DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2
PENDAHULUAN
2
I.
LATAR BELAKANG
2
II.
RUMUSAN MASALAH
2
III.
TUJUAN
3
BAB II
3
PEMBAHASAN
3
I.
PENGERTIAN
3
II.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
4
III.
JENIS
4
IV.
CARA PEMERIKSAAN
7
V.
DIAGNOSIS
8
VI.
PERSIAPAN PEMBEDAHAN
10
VII.
PROSEDUR FRENECTOMY
12
VIII.
KOMPLIKASI
16
IX.
KONTROL PASCA PEMBEDAHAN
17
X.
PERAWATAN PASCA OPERASI
17
BAB III
20
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN I.
LATAR BELAKANG
Dengan meningkatnya penduduk berusia lanjut, bedah preprostetik menjadi bidang yang semakin penting dalam praktek kedokteran gigi. Bedah perprostetik tersebut dapat berupa prosedur sederhana. Bedah preprostetik adalah bidang yang secara nyata memanfaatkan perkembangan teknologi, misalnya, bahan baru untuk penambahan lingir dan peralatan-peralatan untuk implan. Daya tarik bidang ini akan semakin berkembang, terpacu oleh perkembangan bahan, peralatan, teknik, serta meningkatnya permintaan masyarakat. Frenulum merupakan pita kecil atau lipatan membran mukosa yang melekatkan pipi dan bibir ke processus alveolaris. Frenulum dapat ditemukan di buccal, labial, dan lingual. Tidak selamanya frenulum berada pada kondisi normal., posisi frenulum yang abnormal mampu memicu timbulnya penyakit periodontal dan dapat menyebabkan resesi gingiva, diastema, dan akumulasi debris. Frenektomi dapat dilakukan untuk perawatan penderita dengan frenulum yang tinggi. Preparasi jaringan lunak seperti frenektomi dan reduksi tuberositas merupakan bagian dari bedah preprostetik. Frenektomi umumnya dilakukan dengan lokal anestesi. Perlekatan frenelum labial terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa tipis yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Level perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkam ke daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum lingual dibawah lidah disebut lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada penderita tongue tie (ankiloglossia). Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya tidak dapat dilakukan. II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan frenektomi dan macam-macam frenektomi?
2.
Bagaimana cara pemeriksaan pada penderita frenektomi?
3.
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan frenektomi?
III.
4.
Bagaimana tindakan pembedahan frenektomi?
5.
Bagaimana prosedur pasca pembedahan frenektomi?
TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian dan macam-macam frenektomi.
2.
Mengetahui prosedur cara pemeriksaan pada penderita frenektomi.
3.
Mengetahui persiapan pembedahan frenektomi.
4.
Mengetahui prosedur tindakan pembedahan frenektomi
5.
Mengetahui prosedur pasca pembedahan frenektomi.
BAB II
PEMBAHASAN I.
PENGERTIAN
Frenulum merupakan lipatan membran mukosa yang berjalan dari permukaan dalam bibir atau lidah menuju prosesus alveolaris. Frenulum labialis merupakan membran mukosa di garis median, sebelah anterior dari insisivus sentral atas, meluas dari bagian dalam bibir atas ke arah prosesus alveolaris. Frenulum Lingualis merupakan lipatan membran mukosa di garis median yang berjalan dari permukaan lidah bagian dalam sampai dasar rongga mulut (Harty & Ogston, 1995). Keadaan frenulum labialias superior yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya diastema pada gigi insisivus sentral rahang atas yang dapat mengganggu estetika. Posisi frenulum yang abnormal akan mampu memicu penyakit periodontal dengan meretraki margin gingival sehat, dapat juga menyebabkan terjadinya resesi gingival dan akumulasi debris (Bagga, 2006). Frenulum lingualis yang terlalu pendek dikenal juga sebagai ankyloglossia, yaitu terlekatnya lidah baik sebagian maupun sekuruhnya pada dasar mulut atau linggir alveolaris disebabkan oleh pendeknya frenulum lingualis yang abnormal. Sehingga akan membatasi gerakan lidah dan dapat mengakibatkan kesulitan berbicara. Frenulum lingualis yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan beberapa kendala, diantaranya, dapat mengganggu stabilitas gigi tiruan,
ucapan,
dan
jangkauan
lidah
(Fiorotti,
2004).
