Pengobatan Gurah UFUK STEVEN.W /10700188 IBNU HISYAM.T / 10700018
Definisi Gurah • Dalam bahasa jawa artinya Membersihkan. (hidung,tenggorok,sekitarnya). • Pertama kali dikenalkan di Indonesia Oleh Kyai Marzuki dari Bantul,Yogjakarta tahun 1990. • Awalnya digunakan oleh kalangan tertentu (pesiden,para santri, penyanyi) • Sekarang digunakan sebagai pengobatan tradisional. Paling banyak untuk peny. Saluran napas. ADEAR/NIH (2008), Castellani (2010), Anderson (2010)
Macam Gurah • • • •
Gurah hidung Gurah Mulut Gurah Mata Gurah Vagina
Bahan Gurah • Bisa berbagai macam bahan digunakan. (cairan PZ,racikan tanaman lain). • Biasanya paling banyak menggunakan Tanaman Senggugu ((Clerodendron serratum Spreng) • Daunnya mengandung unsur saponin, kalium, sedikit natrium, alkaloid, tanin, dan flavonoid. Pada kulit akarnya terdapat saponin, flavonoid, glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. Sementara kulit batangnya mengandung senyawa triterpen, asam ureanulat, asam kueretaruat, dan asam seratogenat
• Kandungan kimia tumbuhan Senggugu pada bagian - bagian tubuhnya berbeda – beda. • Daunnya mengandung unsur saponin, kalium, sedikit natrium, alkaloid, tanin, dan flavonoid. • Pada kulit akarnya terdapat saponin, flavonoid, glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. • Sementara kulit batangnya mengandung senyawa triterpen, asam ureanulat, asam kueretaruat, dan asam seratogenat.
• Saponin termasuk glikosida bersifat amorf,mudah larut dalam air, dan rasanya pahit. Hanya akan toksik jika masuk peredaaran darah. Tidak toksik di saluran cerna. • Tannin bersifat astringen dan antiseptik. Dosis besar menyebabkan iritasi dan kerusakan mukosa lambung. • Flavonoid mempunyai efek terpenting sebagai anti inflamasi. Menghambat enzim siklooksigenase-2. juga mempunyai efek antimikroba terhadap Aspergillus, Penicillium, Staphyloccus. Waktu paruhnya 16,8 jam.
Metode Gurah • Biasanya menggunakan akar,daun,batang ataupun kulit batang dari tanaman senggugu. • Pembuatanya dengan cara bahan tersebut dikeringkan dan direbus. Diambil airnya hingga pekat. • Diberikan dengan cara pasien disuruh tidur,menahan napas,dan diteteskan3-5 tetes/dituangkan cairan ekstrak tanaman senggugu. Dibiarkan selama 1-2 menit • Pasien disuruh menelan cairan yang telah masuk di mulut dan tenggorokan. Akan terasa pahit dan tidak enak. • Lendir yang keluar tidak boleh dikeluarkan secara paksa. Jika tidak, akan terasa sakit dan perih. Berlangsung selama 1-2 jam
Peran Gurah - Sistem Olfaktorius • Ramuan akan merangsang reseptor penciuman yaitu reseptor dari N I, kemudian impuls dibawa ke korteks olfaktorius. Selanjutnya, korteks ini akan mengaktifkan sistem limbik dan seterusnya ke amygdala sehingga menghasilkan respon otonom simpatik, parasimpatik, serta non simpatik dan non parasimpatik. Sistem olfaktorius mempunyai hubungan yang erat dengan fungsi-fungsi pencernaan. Kelenjar yang terdapat banyak di mukosa traktus respiratorius dan traktus digestivus diaktifkan.
Praktek Gurah dalam Masyarakat • Pengobatan modern dirasa semakin mahal dan tidak nyaman oleh sebagian masyarakat. • Gurah pengobatan tradisional dipercaya sebagai alternatif untuk mengatasi keluhan mereka. • Hidung berlendir,gatal,hidung tersumbat, atau hanya sekedar ingin membersihkan kotoran. • Sudjiwo dkk (1998) menyatakan pasien gurah ratarata pernah ke dokter sebelum menjalani metode gurah. • Secara subjektif pasien merasakan kesembuhan (berkurang/bebas keluhan). Walaupun sementara.
