Flexible Budgeting and the Management of Overhead and Support Activity Cost Bagaimanakah perusahaan industri jasa seperti Aetna, Baskin –Robbins, Chase Bank, Days Inn, dan United Airlines mengontrol biaya overhead yang mereka keluarkan dalam proses produksi jasa-jasa mereka? Hampir sama, bagaimanakah perusahaan manufaktur seperti General Motors, Hawlett-Packard, dan Whirpool mengontrol berbagai biaya overhead yang terjadi dalam proses produksi mereka? Tidak seperti material langsung dan tenaga kerja langsung, biaya overhead tidak bisa dilacak langsung ke masing-masing produk.
I.
Angaran Fleksibel (Flexible Budgets)
Alat yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan untuk mengontrol biaya overhead dikenal dengan Flexible Budget (anggaran fleksibel). Satu yang membedakan flexible budget dengan tipe – tipe budget yang lain adalah: sebuah flexible budget tidak hanya berdasarkan satu tingkatang aktivitas. Malahan, flexible budget melingkupi sejumlah besar aktivitas yang dioperasikan oleh perusahaan. Flexible budget didefinisikan sebagai sebuah rencana terperinci untuk mengontrol biaya overhead yang sebenarnya terjadi dari serangkaian aktivitas yang saling terkait didalam suatu perusahaan. Berlawanan dengan flexible budget kita mengenal static budget (anggaran statik), yang mana hanya berdasarkan tingkatan tertentu dari aktivitas yang direncanakan.
II.
Manfaat Flexible Budget
Anggaran fleksibel terutama berfaedah dalalm mengevaluasi kinerja manajer departemen. Sebelum anggaran fleksibel, perusaha -perusahaan pada umumnya menggunakan anggaran-anggaran berdasarkan taksiran tingkat produksi untuk menentukan biaya produk dan mengevaluasi kinerja manajer. Anggaran yang disebul anggaran statik (static budget) ini tidak direvisi bilamana tingkat produksi sesungguhnya berbeda dari estimasi tingkat produksi. Untuk mengilustrasikan perbedaan antara anggaran static dan anggaran fleksibel, berikut ini disajikan data dari perusahaan DCdessert.com. seharusnya DCdessert.com memproduksi 2.500 unit multilayer fancy cakes selama bulan September, dengan munghabiskan 7.500 jam dari waktu proses (biaya listrik untuk perjam waktu proses = $ 0,5). Tapi pada kenyataannya DCdessert.com hanya memproduksi 2.000 unit multilayer fancy cakes selama bulan September, dengan menghabiskan 6.000 jam, yang mana biaya listriknya $ 3.200. apakah ini menunjukkan control yang baik atau buruk terhadap biaya listrik? Perhatikan data berikut.
1|Akuntansi Manajemen
Manajer yang mengunakan static budget akan melakukan perbandinagn sebagai berikut. Biaya listrik yang sesungguhnya Anggaran biaya listrik (anggaran Selisih biaya static) $ 3,200 $3,750 $550 Favorable Kesalah pada analisis diatas adalah manajer membandingkan biaya listrik yang sebenarnya terjadi pada saat jumlah produksi 2000 unit, dengan anggaran biaya yang direncanakan untuk produksi 2500 unit. Secara tingkat aktivitas keduanya berbeda, kita seharusnya mengharapkan baiaya listrik juga berbeda. Pendekatan yang lebih masuk akal adalah dengan membandingkan biaya listrik yang actual terjadi ($3,200) dengan biaya yang seharusnya terjadi bila jumlah produksi 2000 unit. Pada saat tingkatan 6000 jam berarti per unit cake menghabiskan 3 jam (total cost seharusnya $3,000). Berikut adalah anilisis berdasarkan pendekatan angaran fleksibel. Biaya listrik yang sesungguhnya terjadi $ 3,200
Anggaran biaya listrik (anggaran fleksibel) $3,000
Selisih biaya $200 tidak menguntungkan
Sekarang kesimpulan manajer menjadi berubah; anlisis yang direvisi menunjukkan biaya listrik tersebut tidak menguntungkan. Biaya listrik yang dikeluarkan melebihi yang seharusnya dianggarkan sesuai tingkatan output produksi. Anggaran fleksibel menyediakan dasar yang tepat dalam membandingkan biaya actual dan diharapkan, sesuai tinkatan aktivitas produksi.