Frenektomi atau yang juga dikenal dengan frenulectomy atau frenotomy merupakan salah satu prosedur bedah preprostetik, prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi dan stabilitas gigi tiruan (Bagga, 2006).
II.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi frenektomi : 1. Mengatasi mukogingival problem 2. Optimasi kebersihan mulutPetimbangan estetik 3. Keperluan perawatan ortodontik 4. Perlekatan frenal yang tinggi dengan resesi gingiva 5. Midline gigi diastema setelah erupsi gigi caninus permanen. 6. Frenulumm lingualis yang menghambat lidah sentral RA
menyentuh gigi insisivus
7. Perlekatan frenal yang tinggi dengan peradangan gigi yang belum ditangani dengan root planning dan kebersihan mulut yang baik (OH baik). b. Kontraindikasi frenektomi: 1. Ukuran frenulum normal dan frenulum rendah 2. Keadaan frenulum tidak mengganggu pemakaian sikat gigi dan fungsi bicara, fungsi dari alat orto lepasan, dan protesa gigi 3. Kondisi sistemik yang tidak memperkenankan adanya tindakan bedah minor. III.
JENIS
1.
Maxillary Labial Frenectomy
Metode yang biasanya digunakan adalah eksisi menggunakan dua hemostat . Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :
Setelah anestesi lokal ,bibir ditarik ke atas, dan frenum digenggam menggunakan dua hemostat melengkung , yang diposisikan pada margin superior dan inferior (Gambar 1, 2 ) .
Bibir kemudian diretraksi dan dengan scalpel insisi jaringan yang berada di belakang hemostat , pertama di belakang hemostat bagian bawah dan kemudian di belakang hemostat bagianatas (Gambar3, 4) .
Jika frenulum hipertrofi dan ada ruang besar antara incisivus central, jaringan yang ada diantara dan di belakang gigi incisivus central juga diambil ( Fig.5 ).
Jahitan terputus ditempatkan sepanjang tepi lateral luka dalam arah linear, setelah mukosa pada tepi luka dikurangi dengan menggunakan gunting (Gambar 6, 7).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7 2. Lingual Frenectomy a. Teknik Menggunakan hemostat. Setelah anestesi lokal, lidah ditarik ke atas dan posterior dengan jahit antraksi yang melewati ujung lidah. Frenulum tersebut kemudian digenggam kira-kira pada tengah panjang vertikal dengan hemostat lurus, yang sejajar dengan dasar mulut. Menggunakan scalpel bagian tergenggam jaringan yang dipotong, pertama di atas hemostat dan kemudian di bawah. Tepi luka kemudian dirusak dengan gunting dan jahitan terputus ditempatkan. b. Teknik tanpa menggunakan hemostat. (Fragiskos, 2007).
IV.
