BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Galactocele adalah kista pada payudara yang berisi air susu sebagai akibat dari obstruksi duktus. Dapat terjadi pada masa laktasi namun lebih sering terjadi beberapa bulan setelah masa laktasi.1 Terminologi galactocele pertama kali diperkenalkan oleh Fitzwilliams (1845), yang didefinisikan sebagai ‘ form tumour which springs from milk duct forming cyst’. Penyebabnya Penyebabnya masih belum jelas, tapi laktasi adalah point yang penting dalam penegakan diagnosis (walaupun pernah dilaporkan terjadi pada anak lelaki). Diyakini terdapat 3 faktor yang melatar belakangi terjadinya galactocele yaitu sekresi epitel duktus, stimulus prolaktin dan obstruksi duktus. 1
1
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Payudara
Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada. Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major dan sebagian M.serratus anterior. Sebagian kecil terletak di atas M.obliquus externus. 2 Pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari kuadran lateral atas sampai ke aksila. Ekor ini (tail of Spence) dari jaringan mammae memasuki suatu hiatus (dari Langer) dalam fascia sebelah dalam dari dinding medial aksilaI. Hanya ini jaringan mammae yang ditemukan secara normal di bawah fascia seb elah dalam.2 Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus, beberapa lebih besar daripada yang lainnya, berada dalam fascia superficial, dimana dihubungkan secara bebas dengan fascia sebelah dalam. Lobus-lobus ini beserta duktusnya adalah kesatuan dalam anatomi, bukan kesatuan dalam bedah.Suatu biopsy payudara bukan suatu lobektomi, dimana pada prosedur semacam itu, sebagian dari 1 atau lebih lobus diangkat.2 Antara fascia superficial dan yang sebelah dalam terdapat ruang retromammary (submammary) yang mana kaya akan limfatik.
3
Lobus-lobus parenkim beserta duktusnya tersusun secara radial berkenaan dengan posisi dari papilla mammae, sehingga duktus berjalan sentral menuju papilla seperti jari-jari roda berakhir secara terpisah di puncak dari papilla.Segmen dari duktus dalam papilla merupakan bagian duktus yang tersempit. Oleh karena itu, sekresi atau pergantian sel-sel cenderung untuk terkumpul dalam bagian duktus yang berada dalam papilla, mengakibatkan ekspansi yang jelas dari duktus dimana ketika berdilatasi akibat isinya dinamakan lactiferous sinuse .4 Pada area bebas lemak di bawah areola, bagian yang dilatasi dari duktus laktiferus (lactiferous sinuses) merupakan satu-satunya tempat untuk menyimpan susu. Intraductal papillomas sering terjadi di sini.2 Ligamentum suspensori Cooper membentuk jalinan yang kuat, pita jaringan ikat berbentuk ireguler menghubungkan dermis dengan lapisan dalam dari fascia superfisial, melewati lobus-lobus parenkim dan menempel ke elemen parenkim dan duktus. Kadang-kadang, fascia superfisial terfiksasi ke kulit, sehingga tidak mungkin dilakukan total mastectomy subkutan yang ideal. Dengan adanya invasi keganasan, sebagian dari ligamentum Cooper akan mengalami kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau lesung dari kulit yang khas. Ini berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler yang disebut peau d'orange, dimana pada peau d'orange perlekatan subdermal dari folikel-folikel rambut dan kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit. 2
4
Gambar 1. Anatomi Payudara
Vaskularisasi mammae terdiri dari arteri dan vena yaitu:2 1.
Arteri
a. Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna (A. thoracica interna) b. Cabang lateral dari A. intercostalis posterior c. Cabang-cabang dari A. Axillaris d. A. thoracodorsalis yang merupakan cabang A. subscapularis 2.
