ABSTRAK
PT.Gudang garam Tbk merupakan, Proses bisnis utama nya adalah penjualan rokok, Untuk mencapai tujuan proses bisnis perusahaan, maka diperlukan perencanaan strategis SI/TI untuk mengidentifikasi strategi dan teknologi yang digunakan sistem informasi
sesuai dengan visi dan misi serta kebutuhan PT. PT.
Gudang Garam Tbk di masa mendatang. Perencanaan strategis SI/TI dimulai dari tahapan identifikasi kondisi internal dan eksternal bisnis serta kondisi internal dan eksternal SI/TI, selanjutnya dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT untuk menentukan isu strategi. Isu strategi diolah menggunakan menggunakan Critical Success Factor, Factor, hasil dari pengolahan dipetakan menggunakan Analisis Value Chain. Hasil dari penelitian berisikan berupa rekomendasi yang disempurnakan 6 sistem informasi yang sudah ada dan penambahan 6 sistem informasi informa si baru, sehingga dapat digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan. Kata kunci: Perencanaan Strategis SI/TI, Analisis SWOT, Analisis Value Chain, Analisis Critical Success Factor, BSC.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Industri rokok mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian nasional. Indonesia yang merupakan pasar konsumen yang besar dan beragam denganpersentase perokok dewasa yang signifikan, diperkirakan 67,5% laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok, dari total penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa. Keberadaan industri rokok, selain mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar, juga memberikan kontribusi yang signifikan tehadap pendapatan negara melalui cukai rokok. Dalam industri rokok, domonasi dari para pelaku utama bisnis ini sudah cukup dikenal dan selalu masuk dalam jajaran sepuluh besar perusahaan terbaik di antara 200 Top Companies di Asia dan salah satunya adalah PT Gudang Garam. Melalui merek andalannya, PT Gudang Garam pada tahun 2002 pernah menguasai pangsa pasar hingga 50%. Sumbangan terbesar Gudang Garam diperoleh dari SKM dengan merek Gudang Garam Filter International. Merek dalam segmen SKM yang dimiliki oleh Gudang Garam antara lain Gudang Garam Surya 12, Gudang Garam Surya 16, Gudang Garam Filter International Merah 12, Gudang Garam Filter International Merah 16. Sedangkan merek dalam segmen SKT yang dimiliki Gudang Garam adalah Gudang Garam King Size 12,Gudang Garam King Size 16 dan Gudang Garam Surya Pro (Indocommercial, 2002: 4). Tetapi lambat laun PT.Gudang Garam mulai mendapatkan tekanan dari pesaingnya terutama PT. HM Sampoerna Tbk yang diakuisi oleh Philip Moris Indonesia anak perusahaan dari PT. Philip Moris International, yang membuat perkembangan perusahaan ini semakin besar PT. Gudang Garam dilampaui oleh PT.HM Sampoerna baik dari sisi penjualan maupun laba bersih. Untuk menyikapi hal ini PT. Gudang Garam perlu melakukan perbaikan baik pada strategi perusahaan maupun pada kinerja dari perusahaan. Dari sisi kinerja tahun 2014 PT Gudang Garam mampu mencetak laba sebesar Rp 5,39 trilyun. Tetapi dibandingkan dengan asetnya yang sebesar Rp 58,22 trilyun 4 laba sebesar itu tergolong kecil. Apabila dibandingkan dengan dengan PT HM Sampoerna pada tahun yang sama telah mencetak laba sebesar Rp 10 trilyun dari asset yang sebesar Rp 28,38 trilyun. Sejak tahun 2006 2006 harus diakui atau tidak ti dak PT Gudang Garam terlihat kedodoran dengan PT HM Sampoerna yang keduanya merupakan perusahaan publik yang saat ini merupakan pesaing terdekatnya. Atas dasar iklim industri yang sedemikan beresiko, PT Gudang Garam sebagai pelaku industri rokok, sangatlah perlu melakukan formulasi strategi baru yang lebih inovatif sesuai kondisi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Industri rokok mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian nasional. Indonesia yang merupakan pasar konsumen yang besar dan beragam denganpersentase perokok dewasa yang signifikan, diperkirakan 67,5% laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok, dari total penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa. Keberadaan industri rokok, selain mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar, juga memberikan kontribusi yang signifikan tehadap pendapatan negara melalui cukai rokok. Dalam industri rokok, domonasi dari para pelaku utama bisnis ini sudah cukup dikenal dan selalu masuk dalam jajaran sepuluh besar perusahaan terbaik di antara 200 Top Companies di Asia dan salah satunya adalah PT Gudang Garam. Melalui merek andalannya, PT Gudang Garam pada tahun 2002 pernah menguasai pangsa pasar hingga 50%. Sumbangan terbesar Gudang Garam diperoleh dari SKM dengan merek Gudang Garam Filter International. Merek dalam segmen SKM yang dimiliki oleh Gudang Garam antara lain Gudang Garam Surya 12, Gudang Garam Surya 16, Gudang Garam Filter International Merah 12, Gudang Garam Filter International Merah 16. Sedangkan merek dalam segmen SKT yang dimiliki Gudang Garam adalah Gudang