CARA PEMERIKSAAN
Dalam prosedur bedah frenektomi dilakukan pemeriksaan lengkap baik dari pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan penunjang. Berikut akan diuraikan pemeriksaan pemeriksaan yang dilakukan dalam prosedur bedah frenektomi: a. Riwayat Penyakit (Tucker, 1998; Matthew et al, 2001) Riwayat pasien akan mengindikasikan harapan dan perhatian pasien pada perawatan. Umur dan kesehatan pasien akan mempengaruhi rencana perawatan. Riwayat penyakit mencakup informasi penting seperti status resiko pasien terhadap tindakan bedah, dengan perhatian khusus kepada penyakit sistemik pasien yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka jaringan lunak dan jaringan keras. b. Pemeriksaan Klinis Hal ini mencakup penilaian intra oral dan ekstra oral secara umum jaringan lunak dan jaringan keras dan analisa khusus dari daerah yang akan ditempati gigi tiruan. Penilaian tinggi, lebar dan bentuk tulang alveolar secara umum, dan memperhatikan apakah terdapat undercut tulang dan posisi dari struktur anatomi jaringan sekitar seperti mental neuro-vascular bundle. Juga dinilai kedalaman dari sulkus bukal,posisi dan ukuran frenulum, perlekatan otot dan kondisi dari tulang alveolar. Kebersihan rongga mulut pasien harus baik sehingga dapat dilakukan tindakan bedah dan untuk menghindari komplikasi atau hasil pembedahan yang buruk.
Ekstraoral (Jazaldi, 2008)
Jaringan sekitar kepala
Analisis bentuk muka
Bentuk kepala
Posisi rahang
Bibir
Pipi
Profil muka pasien (simetris/tidak simetris)
Ada pembengkakan atau tidak
Leher
TMJ
Limpadenopati
Intraoral (Jazaldi, 2008)
Kondisi oral hygiene pasien
Kondisi gigi geligi
Kesehatan jaringan
Ukuran lidah
Oklusi
Lengkung rahang
Gerakan mandibula saat membuka dan menutup
Perlekatan frenulum labialis
Blanche test Test ini dilakukan untuk menilai perlekatan dari frenulum labialis yang dalam. Jika bibir atas ditarik dan tekanan diberikan pada frenulum, jaringan interdental dan daerah di sekitar papila menjadi
pucat berarti diastema
tersebut disebabkan karena frenulum labialis (Premukmar, 2008).
c. Pemeriksaan Penunjang
Radiografi Pemeriksaan radiografi berguna untuk menilai kondisi dari tulang rahang.
Panoramik foto berguna untuk mengetahui kualitas keseluruhan dari tulang alveolar dan untuk melihat adanya sisa akar gigi atau kelainan patologi yang lain (seperti kista rahang).
Lateral cephalostat atau cephalogram photo dapat digunakan untuk melihat hubungan skeletal antero-posterior dan tinggi tulang alveolar bagian anterior.
Periapikal untuk mengetahui adanya diastema sentral misalnya melihat bentuk gigi yang abnormal.
Vital sign Pemeriksaan tekanan darah dan suhu badan dilakukan pada masa prabedah.
Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah lengkap yang dilakukan untuk memungkinkan penanganan prabedah dan pasca bedah yang tepat bagi pasien-pasien dengan kelainan sistemik.
V.
DIAGNOSIS
Dalam banyak kasus, pemasangan gigi tiruan lengkap rahang atas, atau prosedur ortodontik pada pasien usia muda memerlukan penghapusan frenulum labialis, terutama
jika frenulum labialis mengalami hipertrofik. Pada mandibula, frenulum lingualis dapat menyebabkan ankyloglossia parsial atau lengkap. Kasus ini disebabkan karena perlekatan frenulum lingualis ke dasar mulut atau mukosa alveolar yang terlalu pendek dengan ujung lidah. Ankyloglossia sangat membatasi gerakan lidah, mengakibatkan kesulitan berbicara (Fragiskos, 2007).
Hypertrophic maxillary labial frenum & Ankyloglossia as a result of a short frenum. Ada 2 cara untuk mendiagnosa: 1.
Ketika lidah terasa seperti terikat, jaringan frenulum tumbuh tebal seperti tertempel sampai ujung lidah.
2.
