Genius Behind NLP
™
Wow! Sungguh terasa beruntung dan berkelimpahan, mendapat kesempatan selama 15 hari mengikuti training langsung selama 3-4 jam sehari dengan seorang jenius di belakang terciptanya NLP, Dr. Richard Bandler (RB) sendiri di Orlando. Tokoh yang terkenal kontroversial dengan istilah unconscious installation dan nested loops-nya. Selain itu, setengah harinya kemudian diisi latihan dan juga belajar dari puluhan orang hebat lain, yakni para NLP Master Trainer level dunia seperti John LaValle, Barbara Stepp, Elvis Lester, Elizabeth Butler, Ron Perry, Kate Benson, dan lain-lain yang ikutan mengajar di training itu bergantian satu sama lain… Hmmm…, hadir ditempat itu semakin memperjelas bagi hati nurani saya untuk merasa harus terus belajar rendah hati…, berani mengantongi ego di saku. Membuka pikiran dan hati, sebab di atas langit masih ada langit.Bahkan di Indonesia saja juga sebenarnya begitu banyak orang yang memiliki ilmu mumpuni, ilmu yang dahsyat, ilmu yang linuwih, ilmu yang mberkahi bagi ummat. Setiap kali mengingat bahwa begitu banyak ilmu karunia Tuhan di dunia ini, maka saya menyadari makin harus belajar rendah hati. Semoga bisa selalu eling… Semenjak tanggal 10 sampai tanggal 30 Juli di Orlando, dengan niat bulat saya -mengikuti ulang- pelatihan NLP Master Practitioner dan Trainer’s Training (Charisma Enhancement ), sekalipun sebenarnya sebelumnya sudah mengantongi Certified NLP Master Practitioner dan Trainer’s Training dari organisasi lain. Namun saya memutuskan untuk mempelajari NLP dari versi originatornya langsung. Sederhana sekali pertimbangannya, setelah membaca, melihat DVD dan mendengarkan cd-cd dari RB, saya terkesan dengan gayanya yang unik dan terbuka. Serta kemampuannya melakukan proses perubahan dengan sangat cepat dan telak (ups!). Selain itu, saat ini RB dikenal memiliki berbagai “produk” lain keturunan NLP, antara lain : Persuasion Engineering ™ (dengan John LaValle), LaValle), Design Human Engineering Engineering ™ (DHE), Neuro Hypnotic Repatterning ™ (NHR), Meditation, Magic and Change ™, dll. Dari namanya saja sudah mempesona, membuat pikiran meronta, menowel-nowel isi dompet… Hhhhhhhh! Well…, berbeda dari RB, dulu saat saya memutuskan belajar pada John Grinder (JG), yang paling mengesankan saya adalah kemampuan linguistiknya yang elegan dan elok bukan main. Sering saya merenung, entah bagaimana rasanya bagi yang bahasa Inggris merupakan bahasa ibu, pasti keelokan bahasa dari JG amat mempesona dan lebih terasa. JG merupakan sosok kunci juga dalam pengembangan NLP di awal, dia yang membukakan kunci-kunci linguistic sehingga proses modelling menjadi berlangsung berlangsung dengan keren-nya.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Sungguh saya berharap suatu hari bisa bertemu ahli linguistic Indonesia yang mampu menyuguhkan keelokan bahasa Ibu Pertiwi kita ini dengan segala kelebihan dan kesesuaiannya pada konteks lokal. Hmmm, sudah tidak sabar untuk memodel orang seperti ini… Kembali ke RB… Saat di pelatihan terlihat jelas bahwa pendekatan NLP in action dari RB sudah berubah menjadi lebih to the point! RB secara tegas menyatakan bahwa dirinya tidak lagi menggunakan reframing, termasuk 6 step reframing, parts integration, dll. Bukan karena teknik itu keliru atau tidak efektif, namun karena RB meyakini bahwa teknik induksi rapid hypnosis akan lebih cepat dan powerful dalam mengawasi suatu proses treatment. Hampir setiap hari peserta training dipertunjukkan berbagai metode induksi kilat yang berbedabeda, sederhana namun sangat