Garam King Size 12,Gudang Garam King Size 16 dan Gudang Garam Surya Pro (Indocommercial, 2002: 4). Tetapi lambat laun PT.Gudang Garam mulai mendapatkan tekanan dari pesaingnya terutama PT. HM Sampoerna Tbk yang diakuisi oleh Philip Moris Indonesia anak perusahaan dari PT. Philip Moris International, yang membuat perkembangan perusahaan ini semakin besar PT. Gudang Garam dilampaui oleh PT.HM Sampoerna baik dari sisi penjualan maupun laba bersih. Untuk menyikapi hal ini PT. Gudang Garam perlu melakukan perbaikan baik pada strategi perusahaan maupun pada kinerja dari perusahaan. Dari sisi kinerja tahun 2014 PT Gudang Garam mampu mencetak laba sebesar Rp 5,39 trilyun. Tetapi dibandingkan dengan asetnya yang sebesar Rp 58,22 trilyun 4 laba sebesar itu tergolong kecil. Apabila dibandingkan dengan dengan PT HM Sampoerna pada tahun yang sama telah mencetak laba sebesar Rp 10 trilyun dari asset yang sebesar Rp 28,38 trilyun. Sejak tahun 2006 2006 harus diakui atau tidak ti dak PT Gudang Garam terlihat kedodoran dengan PT HM Sampoerna yang keduanya merupakan perusahaan publik yang saat ini merupakan pesaing terdekatnya. Atas dasar iklim industri yang sedemikan beresiko, PT Gudang Garam sebagai pelaku industri rokok, sangatlah perlu melakukan formulasi strategi baru yang lebih inovatif sesuai kondisi
internal maupun eskternal yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tahun 2015 dan seterusnya, terutama agar tetap dapat mewujudkan visi perusahaan.
1.2. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal PT Gudang Garam? 2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT Gudang Garam?
1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal PT Gudang Garam. 2. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT Gudang Garam.
1.4. MANFAAT PENELITIAN Sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan strategi baru yang inovatif, lepas dari strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan sejenis, yang bisa menawarkan solusi bagi permasalahan yang yang dihadapi dihadapi oleh PT Gudang Garam sehingga mampu meningkatkan meningkatkan kinerjanya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ward dan Peppard (2002, p.44), “Strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.” Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis untuk pengembangan sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan yaitu membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak lain dalam organisasi, membantu para Perencanaan Strategi Sistem… (Dewan Pelawi; dkk) manajer bisnis dan ahli SI/TI membuat keputusan mengenai bagaimana SI/TI akan diarahkan untuk membantu bisnis perusahaan, dan hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat bagi perusahaan (Jogiyanto, 2005, p.320). Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi menurut Ward and Peppard (2002, p.154) (Gambar ) adalah sebagai berikut: (1) Inputs – sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi, terdiri atas: The Internal Business Environment merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang, tujuan, sumber daya, proses, dan budaya organisasi serta nilai dari bisnis itu sendiri, The External Business Environment meliputi sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan iklim kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi, The Internal IS/IT Environment yaitu pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan, sumber da ya dalam perusahaan dan infrastruktur teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan atau belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada perusahaan dan The External IS/IT Environment meliputi perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok; (2) Proses perencanaan strategi SI/TI, proses dimana informasi yang diperoleh, serta hasil analisis yang diperoleh dari inputs, akan diolah untuk menghasilkan outputs; (3) Outputs – merupakan hasil dari proses yang mencakup: (a) IS/IT management strategy yaitu elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada organisasi secara menyeluruh untuk memastikan konsistensi kebijakan berdasarkan kebutuhan; (b) Business IS Strategy, yaitu bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai sasaran bisnisnya. Business IS Strategy mencakup portfolio aplikasi yang akan dikembangkan
untuk setiap unit dan model bisnis; menjelaskan arsitektur informasi setiap unit dan (c) IT Strategy yaitu strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya teknisi ahli; (4) Future application portfolio – rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan perusahaan dalam waktu ke depan, untuk mengintegrasikan setiap unit dari perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknologi dengan perkembangan perusahaan; (5) current application portfolio – rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat dukungan aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan s trategi sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.
