HIDROGEOLOGI (TEG612407)
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KONTEN 1.
Pendahuluan
2.
Konsep Hidrogeologi
3.
Konservasi SDA
4.
Manajemen CAT
5.
Aplikasi Hidrogeologi (CBM) ( Private) Private)
Ujia Ujian n Akhi Akhirr Seme Semest ster er
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
1. Pendahuluan
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
FAKTA KRISIS AIR TINGKAT DUNIA
Saat ini lebih dari 2 milyar orang mengalami permasalahan kekurangan air di lebih dari 40 negara. 263 DAS terbagi kedalam 2 atau lebih negara. 2 juta ton per hari limbah dibuang ke perairan umum. Separo dari jumlah penduduk bumi sangat rawan terhadap sumber air yang tercemar yang dapat memperparah peningkatan kejadian wabah penyakit. 90% dari peristiwa bencana alam pada tahun 90-an berkaitan dengan air. Peningkatan jumlah penduduk dunia dari 6M menjadi 9M pada th 2020 harus menjadi pendorong peningkatan kinerja pengelolaan sumberdaya air.
Kutipan dari: Global Water Partnership (IWRM Plan Training Manual and Operation Guide, March 2005
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
APA YANG PERLU DIPADUKAN? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Daerah hulu dg Daerah hilir Kuantitas dg kualitas air Air hujan, air permukaan dan air tanah Land use dengan water use Antar sektor/ pihak yg terkait Antar kelompok pengguna Antar Wilayah Administrasi
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Indikator Keberhasilan:
EFISIENSI EKONOMI
KEBERLANJUTAN FUNGSI LH
POLA PENGELOLAAN SDA Kegiatan:
POLA
KERANGKA DASAR
KONSERVASI SDA
Pengelolaan
dalam:
PENDAYAGUNAAN SDA
Sumber Daya Air
Merencanakan, Melaksanakan, Memantau, dan Mengevaluasi
Pengendalian daya rusak air
Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: (pasal 11)
1) 2) 3) 4)
Berdasarkan Wilayah Sungai Keterpaduan pendayagunaan air permukaan dan air tanah Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan Proses penyusunannya melibatkan peran masyarakat
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA AIR MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA
Manfaat yang Sebesar-besarnya KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MENJADI KENISCAYAAN
Bagi Kepentingan Masyarakat Dalam segala Bidang kehidupan
7 ASAS PENGELOLAAN SDA T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
(Pasal 2)
WADAH KOORDINASI PSDA (menurut UU No. 7/2004 ttg SDA, Bab XII ps 85 s/d ps 87)
Bertugas pokok menyusun dan merumuskan kebijakan dan strategi Pengelolaan Sumber Daya Air. Beranggotakan unsur pemerintah dan non pemerintah dalam jumlah yang seimbang atas dasar prinsip keterwakilan. Dibentuk di tingkat Nasional (bernama Dewan), dan tingkat Provinsi (bernama Dewan atau dengan nama lain). Dapat dibentuk di tk. Kab/Kota sesuai kebutuhan wilayah ybs. Hubungan kerja atar wadah koordinasi bersifat konsultatif dan koordinatif. Catatan: di Tk. Nas sudah terbentuk embrionya (Tim Koord Nas SDA) di Tk.Prop. Dan Tk. WS sudah terbentuk di 11 Prop. T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Arahan Pengelolaan SDA menurut UU No. 7/ 2004 VISI
Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yg berkelanjutan Untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Psl. 3
1. 2.
MISI
3. 4. 5.
Konservasi SDA Pendayagunaan SDA (Penatagunaan, Penyediaan, Penggunaan, Pengembangan, dan Pengusahaan) Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi SDA Bab III, IV, VIII, IX
ASAS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelestarian Keseimbangan Kemanfaatan umum Keterpaduan dan keserasian Keadilan Kemandirian Transparansi dan akuntabilitas
Psl. 2
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PEMANFAATAN AIR TANAH OLEH DEP. PU Layanannya
mencakup:
- lahan irigasi seluas 92.311 ha - air baku pedesaan 135.224 kk Dilakukan
melalui: 3.734 sumur bor dalam, 691 sumur bor menengah 855 sumur bor dangkal
Total
debitnya = 110.407 l/dt
PERLU DILAKUKAN EVALUASI BAIK THD KINERJA SISTEM PENGAMBILANNYA MAUPUN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PERATURAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pengelolaan S.D. Air
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SDA Wewenang & Tanggung Jawab
Pusat
Prop
Kab/Kota
X
-
Kab/Kota
1.
Menetapkan Kebijakan Nasional SDA.
2.
Menetapkan Pola dan Rencana Pengelolaan SDA pd WS
L. Prop, L.Neg, S.Nas
Lin.Kab/
3.
Menetapkan dan mengelola Kws Lindung SA pd WS
L. Prop, L.Neg, S.Nas
Lin.Kab/
Kab/Kota
4.
Melaksanakan pengelolaan SDA pada WS
L. Prop, L.Neg, S.Nas
Kota
Kab/Kota
5.
Mengatur, menetapkan dan memberi izin atas Pedayagunaan SDA di WS
L. Prop, L.Neg, S.Nas
Lin.Kab/
Kab/Kota
6.
Mengatur, menetapkan dan memberi Rekomtek atas Pendayagunaan air tanah pada CAT
L. Prop, L.Neg.
Kota
Kab/Kota
7.
