ILMU BALAGHAH (Ilmu al-Badi, Ilmu al-Bayan, dan Ilmu al-Ma’any)
Ujian Tengah Semester disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Balaghah yang diampu oleh Solehudin, M. Ag.
Disusun oleh: Jeen maulana (!!"!#$#!"%) (!!"!#$#!"%)
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNI!RSITAS ISLAM N!G!RI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG "#
%$$& De*inisi
I&M' BAA
Ilmu +ayan seaa +ahasa atinya Al-kasy*u (mengungkapkan) dan Al-idloh (menelaskan) . Seaa istilah
'()*(+ ,. /01 2(3 ,456(+ 789+ : *.+8; <=5> ?@ +=>+ ,456(+ *C+8(+ =E > ?@5 . 5 , 8: aitu dasa-dasa dan oidah-oidah yang digunakan untuk mengetahui mendatangkan
satu makna yang di kehendaki mutakallim dengan +e+agai aa
(+e+agai tati+) yang
se+agiannya +e+eda dengan se+agian yang lain didalam
menunukan keelasan makna
tese+ut.
"& /em+agian ilmu +ayan +eseta ontohnya a) 0ASBI1 0asy+ih Adalah : Menyeupakan suatu pekaa dengan pekaa yang lain dalam satu si*at dengan menggunakan alat penyeupaan, kaena adanya suatu tuuan.2ontoh : 'O >P+*P @O (+ O O84(?P V 5O (+ 3Ilmu itu sepeti 2ahaya dalam mem+ei petunuk4 &a*adh V 5(+ 5 Musya++ah
O84(+ 5 Musya++ah Bih 'O >P+*P @O (+ O 5 6aah Sya+ah 5 Adat 0asy+ih Dalam 0asy+ih (/enyeupaan) itu +ehu+ungan dengan tiga pem+ahasan yaitu : !. 7ukun tasy+ih. 8. /em+agian tasy+ih. $. 0uuan dai 0asy+ih. a) 7'9' 0ASBI1 7ukun 0asy+ih ada yaitu : !. Musya++ah (&a*ad; yang diseupakan dengan pekaa lain) 8. Musya++ah +ih (&a*ad; yang digunakan untuk menyeupakan) keduanya dise+ut dua sisi tasy+ih, $. 6aah sya+ah (Sisi /esamaan). . Adat 0asy+ih .
/
Dengan memandang pengam+ilan 6aah Sya+ah , maka 0asy+ih te+agi menadi dua maam yaitu : 0asy+ih 0amtsil dan =hoiu 0amtsil. > 0asy+ih 0amtsil : 0asy+ih yang ?aah sya+ahnya diam+il dai la*ad; yang +anyak. Sepeti : menyeupakan Bintang 0suoya (kumpulan +e+eapa +intang pada Buu 0su ) dengan Sedompol +uah Anggu yang +e+unga, dengan ?aah sya+ahnya : sama dalam keadaannya yang tampak ketika +ekumpulnya +enda putih yang +unda, yang keil ukuannya ).
> 0asy+ih =hoiu 0amtsil :0asy+ih yang ?aah sya+ahnya tidak diam+il dai la*ad; yang +anyak. Sepeti : menyeupakan Se+uah +intang dengan 'ang diham ( dengan ?aah sya+ahnya : sama dalam +entuk +undanya ) Dengan memandang ?uud dan tidaknya 6aah Sya+ah, tasy+ih te+agi menadi dua yaitu : 0asy+ih Mu*assol dan Mumal .
0asy+ih Mu*ashol: 0asy+ih yang ?aah sya+ahnya dise+utkan. Sepeti 'apan /enyai :
(OW(?P 5O XVPY:P Z[?0P 9 P O \V=V ] P^:P 4 =igi seinya dan Ai mataku +agaikan Mutiaa dalam hal sama enihnya4 9ata 3=igi sei 4 dan 3Ai mata 4 diseupakan dengan 3Mutiaa 4 dengan sisi pesamaan : 3Sama-sama enihnya 4
0asy+ih Mumal: 0asy+ih yang ?aah sya+ahnya tidak dise+utkan. Sepeti :
_O?5P `E (+ O O 6O (?P _OPb cP (+ O 8V d4(+ 3Ilmu ah?u pada 9alam itu sepeti =aam pada makanan4 9ata 4 Ilmu ah?u pada 9alam 4 diseupakan dengan kata 3gaam 4 dengan sisi pesamaan : 3Sama-sama meupakan pekaa yang pokok untuk menadikan kesempunaan 3.
Dengan memandang Adat 0asy+ih, maka 0asy+ih te+agi menadi dua yaitu Mua’kkad dan Musal.