Gambar 2 Model kerangka kerja perencanaan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002, p.341).
BAB III
METODE PERANCANGAN (WARD & PEPPARD)
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian untuk perencanaan strategis sistem informasi dengan menggunakan metode Ward dan Peppard. Penyusunan skripsi ini, memerlukan data-data informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Oleh karena itu, sebelum menyusun skripsi ini, dalam persiapannya terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk mendapatkan data-data atau bahan yang diperlukan. 3.1. Jenis Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara informal terhadap pihak – pihak kunci (Key Person). b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data – data internal / dokumentasi perusahaan PT Gudang Garam, situs resmi PT Gudang Garam. Selain itu digunakan juga data pendukung lainnya yaitu artikel, laporan penelitian, buku, dan sumber – sumber dari internet yang berkaitan dengan topik penelitian. 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk proses pengumpulan data di dalam penelitian kualitatif ini yaitu: a. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi tentang kondisi internal atau eksternal perusahaan. b. Dokumentasi Studi dokumentasi adalah pengumpulan data-data internal perusahaan seperti : Laporan audit, laporan manajemen, Company Profile, Corporate strategy dan data lainnya. Sedangkan data eksternal perusahaan berasa l dari buku, laporan, 9 sumber dari internet atau website, koran, majalah, artikel, aturan hukum / perda dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 3.3 kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir terdiri dari pengumpulan data (Jogiyanto, 2008) dan teknik analisis menurut Ward dan Peppard (Ward and Peppard, 2002). Kerangka berfikir dapat dilihat seperti di bawah ini.
Gambar 3 Kerangka berfikir
3.4 Metode Pengumpulan data
Metode yang digunakan terbagi menjadi dua metode penelitian, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu studi literatur dan studi lapangan (Jogiyanto, 2002): a. Studi literature
Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan peta tentang domain penelitian yang akan dilaksanakan. Peta domain ini sebenarnya berwujud pengetahuan tentang riset-riset yang dilakukan oleh peneliti lain dalam area penelitian. Pengetahuan ini tidak hanya berupa pemahaman terhadap riset-riset te rsebut, tetapi juga saling terkait yang terbentuk antar riset-riset. Ada beberapa cara dalam melakukan studi literatur, antara lain:
1. Membaca buku-buku referensi yang berkaitan dengan perencanaan strategis. Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disipl in ilmu tertentu. Ada baiknya memilih buku yang bersifat referensi buku, buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu. Buku referensi yang baik akan berisi tulis an yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga pembaca dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut.
2. Membaca artikel yang terkait dengan perencanaan strategis. Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dan sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Dengan membaca artikel, dapat membantu menambah materi ataupun data-data yang diperlukan untuk penelitian.
3. Membaca jurnal yang terkait dengan perencanaan strategis. Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer. Kegunaan utama jurnal ialah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian sebagaimana buku-buku referensi.
4. Mambaca dan mempelajari dokumen tujuan perusahaan. Dengan membaca dan mempelajari dokumen perusahaan, maka dapat diketahui apa saja yang menjadi tujuan-tujuan Adira. Tujuan perusahaan digunakan untuk menganalisis CSF pada Adira sehingga diketahui kebutuhan informasi apa saja yang diperlukan dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh Adira untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan pada dasarnya merupakan metode untuk menemukan data dan informasi secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat di tempat atau area tertentu yang akan diteliti. Ada beberapa cara untuk melakukan studi lapangan, antara lain: 1. Observasi Melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti. Observasi meliputi mencoba aplikasi yang sudah ada pada Adira dan menganalisis aplikasi tersebut, mengamati proses bisnis yang berjalan. 2. Wawancara / Interview Penelitian ini akan menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data primer yang diperlukan. Dengan tatap muka langsung, informasi yang didapat dapat lebih lengkap dan rinci. Wawancara dilakukan pada Adira pada tanggal 10 Februari 2011 dengan kepala cabang Adira Ahmad Dahlan dengan Bapak Sapto. Kemudian wawancara tanggal 23 Maret 2011 dengan Bapak Abrar. Wawancara menghasilkan data-data primer yang dibutuhkan untuk input analisis yang hasilnya nanti akan menjadi output perencanaan strategis sistem informasi untuk Adira. 3. Kuesioner Membuat kuesioner dan menyebarkannya kepada responden yang berkaitan dengan kuesioner yang disebar. Responden dari kuesioner tersebut adalah para karywan Adira yang menggunakan aplikasi yang akan dinilai. Kuesioner terdiri dari 5 (lima) pertanyaan yang berhubungan dengan nilai bisnis dan 5 (lima) pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas teknis. c. Metode Analisis
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ward dan Peppard. Alat-alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan terdiri dari analisis PEST, analisis SWOT, analisis Porter’s five forces model, analisis value chain, analisis CSF (Ward and Peppard, 2002).
