2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Pada era informasi informasi seperti sekarang ini, perkembang perkembangan an teknologi teknologi Penginderaan Penginderaan Jauh dan SIG semakin semakin pesat. pesat. Perkem Perkemban bangan gan tersebu tersebutt ditand ditandai ai oleh oleh perkem perkemban bangan gan sensor sensor (kamer (kamera, a, scanner scanner,, hingga hingga hipersp hiperspekt ektral ral).P ).Peng engelo elolaan laan dan penang penangana anan n data, data, maupun maupun keragaman aplikasinya (Hartono, 2004). Salah satu aplikasi dari penginderaan jauh dalah pada bidang ilmu fotogrametri.Fotogrametri ialah ilmu, seni dan teknologi untuk memper memperole oleh h ukuran ukuran terper terpercay cayaa dari dari foto foto udara udara (Kiefer (Kiefer,, 1993). 1993). Fotogr Fotograme ametri tri dapat dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Kegiata Kegiatan n fotogr fotograme ametri tri berupa berupa penguk pengukura uran n dan pembua pembuatan tan peta peta berdas berdasark arkan an foto foto udara. Karena yang diukur berupa obyek-obyek yang tergambar pada foto udara.Perlu pula pengenalan atas obyek-obyek tersebut. Alat pengukuran dan pengenalan obyek, pengukuranlah yang menjadi tujuan utama
(Sutanto, 1983). Salah satu bagian dari
pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan adanya praktikum tentang interpretasi foto udara
dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini
diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geomatika mampu melakukan interpretasi foto udara dengan menggunakan prinsip-prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan pembuatan peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh) kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi. Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas objek yang sebenarnya. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan Praktikum Praktikum
Maksud dan tujuan Praktikum Fotogrametri Modul #2 kali ini, yaitu: 1. Mampu Mampu memaha memahami mi konsep konsep ident identifik ifikasi asi foto foto udara, udara, 2. Mengenal Mengenal dasar dasar atau materi materi produk produk pemotretan pemotretan dan dan kualitas kualitas foto foto udara, udara, 3. Membaca Membaca foto udara udara dan mengen mengenal al obyek obyek pada posisi posisi tegak tegak serta informasi informasi tepi tepi pada foto, 4. Memb Membua uatt stere stereog ogra ram. m. FOTOGRAMETRI Page
1
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
BAB II DASAR TEORI 2.1 Persepsi Kedalaman
Dalam keadaan sehari-hari kita mengukur kedalaman atau menduga suatu jarak dari tempat kita adalah melalui pandangan normal dari penglihatan kita. Persepsi kedalaman merupakan fungsi dari sudut paralaktik = sudut perpotongan sumbu optik mata kiri dan kanan manakala kedua mata terfokus pada suatu titik/ obyek.
Gambar 2.1 Persepsi Kedalaman dBA = dB – dA
dimana dimana : dA = f (φa) dan dB = f (φb). Jarak terdekat terdekat persepsi persepsi kedalaman kedalaman stereoskopi stereoskopik k untuk rata-rata orang dewasa kira-kira 25 cm, dengan basis sekitar 66 m maka sudut paralaktik maksimum adalah φ= 2 tan-1 (3.3/25) = 15°
Perseps Persepsii kedalam kedalaman an stereosk stereoskopi opik k maksim maksimum um kira-k kira-kira ira 50 meter. meter. Persep Persepsi si kedala kedalaman man stereoskopik merupakan fungsi sudut paralaktik (φ). Metoda persepsi kedalaman atau jarak dapat dibagi dua , yaitu : 1.
Secara stereoskopis, atau
2.
Secara Monoskopis
Seseora Seseorang ng yang yang mempun mempunyai yai pengli penglihat hatan an yang yang normal normal,, yaitu yaitu orang orang yang yang dapat dapat meli melihat hat deng dengan an kedu keduaa belah belah mata matany nyaa bersa bersama ma-sa -sama ma dika dikata taka kan n juga juga memp mempun unya yaii penglihatan binokuler. Dengan pengamatan jarak atau kedalamannya melalui penglihatan FOTOGRAMETRI Page
2
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
binokuler tersebut disebut juga pandangan stereoskopis. Sedangkan pandangan monokuler adal adalah ah suat suatu u peng pengli liha hata tan n yang yang meng menggu guna naka kan n hany hanyaa sebu sebuah ah mata mata saja saja dan dan cara cara pendugaan/pengamatan jarak atau kedalamannya disebut secara monoskopis. Seorang yang dapat melihat secara stereoskopis sudah tentu dapat melihat secara monoskopis dengan menutup salah satu matanya. Cara Monoskopis untuk mengamati suatu kedalaman atau jarak hanyalah suatu cara yang kasar saja. Dengan penglihatan stereoskopis kekasaran dalam pengamatan di atas dapat dieliminir. 2.1.1 Pengertian Pandangan 3 Dimensi Bila gambar 3 dimensi dilihat secara stereoskopis menunjukkan bahwa dua gambar digabungkan oleh otak untuk menghasilkan persepsi kedalaman 3 dimensi. Menurut Passer dan Smith (2004), salah satu aspek yang menarik dari persepsi visual adalah kemampuan kita untuk persepsi kedalaman. Retina menerima informasi hanya dalam dalam dua dimens dimensi; i; panjan panjang g dan lebar. lebar. Namun, Namun, otak otak mentran mentranslas slasii isyara isyarat-is t-isyar yarat at tersebu tersebutt menjad menjadii persep persepsi si tiga tiga dimens dimensi. i. Persep Persepsi si tiga tiga dimensi dimensi ini menggu menggunak nakan an monocular depth cues, cues , yang menggunakan hanya satu mata; dan binocular depth cues, cues, yang menggunakan kedua mata. Kesan 3D didapatkan informasi dari kedua mata yg memiliki paralax (beda sudut pandang). Maka Maka membua membuatt foto foto 3D juga juga mudah, mudah, yaitu dengan dengan meniru cara pandang dari mata manusia. Dengan menggunakan sepasang kamera yg identik, akan mendapatkan 2 gambar yg kelihatan sama, tetapi memiliki informasi sudut padang yg berbeda. Pembuatan foto (pengambilan foto) 3D akan mengikuti cara pandang dari mata, yaitu mengambil 2 gambar yg diambil bersamaan dengan beda paralax. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam proses pengamatan stereoskopis jika : 1. Foto Foto udara udara terse tersebut but memi memilik likii tampal tampalan an 2. Gamb Gambar ar dari dari foto foto udar udaraa terse tersebu butt memi memili liki ki sudu sudutt peng pengam ambi bilan lan yang yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama. 3. Foto yang diamati diamati hendakl hendaklah ah memiliki memiliki skala yang sama. Untuk melihat benda benda 3D, tiap mata harus melihat sebuah gambar yang berbeda. Ini dilakukan didunia nyata dengan mata yang memberi tempat dan ruang yang yang terp terpis isah ah,, jadi jadi setia setiap p mata mata memi memilik likii pand pandan anga gann nnya ya send sendir irii yang yang berb berbed eda. a. Kemudian otak menempatkan dua gambar tersebut untuk membentuk gambar 3D yang memiliki ukuran. FOTOGRAMETRI Page
3
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Cara Cara kerja kerja kamera kamera adalah adalah sederh sederhana ana.. Setiap Setiap lensa lensa dapat dapat dibelo dibelokka kkan n secara secara bebas melalui kabel atau tanpa kawat, jadi ketika monitor mempertunjukkan titik tengah tengah pada gambar gambar untuk lensa mata mata kanan, kanan, dan mata mata kiri kiri ditutu ditutup, p, dan ketika ketika monitor menunjukkan titik tengah untuk gambar mata kiri dan mata kanan ditutup. Perubahan ini terjadi bolak balik dengan sangat cepat sekitar 60 kali per detik yang jika dilakukan dengan benar maka akan memberikan memberikan efek 3D pada layer monitor. 2.1.2 Sudut Paralactic Paralaks sering didefinisikan sebagai "pergerakan yang tampak" dari sebuah obyek terhadap latar belakang yang jauh akibat pergeseran perspektif sebagaimana dapat dapat diliha dilihatt pada pada gambar gambar 2.2. 2.2. Ketika Ketika diliha dilihatt dari dari titik titik pandan pandang g A, obyek obyek tampak tampak berada di depan kotak biru. Ketika titik pandang diubah ke titik pandang B, obyek tampak bergerak ke depan kotak merah. Fenomena ini biasa dimanfaatkan dalam astronomi untuk menentukan jarak benda-benda langit.
Gambar 2.2 Contoh Sederhana Paralaks
Pada penglihatan binokuler, jika kedua mata difokuskan pada suatu titik, maka sumbu optis dari kedua mata tersebut berpotongan pada titik tersebut dan membentuk suatu sudut yang disebu sudut paralaktis. Untuk suatu obyek yang dekat dengan mata akan mempunyai sudut paralaktis yang besar dibandingkan dengan obyek yang letaknya lebih jauh. Dalam Dalam pengam pengamata atan n fotogr fotograme ametri, tri, parala paralak k mempun mempunyai yai makna makna yang yang sangat sangat fundamental, yakni dalam proses pembentukkan model stereoskopik dan penentuan beda tinggi. Paralak dapat diartikan sebagai pergeseran posisi dari suatu objek terhadap suatu referensi oleh karena perbedaan posisi pengamatan [Wolf, 1974]. FOTOGRAMETRI Page
4
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Dalam restitusi foto, paralaks dapat pula dijelaskan dari rekontruksi berkas sinar. Pada suatu pemotretan udara, objek titik A di permukaan tanh dapat dipotret dari dua posisi kamera, sebut saja titik a’ pada foto kiri dan titik a” pada foto kanan. Kedua titik mempunyai posisi relatif yang berbeda pada masing-masing foto. Pada proses restitusi pasangan sinar dari titik pada foto kiri dan kanan direkonstruksi dengan cara memproyeksikannya pada suatu bidang datar. Pada rekonstruksi biasanya kedua kedua sinar sinar akan akan diproy diproyeks eksika ikan n pada pada bidang bidang proyek proyeksi si di dua titik titik yang yang berbed berbeda. a. Perbed Perbedaan aan posisi posisi titik titik ini disebu disebutt sebaga sebagaii parala paralaks ks atau atau parala paralaks ks stereos stereoskop kopik. ik. Komponen ke arah sumbu x disebut sebagai paralaks x (Px) dan paralaks sumbu Y disebut sebagai paralaks Y (Py).
Gambar 2.3 Komponen Paralax X dan Y
2.1.3 2.1.3 Stereo Stereosko skop p Cermin Cermin dan Saku Saku Stereo Stereosko skop p ialah ialah suatu suatu alat alat yang yang diguna digunakan kan untuk untuk dapat dapat meliha melihatt sepasan sepasang g gambar gambar/fo /foto to secara secara stereos stereoskop kopis. is. Untuk Untuk dapat dapat meliha melihatt sepasan sepasang g foto foto yang yang saling saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya. Hal ini disebabkan karena :
1.
Meli elihat sepa epasan sang foto dari jarak rak yang ang dekat akan meny enyeba ebabkan ketegangan pada otot-oto mata.
2.
Mata Mata difo difoku kusk skan an pad padaa jarak jarak yan yang g sanga sangatt pende pendek k ± 15 cm dar darii foto foto yang yang terletak diatas meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis dengan tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman.