Ketika frenulum hampir menempel pada otot-otot pipi dan bibir. Kedua kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan yang parah dan perlu segera
dilakukan frenektomi. Orang dewasa yang memakai gigi palsu mungkin perlu frenektomi jika posisi sebuah frenulum (biasanya satu antara pipi dan gusi di bagian belakang mulut, atau di tengah-tengah bibir atas atau bawah ) akan mengganggu gigi tiruan. Sebelum
merekomendasikan
frenektomi
pada
anak,
dokter
gigi
akan
mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kemungkinan bahwa kondisi akhirnya akan menyelesaikan sendiri tanpa operasi. Jika seorang anak memiliki lidah - dasi ,ia akan menerima terapi wicara pertama untuk melihat apakah yang dapat memperbaiki masalah. Terapi ini akan melibatkan latihan khusus untuk meningkatkan mobilitas lidah.
Untuk menyelesaikan frenektomi, ahli bedah dapat menggunakan pisau bedahatau laser. Sebuah laser meminimalkan pendarahan, mengurangi kebutuhan untuk jahitan dan menyebabkan rasa sakit pasca operasi kurang. Jika pisau bedah digunakan jahitan akan dibutuhkan setelah operasi. Orang yang menerima frenektomi laser yang harus tetap benar-benar diam selama operasi, sehingga anak-anak muda mungkin memerlukan anestesiumum. Pada anak-anak yang lebih tuadan orang dewasa, prosedur dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Operasi itu sendiri membutuhkan waktu yang sangat sedikit, dan dapat diselesaikan dalam waktu 10 sampai 15 menit . Frenektomi dapat beberapa minggu untuk sembuh sepenuhnya. Berkumur dengan air garam membantu menjaga daerahbersih. Jika operasi tidak menyelesaikan masalah, mungkin perlu direnovasi . Mengulangi frenektomi lingual agak umum. Beberapa frenektomi labial perlu berulang . Setiap operasi membawa risiko perdarahan. Karena banyak pembuluh darah di lidah, frenektomi lingual lebih cenderung mengakibatkan perdarahan, meskipun komplikasi ini cukup langka. Pada orang dewasa menerima frenektomi di rahang bawah untuk memperbaiki kesesuaian gigi palsu, ada resiko memar saraf yang memberikan sensasi ke bibir bawah dan dagu. Hal ini akan menyebabkan mati rasa di daerah yang bisa bertahan pada tingkat tertentu selama beberapa bulan. Namun, bibir pasien tidakakan terasa berat, karena saraf tidak mempengaruhi gerakan, hanya sensasi. VI.
PERSIAPAN PEMBEDAHAN
a.
Prosedur dasar Sebelum dilakukan prosedur pembedahan pertama-tama dipersiapkan terlebih
dahulu kondisi kebersihan mulut pasien meliputi tindakan terapi periodontal fase awal seperti scalling dan polishing (Gujjari, 2012).
b.
Armamentarium (Gujjari, 2012)
Haemostat, terutama digunakan utuk menjempit pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan. Namun dalam kedokteran gigi dapat juga untuk
memegang jaringan, akar, fragmen tulang. Selain itu, Miloro (2004) menyebutkan bahwa haemostat juga bisa meningkatkan jar ak pandang.
Scalpel blade no.15
Gauze sponges
Black silk sutures. Benang ini digunakan untuk luka dengan tepi berbentuk
diamond. Black silk sutures ukuran 4-0 biasanya digunakan pada teknik frenektomi klasik dan teknik V-Y Plasty. Sedangkan ukuran 5-0 digunakan pada teknik Miller’s.
Vicryl sutures ukuran 5-0. Benang ini dapat terabsorbsi. Biasanya
digunakan pada pembedahan frenektomi dengan teknik Z Plasty. Pertamatama diletakkan melalui apikal flap, untuk memastikan penempatan flap cukup, and lalu ditempatkan secara datar disekitar tepi dari flap, untuk menutupi luka disekitar tepi yang dipotong dari perlekatan mukoperiosteum dan mukosa labial.
Suture pliers
Scissors. Pemotongan tajam dari frenulum menggunakan curved scissors
untuk menghilangkan mukosa dan jaringan connective dibawahnya untuk
dasar yang luas dari periosteum yang berlekatan pada tulang didasarnya (Miloro, 2004).