1. Analisis PEST
PEST merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Manfaat PEST adalah suatu perusahaan dapat mengetahui pengaruh lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang mempengaruhi perusahaannya.
Gambar 4 Analisis PEST
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis berdasarkan pada anggapan bahwa suatu berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (strengths and weaknesses) dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (opportunities and threats). SWOT bermanfaat membantu perusahaan untuk mengetahui dan mengenali kekuatan dan kelemahannya serta peluang dan ancaman bagi perusahaannya, sehingga suatu perusahaan dapat bersiap dan mencari solusi jika ada hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Gambar 5 Analisis SWOT
3. Analisis Porter’s Five Forces Model.
Porter’s five forces model menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang dikenal dengan lima kekuatan bersaing (five competitive forces). Dengan menggunakan Porter’s five forces model,
suatu perusahaan dapat
mengidentifikasikan ancaman masuknya pendatang baru, persaingan di antara perusahaan sejenis, ancaman dari produk atau jasa pengganti., kekuatan tawar menawar pembeli, serta kekuatan tawar menawar pemasok.
Gambar 6 Analisis Porter’s Five Forces Model
4. Value Chain
Analisis value chain adalah kegiatan menganalsis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk atau jasa. Value chain dapat menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan.
Gambar 7 Value Chain
5. Analisis CSF
CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi. Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek - aspek kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.
Gambar 8 Critical success factors
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis CSF (Critical Success Factor)
CSF atau faktor penentu keberhasilan adalah salah satu kegiatan perusahaan yang berpengaruh kuat pada kemampuan perusahaan mencapai tujuannya. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi suatu keberhasilan dan kesuksesan di PT. PPI Bandung serta indikator yang dijadikan sebagai alat ukurnya adalah sebagai berikut Analisis terhadap lingkungan internal IS/IT merupakan analisis terhadap faktor – faktor internal yang mempengaruhi teknologi dan sistem yang berjalan di perusahaan. Analisis yang dilakukan mencangkup analisis CSF (Critical Success Factor). CSF (Critical Success Factor) adalah faktor – faktor yang menjadi penentu keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. CSF adalah faktor yang memerlukan perhatian khusu dari perusahaan, untuk itu diperlukan suatu ukuran atau indikator (KPI – Key Performance Indicator) yang memberitahukan perusahaan sudah sejauh mana kinerja mereka didalam mencapai faktor – faktor penentu keberhasilan tersebut.
CSF Penjualan produk dan jasa
Pangsa Pasar
CSF Kepuasan pelanggan
Loyalitas pelanggan
Keterangan Peningkatan terhadap penjualan produk dan jasa, secara langsung akan mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan dan akan menguntungkan dari segi keuangan. Perluasan pengsa pasar yang semakin luas dan dapat menjangkau ke berbagai pelosok daerah akan membuat penjualan produk secara langsung akan menguntungkan perusahaan dari segi keuangan. Tabel 4.1 CSF Keuangan Keterangan Kepuasan pelanggan yang meningkat akan memberikan keuntungan baik dari segi keuangan maupun nonkeuangan karena dapay menjadikan suatu pandangan positif bagi pelanggan lainnya. Loyalitas pelanggan akan membentuk suatu dampak positif bagi perusahaan terutama dalam kelangsungan kerjasama dan bisnis dengan pelanggan tersebut.
Tabel 4.2 CSF Pelanggan CSF Kualitas kontrol terhadap produk
Keterangan Kualitas kontrol yang baik terhadap produk sangat penting agar suatu produk dipastikan sudah layak dan sesuai dengan permintaan pelanggan. Tabel 4.3 CSF Proses Bisnis internal
CSF Pengetahua dan kompetensi pegawai antar cabang
Keterangan Peningkatan pengetahuan dan kompetensi pegawai antar cabang yang merata akan menadikan perusahaan menjadi kompeten. Kedisiplinan pegawai Kedisiplinan pegawai merupakan kunci bagi keberhasilan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya hingga mencapai tujuan yang diinginkan, karena dibutuhkan komitmen yang tinggi dari seluruh pegawai di dalam perusahaan. Tabel 4.4 CSF Pembelajaran dan pertumbuhan
4.2 Analisa Lingkungan Eksternal Bisnis
Untuk menganalisis data indikator kinerja PT. Gudang Garam dapat menggunakan 4 perspektif metode Balance score card. Yang terdiri dari perspektif keungan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran & pertumbuhan. Berikut ini adalah data-data indikator kinerja yang digunakan berdasarkan perspektifnya.