0asy+ih Mu’akkad: 0asy+ih yang Adat tasy+ihnya di+uang. Sepeti : O8(+ O =f d P 8P V 5 Dia itu &autan dalam kedema?anannya. 0asy+ih Musal: 0asy+ih yang Adat tasy+ihnya dise+utkan. Sepeti :?X=P P =O d P (?P 8P V 5 Dia itu +agai &autan dalam kedema?anannya.
+) MAJA@ a. Majaz aqly , yaitu maa; yang menghu+ungkan se+uah *i’il (kata kea) atau yang semakna dengannya, dengan kata yang seatinya tidak pantas untuk diadikan *a’il-nya (pelaku). i.
Menghu+ungkan *i’il dengan ?aktu. 2ontoh:
k llC ?4o p &+?@1 qX?5(+ q]+ & k l. uv?X ?4o p &qX?5(+ +?@1 q]+ & ii.
Menghu+ungkan *i’il dengan tempat. 2ontoh:
k llC ?4o p &w+8x(? y+?z(+ {6Cv+ & k l. uv?X ?4o p &y+?z(? w+8x(+ {6Cv+ & iii.
Menghu+ungkan *i’il dengan se+a+. 2ontoh:
k llC ?4o p &8x(? ?@(+ yv & k l. uv?X ?4o p &?@(+ ;8 +v & i.
Menghu+ungkan *i’il dengan masda. 2ontoh:
k llC ?4o p &?1|C *6dX }|C & k l. uv?X ?4o p &*6dX }|C }|C & +. Majaz lughawy , yaitu uaan yang digunakan untuk menunuk sesuatu dilua makna tekstual (dalam istilah peakapan) kaena adanya koelasi (dengan makna kiasan), dengan adanya indikasi yang melaang pemaknaan asli (tekstual). i.
Majaz isti’arah,
yaitu maa; yang alaqah antaa makna ashly dengan makna
far’y +esi*at musyabbahah.
!) Isti’arah tashrihuyyah , yaitu maa; yang musya++ah +ih-nya dise+ut seaa tegas dalam kalimat. 2ontoh:
'E5(? ?4(+ =d(+ ~?•& €?5)+ q ,. q• 8: x6(+ <‚C: =d(+ 8: x6(+ =3 ƒq , 8(+ „X? =d(? +8• q• 'd>=…(+& 8) Isti’arah Makniyyah, yaitu maa; yang musya++ah +ih-nya disem+unyikan. 2ontoh:
†)+ {cd: ~?6z(+ {c& (o |X: }?z1‡+ 8: x6(+ <‚C: ~?6z(+ 8: x6(+ =3 ƒq , ~?6(+ 7:|1 „X? }?z1‡? ~?6z(+ '4c6(+ €?5)+ q ,. ~?c(+ 8: Xv+8( X ˆx& Dilihat dai segi pengam+ilan kata-kata yang diadikan isti’aah !) Isti’ârah Ashliyyah : yaitu isti’arah yang mana kata-kata isti’arah-nya +easal dai ism jins, ontoh:
*O 6O dP (+ |O >|O 5P (+ ‰O+=P 9 P ?4` (+ P=O V O( 2P P(Oo \V?4P (|P 1YP f?P O O ,(POo @O ŠP }O3O ‹O O84Œ (+ ,(POo y O ?6P V Œ (+ P XO Ž 8) Isti’ârah
taba’iyyah: yaitu isti’arah yang
kata-kata isti’arah-nya diam+il
dai isim, fiil ataupun huruf , ontoh:
,lP PY:P *Œ PPY ?4P >ŒPY ` 6V P 5 P P(:P qO 4` (+ wO:‚V •V O cV `4 P Š9 P V‘:P Dilihat dai pengkiasan musyabbah dan musyabbah bih-nya !) Al-Isti’arah al-Murasysyahah: yaitu isti’arah yang dise+utkan pengkiasan pada musyabbah bih -nya, ontoh:
P >*O P @ XV +81V?P ?XP:P @V VP?P O {dP OP ?6P P “*P @V (?O 'P (PPb ` (+ +:=P P + P >‚O `(+ 2P ”O (P:YV 8) Al-isti’arah
al-Mujarradah: yaitu isti’aah yang
dise+utkan
pengkiasan
pada musyabbah-nya, ontoh:
=6; ): 1 ?@( ˆ> ?6 – 'C?1 q X {=X '(: $) Al-Isti’arah al-Muthlaqah : yakni isti’arah yang tidak dise+utkan pengkiasan pada musyabbah dan musyabbah bih-nya, ataupun dise+utkan keduanya seaa +esamaan, ontoh:
}P:=V O?P (+ V V 2P ”O (P:VY † V lV 4>P P >‚O `(+ P 8>V }YP O O — O ` *P @ .P }P8 V ` =P XP PY˜XP }P85V EP l P>:P O ;O?P XO *O 5 P XO — O P‘+ O }P:*V zO 0 V>:P qP 9 ii.
Majaz Mursal , yaitu maa; yang alaqah antaa makna ashly dengan
makna far’y
+esi*at ghai musyabbahah. !) Alaqah mahalliyah (tempat-sesuatu yang menempatinya). 2ontoh:
7|46(+ ™(+ =& “Pencuri itu telah mencuri rumah!
8) Alaqah haliyah (sesuatu yang menempati-tempatnya). 2ontoh:
51 ,0( +=‘+ }o& $) Alaqah juz’iyyah (se+agian-keseluuhan). 2ontoh:
5+=(+ „X +85+:& ) Alaqah kulliyah (keseluuhan-se+agiannya). 2ontoh:
5(+ q; }š=l(+ 3?‘+ Y=;& ") Alaqah sababiyah (sesuatu yang menadi penye+a+-aki+at). 2ontoh:
*z6(+ =6”(+ ,4& %) Alaqah musabbabiyah (aki+at dai se+uah penye+a+-penye+a+nya). 2ontoh:
?;v ~?6z(+ X c( 7|4>& ) I’tibar ma kana (keadian masa lalu-yang akan datang). 2ontoh:
El(+ Ž?4(+ />& C) I’tibar ma yakunu (keadian yang akan datang-yang telah teadi). 2ontoh:
+?1 *;:› & "! #inayah a! #inayah sifat . 2ontoh:
?d(+ _8”1 œ1Y&
+. #inayah al-Maushuf (+enda). 2ontoh:
0; ?@( {; +=‘+ ‰8X ,(o ?@ : ??4= ?6(:& . #inayah nisbat (penetapan sesuatu atas sesuatu, atau mena*ikan sesuatu dai sesuatu). 2ontoh:
\*>: 1?z( X }86z6(+ X z6(+ A& De*inisi Ilmu Badi’
I&M' BADI’
Dalam kita+ Jauha al-Maknun kaangan Imam Akhdhoi ilmu Badi yaitu :
'()‚ž (+ 8: : 'l?E6(+ '>?. *5 _bc(+ zd \8•: <=5> . 3 aitu ilmu untuk mengetahui aa mem+entuk kalam yang +aik sesudah memelihaa mutho+aoh dan keelasan dalalahnya.4 /engetian tese+ut tidak auh +e+eda dengan yang dielaskan dalam +uku Ilmu Balaghoh kaangan 9.1 6aha+ Muhsin dimana ilmu Badi menuut +ahasa yakni sesuatu yang di+uat tanpa didahului oleh ontoh. Sedangkan menuut istilah :
7?d(+ ,l6( Ÿ?E6(+ _bc(+ zd \8•: <=5> . 3aitu ilmu untuk mengetahui aa mempeindah kalam yang telah sesuai dengan tuntutan keadaan (mutha+aoh li mutadhol hal). 1i*ny +in nashi* dalam +ukunya 3 '=5(+ '](+ *.+8; ? 3 mem+eikan de*enisi mengenai ilmu +adi’ dengan:
? 6z> : 456(+ zd (+ „•= \8•8(+ \‚: 7 ?d(+ l6( Ÿ ›E6(+ _ b)+ zd \8•: <=5> . '0(+ y ?4zd6( ? 6z> 0(+ zd (+ ?@4X „•=> ?X: '>8456(+ y ?4zd6( Ilmu +adi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan se+uah kalimat yang sesuai dengan keadaaan, ika aspek-aspek keindahan itu +eada pada makna,maka dinamakan dengan muhassinaat al-makna?iyah. Dan +ila aspek keindahan itu ada pada la*ad;, maka dinamakan dengan muhassinaat al-la*d;iyah’. B. /em+agian Ilmu Badi’ +eseta ontohnya
/em+ahasan dalam Ilmu Badi menitik+eatkan pada segi-segi keindahan kata +aik seaa la*ad; maupaun makna. Seaa gais +esa pem+ahasan Badi di+agi menadi dua +agian yaitu : !.
'>ž8456(+ y?4zž dX (keindahan-keindahan makna) '>8456(+ y?4zž dX yaitu aa mempeindah kalam yang menitik+eatkan pada
mempeindah makna. Dalam pem+agian pem+ahasannya, '>8456(+ y?4z ž dX di+agi menadi +e+eapa pokok +ahasan, antaa lain se+agai +eikut :
ap
'>8(E 3 /enye+utan suatu kata yang mu*ad yang mempunyai dua makna, yaitu
makna yang dekat, elas, dan tidak diinginkan, dan makna yang auh, sama, dan dimaksudkan.4 2ontoh : FG H KLNE OPK QRK QG TUVWG
/enunuk yang menunukkan saya alan4
0auiyah te+agi menadi empat maam yaitu : 0auiyah Muaadah, 0auiyah Muasyahah, 0auiyah Mu+ayyanah, dan 0auiyah Muhayyaah.
