Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
BAB I PENDAHULUAN Upper Gastro Intestinal Tract terdiri dari esofagus, gaster/maag dan duodenum (OMD). Untuk mendapatkan gambaran OMD, kita tidak dapat menggunakan foto polos karena akan terlihat hitam semua sehingga diperlukan diperlukan bahan kontras. Esofagus dalam keadaan normal lumennya selalu kolaps, tidak tampak pada pemeriksaan foto polos, yang tampak hanyalah udara dalam trakea. Oleh karena itu digunakan bahan kontras melalui pemeriksaan Esofagografi. Esofagografi (barium swallow) merupakan suatu teknik radiografis untuk pemeriksaan esofagus dengan menggunakan media kontras (biasasanya adalah barium sulfat). Pemeriksaan bisa dilakukan dengan single kontras kontras (hanya (hanya barium barium sulfat sulfat saja) serta bisa juga double kontras dengan barium dan udara di mana pasien diberi kristal baking-soda (mirip dengan Alka-Seltzer) untuk lebih meningkatkan kualitas gambar ga mbar.. Barium sulfat merupakan senyawa metalik yang muncul pada sinar-X dan digunakan untuk membantu melihat kelainan pada esofagus dan lambung. Sinar-X diperlukan untuk melihat jalur dari sistem pencernaan yang sudah dipenuhi oleh kontras. X-ray X-ray (radio (radiogra graf) f) adalah adalah tes medis medis invasi invasiff yang yang membant membantu u dokter dokter dalam dalam mendiag mendiagnos nosaa dan mengobati mengobati kondisi kondisi medis. medis. Pencitraan Pencitraan dengan sinar-X sinar-X menggunakan dosis kecil radiasi radiasi pengion untuk menghas menghasil ilkan kan gambar gambar bagian bagian dalam dalam tubuh. tubuh. Sinar Sinar-X -X merupak merupakan an bentuk bentuk tertua tertua dan paling paling sering sering digunakan dalam pencitraan medis. Selain sinar-X, dapat digunakan fluoroskopi yang memungkinkan untuk melihat organ-organ internal dalam gerakan. Bila saluran pencernaan bagian atas dilapisi dengan barium, radiolog dapat melihat dan menilai anatomi dan fungsi dari esofagus, lambung, dan duodenum Esofagografi dilakukan untuk memeriksa pasien yang secara klinis diduga mengalami kelainan esofag esofagus us baik baik karena karena infeks infeksi, i, kongeni kongenital tal,, trauma trauma,, neopla neoplasia sia,, maupun maupun metabol metabolik, ik, mencaku mencakup p hiatal hiatal hernia, achalasia, atresia esofagus, spasme esofagus, striktura esofagus, divertikula esofagus, varises esophagus, dan esofagitis Pemeriksaan esofagografi ini merupakan pemeriksaan yang relatif aman, meskipun demikian setiap pemeriksaan dapat menyebabkan komplikasi tertentu seperti alergi terhadap barium sehingga menyebabkan reaksi anafilaksis dan dapat menyebabkan obstipasi. Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
1
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fungsi Esofagus Esofagus adalah suatu saluran otot vertikal yang menghubungkan hipofaring dengan lambung. Ukuran panjangnya 23-25 cm dan lebarnya sekitar 2 cm (pada keadaan yang paling lebar) pada orang dewasa. Esofagus dimulai dari batas bawah kartilago krikoidea kira-kira setinggi vertebra servikal VI. Dari batas tersebut, esofagus terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pars servikal, pars thorakal dan pars abdominal. Esofagus kemudian akan berakhir di orifisium kardia gaster setinggi vertebra thorakal XI. Dinding esofagus terdiri dari 3 lapisan yaitu: mukosa yang merupakan epitel skuamosa, submukosa yang terbuat dari jaringan fibrosa elastis dan merupakan lapisan yang terkuat dari dinding esofagus, serta otot-otot esofagus yang terdiri dari otot sirkuler bagian dalam dan longitudinal bagian luar dimana 2/3 bagian atas dari esofagus merupakan otot skelet dan 1/3 bagian bawahnya merupakan otot polos. Pada bagian leher, esofagus menerima darah dari a. karotis interna dan trunkus tiroservikal . Pada bagian mediastinum, perdarahan esofagus disuplai oleh a. esofagus dan cabang dari a. bronkial . Setelah masuk ke dalam hiatus esofagus, esofagus menerima darah dari a. phrenikus inferior , dan bagian yang berdekatan dengan gaster di suplai oleh a. gastrika sinistra. Darah dari kapiler-kapiler esofagus akan berkumpul pada v. esofagus, v. tiroid inferior , v. azygos, dan v. gastrika. Esofagus memiliki beberapa daerah penyempitan:
Daerah krikofaringeal, setinggi vetebra servikal VI. Daerah ini disebut juga Bab el Mandeb / Gate of Tear , merupakan bagian yang paling sempit, mudah terjadi perforasi sehingga paling ditakuti ahli esofagoskopi.