Perspektif Keuangan
Pelanggan
Tujuan Ukuran Target Inisiatif Meningkatkan Presentase Penjualan Peningkatan penjualan peningkatan meningkat kualitas produk penjualan 10% dalam produk dalam 1 tahun periode 1 dengan harga tahun yang bersaing Memperluas Jumlah dan Menambah Analisis pangsa pasar penyebaran jumlah terhadap area pelaggan pelanggan ke laporan area yang pelanggan belum terjangkau Meningkatkan Presentase Menurunkan Pemberian kepuasan jumlah pelanggan produk pelanggan pelanggan yang beralih dengan yang beralih sebesar 10% kualitas ke produk lain terbaik
Proses bisnis Meningkatkan internal kontrol terhadap kualitas produk Pembelajaran Meningkatkan dan pengetahuan pertumbuhan dan kompetensi pegawai antar cabang
Jumalah Berkurangnya barang yang barang retur di retur
Proses kualitas kontrol yang baik
Pemberian solusi dan pengangan masalah yang baik
Berbagi pengetahuan antar pegawai antar cabang
Dapat memberi solusi dan mengatasi masalah yang terjadi dengan cepat Mengontrol Presentase Presentase kedisiplinan performa tiap performa tiap pegawai pegawai pegawai dalam bekerja meningkat 10% Tabel 4.5 Balance Score card
Pengeloaa yang baik terhadap sumber daya manusia
Berikut ini adalah information Technologi Balance Score Card, yang terdiri dari perspektif kontribusi bisnis, perspektif orientasi pengguna, perspektif keunggulan operasional, dan perspektif orientasi masa depan. Perspektif Kontribusi Bisnis
Orientasi Pengguna
Keunggulan operasional
Orientasi Masa Depan
Tujuan Mendapatkan kontrubusni bisnis dari investasi IT
Inisiatif Kontrol biaya yang berhubungan dengan IT.
Menciptakan keunggulan bisnis yang baru dari penggunaan IT Pemanfaatan IT oleh Penggunaan IT untuk pengguna secara efisiansi pekerjaan maksimal pengguna Teknologi yang mudah da dipelajari dan digunakan oleh pengguna Menciptakan efektivitas Efisiensi dan efektifitas dan efisiensi dari proses dalam pengembangan IT penggunaan IT Efisiensi dan efektifitas dalam pengopersian IT Menciptakan peluang Pelatihan kepada untuk menjawab pengembang IT tantangan di masa depan Penelitiaan dan pengembangan teknologi baru yang muncul Tabel 4.6 IT Balance Score Card
4.3 Analisis PEST
Untuk mengetahui kondisi eksternal bisnis yang terjadi di PT.Gudang Garam Tbk dapat dilakukan dengan analisa PEST dimana hasil dari analisa ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan strategi bisnis demi mencapai tujuan strategis perusahaan. Aspek yang terkait dengan kondisi politik, ekonomi, social, dan teknologi meliputi:
Model Politik
Relevansi Strategi Adanya peraturan pemerintah Republik Mengadaptasi peraturan baik dari Indonesia no 38 tahun 2000 tentang UU, pajak dan perda kedalam pengamanan rokok bagi kesehatan, bisnis yang dilakukan menyebabkan ruang gerak produsen rokok diperusahaan. semakin terbatas untuk melakukan kegiatan promosi. Ekonomi Penarikan saham dengan jumlah besar Mendapatkan informasi yang berdampak pada menurunnya nilai saham terbaru mengenai situasi kondisi Gudang Garam. keuangan global untuk menentukan strategi harga. Sosial Hubungan dengan pemasok Membina hubungan baik dengan Pelayanan kepada pelanggan pemasok, pelanggan, karyawan Kersejahteraan karyawan serta semua pihak yang berkaitan Penggunaan bahan baku halal dengan bisnis perusahaan. Teknologi Perkembangan SI/TI Mengikuti perkembangan Memaksimalkan penggunaan SI/TI untuk teknologi yang terbaru sehingga mendukung proses bisnis dapat diimplementasikan dalam perusahaan. Tabel 4.7 Analisis PEST Perusahaan
Model Persaingan Industri (Industry Rivalry)
Pelaku PT. Djarum
Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)
PT.HM Sampoerna
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan (Bargaining Power of Customers)
-
Pabrik Pihak Distributor
Strategi Meningkatkan mutu produk Meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan SDM dan perkembangan SI/TI. Meningkatkan manajemen kontrol kualitas dari produk Memanfaatkan SI/TI dalam memenuhi kebutuhan perusahaan Melakukan inovasi Bisnis Membuat varian produk yang beragam. Mengembangkan sarana berupa SI/TI untuk mendapatkan informasi penting mengenai data pemasok dan data produk (bahan pokok) yang dibeli. Adanya segmen market tertentu yang loyal dengan merk-merk tertentu yang terjamin kualitasnya dan sudah pas dengan cita rasa yangdiberikan.