¡p
'l?E6(E
3Al-Mutha+aah (0hi+a) adalah +ekumpulnya dua kata yang +ela?anan dalam suatu kalimat.4 2ontoh :k +=+p 84(+ ,(o y?6(+ X Ž?4(+ =( 2(o \?4(|1Y ? 3(Ini adalah) 9ita+ yang 9ami tuunkan kepadamu supaya kamu mengeluakan manusia dai gelap gulitakepada ahaya teang.4 Al-Mutha+aoh (0hi+a) di+agi menadi 8 maam yaitu : 0hi+a Ia+ dan 0hi+a Sala+. Adapun enis-enis al-Mutha+aoh ada yaitu : dua isim, dua *i’il, dua huu*, dan dua maam kata yang +e+eda.
¢p
'?l6(+ Mua+alah adalah dua la*ad; atau le+ih dalam suatu kalimat kemudian diikuti
oleh dua la*ad; atau le+ih yang +ela?anan maknanya. 2ontoh : c \V`G VG K E] f\G G`GjG c Z\ `\ VG VG O GbG \[]^\_`G YX H ZK NK
39ami elaskan yang sedemikian itu supaya kamu angan +eduka ita tehadap apa yang diliput dai kamu, dan supaya angan telalu gem+ia tehadap apa yang di+eikan-ya kepadamu4 (.S. Al-1adid:8$). Muo+alah te+agi mendi " maam yaitu : Muo+alah itsnain +i itsnain, Muo+alah tsalatsah +i tsalasah, Muo+alah a+a’ah +i a+a’ah, Muo+alah khomsah +i khomsah, Muo+alah sittah +i sittah.
£p
'](?6(+ '](?6(+ ¤8 98( c6(+ .*ž > }Y bdzX :Y +*5zX +*C 5(+ :Y €*ž xž (+& 3Mu+laghah adalah ekspesi ungkapan yang menggam+akan sesuatu hal
seaa +ele+ihan yang tidak mungkin (tidak sesuai dengan kenyataan)4. 2ontoh : Ÿ ( ,(+ E4(+ 2?( § 1Y ,C ¥=x(+ qY {0¦Y: 39au +ikin takut oang-oang musyik, sampai-sampai em+io meeka yang +elum teipta pun takut kepadamu4. 0edapat tiga pem+agian Mu+alaghah, yaitu : 0a+ligh, Ighaa, dan =hulu??.
ep
y?0(‡+ Ilti*at atinya menoleh, +e+elok atau +ealih, dalam ilmu +alagah pun ilti*at
mempunyai ati mengalihkan 'slu+ (gaya +iaa) dai satu aah ke aah yang lain. Intinya ilti*at ialah mem+elokkan salah satu kata kepada kata yang lain. Adapun yang dimaksud dengan kata disini ialah kata ganti takallum (oang petama) khitha+ (oang kedua) dan ghai+ ( kata ganti oang ketiga) adi ika kita menggunakan kata ganti oang ketiga, lalu ti+a-ti+a diganti dengan menggunakan kata ganti oang kedua atau oang petama, inilah yang dise+ut dengan ilti*at alias pem+elokan. 2ontoh dalam .S A;-@uma ayat "$:
P 8 V1 ‚Œ (+ =V 0O ] >P — O ` 'O 6P C P XO +8 VE 4P l P )P @O zO 0V 1 PY ©, P .P + 8 V =P PY P > ‚O (` + uP O ? P .O ? P> q ;V P ` }` Oo ¨— V CO =` (+ V 8 V0 ]P ( + 8P V V 1` Oo ¨ ? 5 6O •P
9atakanlah: q1ai ham+a-ham+a-9u yang malampaui +atas tehadap dii meeka sendii,
anganlah
kamu
+eputus
asa
dai
ahmat
Allah. Sesungguhnya
Allahmengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha /engampun lagi Maha /enyayang. *)
'?x6(+ Musyakalah yaitu menye+utkan sesuatu dengan menggunakan la*ad; lain,
kaena sesuatu tese+ut +esamaan dengan la*ad; lain tese+ut dalam kenyataan atau dalam pekiaannya. 2ontoh : ?… 6O P; : ' ` •V (O +8P ‰O+ {V V; § V P ‰P 2( *1 ?” P =O P ;+ 3Meeka +etanya, kamu mau kami masakkan apa r aku mena?a+ : masakkan (uikan) u+ah dan pakaianku.4 Musyakalah te+agi menadi dua maam, yaitu : musyakalah tahiah dan musyakalah tadiiyyah. g)
„6(+ 3al-am’u adalah dimana mutakallim mengumpulkan sesuatu yang +emaam-
maam ke dalam satu hukum +aik dua pekaa ataupun le+ih4. 2ontoh :
7?6(+ ?1*(+ €8d(+ '4>v }84(+ : 41ata dan anak-anak adalah pehiasan kehidupan dunia.4 h)
zl(+ 0asim adalah menye+utkan +e+eapa la*ad; kemudian mem+eikan keteangan
tam+ahan pada masing-masing la*ad;. 2ontoh : iman Allah Suat al-1aoh : -%
'?. =9=9 >= +8c › ?. ?XY: ª'¤ ?E( ? +8c› 86^ ?X› ª'.?l( ? ?.: 86^ {‚ª 3() 9aum 0samud dan Aad telah mendustakan hai kiamat. (") Adapun kaum 0samud, maka meeka telah di+inasakan dengan keadian yang lua +iasa. (%) Adapun kaum Aad Maka meeka telah di+inasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kenang.4 i)
=x4(+ : (+
Adalah mengumpulkan dua hal dalam suatu kalimat, kemudian menyetakannya kalimat yang +ekaitan dengan masing-masing hal tese+ut tanpa mengkhususkan, mutakallim yakin +ah?a pendenga telah mengetahui. 2ontoh : }P:=V cV xP cV ` 5P P( :P O O P XO +8 ]V P P (O :P O O +8 V4 cV z P O( P?@P 4` (+ :P qP `(+ V cV P( qP 5P •P O O 6P C` XO:P Dan kaena ahmat-ya, Dia adikan untukmu malam dan siang, supaya kamu +eistiahat pada malam itu dan supaya kamu menai se+agian dai kaunia-ya (pada siang hai) dan aga kamu +esyuku kepada-ya. )
Xbc(+ œ‚X Mendatangkan sasta?an untuk sampai pada suatu aakan seaa +ena dan
mem+atalkan aakan la?an dengan huah yang +esi*at aliyah seta pem+uktiannya atau lainnya. 2ontoh : a-uum 8
V cO dP ( + |V > |O 5P ( + 8P V :P †‘+: y86z(+ ,.‘+ q6(+ (: . }8Y 8: \*5> ^ Ÿ(+ +«*> u‚(+ 8: Dan Dialah yang meniptakan (manusia) dai pemulaan, kemudian mengem+alikan (menghidupkan)nya kem+ali, dan menghidupkan kem+ali itu adalah le+ih mudah +agi-ya. Dan +agi-ya-lah si*at yang Maha 0inggi di langit dan di +umi dan Dialah ang Maha /ekasa lagi Maha Biaksana. k)
_‚(+ x> ?6 *6(+ *› Adalah menguatkan puian dengan menggunakan umgkapan yang menyeupai
elaan. Dai stuktu kalimat, uslu+ ini ditandai dengan pemakaian kata yang menunukkan pengeualian (huu* istisna’) sepeti : *P P ¬ cO P( ¬“8P O ¬=P ¤P ¬)`Oo ¬q P ontoh : P Y ?1PPY O =P 5P (+ V … O >=P V; XO ,1žY *P P 3Aku oang Aa+ yang paling *asih, hanya saa aku ini oang uaisy.4 l)
*6(+ x> ?6 _‚(+ *› Adalah menguatkan elaan dengan menggunakan kalimat atau ungkapan yang
menyeupai puian. 2ontoh : V l` CP O?P O( }P8 V=O 5 P> )P @V 1`PY )`Oo _O8 Pl O( qP P )P 0idak ada keutamaan +agi kaum itu, keuali meeka tidak mengetahui (menghomati) hak-hak +etetangga.
m) =4(+ '.+=X 3Menye+utkan dua hal atau le+ih yang diantaa keduanya tedapat munasa+ah tetapi tidak +ela?anan.4 2ontoh : }O+*P V z >P =V P x ` (+:P V 4` (+:P ª}O?P z dV O =V 6P Pl (+:P / V 6 x` (+ Matahai dan Bulan +eeda menuut pehitungan. Dan tetum+uhan dan pepohonan keduanya tunduk kepada-ya. 8.'0ž (+ y?4z ž dX (keindahan la*ad;-la*d;) Dalam kita+ Ilmu Balaghoh dielaskan +ah?a '0ž (+ y?4z ž dX yaitu aa mempeindah kalam yang menitik+eatkan pada mempeindah la*ad;. Dalam pem+agian pem+ahasannya,'0 ž(+ y?4z ž dX di+agi menadi +e+eapa pokok +ahasan, antaa lain se+agai +eikut : a.
Ž?4• Al-Jinvs adalah dua la*ad; (kata) yang sama uapannya tetapi +e+eda
maknanya. 2ontoh : '[ .P? P =P ¤P +8V O P( ?XP }P8XV=O 6V (+ V zO l V> 'O .P?z` (+ _V8lV P _P8 P> Dan pada hai kiamat, +esumpahlah oang-oang yang +edosa, meeka tidak akan +ediam (dalam ku+u) melainkan sesaat saa.(S.A-uum : "") Jinas te+agi menadi dua maam, yaitu: /etama, al-Jinvs at-0vm ( _?(+ Ž?4(+), yaitu dua la*a; yang sama penguapannya dalam empat segi, yaitu: enis huu*, +ais (haakat) huu*, umlah huu* dan teti+ uutan huu*.9edua, al-Jinvs =hai at-0vm
_?(+ =¤ Ž?4(+, yaitu dua la*a; yang miip penguapannya tetapi tidak sama pada salah satu dai empat segi, yaitu: enis huu*, +ais (haakat) huu*, umlah huu* dan teti+ uutan huu*. +.
