LAPORAN ANALISA SINTESA PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN NASAL KANUL DAN POSISI SEMI FOWLER PADA KLIEN DENGAN PPOK DI IGD RSUD TUGUREJO
DISUSUN OLEH :
ALFIAN MUSA
NIM : G3A017217
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHADIAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
NAMA MAHASISWA
: ALFIAN MUSA
NIM
: G3A017217
TANGGAL
: 2 MEI 2018
TEMPAT
: IGD RSUD TUGUREJO
1.
IDENTITAS KLIEN :
a. Nama pasien
: Tn. N
b. Umur
: 50 th
c. Alamat
: Mijen
2.
DIAGNOSA MEDIS : PPOK
3.
DASAR PEMIKIRAN
(COPD) + Dyspnea.
:
PPOK adalah kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dyspnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk keluar udara di paru-paru (Bruner & Suddarth, 2002). PPOK (COPD) merupakan obstruksi saluran napas yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis akut, emfisema dan atau kedua-duanya (Snider, 2003). Masalah yang sering muncul pada kasus PPOK antara lain sesak napas dan keterbatasan aktivitas. Sesak napas yang dialami oleh pasien PPOK akan membatasi penurunan aktivitas. PPOK ditandai dengan perlambatan aliran udara dalam darah yang berdampak pada bertambahnya sesak napas bahkan terkadang disertai mengi. Apabila perlambatan udara dalam darah terjadi terus menerus maka akan terjadi hipoksemia. Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkuran, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan . Pemberian oksigen dan metode pemberian
oksigen sangat merpengaruh dalam meredakan penyempitan jalan napas serta memenuhi O2 dalam darah.
4.
ANALISA SENTESA
Sesak
Aktivitas terbatas
Hipoksemia
Kekurangan oksigen dalam darah
Dapat ditingkatkan dengan pemberian oksigen
5.
TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN
Pemberian terapi oksigen nasal canul dan posisi semi fowler
6.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan dyspnea.
7.
DATA FOKUS
Tn. N 50 th di bawah ke IGD dengan mengeluh sesak napas, bila membuang napas terdengar bunyi ngiik, batuk-batuk berdahak sudah 2 hari, dahak susah dikeluarkan,tingkat kesadaran pasien composmetntis, GCS : E4 M5 V6, pasien merasa nyaman bila tidur setengah duduk atau posisi semi fowler. Tanda tanda vital RR : 29 x/menit, Spo2 : 96 %, TD : 178/100, N : 112 x/menit, suhu : 37°C
8.
PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL
a. Posisikan pasien semi fowler R: sebagai penanganan petama untuk memaksimalkan potensial ventilasi pasien. b. Pemeriksaan air pada tabung humidifier R: membutuhkan waktu lama apabila air humidifier diketahui habis setelah diberikan oksigen c. Kolaborasi dalam pemberian oksigen sesuai kebutuhan R: meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen pasien d. Monitor pola napas R: mengetahui perubahan pola napas setelah diberikan tindakan.
9.
TUJUAN TINDAKAN
Mengoptimalkan oksigenasi, mengurangi sesak.
10. BAHAYA
YANG
MUNGKIN
TERJADI
AKIBAT
TINDAKAN
TERSEBUT DAN CARA PENCEGAHANYA
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas. Pencegahan : Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan latihan fisik.
11. EVALUASI
S:
Pasien mengatakan sesak napas sedikit berkurang jika dalam posisi semi fowler, batuk sputum tidak bisa keluar.
O:
Kesadaran composmentis, suara napas wheezing (+), batuk (+), posisi semi fowler. Vital sign : TD: 178/100 mmHg, N: 112 x/menit, S: 37 0C, RR: 28 x/menit, SpO2 : 97%.
A:
Masalah Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru belum teratasi ditandai dengan RR=27 x/menit
P:
pertahankan intervensi
Management airway
Vital sign monitor