Ancaman Subtitusi
Produk
Pemain baru di Mengetahui keinginan pelanggan dimasa kini, industri pasar masa yang akan datang, sehingga dapat rokok mild diciptakan inovasi baru dan meningkatkan promosi mengenai produk perusahaan. Tabel 4.8 Lima Faktor Persaingan Porter
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis ini dirangkum pada Gambar 9 berikut:
Ancaman Pendatang Baru : PT. HM Sampoerna
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok : -
Persaingan Industri :
Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan
PT. Djarum PT. Bentoel Groups
Ancaman Produk Substitusi : rokok mild
Gambar 9. Lima faktor persaingan Porter.
:
4.4 Analisa Lingkungan Internal IS/IT
Analisis Rantai Nilai (V alue Chain ) Perusahaan Value chain terdiri dari dua kategori, yaitu aktivitas utama (Primary Activity ) dan aktivitas pendukung (Support Activity ). Aktivitas utama terdiri dari logistikdalam (In Bound Logistic ), operasi (Operation), logistik keluar (Out Bound Logistic ), pemasaran (Marketing and Sales), dan pelayanan (Service). Aktivitas pendukung terdiri dari kelengkapan infrastruktur (Firm Infrastructure), manajemensumber daya manusia (Human Resource Management ), pengembangan teknologi (Technology Development ), dan pengadaan barang (Procurement ). Berikut ini adalah gambar dan uraian value chain dari PT. Gudang Garam.
Gambar 10. Analisis Rantai Nilai (Value C hain) Perusahaan Dari analisis value chain diatas dapat disimpulkan: Kesimpulan Analisis Value Chain ( Primary Activity dalam bidang Sistem Informasi / SI)
Tabel 4.9 Kesimpulan Analisis Value Chain Primary Activity SI Model Primary Activity Logistik Dalam Bound Logistik )
Aktivitas
Strategi
Penyimpanan data ( In pelanggan, Penyimpanan data karyawan, Penyimpanan bahan baku yang diterima dari supplier
Operasi (Operation)
Dibutuhkan suatu sistem informasi untuk mendukung logistik dalam agar data-data yang ada dapat diolah dan diintegrasikan secara cepat dan akurat untuk kelanjutan proses aktivitas bisnis Pemesanan Bahan baku, Dibutuhkan suatu sistem Pengecekan bahan baku, informasi untuk memudahkan Produksi Rokok, Penjualan pengolahan data transaksi, Rokok, Pembayaran dari sehingga keseluruhan proses pelanggan operasi dapat berjalan lebih optimal
Logistik Keluarnya barang hasil Keluar (Out produksi (rokok), Pengiriman Bound barang, Pemberian tagihan. Logistik )
Pemasaran (Marketing and Sales)
Promosi dan iklan internet dan brosur.
Pelayanan (Services)
Pelayanan mengutamakan pelanggan
Diperlukan suatu sistem informasi untuk mendukung aktivitas logistik keluar, sehingga pengolahan data transaksi keluarnya barang, pengiriman barang dan pemberian tagihan dapat terkelola dengan lebih baik
pada Perusahaan perlu menerapkan suatu media interaktif sebagai sarana untuk pemasaran. Ecommercemerupakan solusi yang tepat untuk mencapainya karena berbisnis secara onlinemerupakan tren terdepan saat ini.
yang Diperlukan sistem informasi kepuasan yang dapat membantu perusahaan dalam menjaga dan menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan untuk jangka panjang, yaitu penerapan Electronic Customer Relationship Management.
4.5 Analisis SWOT Analisa Internal 1. Produk/Jasa :
Strength :
Pangsa pasar Gudang Garam pada tahun 1997 mencapai hampir 48%
Akhir tahun 2000 total produk yang terjual sekitar 74 miliar batang rokok
Gudang Garam mendistribusikan produknya pada sekitar 450.000 outlet melalui tiga distributor utama yang dimilikinya
Produk innovative kurang cepat, khususnya untuk masuk dan bers aing dengan munculnya rokok mild yang muncul pada tahun 1990-an.
Sejak tahun 1997 tidak mengalami perkembangan yang berarti dan terus stagnan karena harga jual eceran yang terus meningkat karena kenaikan harga bahan baku dan meningkatnya pajak pemerintah.