Memberi ijin atas Pendayagunaan air tanah pada CAT
-
-
Pasal 14
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kota
Pasal 15
X
Pasal 16
PERAN PEMERINTAH & T.JAWAB PEMERINTAH Wewenang & Tanggung Jawab
Pusat
Prop
Kab/Kota
Nasional Lprop, S.Nas
Prop, L.Kab/Kot
Kab/Kot
8.
Membentuk Dewan/ Wadah Koordinasi SDA pada tingkat
9.
Memfasilitasi penyelesaian sengketa dalam pengelolaan SDA
Antar Prop
Antar Kab/Kota
-
10
Menetapkan Norma, Standar, Kriteria, dan Pedoman
X
-
-
11
Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaks PSDA dan WS
L. Prop, L. Neg, S.Nas
Lin.Kab/
Kab/Kota
Pem.Prop, Pem.Kab/Kot
Pem.Kab/
12
Memberikan bantuan teknis dalam PSDA kepada
Kota -
Kota
13
Membantu Kab/Kota pd wilayahnya dalam memenuhi kebutuhan pokok air
-
X
-
14
Memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air bagi masyarakat di wilayahnya.
-
-
X
Pasal 14
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Pasal 15
Pasal 16
Apa yang perlu dilakukan ke depan thd Air Tanah 1.
Kemerosotan kondisi AT terutama di kota-kota besar perlu disikapi dengan memperketat izin penggunaannya sesuai dg amanat yang diatur dalam UU SDA pasal 26 ayat (5) yg menyatakan bahwa: Pendayagunaan SDA didasarkan pada keterkaitan antara air hujan, air permukaan, dan AT dg mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
2.
Pendayagunaan AT untuk Daerah Irigasi Baru, perlu dilakukan lebih selektif terutama pada kawasan yang curah hujannya sangat rendah (sesudah kebutuhan air untuk keperluan pokok sehari-hari tercukupi).
3.
Penyusunan Pola dan Rencana Pengelolaan SDA pada suatu WS perlu memperhatikan kondisi AT pada CAT yg terdapat di dalam WS ybs termasuk bagian CAT yg berada di luar WS ybs.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Apa yang perlu dilakukan ke depan thd Air Tanah 4.
Dalam upaya konservasi AT pada CAT, diperlukan pengisian air dari sumber air permukaan yg terdapat di setiap WS melalui pelestarian kawasan resapan air maupun pengembangan teknologi pengisian air permukaan ke dalam tanah.
5.
Diharapkan agar pengelola AT dapat secara aktif menyediakan data real time tentang ketersediaan AT di daerah yg mengalami kekeringan, guna membantu pengelola SDA pada suatu WS dalam mencari alternatif solusi pemenuhan kebutuhan air pada kawasan yg sedang dilanda kekeringan.
6.
Penurunan AT pada setiap CAT perlu dipantau dampaknya terhadap land subsidence dan potensi intrusi air asin.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
2. Konsep Hidrogeologi
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
SIKLUS HIDROLOGI
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Hidrogeologi Secara definitif dapat dikatakan merupakan suatu studi dari interaksi antara kerja kerangka batuan dan air tanah. Dalam prosesnya, studi ini menyangkut aspek aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah transportasi massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur, perubahan topographi dan lainnya.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Hidrogeologi (Air Tanah) Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978). Air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi menuju ke daerah yang lebih rendah dan dengan akhir perjalanannya menuju ke laut. Daerah yang lebih tinggi merupakan daerah tangkapan ( recharge area )dan daerah yang lebih rendah merupakan daerah buangan ( discharge area ), yang merupakan daerah pantai maupun lembah dengan suatu sistem aliran sungai.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Hidrogeologi (Air Tanah (Cont’d)) Secara lebih spesifik daerah tangkapan didefinisikan Sebagai bagian dari suatu daerah aliran ( watershed/ catchment area ) dimana aliran air tanah (yang saturated ) menjauhi muka air tanah. Sedangkan daerah buangan didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran( watershed/ catchment area ) dimana aliran air tanah (yang saturated ) menuju muka air tanah (Freeze danCherry, 1979). Biasanya di daerah tangkapan, muka air tanahnya terletak pada suatu kedalaman tertentu sedangkan muka air tanah daerah buangan umumnya mendekati permukaan tanah, salah satu contohnya adalah pantai.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Sistem Akuifer dan Geologi Air Tanah a. Akuifer Definisi akuifer ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan geologi yang permeable baik yang terkonsolidasi (misalnya lempung) maupun yang tidak terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat membawa air (atau air dapat diambil) dalam jumlah (kuantitas) yang ekonomis. b. Aquiclude (impermeable layer ) Definisinya ialah suatu lapisan, formasi atau kelompok formasi suatu geologi yang impermable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang sangat kecil sehingga tidak memungkinkan air melewatinya. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan pembatas atas dan bawah suatu confined aquifer. c. Aquitard ( semi impervious layer ) Definisinya ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu geologi yang permable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil namun masih memungkinkan air melewati lapisan ini walaupun dengan gerakan yang lambat. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas dan bawah suatu semi confined aquifer T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Sistem Akuifer dan Geologi Air Tanah (Cont’d) d. Confined Aquifer Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfir. Pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir ( no flux ). e. Semi Confined (leaky) Aquifer Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa aquitard dan lapisan bawahnya merupakan aquiclude. Pada lapisan pembatas di bagian atasnya karena bersifat aquitard masih ada air yang mengalir ke akuifer tersebut ( influx ) walaupun hidraulik konduktivitasnya jauh lebih kecil dibandingkan hidraulik konduktivitas akuifer. Tekanan airnya pada akuifer lebih besar dari tekanan atmosfir. f. Unconfined Aquifer Merupakan akuifer jenuh air ( satured ). Lapisan pembatasnya, yang merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard dilapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Dengan kata lain merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah. T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Sistem Akuifer dan Geologi Air Tanah (Cont’d) g. Semi Unconfined Aquifer Merupakan akuifer yang jenuh air ( satured ) yang dibatasi hanya lapisan bawahnya yang merupakan aquitard. Pada bagian atasnya ada pembatas yang mempunyai hidraulik konduktivitas lebih kecil dari pada hidraulik konduktivitas dari akuifer. Akuifer ini juga mempunyai muka air tanah yang terletak pada lapisan pembatas tersebut. h. Artesian Aquifer Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya ( potentiometric surface ) lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu apabila pada akuifer ini dilakukan pengeboran maka akan timbul pancaran air ( spring ), karena air yang keluar dari pengeboran ini berusaha mencapai ketinggian hidraulik tersebut.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Lithologi, Stratigrafi dan Struktur Kondisi alami dan distribusi akuifer, aquiclude dan aquitard dalam sistem geologi dikendalikan oleh lithologi, stratigrafi dan struktur dari material simpanan geologi dan formasi (Freeze dan Cherry,1979). Stratigrafi menjelaskan hubungan geometris dan umur antara macam-macam lensa, dasar dan formasi dalam geologi sistem dari asal terjadinya sedimentasi. Bentuk struktur seperti pecahan ( cleavages ), retakan ( fracture ), lipatan ( folds ), dan patahan ( faults ), merupakan sifat-sifat geometrik dari sistem geologi yang dihasilkan oleh perubahan bentuk ( deformation ) akibat adanya proses pengendapan( deposition ) dan proses kristalisasi ( crystallization ) dari batuan.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Macam-macam Unconfined Aquifer Unconfined aquifer : merupakan akuifer dengan hanya satu lapisan pembatas yang kedap air (dibagian bawahnya). Ketinggian hidraulik sama dengan ketinggian muka airnya. Dari sistem terbentuknya dan lokasinya jenis akuifer ini ada beberapa macam, yaitu: a. Akuifer Lembah ( Valley Aquifers) Merupakan akuifer yang ada pada suatu lembah dengan sungai sebagai batas ( inlet atau outlet n ya). Pengisian air terjadi pada seluruh areal dari akuifer melalui transfiltrasi. Sungai-sungai yang ada di akuifer ini diisi airnya ( recharge ) melalui daerah-daerah yang mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian sungai. Pada ilmu hidrologi pengisian yang menimbulkan aliran ini dikenal dengan sebutan aliran dasar ( base flow )
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Macam-macam Unconfined Aquifer (Cont’d) Akibat adanya recharge adalah penyebab suatu sungai berkembang dari penampang yang kecil disebelah hulunya menjadi penampang yang besar disebelah hilirnya (mendekati laut). Karena pengisian (infiltrasi) ke akuifer tidak ada, akibat sedikitnya curah hujan, maka pengisian adalah dari sungai ke akuifer. Pada umumnya aliran pada akuifer adalah pada arah yang sama dengan aliran sungai. Masalah yang terjadi umumnya: Permeabilitas besar dari sungai terutama pada bagian dasarnya, semakin besar permeabilitasnya aliran sungai semakin kecil karena aliran akan meresap ke dalam tanah. Pada daerah rendah timbul masalah salinitas yang cukup besar, karena aliran air tanah (Chebatarev, 1955 dan Toth, 1963) mengubah komposisi kimia makin ke hilir mendekati unsur kimia air laut (misalnya NaCl).
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Macam-macam Unconfined Aquifer (Cont’d) b. Perched Aquifers Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi geologi kedap air. Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah dan tidak berhubungan dengan sungai. Kadang-kadang bilamana lapisan di bawahnya tidak murni kedap air namun berupa aquitards bisa memberikan distribusi air pada akuifer di bawahnya. Kapasitasnya tergantung dari pengisian air dari sekitarnya dan juga luasnya lapisan geologi yang kedap air tersebut. c. Alluvial Aquifers Merupakan material di sepanjang daerah aliran sungai atau daerah genangan ( flood plains ). Akibat pergeseran sungai dan perubahan kecepatan pengendapan yang sebelumnya pernah terjadi maka endapan material tanah yang beragam dan heterogen dalam distribusi sifat-sifat hidrauliknya. Dalam klasifikasi tanah sering disebut well graded. Akibatnya kapasitas air di akuifer ini menjadi besar dan umumnya volume air tanahnya seimbang ( equillibrium) dengan air yang ada di sungai. Akuifer ini merupakan sumber yang penting untuk suplai air. Di daerah hulu aliran sungai umumnya air sungai meresap ke tanah (infiltrasi) dan mengisi akuifer ini (recharge ).