III.
Menyiapkan Anggaran Fleksibel
Ide mendasar pendekatan anggaran fleksibel adaIah bahwa meIaIui pengkajian pola- poIa perilaku biaya, sebuah anggaran dapal disusun yang disesuaikan dengan suatu kisaran aktivilas ketimbang hanya pada satu tingkat aklivitas. Tahap-tahap dalam penyusuan anggaran fleksibel adaIah: 1. Menentukan kisaran relevan terhadapnya aktivitas diharapkan berfluktuasi selama periode yang akan datang. 2. Menganalisis biaya yang akan dikeIuarkan pada kisaran relevan guna menetukan poIa –pola perilaku biaya (variabel, tetap, atau campuran). 3. Memisahkan biaya berdasarkan perilakunya dan menentukan tarif untuk biaya variabel dan campuran. 4. Menggunakan tarif untuk bagian variabel dari biaya, menyusun scebuah anggaran yang memperlihatkan biaya-biaya apa yang akan dikeIuarkan pada berbagai titik pada semua kisaran relevan tadi.
2|Akuntansi Manajemen
IV.
Perbedaan antara fleksible budget berbasis activity dengan konvensional flexible activity
Flexibel Budget Berdasarkan Activty Pada anggran ini, biaya yang dianggarkan untuk suatu aktivitas diasumsikan memiliki penggerak yang berbeda sehingga jumlah anggaran tiap item berbeda. Konvensional Flexible Activity Pada anggaran ini biaya yang dianggarkan untuk suatu aktivitas diperoleh dengan mengasumsikan bahwa semua biaya berasal dari satu penggerak berdasarkan unit (jam kerja) Pabila biaya bervariasi dengan lebih dari satu penggerak dan tidak memilki korelasi dengan jam kerja langsing maka prediksi biaya aktivitas akan menyesatkan.
V.
Cara Membebankan Biaya Overhead Pabrik ke WIP inventory berdasarkan Standar Costing
Mengingat aplikasi biaya overhead tersebut mengacu pada penambahan biaya umum ke persediaan barang dalam proses dihitung sebagai biaya produk. dalam sistem penetapan biaya normal, , Biaya overhead diterapkan seperti yang ditunjukkan di pada bagian atas gambar 11-4. Biaya overhead diaplikasikan berdasarkan pada jam nyata. Pada suatu system standar penetapan biaya, biaya overhead diaplikasikan berdasarkan pada jam standar yang diijinkan, dalam memberikan output riil. sistem ini digambarkan dalam bentuk gambar barang yang dipamerkan 11-4. Perbedaan antara penetapan biaya normal dan penetapan biaya standar, sepanjang terkait dengan kwantitas jam yang digunakan. Gambar 1.1 Normal Costing Manufacturing overhead Actual Overhead
Differncelies in the quantity
Work In Procees Invetory
Applied
Applied
overhead :
overhead :
Actual Hours
Actual Hours
x
x
Predetermined
Predetermined
Overhead rate
Overhead rate
of hours used Standard Costing Manufacturing overhead
Actual Overhead
Sumber ; Ronal w. Hillton
3|Akuntansi Manajemen
Work In Procees Invetory
Applied
Applied
overhead :
overhead :
Standard
Standard
Allowed hours
Allowed hours
x
x
Predetermined (or standar) rate
Predetermined (or standar) rate
VI.
Selisih Overhead Pabrikasi (Manufacturing Overhead Variance)
Overhead pabrikasi dapat digolongkan menjadi overhead pabrikasi variabeI (variable overhead) dan overhead pabrikasi tetap (fixed overhead). Anggaran overhead fleksibel merupakan alat utama akuntan manajemen untuk pengendalian overhead pabrikasi. Pada setiap akhir periode akuntansi, akuntan manajemen memakai anggaran overhead fleksibel untuk menentukan tingkat biaya overhead yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan tingkat aktivitas aktual. Selanjutnya akuntan manajemen membandingkan biaya overhead dalam anggaran fleksibeI dengan overhead aktual yang dikeluarkan.
A. Pengukuran dan Pengendalian Biaya Overhead Pabrikasi Variabel Seperti halnya bahan baku langsnng dan tenaga kerja langsung, overhead pabrikasi variabel diukur dan dikendalikan dengan membuat biaya standar, mengukur biaya aktual, menganalisis selisih dari standar, dan melaporkan selisih ini ke manajer sehingga dapat diambil tindakan korektif di mana pcrIu. 1. Pengindentifikasian Elemen-elemen Overhead Variabel, Pemicu Biaya, dan Biaya Per Unit Tahap pertama dalam pengendalian overhead pabrikasi variabel adalah dengan meneliti perilaku setiap biaya overhead guna menenlukan apakah biaya tersebul tetap, variable, ataukah campuran. Tahap berikutnya adalah mengembangkan pemicu biaya (cost driver) untuk setiap elemen overhead pabrikasi variabel yang menghubungkan biaya overhead pabrikasi variabel dengan aktivitas tertentu ataupun perubahan volume. Pemicu biaya yang dipilih haruslah yang paling baik mengaitkan biaya overhead pabrikasi dengan volume produksi. Yakni, pemicu biaya tersebut mestilah yang paling baik mengukur bagaimana biaya overhead pabrikasi berubah seiring dengan perubahanvolume produksi.
2. Penghimpunan Akutansi untuk Overhead Aktual dan Dibebankan Perbedaan antara entri-entri debit dan kredit daIam rekening Overhead Pabrikasi VariabeI adalah jumIah selisih overhead pabrikasi variabel. Selisih ini merupakan jumlah overhead variabeI yang dibebankan terlaiu tinggi atau terIaIu rendah. Tidak seperti seIisih bahan baku Iangsung dan tenaga kerja Iangsung yang dicalat dalam rekening-rekening terpisah, seIisih overhead pabrikasi tidak dicatat pada rekening terpisah. Pada saat unit-unit daIam rekening Barang daIam proses dirampungkan, biaya overhead pabrikasi standar untuk unit- unit yang dirampungkan akan dipindahkan ke rekening Barang Jadi dan pada waktu dijual Iantas dipindahkan ke rekening Biaya Pokok PenjuaIan. Seperti halnya selisih tenaga kerja langsung dan bahan baku Iangsung, pada akhir periode seIisih overhead pabrikasi variabeI biasanya akan ditutup ke rekening Biaya Pokok PenjuaIan. Walaupun demikian, biIamana besarnya seIisih tersebut signifikan, maka seIisih itu dialokasikan di antara rekeningrekening Barang daIam Proses, Barang Jadi, dan Biaya Pokok PenjuaIan. Dasar mana yang akan dipakai oleh perusahaan sangat tergantung pada seberapa banyak informasi rincian overhead yang dikehendaki. Overhead variable dapat dianaIisis dari segi seIisih pengeIuaran dan seIisih efisiensi. Kedua dasar diatas memberikan keIuaran seIisih yang berlainan.