2. Pemasaran dan Distribusi
Strength : 1. Pelayanan yang focus
SKM untuk melayani kelas menengah dan atas
SKT untuk melayani segmen kelas menengah
SKL untuk kelas menengah dan bawah
2. Kualitas rasa menjadi fokus utama dan dikomunikasikan melalui positioning statement
”Pria
Punya Selera”,
dengan tujuan untuk
mempertahankan loyalitas konsumen. 3. Sponsorship pada berbagai kegiatan, mulai olah raga sampai dengan pagelaran musik. 4. Saluran distribusi dengan jangkauan luas.
Persaingan harga terus terjadi setiap tahun, ditambah lagi dengan kenaikan cukai rokok yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan harga
3.Research & Development
Strength :
Kontrol kualitas dilakukan pada setiap tahapan produksi, didukung sistem komputerisasi terpadu, mulai dari penelitian kualitas bahan baku sampai dengan pengukuran akurasi kadar tar dan nikotin
Lamanya proses pengembangan dan riset rokok mild untuk mendapatkan rasa dan racikan yang pas.
Kurangnya kemampuan SDM dalam melakukan penelitian dan pengembangan.
Keputusan yang lambat untuk memulai pengembangan SKM r endah tar dan nikotin.
4. Kinerja keuangan
Strength
Kemampuan manajemen mengendalikan biaya operasional maupun biaya lainnya, juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan laba usaha maupun laba bersih.
Saham gudang garam tergolong saham primadona di pasar modal.
5. Organisasi
Strength :
Memiliki filosofi manajemen yang ditanamkan pada setiap kar yawan,yaitu Catur Darma
Melakukan ekspansi usaha pada beberapa sektor industri, yaitu industri perhotelan, produksi kertas rokok, perdagangan kimia, properti, dsb. Diversifikasi usaha lebih fokus pada usaha yang sejenis.
Sudah mencapai tahap global dengan sistem waralaba.
Analisa Eksternal 1. Pesaing
Threat :
Beberapa perusahaan rokok ramai memainkan perannya dalam merebut pasar rokok rendah tar. Dimulai dari perusahaan rokok Sampurna dengan A-Mild, Djarum dengan LA, Bentoel dengan
Star-Mild. Wismilak-Lights, ditambah lagi dengan masuknya para pemain baru di industri pasar rokok mild. 2. Konsumen
Opportunity :
Adanya segmen market tertentu yang loyal dengan merk-merk tertentu yang terjamin kualitasnya dan sudah pas dengan cita rasa yang diberikan. Multi segmen, Gudang Garam mempunyai produk untuk berbagai segmen pasar.
Persaingan harga dengan meningkatnya harga jual eceran, yang disebabkan oleh; Naiknya harga bahan baku dan langkanya persediaan cengkeh, Kenaikan cukai rokok, menyebabkan daya beli konsumen menurun. Harga menyamai produk premium.
Perokok baru masuk dalam industri rokok mild.
3. Teknologi
Threat :
Kemajuan teknologi menyebabkan Gudang Garam harus terus berpacu mengikuti arus perkembangan teknologi.
4. Politik, Hukum dan Pemerintah
Threat
Adanya peraturan pemerintah Republik Indonesia no 38 tahun 2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, menyebabkan ruang gerak produsen rokok semakin terbatas untuk melakukan kegiatan promosi.
Krisis ekonomi yang melanda Asia pada 1997 menyebabkan adanya pembatasan dari pihak perbankan terhadap pemberian fasilitas kredit baru kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga jual eceran rokok melalui kenaikan cukai rokok sebanyak 3 kali.
5. Ekonomi
Threat
Penarikan saham dengan jumlah besar berdampak pada menurunnya nilai saham Gudang Garam.
Adanya restrukturisasi utang sindikasi yang harus dibayar lunas oleh anak perusahaan Gudang Garam, yaitu PT Surya Pamenang sebagai dampak krisis moneter.
4.6 Internal Factor Analysis Summary (IFAS) 1.Strength
Faktor Internal Kualitas Bahan Baku
Bobot Rating Skor
0,14
4
0,56
Menguasai pangsa pasar
0,16
4
0,64
Kredibilitas Perusahaan
0,12
4
0,48
Budaya Perusahaan
0,06
3
0.18
Nilai capital yang besar
0,08
3
0,24
0,56
2,10
Keterangan
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak). Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %. Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis. Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d'corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok raksasa dunia.
2. Weakness Faktor Internal
Bobot Rating Skor
Harga yang cukup mahal
0,16
4
0,64
Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
0,10
3
0,30
Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
0,08
3
0,24
Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala
0,05
2
0,10
Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
0,05
2
0,10
0,44
1,38
Keterangan
Harga cukup mahal yang berasal dari biaya promosi yang besar dan bahan baku menjadi kelemahan Sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor. Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini. Perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bisa menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali. Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negatif.
