HIPOFISASI Abstrak Dalam dunia budidaya perikanan ketersediaan benih memegang peranan yang sangat penting. penting. Oleh karena itu, ketersediaan ketersediaan benih dapat dihasilkan dihasilkan melalui proses pemijahan. Proses Proses pemija pemijahan han agar dapat dapat berhas berhasil il harus harus ditunj ditunjang ang dengan dengan teknol teknologi ogi budiday budidaya. a. Teknolo Teknologi gi budida budidaya ya yang yang dimaks dimaksud ud adalah adalah teknik teknik pemija pemijahan han dengan dengan penyunt penyuntika ikan n hipofisa kedalam tubuh ikan yang akan di pijahkan. Hipofisasi adalah proses penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa kepada ikan untuk merangsang kematangan gonad. Praktikum ini bertuj bertujuan uan untuk untuk mengaj mengajark arkan an cara cara mengam mengambil bil kelenj kelenjar ar hipofi hipofisa sa pada ikan ikan Mas (Cyprinus carpio). Untuk dapat mengambil dan kemudian mengamati hipofisa ikan mas, harus harus dilaku dilakukan kan pembeda pembedahan han pada bagian bagian kepala. kepala. Hal ini dilakuk dilakukan an karena karena hipofi hipofisa sa terletak dibawah organ otak ikan.
Pendahuluan Dalam dunia budidaya perikanan ketersediaan benih memegang peranan yang sangat pentin penting. g. Di habitat habitat asli asli ikan ikan di alam alam akan akan memij memijah ah secara secara alami apabil apabilaa mendap mendapat at rangsangan lingkungan yang tepat, sayangnya dalam lingkungan budidaya rangsangan lingkungan itu sulit diwujudkan. Sehingga perlu diadakan rekayasa untuk memijahkan ikan. Rekayasa yang dimaksud merupakan teknologi tepat guna dalam memijahkan ikan, yaitu dengan metode penyuntikan kelenjar hipofisa dari ikan donor ke ikan resipien. Hal tersebut dilakukan untuk merangsang ikan agar proses pemijahan lebih cepat. Hipofisasi adalah menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang ikan memijah (Susanto, 2001). Metodologi Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 20 Desember 2008. Praktikum bertempat di bak Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, kampus Diploma IPB Cilibende. Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah ember atau baskom, botol gelas minuman bersoda, hanphone, alat bedah, pisau dapur, dan tissue atau kain lap. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas Cyprinus carpio dan alkohol 70%.
Prosedur pengambilan hipofisa dari ikan mas, yaitu pilih ikan mas jantan yang telah matang gonad dengan cara di striping perut, potong bagian kepala ikan dari belakang tutup operkulum, bedah kepala ikan dengan pisau dapur dari bagian punggung kepala kearah kearah depan depan secara secara perlah perlahan an hingga hingga bagian bagian organ organ otak otak terli terlihat hat,, bagian bagian organ organ otak otak dibuang dengan jarum bedah secara perlahan hingga terlihat titik putih tepat di bawah organ otak, selanjutnya secara perlahan temukan lubang (cella tursica) hipofisa di bawah otak, kemudian ambil dengan jarum bedah secara perlahan dan jangan sampai pecah, setelah kelenjar hipofisa didapat keringkan secara perlahan di atas tissue, setelah kering kelenjar hipofisa dimasukkan ke dalam botol yang berisi alkohol 70% dengan volume alkohol 20 kali volume kelenjar hipofisa, lakukan perendaman hipofisa dengan alkohol 70% dengan selang selang waktu yang telah telah ditentukan, ditentukan, yaitu 30 24 jam, setelah setelah itu baru◊ 24
jam ◊ 8 jam ◊ 8 jam ◊ 30 menit ◊menit kelenjar hipofisa dapat disimpan di dalam lemari es dengan suhu 4°С.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembedahan ikan mas yang dipraktikumkan, diperoleh kelenjar hipofisa seperti yang ditunjukan pada gambar.