FOTOGRAMETRI Page
5
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop. Ada 2 jenis stereoskop, yaitu : 1. Ster Stereosk eoskop op Saku atau Ster Stereosk eoskop op Len Lensa sa
Stereoskop Stereoskop lensa atau stereoskop stereoskop saku adalah yang paling paling sering diguna digunakan kan
karena karena hargan harganya ya mura murah, h, muda mudah h dibaw dibawa, a,
cara cara kerja kerja dan dan
pemeliharaannya sederhana. Sebagian besar stereoskop lensa mempunyai spesifikasi spesifikasi yang sama yaitu : (1) sistem lensa yang fokusnya fokusnya tertentu yaitu deng dengan an pasa pasang ngan an ster stereo eo pada pada suat suatu u foku fokus, s, disesu disesuaik aikan an terhada terhadap p jarak jarak pupil pupil
mata, mata,
(2) (2) jara jarak k lens lensaa dapa dapatt
dan, dan, (3) dapat dapat
dilipa dilipatt
serta serta
dimasukkan ke dalam saku sehingga ia sering disebut stereoskop saku. Keterbatasan utama stereoskop lensa ini adalah foto udara yang diamati harus diletakkan sangat berdekatan agar letaknya di bawah lensa saling saling menutupi menutupi di bawah stereoskop stereoskop.. Karena itu, maka maka pengamat tidak dapat mengamati mengamati seluruh seluruh daerah stereoskopik stereoskopik pada foto udara 240 mm tanpa mengangkat mengangkat salah satu foto udara tersebut. Berikut ini karakteristik stereoskop saku: 1. Lebih Lebih mura murah h darip daripada ada ster stereosk eoskp p cermin cermin 2. Cukup Cukup kecil kecil hingga hingga dapat dapat dimasukkan dimasukkan kedalam kedalam saku saku 3. Terdir Terdirii dari susun susunan an lensa lensa convex convex yang yang sederh sederhana ana 4. Mempun Mempunyai yai fakto faktorr perbesar perbesaran an yang yang cukup cukup besar besar 5. Muda Mudah h dib dibaw awaa ke lapa lapang ngan an 6. Daerah yang dpat dilihat dilihat secara secara stereosko stereoskopis pis sangat sangat terbatas terbatas
foto kiri
foto kanan
Gambar 2.4 Stereoskop Saku atau Stereoskop Lensa 2. Ster Stereo eosk skop op Cerm Cermin in
FOTOGRAMETRI Page
6
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Stereoskop cermin dirancang untuk pengamatan stereoskopik bagi pasangan foto stereo berukuran baku yang daerah pertampalannya luas yaitu yaitu
60 % atau lebih. lebih. Jarak Jarak stereonya stereonya,, jarak antara antara satu objek objek yang
teragambar pada pasangan foto stereo st ereo bila foto stereo s tereo itu dipasang di bawah pengamatan stereoskopik, dibuat jauh lebih besar dari jarak pupil
mata,
yaitu
pada umumnya sejauh 25 cm sehingga dapat
dihindarkan kendala tumpang tindih yang sering dialami pada pengamatan citr citraa
deng dengan an meng menggu guna naka kan n
ster stereo eosk skop op lens lensa. a. Ster Stereo eosk skop op tipe tipe ini ini
keterbatasannya karena ukurannya terlalu besar tidak mudah untuk dibawa dan harganya harganya lebih mahal daripada daripada stereoskop stereoskop lensa biasa. Stereokop Stereokop Cermin merupakan merupakan jenis baku yang banyak banyak digunakan digunakan dalam interpretasi interpretasi citra. citra.
Ia terdiri terdiri dari sepasang sepasang lensa, lensa, sepasang sepasang prisma prisma atau cermin cermin dan
sepasang cermin yang dipasang pada empat kaki. Stereoskop cermin ini dileng dilengkap kapii
dengan dengan bino binokul kuler er
dan batang batang paral paralaks aks atau atau stere stereome ometer. ter.
Binokuler digunakan untuk pengamatan foto udara dengan dengan perujudan yang diperbesar, baik skala tegak maupun skala mendatarnya. Berikut ini karakteristik stereoskop cermin: 1. Lebih Lebih besar besar dari dari stereosk stereoskop op saku, saku, 2. Daer aerah
yang ang
dapat
dilihat
sec secara ste stereoskop
lebi ebih
luas
jika
dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa, 3. Karen arenaa bent bentu uknya knya agak agak besa besarr maka aka agak agak leb lebih suk sukar dib dibawa awa ke lapangan.
FOTOGRAMETRI Page
7
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
lensa cermin
cermin
foto kiri
foto kanan Gambar 2.5 Stereoskop Cermin
2.2 Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud maksud untuk untuk mengid mengident entifik ifikasi asi dan menila menilaii objek objek pada pada citra citra terseb tersebut ut sesuai sesuai dengan dengan prinsip-prinsip interpretasi. interpretas i. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogr fotograme ametri tri yang yang ada sekaran sekarang g ini. ini. Interp Interpreta retasi si foto foto termasuk termasuk didalam didalamnya nya kegiat kegiatanankegiat kegiatan an pengen pengenalan alan dan identi identifika fikasi si suatu suatu objek. objek. Dengan Dengan kata kata lain lain interp interpreta retasi si foto foto merupa merupakan kan kegiata kegiatan n yang yang mempel mempelaja ajari ri bayang bayangan an foto foto secara secara sistema sistematis tis untuk untuk tujuan tujuan identifikasi atau penafsiran objek. Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengal pengalama aman n penafsi penafsir, r, kondis kondisii objek objek yang yang diinte diinterpr rpretas etasi, i, dan kualit kualitas as foto foto yang yang digunakan digunakan.. Penafsiran foto udara banyak banyak digunakan digunakan oleh berbagai berbagai disiplin ilmu dalam memp mempero eroleh leh info inform rmasi asi yang yang digu diguna naka kan. n. Apli Aplika kasi si foto fotogr gram amet etri ri sanga sangatt berm berman anfa faat at diberb diberbaga agaii bidang bidang
Untuk Untuk memper memperole oleh h jenis-j jenis-jeni eniss inform informasi asi spasial spasial diatas diatas dilaku dilakukan kan
dengan teknik teknik interpretasi foto/citra,sedang foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
FOTOGRAMETRI Page
8