4|Akuntansi Manajemen
3. Selisih Overhead Pabrikasi Variabel (Variabel Manufacturing Overhead Variance) Seperti halnya tenaga kerja Iangsung dan bahan bakll langsung, jumlah overhead pabrikasi variabeI (total variable manufacturing overhead varianmenjadi dua seIisih utama: pengeIuaran dan efisiensi. Selisih pengeuaran overhead pabrikasi variabeI (variable manufacturing overhead spending variance) mengukur pengaruh agregat/umum perbedaan antara tarif overhead pabrikasi variabeI aktuaI dan tarif overhead pabrikasi variabeI standar. Rumus untuk menghitung seIisih adaIah sebagai berikut: SPOV = (TAOVx JA) - (TSOVx JA) = (TAOV- TSOV) JA Keterangan: SPOV= Selisih Pengeluaran Overhead Variabel TAOV= Tarif Aktual Overhead Variabel TSOV= Tarif Standar Overhead Variabel JA= Jam kerja Aktual Selisih Efisiensi Overhead Pabrikasi Variabel Overhead pabrikasi variable dianggap bervariasi pada saat volume produksi mengalami perubahan. Oleh karena itu, overhead variabel berubah menurut perubahan jam kerja langsung yang digunakan. Selisih efisiensi overhead pabrikasi variabel mengukur perubahan konsumsi overhead variabelyang teljadi karena penggunaan yang efisien (atau tidak efisien) tenaga kelja langsung. Selisih disiensi ini dihitung dengan l11el11akairumus berikut: SEOV = (TSOVx JA) - (TSOVx JS) = (JA-JS)TSOV Keterangan: SEOV= Selisih Efisiensi Overhead Variabel TSOV= Tarif Standar Overhead Variabel JA= Jam kerja Aktual JS= Jam kerja Standar
4. Pengendalian Selisih Overhead Pabrikasi Variabel Pengendalian Selisih Pengeluaran Overhead Pabrikasi Variabel Banyak unsur overhead variabel yang dipengaruhi oleh beberapa pusat pertanggungjawaban. Sebagai contoh, utilitas adalah biaya bergabung (joint cost). Sebatas bahwa konsumsi overhead variabel dapat ditelusuri ke suatu pusat pertanggungjawaban, maka pusat pertanggungjawaban itu dapat dibebankan. Konsumsi bahan penolong adalah contoh biaya overhead yang dapat ditelusuri. Pengendalian Selisih Efisiensi Overhead Pabrikasi Variabel Selisih efisiensi overhead variabel berkaitan secara langsung dengan efisiensi tenaga kerja langsung (manakala pembebanan didasarkan pada jam kerja langsung) atau selisih penggunaan/kuantitas. Seandainya overhead variabel benarbenar sebanding dengan konsumsi tenaga kerja langsung, maka seperti halnya selisih penggunaan tenaga kerja, selisih efisiensi overhead variabel disebabkan oleh penggunaan yang efisien atau tidakefisien dari tenaga kerja langsung.
B. Pengukuran dan Pengendalian Biaya Overhead Pabrikasi Tetap Biaya overhead tetap (fixed overhead cost) meliputi biaya yang berkaitan langsung dengan proses pabrikasi, seperti tenaga kerja tidak, penyusutan bangunan pabrik, pajak PBB,dan asuransi. Biaya ini 5|Akuntansi Manajemen
bersifat "tetap" karena biaya tersebut tidak berubah menurut fluktuasi volume produksi, setidaktidaknya dalam kisaran relevan tertentu. 1. Pembebanan Biaya Overhead Tetap ke Produk Analisis terhadap biaya overhead pabrikasi tetap memerlukan tahap-tahap berikut. Pertama, pemilihan dasar aktivitas (activity base) seperti jam mesin ataupun jam kerja langsung. Kedua, membagi jumlah jam mesin (jam kerja langsung) yang dipredikSi ke dalam jumlah overhead pabrikasi yang diproyeksikan pada periode itu untuk mencapai tarif overhead ditentukan di muka per jam mesin. Biaya overhead pabrikasi ini kemudian dibebankan ke produk-produk dengan mengalikan tarif overhead ditentukan di muka dengan lamanya jam mesin standar yang diperkenankan untuk keluaran perusahaan.