4.7 External Factor Analysis Summary (EFAS) 1. Opportunity
Faktor Eksternal
Bobot Rating Skor
Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
0,10
4
Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia
0,16
4
Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
0,08
4
Kemungkinan produk baru
0,06
2
Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna
0,06
3
0,46
Keterangan
0,40
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar dunia, memudahkan Sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris. 0,64 Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok. 0,32
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer. 0,12 Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang cocok. 0,18 Besarnya kemungkinan pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super. 1,66
2. Threats Faktor Internal
Bobot Rating Skor
Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
0,10
3
Banyaknya kompetitor dari rokok jenis Mild
0,16
4
Keterangan
0,30
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok. 0,64 Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Gudang Garam: Surya Signature
Djarum lahir LA Light
Bentoel Prima: Starmild bahkan produsen rokok kecil seperti
Nojorono Class Mild.
Kemungkinan semakin bertambahnya competitor rokok jenis mild
0,08
3
0,24
Tingginya pajak rokok
0,14
4
0,56
Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
0,06
3
0,54
Tobacco:
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild.
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok. 0,18 Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda. 1,92
Keterangan: Bobot
0,00 – 0,04 = sangat tidak penting 0,04 – 0,08 = tidak penting 0,08 – 0,12 = penting 0,12 – 0,16 = sangat penting Rating
4 = sangat berpengaruh 3 = berpengaruh 2 = tidak berpengaruh 1 = sangat tidak berpengaruh
kategori
Analisis Faktor
Skor Persentase
IFAS
Strenght
2,10
60%
Weakness
1,38
40%
Opportunity
1,66
46%
Threat
1,92
54%
EFAS
INTERNAL EKSTERNAL S>W
T>O
2,10 > 1,38
1,92 >1,66
KOMPETITIF
Skor Bobot
Persentase
3,48
49%
3,58
51%
7,06
100%
4.8 SWOT MATRIX STRENGTH (S) IFAS
1. 2. 3. 4. 5.
Kualitas Bahan Baku Menguasai pangsa pasar Kredibilitas perusahaan Budaya Perusahaan Nilai capital yang besar
1.
2.
3.
4. 5.
Harga yang cukup mahal Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
EFAS OPPRTUNITY (O)
WEAKNESS (W)
SO Strategy
OW Strategy
(S1,O4) Inovasi (W5,O1) Atur strategi Masuknya Philip untuk mempromosikan Morris sebagai mitra terbaru produk untuk target mancanegara Avolution di luar negeri bisnis (S4,O1) Berusaha melalui bantuan Trend pasar positif untuk mencari perusahaan Philip untuk rokok LTLN investor Morris di Indonesia (W3,O2) Lebih Banyaknya spot yang (S5,03) Promosi besar-besaran untuk memfokuskan strategi terdapat pada event menigkatkan brand untuk mempertahankan untuk awareness dan mild sebagai tren saat mempromosikan ekspansi bisnis. ini produk baru (S3,05) melakukan (W2,O4) Buat Inovasi Kemungkinan terbaru untuk membuat lahirnya produk baru strategi merebut rokok putih. Beralihnya customer customer (S2, O2)Tetap (W1,O5) Tekankan competitor ke rokok mempertahankan Finest Quality kepada (LTLN) Sampoerna pangsa pasar mild customer melalui media yang sedang trend saat promosi. ini (W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan prmosi besar besaran untuk meningkatkan awareness customer.
THREAT (T) 1. 2. 3.
4. 5.
SO Strategy
WT Strategy
(S5,T1) Ikut dalam (w2,T4) Kurangi Regulasi dan perda mengenai anti-rokok kampanye anti-rokok penawaran mild untuk untuk meningkatkan luar negeri karena bea Kompetitor dari awareness cukai yg mahal, rokok jenis Mild (S2,T3) Kendalikan tingkatkan penawaran Kemungkinan pangsa pasar dengan dalam negeri. semakin menurunkan harga (W3, T2)Melakukan bertambahnya mild. penetrasi pasar untuk competitor rokok (S3,T5) Berusaha produk SKM filter jenis mild untuk mendapatkan (W1,T1) Membuat Tingginya pajak sponsor melalui syarat Strategi CSR untuk rokok tertentu menghadapi perda Berkurangnya event (S5,T4) adakan riset rokok. yang disponsori oleh untuk mencari bahan (T4, W5) Buat citra industri rokok baku yang lebih Avolution lebih murah. exclusive lalu ekspor (S1,T2) Pertahankan keluar negeri. customer dan bangun (W4,T5) Manfaatkan persepsi di customer event berkala sampoerna bahwa sampoerna untuk promosi produk. The Finest Quality