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Didala Didalam m mengin menginter terpret pretasik asikan an suatu suatu foto foto udara udara diperlu diperlukan kan pertim pertimban bangan gan pada pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral spektral perpixel perpixel dimana dimana tingkat tingkat abstraksinya abstraksinya lebih rendah dibandingka dibandingkan n dengan dengan cara manual. 2.3 Kunci Interpretasi Citra
Dalam melakukan melakukan interpretasi suatu objek objek atau fenomena digunakan digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek – objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu : 1. Bentuk Bentuk Bentuk berkai berkaitan tan dengan dengan bentuk bentuk umum, umum, konfig konfigura urasi si atau atau kerang kerangka ka suatu suatu objek objek individual individual.. Bentuk Bentuk agaknya agaknya merupakan merupakan faktor tunggal tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada citra foto. 2. Ukuran Ukuran Ukuran objek objek pada pada foto foto akan akan bervar bervariasi iasi sesuai sesuai denagn denagn skala skala foto. foto. Objek Objek dapat dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat. 3. Pola Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterk keterkaita aitan n merupa merupakan kan karakt karakteris eristik tik banyak banyak objek objek,, baik baik alamia alamiah h maupun maupun buatan buatan manusi manusia, a, dan memben membentuk tuk pola pola objek objek yang yang dapat dapat memban membantu tu penafsi penafsirr foto foto dalam dalam mengenalinya. 4. Rona Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek. 5. Bayangan Baya Bayang ngan an pent pentin ing g bagi bagi pena penafsi fsirr foto foto karen karenaa bent bentuk uk atau atau keran kerangk gkaa baya bayang ngan an menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi,
FOTOGRAMETRI Page
9
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. 6. Tekstur Tekstu Teksturr ialah ialah frekuen frekuensi si peruba perubahan han rona rona dalam dalam citra citra foto. foto. Tekstur Tekstur dihasil dihasilkan kan oleh oleh susuna susunan n satuan satuan kenamp kenampaka akan n yang yang mungki mungkin n terlalu terlalu kecil kecil untuk untuk dikena dikenali li secara secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala s kala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak. 7. Lokasi Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.
FOTOGRAMETRI Page
10
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
BAB III PELAKSANAAN 3.1 Pengenalan Alat Stereoskop Stereoskop
Stere Stereos osko kop p iala ialah h suat suatu u alat alat yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k dapa dapatt meli meliha hatt sepa sepasan sang g gambar/foto secara stereoskopis. Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya. Hal ini disebabkan karena : a. Meliha Melihatt sepasan sepasang g foto dari jarak jarak yang dekat akan akan menyebab menyebabkan kan ketegan ketegangan gan pada pada otot-otot mata. b. Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek ± 15 cm dari foto yang terletak diatas diatas meja, meja, sedang sedangkan kan pada saat itu otak otak kita kita mengam mengamati ati atau atau meliha melihatt sudut sudut paralaktis dengan tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman. Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop. Karena kesukarankesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita dalam pengamatan.
Daerah ini terpotret Daer Daerah ah – daer daerah ah ini ini meng mengala alami mi dua dua kali kali pemotertan dari dua posisi pemotretan yang
dua kali
berlainan 3.2 Interpre Interpretasi tasi Obyek
Dalam melakukan interpretasi objek ada beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk mengenal benda/obyek yang diamati:
FOTOGRAMETRI Page
11
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
1. Bentu entuk k Ini merupakan hal yang harus dipehatikan karena dapat langsung membedakan yang diamati .Misalnya : jalan raya, lapangan terbang, dsb 2. Ukura kuran n Disini ukuran relatif dan absolute merupakan hal-hal yang penting. Jalan raya dapat dibedakan dengan jalan desa atau pemukiman pribadi (individual) dapat dibedakan dengan apartement yang harus diperhatikan adalah faktor skala. 3. Tone Tone ( derajat derajat kehit kehitama aman) n) Benda-benda dengan perbedaan warna mempunyai pantulan cahaya yang berbeda kual kualit itasn asnya ya,, deng dengan an demi demiki kian an akan akan terpr terprot otet et dala dalam m tone tone yang yang berb berbed edaa pula pula.. Misalnya : tanah liat, pada foto akan mempunyai tone yangberbeda dengan pasir 4. Patter Pattern n (susun (susunan) an) Disini ditunjukkan susunan/jaringan yang selalu terdapat pada kondisi umumnya. Misalnya : susunan/jaringan yang ditemukan pada alur sungai akan berbeda dengan susunan patahan pada jenis-jenis batuan. 5. Baya Bayang ngan an Bayangan sangat membantu dalam menginterpretasikan sesuatu, misalnya jembatan gantung akan mempunyai bayangan yang lain dengan jembatan beton. Oleh karena itu, untuk keperluan interpretasi dan pemetaan, pemotretan udara selalu diusahakan pagi atau sore s ore hari dengan harapan akan timbulnya bayangan dari setiap benda yang dipotret. 6. Lokasi Lokasi Topog Topografi rafiss Jelas bahwa lokasi topografis memberikan kondisi yang berbeda untuk setiap benda yang ada disekitarnya. Misalnya : arah aliran sungai akan segera diketahui jika diketahui ketinggian dari suatu arca. Disamping itu terdapa juga jenis-jenis tanaman tertentu yang tumbuh pada ketinggian tertentu. 7. Tekst ekstur ur Tekstur seperti juga ukuran dari suatu benda, tapi erat sekali hubungannya dengan skala. Misalnya : tekstur dari padang rumput yang berbeda dengan tekstur dari padang jagung.