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Macam-macam Unconfined Aquifer (Cont’d) Hal ini terjadi karena ketinggian dasar sungai relatif di atas ketinggian muka air tanah pada akuifer. Namun semakin ke hilir aliran sungai terjadi sebaliknya, akuifer memberikan pengisian ke aliran sungai (recharge), karena muka air tanah di akuifer relatif lebih tinggi di bandingkan dengan dasar sungai. Pengisian ini menimbulkan aliran dasar ( base flow ) di sungai terjadi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau tidak terjadi hujan di daerah pengaliran sungai (DPS). Ditinjau dari kuantitas kandungan air yang dimilikinya, maka akuifer ini merupakan akuifer yang paling baik dibandingkan dengan akuifer jenis lain.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
3. Konservasi SDA
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
AIR adalah substansi paling penting di dalam sistem Bumi
Semua kehidupan tergantung pada keberadaan AIR
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
SIKLUS HIDROLOGI
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Distribusi AIR di Planet Bumi
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Analogi Volume Air di Bumi dalam sebuah Tangki Air
4 Liter 3 Liter
Airtawar 4 %
Airtawar yg tdk dpt dimanfaatkan 3%
0,999 Liter
Airtawar yg dpt dimanfaatkan 1%
Untuk mendukung Kehidupan Makhluk Hidup di Bumi
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Permasalahan Global Airtanah dan Status Airtanah Permasalahan Global Airtanah •
Degradasi Kuantitas
•
Degradasi Kualitas
•
Pertumbuhan Penduduk
•
Peningkatan Kebutuhan
•
Perubahan Gaya Hidup
Pergeseran Status Airtanah Sbg. Barang Sosial
Sbg. Sumberdaya Terbarukan
Sbg. Barang Ekonomis Sbg. Barang Strategis
Sbg. Sumberdaya Tidak Terbarukan
SUSTAINABLE GROUNDWATER DEVELOPMENT T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Sumber Air : •
Air Permukaan – Air Sungai, Danau, Kolam, Air Hujan dsb.
•
AirTanah – Mata Air, Sumur Dangkal, Sumur Pantek, Sumur Bor dsb.
Pemanfaatan Sumber Air di Dunia:
AirTanah mencapai sekitar 70 %
Mata Air mencapai sekitar 20 %
Air Permukaan mencapai sekitar 10 %
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Air Permukaan
AirTanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Mata Air
Sumberdaya Airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Siklus Hidrologi
Imbuhan Airtanah
Siklus Hidrologi adalah Siklus Tertutup T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Apa yang disebut AIRTANAH..? Adalah air yang berada di dalam tanah/batuan di bawah permukaan tanah pada zona jenuh air
Airtanah Airtanah terdapat pada lapisan batuan jenuh air Yang disebut sebagai AKUIFER
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Adalah tempat dimana airtanah merembes atau mengalir keluar ke permukaan tanah secara alamiah.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
UMBUL LANANG = MATA AIR LAKI-LAKI
•Airtanah mengalir keluar secara horisontal, dr akuifer dangkal dan bebas •Sangat sensitif terhadap pengaruh perubahan musim •Kuantitas dan kualitasnya : Sedang – Buruk •Kuantitas dan kualitasnya : Dipengaruhi oleh aktivitas manusia
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
UMBUL WADON = MATA AIR WANITA
•Airtanah mengalir ke arah atas berasal dari akuifer dalam, tertekan •Terbentuknya berhubungan dg kondisi geologi bawah permukaan •Tidak sensitif terhadap pengaruh perubahan musim •Kuantitas dan kualitasnya : Baik - Sangat Baik •Kuantitas dan kualitasnya : Tidak dipengaruhi oleh aktivitas manusia
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Konsep Ketahanan Sumber Daya Air
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KONSEP KETAHANAN AIR APA YANG SEBENARNYA DIPERTAHANKAN…?
• Jawab : AIR TAWAR di daratan, baik kuantitas maupun kualitasnya. BAGAIMANA CARA MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN KEBERADAAN AIR TAWAR …?
• Jawab : MEMPERPANJANG WAKTU TINGGAL (Residence Time) Air DI DARATAN T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Konsep KETAHANAN KETAHANAN AIR
n a a k u m r e P r i A
h a n a t r i A
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
YES…..! YES….!
NO…..!
YES….!