Gambar kelenjar hipofisa ikan mas
Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam cella tursica, yaitu lekukan dalam tulang spenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002). Sedangkan menurut Akhyar (2004) kelenjar hipofisa atau kelenjar pituitari adalah struktur utama dari endokrin. Dua bagiannya mengilustrasikan dua mode dari sintesis dan kontrol hormon. Pada hipofisa bagian posterior, hormon diproduksi di sel-sel neurosekretori dengan bagian badan mereka ada di hipotalamus dan dikeluarkan setelah stimulasi saraf. Hipofisa bagian anterior, hormon diproduksi pada sel-sel yang terspesialisasi, dan pelepasannya distimulasi atau dilakukan dengan melepaskan hormon yang dibuat di hipotalamus. Rangkaian yang kompleks ini membentuk beberapa titik kontrol. Hipofisa terletak di bawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang hasil sekresinya dialirkan ke dalam peredaran darah. Sehingga sistem endokrin berfungsi sebagai bagian dari sistem koordinasi melalui suatu senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yaitu hormon. Hormon dapat berupa peptida, asam amino, protein, atau steroid. Di dalam tubuh, hormon akan diedarkan oleh darah menuju sel target pada organ tertentu. Secara umum, hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Salah satu kelenjar endokrin, yaitu hipofisa (Ahkyar, 2004). Pemakaian alkohol 70% pada saat perendaman hipofisa, yaitu bertujuan untuk mengawetkan hipofisa agar dapat dipakai dikemudian hari. Pemakaian alkohol 70%, hal ini dikarenakan lekukan tulang atau cella tursica yang sebagai tempat melekatnya hipofisa banyak sekali mengandung lemak dan air. Sehingga pada saat hipofisa direndam dengan alkohol 70%, diharapkan air dan lemak yang tertinggal di hipofisa hilang karena menguap beserta alkohol tersebut. Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis
dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormone-hormon lain yang memiliki sifat sinergik. Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon-hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin. Kesimpulan Jadi, hipofisa dapat membantu merangang dan mempercepat proses pemijahan ikan secara semi alami. Kelebihan hormon hipofisa yaitu penggunaannya mudah dan dapat disimpan lama. Sedangkan kekurangannya hormon hipofisa dapat menularkan penyakit. Daftar Pustaka Akhyar, Salman. M. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas II Jilid 2A. Bandung : Grafindo Media Pratama. Budiyanto. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstraks Kelenjar Hipofisa Ikan Patin Terhadap Laju Pertumbuhan Harian Ikan Koi yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. (Skripsi tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan IPB Susanto, H. 2001. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Jakarta : Penebar Swadaya
Pembahasan
Metode hipofisasi adalah usaha untuk memproduksi benih dari induk yang tidak mau memijah secara alami tetapi memiliki nilai jual tinggi dengan kelenjar hipofisasi dari ikan donor yang menghasilkan hormon yang merangsang pemijahan seperti gonadotropin (Susanto, 1996). Pemijahan sistem hipofisasi menurut Muhammad et al . (2003), ialah merangsang pemijahan induk ikan dengan menyuntikkan kelenjar hipofisa. Menurut Sumantadinata (1981), terdapat 3 cara penyuntikan hipofisasi yaitu intra muscular, intra cranial, dan intra perineal. Hasil percobaan yang dilakukan menyatakan bahwa pada ikan resipien yang dilakukan penyuntikan, tidak melakukan pemijahan setelah diamati selama 8 jam. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Kay (1998), yang menyatakan bahwa penyuntikan kelenjar hipofisa akan memberikan respon dan menyebabkan ikan memijah antara 7-11 jam. Hormon yang berperan menurut Pickford (1957) adalah gonadotropin yaitu Leuteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH). Hormon gonadotropin tersebut dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisa yang akan merangsang proses pemasakan ovulasi yang pada akhirnya merangsang induk betina untuk memijah. Ikan tidak berhasil memijah dimungkinkan oleh faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga ikan mengalami stress dan hormon yang ada tidak dapat memberikan respon. Penyebab lain yaitu teknik penyutikan yang kurang sempurna sehingga menghambat proses pemijahan yang terjadi. Selain itu, ikan yang belum memenuhi syarat juga dapat menjadi faktor kegagalan pemijahan. Faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, sifat fisik dan kimia juga mempengaruhi tingkah laku ikan. Suhu dan cahaya akan mempengaruhi saraf dan otak pada pemijahan. Suhu optimal ikan memijah adalah 280300C. Cara pengambilan ikan resipien dan arus air berperan dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981). Tanda-tanda ikan yang sudah mengalami ovulasi dan siap dikeluarkan telurnya yaitu ikan terlihat gelisah, sering muncul di permukaan air dan ikan jantan sering berpasangan dengan ikan betina (Ville et al ., 1988). Menurut Gordon (1982) ciri-ciri betina yang sudah masak kelamin diantaranya perut mengembung, lubang genital kemerahan, perut lembek. Sedang pada ikan jantan yang telah masak kelamin adalah bila perut di stripping akan keluar cairan putih seperti susu (malt). Hadjamulia (1980) menyatakan syarat ikan donor yang digunakan yaitu masak kelamin dan tidak boleh mati (tidak lebih dari 2 jam), beratnya 2x ikan resipien. Ikan resipien adalah jenis yang sama mempunyai berat 0,5x ikan donor. Perbandingan ikan donor dan resipien yang digunakan adalah 3:1 yaitu 3 jantan dan 1 betina. Mekanisme pemijahan dimulai dari ekstrak kelenjar hipofisa yang disuntikkan akan menimbulkan rangsangan pada hipotalamus. Rangsangan dibawa akson yang berakhir pada penonjolan tengah di dasar ventral ketiga hipotalamus. Hormon FSH dan LH bekerja merangsang perkembangan gonad dan merangsang ovulasi. FSH dan LH juga merangsang perkembangan fungsi testis. FSH meningkatkan ukuran saluran semini ferus
dan LH merangsang sel intestinum dari testis untuk memproduksi hormon kelamin jamtan (Ville et al .,1988). Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing ikan jantan dan betina mengeluarkan sperma dan ovum. Keduanya dapat dipicu dengan menggunakan teknik hipofisasi. Keberhasilan ovulasi tergantung dari keberhasilan proses pematangan akhir oosit. Oosit yang telah siap diovulasikan akan terjadi jika telah mendapat rangsangan hormon yang sesuai. Rendahnya hormon gonadotropin yang masuk dalam darah dapat menyebabkan kemampuan hormon gonadotropin untuk mengovulasikan telur sangat terbatas (Muhammad et al ., 2003). KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil menunjukkan bahwa ikan yang telah disuntik dengan kelenjar hipofisa tidak mengalami pemijahan. 2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu suhu, lingkungan, kematangan gonad, teknik penyuntikan, keadaan fisiologis ikan, cahaya dan arus air serta sifat fisik dan kimia. 3. Mekanisme pemijahan dengan teknik hipofisasi adalah ekstrak kelenjar hipofisa memacu hipotalamus ikan yang telah masak kelamin untuk mengeluarkan hormon gonadotropin dimana hormon gonadotropin berperan dalam pemijahan dan ovulasi. DAFTAR REFERANSI
Gordon, M.S. 1982. Animal Physiology Princile. Mc Millan Publishing Company, New York. Hadjamulia, A. 1980. Pembenihan Ikan Dengan Teknik Hipofisasi. BBAI, Sukabumi. Kay, I. 1998. Introduction of Animal Physiology. Bion Scientific Publisher Ltd. Canada. Muhammad, H. Sanusi, dan I. Ambas. 2003. Pengaruh Donor dan Dosis Kelenjar Hipofisa terhadap Ovulasi dan Daya Tetas Telur Ikan Betok ( Anabas testudineus Bloch). J. Sains & Teknologi. Vol.3(3): 87-94. Pickford , A. 1957. General Zoology Calude. The Mac Millan Publishing Company, New York. Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Budaya, Bogor. Susanto, H. 1996. Budidaya Kodok Unggul. Swadaya. Jakatra. Ville, C.A, W.D Wallon and F.E. Smith. 1988. Zoologi. Erlangga. Jakarta.