BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Hanya 1 folikel yang terangsang dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.strogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen.
Estrogen
mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium. Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan
penurunan
kadar
estrogen
dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
1
1.2.
Rumusan masalah
1. Jelaskan tentang hipofisis anterior dan posterior ! 2. Bagaimana
hipotalamus
mengatur
sekresi
kelenjar
hipofisis ? 3. Bagaimana aksisis Hipotalamus-pituitary Ovarium ? 4. Bagaimana pengaruh Hormon ovarium dan hipofisis terhadap siklus menstruasi ? 5. Jelaskan kelainan pada pituitary- Ovarium ?
1.3.
Tujuan
Mengetahui Anatomi Hypotalamus dan Pituitary
Mengetahui tentang hipofisis hipofisis anterior dan posterior.
Mengetahui cara Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar hipofisis.
Mengetahui Hubungan Hipotalamus-hipofisis dengan ovarium
Mengetahui pengaruh hormone hipofisis dan ovarium terhadap siklus menstruasi
Mengetahui kelainan pada pituitary - Ovarium
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Hypotalamus dan Pituitary
Gambar 1. 1 Anatomi Hypotalamus-Pituitary
Hipotalamus Hipotalamus adalah bagian dari otak besar, ujung depan bawah (diencefalon), terletak di bawah ulkus hipotalamus dan merupakan lantai dari ruang ventrikel ke III. Hipotalamus menjalankan pengaruhnya melalui kelenjar hipofisis anterior dengan neurosekresi dari sel neurosekresi yang akson-aksonnya menjulur ke dalam eminensia mediana. Badan sel neuron secara individu dan akson yang mengandung hormon hipofisiotropik khusus atau
hormon
pelepas
(releasing
hormon-
RH),
3
pengangkutan lokalnya lewat pembuluh darah porta hipofisis memungkinkan adanya pengendalian aktivitas sintesis dan sekresi kelenjar hipofisis anterior. Hormon hipofisis yang dikenal sebagai hormon pelepas yang diketahui mengatur sekresi hormon kelenjar hipofisis anterior adalah: hormon pelepas FSH (FSH-RH), hormon pelepas LH (LH-RH), hormone penghambat prolaktin (PIH), hormon pelepas prolaktin (PRH), hormon pelepas thirotropin
(TSH-RH),
hormon
pelepas
hormon
pertumbuhan atau somatotropin (STH-RH), dan hormon pelepas kortikotrofin (ACTH-RH).
Kelenjar Pituitary Kelenjar merupakan
Pituitary,
kelenjar
kecil
atau
kelenjar
diameternya
hipofisis
kira-kira
1
sentimeter dan beratnya 0,5 sampai 1 gram yang terletak di sela tursika, rongga tulang pada basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tangkai pituitari (atau hipofisis). Secara fisiologis, kelenjar hipofisis dapat dibagi menjadi dua bagian yang berbeda: hipofisis anterior, yang juga dikenal sebagai adenohipofisis, dan hipofisis
posterior,
yang
juga
dikenal
sebagai
neurohipofisis. Di antara kedua bagian ini terdapat daerah kecil, yang relatif avacular yang disebut sebagai pars intermedia, yang pada manusia hampir tidak ada tapi pada beberapa jenis hewan tingkat rendah ukurannya jauh le bih besar dan lebih berfungsi.
4
2.2 Hormon Hipofisis Anterior
Kelenjar Pituitari: Dua Bagian yang Berbeda Lobus Anterior dan Posterior. Kelenjar pituitari yang juga disebut sebagai hipofisis.
Kelenjar hipofisis ( http: //i d.scri bd.com/doc/138495137/H ypofi sis-Wor d ) Gambar 1.2
Secara embriologis, kedua bagian hipofisis berasal dari dua sumber yang berbeda — hipofisis anterior,berasal dari kantong Rathke, yang merupakan invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis posterior
berasal
dari
penonjolan
jaringan
saraf
hipotalamus. Asal mula hipofisis anterior dari epitel faring ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya, sedangkan asal mula hipofisis posterior dari jaringan neural dapat menjelaskan adanya sejumlah besar seal tipe glia dalam kelenjar ini.
5
Enam hormon peptida yang penting ditambah beberapa hormon yang kurang penting disekresikan oleh hipofisis anterior, dan dua hormon peptida penting disekresikan oleh hipofisis posterior. Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan penting dalam pengaturan fungsi metabolik di seluruh tubuh, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar berikut.
Fungsi metabolic hormon-hormon kelenjar hipofisis anterior Gambar 1.3 .( G uyton and H all. H alaman 965 )
Hormon
pertumbuhan
meningkatkanan
pertumbuhan
seluruh tubuh dengan carat me-mengaruhi pembentukan protein, pembetahan sel, dan diferensiasi sel.
Adrenokortikotropin (kortikotropin) mengatur sekresi beberapa hormone
Thyroid-stimulating
hormone
(tirotropin)
mengatur
kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan hormon ini mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh.
6
Prolaktin meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
Dua jenis hormon gonadotropin, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone, mengatur pertumbuhan ovarium
dan
testis,
serta
aktivitas
hormonal
dan
reproduksinya. Kedua hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior ini mempunyai peran lain.
Hormon antidiuretik (juga disebut vasopresin) mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin sehingga membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
Oksitosin membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke
outing susu
selama
pengisapan, dan
kemungkinan membantu pelahiran bayi pada akhir kehamilan. Kelenjar
Hipofisis
Anterior
Mengandung
Beberapa Jenis Sel Berbeda yang Mensintesis dan Menyekresi Hormon. Biasanya, terdapat satu jenis sel untuk setiap hormon utama yang dibentuk datam kelenjar hipofisis anterior. Dengan menggunakan metode pulasan khusus yang terikat pada antibodi dengan afinitas tinggi, yang berikatan dengan jenis hormon berbeda, setidaknya ada lima jenis sel yang dapat dibedakan :
7
Struktur seluler kelenjar hipofisis anterior ( Guyton and Gambar 1.4 ) H all. H alaman 965
Hormon yang diproduksi sell setiap jenis sel, dan kerja fisiologis sel. Kelima jenis sel ini adalah: 1. Somatotropik hormon pertumbuhan manusia (hGH) 2. Kortikotropik — Adrenokortikotropin (ACTH) 3. Tirotropik — thyroid-stimulating hormone (TSH) 4. Gonadotropik — hormon gonadotropin, termasuk luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) 5. Laktotropik — prolaktin (PRL) Kira-kira 30 sampai 40 persen sel kelenjar hipofisis anterior merupakan sel jenis somatotropik yang menyekresi hormon pertumbuhan,
dan
kira-kira
20
persen
merupakan
jenis
kortikotropik yang menyekresi ACTH. Set jenis lain masingmasing hanya 3 sampai 5 persen dari seluruh sel kelenjar ini; namun, sel-sel ini menyekresi hormon yang sangat kuat untuk
8
mengatur fungsi tiroid, fungsi seksual, dan sekresi air susu dari payudara. Sel jenis somatotropik sangat kuat dipulas dengan pulasan asam dan oleh karenanya disebut asidofilik. Jadi, tumor kelenjar hipofisis yang menyekresi banyak sekali hormon pertumbuhan manusia disebut sebagai tumor asidofilik.(Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Halaman 964-965 ) 2.3 Hormon Hipofisis Posterior
Hormon Hipofisis Posterior Disintesis oleh Badan Sel di dalam Hipotalamus. Badan sel yang menyekresi hormon hipofisis posterior tidak terletak di dalam kelenjar hipofisis posterior itu sendiri tetapi dalam neuron besar, disebut neuron magnoselular, yang terletak di nukleus supraoptik dan paraventrikular hipotalmus. Hormon tersebut kemudian diangkut di dalam aksoplasma serabut saraf neuron yang berjalan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis posterior. (Guyton and Hall. Halaman 966) 2.4
Hipotalamus Mengatur Sekresi Kelenjar Hipofisis
Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Bila kelenjar hipofisis ini diangkat dari letak normalnya di bawah hipotalamus dan ditransplantasikan ke beberapa bagian tubuh lain, kecepatan sekresi berbagai hormon yang berbeda (kecuali prolaktin) akan sangat menurun. Sekresi kelenjar hipofisis posterior diatur oleh sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus dan berakhir dihipofisis posterior. Sebaliknya, sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon yang disebut hormon (atau faktor) pelepas hipotalamus dan hormon (faktor) penghambat hipotalamus yang disekresikan ke
9
dalam hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior, melalui pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh darah porta hipotalamus-hipofisis.
System porta hypotalamus-hipofisis Gambar 1.5
Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas dan hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan mengatur sekresi kelenjar tersebut. Hipotalamus menerima sinyal dari banyak sumber 'dalam sistem saraf. Jadi, bila seseorang mendapat rangsangan nyeri, sebagian sinyal nyeri itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Demikian juga, bila seseorang menderita depresi atau kegembiraan yang sangat kuat, sebagian sinyal itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Rangsangan penghidu yang merupakan bau yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan menjalarkan komponen sinyal yang kuat secara langsung dan melewati nukleus amigdala ke hipotalamus. Bahkan kosentrasi bahan makanan, elektrolit, air, dan berbagai hormon yang ada di dalam darah dapat merangsang atau menghambat berbagai bagian hipotalamus. Jadi, hipotalamus
10
merupakan pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan bagian dalam tubuh, dan sebagian besar informasi ini di gunakan untuk mengatur sekresi sebagian besar hormone hipofisis yang sangat penting. (Guyton and H all. H alaman 966 ) 2.5
Aksis Hipotalamus-Pituitary Ovarium
Hipofisis anterior menghasilkan dua hormon gonadotrofik yang mengatur aktivitas ovarium pada wanita dan testis pada pria. Hormon hormon pada wanita ialah follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Selain itu ada hormon gonadotrofik ketiga yang berkaitan dengan laktasi yaitu prolaktin. Pada beberapa binatang misalnya pada mencit betina, prolaktin juga bertindak sebagai luteotrophic hormone, namun efek ini nampaknya tidak penting pada wanita. Pada pria didapati juga hormon-hormon yang sama, tetapi luteinizing hormone disebut sebagai interstitial cell stimulating hormone (ICSH) dan prolaktin tidak berfungsi. Perbedaan utama pada kedua jenis kelamin tersebut ialah pelepasan dari hormon-hormon gonadotrofik itu. Pada wanita hormon-hormon itu dilepaskan berdasarkan siklus (satu siklus kira-kira 28 hari), sedangkan pada pria dilepaskan secara kontinu. Pelepasan hormon gonadotrofik dari hipofisis anterior diatur oleh hipotalamus melalui releasing dan inhibiting hormone yang mencapai hipofisis melalui sistem portal hipotalamo-hipofisis. Sejauh ini hanya luteinizing
hormone releasing hormone yang
telah diisolasi dengan pasti. Pelepasan hormon gonadotrofik dari hipofisis anterior dihambat dengan umpan balik negatif dari hormon-hormon yang dilepaskan oleh ovarium dan testis.
11
Hormon Ovarium
Kedua
ovarium
yang
terletak
di
pelvis
tidak
hanya
menghasilkan ovum atau sel telur, tetapi juga merupakan kelenjar "endokrin yang menghasilkan hormon: 1. Estrogen 2. Progesteron Hormon seks wanita estrogen muncul dalam sirkulasi pada waktu pubertas dan kehadirannya menghasilkan perkembangan ciri-ciri seksual sekunder wanita, termasuk ke dalamnya ialah perkembangan pay-udara dan distribusi lemak serta rambut tubuh. Setiap bulan mulai menarke sampai menopause secara berganti-ganti ovarium memproduksi ovum, yang dilepaskan pada saat ovulast ke dalam rongga abdomen. Ovum masuk melalui lubang tuba uterina (tuba Fallopii) pada sisi yang sama atau pada sisi yang berlawanan, dan kemudian berjalan sepanjang tuba ini sampai ke kavum uteri.
System reproduksi wanita pada saat ovulasi.( Green J. H. fi siol ogi Gambar 1.6 ). kedokteran. H alaman 217
Bila ovum ini tidak mengalami fertilisasi oleh sperma, maka hanya tahan 14 hari dalam kavum uterina. Endometrium (lapisan
12
dalam uterus) rusak dan keluar bersama ovum dan sejumlah darah (biasanya kira-kira 50 mL) dalam waktu 3-5 hari sebagai masa menstruasi. Hari pertama menstruasi biasanya mudah diingat dan oleh karena itu dipakai sebagai hari pertama dari siklus menstruasi [Gambar 135]. Menstruasi berlangsung sampai hari ke-5. Ovulasi terjadi kira-kira pada hari ke-14, dan menstruasi yang akan datang (dan juga siklusnya) dimulai setelah hari ke-28. Panjang siklus bervariasi, bisa pendek hanya 23 hari atau panjang sampai 35 hari. Mungkin tidak teratur, namun berapa panjang pun suatu siklus, jarak antara saat ovulasi sampai menstruasi berikut hampir selalu konstan yaitu 14 hari. Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Bila kelenjar ini dibuang maka siklus menstruasi akan berhenti. Follicle stimulating hormone (FSH) dari hipofisis anterior merangsang folikel ovarium sehingga salah satu di antaranya menjadi ovum yang matang setiap bulan. Tidak lama sebelum ovulasi, timbul gelombang luteinizing hormone (LH) dalam sirkulasi. Kombinasi dari kerja follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone menimbulkan ovulasi pada hari ke-14.
Gambar 1.7 Siklus menstruasi berawal pada saat mentruasi (hari ke-1),
berlangsung kira-kira 28 hari. Terdapat interval 14 hari antara saat ovulasi
13
dengan menstruasi berikutnya. (Green J. H . fisiologi k edokteran. H alaman ). 217
Siklus menstruasi berawal pada saat menstruasi (had ke-1), berlangsung kira-kira 28 had. Terdapat interval 14 had antara saat ovulasi dengan menstruasi berikutnya. Rongga dalam ovarium bekas dari ovum yang dilepaskan akan diisi darah dan kemudian berubah menjadi korpus luteum (Latin = bendakuning).
Korpus
luteum
inilah
yang
menghasilkan
progesteron. Seperti yang tersirat dalam namanya progesteron adalah hormon pro-gestasi, yang berarti mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan. Karena korpus luteum tidak terbentuk sebelum ovulasi pada hari ke-i maka progesteron hanya dijumpai dalam sirkulasi pada paruh-kedua siklus menstruasi. Bila ovum tidak mengalami fertilisasi maka korpus luteum mulai berdegenerasi pada hari ke-26, dan progesteron menghilang dari tubuh. Hilangnya progesteron pada akhir siklus menyebabkan endometrium terlepas sehingga timbullah menstruasi berikut. Ovulasi dan pembentukan korpus luteum berada di bawah pengaturan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior. Pada binatang pelepasan progesteron dari korpus luteum diatur oleh hormon hipofisis ketiga yaitu luteotrophic hormone ( LTH). Urutan pelepasan FSH dan LH dapat dijelaskan sebagai berikut.
Folikel
yang
berkembang
dalam
ovarium
akan
menghasilkan estrogen yang jumlahnya mencapai punc aknya tidak lama sebelum ovulasi. Peningkatan estrogen ini menghambat pelepasan FSH dan merangsang penglepasan LH. Bila ovum mengalami fertilisasi korpus luteum akan bertahan dan disebut korpus luteum gravidarum. Sebagai akibatnya kadar
14
progesteron tidak turun, dan itu berarti tidak terjadi menstruasi setelah hari ke-28. Siklus menstruasi tidak akan dijumpai sampai bayi dilahirkan. Progesteron dari korpus luteum gravidarum (dan juga
yang
dari
plasenta)
menghambat
pelepasan
hormon
gonadotrofik dari hipofisis anterior sehingga ovulasi terhenti. (Green J. H. fisiologi kedokteran. ). H alaman 217 2.6
Hormon ovarium dan hipofisis terhadap siklus menstruasi
Siklus menstruasi. Lebih-kurang setiap 28 hari mulai dari usia pubertas hingga usia menopause di dalam tubuh seorang wanita akan terjadi pelepasan sel telur ovum dan persiapan dinding uterus untuk implantasi hasil pembuahan. Jika ovum tersebut tidak dibuahi, endometrium yang sudah dipersiapkan tersebut akan rontok pada saat menstruasi. Proses ini diperantarai oleh LH (luteinizing
hormone),
FSH
(follicle-stimulating
hormone),
estrogen dan progesteron. Hari pertama Siklus menstruasi berkaitan dengan menstruasi yang pada saat tersebut mulai terjadi pertumbuhan folikel. baru yang mengandung ovum di bawah pengaruh FSH dari hipofise, FSH menstimulasi folikel untuk mensekresi estrogen yang menyebabkan proliferasi_ dinding endometrium sehingga dinding tersebut siap untuk menerima implantasi ketika terjadi kehamilan (ovum: fase folikular; dinding endometrium: fase proliferati .1). Pada kasus fisiologi apakah yang langka untuk lingkar umpan balik positif, di mana sekresi estrogen dari folikel menstimulasi peningkatan sekresi LH dan FSH dari hipofise ? Lingkar umpan balik ini menyebabkan banjir LH yang pada sekitar Hari ke-14 dalam Siklus menstruasi, menimbulkan pelepasan ovum (ovulasi)
15
dan perubahan folikel menjadi korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron. Estrogen
dan
progesteron
menstimulasi
perkembangan
kelenjar-kelenjar sekretorik dalam endometrium (ovum: fase luteal; dinding endometrium: fase sekretorik). Jika ovum tidak dibuahi, sekresi estrogen dan progesteron yang berkelanjutan akan menghambat FSH dan LH sehingga terjadi penurunan
sekresinya.
Penurunan
sekresi
FSH
dan
LH
menyebabkan degenerasi korpus luteum yang mengakibatkan penurunan sekresi estrogen dan progesteron sehingga terjadi kerontokan
endometrium
(menstruasi);
kerontokan
atau
pengelupasan dinding endometrium ini akan mengembalikan Siklus tersebut ke fase awal. Kini kadar estrogen dan progesteron yang rendah memungkinkan sekresi FSH dan LH untuk mengalami kenaikan kembali yang akan memulai Siklus yang baru. Perhatikan bahwa estrogen dapat memiliki fungsi untuk meningkatkan sekresi LH/FSH (yang menyebabkan ovulasi) maupun untuk menghambat sekresi kedua hormon ini (pada akhir fase luteal). Pil KB (kontrasepsi oral) merupakan pil yang berisi kombinasi
estrogen/progesteron
untuk
mensupresi
LH/FSH
sehingga mencegah ovulasi. ( Aaron Berkowitz. (Patofisiologi ). kli nik. H alaman 361 2.7.
Penyakit pada Hipofise Anterior Adenoma Hipofise dan Hiperpituitarisme
Adenoma hipofise biasanya merupakan tumor jinak (benigna). Tumor ini dapat menyebabkan gangguan fungsi hipofise lewat sekresi suatu hormon yang berlebihan atau jika ukuran tumornya cukup besar, lewat kompresi kelenjar hipofise sehingga terjadi hipopituitarisme. Kecuali prolaktinoma (yang sering merespons terapi dengan preparat agonis 16
dopamin), tindakan radiasi atau operasi pengangkatan adenoma hipofise merupakan terapi lini-pertama. (Aaron B erk owitz. (Patofi siol ogi kli ni k) Adenoma Hipofise yang Mensekresi ACTH menyebabkan peningkatan
sekresi kortisol. Tumor ini merupakan kasus sindrom Cushing yang spesifik dan dikenal sebagai penyakit Cushing. Adenoma
Hipofise-
ang
Mensekresi
TSH dapat
menyebabkan
hipertiroidisme sekunder. Apa yang akan diperlihatkan oleh hasil laboratoriumnya? Kenaikan hormon tiroid dan kenaikan TSH (atau kadar TSH yang secara tidak tepat masih normal). (Bandingkan keadaan ini dengan hipertiroidisme primer yang menyebabkan kenaikan kadar hormon tiroid dengan pen uruna n TSH). Adenoma Growth Hormone dan Akromegali . Suatu tumor yang
mensekresikan growth hormone akan membuat segalanya berukuran besar. Tangan, kaki, telinga, hibir, lidah dan lain-lain. Semuanya dapat membesar. Namun demikian, pembesaran ini terjadi dalarn waktu yang lama dan mungkin berlangsung begitu insidius (secara berangsur-angsur) sehingga tidak disadari oleh pasiennya sendiri. Tanda-tanda yang tidak jelas seperti sarung tangan, sepatu dan cincin yang sudah tidak muat lagi dapat menunjukkan diagnosis penyakit ini. Karena pembesaran wajah dan tangan dapat terjadi gejala tidur yang mendengkur, sleep apnea, artritis dan/atau sindrom carpal tunnel. ( Aaron Berkowitz. (Patofi siologi kl in ik ) Kadar growth hormone sendiri hukan merupakan hasil tes yang dapat diandalkan sebagai petanda diagnostik karena pelepasannya bersifat pulsatil. Growth hormone mengimulasi pelepasan insulin — like growth factor (IGF), sehingga kenaikan kadar IGF-1 dapat terlihat pada hasil laboratorium pasien tumor yang mensekresikan growth hormone. Somatostatin menghambat growth hormone, sehingga terapi somatostatin (preparatnya tersedia di apotik dengan nama octreotide) dapat dilakukan
17
untuk mengecilkan tumor ini. Pembedahan biasanya diperlukan untuk kesembuhan total. Growth hormone merupakan salah satu hormon yang melawan kerja insulin. Dengan kata lain, growth hormone akan menaikkan kadar gula darah (lama seperti glukagon, kortisol dan epinefrin). Jika terdapat kecurigaan akan kemungkinan tumor yang mensekresikan growth hormone, maka dapat dilakukan tes diagnostik lainnya yaitu glucose challenge test. Jika Anda memberikan beban glukosa kepada orang yang normal, apa yang Anda perkirakan akan terjadi pada sekresi growth hormone sebagai akibat dari pemberian glukosa ini? Apabila growth hormone menaikkan kadar gula darah, dan Anda memberikan gula, maka tindakan ini harus menurunkan sekresi growth hormone pada orang yang normal. (Aaron B erk owitz. (Patofi siol ogi kl ini k) Kini apa yang Anda perkirakan akan terjadi pada seorang pasien tumor yang mensekresikan growth hormone? Nah pertanyaannya apa yang akan terjadi pada semua tumor over-sekresi lainnya ketika kita mencoba memberikannya umpan-balik yang negatif? Biasanva tumor tersebut tidak meresponsnya pada kadar yang normal. Jadi, jika growth hormone tidak mengalami penurunan sebagai reaksi terhadap tes toleransi glukosa, maka keadaan ini mengindikasikan suatu sumber growth hormone yang resisten terhadap umpan-balik negatif dan kemungkinan besar sumber tersebut berupa tumor yang mensekresikan growth hormone. Tumor yang Mensekresi LH/FSH. Karena LH dan FSH yang disekresikan oleh tumor ini biasanya non-fungsional, maka pasien tumor ini dapat ditemukan dengan hipogonadisme sehingga berbeda dengan apa yang kita perkirakan. (Aaron B erk owitz. (Patofisiologi kl ini k) Adenoma yang Mensekresi Prolaktin. Prolaktin merupakan hormon yang bertanggung jawab atas produksi ASI. Dengan demikian prolaktinoma pada wanita dapat menyebabkan galaktore yang merupakan keadaan