Penelitian Gurah
• Penelitian dilakukan oleh Mahasiswa FK Universitas Diponegoro di Semarang pada tahun 2012. • Metode penelitian yang dipakai, secara observasional dengan rancangan pre dan post grup kontrol design. • Kriteria inklusi yang digunakan adalah mengidap penyakit sal.napas,berjenis kelamin lakilaki/perempuan dan umur 15-40 tahun. • Sampel diambil dari RSUP dr.Kariadi. Dengan jumlah 66 pasien. • Dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol (tidak diberi gurah) dan kelompok perlakuan (diberi gurah). Dimana masing2 kelompok 33 pasien.
• Penelitian 1 • Judul: “Analisis Pengaruh Gurah Pada penderita Sinusitis Kronik Terhadap Angka Kekambuhan” • Hasil :Pada bulan pertama belum terjadi kekambuhan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian dilanjutkan pada bulan ketiga. Pada kelompok kontrol ada 5 sampel pasien yang mengalami kekambuhan. Pada kelompok perlakuan belum terjadi kekambuhan hingga bulan ketiga. • Kesimpulan:Terdapat penurunan bermakna angka kekambuhan sinusitis kronik pada pasien sinusitis kronik yang mendapat perlakuan gurah dibanding yang tidak digurah.
Waktu transportasi mukosiliar hidung pada pasien sinusitis kronis memendek pada hari ke-7 setelah pengobatan gurah.
• Penelitian 2 • Judul: “Analisis Perubahan Waktu Transportasi Mukosilia Hidung Penderita Sinusitis Kronik Pada Pengobatan Gurah” • Hasil :Pada hari ke-7 pada kelompok perlakuan setelah digurah waktu transportasi mukosiliar memendek dan berbeda bermakna dibanding sebelum gurah dan pada kelompok kontrol waktu transportasi mukosiliar pada pengukuran ke II (hari ke-7) memanjang bermakna dibandingkan pada pengukuran I (hari ke-2) • Kesimpulan:Waktu transportasi mukosiliar hidung pada pasien sinusitis kronis memendek pada hari ke-7 setelah pengobatan gurah.
Waktu transportasi mukosiliar hidung pada pasien sinusitis kronis memendek pada hari ke-7 setelah pengobatan gurah.
• Penelitian 3 • Judul: “Analisis Fungsi Fagositosis Sel Leukosit Pada Penderita Sinusitis Kronik Pada Pengobatan Gurah” • Hasil : Aktifitas fagositosis rata-rata pasien sebelum
digurah adalah 19,0%. Aktifitas fagositosis rata-rata pasien pada 1 minggu setelah digurah adalah 17,7% • Kesimpulan: Aktifitas fagositosis pada pasien sinusitis kronik kelompok perlakuan gurah lebih baik daripada kelompok kontrol pada satu minggu setelah gurah.
KESIMPULAN • Meskipun memiliki landasan rasional yang dapat dikembangkan,Namun pengobatan gurah tradisional belum bisa dikatakan aman. Karena kurangnya penelitian yang ada dan juga secara farmakologis mekanisme nya belum jelas sepenuhnya. Disamping itu tingkat kebersihan (sterilitas)dalam pelaksanaan juga masih dipertanyakan. • Pengobatan gurah di Indonesia juga masih dianggap sebagai alternatif. Tidak memiliki sertifikasi yang resmi dari BPOM. • Pengobatan gurah juga memiliki efek samping,yang sampai saat ini diketahui hanya efek samping ringan. Seperti mual,muntah,pusing,kaku otot pengunyah dan sekitar.
SARAN • 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai metode gurah. • 2. Tidak melakukan pengobatan gurah secara sembarangan atau ikut-ikutan. • 3. Bagi pelaksana metode gurah, menjaga kebersihan dan sterilitas sangatlah penting.
VIDEO GURAH
THANK YOU