3 drg. Achmad Gunadi, MS., Ph. D.
GIGI TIRUAN JEMBATAN
Tujuan Instruksional Khusus 1. Menjelaskan berbagai akibat dari kehilangan gigi-geligi. 2. Menjelaskan bagian-bagian dari gigi tiruan jembatan. 3. Menjelaskan macam-macam gigi tiruan jembatan.
Gigi tiruan jembatan mempunyai beberapa sinonim fixed bridge prostheses, prostheses, fixed partial denture, fixed bridge atau fixed atau fixed prosthesis.
Akibat kehilangan gigi-geligi 1. Bergesernya gigi ketempat yang kosong. 2. Over eruption 3. Hilangnya kontak dengan gigi sebelahnya. 4. Trauma periodontal. 5. Penurunan gingival. 6. Pembentukan saku gusi ( pocketing ( pocketing ). ). 7. Terjadinya karies gigi, dan 8. Kontak prematur.
Gambar 1.
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh hilangnya gigi.
4 Bagian-bagian dari jembatan Gigi tiruan jembatan terdiri dari empat bagian atau komponen utama, yaitu : 1. Abutment atau penyangga Gigi yang dipersiapkan untuk tempat melekatnya retainer . 2. Retainer atau pemaut Bagian dari jembatan yang melekatkan pontic pada penyangga, dapat berupa mahkota tuangan penuh atau tumpatan tuang (inlay). 3. Pontic atau penyulih Untuk mengganti gigi asli yang hilang. 4. Connector atau penghubung Untuk menghubungkan antara retainer dan pontic.
Gambar 2. Bagian-bagian dari gigi tiruan jembatan (Bukal)
lingual/palatinal Syarat Abutment : 1. Harus berada dalam lengkung rahang. 2. Sebaiknya masih dalam keadaan vital. 3. Harus cukup besar dan bentuknya normal. 4. Tidak goyang lebih dari 2 o. 5. Posisi tidak miring kearah mesial, distal, bukal dan lingual. 6. Perbandingan mahkota dan akar sebaiknya 1 : 2. 7. Ruang pulpa tidak terlalu lebar, dentin cukup tebal. 8. Mahkota sudah tumbuh sempurna. 9. Membran periodontal tidak ada kelainan.
5 Macam-macam connector : 1. Rigid/fixed . 2. Non rigid/semi fixed. 3. Palatal bar .
Macam-macam gigi tiruan jembatan
1. Berdasarkan connector (penghubung) : a. Fixed bridge ( fixed /rigid = tegar) Indikasi : anterior / posterior. Connector lekat ( fixed ) pada kedua sisi pontic (penyulih), diperoleh dengan dituang/disolder. Tekanan disebarkan merata. Keuntungan :
Retensi & kekuatan maksimal
Dapat dipakai sebagai splint (belat) untuk kelainan periodontal (mengikat)
Dapat dipakai untuk jembatan yang panjang
Tahap pekerjaan laboratorium relatif lebih singkat.
Kerugian :
Pengasahan abutment (gigi penyangga) harus sejajar
Pengasahan abutment relatif banyak
penyemenan bersama-sama.
Gambar 3.
Fixed bridge.
b. Cantilever bridge Cantilever = lekat sebelah Indikasi, terutama untuk mengganti satu gigi anterior Keuntungan :
Sederhana, karena hanya satu abutment yang diasah
Pekerjaan laboratorium relatif singkat.
6
Gambar 4.
Cantilever bridge
c. Spring bridge Spring = penghubung panjang Connector panjang, letak pontic dan retainer (pemaut) jauh. Indikasi : Gigi anterior rahang atas, untuk gigi diastema. Kerugian:
Lengan pada palatum memberikan rasa tidak nyaman
Sukar membersihkan bagian connector yang menghadap palatum
Kelenturan lengan menyebabkan pontic dapat mengiritasi gingival palatum.
Gambar 5.
Spring bridge.
d. Semi fixed bridge Semi fixed = setengah tegar Satu connector nya lekat dan yang lainnya tidak lekat. Mempunyai dua retainer (pemaut) :
Mayor, bagian yang melekat langsung dengan pontic
Minor, bagian yang tidak lekat (dove tail – slot ).
7 Indikasi :
Calon abutment yang kemiringannya berbeda
satu calon abutment ada restorasi / lemah.
Keuntungan :
Mengatasi kesulitan arah pasang
Mengurangi/meredam beban pada abutment yang lemah
Penyemenan dapat dilakukan tidak bersamaan.
Kerugian :
Pekerjaan laboratorium lebih rumit
Sukar menempatkan dove tail-slot untuk gigi anterior
Pembuatan jembatan sementara lebih sukar.
Gambar 6.
Semi fixed bridge.
e. Compound bridge Jembatan yang mempunyai lebih dari satu macam rancangan.
Gambar 7.
Compound bridge.
8 2. Berdasarkan lokasi : a. Jembatan anterior yaitu jembatan yang dibuat untuk menggantikan gigi anterior yang hilang. b. Jembatan posterior yaitu jembatan yang dibuat untuk menggantikan gigi posterior yang hilang c. Jembatan kombinasi yaitu jembatan yang dibuat untuk menggantikan gigi anterior dan posterior.