Periodontal dressing (Coe-pak). Daerah yang telah dijahit kemudian
ditutupi dengan periodontal pack ini, yang nantinya akan dihilangkan setelah seminggu setelah prosedur operasi.
VII.
Tissue forceps
PROSEDUR FRENECTOMY
A. Prosedur Frenectomy Maksilla Labial Frenulum labii superior yang paling sering menimbulkan masalah, untuk itu dilakukan insisi elips disekitarnya. Setelah mukosa diambil dilakukan penyesetandari lateral pada bidang supraperiosteal yang bertujuan untuk membebaskan tali-tali fibrosa dari tempat perlekatannya. Penempatan jahitan pertama sangat penting karena cenderung menentukan kekedalaman vestibular. Jahitan ini melalui tiga lapis jahitan yaitu: mukosa, periosteum, mukosalagi. Penutupan dilakukan dengan jahitan yang terputus-putus atau dengan teknik kontinue. Bila terjadi edema labialis bisa dikontrol dengan aplikasi es, pembalut eksternal dengan penekanan ataupun keduanya. Eksisi spinanasalis anterior yang menonjoldan frenulum labialis didekatnya kadang dilakukan bersamaan (Peredsen, 1996).
Gambar 1.SentralDiastemaMaksilla 1. Daerah yang akan dilakukan pembedahan dibius dengan memberikan injeksi anestesi lokal (2% lignocaine dengan 1:200.000 adrenalin).
2. Setelah pasien diberikan anastesi local, maka bibir ditarik kearah atas kemudian frenulum ditahan dengan menggunakan dengan dua hemostat mosquito yang diposisikan di bagian atas dan bawah.
3. Dengan blade No 15 terpasang pada handle Bard-Parker, lakukan insisi di sepanjang permukaan atas haemostat sampai seluruh kedalaman dari frenum meluas ke vestibulum. Lakukan insisi yang sama di bawah-permukaan haemostat sehingga jaringan frenulum terpisah disepanjang paruh (kepala) hemostat. Setelah itu, terbentuk area rhomboid yang akan menyebabkan jaringan ikat fibrosa di dalam dapat terlihat.
4. Jika frenulum hipertropic dan terdapat jarak diantara insisivus sentralis maka jaringan yang berada diantara dan belakang dari insisivus sentralis juga harus dihilangkan.
5. Jahit luka menggunakan benang sutera ukuran 4-0 atau 5-0 supaya tidak terlalu mengganggu estetis. Jahitan interrupted ditempatkan di sepanjang margin lateral luka dalam arah yang linear setelah mukosa di bagian margin luka dihilangkan dengan gunting bedah.
Gambar. Jahitan Pertama terletak pada daerah tengah luka untuk memfasilitasi jahitan selanjutnya
Gambar A. setelahselesaipenjahitan Gambar B. Hasilpascaoperasi 3 bulan
(Fragiskos, 2007), (Prabhuji, 2010) B. Frenektomy Lingual
1.
Lidah diimobilisasi dengan jahitan padabagian ujungnya.
2.
Garis besar ditentukandengan insisi mukosa
3.
Frenulum dieksisi dengan menggunakan gunting atau tang fiksasi jaringan
dimana letaknya lebih dekat kearah lidah, bukan kedasar mulut (eksisi berbentuk elips digunakan pada sebagian besar kasus pengambilan frenulum) 4.
Ditutup dengan menggunakan gut atau bahan yang bisa diabsorbsi ( karena
pembukaan jahitan sering menyakitkan dan sulit) (Peredsen, 1996) VIII. KOMPLIKASI
1. Perdarahan Perdarahan ini dapat terjadi selama pembedahan (perdarahan primer) atau beberapa jam setelah pembedahan (perdarahan sekunder). Perdarahan ini terjadi karena adanya faktor lokal maupun faktor sistemik. Penyebab faktor lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab faktor sistemik yaitu dapat berupa adanya
kelainan
darah.