Daerah persilangan aorta (arkus aorta), setinggi vetebra thorakal IV.
Daerah persilangan bronkus kiri, setinggi vetebra thorakal V.
Daerah diafragma (hiatus esofagus), setinggi vetebra thorakal X.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
2
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Gambar 1. Anatomi Esofagus
Esofagus diinervasi oleh persarafan simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) dari pleksus esofagus atau yang biasa disebut pleksus mienterik Auerbach yang terletak di antara otot longitudinal dan otot sirkular sepanjang esofagus. Esofagus mempunyai 3 bagian fungsional. Bagian fungsional paling atas adalah upper esophageal sphincter (sfingter esofagus atas), suatu cincin otot yang membentuk bagian atas esofagus dan memisahkan esofagus dengan tenggorokan. Sfingter ini selalu menutup untuk mencegah makanan dari bagian utama esofagus masuk ke dalam tenggorokan. Bagian fungsional utama dari esofagus disebut sebagai badan dari esofagus, suatu saluran otot yang panjangnya kirakira 20 cm. Bagian fungsional yang ketiga dari esofagus yaitu lower esophageal sphincter (sfingter esophagus bawah), suatu cincin otot yang terletak di pertemuan antara esofagus dan lambung. Seperti halnya sfingter atas, sfingter bawah selalu menutup untuk mencegah makanan dan asam lambung untuk kembali naik atau regurgitasi ke dalam badan esofagus. Sfingter bagian atas akan berelaksasi pada proses menelan agar makanan dan saliva dapat masuk ke dalam bagian atas dari badan esofagus. Kemudian, otot dari esofagus bagian atas yang terletak di bawah sfingter berkontraksi, menekan makanan dan saliva lebih jauh ke dalam esofagus. Kontraksi yang disebut Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
3
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
gerakan peristaltik ini akan membawa makanan dan saliva untuk turun ke dalam lambung. Pada saat gelombang peristaltik ini sampai pada sfingter bawah, maka sfingter bawah akan membuka dan makanan masuk ke dalam lambung Esofagus berfungsi membawa makanan, cairan, sekret dari faring ke gaster melalui suatu proses menelan, dimana akan terjadi pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang lunak, proses menelan terdiri dari tiga fase yaitu:
Fase oral: makanan dalam bentuk bolus akibat proses mekanik bergerak
(voluntary) pada dorsum lidah menuju orofaring, palatum mole, dan bagian atas dinding posterior faring terangkat.
Fase faringeal: terjadi refleks menelan (involuntary), faring dan laring bergerak
ke atas oleh karena kontraksi m. stilofaringeus, m. salfingofaring , m.tiroid , dan m. Palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglotis dan sfingter laring.
Fase esofageal: fase menelan (involuntary) perpindahan bolus makanan ke distal
oleh karena relaksasi m. krikofaring , di akhir fase sfingter esofagus bawah terbuka dan tertutup kembali saat makanan sudah lewat.
2.2 Definisi Esofagografi (Barium Swallow) Esofagografi merupakan pemeriksaan esofagus dengan memasukkan bahan kontras. Umumnya dilakukan dengan bahan kontras tunggal (+) tetapi dapat dilakukan juga dengan kontras ganda. Esofagografi ialah pemeriksaan sinar-X yang digunakan untuk menentukan anatomi dari traktus digestif bagian atas. Wanita yang sedang hamil sebaiknya memberitahu dokter yang meminta pemeriksaan serta staf radiologi saat prosedur ini dilakukan. Pemeriksaan ini meliputi pengisian dari esofagus dengan cairan putih (barium).
2.3 Tujuan Esofagografi Untuk menilai kelainan yang terdapat pada esofagus.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
4
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
2.4 Indikasi dan Kontra Indikasi Esofagografi Indikasi:
Esofagografi (barium swallow) dilakukan untuk memeriksa pasien yang secara klinis diduga mengalami kelainan esofagus baik karena infeksi, kongenital, trauma, neoplasia, maupun metabolik. Indikasi esofagografi antara lain:
Atresia Esofagus Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman pertama kali pada saat bayi lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah. Pada esofagografi akan tampak esogafus yang buntu.