mumpuni. Semuanya memiliki ide dasar yang sama : pattern interrupt! Sehingga proses induksi berlangsung cepat atau malah sangat cepat. Lantas dari sini dengan cepat kita menjadi mahfum, apa artinya kata “co-creator NLP”. Mungkin Anda pernah melihat lulusan Society of NLP melakukan handshake interrupt yang amat terkenal itu? Nah itu hanya salah satu varian saja… Handshake interrupt yang diajarkan di NLP adalah teknik ciptaan RB yang menyempurnakan kepiawaian Milton Erickson dalam menginduksi kilat setiap orang yang berjabat tangan dengannya. Dahulu Milton amat ditakuti oleh rekan-rekan sejawatnya, mereka begitu takut berjabat tangan dengannya. Hehehe. Well, kini…. gaya handshake RB ternyata lebih mudah dan lugas. Jadi secara ringkas, metode treatment NLP saat ini adalah sebagai berikut : Akses alter state, melalui rapid induction Set Yes / No signal (ideomotorik) Bimbing alam bawah sadar untuk melakukan “adjustment” Nampak jelas bahwa langkah itu begitu sederhana dan akrab bagi kita, terutama para praktisi hypnosis atau yang sudah terbiasa ‘bermain’ NLP. Namun kekuatan dari tiga langkah itu bertumpu pada jalinan puluhan model NLP yang kadang tidak kasat mata bagi para Master Practitioner sekalipun. Kepiawaian seorang NLP-er sejati benar-benar disuguhkan dengan “wow” oleh sosok RB. Bagaimana pilihan pola kata hypnotic di ucapkan dengan tonality yang sempurna (kongruen), berbagai command yang ditempel dengan manis di dalam kalimat majemuk bertingkat dan kutipan (quotes), ambiguity yang membuat telinga siapapun bakal terlena dalam daya pukau hypnosis, setting anchor di sana-sini, ditingkahi dengan noise-noise dari suara mulutnya yang menggenerate menggenerate visualisasi menjadi menjadi lebih hidup. Di hari ke 8, RB mendemonstrasikan klaimnya bahwa untuk belajar seni, seperti musik dan melukis tidak diperlukan bakat. Yang disebut bakat adalah orang yang menggunakan mental strategy yang efektif dalam melakukan suatu pekerjaan. Dan mental strategy ini bisa dimodel
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dia mengundang 3 orang ke depan, satu yang merasa tidak punya bakat musik sama sekali, yang dua orang lainnya merasa tidak punya bakat menggambar. Saat ketiganya maju kedepan, seorang diajaknya berjabat tangan dan……… ”Gubrak… bummm!” langsung masuk ke deep trance! Saat kedua yang lainnya masih melongo, kaget terlongong-longog… maka dengan elegan dan transisi yang angat smooth namun tetap berbentuk pattern interrupt, RB meng-utilisasi realitas sosok yang deep trance tadi untuk melakukan rapid induction pada dua volunteer lainnya. Waaaah, elok tenan! Sedddaaap! Itu terjadi di kelas Master Practitioner, yang fokus utamanya adalah membangun kemampuan melakukan strategy elicitation, strategy utilization dan strategy installation. Di sini saya belajar satu hal baru dan sama sekali belum terlihat di tempat lain, bahwa ternyata urutan pemrosesan Modal Operator juga merupakan strategy yang bisa menentukan hasil suatu modelling. Selama ini dalam melakukan suatu modelling, kita mungkin terlalu fokus pada rep system strategy , dan meta program strategy saja. (Catatan : yang disebut Modal Operator adalah kata-kata seperti : Must, Have To, Should, dll). Berikutnya, di kelas Trainer’s Training, kita belajar me-reproduksi Time Distortion State. Di mana kita merasa “waktu” bisa terasa lebih lama atau lambat. Ini dahsyat sekali!. Pikirkan dan rasakan perbandingan antara saat Anda sedang berpacaran dengan kekasih, dibanding saat Anda menunggu dokter. Jika keduanya dilakukan sama-sama