STOP
Peng Pengel elol olaa aan n Airt Airtan anah ah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KEGIATAN PENGELOLAAN AIRTANAH AIRTANAH
KONSERV KONSE RVASI ASI AIRTANAH
PENDAYAGUNAAN AIRTANAH PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIRTANAH
EVALUASI
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KOMPONEN TEKNIS PENGELOLAAN AIRTANAH PADA SUATU WILAYAH CEKUNGAN AIRTANAH
Evaluasi Potensi Sumber Daya Airtanah
Alokasi Sumber Daya Airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kajian Bahaya dan Resiko Pemanfaatan dan Pencemaran Airtanah Dampak Negatif Pemanfaatan dan Pencemaran Airtanah
Komponen yang harus DIKONSERVASI dalam rangka keberlanjutan ketersediaan airtanah
Evaluasi Potensi Sumber Daya Airtanah
Alokasi Sumber Daya Airtanah
Potensi/Tata Guna Airtanah
KONSERVASI
Keberlanjutan Ketersediaan Airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Komponen yang harus DIKENDALIKAN dalam rangka keberlanjutan ketersediaan airtanah
Kajian Bahaya dan Resiko Pemanfaatan dan Pencemaran Airtanah Dampak Negatif Pemanfaatan dan Pencemaran Airtanah
Berhubungan dengan Dampak Pengambilan dan Pencemaran Airtanah
PENGENDALIAN
Keberlanjutan Ketersediaan Airtanah T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KONSERVASI AIRTANAH UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air PP No. 43 tahun 2008 tentang Air Tanah Adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan airtanah
guna
mempertahankan
kelestarian
dan
atau
kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai demi kelangsungan fungsi dan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Dampak Pemanfaatan Airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
DAMPAK PEMANFAATAN AIRTANAH
• Penurunan muka airtanah melebihi batas aman • Intrusi air laut • Pencemaran Airtanah • Penurunan muka tanah atau land subsidence
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Penurunan muka airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Penurunan muka airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Perubahan pola aliran airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Intrusi Air Laut
Before
After
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Pendorong terjadinya Pencemaran Airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Land Subsidence
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Land Subsidence in Coastal Area
Rob di Semarang
Genangan di jalan tol Cengkareng T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kekeringan
http://www.iucn.org
http://www.thespiritans.org
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
http://www.apec-vc.org.cn
Jenis Kekeringan • Kekeringan Hidrologis : berkurangnya pasokan air permukaan dan airtanah. Kekeringan ini diukur dari ketinggian muka air waduk, muka air sungai dan muka airtanah. • Kekeringan Meteorologi : berkurangnya curah hujan yang terjadi di bawah kondisi normal dalam satu musim. Definisi kekeringan yang paling umum dipakai. T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
• Kekeringan Pertanian : berhubungan dengan berkurangnya air dalam tanah (kadar lengas tanah), sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tanaman pada perioda tertentu. • Kekeringan Sosial Ekonomi : berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal, sebagai akibat dari terjadinya kekeringan meteorologis, kekeringan pertanian dan kekeringan hidrologis. • Kekeringan Antropogenik : kekeringan akibat aktivitas manusia yang melanggar ketentuan/peraturan; kekeringan sebagai dampak nagatif dari perbuatan manusia T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kearifan lokal Pada pengelolaan airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Dalam konsep “Hamemayu Hayuning Bawono” yang merupakan Filosofi Jawa, ada tiga pokok pikir utama yang perlu diperhatikan dalam setiap upaya pewujudan lingkungan hidup yang nyaman, damai dan sejahtera, yaitu ; •
Rahayuning bawono kapurbo soko waskitaning manungso Bahwa kelestarian bumi (sumberdaya alam/air) ditentukan oleh kearifan manusia
•
Darmaning satrio mahanani rahayuning negoro Pengabdian para satria (para pengelola lingkungan) akan menjadi dasar kesejahteraan negara atau manusia ;
•
Rahayuning manungso dumadi karono kamanungsane Kesejahteraan umat manusia ditentukan oleh sifat kemanusiaannya ;
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
TAFSIR DARI KETIGA NILAI-NILAI TERSEBUT: •
Bahwa kelestarian bumi (sumberdaya alam/air) ditentukan oleh kearifan manusia; Ini dapat diartikan bahwa pewujudan (cipta) bumi atau sumberdaya air yang lestari mendukung kehidupan manusia (rasa) hanya dapat dicapai atas upaya manyusia itu sendiri (karsa).
•
Pengabdian para satria (para pengelola lingkungan) akan menjadi dasar kesejahteraan negara atau manusia; Upaya pelestarian bumi (sumberdaya alam/air tanah) harus didasarkan kepada semangat pengabdian. Inilah harga yang harus dibayar dalam pencapaian kesejahteraan bangsa dan negara.
•
Kesejahteraan umat manusia ditentukan oleh sifat kemanusiaannya; Kalau manusia ingin agar bumi (sumberdaya alam/air tanah) dapat secara lestari menopang kehidupannya, maka sumberdaya tersebut harus diberlakukan secara manusiawi.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
FILOSOFI : HAMANGKU, HAMENGKU dan HAMENGKONI Manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam/air untuk menopang kehidupannya harus: HAMANGKU Lebih banyak memberi (memelihara alam) daripada menerima (mengambil dari alam), berbudi bawa leksana atau ber-kearifan dalam memperlakukan alam. HAMENGKU Hangrengkuh atau ngemong , melindungi dan mengayomi (alam) tanpa membedabedakan jenis, tempat, kepemilikan dan sebagainya. Bersikap adil terhadap alam (ambeg parama arta), dan setiap orang harus siap berdiri paling depan untuk mengambil tanggung-jawab terhadap terjadinya kerusakan alam. HAMENGKONI Setiap orang harus mampu memberikan keteladan yang mengandung watakwatak yang baik dalam upaya melestarikan sumberdaya alam/air.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
4. Manajemen CAT