Vena
a. Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna b. Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-acromialis, V. thoracica lateralis dan V thoraco dorsalis c. Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis
Mammae diperdarahi dari 2 sumber, yaitu A. thoracica interna, cabang dari A. axillaries, dan A. intercostal.Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan darah dari kelenjar mamma.Vena-vena ini mengikuti arterinya.2
5
Vena aksilaris terbentuk dari gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak di medial atau superficial terhadaop arteri aksilaris, menerima juga 1 atau 2 cabang pectoral dari mammae.Setelah vena ini melewati tepi lateral dari iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia.2 Di belakang, vena intercostalis berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos, hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava superior.Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica.Melalui jalur kedua jalur pertama, metastasis ca mammae dapat mencapai paru-paru. Melalui jalurketiga, metastasis dapat ke tulang dan system saraf pusat.2
Gambar 2.A) Pembuluh darah payudara B) Kelenjar getah bening aksila dan payudara
B. Persarafan
Persarafan kulit mammae bersifat segmental dan berasal dari segmen dermatom T2 sampai T6. Jaringan kelenjar mammae sendiri diurus oleh sistem
6
saraf otonom. Pada prinsipnya inervasi mammae berasal dari N. intercostalis IV, V, VI dan cabang dari plexus cervicalis. 2 Pengetahuan mengenai lokasi struktur saraf utama pada axilla sangatlah penting guna mengenal komplikasi dari diseksi pada daerah axilla.Saraf N. thoracalis berada di sepanjang dinding thorax pada sisi medial dari axilla. 2 Nervus ini mempersarafi M. serratus anterior dan fiksasi scapula pada dinding dada saat melakukan ekstensi lengan.Cedera pada N. thoracalis ini dapat menyebabkan deformitas pada scapula.N. thoracodorsal mempersarafi M. latissimusdorsi.Cedera pada saraf ini dapat menyebabkan ketidakmampuan lengan untuk melakukan abduksi dan rotasi eksterna. Di daerah ruang axilla terdapat Nervus sensoris intercostobrachialis (N. Cutaneous brachialis), dimana cedera pada saraf ini dapat mengakibatkan mati rasa atau dysesthesia di sepanjang permukaan medial dan posterior lengan, juga mati rasa pada kulit axilla di sepanjang dinding dada yang dipersarafinya. Pada diseksi axilla saraf ini sukar disingkirkan sehingga sering terjadi mati rasa pasca bedah. 2 Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6, dengan cabang-cabangnya melewati permukaan kelenjar. 2 cabang mammae dari nervus kutaneus lateral keempat juga mempersarafi papilla mammae.2 C. Fisiologi Payudara
Payudara
mengalami
tiga
macam
perubahan
yang
dipengaruhi
hormon.Perubahan pertama adalah sejak masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause.Sejak pubertas
7
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. 2 Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi.Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimum.Kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.Selama beberapa hari menjelang menstruasi pa yudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.Pada saat itu pemeriksaan mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.2 Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara membesar karena epitel duktus lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh duktus baru.2 Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger ) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. 2 D. Galactocele 1. Definisi
Galactocele adalah kista retensi berisi air susu.Dalam hal ini penyumbatan terjadi pada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi pada ibu yang baru atau sedang menyusui. 1
8
2. Etiologi
1. Penyumbatan pada saluran payudara selama atau hanya setelah berhenti menyusui. Susu mengental,sehingga menyumbat lumen saluran,hal ini terjadi akibat air susu jarang dikeluarkan 2. Ibu berhenti menyusui 3. Penggunaan alat kontrasepsi oral Faktor predisposisi : -
Perawatan yang salah pada kelenjar susu
-