FOTOGRAMETRI Page
12
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
3.2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum interpretasi foto udara ini adalah : 1. Stere Stereos osko kop p Cermi Cermin n Sokki Sokkish shaa 2. Ster Stereo eosk skop op Saku Saku 3. Foto Fotoco copy py fot foto o udar udaraa 4. Foto udara daerah Akaike, Akaike, Kyusu Kyusu Jepang Jepang skala 1 : 8000 8000 5. Foto Foto udar udaraa daerah daerah Nether Netherlan lands ds skal skalaa 1 : 1000 10000 0 6. Foto Foto udara udara daerah daerah Surina Suriname me skala skala 1 : 2000 20000 0 7. Foto Foto udara udara daer daerah ah Pasifi Pasifik k skala skala 1 : 2000 20000 0 8. Form Formul ulir ir prak prakti tiku kum m 9. Alat tu tulis 3.2.2 Langkah Kerja Adapun langkah kerja praktikum interpretasi foto udara ini adalah : 1. Meny Menyia iapk pkan an alat alat dan dan bah bahan an,, 2. Membuka Membuka stereoskop stereoskop lensa dan menyiap menyiapkanny kannyaa di atas atas meja, meja, 3. Meletakkan Meletakkan sepasang sepasang foto foto udara udara yang yang akan diinterpretas diinterpretasii di bawah bawah stereoskop stereoskop saku, 4. Membuka Membuka stereoskop stereoskop cermin dan menyiap menyiapkanny kannyaa di atas atas meja, meja, 5. Meletakkan Meletakkan sepasang sepasang foto foto udara udara yang yang akan diinterpretas diinterpretasii di bawah bawah stereoskop stereoskop cermin, 6. Mela Melaku kuka kan n orien orienta tasi si foto foto udara udara deng dengan an meng mengge gerak rak-ge -gerak rakka kan n foto foto udara udara sampai mendapatkan model 3D dari foto, 7. Meng Mengin inte terp rpre reta tasi sika kan n
foto foto udar udaraa
ters terseb ebut ut sehi sehing ngga ga mend mendap apat atka kan n
hasi hasill
identifikasi obyek dan mencatat hasil interpretasi obyek foto udara tersebut pada formulir praktikum fotogrametri, 8. Mengul Mengulang angii kegiatan kegiatan no. 2-5 dengan dengan pasangan pasangan foto yang yang berbeda berbeda dan yang telah ditentukan. 3.2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal
: Se Senin, 16 16 Ap April 20 2012
Pukul
: 08.00 – 10.40 BBWI Tempat
FOTOGRAMETRI Page
13
: Meja utama lantai 2 Gedung Teknik Geomatika ITS
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
3.3 Pembuata Pembuatan n Ster Stereogr eogram am
Stereogram Stereogram adalah adalah gabungan gabungan pertampalan pertampalan dua dua lembar lembar foto udara udara yang yang berurutan berurutan dan diorientasikan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat secara langsung membentuk model dengan sebuah stereoskop saku. 3.3.1 Alat dan Bahan 1. Alat Alat tulis tulis (pen (pensil sil,pu ,pulpe lpen n & kerta kertas) s) 2. Ster Stereo eosk skop op saku saku 3. Dua lembar fotocopy fotocopy foto udara daerah ITS (B1 & B4) 4. Lem 5. Guntig 6. Cellotape 7. Penggaris 3.3.2 3.3.2 Langkah Langkah Kerja 1. Meletakkan Meletakkan sepasan sepasang g foto foto udara udara (fotocop (fotocopy) y) di di atas atas meja, 2. Mengambil Mengambil stereosko stereoskop p saku dan meletakk meletakkan an di atas atas foto udara udara tersebut, tersebut, 3. Mengorienta Mengorientasikan sikan hingga hingga mendap mendapatkan atkan model model 3D. 3D. Mereketkan Mereketkan dengan dengan dengan dengan cello-tape hingga tidak dapat digerakkan lagi, 4. Melipat Melipat salah satu foto dengan dengan batas batas kira-kira kira-kira sesuai sesuai dengan dengan garis pertamp pertampalan alan atau titik utamanya kemudian menampalkan kedua foto udara tersebut, 5. Melihat Melihat kembali kembali dengan dengan seksama seksama melalui melalui stereoskop stereoskop saku dan beri beri tanda tanda batas kiri kiri dan batas kanan penglihatan, 6. Mengambil Mengambil sampling sampling beberap beberapaa obyek di di daerah pertamp pertampalan alan tersebut tersebut sehingga sehingga seluruh daerah model benar-benar dalam penglihatan 3D, 7. Merekatkan Merekatkan pertampala pertampalan n antar kedua kedua foto udara udara dan gunting gunting pinggir/ pinggir/sisi sisi kedua foto foto udara itu sesuai batas penglihatan kiri dan kanan, 8. Merapikan Merapikan guntinga guntingan n tadi dan merekatkan merekatkan pada pada kertas HVS HVS A4 siap siap untuk untuk dibuat dibuat sebagai lampiran pada laporan akhir praktikum ini. 3.3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal
: Se Senin, 16 16 Ap April 20 2012
Pukul
: 08.00 – 10.40 BBWI
Tempat
: Meja utama lantai 2 Gedung Teknik Geomatika ITS
FOTOGRAMETRI Page
14
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.1 Cara Kerja Stereoskop
Proses pembentukan pembentukan bayangan 3 dimensi dimensi pada steroskop cermin hanya bisa dilakukan pada sepasang foto yang saling bertampalan. Jalannya sinar pada pembentukan bayangan dapat dijelaskan pada gambar berikut :
Gambar 4.1 Jalannya Sinar pada Pembentukan Bayangan pada Stereoskop Cermin
Pemantulan cahaya dari titik b1 dan b2 diteruskan oleh cermin samping dan cermin mata ke mata sehingga mata melihat bayangan pada cermin mata. Oleh karena cermin bayangan datar dan bersifat maya, maka bayangan titik b1 dan b2 bertemu di titik B karena keduanya terbentuk dibelakang cermin mata oleh perpanjangan sinar pantul. Hal yang sama terjadi pada bayangan titik a1 dan a2 di titik A. Dari gambar terlihat bayangan titik titik B terlih terlihat at lebih lebih dekat dekat ke pengam pengamat at diband dibanding ingan an bayang bayangan an di titik titik A. Adanya Adanya perbedaan jarak bayangan tersebut ters ebut membuat otak mempersepsikan bahwa titik A dan B tidak terletak di bidang datar. 4.2 Hasil Interpretasi Obyek
Dari praktikum Fotogrametri tersebut digunakan 4 buah f oto udara dengan informasi tepi sebagai berikut :
FOTOGRAMETRI Page
15
2012
1.