Penanggulangannya
yaitu
dengan
melakukan
pembersihan daerah luka tersebut serta menekan dengan kasa yang dibasahi vasokontriksi lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulantion promoting agent seperti gelatin sponge, trombhin, dll. 2. Edem Biasanya terjadi karena adanya trauma yang berlebihan atau karena infeksi. Penanggulannya dapat dikontrol dengan baik dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau kain dingin. 3. Infeksi
(Pedersen, 2012)
Untuk mencegah terjadinya infeksi pasien dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi obat kumur antiseptik. Apabila terjadinya infeksi, tindakan lokal yang harus dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi luka, dan juga diberikan obat antibiotik. 4. Rasa Sakit yang berlebihan Keadaan ini biasanya timbul karena orgerakkan bibir, pipi, atau lidah pada saat bicara atau ada saat mengunyah. Penanggulangannya yaitu dengan pemberian obat analgetik, dan obat kumur antiseptik. 5. Reaksi Alergi
IX.
KONTROL PASCA PEMBEDAHAN
Kontrol Pasca Bedah merupakan fase pemeliharaan yang meliputi kunjungan periodik dan pemeriksaan ulang. Ha yang diperiksa pada saat pasien melakukan kunjungan yaitu :
Melihat ada tidaknya perdarahan,
Melihat apakah jahitan lepas atau tidak,
Apakah ada keluhan sakit,
Ada tidaknya pembengkakan pada luka,
Luka mengalami infeksi atau tidak
Untuk keperluan estetik. (Isnandar,201)
X.
PERAWATAN PASCA OPERASI
Untuk menghindari kemungkinan komplikasi pascaoperasi, perlu dilakukan halhal sebagai berikut. a.
Evaluasi indikasi tindakan operasi yang tepat
b.
Persiapan operasi yang tepat
c.
Tindakan dilakukan dengan nontraumatis dan dengan keterampilan
d.
Melakukan tindakan profilaksis pascaoperasi -
Rehidrasi
-
Tranfusi
-
Pemberian antibiotic yang adekuat
-
Evaluasi berkala sehingga dapat diketahui komplikasi secara dini
Perawatan pascaoperasi bertujuan untuk -
Menetapkan sedini mungkin kemungkinan komplikasi
-
Segera pengambil tindakan yang tepat, cepat, dan professional
Instruksi pada pasien : -
Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.
-
Hindari makanan dan minuman yang panas.
-
Jangan berkumur terlalu sering.
-
Jika perdarahan terus berlanjut, aplikasikan moistened gauze atau moistened tea bag.
-
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan.
-
Hindari minuman beralkohol dan merokok post-frenektomi.
-
Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah.
Perawatan Pasca Operasi Frenektomi
Pemasangan alat orto cekat
Pemasangan alat lepasan berupa pegas koil
Perawatan ortodonti lanjutan berupa penggunaan retainer yang dianjurkan pada kasus diastenma sentral yaitu permanent retainer minimal 12 bulan.
Alternatif reteiner lain bisa menggunakan Hawley retainer. (Jazaldi, 2008)
BAB III
KESIMPULAN
Frenulum merupakan lipatan membran mukosa yang berjalan dari permukaan dalam bibir atau lidah menuju prosesus alveolaris. Ukuran frenunulum lidah yang tidak normal dapat membatasi gerakan lidah, sedangkan ukuran frenulum labialis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan diastema pada gigi anterior. Sehingga diperlukan penanganan yang tepat untuk keadaan ini. Salah satu tindakan dalam kasus ini adalah Frenectomy. Frenektomi atau yang juga dikenal dengan frenulectomy atau frenotomy merupakan salah satu prosedur bedah preprostetik, prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut. Dalam tindakan ini tentunya diperlukan diagnosis yang tepat, persiapan dan prosedur bedah yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasca pembedahan. Selain itu, penting untuk melakukan perawatan dan kontrol pasca pembedahan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan memperparah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bagga, S., Mahalinga Bhat, K., Bhat, G. S., & Thomas, B.S. 2006. Esthetic Management of The Upper Labial Frenum: A Novel Frenectomy Technique. Quintessence International . No. 10 Vol. 37. p.819-823.