18
laktasi kendati wanita itu tidak hamil (tentu saja kita harus memastikannya dengan tes kehamilan). Prolaktin menghambat sekresi gonadotropicreleasing hormone (GnRH) dari hipotalamus. Penurunan sekresi GnRH akan menyebabkan berkurangnya sekresi FSH dan LH oleh hipofise. Dengan demikian kenaikan sekresi prolaktin dapat menimbulkan penurunan libido dan menstruasi yang tidak teratur pada wanita; kenaikan prolaktin dapat menyebabkan impotensi, infertilitas, penurunan libido dan kadang-kadang ginekomastia pada pria. Releasing-hormones dari hipotalamus akan menstimulasi selyagian hesar hormon hipofise anterior. Pengecualiannya adalah prolaktin; sekresi prolaktin berada di hawah kendali oleh dopamin yang disekresikan dari hipotalamus. Jadi, doparnin yang dilepaskan dari hipotalamus akan menghAmbat pelepasan prolaktin dari hipofise anterior. (Aaron B erk owitz. (Patofisiologi k li ni k Karena dopamin normalnya menghambat sel-sel yang mensekresikan prolaktin, maka preparat agonis dopamin merupakan terapi lini-pertama untuk menghamhat pertumbuhan prolaktinoma. Jika terapi agonis dopamin tidak herhasil, maka tindakan Kedah untuk mengangkat tumor tersebut kerapkali diperlukan. Untuk penyakit apa lagi preparat agonis dopamin digunakan?
Untuk
pengobatan
defisiensi
dopamin
pada
penyakit
Parkinson. Efek apakah yang ditimbulkan oleh antagonis dopamin (misalnya pada terapi skizofrenia) pada prolaktin? Antagonis dopamin akan memhehaskan prolaktin dari inhihisinya dan dengan dermkian akan meningk'athan sekresi prolaktin. Selain pemberian antagonis dopamin, keadaan lain apakah yang menyehahkan hiperpro-laktinemia:
19
• r.edera Binding dada misalnya vesikel (shingles) pada herpes roster yang diperkirakan mengaktifkan lintasan saraf yang sama dengan lintasan saraf yang diaktifkan oleh pengisapan puting (suckling). •
Lesi
hipotalamus
misalnya
kraniofaringioma
yang
dapat
menurunkan sekresi dopamin dan dengan demikian membebaskan sekresi prolaktin dari inhibisinya. •
Penurunan klirens prolaktin seperti misalnya pada gagal ginjal.
Hipopituitarisme Tumor hipofise dapat berlangsung diam-diam secara metabolik yaitu tumor ini tidak mensekresikan hormon apa pun. Tumor ini dapat menimbulkan gejala karena pertumbuhannya. Karena kelenjar hipofise berada di bawah kiasma
optikum, pasien tumor
hipofise dapat
memperlihatkan hemianopsia bitemporal (Gambar 7-7). Jika tumor tersebut berukuran begitu besar sehingga terjadi kompresi pada kelenjar hipofise, maka keadaan ini akan menyebabkan gangguan fungsi kelenjar tersebut (hipopituitarisme). (Aaron Berkowitz. (Patofi siologi kl ini k) Di samping tumor hipofise yang non-fungsional, berbagai tumor lain (kraniofaringioma. tumor primer SSP, metastase), terapi radiasi, penyakit autoimun (misalnva sarkoidosis), infeksi (misalnya tuberkulosis), proses infiltrasi (misalnya hemokromatosis, histiositosis X) dan/atau perdarahan dapat menimbulkan kerusakan pada kelenjar hipofise yang menyebabkan penurunan fungsinya. Apopleksia hipofise merupakan perdarahan hipofise yang dapat terjadi karena ruptur adenoma. Sindroin Sheehan terjadi ketika perdarahan peri- atau postpartum7 pada ibu mengakibatkan hipovolemia dan selanjutnya kerusakan pada hipofise.