„z(E As-saa adalah kesamaan huu* akhi pada dua susunan kalimat atau le+ih
sehingga mem+entuk +unyi dan nada huu* yang indah dan +eiama. Susunan la*ad;wkata akhi pada suatu kalimat dinamakan *vshilah. 2ontohnya tedapat dalam hadist 7asulullah sa? :
?0 PP ?c zO 6 XV ®O .PY:P ?0 P ¦P ?l O0 4 XV ®O .PY ` @V ` (+ a Allah +eikanlah oang yang +ein*ak itu pengganti hata +enda dan +eikanlah oang yang menahan (tidak +ein*ak) itu keusakan hata +endanya. .
Ž?;)E Al-iti+vs adalah mengutip sesuatu dai Al-uan atau hadis, lalu disetakan ke
dalam suatu kalimat posa atau syai tanpa dielaskan +ah?a kalimat yang dikutip itu dai Al-uan atau hadis. 2ontohnya :
V?… V P xP _O8P O( V=V ¦O±P V> ?6P `1Oo O?… P °P+ O O ™ P 1‘P+:P ¯ O 8V V (+ V€=P P 'O 6P P ` (+ P XO 2P 1`=` ]V P )& Jangan engkau tetipu daya dalam ke;aliman dengan +anyaknya +alatentaa dan pengikut, sesungguhnya kami tangguhkan (a;a+ meeka) sampai pada hai di mana mata te+elalak. MAAI !. /engetian ilmu ma’ani Dalam kita+ ilmu +alghah maani +ayan dan +adi’e ponpes Sukahideng maani adalah:
7?d(+ lX Ÿ?E> ?@ (+ 0(+ 78C+ 5> . Suatu ilmu yang dengannya +isa diketahui keadaan keadaan uapan yang dengan keadaan keadaan tese+ut uapan +isa sesuai dengan yang dituntut oleh keadaan. 8. /em+agian maani !. 9alam a. 9alam kha+ai 9alam 9ha+a ialah pem+iaaan yang mengandung kemungkinan +ena atau +ohong semata-mata dilihat dai pem+iaaannya itu sendii. Jika seseoang menguapkan suatu kalimat (kalm ) yang mempunyai pengetian yang sempuna, setelah itu kita +isa menilai +ah?a kalimat tese+ut +ena atau salah maka kita +isa menetapkan +ah?a kalimat tese+ut meupakankalm kha+a. Dikatakan +ena ika maknanya sesuai dengan ealita, dan dikatakan dusta (kad;+) ika maknanya +etentangan dengan ealita. 2ontoh,
+*¤ 'x;?46(+ *6CY 3?‘+ =d> ( œ(?E(+ 7?;
'apan mahasis?a di atas +isa dikategoikan kalm kha+ai . Setelah mahasis?a tese+ut menguapkan kalimat itu kita +isa melihat apakah uapannya +ena atau salah. Jika tenyata ustad; Ahmad keesokan hainya tidak datang dalam pekuliahan, maka uapan mahasis?a tese+ut +ena. Sedangkan ika tenyata keesokan hainya ustad; Ahmad dating pada pekuliahan, maka kalimat tese+ut tidak +ena atau dusta.