2.
Fiorotti, R.C., Bertolini, M.M., Nicola, J.H., & Nicola, M.M. 2004. Early Lingual Frenectomy Assited by CO2 Laser Helps Prevention and Treatment of Functional Alterations Caused by Ankyloglossia. The International Journal of Orofacial Myology. Vol. 30. p. 64-71.
3.
Fragiskos, F.D. 2007. Oral Surgery. Greece: Springer.
4.
Fragiskos, F.D. , 2007. Oral Surgery.Springer : Berlin
5.
Gujjari SK, Devishree, P.V. Shubhashini. Frenectomy : A Review with the Reports of Surgical Techniques. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2012; 6(9): 1587-1592.
6.
Harty, F.J., & Ogston, R. 1995 . Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
7.
Isnandar. 2011. Frenektomi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan
8.
Jazaldi, Fadli., Purbiati, Mariati. Perawatan Kasusu Diastema Multipel Secara Multidisiplin (laporan kasus). Indonesian Journal of Dentistry. 2008.15(3): 212-225)
9.
Matthew et al., Surgical aids to Prosthodontics, Including Osseintegrated Implant in Pedlar J., et al 2001, Oral and Maxillofacial Surgery. Edinberg. Churchill Livingstone.
10.
Manuaba, I. B.G, 2003, Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstretri dan Ginekologi, edisi 2, Jakarta : EGC
11.
Miloro, M, et all. 2004. Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery, Second Edition. London: BC Decker Inc.
12.
Peredsen, G.,W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut . Jakarta: EGC.
13.
Pedersen, G.W. 2012. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut . EGC. Jakarta
14.
Prabhuji, Dr M.L.V. Prof Dr S.S. Madhu Preetha and Dr Ameya G. Moghe. 2010. Frenectomy review: Comparison of conventional techniques with diode laser . India. Laser Vol 3 : 14-18
15.
Suproyo, Hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan. Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Kanwa Publisher. Yogyakarta.
16.
Premukmar, S. 2008. Orthodontics. Elsevier. New Delhi.
17.
Sumber gambar: Fragiskos, D. F. 2007. Oral Surgery. Springer. New York.
18.
Tucker. Basic Preprosthetic Surgery in Peterson et al., 1998, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Philadelphia W.B. Saunders Co.
19.
http://www.innovateus.net/
20.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
21.
http://www.smiles.co.uk/
MAKALAH BEDAH MULUT III FRENECTOMY
Kelompok 1 – Kelas Genap Windra Rante Marampa 08/264884/KG/8274
Atfirani Tri Sukma
11/311644/KG/08806
Danan Kresno Wibowo 08/267959/KG/8346
Henny Anggraeni
11/311669/KG/08808
Ayu Sri Zalolita
08/268197/KG/8362
Gusti Fathoni F
11/311684/KG/08810
Aulida Arum M
11/311440/KG/08788
Gilang Jati P.
11/311746/KG/08812
Fadhil Muhammad
11/311447/KG/08790
Syelvi Agustin
11/311789/KG/08814
Sari Ambarwati
11/311450/KG/08792
Kristika Maharani
11/311844/KG/08816
Nisaul Afifah
11/311474/KG/08794
Mika Cendy
11/311871/KG/08818
Mira Hidayanti
11/311482/KG/08796
Nurul Imanda S.
11/311942/KG/08822
Fitria Avriliyanti
11/311497/KG/08798
Pipit Rezita A.
11/311985/KG/08824
Premia Utianty
11/311536/KG/08800
Rita Kumaladewi D.
11/312026/KG/08828
Astriana W.C.
11/311611/KG/08804
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014