20
Meskipun situasi ini dapat menyebabkan kegagalan pada semua fungsi hipofise (panhipo- pituitarts. me), namun berikut ini merupakan efek yang ditimbulkan oleh defisiensi masingmasing hormon: •
Tidak adanya ACTH menyebabkan insufisiensi sekunder adrenal.'
•
Tidak adanya TSH menyebabkan hipotiroidisme sekunder.
•
Tidak adanya GH pada seorang anak dapat mengakibatkan
kegagalan pertumbuhan, sedangkan defisiensi GH pada orang dewasa dapat menimbulkan gejala fatigue, ketidakstabilan emosional dan/atau perubahan berat badan. • Tidak adanya LH/FSH menyebabkan hipogonadismesentral. Pada anak anak, keadaan ini dapat mengakibatkan keterlambatan pubertal; pada orang dewasa terjadi impotensi, menstruasi yang tidak teratur, infertilitas dan penurunan libido. ( Aaron B er kowitz. (Patofisiologi k li nik 2.8.
Penyakit pada Hipofise Posterior Diabetes insipidus
(defisiensi ADH) dan SIADH (kelebihan ADH) dibicarakan dalam bab tentang ginjal Sindrom Polikistik Ovarii
Sindrom polikistik ovarii ditandai oleh peningkatan produksi hormonhormon androgen yang menyebabkan amenore, hirsutisme (peningkatan abnormal rambut tuhuh), akne, infertilitas, obesitas, dan pada beberapa kasus, diabetes melitus tipe II serta akantosis nigrikan (bercak kat berwarna gelap seperti beludru yang paling sering ditemukan pada aksila, bagian posterior leher dan/atau regio genitalia). Sindrom tersebut paling sering tinibul pada usia adolesensi lanjut. Penyebab yang mendasari peningkatan
produksi
hormon
androgen
tidak
diketahui.
( Aaron
Ber kowitz. (Patofisiologi k li ni k)
21
Diagnosis dipastikan lewat peningkatan kadar hormon-hormon androgen dalam
serum
(seperti
misalnya
testosteron,
androstenedion)
dan
peningkatan kadar LH dengan kadar FSH yang normal. Toleransi glukosa dapat terganggu. Kendati tidak semuanya, kebanyakan kasus terlihat memiliki pula ovarium polikistik pada pemeriksaan USG. Pemberian pil kontrasepsi oral (pil KB) dapat memulihkan siklus menstruasi kembali normal. Pil KB juga menurunkan kadar LH dan dengan demikian mengurangi
produksi
hormon
androgen
serta
mengurangi
gejala
hirsutisme dan akne. Jika terdapat diabetes, maka keadaan ini diatasi dengan penuninan berat badan/olahraga dan pemberian metformin. ( Aaron Ber kowitz. (Patofisiologi k li ni k)
22
BAB III PENUTUP 3.1.
Kesimpulan
Hipofisis anterior menghasilkan dua hormon gonadotrofik yang mengatur aktivitas ovarium pada wanita. Pelepasan hormone gonadotropik dari hipofisis anterior di atur oleh hipotalamus melalui releasing dan inhibiting hormone yang mencapai hipofisis melalui system portal hipotalamus-hipofisis. Hormon hormon Gonadotropin ialah follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hipotalamus akan memicu hipofise untuk mengeluarkan FSH dimana follicle stimulating hormone memicu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan estrogen. Tingginya hormone estrogen memicu hipofisis mengeluarkan LH dan menghambat FSH sehingga LH yang meningkat merangsang peleasan sel telur yang telah matang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Green J. H. Fisiologi Kedokteran: Ciputat-Tangerang
Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke -11. Jakarta: EGC
Berkowitz, Aaoron. 2013. Patofisiologi klinik . Pamulang-Tangerang Selatan 5418
24