) - ) Lendir cervix abnormal - ) Malposisi cervix
3 ) UTERUS - ) Distorsi cavum uteri - ) Endometriosis - ) Endometritis - ) Gangguan kontraksi uterus - ) Post kuretase berlebihan 4 ) TUBA - ) Malfungsi ( fungsi dan motilitas silia kurang ) - ) Sumbatan ( stenosis krn radang / infeksi, endometriosis )
5 ) OVARIUM Kegagalan ovulasi ( polikistik ovarial disease ) 6 ) PERITONEUM Perlekatan – perlekatan yang menghalangi terjadinya migrasi ( ovum ke tuba )
FAKTOR WANITA ( Berdasar Etiologi ) KELAINAN :
1 ) Hormonal 2 ) Obstruksi 3 ) Infeksi ( GO dan Chlamydia ) 4 ) Kongenital 5 ) Metabolisme 6 ) Imunologi ( Sperma Antibodi )
CATATAN - ) 65 % infertilitas disebabkan INFEKSI paling sering adalah GO dan Chlamydia. - ) 5 – 10 % infertilitas disebabkan kelainan IMUNOLOGIK yaitu dengan adanya sperma antibodi. Sperma antibodi yang terjadi berupa : ^ ) Antibodi wanita terhadap sperma ^ ) Antibodi pria terhadap sperma Mekanismenya : Cervitis kronis > masuk sistem RE > bentuk antibodi ( sekresi cervix ) > Aglutinasi sperma.
FAKTOR PRIA 1 ) GANGGUAN PRODUKSI SPERMA - ) Penyakit Testis ( hipoplasi testis, infeksi, dll ) - ) Penyakit endokrin 2 ) GANGGUAN TRANSPORT SPERMA - ) Impotensi - ) ED ( Ejakulasi Dini ) - ) Penutupan duktus deferens - ) Fimosis - ) Hipospadia
FAKTOR – FAKTOR PENGARUHI INFERTILITAS 1 ) PERILAKU SEXUAL - ) Prevalensi infeksi - ) Abortus provokatus 2 ) SOSIAL EKONOMI Mempengaruhi higiena yang bersumber dari perilaku.
3 ) LINGKUNGAN Faktor promotor, bukan merupakan faktor inisiator karena multifaktorial penyebab infertilitas. - ) Suhu ( optimum sperma 35 derajat celsius ) - ) Pestisida - ) Alkohol - ) Rokok - ) Radiasi - ) Drug abuse
DIAGNOSA Merupakan “couple disease”, sehingga pemeriksaan yang dilakukan harus kedua belah pihak. Diagnosis ditegakkan dengan : 1 ) Anamnesis 2 ) Pemeriksaan Fisik 3 ) Pemeriksaan Penunjang
PROSEDUR DIAGNOSA RUTIN 1 ) Anamnesis - ) Riwayat infeksi ( asimptomatis ) - ) Gangguan siklus menstruasi. - ) Frekwensi hubungan seksual serta ada atau tidaknya disfungsi sexual. 2 ) Analisa Semen - ) Setelah 2 – 7 hari abstinensi dan harus sampai di lab tidak lebih dari 1 jam - ) Pemeriksaan meliputi ^ ) Koagulasi, visikositas, rupa ( warna & bau ), volume,pH,fruktosa ^ ) Mikroskopis : * ) JUMLAH ( >40 juta = 85 %, <10 juta = 5 % ) * ) MOTILITAS ( Gerak > 60 % setalah 4 jam keluar ) * ) BENTUK ( Abnormal < 25 % )
KELAINAN MIKROSKOPIS - ) Oligospermia : Jumlah kurang dari normal. - ) Astenospermia : Motilitas kurang dari normal. - )Teratospremia : Bentuk kurang dari normal.
3 ) Pencatatan suhu basal tubuh Tentukan waktu ovulasi 4 ) Postcoital Test ( Spermapenetrasimeter ) Menilai kemampuan sperma menembus lendir cervix dan adanya sperma antibodi. 5 ) Uji Rubin ( Insuflasi Tuba ) Untuk memeriksa patensi tuba Menggunakan karbondioksida an dipperiksa tekanan aliran gas 6 ) Histerosalpingografi ( mirip Uji Rubin tapi mneggunakan contras ) 7 ) Biopsi endometrium
PROSEDUR DIAGNOSA LANJUT 1 ) LAPAROSKOPI ( periksa organ genital interna dan peritoneum) 2 ) ULTRASONOGRAFI 3 ) PEMERIKSAAN HORMONAL ( FSH, LH, dan estrogen serum atau urin.
TERAPI Pada prinsipnya tidak semua penyebab infertilitas dapat diterapi karena penyebab pasti tidak dapat ditemukan. Sehingga terapi disesuaikan dengan kelainan yang timbul.
1 ) Pengobatan Hormonal Pada hambatan ovulasi atau spermatogenesis. 2 ) Pembedahan Pada sumbatan tuba / vas deferen, mioma,dll. 3 ) Pengobatan infeksi 4 ) Dll.
IN VITRO FERTILIZATION Dapat dilakukan pada pasangan yang harapan untuk terjadinya konsepsi alami kecil. Proses – proses yang dilalui : - ) Induksi Superovulasi - ) Monitoring perkembangan folikel - ) Persiapan Oosit - ) Inseminasi Oosit - ) Pembiakan in vitro - ) Transfer embrio ke dalam uterus.
PRINSIP UTAMA Memandang dari dua aspek, yaitu : - ) Aspek Medis - ) Aspek Epidemiologis Sehingga dengan memperhatikan kedua aspek tersebut diharapkan mampu melakukan langkah – langkah PENCEGAHAN
Faktor – faktor yang menimbulkan infertilitas dapat diobati, tetapi akan lebih baik dicegah. Sebagai contoh INFEKSI. Kita akan dengan mudah mengobati, tetapi apabila sudah pernah infeksi dan akhirnya sembuh tetap akan terjadi kerusakan dan gangguan fungsi organ Karena itu WASPADALAH!!!!