Hidrometeorologi (Hydrometeorology) adalah ilmu yang khusus mempelajari problema-problema yang ada diantara hidrologi dan meteorologi. Bencana hidrometeorologi diprediksikan akan terus meningkat, baik frekuensi maupun intensitasnya akibat pengaruh perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan fenomena global seperti El Nino, yang mempengaruhi pola-pola dan intensitas bencana alam. Kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana dari BAKORNAS PB menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005 telah terjadi 1.429 kejadian bencana, di mana bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah banjir (34,1 persen dari tota l kejadian bencana di Indonesia) diikuti oleh tanah longsor (16 persen). Meskipun frekuensi kejadian bencana geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi) hanya 6,4 persen, bencana ini telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar, terutama akibat g empa bumi yang diikuti tsunami di Provinsi NAD dan Sumut tanggal 26 Desember 2004 dan gempa bumi besar yang melanda Pulau Nias, Sumut pada tanggal 28 Maret 2 005. Salah satu penyebab terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan adalah akibat rusaknya daerah hulu sungai akibat ulah manusia seperti perambahan hutan secara liar serta pendirian bangunan yang tidak mengikuti kaidah tata ruang yang ada. Dampak dari bencana yang terjadi adalah antara lain gagal panen, kebakaran lahan dan hutan, serta menurunnya kesehatan dan taraf hidup masyarakat terutama di pedesaan. Kerusakan akibat hidrometeologi selama 10 tahun yaitu dari tahun 1991 s/d 2000 ditaksir sekitar US$17.6 milyard (ADRC, 2002).
http://www.pirba.ristek.go.id/index.php/module/Disaster/id/1
Pengertian HIDROLOGI Hidrologi Merupakan suatu siklus penguapan (evaporasi), dimana hidrologi mengkaji seluruh air yang ada di bumi HIDROLOGI Pengertian Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluruh air yang ada di bumi. Dafinisinya : ilmu yang mempelajari tentang asal-usulnya, prosesnya, siklusnya, peredaran, distribusinya, sifat fisik dan kimianya serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan manusia. Referensi : 1. Hidrologi Teknik ; CD soemanto 2. Hidrologi Untuk Pengairan ; suyono sosrodarseso 3. Analysis Hidrologi ; sri suharto 4. Open Channel Hydrolies ; vent e chow 5. Water Roserness Energenering ; k. linsky 6. Limnologi ; sugang mentopo 7. Pengantar Hidrologi ; yuswianto (diktat) Cabang-cabang hidrologi : 1.Hidrometeorologi 2.Potamologi 3.Geohidrologi 4.Limnologi = air didanau 5.Oceanologi = untuk mengkaji air laut 6.Cryologi = untuk engkaji air es 7.Hidrometri = pengukuran air didalam/di luar 8.Siklus, Distribusi 9.Water Quanlity/ kuantitas air Pengertian 1. Potamologi : ilmu yang mempelajari air dipermukaan tanah. 2. Geohidrologi (groundwater hydrology): ilmu yang mempelajari terdapatnya, distribusinya dan gerakan air didalam tanah. 3. Limnologi : ilmu yang mempelajari air di danau 4. Hidrometeorologi : ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur-unsur meteorology dengan
siklus hidrologi. Tekanannya hubungan timbal balik 5. Hidrometri : ilmu yang mempelajari tentang cara pengukuran air, baik dipermukaan dalam tanah maupun di atmosfer. 6. Oceanologi : ilmu yang mempelajari air dilaut 7. Kryologi : ilmu yang mempelajari tentang air es (kutub)
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji p roses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004)
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.
Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun
akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery. http://mbojo.wordpress.com/2007/05/23/klimatologi-untuk-pertanian/