satu jam, mana yang lebih terasa lama? Betul! Saat Anda menyetir mobil di tol dengan kecepatan sangat tinggi, maka Anda akan mengalami time distortion juga, dimana gerak pohon-pohon di samping jalan tol terasa lambat, padahal kecepatan kita khan tinggi sekali. Nah hampir semua orang pernah mengalami hal ini khan…, jadi bisa strategy elicitation dong…, untuk memodel hal itu, lantas diterapkan di situasi lain. Contoh, dengan memodel kondisi itu, seorang trainer akan bisa masuk pada suatu state dimana setiap gerak dan suara seluruh peserta di ruangan kelas terlihat dan terasa lambat sekali sehingga sangat amat dapat disadari keberadaannya oleh si trainer. Dengan demikian seorang trainer akan mampu bereaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi kelas, model kalibrasi yang amat luar biasa bukan? Well, untuk merasakan ini harus dialami sendiri, bukan dijelaskan dengan tulisan. Mungkin di kelas NLP for Trainer yang kelas advanced akan kita bagikan ilmu ini. Ohya, di kelas Trainer’s Training ini, yang jelas nested loops merupakan salah satu favorit saya, di mana kita bisa melakukan unconscious installation dengan cara yang nyaris tidak kasat mata dan telinga. Setiap hari melihat langsung dan mendengar RB melakukan nested loops, menjadikan pelatihan ini menjadi semakin bergairah saja. Menurut RB, banyak orang yang merasa sudah mengerti nested loops (NL), padahal baru mengetahui chaining metaphor (CM). Ke dua teknik ini jelas berbeda sekali, chaining metaphor hanya bagian kecil dari konstruk teknik nested loops. Saat seseorang sudah bisa melakukan CM dan kemudian piawai mengkombinasikan dengan embedded command, tonality marking, spatial anchor, sliding anchor, ambiguity (sintactic, phonological, scope, dan punctuation), voice concruency, dll…. hmmmm itupun belum cukup untuk disebut sebagai nested loops.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Nested loops berasal dari turunan ilmu pemrograman / bahasa komputer, dimana sebuah perintah dijalin sedemikian rupa sehingga membentuk suatu nested loops. Perbedaan antara NL dan CM terutama adalah pada model urutan penuturannya yang saling melingkupi. Urutan NL bisa dibuat berbagai macam, apakah mau dibiarkan sebagai open loops atau closed loops, tergantung tujuan dari si trainer. Secara intentional, nested loops bisa saja dibiarkan terbuka pada level tertentu, sehingga akan terus meng-induksi suatu perasaan “belum selesai belajar”, sehingga trainee tergerak untu maju belajar terus. Banyak pembelajar NLP yang sudah merasa “mengetahui NLP secara komplit”…, sehingga kurang memiliki pikiran terbuka pada ilmu baru, terutama jika informasi yang diterima berbeda dengan keyakinan lamanya mengenai NLP. Namun nested loops juga boleh ditutup, dan pastikan di hari terakhir pelatihan, agar selama training pikiran trainee tetap pada state yang terbuka dan ingin tahu. Well, sekian dulu teman-teman, lebih mudah melatih nested loops melalui praktek daripada dituturkan, karena keterbatasan bahwa tulis. .. . Saya mengerti, mungkin artikel ini agak banyak istilah dan makna yang asing bagi para pembelajar awal NLP. Nggak papa, kunyah saja dulu…, biarkan masuk di benak kita sebagai sebuah cikal bakal sebuah map. Bertahap kita maju perlangkah…, tidak perlu merasa bingung. Cukup digeser sebagai rasa ingin tahu lebih banyak untuk terus belajar, yang akan menggerakkan kita terus maju ke depan, sekarang. (Ups, ini adalah contoh loop yang dibiarkan terbuka dengan tujuan yang baik!) Untuk info lebih lengkap tentang NLP klik : www.belajarNLP.com