CETAKAN KEDUA
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID
OLEH: AL-USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Desain logo oleh TIM HSI Abdullah A bdullah Roy Dikompilasi dalam bentuk PDF oleh www.adis.web.id
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
DAFTAR ISI
halaman HSI 01.1
Mengapa Kita Wajib Bertauhid……………………………………………………………………. Bertauhid…… ……………………………………………………………….
3
HSI 01.2
Tauhid, Syarat Mutlak Mutl ak Masuk Surga………………………………………………………………
4
HSI 01.3
Bahaya Kesyirikan………………………………………………………………………………………… Kesyi rikan…………………………………………………………………………………………
5
HSI 01.4
Syirik Membatalkan Membatal kan Amalan………………………………………………………………………….. Amalan… ………………………………………………………………………..
6
HSI 01.5
Taubat Dari Kesyirikan……………………………………………………… Kesyi rikan…………………………………………………………………………………. ………………………….
7
HSI 01.6
Apa Itu Tauhid………………………………………………………………………………………………. Tauhid………… …………………………………………………………………………………….
8
HSI 01.7
Memakai Jimat Termasuk Syirik…………………………………………………………………… Syirik…… ………………………………………………………………
9
HSI 01.8
Bertabarruk (Mencari Barokah)…………………………………………………………………… Barokah)……… ……………………………………………………………
10
HSI 01.9
Menyembelih Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik Besar……………………………… Besar………………………………
11
HSI 01.10 Bernadzar Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik………………………………… Syirik…………………………………………….. …………..
12
HSI 01.11
Ruqyah (Jampi-jampi)…… (Jampi- jampi)…………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
13
HSI 01.12 Berdoa Kepada Selain Alloh Termasuk Syirik Besar………………………………… Besar………………………………………. …….
14
HSI 01.13
Syafaat………………………………………………………………………………………………………….. Syafaat……… …………………………………………………………………………………………………..
15
HSI 01.14 Berlebihan Terhadap Orang Shaleh Adalah Pintu Kesyirikan…………………………. Kesyirikan………………………….
17
HSI 01.15
Sihir……………………………………………………………………………………………………………….. Sihir……… ………………………………………………………………………………………………………..
18
HSI 01.16
Perdukunan…………………………………………………………………………………………………… Perdukunan………… …………………………………………………………………………………………
19
HSI 01.17 Tathayyur (Merasa Sial Dengan Sesuatu)……………………………… Sesuatu)……………………………………………… ………………………. ……….
21
HSI 01.18
Meramal Nasib Dengan Bintang……………………………………………………………………. Bintang…………… ……………………………………………………….
22
HSI 01.19
Bersumpah Dengan Selain Nama Alloh………………………………………………………….. Alloh……………………… …………………………………..
23
HSI 01.20
Riya’………………………………………………………………………………………………………………. Riya’…………… ………………………………………………………………………………………………….
24
HSI 01.21
Cinta Kepada Alloh………………………………………………………………………………………… Alloh…………… ……………………………………………………………………………
25
HSI 01.22
Takut Kepada Alloh……………………………………………………………………………………….. Alloh………… ……………………………………………………………………………..
27
HSI 01.23
Taat Ulama Dalam Kebenaran……………………………………………………………………….. Kebenaran ………………………………………………………………………..
29
HSI 01.24
Menyandarkan Nikmat Kepada Alloh……………………………………………………………. Alloh………… ………………………………………………….
31
HSI 01.25
Ridha Dengan Hukum Alloh…………………………………………………………………………… Alloh………… …………………………………………………………………
32
Biografi Ustadz Abdullah Roy Lc. MA………………………………………… MA…………………………………………………………….. …………………..
33 2
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.1 Mengapa Kita Wajib Bertauhid Kita wajib bertauhid karena Alloh SWT menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk bertauhid, yaitu mengesakan ibadah untuk Alloh SWT. Alloh berfirman dalam Surat Adz-Dzariyat 56:
"dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melai nkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" Alloh SWT telah mengutus para Rosul untuk umatnya dengan tujuan mengajak mereka kepada tauhid. Alloh SWT berfirman dalam Surat An-Nahl 36:
"dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." Toghut adalah segala sesembahan selain Alloh SWT. Seorang muslim yang tidak memahami tauhid yang merupakan ajaran inti agama islam sebenarnya tidak memahami agamanya, meskipun dia mengaku telah mempelajari ilmu-il mu yang banyak. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas ata s dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/mengapa-wajib-bertauhid.html
3
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.2 Tauhid, Syarat Mutlak Masuk Surga
Bertauhid adalah modal bagi seorang manusia yang ingin merasakan kebahagiaan surga, meskipun sebelum masuk surga mungkin diadzab dulu di neraka karena dosa-dosanya. Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, demikian pula bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan dengan tiupan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimana pun amal yang dikerjakannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
. "Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah" (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).