Ketidakseimbangan makanan
-
Perubahan hormon
3. Manifestasi Klinis
- Nyeri tekan namun ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak adanya nyeri tekan -
Berisi air susu namun dapat juga mengeluarkan cairan seperti minyak atau bahkan dapat juga seperti keju
-
Biasanya terjadi saat setelah melahirkan dan juga diluar proses menyusui
-
Lokasi tersering sub areola
4. Diagnosis
a. Anamnesis Dari Anamnesis dapat ditemukan gejala gejla seperti yang diatas seperti nyeri tekan,tapi dari beberapa sumber juga ada yag
9
mengatakan tidak adanya nyeri tekan, terdapat benjolan pada payudara, dan biasanya banyak dialami pada ibu ibu paska melahirkan, namun dapat juga terjadi setelah penyapihan dan beberapa kasus diluar proses menyusui biasanya benjolan berisi air susu tapi dapat juga berubah mengental membentuk seperti keju tau bisa juga seperti berminyak b. Pemeriksaan Fisik Organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan saat pengaruh hormonal ini minimal, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : -
Terdapat benjolan dengan batas yang jelas
-
Dapat disertai dengan rasa sakit maupun sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit
-
Pada palpasi kelejar getah bening regional tidak membesar
c. Pemeriksaan Penunjang -
Mammography Galactocele memiliki beberapa gambaran tergantung pada jumlah protein dan lemak serta konsistesi cairan. Kandungan lemak yang tinggi menyebabkan massa menjadi radiolusen (Pseudolipoma)5
10
- Ultrasonography USG dilakukan untuk menentukan apakah benjolan tersebut bersifat keganasan atau tidak , dan bisa sebagai memerkuat untuk menegakkan diagnosis5 - Fine-needle aspiration biopsy Pemeriksaan histology dapat dilakukan dengan menggunakan jarum halus seperti Trucut atau Corecut dibawah anaesthesi local. Sitologi didapatkan dengan menggunakan jarum Gauge 21 atau 23 dan spoit 10cc. Pemeriksaan ini hanya dianjurkan untuk dilakukan pada wanita dengan usia lebih tua guna menyingkirkan kemungkinan terjadinya keganasan pada payudara. 5. Penatalaksanaan
1.
Edukasi pasien 2
Adapun hal yang perlu disampaikan kepada pasien antara lain : -
Kompres air hangat payudara setelah menyusui bayi
-
Pemijatan payudara (massage)
-
Menyusui bayi lebih sering
-
Mulai menyusui bayi dengan payudara yang salurannya terhambat
-
Dapat juga dilakukan pemerahan asi dengan menggunakan alat bantu
2.
Bedah
11
Apabila galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman,maka dapat dilakukan :1,2 -
Dilakukan
drainase
dengan
aspirasi
jarum
halus
untuk
mengeluarkan secret susu -
Eksisi dipertimbangkan apabila kista terlalu kental untuk bisa di aspirasi atau Eksisi dilakukan, jika sudah terbentuk kapsul
6. Prognosis
Prognosis dari galactocel ini bergantung pada penanganan yang tepat dan dukungan dari sang ibu sendiri seperti rutin dalam melakukan terapi terapi yang dapat dilakukan sendiri dirumah seperti menyusui, memerah air susu, mengompres, dan memijat lembut. galactocel biasanya cepat sembuh sendiri dalam banyak kasus karena perubahan hormonal terkait dengan menyusi menetap.
12
BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan
Galaktokel adalah kista pada payudara yang berisi air susu sebagai akibat dari obstruksi duktus. Dapat terjadi pada masa laktasi namun lebih sering terjadi beberapa bulan setelah masa laktasi namun dapat juga terjadi diluar proses menyusui. Prognosis dari galactocel biasanya cepat sembuh sendiri dalam banyak kasus karena perubahan hormonal terkait dengan menyusi menetap.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. De jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2010. 2. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed. US : Wiiliams & Wilkins, A wolters Kluwer Business; 2010. 3. World Health Organization. Infant and young child feeding : model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals. 2009 4. Bevin TH, Pearson CK. Breastfeeding difficulties and a breast abscess associated with a galactoctocele : a case report. 1993 5. Wangesten, Stephen L dan Golden, Gerald T. American Journal of Surgery: Galactocele of the breast. 1972