Gambar 2. Atresia esofagus
Fistula Trakh eo-Esofagei Fistula Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara esofagus dan trakhea. Pada bayi ini, saat pertama kali diberi minum ASI akan terjadi refleks batuk dan muntah. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO4 karena tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trakea menuju paru-paru dan merangsang terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut dalam air, seperti: dionosil, gastrografin.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
5
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Gambar 3. Fistula Trakheo-Esofagei
Ulkus Esofagus Ulkus esofagus merupakan ulkus pada dinding esofagus yang disebabkan oleh asam lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Pembentukan ulkus juga berhubungan dengan bakteri H. Pylori di lambung, obat-obat anti inflamasi, dan merokok. Nyeri pada ulkus biasanya tidak berhubungan dengan luas atau beratnya lesi. Dapat dijumpai dalam bentuk bentuk: additional defect , star formation, dan spastik (mengkerut). Bila terdapat ulkus pada esofagus misalnya pada posisi jam 12 dan bila difoto dengan posisi jam 3 atau 9 akan terlihat penonjolan ke luar dinding (additonal defect), sedang bila difoto pada posis jam 6 tampak lubang dengan garis-garis di sekitarnya dan membentuk gambaran bintang (star formation), di mana garis-garis tersebut sebenarnya adalah sikatriks. Selain itu dapat pula terlihat di sekitar dinding ulkus terdapat dinding esofagus yang tidak mau berkontraksi (spastik).
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
6
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Gambar 4. Ulkus Esofagus
Diverti kula Esofagus Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat gambaran additional defect berupa kantong-kantong pada dinding esofagus. Divertikula disebabakan oleh traction atau tarikan keluar, yaitu bila ada radang/abses yang sudah sembuh dan kemudian terjadi jaringan fibrotik. Jaringan fibrotik inilah yang akan menarik dinding esofagus. Selain itu divertikula dapat disebabkan oleh pulsion atau dorongan dari dalam, yaitu jika ada proses radang atau benda asing yang tidak diambil setelah beberapa bulan.
Gambar 5. Divertikula Esofagus
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
7
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Spasme Esofagus Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda. Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan anatomis. Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus.
Gambar 6. Spasme Esofagus
Sriktur Esofagus Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran pada foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur dengan spasme dapat diberikan muscle relaxan (buscopan i.v). jika melebar berarti spasme sedangkan bila tetap kecil atau sempit berarti striktura. Selain itu pada striktura, dinding tidak licin. Penyebab striktur esofagus dapat berupa peradangan, trauma, atau proses keganasan.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
8
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Gambar 7. Striktur Esofagus
Achalasia Esofagus Striktura dengan kelainan anatomis kongenital. Kelainan terjadi pada pleksus aeurbachi mesentericus, bila letaknya lebih bawah disebut achlasia gastrik. Terdapat gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltik dan dilatasi regio diatas bagian yang aganglionik. Kelaianan ini mirip dengan megakolon kongenital.
Gambar 8. Achalasia Esofagus
Varises Esofagus Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis hepatis, gizi buruk, kurus, dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esofagus. Terjadi susunan yang berbentuk batubata disebut cobble stone appearance. Terdapat filling defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap. Caranya lubang hidung ditutup kemudian berusaha mengeluarkan nafas sehingga rongga thoraks membesar,
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
9
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
akibatnya vasa esofagus juga membesar sehingga tampak gambaran cobble stone appearance. Varises esofagus disebabkan oleh hipertensi portal. Di sini tekanan menjadi meningkat sehingga terjadi bendungan sirkulasi portal dan cabang-cabang berikutnya membentuk lingkaran yang memberi gambaran bentuk cacing (worm like). Varises esofagus merupakan komplikasi tersering dari sirosis hepatis.
Gambar 9. Varises Esofagus
Massa (tumor) Esofagus Tumor Jinak Berupa polip (tunggal), poliposis (banyak), batas tepi jelas, dan tidak terjadi erosi dasar. Tumor Ganas (Carcinoma Esofagus) Biasanya terdapat pada orang tua, laki-laki > wanita, pada esofagus 1/3 distal. Tipe yang terbanyak berupa adenokarsinoma.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
10
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Gambaran Radiologis: •
•
outline mukosa menjadi irregular dan terjadi defek multipel pada lumen. bila tumornya pada satu sisi disebut fungioid, dua sisi disebut annulair, bila pertumbuhannya menyeruapai polip disebut polipoid.
