HERPES ZOSTER DEFINISI Herpes zoster adalah radang kulit akut dan setempat, terutama terjadi pada orang tua yang khas ditandai adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang berkelompok diatas kulit yang eritema yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal aupun ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela-zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus. ETIOLOGI Herpes zoster disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). Dan reaktivitasi virus varisela zoster oleh karena menurunnya sistem imun, trauma lokal, radioterapi, keganasan, HIV, dll. PATOGENESIS Selama terjadinya infeksi varisela, VZV meninggalkan lesi di kulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik tersebut menuju ke ganglion saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan disini tidak infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia kehilangan daya infeksinya. Bila daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan, akan terjadi reaktivitasi virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini menyebabkan nekrosis pada saraf serta terjadi inflamasi yang berat, dan biasanya disertai neuralgia yg hebat. VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensoris, sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik di kulit dengan gambaran erupsi kulit yang khas untuk erupsi herpes zoster. atau VZV dorman pd ganglion post. med. spinalis/intrakranial reaktivasi VZV turun melalui akson saraf perifer sampai di kulit (sel epitel yg disarafi) replikasi & multiplikasi terbentuk lesi yg khas sesuai dermatom. GEJALA KLINIS Daerah yang paling sering terkena infeksi adalah daerah torakal, kemudian daerah mata, lumbosakral, servikal, fasial walaupun daerah-daerah lain tidak jarang. Sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala prodormal baik sistemik (demam, pusing, malaise), maupun gejala prodormal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal, dan sebagainya). Selain itu pada klit tersa panas/terbakar/nyeri.Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat (kira2 12 sampai 24 jam) menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta (seminggu sampai 10 hari lesi
mengering menjadi krusta). Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks. Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira2 seminggu sedangkan masa resolusi berlangsung kira – kira 1-2 minggu. Disamping gejala kulit dapat juga dijumpai pembesaran kelanjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lbih sering karena struktur ganglion kranialis memunkinkan hal tersebut.
Herpes zoster (shingles) on the back
Day 1
Development of the shingles rash Day 2 Day 5
Day 6
Menurut daerah penyerangannya dikenal:
Herpes zoster oftalmika: menyerang dahi dan sekitar mata. Herpes zoster servikalis: menyerang pundak dan lengan. Herpes zoster torakalis: menyerang dada dan perut. Herpes zoster lumbalis: menyerang bokong dan paha. Herpes zoster sakralis: menyerang sekitar anus dan genitalia. Herpes zoster otikum: menyerang telinga. Bentuk-bentuk lain dari herpes zoster: Herpes zoster abortif artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem. Herpes zoster generalisata kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel yang solitar dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pada penderita limfoma malignum. Herpes zoster hemoragika adalah vesikula – vesikulanya tampak bewarna merah kehitaman karena berisi darah.
KOMPLIKASI Gangguan pada nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan Sindrom Ramsay-Hunt dengan gejala paralisis otot-tot muka (Bell’s palsy), tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea. Neuralgia pascaherpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan sampa bertahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari – hari. Kecendrungan ini dapat dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster diatas usia 40 tahun. Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya ptosis paralitik, keratitis, skeleritis, uveitis, korioretinitis dan neuritis optik. Paralis motorik dapat terjadi akibat penjalaran virus secara perkontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan tetapi umumnya sembuh spontan. Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya paru, hepar, dan otak. PEMERIKSAAN LAB Secara laboratorik, pemeriksaan sediaan apus secara Tzanck membantu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak, demikian pula pemeriksaan cairan vesikula atau material biopsi dengan mikroskop elektron serta tes serologik.
DIAGNOSA BANDING Dapat dibandingkan dengan herpes simpleks, varisela, dan impetigo vesikulobulosa. Dmna vesikulobulosa lebih sering pada anak – anak. Dengan gambaran vesikel dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta. PENGOBATAN Terapi sistemik hanya bersifat simptomatik, misalnya pemberian analgetik untuk mengurangi neuralgia. Dapat pula ditambahkan neurotropik: vitamin B1, B6 dan B12. Antibiotika diberikan bila ada infeksi sekunder. Penderita tanpa gangguan imunologis Usia < 50 tahun
Umumnya ringan dan sembuh spontan Cukup simtomatik analgetik Lesi luas: Asiklovir 5 x 800 mg/hr (7 hari) (efektif < 72 jam muncul erupsi kulit) Valasiklovir 3 x 1000 mg/hr Famsiklovir 3 x 250 mg/hr
Usia > 50 tahun
Penyakit sering berat Terapi simtomatik Asiklovir 5 x 800 mg/hr (7-10 hari) atau Valasiklovir/Famsiklovir Lesi luas : Asiklovir i.v 3 x 10 mg/kgBB/hr (5 hari)
Penderita dengan gangguan imunologis
Tanpa melihat usia: Asiklovir 7,5-10 mg/kgBB setiap 8 jam (7 hari) Penderita AIDS:Sering resistensi virus Foskarnet i.v 60 mg/kgBB setiap 8 jam (14-21 hari) HZ oftalmikus Asiklovir sistemik 10 hari HZ dengan kehamilan Tidak diberikan Asiklovir kecuali HZ oftalmikus/Syndr.Ramsay Hunt
Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalo terjadi ulserasi diberikan salap antibiotika. Pemberian secara oral prednison 30 mg per hari atau triamsinolon 48 mg sehari akan memperpendek masa neuralgia pasca herpetika, terutama pada orang tua dan seyogyanya
sudah diberikan sejak awal timbulnya erupsi. Carbamazepine adalah drug of choice untuk neuralgia pasca herpetik. Dimana efek sampingnya adalah dpt menyebabkan Steven Johnson Syndrome. PENCEGAHAN Sampai saat ini belum didapatkan pencegahannya. PROGNOSIS Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan secara dini.