Modal utama untuk mendapatkan surga Alloh subhanahu wa ta'ala adalah dengan bertauhid. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/tauhid-syarat-masuk-surga.html
4
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.3 Bahaya Kesyirikan
Tauhid adalah amalan yang paling Allaah cintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allaah dalam beribadah) adalah amalan yang paling Allaah murkai. Allaah memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik kepada Allaah, Maka Allaah tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut. Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya masuk ke dalam syurganya Allaah Subhanahu wata’alaa. Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang besar. Alloh berfirman dalam Surat An-Nisa' : 48
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain
dari
(syirik)
itu,
bagi
siapa
yang
dikehendaki-Nya.
Barangsiapa
yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." Alloh berfirman dalam Surat Al-Maidah :72
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." Berhati-hatilah terdapat dosa ini, karena kadang seorang hamba tidak mengetahui kalau dirinya terjerumus dalam dosa ini. Bentengilah diri kita dengan perisai ilmu agama, belajarlah dan berdoalah kepada Alloh subhanahu wa ta'ala dengan sejujur-jujurnya. Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/bahaya-kesyirikan.html
5
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.4 Syirik Membatalkan Amalan
Syirik adalah dosa besar yang dapat membatalkan amalan seseorang. Alloh berfirman dalam Surat Az-Zumar :65-66
(
)
"dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur"." Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila berbuat syirik maka akan batal seluruh amalannya. Oleh karena itu, jagalah amalan yang telah kita tabung bertahun-tahun. Jangan biarkan amalan tersebut hilang karena kejahilan kita terhadap tauhid dan syirik. Kadang perbuatan yang kita anggap biasa, bisa menghancurkan amalan sebesar gunung padahal belum tentu ada waktu lagi bagi kita untuk menabung kembali. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/syirik-membatalkan-amalan.html
6
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.5 Taubat Dari Kesyirikan Orang yang berbuat syirik kemudian meninggal dunia sebelum bertobat, maka dosa syiriknya tidak akan diampuni. Namun apabila dia bertobat sebelum meninggal maka Alloh subhanahu wa ta'ala akan mengampuni dosanya tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang didalamnya
terpenuhi tiga syarat : 1. Menyesal 2. Meninggalkan perbuatan tersebut 3. Bertekad kuat tidak akan mengulangi lagi Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Az-Zumar :53
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda
"Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai keduanya) dari Nabi beliau bersabda: " Sesunguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya." (HR. Tirmidzi dan Syaikh Albani katakan haditsnya hasan).
Para Shahabat Nabi sholallohu 'alaihi wasallam tidak semua lahir dalam keadaan islam, bahkan banyak yang masuk islam ketika sudah dewasa dan sebelumnya bergelimang dengan dosa kesyirikan. Supaya tidak terjerumus dalam kesyirikan, seseorang harus mempelejari tauhid dengan baik, mengetahui jenis-jenis kesyirikan, sehingga bisa menjauhi kes yirikan tersebut. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/taubat.dari.kesyirikan.html
7
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.6 Apa Itu Tauhid Kita harus memahami apa makna tauhid yang harus kita pelajari dan kita amalkan. Tauhid berarti :
Secara bahasa artinya mengesakan
Secara istilah artinya mengesakan Alloh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehingga dia meninggalkan semua peribadatan kepada selain Alloh, seperti beribadah kepada selain Alloh, bernadzar kepada selain Alloh, menyembelih kepada selain Alloh dan lain-lain.
Apabila seseorang beribadah kepada Alloh dan menyerahkan sebagaian peribadatan kepada selain Alloh, siapapun dia, maka inilah yang dinamakan dengan syirik yaitu menyekutukan Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam beribadah.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Az-Zukhruf: 26-27
(
)
"dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena Sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku"." Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah dan mengingkari terhadap seluruh ibadah kepada selain Allah (maka) darahnya dan hartanya haram (terlindungi) sedangkan hisabnya (perhitungan amalmya) di sisi Allah" (HR. Muslim No. 23) Rukun kalimat tauhid Laa Ilaa Ha Illallohu ada dua : 1. Nafi', yaitu pengingkaran terhadap kalimat Laa Ilaa Ha, pengingkaran terhadap Tuhan yang berhak disembah selain Alloh. 2. Itsbat, yaitu penetapan pada kalimat Illallohu, menetapkan Alloh sebagai satu-satunya sesembahan. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/apa-itu-tauhid.html
8
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.7 Memakai Jimat Termasuk Syirik Alloh 'azza wa jalla memberi manfaat dan madharat. Apabila Alloh memberi manfaat kepada seseorang maka tidak ada satupun yang dapat mencegahnya. Dan apabilan Alloh memberi musibah kepada seseorang maka tidak ada satupun yang dapat menolaknya. Keyakinan tersebut melazimkan kita untuk hanya bergantung kepada Alloh semata dan merasa cukup dengan Alloh dalam usaha untuk mendapatkan manfaat dan menghindari madhorot. Seperti dalam mencari rezeki, keselamatan, kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti jimat, wafaq, susuk dan berbagai jenisnya. Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad 4: 156.Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492). Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara, maka ini termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab. Padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya yaitu Alloh subhanahu wa ta'ala.