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Latihan 3 No. 1 •
Daerah
: Akaike, Kyusu, Japan
•
Skala
: 1:8000
•
Instansi pembuat
: PPFK PPFK - ITB – BAKOSURTANAL
Gambar 4.2 Foto Stereo Daerah Akaike, Kyusu, Japan
1. Identi Identifik fikasi asi detail/o detail/obje bjek k: Tabel 4.1 Interpretasi Akaike, Kyusu, Jepang
Objek Obje k Kenampaka Kenampakan n Obyek Obyek
Unsur Unsur Interpre Interpretasi tasi
Linier
Rona dan warna
Kotak
Bentuk
A
Sawah Teratur
Ukuran
Halus
Tekstur
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
B
C
Hasil Hasil Interpre Interpretasi tasi
Sungai Memanjang
Ukuran
Lineair
tekstur
Teratur
Bentuk
FOTOGRAMETRI Page
16
Jalan Raya
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Memanjang
Ukuran
Seragam
Tekstur
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
D
E
F
Danau Lebih luas dari rawa
Ukuran
Halus
Tekstur
Teratur
Bentuk
Halus
Tekstur
Dian Dianta tara ra pemu pemuki kima man n dan dan laut laut
Site Site
Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Leb Lebih keci kecill dar darii per perk kebu ebunan nan
Uku Ukuran ran
Halus dan Seragam
Tekstur
Terl Terleta etak k dian dianta tara ra pem pemuk ukim iman an
Asosia Asosiasi si
Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Bukit
G
H
Pinggiran Danau
Lereng Lebih luas dari bangunan
Ukuran
Halus
Tekstur
Kelabu-putih
Rona dan warna
Agak teratur
Bentuk
Kotak Teratur
Ukuran
Seragam
Tekstur
Lineair
Pola
Putih-kelabu-putih
Rona dan warna
J
Perkotaan
Perempatan Kota Teratur
Bentuk
Panjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
Terleta Terletak k FOTOGRAMETRI Page
17
dianta diantara ra
kawasa kawasan n Asosias Asosiasii
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
permukinan/perumahan Putih-kelabu-putih
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Panjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
Kelabu-putih-kelabu
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Berpetak-petak
Ukuran
Bayangannya tinggi
Tekstur
Diantara pemukiman/perumahan
Asosiasi
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
K
L
Jalan ke Puncak
O
P
R
Gedung-gedung
Hutan Tidak seragam dan kasar
Tekstur
Lebih luas dari pe perkebunan
Ukuran
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Rimbun, teratur
Bentuk
Lebih kecil dari hutan
Ukuran
Kasar dan seragam
Tekstur
Terl Terleta etak k dian dianta tara ra pem pemuk ukim iman an
Asosia Asosiasi si
Kelabu-putih-kelabu
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Berpetak-petak
Ukuran
Bayangannya tinggi
Tekstur
Diantara pemukiman
asosiasi
Terl Terlet etak ak daerah
Site
pada ada
kumpu umpula lan n
Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
S
FOTOGRAMETRI Page
18
Perkebunan
Pabrik/ industri
Sawah
Daerah
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Leb Lebih keci kecill dar darii per perk kebu ebunan nan
Uku Ukuran ran
Halus dan Seragam
Tekstur
Terl Terleta etak k dian dianta tara ra pem pemuk ukim iman an
Asosia Asosiasi si
1. Adakah Adakah hal-hal hal-hal khusus khusus dari objek objek yang terdapat terdapat pada A ? Jawab : objek yang terdapat pada A mempunyai warna linear, dan ukuran teratur . 2. Pada Pada L objek objek apa yang yang terda terdapat pat di bawa bawah h jembat jembatan an ? Jawab : objek yang terdapat di bawah jembatan adalah pemukiman. 3. Apa perbedaan perbedaan utama utama antara persilangan persilangan pada M dan dan N? Jawab : pada M , persilangan jalan di bawah Jembatan. Pada N, persilangan jalan langsung berpotongan. 2.
Latihan 3 No. 2 •
Daerah
: Netherlands
•
Skala
: 1:10000
•
Instansi pembuat
: -
Gambar 4.3 Foto Stereo Daerah Netherlands
1. Iden Identi tifik fikasi asi detai detail/ l/ob objek jek:: Tabel 4.2 Interpretasi Netherlands
Objek Kenampakan Obyek
Unsur Interpretasi
Hasil Interpretasi
A
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Sungai
Tidak teratur
Bentuk
Memanjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
FOTOGRAMETRI Page
19
2012
B
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Teratur
Bentuk
Memanjang
Ukuran
Seragam
Tekstur
Putih-kelabu-putih
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Pada jalur rel kereta api
Site
Tidak begitu panjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Memanjang dan lebih tinggi dari sekitarnya
Ukuran
Lineair
Bayangan
Kasar
tekstur
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Memanjang dan lebih tinggi dari sekitarnya
Ukuran
Lineair
Bayangan
Kasar
Tekstur
Putih-kelabu-putih
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Panjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
Kelabu-putih-kelabu
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Berpetak-petak
Ukuran
Bayangannya tinggi
Tekstur
Rel Kereta Api
Jalan C
D
E
F
G
FOTOGRAMETRI Page
20
Jembatan jalan
Jembatan Rel ( jembatan layang )
Jalan sawah
Gedung
tengah
2012
H
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Diantara pemukiman
Asosiasi
Terl Terlet etak ak daerah
Site
pada pada
kump kumpul ulan an
Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Lebi Lebih h kec kecil il dari dari perk perkeb ebun unan an
Ukur Ukuran an
Halus dan Seragam
Tekstur
Terletak pemukiman
J
K
Asosiasi
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk Anak sungai
Memanjang, lebih kecil dari sungai
Ukuran
Lineair
tekstur
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Rimbun, teratur
Bentuk
Lebih kecil dari hutan
Ukuran
Kasar dan seragam
Tekstur
Terletak pemukiman
L
diantara
diantara
Sawah
Lahan
asosiasi
Kelabu-putih-kelabu
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Berpetak-petak
Ukuran
Pemukiman
Bayangannya ser seraga agam Tekstur dengan daerah sekitar Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
M
N
Jalan Lebih luas dari bangunan
Ukuran
Halus
Tekstur
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Rimbun, teratur
Bentuk
FOTOGRAMETRI Page
21
Pepohonan
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Lebih kecil dari hutan
Ukuran
Kasar dan seragam
Tekstur
Terletak pemukiman
O
diantara
Asosiasi
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Rimbun, teratur
Bentuk
Lebih kecil dari hutan
Ukuran
Kasar dan seragam
Tekstur
Terletak pemukiman
diantara
Hitam-kelabu
Vegetasi
asosiasi Rona dan warna
Bayangan Bayangan gelap berbentuk berbentuk Shadow khusus P
Halus
Tekstur
Terletak pada gedung atau pemukiman.