3. Berdasarkan jenis bahan : a. Jembatan akrilik -
Keseluruhan terbuat dari akrilik
-
Indikasi : jembatan sementara (untuk menutupi gigi-gigi yang telah dipreparasi, melindungi gigi-gigi tersebut dari lingkungan rongga mulut sebelum jembatan yang direncanakan selesai dibuat)
-
Kekurangan : kurang kuat (terutama untuk posterior), mudah berubah warna dan berbau
b. Jembatan logam -
Keseluruhan terbuat dari logam
-
Indikasi : untuk posterior
-
Kelebihan : preparasi abutment sedikit, pengerjaan laboratorium cepat (tidak perlu menyiapkan pembuatan lapisan dibagian bukal atau labial untuk keperluan estetik.
c. Jembatan porselen -
Keseluruhan terbuat dari porselen
-
Pemakaian terbatas (porselen = getas)
-
Kelebihan : estetik bagus, plak tidak mudah menempel
-
Kekurangan : perlunya pengasahan gigi bagian palatal atau lingual yang lebih banyak.
d. Jembatan logam berlapis akrilik -
Terbuat dari logam dengan facing (lapis muka) akrilik (estetik)
-
Indikasi ; gigi anterior atau posterior
-
Kekurangan : bagian facing tidak tahan goresan, mudah berubah warna serta berbau, koefisien muai akrilik tidak sama dengan logam.
e. Jembatan porcelain fused to metal (logam bertaut porselen) -
Jembatan porselen yang diperkuat dengan kerangka logam atau jembatan yang terbuat dari logam yang dilapisi porselen
-
Kelebihan : estetiknya memuaskan, plak gigi tidak mudah menempel
-
Kekurangan : diperlukan pengasahan gigi lebih banyak,
9 Macam-macam jembatan yang lain
Rochette bridge Merupakan jembatan dengan kerangka logam yang terdiri dari dua sayap pemaut yang dilekatkan pada gigi abutment dengan retensi mikro dengan cara etsa asam dan penyemenannya mempergunakan resin komposit.
Maryland bridge Merupakan jembatan kerangka logam yang dilekatkan pada gigi abutment dengan mempergunakan retensi mikro dengan cara etsa asam dan preparasi pin hole pada daerah palatal gigi. Arah pemasangannya secara vertikal.
Virginia bridge Seperti halnya Maryland bridge namun tidak memerlukan pin hole pada gigi abutment , hanya bagian dalam retainer yang dibuat kasar,
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI Indikasi a. Secara Umum : 1. Psikologi (rasa percaya diri) GTJ – lekat dirasa spt gigi asli beda dg removable partial denture 2. Penyakit,(jantung, jangan diberi adrenalin, epilepsi PD patah bisa tertelan) 3. Perawatan ortodontik (utk stabilisasi bila mkt tlh sempurna) 4. Kondisi periodontal sehat/baik 5. Kondisi oklusi (tdk gigitan silang/cross bite, kontak prematur) 6. Perbaikan fungsi mastikasi, fonetik dan estetik 7. OH baik, jelek→ PD b. Lokal : 1. Kondisi abutment → ro foto 2. Btk dan ukuran abutment - tujuan GTJ mempertahankan jar sehat gigi selama mungkin
- jika OH jelek menyebabkan peny periodontal -
sebaiknya gigi vital, non vital boleh stl perawatan sal akar
- perband panjang mkt : akar = 1 : 1,5 -
sebaiknya akar ganda dan btk pipih (akar bulat → rotasi)
-
Hukum Ante : luas jar periodontal minimal sama atau lbh besar dari luas jar gigi yg diganti
-
10 3. Letak dan posisi abutment terletak pd lengkung rahang, antar abutment sejajar
-
tdk bukoversi/ linguoversi. Miring > 25o kontra indikasi
Kontra indikasi a) Umum : 1. Pasien tdk kooperatif 2. umur < 12 th, sal akar msh lebar 3. kontra indikasi lokal anastesi 4. frekwensi karies tinggi 5. kondisi gingival dan periodontal (gingival hiperplasi, gingivitis marginalis) 6. Length of span (ruangan), edentulous yg akan diganti terlalu panjang b) Lokal : 1. Prognosa abutment → jelek -
faktor-faktor pd mkt gigi abutment (kekuatan mkt, luas dan posisi karies, panjang, ukuran dan bentuk) yg dpt mengurangi retensi retainer
-
faktor-faktor pd akar abutment (kondisi apikal, effective root surface area, kondisi periodontal) jelek
2. kemungkinan keberadaan jembatan keluar lengkung rahang 3. btk ridge dan resorbsi tulang alveol yg banyak
11
Referensi :
1. Roberts, DH (1973), Fixed Bridge Prostheses, John Wright & Sons, Bristol. 2. The Academy of Prosthodontics. The Glossar y of Prosthodontic Terms. 6th Ed. J Prosthet Dent, 1994; 71: 41-112. 3. Rosenstiel, Land, Fujimoto, 2001.Contemporary Fixed Prosthodontics. 3 rd Ed. Mosby Inc. St Louis Misissouri. 4. Shillingburg, 1977
12 BUKU AJAR
PENGANTAR ILMU GIGI TIRUAN JEMBATAN
Penulis : Achmad Gunadi, drg., M.S., Ph.D Zahreni Hamzah, drg., M.S. F.X.Ady Susetijo, drg., Sp. Pros. Rahardyan Parnaaji, drg., M.Kes. Dewi Kristiana, drg., M.Kes. Agus Sumono, drg. Lusi Hidayati, drg. Desy Rachmawati, drg.
Edisi Pertama
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 2003