2. Selisih Overhead Pabrikasi Tetap (Fixed Manufacturing Overhead Variance) Karena biaya overhead pabrikasi tetap dianggarkan dan aktual bisa saja berbeda secara signifikan, adalah bermanfaal menyertakan overhead pabrikasi tetap dalam system biaya standar dan menghitung selisih overhead pabrikasi tetap. Terdapat dua selisih biaya overhead pabrik tetap yang biasanya dihitung: anggaran dan volume. Selisih Anggaran Overhead Pabrikasi Tetap Seperti pada peluaran overhead pabrikasi variabel, selisih anggaran overhead pabrikasi tetap merupakan perbedaan antara baiaya overhead pabrikasi tetap aktual dan dianggarkan. Tujuan selisih ini adalah untuk menarik perhatian manajemen terhadap perbedaan pengeluaran unluk setiap elemen overhead pabrikasi lelap. Selisih Volume Overhead Pabrikasi Tetap menyediakan informasi tentang pemanfaatan pabrik; yakni, selisih volume ini mengindikasikan apakah tingkat produksi aktual lebih tinggi atau lebih rendah daripada tingkat produksi yang dainggarkan. Selisih volume ini sama dengan tarif overhead dikali perbedaan antara tingkat aktivitas denominator dan jam mesin standar unluk keluaran pada periode berjalan Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrikasi Tetap Sepertl halnya overhead pabrikasi variabel, jumlah semua biaya overhead pabrikasi telap aktual dicatat sebagai suatu debit dalam rekening Overhead Pabrikasi Tetap, dan masing-masing biaya (penyusulan, asuransi, gaji penyelia, dll) dicatat sebagai kredit dalam rekenin - rekeningnya.
3. Pengendalian Selisih Overhead Pabrikasi Tetap Pengendalian Selisih Pengeluaran Overhead Pabrikasi Tetap Overhead pabrikasi tetap terbenluk dari sejumlah unsur seperti gaji, penyusulan, pajak, dan asuransi. Banyak unsur overhead pabrikasi tetap-inveslasi jangka panjang, sebagai contoh-tidaklah tergantung pada perubahan jangka pendek; konsekuensinya, biaya overhead telap kerap berada di luar kendali langsung manajemen. Karena banyak biaya overhead letap lerutama dipengaruhi oleh keputusan-kcputusan jangka panjang, tidak Oleh perubahan tingkat produksi, maka selisih pengeluaran biasanya kecil.
6|Akuntansi Manajemen
Pengendalian Selisih Volume Overhead Pabrikasi Tetap Asumsi bahwa selisih volume overhead mengukur pemanfaatan kapasitas produksi menyiratkan bahwa tangung jawab atas selisih volume ini haruslah dibebankan ke pundak bagian produksi.
VII.
Variable and fixed overhead Budget
Biaya variable dan biaya tetap dalam biaya overhead memang sulit untuk dipisahkan akan tetapi ada beberapa metode yang bisa membantu untuk memisahkan biaya tersebut yaitu : 1. Metode Biaya Berjaga (Stanby cost Method ) Metode ini menggunakan unsure biaya tetap suatu biaya semi variable. Biaya variable merupakan selisih biaya semi variable dengan biaya tetap. Contoh : Biaya pemeliharaan mesin Rp. 500.000,- dengan 50.000 JKTKL. Apabila perusahaan tidak beraktivitas maka perusahaan dikenakan biaya Rp. 100.000 untuk biaya pemeliharaan. Maka Biaya Variabel = Rp. 500.000, - Rp. 100.000 = Rp. 400.000,𝑅𝑝.400.000
Biaya Variabel Rata-rata = 50.000 𝐽𝐾𝑇𝐾𝐿 = Rp 8 / JKTKL 2. Metode Anggaran tertinggi dan terendah ( Budget high low Method) Metode ini didasarkan pada konsep pembuatan dua anggran biaya pada dua tingkat aktivitas berbeda yang diasumsikan untuk pngeluaran dalam pusat tanggung jawab. Contoh: Batas Output = 14.000 – 10.000 Unit Biaya Maksimum (14.000 unit) = Rp. 30.000,Biaya Minimum (10.000 unit) = Rp. 22.000,Tarif variabel =
30.000−22.000 14.000−10.000
= Rp. 2 / unit
Komponen tetap Titik maksimum = Rp.30.000 – (14.000 X 2) = Rp. 2000,Titik Minimum = Rp. 22.000-(10.000 x 2 ) = Rp. 2000,Maka biaya tetap per bulan Rp 2000,- Biaya variable = Rp 2/ unit 3. Metode kuadrat terkecil ( Least Square Method) Metode ini meggunakan metode pendekatan matematis yang digunakan untuk menghitung garis regresi melalui serangkaian dari titik-titik data yang ada. Formulanya adalah: Y=a + bx
7|Akuntansi Manajemen