Gedung
sekitar pusat Site
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
R
Danau Kecil Lebih luas dari rawa
Ukuran
Halus
Tekstur
2 .Kunci interpretasi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi objek A dan J? Jawab: Warna, tone ( derajat kehitaman), ukuran, bentuk 3. Apakah Apakah kunci kunci interp interpreta retasi si bayang bayangan an bergun bergunaa dalam dalam melaku melakukan kan interp interpreta retasi si pada pada pasangan foto stereo ini? Jelaskan jawaban saudara! Jawab Jawab:B :Ben enar ar , kare karena na baya bayang ngan an untu untuk k meng mengen enal alii jeni jeniss suatu suatu obje objek k dari dari foto foto khususnya sekitar titik utama, kadang perlu bantuan bayangan spesifik dari objek tersebut. 3. Latih atiha an 3 No. No. 3 FOTOGRAMETRI Page
22
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
•
Daerah
: Suriname
•
Skala
: 1: 20000
•
Instansi pembuat
: -
Gambar 4.4 Foto Stereo Daerah Suriname
1.
Iden Identi tifi fika kasi si deta detail il/o /obj bjek ek : Tabel 4.3 Interpretasi Interpretasi Suriname
Objek Objek A
B
C
D
E
Kenampak Kenam pakan an Obj Objek ek Putih-kelabu-putih Memanjang Panjang Linear Putih-kelabu-putih Teratur Panjang Linear Kelabu-hitam-hitam Tidak teratur Memanjang, kecil Lineair Kelabu-hitam Tidak teratur Tidak seragam dan kasar Lebih ebih luas luas dari dari perk erkebu ebunan nan Kelabu-hitam Rimbun, teratur Lebih kecil dari hutan Kasar dan seragam
FOTOGRAMETRI Page
23
Unsur Unsur inter interpre pretas tasii Rona dan warna Bentuk Ukuran Tekstur Rona dan warna Bentuk Ukuran Tekstur Rona dan warna Bentuk Ukuran Tekstur Rona dan warna Bentuk Tekstur Ukur Ukuran an Rona dan warna Bentuk Ukuran Tekstur
Hasil Hasil Inter Interpre pretas tasii Sungai besar
Jalan
Anak Sungai
Hutan
Hutan
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Terletak
diantara
pemukiman Kelabu-Hitam Teratur Lebi Lebih h keci kecill dar darii per perke kebu buna nan n Halus dan Seragam Terletak diantara
F
Asosiasi Rona dan warna Bentuk Ukur Ukuran an Tekstur
Sawah
Asosiasi pemukiman Kelabu-hitam-hitam Rona dan warna Tidak teratur Bentuk Kotak tak teratur Ukuran Lineair Tekstur Putih-kelabu-putih Rona dan warna Teratur Bentuk Panjang Ukuran Lineair Tekstur Kelabu-hitam-hitam Rona dan warna Tidak teratur Bentuk Lebih luas dari rawa Ukuran Halus Tekstur Putih-kelabu-putih Rona dan warna Teratur Bentuk Panjang Ukuran Lineair Tekstur 2. Dima Dimana na letak letak daera daerah h pem pemuk ukim iman an ?
G
H
J
K
Lahan Terbuka
Hutan
Danau
Pemukiman
Jawab : Letak daerah pemukiman di K 3.
Apak pakah daera aerah h huta hutan n (bag (bagia ian n bawa bawah h foto foto)) memp emperli erlih hatka atkan n suat suatu u karakteristik tertentu? Jika ya karakteristik apa ? Jawab : iya, karakteristiknya yaitu memiliki tekstur yang rapat , setiap pohon memiliki
bayangan ,
memiliki
ketinggian
yang berbeda,
pengukuran yang relatif luas. 4. Latih atiha an 3 No. No. 4 •
Daerah
•
Skala
•
Instansi Instansi
: Pasifik II : 1:20000 pembuat pembuat
: PPFK - ITB –
BAKOSURTANAL
FOTOGRAMETRI Page
24
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Gambar 4.5 Foto Stereo Daerah Pasifik II
1.