•
bagian esofagus sebelah proksimal dari tumor akan melebar sedangkan bagian yang ada tumornya menyempit. Daerah lesi bila diberi buscopan tidak melebar.
•
bagian esofagus yang tersering ialah pada anastomose anterior esofagus dan gaster (esofagogaastric junction).
•
terjadi pada 1/3 distal esofagus karena terjadi perubahan epitel dari squamos-kolumner yang menjadi tidak terkendali dan mengalami perubahan ke arah keganasan.
Gambar 10. Tumor Esofagus
Kontra Indikasi :
Megaesofagus Regurgitasi Pasien
dengan suspek perforasi
2.5 Teknik Pemeriksaan Esofagografi Media Kontras : Kontras positif (Barium sulfat) Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
11
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Merupakan kontras media positif untuk orang dewasa. Diencerkan dengan air sesuai kebutuhan. Pada esofagus, lumen dengan aliran kuat dan cepat, konsentrasi kontras harus tinggi (1:1 atau 1:2) atau pekat agar aliran cepat dan perlumuran dinding esofagus menjadi tepat sehingga adanya defek dapat terdeteksi. Pada bayi kurang dari setahun, keluhan muntah dan proyektil, digunakan cairan yang mudah diserap (water soluble), dimasukkan lewat dot/sendok/sonde misalnya gastrografin. Dilakukan pada posis supine sehingga perlumuran bagus. Esofagus normal memiliki dinding lumen yang sangat jelas dan outline jelas.
Gambar 2. Esogafogram Normal
Premedikasi: tidak diberikan Persiapan Pasien:
Tidak diperlukan persiapan secara khusus.
Pasien minum BaSO4, 1 sendok makan ditunggu 2 menit kemudian difoto AP dan Lateral.
Posisi Pasien :
Erect di antara meja pemeriksaan yang diatur vertikal dengan layar fluoroskopi. Diberikan barium sulfat, instruksikan untuk minum beberapa teguk, proses ini diikuti dengan posisi recumbent . Posisi ini memungkinkan pengisian esofagus lebih sempurna terutama bagian proksimal dan diperlukan pada klinis esofagus.
Metode : Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
12
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
Pengambilan gambar radiografi dilakukan secara penuh/spot foto pada daerah daerah yang dicurigai ada kelainan dengan posisi: AP/PA, Oblik (biasanya RAO), Lateral. Bila pemeriksaan dengan kontras ganda, prosedur sama dengan yang di atas, tetapi pada larutan barium dimasukkan kristal kristal CO2 atau dapat juga ditelan sebelum meminum cairan barium.
2.6 Komplikasi Esofagografi Esofagografi biasanya merupakan pemeriksaan yang aman, namun seperti pemeriksaan lainnya, kadang-kadang dapat ditemui komplikasi. Dokter sebaiknya dapat mengenali gejalanya sehingga dapat segera diberikan terapi. Komplikasi esofagografi di antaranya:
Reaksi alergi atau anafilaksis dapat terjadi pada orang yang alergi terhadap barium yang diminum.
Konstipasi.
Aspirasi barium pada trakea.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
13
Esofagografi
Yulita-Putri-Fransisca-Wisye
BAB III KESIMPULAN
Untuk mengetahui adanya kelainan esofagus secara anatomi, sebagai penunjang suatu diagnosa penyakit, dapat digunakan pemeriksaan esofagografi. Esofagografi (barium swallow) merupakan suatu teknik radiografis untuk pemeriksaan esofagus dengan menggunakan media kontras positif (biasanya berupa barium sulfat). Hasilnya disebut esofagogram. Teknik ini dipergunakan untuk memeriksa pasien yang secara klinis diduga memiliki kelainan esofagus baik karena infeksi, kongenital, trauma, neoplasia, maupun metabolik, mencakup hiatal hernia, achalasia, atresia esofagus, spasme esofagus, striktura esofagus, divertikula esofagus, varises esofagus dan esofagitis. Sedangkan pada pasien dengan suspek perforasi dan regurgitasi merupakan hal yang dikontraindikasikan. Pemeriksaan esofagografi merupakan pemeriksaan yang relatif aman, meskipun demikian setiap pemeriksaan dapat menyebabkan komplikasi tertentu seperti alergi terhadap kontras. Adapun diperlukan persiapan, posisi maupun metode pengambilan gambar yang tepat untuk memperoleh hasil yang baik guna membantu menegakkan sebuah diagnosa penyakit.
Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 14 Februari – 19 Maret 2011
14