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PENDAHULUAN Pengelolaan airtanah dalam arti luas adalah segala upaya yang mencakup inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan dalam rangka konservasi air bawah tanah. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan airtanah mencakup kegiatan inventarisasi, peruntukan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pemantauan pengambilan airtanah, yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya keseimbangan pemanfaatan airtanah dan konservasi airtanah secara optimal. Pengelolaan airtanah pada hakekatnya melibatkan banyak pihak dan harus dilakukan secara bijaksana dengan mendasarkan aspek hukum dan aspek teknis. Pada saat ini pengelolaan airtanah dan kegiatan konservasi airtanah telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, baik Instansi Pemerintah maupun Swasta. Tetapi pada kenyataannya hasil pengelolaan maupun konservasi airtanah belum dapat mencapai sasaran dan masih relatif jauh dari titik optimal.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PENGELOLAAN AIRTANAH DI INDONESIA
Aspek Teknis
mengacu pada konfigurasi cekungan airtanah dengan memperhatikan kondisi batas hidrogeologi
Diperlukan pengetahuan keairtanahan (groundwater knowledge) suatu daerah
Aspek Hukum
peraturan dan perundangan yang digunakan untuk melandasi upaya pengelolaan airtanah, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Diperlukan komitmen terhadap pelaksanaan peraturan perundangan (law entforcement)
Konsep pengelolaan cekungan airtanah (Groundwater Basin Management ) T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
VISI Pengelolaan Airtanah
KELESTARIAN KETERSEDIAAN AIRTANAH DEMI KESINAMBUNGAN PEMANFAATANNYA
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Dasar filosofi Pengelolaan Airtanah Sumberdaya Airtanah adalah karunia Tuhan yang terkandung di dalam bumi Indonesia, dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sumber daya Airtanah mempunyai fungsi sosial. pola pengaturannya didasarkan atas asas kemanfaatan, keseimbangan dan kelestarian, Hak atas Airtanah adalah semata-mata hak guna air, yakni hak untuk memperoleh air bagi keperluan tertentu.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Dasar filosofi Pengelolaan Airtanah Airtanah untuk keperluan air minum merupakan prioritas utama diatas keperluan lain. Perlunya memperhatikan kondisi alam (hidrogeologi) termasuk yang diatas permukaan (lahan) maupun di bawah permukaan (sub surface) tanah. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan Airtanah: Keterpihakan kepada masyarakat atau kepentingan yang lebih luas yang tercermin pada prioritas peruntukannya Tuntutan kebutuhan PAD perlu diimbangi dengan peningkatan upaya konservasi atau pelestarian Airtanah dan pelayanan kebutuhan
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
masyarakat terhadap air bersih.
Perwujudan kebijakan dalam pengelolaan airtanah oleh Mentamben RI : 1. Mengkoordinasi segala inventarisasi sumberdaya airtanah dengan memperhatikan kepentingan umum, departemen dan lembaga lain terkait 2.
Mengatur peruntukan pemanfaatan airtanah
3.
Melakukan pengendalian dan pemantauan pengambilan airtanah dalam rangka ijin pengambilan dan konservasi
4.
Mengelola data airtanah sebagai sumber informasi airtanah
5.
Memberi ijin usaha perusahaan pengeboran airtanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Aspek Hukum 1. 2.
3.
4.
5. 6.
7.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 : air yang terkandung di dalam bumi perlu dikelola dan dilindungi agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Undang-undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, dan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1982 tentang Irigasi : kewenangan dan tanggungjawab pengurusan air bawah tanah ada pada Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan. Undang-undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup : pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam (termasuk air bawah tanah) sebagai salah satu komponen lingkungan. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi (Permen PE) Nomor 02.P/101/M.PE/1994 tentang Pengurusan administrasi Air bawah tanah : merupakan landasan kebijaksanaan pengelolaan air bawah tanah, sebagai perwujudan dari kewenangan Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan dalam pengurusan administratif atas sumber air bawah tanah. Keputusan Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral No. 005.K/10/DDJG/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurusan Administratif Air bawah tanah. Keputusan Memteri Pertambangan dan Energi No. 390.K/008/M.PE/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengeloaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan kegiatan Pengambilan Air bawah tanah, sebagai pelaksanaan dari Pedoman tersebut ditetapkan keputusan Dirjen Geologi dan Sumberdaya Mineral No. 048.K/101/DDJG/1995 tentang Petunjuk Teknis. Dan beberapa pedoman yang telah dikeluarkan oleh Departemen dan Instansi terkait pada tahun 2000 ke atas.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Aspek Teknis MERAPI VOLCANO
Cekungan Airtanah (Groundwater Basin)
Active Volcanic Landforms
Ancient Volcanic Landforms
Ancient Volcanic Landforms Structural Landforms
YOGYAKARTA City Center of Traditional Attraction Deep Carbonate Landforms
Karst Landforms
Sand Dunes Landforms Dynamic Coastal Lowland
Dynamic Coastal Highland
INDONESIAN Ocean
Cekungan airtanah, yaitu suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan-batasan hidrogeologis, dimana semua proses hidraulika (pengisian, pengambilan, pengaliran) berlangsung. Batasan-batasan teknis hidrogeologis tersebut : (1) waktu, (2) jumlah, (3) ruang/wadah dan (4) kualitas T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Aspek Teknis Waktu : Ketersediaan airtanah dibatasi oleh dimensi waktu Ruang/wadah : pemahaman terhadap konfigurasi, geometri dan parameter akuifer pada suatu cekungan airtanah
Jumlah : untuk menentukan skenario pengambilan airtanah Kualitas : untuk menentukan peruntukan T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Upaya pengelolaan airtanah dari aspek teknis 1.
Penentuan Lokasi Pemompaan.
2.
Pengaturan Kedalaman Penyadapan
3.
Pembatasan Debit Pemompaan
4.
Penambahan Imbuhan
5.
Penentuan Kawasan Lindung
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Airtanah dgn konsep Cekungan Airtanah Tahapan Perencanaan Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Airtanah 1. Tahapan eksplorasi, hasil: mengetahui kuantitas dan kualitas sumber daya airtanah 2. Tahapan eksploitasi, hasil: ketepatan eksploitasi pada lokasi dan peralatan teknologi yang tepat 3. Tahapan konservasi, hasil: ketepatan treatment untuk menjamin kesinambungan ketersediaan airtanah untuk daerah recharge dan discharge 4. Tahapan Optimasi, hasil: rujukan eksploitasi yang tepat berlandaskan kepada pengelolaan cekungan airtanah dan kesinambungan neraca airtanah T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PERMASALAHAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH Terlalu banyak Lembaga/Instansi yang terlibat pada penanganan airtanah, merasa bertanggungjawab- , merasa membidangi- dan membawahi- airtanah, Instansi/Lembaga yang seharusnya bertanggungjawab terhadap airtanah belum melakukan koordinasi optimal dengan Lembaga lain terkait Pola kerja dan kinerja Lembaga/Instansi terkait belum optimal, penelitian airtanah belum terkoordinasi, banyak terjadi duplikasi dan hasil penelitian yang tersebar di berbagai tempat Data dan informasi kurang informatif dan tidak seragam dalam format, belum tersusunnya standart sistem informasi airtanah T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PERMASALAHAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH Konsep pengelolaan airtanah tidak didasarkan pada konsep pengelolaan cekungan airtanah, tetapi lebih mendasarkan pada pengelolaan sumur (well management) dan juga mendasarkan pada batas administrasi Pada pelaksanaan pengelolaan airtanah banyak yang mengesampingkan konsep dasar hidrologi, geologi dan hidrogeologi Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat awam terhadap airtanah Belum meratanya kemampuan sumberdaya manusia yang menangani permasalahan airtanah Kurangnya penegakan hukum di bidang airtanah T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Permasalahan GLOBAL pada sumberdaya air Terjadinya peningkatan kebutuhan air baku di segala bidang Terjadinya degradasi kuantitas dan kualitas air Terjadinya konflik antar pengguna air Ketidakefektifan peraturan perundangan tentang sumberdaya air dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan hukum Terbatasnya dana Pemerintah maupun Swasta untuk mendukung pada pengelolaan sumberdaya air Belum terintegrasinya program antar sector pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air, dan masih adanya gejala ego-sektoral Lemahnya kinerja organisasi/lembaga terkait pada pengelolaan sumberdaya air T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PERUBAHAN PARADIGMA • Perubahan fungsi status air dari Komoditas Sosial menjadi Komoditas Sosial-Komersial • Pergeseran peran Pemerintah sebagai Provider menjadi Enabler. • Perubahan sistem pemerintahan dari Sentralisasi menjadi Desentralisasi. • Perubahan pola pengelolaan dan pengembangan sumberdaya air dari Government Centrist menjadi PrivatePublic Participation. • Perubahan pelayanan pemerintah dari birocrative-normative menjadi responsive-flexible • Perubahan sistem kebijakan Pemerintah dari top-down menjadi bottom-up T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kendala NON TEKNIS pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air
– Masyarakat belum concern terhadap keberadaan sumberdaya air, baik kuantitas, kualitas dan kontinuitas – Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap air sebagai standart komoditas hidup sehat – Masyarakat belum menyadari dan mempertimbangkan air sebagai investasi kesehatan atau komoditas sehat
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kendala NON TEKNIS pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air – Masyarakat menganggap air sebagai komoditas bebas, kurang menyadari air sebagai public property ( bahkan saat ini air telah menjadi komoditas ekonomis dan strategis) – Masyarakat menganggap saat ini yang terjadi adalah krisis air, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah krisis manajemen air – Masyarakat tidak menyadari bahwa dimasa datang masalah kualitas air menjadi permasalahan yang lebih komplek dari pada masalah kuantitas air T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
GROUNDWATER BASIN MANAGEMENT Groundwater basin is defined as a hydrogeological basin bordered by some different hydraulic conditions, which controlled by local geological and hydrogeological characteristic. The boundaries of groundwater basin are not following the administration boundaries The goal of the Groundwater Basin Management to ensure a sustained availability of groundwater resource including its quality and quantity T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Water Management Groundwater Management Groundwater Basin the regional/intermediate/local groundwater flow system
Surface Water Management River Basin One River - One Plan – One Management T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
KONSEP MANAJEMEN AIRTANAH
Pengelolaan Air Permukaan
Pemahaman Daerah Aliran Sungai, dengan konsep : “One River - One Plan – One Management” Pengelolaan Air Bawah Tanah
Pemahaman Cekungan Airtanah, dengan konsep sistem aliran air bawah tanah : (1) sistem aliran airbawah tanah regional, (2) intermediate dan (3) sistem aliran air bawah tanah lokal atau artificial groundwater flow system total groundwater basin management T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
The relationship probability between Groundwater Basin and River Basin
A. One River Basin on Two Groundwater Basins B. Two River Basins on One Groundwater Basin
Administration Boundaries ? T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
PENGELOLAAN CEKUNGAN AIRTANAH Pengelolaan airtanah dengan konsep cekungan airtanah, diperlukan pemahaman :
1. Geometri akuifer & kondisi batas hidrogeologi,
2. Recharge dan discharge area, 3. Sistem dan karakteristik akuifer 4. Hubungan airtanah dan air permukaan T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