Iden Identi tifi fika kasi si deta detail il/o /obj bjek ek pada: ada: Tabel 4.4 Interpretasi Interpretasi Pasifik II
Objek
Kenamp Ken ampaka akan n Obyek Obyek Pada Pada
Uns Unsur
Inter nterp pret retasi asi
Foto Udara
Udara
Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
Memanjang
Ukuran
Lineair
tekstur
Kelabu-putih-kelabu
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Berpetak-petak
Ukuran
Bayangannya tinggi
Tekstur
Diantara pemukiman
asosiasi
Interpretasi
A
B
Sungai
Terletak tak
pada
kumpulan
daerah Putih-kelabu-putih
sungai
Bentuk Pola
Halus
Tekstur deng dengan an
disekitarnya D
Site
Seperti garis kurva linier
Bera Beraso sosi sias asii
Putih-kelabu-putih
FOTOGRAMETRI Page
25
Bangunan
Rona dan warna
Lebih Lebih teratu teraturr dari dari pinggi pinggiran ran
C
Foto Foto Hasil
pant pantai ai
Pesisir pantai
Asosiasi Rona dan warna
Jalan raya
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Teratur
Bentuk
Panjang
Ukuran
Lineair
Tekstur
Kelabu-Hitam
Rona dan warna
Teratur
Bentuk
Landasan
Lebih luas dari bangunan
Ukuran
udara
Halus
Tekstur
Putih-kelabu-putih
Rona dan warna
Lebih teratur dari sungai
Bentuk
E
F
Pantai Lebih luas dari sungai
Ukuran
Halus
Tekstur
Hitam-kelabu-hitam
Rona dan warna
Mem Memilik ilikii G
bed beda
tin tinggi ggi
tak tak
teratur
Ukuran Vegetasi
Beras Berasos osia iasi si deng dengan an leren lerengglereng
yang
terjal
di Asosiasi
sekitarnya. Kelabu-hitam-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
Lahan
Lebih luas dari rawa
Ukuran
Terbuka
Halus
Tekstur
Kelabu-hitam
Rona dan warna
Tidak teratur
Bentuk
H
K
Hutan Tidak seragam dan kasar
Tekstur
Lebih lu luas da dari pe perkebunan
Ukuran
2.
Detail Detail/ob /objek jek mana mana saja saja menuru menurutt anda anda yang yang haru haruss dipe dipetak takan an pada pada skala skala 1:100000 dan mana saja yang dapat dipetakan dalam skala 1:10000. Jelaskan !
FOTOGRAMETRI Page
26
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
Jawab : yang dipetakan dalam skala 1 : 100000 yaitu laut, batas antara pantai dengan hutan, hutan dan yang dipetakan dalam skala 1 : 10000 yaitu pemukiman , jalan, 3.
ladang, lahan kosong
Beri Berika kan n gamb gambar aran an ten tenta tang ng dae daera rah h di di seki sekita tarr J! Jawab : Daerah lereng ler eng bukit yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan besar (hutan)
FOTOGRAMETRI Page
27
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
BAB V PENUTUP 5.1 Ke Kesim simpul pulan an
Berdas Berdasark arkan an hasil hasil analisi analisiss maka maka dapat dapat ditari ditarik k kesimp kesimpula ulan n dari dari hasil hasil prakti praktikum kum interpretasi foto udara, yaitu 1. Orien Orienta tasi si foto foto udara udara sanga sangatl tlah ah pent pentin ing g untu untuk k dila dilaku kuka kan n jika jika akan akan mela melaku kuka kan n interpretasi udara 2. Objek-objek Objek-objek pada pada foto foto 1, 2, 3, dan dan 4 dapat diinter diinterpretsik pretsikan an berdasarkan berdasarkan prinsip prinsip 7 kunci interpretasi, yaitu bentuk, rona , warna, tekstur, pola, bayangan, lokasi, dan lokasi. 3. Kete Ketep patan atan dalam alam inte interp rpre reta tasi si foto foto udar udaraa akan akan berv bervar aria iasi si sesu sesuai ai deng dengan an kemampuan dan asumsi penafsir, keadaan obyek yang diamati, dan kualitas foto yang digunakan. 4. Dalam menetuk menetukan an stereogram stereogram dengan dengan stereosk stereoskop op saku saku ataupun ataupun cermin cermin harusnya harusnya dilakukan dengan teliti dengan menghilangkan factor-faktor koreksi paralaks dan factor rotasi. 5. Identifikasi Identifikasi obyek obyek yang yang kurang kurang tepat tepat akan mempeng mempengaruhi aruhi hasil hasil interpretasi interpretasi.. 5.2 5.2 Sara Saran n
Dari praktikum modul #2 terdapat beberapa kekurangan sehingga diperlukan adanya beberapa saran untuk perbaikan selanjutnya. Berikut saran untuk praktikum praktikum modul #2: 1. Sebelu Sebelum m prakti praktikum kum dimulai dimulai,, sebaik sebaiknya nya mempela mempelajari jari lebih dalam dalam terlebi terlebih h dulu dulu modul praktikum dan materi fotogrametri terkait, 2. Diperl Diperluka ukan n banyak banyak latihan latihan dan pengalam pengalaman an dalam dalam interpret interpretasi asi foto, foto, sehingga sehingga mudah dan cepat dalam identifikasi obyek serta hasilnya akurat 3. Setelah melaku melakukan kan praktikum praktikum dan dan laporan, laporan, alangkah alangkah lebih lebih baik jika jika obyek-obyek obyek-obyek yang yang telah telah diiden diidentif tifika ikasi si dijelas dijelaskan kan oleh oleh Dosen, Dosen, sehing sehingga ga dapat dapat melaku melakukan kan koreksi dan lebih mengetahui sifat obyek pada foto udara 4. Menget Mengetahu ahuii lebih lebih dahulu dahulu batas batas kemamp kemampuan uan mata untuk mengid mengident entifi ifikasi kasi foto udara.
FOTOGRAMETRI Page
28
2012
PEMBUATAN STEREOGRAM DAN DAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI OBYEK
DAFTAR PUSTAKA Hariyanto, Dr.-Ing. Ir. Teguh, MSc. 2003. Photogrametri I (GD- 1508). Surabaya: ITS Hartono, DEA DESS. 2004. Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG di Bidang Pendidikan.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Kiefer dab Lillisand. 1993. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santoso, Dr. Ir. Bobby,MSc. 2001. GD-355 Pengantar fotogrameri. fotogrameri . Bandung: ITB. Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. _______.2008. _______.2008. Petunjuk Petunjuk Praktikum Fotogrametri I . Surabaya: ITS
FOTOGRAMETRI Page
29