/em+agian kalam kha+a 9ha+a ada 8 maam, yaitu umlah *i’liyah dan umlah ismiyah. !). Jumlah *i’liyah +iasanya digunakan untuk meletakkan suatu pekeaan di dalam ;aman tetentu tapi seaa ingkas (tidak +utuh la*ad; +ema’na ;aman lagi). 2ontoh ketika kita akan mem+eitahukan kha+a kedatangannya ;aid dalam ;aman tetentu (misal ;aman yang sudah le?at), maka diuapkan RQx Vz dan ketika hendak mem+eitahukan ke+eadaan ;aid yang se+enta lagi akan datang, maka diuapkan *>v Z> 8). Sedangkan umlah ismiyah penggunaannya adalah hanya sekeda ingin menetapkan musnad pada musnad ilaih saa, tidak memandang kapan pekeaan tese+ut teadi. 2ontoh ketika kita hanya sekeda mem+ei tahu mengenai +ediinya ;aid saa, tidak +emaksud kapan toh +ediinya, maka diuapkan
²?; *>v Ada tiga keadaan mukhtha+ yang pelu dipetim+angkan dalam mengungkapkan kalm kha+ai. 9etiga keadaan tese+ut adalah s++:
Mukhtha+ yang +elum tahu apa-apa ( ‚(+ ,(?¦ ) Mukhtha+ khlid;d;ihni adalah keadaan mukhtha+ yang +elum tahu
sedikit pun tentang in*omasi yang disampaikan. Mukhtha+ dipekiakan akan meneima dan tidak agu-agu tentang in*omasi yang akan disampaikan. {leh kaena itu tidak dipelukan tauk|d dalam pengungkapannya. Bentuk kalm kha+ai pada model petama ini dinamakan kalm kha+ai i+tid| . 2ontoh¬ u+8(+ 'E;? €?z(+
Mukhtha+ agu-agu ( ‚(+ =X )
Jika mukhtha+ dipekiakan agu-agu dengan in*omasi yang akan kita sampaikan maka pelu dipekuat dengan tauk|d. 9eaguan mukhtha+ +isa dise+a+kan dia mempunyai in*omasi lain yang +e+eda dengan in*omasi yang kita sampaikan, atau kaena keadaan mutakallim yang kuang meyakinkan. dai mukhtha+ enis ini dipelukan adat tauk|d sepeti - } ~ R •€ ~ • ’. Bentuk kalm ini dinamakan kalm kha+ai thala+i ƒ .O‚ 2ontoh, „…V^ †‡VHLNE • .
Mukhtha+ yang menolak (ˆ‡VZ‰) 9adang uga teadi mukhtha+ yang seaa teang-teangan menolak
in*omasi yang kita sampaikan. /enolakan tese+ut mungkin teadi kaena in*omasi yang kita sampaikan +etentangan dengan in*omasi yang dimilikinya. 1al ini uga +isa teadi kaena dia tidak mempeayai kepada kita. 'ntuk itu dipelukan adat tauk|d le+ih dai satu untuk mempekuat penyataannya. Jenis kalm model ini dinamakan kalm kha+ai inki. 2ontoh, 'E;?z( €?z(+ }o —: &a*ad; 0aukid (penguat) dengan menggunakan la*ad; adalah : •G€ Š•K 5 Sesungguhnya, ERG K‹ ŒG 5 Sungguh, 1uu* 0an+ih (/eingatan) sepeti : G G€ (ingatlah), 1uu* osam (sumpah), 1uu* @aidah (tam+ahan).sepeti +a’ VGG€ Š ;aidah, /engulangan la*ad; (taki), R G 5 Sungguh, +ena-+ena, VG€ yang menadi Syaat. +. 9alam insyai 9ata V‰ meupakan +entuk mashda dai kata _‰€ . Seaa leksikal kata tese+ut +emakna mem+angun, memulai, keasi, asli, menulis, dan menyusun. Dalam ilmu +ahasa aa+ insyi meupakan salah satu nama mata kuliah yang mengaakan menulis. Insyi se+agai ke+alikan dai kha+ai meupakan +entuk kalimat yang setelah kalimat tese+ut ditutukan kita tidak +isa menilai +ena atau dusta. 1al ini +e+eda dengan si*at kalm kha+ai yang +isa dinilai +ena atau dusta. Dalam teminologi ilmu ma’ni kalm insy’i adalah,‚c(+: *…(+ q6d> )?X
9alm insyi adalah suatu kalimat yang tidak +isa dise+ut +ena atau dusta Jika seoang mutakallim menguapkan suatu kalm insyi, mukhtha+ tidak +isa menilai +ah?a uapan mutakallim itu +ena atau dusta. Jika seoang +ekata Ž^ Atinya dengakanlah , kita tidak +isa mengatakan +ah?a uapannya itu +ena atau dusta. Setelah kalm tese+ut diuapkan yang mesti kita lakukan adalah menyimak uapannya.
/em+agian 9alm Insyi !) Am 'ntuk menyusun suatu kalm am ada empat sh|gah yang +iasa digunakan: a) i’l al-am Semua kata kea yang +e -sh|gah *i’l am temasuk kategoi thala+i . 2ontoh, †] V‹ZNE ‘ƒ 3Am+illah kita+ itu dengan kuat4 +) i’l mudhi’ yang disetai lm alam i’il mudhi’ yang disetai dengan lm al-am maknanya sama dengan am yaitu peintah. 2ontoh, 5 X '5 :3 Ÿ04( 1endaklah +ein*ak ketika dalam keleluasaan ) Isim *i’il am 9ata isim yang +emakna *i’il (kata kea) temasuk shigat yang mem+entuk kalm insyi thala+i 2ontoh, b0(+ ,. C €b…(+ ,. C (Mai melaksanakan shalat Mai menuu ke+ahagiaan ) d) Mashda pengganti *i’il Mashda yang posisinya +e*ungsi se+agai pengganti *i’il yang di+uang +isa uga +emakna am . 2ontoh, H“NE ” VH–^ (Beusahalah pada hal-hal yang +aik ) 8) ahyu Makna nahyu seaa leksikal adalah melaang, menahan, dan menentang. Sedangkan dalam teminologi ilmu +alghah nahyu adalah,
Zb5‡+ •: ,. q50(+ . c(+ œ³
(0untutan meninggalkan suatu pe+uatan dai pihak yang le+ih tinggi ). 2ontoh: 3Janganlah kamu sekalian mendekati ;ina Sesungguhnya ;ina itu pe+uatan kei dan alan yang seelek-eleknya. (al-Isa:$8) $) Al isti*ham (petanyaan).
