FI'IL LAZIM DAN MUTADDI A. Kalimat Fi’il (kata kerja) dari segi kebutuhannya, terbagi menjadi dua; fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addy
1. Pengertian Fiil Lazim Fiil lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan objek, yang hanya sampai kepada fa’il. fa’il. Contoh :
(qooma)=berdiri)
(
(hadoro)=hadir )
(jalasa)=duduk )
( (
Contoh dalam kalimat :
= Muhammad datang
Kalimat di atas tidak membutuhkan objek, dan ini sama halnya dengan bahasa Indonesia dengan kata intransitip, seperti kata berdiri, datang atau duduk memang tidak membutuhkan objek. 2. Pengertian Fi’il Muta’addi Fiil muta’addi adalah fi’il atau kata kerja yang membutuhkan satu membutuhkan satu objek atau dua objek. Hukum Fi’il Muta’addi adalah menashobkan terhadap maf’ul bih. bih. Pengertian maf’ul bih (objek) adalah Isim yg dinashobkan yg dikenai langsung oleh pekerjaan fail tanpa perantaraan, baik dalam kalam Mutsbat (kalimat positif) contohnya
Contoh fiil muta’addi: Fi’il Muta’adi Muta’adi Arti
atau dalam kalam Manfi (kalimat negatif)
- Menulis –
Membaca
–
Memukul
–
Makan
–
Minum
- Masuk Contoh:
(Zaid memahami pelajaran)
(Muhammad minum madu) (Ali makan roti)
B.Cara B.Cara Membuat Fi’il Muta’addi Muta’add i
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) Contoh : (khoroja)=keluar
menjadi
(akhroja)=mengeluarkan
(dakhola)=masuk
menjadi
(adkhola)=memasukkan
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) Contoh :
(hasuna)= bagus
menjadi
(hassana)=membaguskan
(khoroja)=keluar
menjadi
(khorroja)=mengeluarkan
3. Dengan menambahkan huruf jar pada objeknya. Contoh :
(dzahaballaahu binuurihim)=Allah menghilangkan cahaya mereka
(ji’ (ji’tu bihasanin)=aku datang dengan hasan Demikianlah cara mengubah fi’il laazim menjadi muta’addi, dengan menambahkan satu
huruf saja sudah merubah makna dan jenis dari fi’ilnya. Fiil muta’addi itu membutuhkan fail yang melaksanakan p ekerjaan, dan membutuhkan maf’ul bih selaku obyek dari perbuatan itu. Muta’addi dengan sendirinya dan muta’addi dengan yang lain. Fiil muta’addi ada kalanya muta’addi sendiri adalah kata kerja yang sampainnya kepada maf’ul bih secara langsung, yakni tanpa memakai penghubung huruf jar , seperti
(aku menulis surat).
Adapun muta’addi oleh yang lain adalah muta’addi yang sampainya kepada maf’ul bih dengan perantara huruf jar. Contoh :
darostu bika (aku belajar dengan kamu).
C. Fiil Muta’addi Terbagi Menjadi Menjad i Tiga Bagian yaitu:
1.
Muta’addi kepada satu maf’ul
Contoh yang membutuhkan satu objek :
(kataba)=menulis (dhoroba)=memukul
(nashoro)=menolong Contoh dalam kalimat (kataba muhammadun arrisalata)= Muhammad menulis surat.
2. Muta’addi kepada dua maf’ul Muta’addi kepada dua maf’ul terbagi menjadi dua: 1. Bagian yang menasabkan dua maf’ul, yang asal keduanya mubtada’ dan khabar.
–
–
–
–
–
–
–
–
Misalnya: 2. Muta’ Muta’addi yang menasabkan kedua maf’ul yang asalnya bukan asalnya bukan mubtada’ dan khabar. Contoh fi’il yang membutuhkan dua objek : (‘allama)=mengajarkan (‘allama)=mengajarkan (a’ (a’tho)=memberi
(kasaa)=memakaikan
Contoh dalam kalimat
(wattakhodzallaahu ibrohiima kholiila)= dan Allah menjadikan ibrohim sebagai kholil 3.Fiil muta’addi kepada tiga maf’ul Contoh fiil yang membutuhkan tiga objek:
haddasa(menceriterakan) Akhbara (mengkhabarkan)
Contoh:
= aku menceritakan siMuhammad kepadamu akan kebenaran
Jika kita melihat kata-kata yang dipakai, baik yang tidak membutuhkan objek, atau membutuhkan objek satu atau dua dan tiga, bisa kita nalar dengan bahasa indonesia kita, sehingga untuk menentukan dia butuh satu objek atau dua objek, bisa kita ketahui dengan logika kita
FI'IL LAZIM DAN MUTADDI
A. Fi’il lazim 1. Pengertian
, (fiil lazim adalah fiil yang tidak memerlukan maf’ul bih seperti
dan
)
Jadi fi’il lazim adalah fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih atau objek . Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Fi 'il Lazim sama dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan obyek. Berikut beberapa beberapa contoh fi’il lazim No. Fi’il Lazim 1 2 3
Arti Kembali Duduk Tidur
Contoh
Arti Dia Kembali Kamu Duduk Ahmad Tidur
-
4
Turun
Saya Turun
2. Tanda-tanda Tanda-tanda fi’il lazim
Tidak bisa bersambung dengan ha’ dhomir dh omir yang ruju’ pada selainnya masdarnya masdarn ya fi’il dan isim maf’ulnya tidak tam(membutuhkan huruf jar), seperti:
3. Sepesifikasi fi’il lazim Fi’il menjadi lazim sebagai berikut:
(kalau termasuk bab
seperti
(mulia/terhormat),
(bagus), dan
(cantik)).
