FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGALI KABUPATEN BIMA Master Theses from ADLNFKM / 2009-02-18 14:29:31 14 :29:31 Oleh : FAHMI IDHAM IDRIS IDRI S , FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT (
[email protected]) (
[email protected]) Dibuat : 2009-02-18, dengan 0 file Keyword : Leprosy, Length of Contact, Hygiene Behavior, Puskesmas of Ngali Subjek : KEJADIAN KUSTA Nomor Panggil (DDC) : 46 - 08 EPID ABSTRAK Wilayah kerja Puskesmas Ngali merupakan penyumbang penderita kusta terbanyak di Kabupaten Bima. Angka prevalensi Kabupaten Bima tertinggi diantara di antara kabupaten kota yang ada di Propinsi NTB. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari faktor risiko kejadian kusta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case control. Variabel bebas adalah : kontak serumah, lama kontak, sumber air, kebiasaan mandi dan perilaku higiene, sedangkan variabel terikat yaitu kejadian kusta. Sampel kasus adalah total populasi kasus yaitu tanpa perhitungan lagi sebanyak 39 responden dan sampel kontrol dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 39 responden yang diambil secara random, jadi total sampel s ampel sebanyak 78 responden. Nilai OR dilihat dari analisis univariat dengan tabel 2x2 . Dilanjutkan analisis multivariat dengan uji Regresi logistik untuk melihat faktor yang mempengaruhi kejadian kusta. Hasil penelitian dengan tabel 2x2 menunjukkan lama kontak dan perilaku higiene mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian kusta (p<0,05). Berdasarkan hasil hasil uji Regresi l ogistik menunjukkan bahwa lama kontak dengan penderita kusta lama l ama mempengaruhi kejadian kusta (p=0,000;OR=15,238). Artinya orang yang lama kontak 2 tahun atau lebih mempunyai risiko 15,238 kali untuk terkena kusta dibandingkan dengan orang yang lama kontaknya kurang dari 2 tahun t ahun dengan penderita kusta lama l ama.. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lama kontak ko ntak dengan penderita kusta lama mempengaruhi kejadian kusta di wilayah kerja Puskesmas Ngali sehingga perlu dilakukan penemuan penderita kusta baru selain survei kontak juga dengan pemeriksaan anak sekolah dan Rapid Village Survey (RVS) dan Chase Survey yang bertujuan untuk mendapatkan kasus secara dini dan mencari penderita baru dalam lingkup desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ngali. Deskripsi Alternatif : ABSTRACT
Working area of Puskesmas of Ngali is the place pl ace having the biggest number of leprosy cases case s in the district of Bima. Prevalence rate of Bima district is the highest among others in W est Nusa Tenggara Province. The purpose of this research resea rch is to investigate risk factors of leprosy incidence. The design of the research researc h used in this study was case control. The independent i ndependent variables were in-house contact, length contact, water sourc e, frequency of taking a bath and hygiene behavior. The dependent variable was incidence of l eprosy. The sample size was total cases in Puskesmas Ngali as many as 39 person, the controls were people living near the c ase chosen randomly as many as 39 person. Then, data was analyzed with logistic regres sion for determining which factor influencing leprosy incidence. The result of the research s howed that the length of contact have a statistical association to leprosy incidence (p=0,000). Based on multivariate analysis, it showed s howed that the length of contact with the leprosy case influenced the incidence of leprosy (p=0,000; OR=15,238). It means people with 2 years or more length of contact has more risk 15,238 times to get leprosy then those people with length of contact less 2 years. The other variables such as inhouse contact, water source, frequency of taking t aking a bath and hygiene behavior did not have
significant association to leprosy incidence. The research concludes conclusions of t he research was length of contact with the a leprosy case influences the incidence of l eprosy in the working area of Puskesmas Ngali. Thus, the early detection of leprosy case needs to be done. The examination of school-age children, Rapid Village Survey (RVS) and Chase Survey which aims to get earlier cases and figure out new cases in the village area located in the working area of Puskesmas of Ngali needs to b e done, as well.
http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=adlnfkm-adln-s2-2009-fahmiidham1140
Faktor ± Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Kusta Di Kota Ternate Written by Muh. Isa Tauda, Hari Purnomo Kushadiwidjaya, Agnes Sri Siswati Tuesday, 21 April 2009 13:25 -
Latar Belakang. Penyakit kusta masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat dunia terutama di negara berkembang, dan Indonesia merupakan penyumbang penyakit kusta setelah India dan Brazil. Secara medis faktor penyebabnya yaitu kuman mycobacterium leprae, sedangkan risiko penyebab lain belum diketahui secara pasti, diperkirakan faktor lingkungan, keadaan sosial budaya dan ekonomi cukup berperan. Pemerintah menargetkan eliminasi penyakit kusta pada 2010 dengan target prevalensi < 1/10.000 penduduk utamanya di daerah endemis tinggi, Angka prevalensi di propinsi Maluku Utara tahun 2006 (PR 8,5/10.000) dan distribusi penyakit kusta di kota Ternate tahun 2007 (PR 9,8/ 10.0000) Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kusta. Metode. Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan rancangan Case Control. Subjek penelitian adalah penderita kusta yang masih mejalani pengobatan, dengan besar sampel sebanyak 158 orang, yang terdiri dari 79 kasus dan 79 kontrol. Subjek penelitian diperoleh dari register puskesmas priode Juni 2007-Juni 2008, kemudian kontrol disesuaikan dengan umur dan tempat tinggal yang sama. Analisis data yang digunakan yaitu; analisis secara diskriptif, bivariabel dan multivariabel.
Hasil. Hasil penelitian menunjukan faktor risiko yang dominan terhadap kejadian kusta di kota Ternate adalah : riwayat kontak dengan odds ratio 7,88 (p 0,00), pengetahuan dengan odds ratio 3,37 (p 0,00), kepadatan hunian dengan odds ratio 3,25 (p 0,00), status ekonomi keluarga dengan odds ratio 3,14 (p 0,00), dengan tingkat kepercayaan (CI 95%) Kesimpulan. Riwayat kontak, pengetahuan yang rendah, tingkat kepadatan hunian yang tinggi serta keadaan status ekonomi keluarga yang rendah merupakan faktor risiko yang mempunyai hubungan yang kuat, sedangkan faktor lainya dalam penelitian ini hubungannya lemah. Kata Kunci: Penyakit kusta, faktor risiko 1