Kemudian apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan madharat, maka ini termasuk syirik besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam. Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memudahkan kita dan juga saudarasaudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Alloh.
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"
Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/memakai-jimat-termasuk-syirik.html
9
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.8 Bertabarruk (Mencari Barokah) Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Alloh subhanahu wa ta'ala adalah Zat yang berbarokah artinya banyak kebaikannya. Alloh subhanahu wa ta'ala adalah Zat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian mahlukNya, sehingga mahluk tersebut menjadi mahluk yang berbarokah dan banyak kebaikannya. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ali-Imran: 96
"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Alloh l etakkan untuk manusia beribadah adalah yang ada di Mekkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam." Ka'bah diberikan barokah oleh Alloh subhanahu wa ta'ala dan cara mendapatkan barokahnya/ kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Ad-Dukhan: 3
"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." Malam Lailatul Qodar adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barokahnya dan juga kebaikannya adalah dengan beribadah di malam tersebut. Seorang ulama berbarokah dengan ilmunya dan juga dakwahnya. Cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Di sana ada barokah yang sifatnya zatiyah, yaitu zat yang berbarokah dimana barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini, hanya Alloh berikan kepada para Nabi dan Rosul. Oleh karena itu, dulu para sahabat Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi sholallohu 'alaihi wasallam, rambut beliau, keringat beliau dan lain-lain. Sepeninggal beliau sholallohu 'alaihi wasallam, mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakr dan Umar dan para sahabat yang lain. Dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah kekhususan para Nabi dan Rosul. Meminta barokah hanya kepada Alloh, dan dengan cara yang disyariatkan. Adapun meminta barokah kepada Alloh dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding masjid tertentu atau mengambil tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil. Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala selalu memberkahi kita dan keluarga kita. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/bertabarruk-mencari-barokah.html 10
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.9 Menyembelih Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik Besar
Menyembelih termasuk ibadah yang agung dalam agama islam. Di dalamnya terdapat pengagungan terhadap Alloh, Rob semesta alam, dan merupakan perwujudan cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Alloh, seperti : ibadah qurban di hari raya, aqiqah, hadyu jamaah haji. Alloh subhanahu wa ta'ala telah menyuruh kita menyerahkan ibadah yang mulia hanya untuk Alloh semata. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al-Kautsar : 2
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah" Barangsiapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Alloh, dalam rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Alloh, meskipun kepada seorang Nabi atau seorang wali atau kepada jin dan lain-lain, maka dia telah terjatuh ke dalam syirik besar. Hal ini dapat mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalannya dan terkena ancaman laknat dari Alloh subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam:
"Allah melaknat orang yang menyembelih untuk sesuatu selain Allah."(HR. Muslim) Makna dari laknat adalah dijauhkan dari rahmat Alloh subhanahu wa ta'ala. Oleh karena itu, jangan sekali-kali, kita sebagai seorang muslim berqurban dan menyembelih untuk selain Alloh sedikitpun, meskipun dengan seekor lalat dengan harapan untuk memperoleh manfaat atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin bahwa manfaat dan madharat di tangan Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan hanya kepadaNya lah seorang muslim bertawakal.
Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/menyembelih-untuk-selain-alloh.html
11
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.10 Bernadzar Untuk Selain Alloh Termasuk Syirik Bernadzar untuk Alloh adalah apabila seseorang mengatakan misalnya: "wajib bagi saya mengerjakan ibadah ini dan itu untuk Alloh", "saya bernazar untuk Alloh bila tercapai hajat saya". Bernazar termasuk ibadah dan bentuk pengagungan, oleh karena itu bernazar tidak boleh dilakukan kecuali untuk Alloh subhanahu wa ta'ala. Seperti seorang bernazar untuk berpuasa untuk Alloh subhanahu wa ta'ala satu hari bila lulus ujian atau bernazar untuk umroh apabila sembuh dari penyakit dan lain-lain. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh : 270
"Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya." Alloh subhanahu wa ta'ala mengabarkan bahwasanya Alloh mengetahui nazar para hambaNya di dalam ayat ini. Dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwa nazar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atasnya. Dan apabila menunaikan nazar dalam ketaatan, hukumnya adalah wajib, berdasarkan firman Alloh subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al-Hajj : 29
"dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka" Dan sabda Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam:
"Barang siapa bernazar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia mentaati-Nya, dan barang siapa yang bernadzar maksiat, maka janganlah dia berbuat maksiat kepada Allah."(Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari rahimahullah) Bernazar kepada selain Alloh termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam. Seperti orang yang bernazar apabila sembuh dari sakit, maka akan menyembelih untuk wali fulan, berpuasa untuk syaikh fulan. Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/bernadzar-untuk-selain-alloh-syirik.html 12
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.11 Ruqyah (Jampi-jampi) Ar-ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang sakit supaya sembuh. Bacaan ini dibolehkan selama tidak ada kesyirikan. Auf bin Malik berkata, "Kami dahulu meruqyah di zaman jahiliyah, maka kami bertanya kepada Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, "Ya Rosululloh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?" Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Sesungguhnya ruqyah
tidak mengapa asal tidak ada kesyirikan."(HR. Abu Dawud disahihkan oleh Syaikh Albani) Ruqyah yang tidak ada kesyirikan, seperti ruqyah dari ayat-ayat Alquran, dari doa-doa yang diajarkan Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam -dan ini lebih utama- atau dari doa-doa yang lain yang diketahui kebenarany maknanya, baik dengan bahasa arab maupun dengan selain bahasa arab. Kemudian hendaknya orang yang meruqyah atau yang diruqyah, meyakini bahwa ruqyah hanyalah sebab semata. Tidak berpengaruh dengan sendirinya, dan tidak boleh seseorang bertawakal karena sebab tersebut. Seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal pada Zat yang menciptakan sebab tersebut, yaitu Alloh subhanahu wa ta'ala. Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Alloh, entah kepada jin atau wali sekalipun. Biasanya disebutkan di situ nama-nama mereka. Tidak jarang, jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Alquran atau dengan nama-nama Alloh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa arab. Tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. Ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, dalam sabda beliau :
"Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik." (Shahih, HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat Shahih Jami' Ash-Shaghir no. 1632) Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/ruqyah-jampi-jampi.html
13
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.12 Berdoa Kepada Selain Alloh Termasuk Syirik Besar Berdoa kepada Alloh adalah seseorang menghadap Alloh dengan maksud supaya Alloh subhanahu wa ta'ala mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan
merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. Berdoa dengan makna di atas adalah ibadah. Berkata An-Nu'man Ibnu Basyirin radhiallohu 'anhu,
: "Dari Nu'man bin Basyir, dia berkata: Aku telah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Doa adalah ibadah", kemudian beliau membaca (firman Allâh) ((Dan Robbmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguh-Nya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadahah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".)) (al-Mukmin/40:60) [HR. Tirmidzi, no: 3247; Ahmad 4/267; Bukhari di dalam Adabul Mufrad, no: 1757. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni] Makna berdoa kepadaKu adalah beribadah kepadaKu. Apabila doa adalah hak dari Alloh subhanahu wa ta'ala semata, maka berdoa kepada selain Alloh dengan merendahkan diri di
hadapan-Nya, mengharap dan takut kepada-Nya sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Alloh adalah termasuk syirik besar. Dan termasuk doa adalah istighosah, yaitu meminta dilepaskan dari kesusahan, istiadzah (meminta perlindungan), isti'anah (meminta pertolongan). Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah, hanya diserahkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata. Dan perlu kita ketahui bahwasanya, boleh seseorang beristighosah, beristiadzah, beristi'anah kepada mahluk dengan 4 syarat: 1. Mahluk tersebut masih hidup 2. Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita 3. Dia mampu sebagai mahluk untuk melakukannya 4. Tidak boleh orang bertawakal dengan sebab tersebut, namun bertawakal kepada Alloh subhanahu wa ta'ala yang menciptakan sebab.
Orang yang beristighosah, beristiadzah, beristi'anah kepada orang yang sudah mati atau orang yang masih hidup tapi tidak di depan kita atau tidak mendengar ucapan kita atau meminta mahluk untuk perkara yang tidak mungkin dilakukan kecuali oleh Alloh, maka ini te rmasuk syirik besar. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/berdoa-kepada-selain-alloh-syirik-besar.html 14
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.13 Syafaat
Syafa'at adalah meminta kebaikan bagi orang lain. Disana ada syafa'at dunia dan ada syafa'at akhirat. Allah dan RasulNya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafa'at pada hari kiamat, diantaranya adalah Allah mengampuni seorang muslim dengan perantara doa orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafa'at. Syafa'at akhirat harus kita imani dan kita harus berusaha untuk meraihnya. Modal utama untuk mendapatkan syafa'at akhirat adalah tauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan, sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasallam:
"Setiap nabi memiliki doa yang mustajab, maka masing-masing nabi menyegerakan doanya. Dan sesungguhnya aku menunda doaku sebagai syafa'at bagi ummatku pada hari kiamat. Maka syafa'at tersebut akan didapatkan insya Allah oleh setiap orang yang mati dari ummatku, yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun" (HR. Muslim) Merekalah orang-orang yang Allah ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki, Allah berfirman:
"Dan mereka tidak memberi syafa'at kecuali bagi orang yang Allah ridhai" (QS. Al Anbiyâ': 28) Syafa'at di akhirat berbeda dengan syafa'at di dunia, karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberi syafa'at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan Allah, walaupun diaseorang nabi atau seorang malaikat sekalipun, sebagaimana firman Allah :
"Tidaklah ada yang memberi syafa'at di sisiNya kecuali dengan izinNya" (QS. Al Baqarah 255). Oleh karena itu permintaan syafa'at hanya ditujukan kepada Allah, Dzat yang memilikinya, seperti seseorang mengatakan dalam doanya: "Ya Allah aku meminta syafa'at nabiMu." 15
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Inilah cara meminta syafa'at yang diperbolehkan, bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad , seperti mengatakan: "Ya nabi, berilah aku syafa'atmu" Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada mahluk dengan maksud meraih syafa'atnya; karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu, sebagaimana firman Allah :
"Dan mereka menyembah kepada selain Allah sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberi manfaat, dan mereka berkata: Mereka adalah pemberi syafa'at bagi kami di sisi Allah. Katakanlah: Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui dilangit maupun di bumi. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan" (QS. Yûnus:18) Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/syafaat.html
16
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.14 Berlebihan Terhadap Orang Shaleh Adalah Pintu Kesyirikan Orang shaleh adalah orang yang baik karena mengikuti syari'at Allah, baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka. Kita
juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan. Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan; membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita. Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama. Namun berlebih-lebihan terhadap orang shaleh, seperti mendudukkan mereka di atas kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allah, maka ini hukumnya haram dan tidak diperbolehkan menurut agama, karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allah. Mencintai Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, dan semua manusia adalah sebuah kewajiban agama sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau, dengan mendudukkan beliau di atas kedudukan beliau yang sebenarnya, yaitu sebagai seorang hamba Allah dan seorang rasul. Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku sebagaimana orang-orang nasrani berlebihlebihan terhadap 'Isa bin Maryam, sesungguhnya aku adalah hambaNya, maka katakanlah: hamba Allah dan RasulNya" (HR. Al Bukhâri) Beliau adalah seorang hamba, maka tidak boleh disembah dan beliau adalah seorang rasul, maka tidak boleh dicela dan diselisihi. Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia yaitu Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain? Diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang-orang shaleh adalah meyakini bahwa mereka mengetahui ilmu ghaib atau membangun di atas kuburan mereka atau beribadah kepada Allah di samping kuburan mereka dll. Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga Allah ta'aalaa melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/berlebihan-terhadap-orang-shaleh-termasuk-syirik.html
17
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.15 Sihir Sihir bermacam-macam jenisnya. Sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan syetan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang membuat syetan ridha, yaitu kufur kepada Allah dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina Al Quran atau mencela agama dll. Allah ta'âlâ berfirman:
"Dan bukanlah Sulaiman yang kafir, akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al Baqarah: 102). Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam: "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan" Para sahabat bertanya: Ya Rasûlullâh, apa tujuh perkara tersebut? Beliau menjawab; Syirik kepada Allah, sihir dst….(Muttafaqun 'Alaihi). Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila dia tidak bertaubat, sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi shallallâhu 'alahi wa sallam. Dan yang berhak untuk melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu. Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan, bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya keluar dari Islam. Demikian pula meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang haram, karena Rasûlullâh shallallâhu 'alahi wa sallam mengabarkan bahwa bukan termasuk pengikut beliau orang yang
menyihir dan orang yang minta disihirkan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al Bazzâr dalam Musnadnya, dan dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullah. Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir, diantaranya adalah menjaga dzikir-dzikir yang disyari'atkan, seperti dzikir pagi dan petang, dzikir-dzikir setelah shalat lima waktu, dzikir akan tidur, mau makan, masuk rumah, keluar rumah, masuk kamar kecil, keluar dari kamar kecil dll. Dan membersihkan diri dan rumah dari perkara-perkara yang membuat ridha syetan, seperti jimat-jimat, musik-musik, gambar-gambar mahluk bernyawa dll. Dan apabila qadarullah terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada Allah, memohon dariNya kesembuhan dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang disyari'atkan dan jangan sekali-kali berusaha menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung maupun lewat dukun, paranormal dan yang semisal mereka. Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita dari semua kejelekan di dunia dan di akhirat. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/sihir.html 18
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.16 Perdukunan Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang gaib, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, seperti mengetahui barang yang hilang dan pencurinya, ramalan nasib d ll. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut dengan cara-cara tertentu seperti dengan melihat bintang, menggaris di tanah, melihat air di mangkok, dll. Dengan ini para dukun memakan harta manusia. Ketahuilah bahwa perdukunan dengan namanya yang bermacam-macam adalah perkara yang diharamkan dalam agama Islam. Ilmu gaib yang mereka akui, pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. Sedangkan cara-cara di atas hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan setan. Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke neraka. Iblis dan keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allah. Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini. Dan harta yang dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram. Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar maka sebagaimana yang dikabarkan Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang dikeluarkan Al Imâm Al Bukhâri dalam Shahîhnya bahwa para jin bekerja sama untuk mencuri kabar dari langit. Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas mengabarkan kepada yang di bawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun. Terkadang dia terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut dan terkadang sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang. Kabar sedikit yang sampai ini, dukun tambah-tambahi dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang Islam dilarang sekalikali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susah keadaanya. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang mendatangi wanita haid (berjimak) atau mendatangi istrinya dari dubur atau mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan maka dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad" (HR. Abu Dâwud, At Tirmidzi, dan Ibnu Mâjah dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullahu).
19
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Dalam hadits lain beliau bersabda:
"Barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak diterima darinya shalat selama empat puluh hari" (HR. Muslim). Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai mengeluarkan seseorang dari Islam, namun kedua hadits sudah cukup menunjukkan besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allah menjadikan kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/perdukunan.html
20
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.17 Tathayyur (Merasa Sial Dengan Sesuatu) Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu, seperti melihat tabrakan, atau kucing lewat, atau orang berkelahi, atau burung tertentu dan yang semisalnya; kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dll. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad, dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullâh) Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana dinafikan oleh Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
...
...
"… tidak ada thiyarah …" (HR.Al Bukhâri dan Muslim) Maksudnya thiyarah ini adalah sebuah perasaan saja, yang tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allah. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mengikuti was-was setan dan hendaknya dia memiliki keyakinan kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah dengan takdir Allah semata, yakin bahwa tidak mendatangkan kebaikan kecuali Allah dan tidak melindungi dari keburukan kecuali Allah, hanya bertawakkal kepadaNya semata, dan berbaik sangka kepada Allah. Apabila datang perasaan tersebut maka segera dihilangkan dengan tawakkal dan tetaplah melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah semata. Adapun Tafâ'ul maka diperbolehkan dalam agama kita. Tafâ'ul adalah berbaik sangka kepada Allah karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam sering bertafâ'ul, seperti ketika perjanjian Hudaibiyyah, utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Suhail adalah bentuk tashgîr (pengecilan) dari sahl yang artinya yang mudah, maka beliaupun berbaik sangka kepada Allah bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan bagi ummat Islam. Maka benarlah persangkaan beliau, Allah membuka setelah perjanjian tersebut pintu-pintu kemudahan bagi umat islam. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/tathayyur.html 21
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.18 Meramal Nasib Dengan Bintang
Bintang adalah mahluk yang menunjukkan kebesaran Allah sebagai penciptanya. Allah ta'âlâ telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa bintang ini memiliki tiga faidah: 1. Perhiasan langit (Al Mulk : 5, Al Hijr: 16) 2. Pelempar syetan (Al Mulk: 5, Al Hijr: 17-18, Ash Shâffât: 10) 3. Petunjuk manusia (An Nahl: 16). Seperti mengetahui arah utara/selatan, arah daerah, arah qiblat, atau mengetahui kapan datangnya musim menanam, hujan, angin dll). Allah tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain tiga perkara di atas. Seorang salaf Qatâdah bin Di'âmah As Sadûsi -seorang ulama meninggal kurang lebih tahun 110 Hrahimahullah menjelaskan bahwa barangsiapa yang meyakini bahwa bintang memiliki faidah
yang lain selain tiga hal di atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu. Dikeluarkan Al Imam Al Bukhâri dalam Shahîh beliau secara mu'allaq. Contohnya adalah meyakini bahwa terbit dan tenggelamnyanya bintang, atau berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rezeki , jodoh, dll. Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan majalah, membacanya dan mempercayainya adalah perbuatan haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya kepadanya, ancamannya tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Hendaknya kita semua takut kepada Allah. Jangan sekali-kali mencoba membaca kolom-kolom tersebut. Dan jangan memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup segala pintu yang bisa merusak aqidah kita dan keluarga kita, karena aqidah merupakan modal kita memasuki surga Allah dengan selamat. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/meramal-nasib-dengan-bintang.html
22
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.19 Bersumpah Dengan Selain Nama Alloh
Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau bahasa arab maka menggunakan huruf wâwu, atau bâ' atau tâ'. Adapun bahasa Indonesia maka menggunakan kata: Demi. Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allah semata. Misalnya: Wallahi, demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi, demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya dll. Adapun mahluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengannya. Misalnya: Demi Rasûlullâh, demi ka'bah, demi Jibril, demi langit dan bumi, demi bulan dan bintang, dll. Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap mahluk yang terlarang. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik" (HR. Abû Dâwud, dan At Tirmidzi, dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullâh) Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil, tidak mengeluarkan seseorang dari Islam, namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan mahluk disertai pengagungan seperti mengagungkan Allah (yaitu pengagungan ibadah), seperti sumpah yang dilakukan orang-orang musyrik dengan mengatakan: demi Wisnu, demi dewa fulan, demi Lâta dll. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/bersumpah-dengan-selain-alloh.html
23
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.20 Riya’ Riya' adalah seseorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari A llah, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riya' hukumnya haram dan dia termasuk syirik kecil yang samar, tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Riya' adalah diantara sebab tidak diterima amal ibadah seseorang, bagaimanapun besar amalan tersebut. Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah berkata: Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalamnya maka Aku akan tinggalkan dia dan kesyirikannya" (HR. Muslim) Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik kecil tidak ada harapan untuk diampuni Allah, dia harus diadzab supaya bersih dari dosa riya', berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allah, kalau Allah menghendaki maka diampuni langsung dan kalau Allah menghendaki maka diadzab. Mereka berdalil dengan keumuman ayat:
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki" (QS.An Nisaa:48) Tahukah kita siapa orang yang pertama kali akan dinyalakan api neraka dengan mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam, tapi mereka adalah seorang yang mengajarkan Al Quran supaya dikatakan qari', berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan pemberani. Sebagaimana dikabarkan Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dalam hadits shahih yang diriwayatkan At Tirmidzi dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu. Saudaraku, ikhlash sungguh mahal harganya, para salafpun merasakan beratnya memperbaiki hati. Hanya kepada Allah kita meminta keikhlasan dalam beramal, menjauhkan kita dari riya', sum'ah, ujub dan berbagai penyakit hati. Mari kita biasakan menyembunyikan amal kita meskipun dari orang-orang terdekat, kecuali kalau ada mashlahat yang lebih kuat. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/riya.html 24
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.21 Cinta Kepada Alloh
Mencintai Allah merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang muslim merendahkan dirinya di hadapan Allah, mengagungkan Alloh, yang akhirnya membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi apa yang Alloh larang. Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik besar. Allah ta'aalaa berfirman:
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allah jauh lebih besar. Dan jika seandainya orang-orang yang dzalim itu ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), mereka melihat bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)" (QS. Al Baqarah: 165) Adapun cinta yang merupakan tabi'at manusia, seperti cinta keluarga, cinta harta, cinta pekerjaan dll, maka diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allah maka dia telah melakukan dosa besar. Allah berfirman:
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik" (QS. At Taubah: 24)
25
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan. Diantara cara memupuk rasa cinta kepada Allah adalah dengan mentadabburi ayatayat Al Quran, memikirkan tanda-tanda kekuasaanya di alam semesta, serta mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allah berikan. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/06/cinta-kepada-alloh.html
26
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.22 Takut Kepada Alloh
Diantara keyakinan seorang muslim adalah bahwa manfaat dan mudharat adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Alloh tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk merendahkan diri di hadapan Allah, mengagungkanNya, dan membawanya untuk menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya. Bukan takut berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap rahmat Allah dan bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan. Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-sekali diserahkan kepada selain Allah dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allah maka dia telah terjerumus dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut mudharat wali fulan yang sudah meninggal, kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan mengagungkannya. Hendaknya seorang muslim meneladani Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika beliau berkata:
"Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian (mereka tidak memudharatiku) kecuali apabila Rabbku menghendaki" (QS. Al An'âm: 80) Diantara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada mahluk yang melebihi takutnya kepada Allah, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melanggar laranganNya. Seperti orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir atau tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia, padahal dia mampu melarang. Allah ta'aalaa berfirman:
"Sesungguhnya itu hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian orang-orang beriman) dengan wali-walinya (penolong-penolongnya), karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman" (QS. Alu 'Imrân: 173-175)
27
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Diantara cara menghilangkan rasa takut kepada mahluk yang diharamkan adalah berlindung kepada Allah dari bisikan syetan dan mengingat sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberi manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberi mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberi mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis" (HR. At Tirmidzi, dishahihkan Syeikh Al Albâni rahimahullah) Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti takut kepada panasnya api, atau takut binatang buas. Takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah. Ini adalah takut tabiat yang para nabipun tidak terlepas darinya. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/07/takut-kepada-alloh.html
28
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.23 Taat Ulama Dalam Kebenaran
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah dan agamaNya, ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada Allah. Mereka adalah pewaris para nabi. Kedudukan mereka di dalam agama Islam sangat tinggi. Keutamaan mereka dibanding ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan purnama dibanding cahaya bintang-bintang. Allah telah mengangkat derajat mereka dan memerintahkan kita untuk taat kepada ulama selama mereka menyeru kepada kebenaran dan kebaikan. Allah ta'aalaa berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan ulil amri kalian" (QS. An Nisâ': 59) Ulil amri disini mencakup ulama dan umara (pemerintah). Menghormati mereka bukan berarti menaati mereka dalam segala hal, sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia lain, ijtihad mereka kadang salah dan kadang benar. Kalau benar mereka mendapatkan dua pahala, dan bila salah mendapatkan satu pahala. Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan jelas bahwa seorang ulama menyelisihi kebenaran tersebut dalam sebuah permasalahan maka tidak boleh menaati ulama tersebut dan meninggalkan kebenaran. Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan hanya di dalam kebenaran" (Muttafaqun 'alaihi) Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat bukan penyampai syariat, seperti yang dilakukan orang Yahudi dan Nashrani yang Allah ta'alaa sebutkan dalam firmanNya:
"Mereka (Yahudi dan Nashrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah" (QS. At Taubah: 31) 29
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan: "Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut, akan tetapi mereka bila menghalalkan apa yang Allah haramkan, mereka ikut menghalalkan, dan apabila mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan merekapun ikut mengharamkan (HR. At Tirmidzi, dihasankan Syeikh Al Albâni) Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/07/taat-ulama-dalam-kebenaran.html
30
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.24 Menyandarkan Nikmat Kepada Alloh
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allah. Allah ta'âlâ berfirman:
"Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya dari Allah" (QS. An Nahl: 53) Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allah kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah, seperti mengatakan: Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka, kalau tidak ada angsa tersebut niscaya uang kita sudah dicuri, kalau bukan karena dokter tersebut niscaya saya tidak sembuh. Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allah berfirman:
"Mereka mengenal nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya" (QS. An Nahl: 83) Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allah, Dzat yang menciptakan sebab, seperti dengan mengatakan: kalau bukan karena Allah niscaya kita sudah celaka, kalau bukan karena Allah niscaya uang kita sudah hilang, kalau bukan karena Allah niscaya saya tidak sembuh. Karena Allahlah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan. Mahluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allah menghendaki, niscaya Allah tidak akan menggerakkan mahluk-mahluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterimakasih kepada orang lain. Seorang muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terimakasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini. Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan, atau dengan doa yang baik. Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allah semata. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/07/menyandarkan-nikmat-kepada-alloh.html 31
HSI 01 SILSILAH BELAJAR TAUHID USTADZ ABDULLAH ROY LC. MA.
HSI 01.25 Ridha Dengan Hukum Alloh
Allah ta'aalaa sebagai Pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar Rahmân Ar Rahîm. Di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari'at supaya manusia
mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari kesusahan di dunia maupun di akhirat. Dialah Yang Maha Mengetahui dan Dialah Yang Maha Bijaksana, hukumNya penuh dengan keadilan, hikmah dan kebaikan, meskipun terkadang samar atas sebagian manusia. Oleh karena itu menjadi keharusan bagi seorang muslim dan muslimah untuk ridha dengan hukum Allah dan yakin bahwa kebaikan semuanya di dalam hukum Allah. Di dalam segala bidang kehidupan: aqidah, akhlaq, adab, mu'amalah, ekonomi, kenegaraan, dll. Mengesakan Allah di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid. Allah ta'aalaa berfirman:
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) di dalam urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata" (QS. Al Ahzâb: 36) Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita. Ikutilah majelis-majelis ilmu yang membahas tentang tauhid yang benar. Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang terpercaya. Semoga Allah merahmati kita semua, menghidupkan dan mematikan kita di atas tauhid. Sumber : Audio Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy MA
Audio kajian di atas dapat didownload di http://www.adis.web.id/2014/07/ridha-dengan-hukum-alloh.html
32