q; X ?X8EX ˆx E(+ œ‰ Menai tahu tentang sesuatu yang +elum diketahui se+elumnya. 2ontoh : 6?d(+ cC› — /(Y Adapun penyimpangan makna dalam Isti*ham yaitu : a. 04(+ 2ontoh : }?zC‡+ )o }?zC‡+ ~+|• q a.
?c1‡ 2ontoh : ´}8.* — =¤Y
+. =>=l(+ 2ontoh : ´ 6?d(+ cC› — /(Y
¢& 5(+ 2ontoh : 13‹ )o \*4. „0x> “‚(+ +3 X d. =ld(+ 2ontoh : ´_=c(+ 2X ,›> =E(+ '>Y X e. µ8(+ 2ontoh : ´?X b. “=c(+ '(+ “‚: § ´?X )o c4 (+ ?X )o *. ~?E)+ 2ontoh : _*; ): ¦ ,. \+= ?X: § ´(+ , 4(+ “?z1 d1 ?X?C g. œ5(+ 2ontoh : ?+8XY 4: ¶? }:=0c h. 46(+ 2ontoh : ?4( +850x ~?50 X ?4( q@ i. Ÿ>8x( 2ontoh (Y +‚. X c4 €? ,. c(Y q . '>8z(+ 2ontoh }84X±> ) ‚4 ( _Y @‚1YY @. ~+8 +:=0 >‚(+ }o
+. Al tamanniy (Angan-angan).
1 , w86EX =¤ c6X 18c( ?Xo : bzX 18c( ?Xo (8…C ,•=>) 8dX =X+ œ‰
3Mengangan-angankan sesuatu yang di inginkan tetapi tidak ada haapan teadi, +aik kaena mustahil teadi maupun mungkin teadi tapi tak ada haapan dipeoleh4. 2ontoh : ?X8> 85> ?x(+ {( . An nida (/anggilan).
8.Y ?4X œ²?1 <=d 7?;o œ‰ 3Menuut hadi menghadap dengan menggunakan kata yang +eati saya pangggil4. 2ontoh : *6dX ,. q9 ?>
"& Al as a. ash
·8…X Ÿ>=E ˆx ˆ ™… 3as adalah mengkhususkan sesuatu tehadap yang lainnya dengan aa tetentu4. as dapat dilakukan dengan aa se+agai +eikut : a) ~?4)+ : 04(+ (huu* negasi atau la*ad; pengeualian). 2ontoh — )o (o ) +) ?61o (la*ad; innama). 2ontoh : : *C+: (o c@(o ?61o ) =¦›(+ lC?X >*l (mendahulukan yang sehausnya diakhikan). 2ontoh : 5z1 ¥?>o: *51 ¥?>o d) c(:Y q :Y b E5(+ (atha* dengan la, +al, dan lakin). 2ontoh : '=dX c( '?^ †‘+?X '?^ ) '=dX †‘+ '=dX q '?^ †‘+?X Apa+ila dipehatikan kedua +agian pokok dalam ash, maka ash di+agi menadi dua yaitu : a. <898X ,. '09 =…; (ash as shi*ah ala al maushu*) aitu mengkususkan si*at pada yang disi*ati. 2ontoh : *6(+ )o v80> )
+& '09 ,. <898X =…; (ash al mausu* ala as shi*ah). aitu mengkhususkan yang tesi*ati pada si*at. 2ontoh 78 )o *6dX ?X amun apa+ila ash dikaitkan dengan kenyataan yang se+enanya teadi, maka ash te+agi menadi dua +agian yaitu : a. llC =…; (ash 1akiki). Adalah mengkhususkan sesuatu sesuai dengan kenyataan. 2ontoh : *6(+ )o v80> ) +. ?o =…; (ash Idha*i). Adalah ash dengan menghu+ungkan pada sesuatu tetentu. Adapun ash Idha*i te+agi menadi $, yaitu : !p +=o =…; 2ontoh : 2•:v) •:v '6(+ €Y=6(+ 8) 5 =…; 2ontoh 2•:v) •:v '6(+ €Y=6(+ $) œ; =…; 2ontoh : 2•:v) •:v '6(+ €Y=6(+