THE NEED FOR MANAGEMENT CONCEPT The management concept has been defined as “a frame of thinking which is described in a logical order, accepted and applied by all involved parties in a community and used as a basic for total managing”
Management
As a vital tool of infrastructure policy
Management of Groundwater Basin is only an activity takes place sporadically
is not based on a clear management concept
uses a principle of management by feeling T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Kesalahan konsepsi (misconception) pada pendekatan teknis pengelolaan airtanah implementasi pengelolaan airtanah didasarkan hanya pada konsep well management ; batas administrasi dijadikan batas daerah pengelolaan airtanah; pengelolaan kuantitas dan kualitas airtanah dilaksanakan dengan menggunakan konsep pendekatan pengelolaan yang sama; belum adanya integrasi pengelolaan antara airtanah dan air permukaan; dan beberapa penyebab non teknis lainnya. T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Karakteristik pengelolaan cekungan airtanah di suatu wilayah •
Bersifat spesifik pada setiap daerah yang dikelola
•
Evaluasi bersifat spatial berdasar cekungan airtanah
•
Evaluasi Sebab-Akibat
•
Implementasi program bersifat integrasi
•
Memerlukan komitmen dari pemegang kebijakan
•
Didukung oleh peraturan perundangan
•
Memerlukan partisipasi Pemerintah–Masyarakat– Swasta
•
Demokrasi-HAM-Lingkungan Hidup
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
(Regional Groundwater Flow System) • Aliran airtanah regional adalah airtanah yang mengalir secara regional dari satu wilayah ke wilayah lain dalam satu cekungan airtanah atau lebih. • Pola aliran airtanah regional didapatkan dari hasil pemetaan pada skala regional 1 : 100.000 atau lebih kasar (1 : 250.000 dan seterusnya). • Pola aliran ini merupakan kondisi aliran airtanah secara alamiah, yang dikontrol oleh kondisi geologi dan hidrogeologi (=factor geogen). T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
(Intermediate Groundwater Flow System) •
Aliran airtanah intermediate adalah airtanah yang mengalir secara sub regional/intermediate/menengah dari satu tempat ke tempat lain dalam satu cekungan airtanah.
•
Pola aliran airtanah intermediate didapatkan dari hasil pemetaan pada skala intermediate 1 : 50.000 atau 1 : 25.000.
•
Pola aliran ini sebagian besar merupakan kondisi aliran airtanah alamiah (dikontrol oleh kondisi geologi dan hidrogeologi = factor geogen), tetapi di beberapa tempat tertentu dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia (=factor anthropogen).
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
(Local Groundwater Flow System = Artificial Groundwater Flow System) • Aliran airtanah lokal adalah airtanah yang mengalir secara lokal dari satu lokasi ke lokasi lain dalam satu cekungan airtanah. • Pola aliran airtanah lokal didapatkan dari hasil pemetaan pada skala rinci 1 : 12.500 atau lebih detil 1 : 10.000 dan seterusnya. • Pola aliran ini sebagian besar merupakan kondisi aliran airtanah yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia (=factor anthropogen), tetapi di beberapa tempat tertentu merupakan kondisi alamiah (dikontrol oleh kondisi morfologi local/setempat (=factor geogen). T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Groundwater Flow System Regional Groundwater Flow System Intermediate Groundwater Flow System Natural State
Local Groundwater Flow System Artificial Groundwater Flow System Artificial State T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Groundwater Flow System Influenced by :
Natural State
Groundwater Flow System
Morphology Lithology Structure etc.
Gw-Pumping Gw-Injection Artificial State
Gw-&Surface Water Interaction
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
etc.
Groundwater Flow System
Natural State
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Groundwater Flow System
Artificial State
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Local GwFlow Analysis Analysis
Artificial State
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Groundwater Basin
Classification of groundwater flow system and its implication for groundwater problem solving
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Regional GwFlow System
Intermediate GwFlow System
Local GwFlow System
Regional hydrostratigraph ical units (Regional hydrogeological System)
Intermediate hydrostratigraph ical units (Intermediate hydrogeological System)
Local hydrostratigraph ical units (Micro hydrogeological System)
Solving the groundwater quantity problem, regional groundwater reserve, groundwater quality problems, at regional scale
Solving the groundwater quantity problem, intermediate groundwater reserve, groundwater quality problems, at intermediate scale
Solving the groundwater quantity problem, local groundwater reserve, groundwater quality problems, at local scale
Keuntungan Pengelolaan ABT berbasis Cekungan ABT • Efektif tifitas penggunaan sumber daya air bawah tanah, tanah, sehing sehingga ga mening meningkat katkan kan kualit kualitas as kehi kehidu dupa pan n masy masyar arak akat at dan dan menc mencip ipta taka kan n ling lingku kung ngan an seha sehat, t, deng dengan an cara cara meng mengon ontr trol ol degr degrad adas asii kuan kuanti tita tas s dan dan kual kualit itas as sumb sumber erda daya ya air air bawah bawah tana tanah. h.
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Apa Yang Harus Dilakukan ? • Kondisi sistem hidrogeologi suatu wilayah hendaknya menjadi salah satu parameter kendali dalam penataan ruang dan pengembangan wilayah • Kerjasama antara wilayah administrasi mutlak diperlukan untuk melakukan pengelolaan cekungan air bawah tanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Alat Bantu Yang Mutlak Diperlukan Dalam Pengelolaan Cekungan Air bawah tanah
• Sistem Informasi Air bawah tanah : merupakan alat penyimpan, pengolah dan analisis data air bawah tanah • Groundwater Modeling Software : untuk keperluan analisis optimasi kuantitas dan kualitas pemanfaatan sumber daya air bawah tanah
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
4. Aplikasi Hidrogeologi (CBM)
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
Hidrogeologi pada Explorasi Batubara
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015
CBM Konsep 1)
2)
3)
T. GEOFISIKA UNILA rcw 2015