(termasuk bab penuh.seperti: (haus)
dan artinya menunjukkan warna, cacat, indah, gembira, sedih, kosong, (merah)
(lemah penglihatan)
(lemas)
(gembira)
(sedih)
(kenyang)).
(Atau menunjukkan akibat dari fiil muta’adi yang menashobkan satu maf’ul, seperti: Artinya: “aku telah memecahkan batu itu, maka dia menjadi pecah”. pecah”.yang yang menjadi contoh: dan
Artinya:” Artinya:”aku telah menggelindingkan batu itu, maka dia pyn
menggelinding”. Yang menjadi contoh:
arti muthawa’ muthawa’ah adalah menerima akibat
perbuatan).
(atau berwazan
seperti
(merinding bulu-bulu badan) dan berwazan
seperti
(berkumpul)).
Atau diubah wazannya menjadi
seperti
(faham), seperti dalam kalimat:
(orang itu
faham) 1
Dan sesuatu(fiil) yang menunjukkan makna bersih atau kotor
B. Fi’il Muta’addi 1. Pengertian
(fiil muta’adi adalah fiil yang memerlukan maf’ul bih). fi’il muta’addi adalah fi’il yang tidak hanya cukup memiliki fa’il atau pelaku, atau pelaku, tetapi harus dilengkapi dengan maf’ul bih atau objek. Dalam tata bahasa indonesia fi’il muta’addi sama dengan kata kerja transiti yaitu kata kerja yang membutuhkan objek. Berikut beberapa contoh fi’il muta’addi No. Fi’il Lazim
Arti
Contoh
Arti
1
-
Belajar
Saya belajar bahasa
2
-
Makan
Saya makan nasi
Minum
Saya minum susu
Memukul
Saya memukul anjing
Membaca
Saya membaca buku
-
3
-
4
-
5
2. Tanda-tanda Tanda-tanda fi'il muta’addi
Dapat disambung dengan ha’ dhomir yang tidak meruju’ pada masdar (yakni dhomir maf’ul ma f’ul bih) contoh:
3. Pembagian fi’il muta’addi
Menashabkan satu maf’ulbih dan fi’il ini banyak seperti: dan
(dia telah menulis pelajaran),
(dia telah mengerti masalah itu).
:
,
,
,
,
,
. Menashabkan dua maf’ulbih yang kedua-duanya kedua-duanya bukan berasal dari mubtada dan khobar, seperti: ,
,
,
dan
ssebuah buku) dan
contoh dalam jumlah
(aku telah memberi murid itu
(aku telah memberi yang rajin, suatu hadiah)
:
, . Menashabkan dua maf’ulbih yang asalnya mubtada dan khabar, yaitu fiil-fiil fiil-fiil memberi arti: mengadu/menduga/perkiraan. Dan memberi arti yakin/berkeyakinan. Dan
,
memberi arti
perubahan, contoh: contoh
artinya: “aku kira pemberi berita itu jujur ”. ”. Yang menjadi
dalam
.
.
Menashabkan tiga maf’ul yaitu fiil-fiil fiil-fiil (memberitakan/mengabarkan) dan
.
(memperlihatkan),
(menceritakan). Contoh: artinya:
“Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan (kerugian) bagi
mereka”. AlAl-Baqarah 167. Yang menjadi contoh maf’ulbih yaitu: dhamir
pada
,
dan
4. Fiil menjadi muta’adi apabila:
: Jika dimasuki hamzah ta’diyah, contoh:
“menurunkan taurat dan injil” injil”
: Atau dengan tadh’if pada huruf keduanya, contoh: atas engkau kitab al-qur ’an”. ’an”. Yang jadi contoh:
artinya:” artinya:”dia telah menurankan asalnya:
=turun
: atau menunjukkan arti sama-sama berbuat, contoh:
artinya:” artinya:”aku bergaul sama-sama
duduk berdampingan dengan para ulama”. Yang jadi contoh:
asalnya
=duduk
: Atau berwazan
dan menunjukkan arti menuntut atau hubungan/pandangan contoh: artinya:
“aku (berusaha) mengeluarkan harta”. harta”.
: Atau gugur bersamanya huruf jar, dan tidak terjadi melainkan beserta artinya:” artinya:”Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali dia”. dia”.
atau
, contoh: