Tugas Individu Biogeografi Kep. Dan Keanekaragaman Hayati
EKOSISTEM PANTAI BERPASIR
Oleh:
Nama
: Mirawati
NIM
: M11112270
LABORATORIUM KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
EKOSISTEM PANTAI BERPASIR
Pantai Pink di Pulau Komodo (gambar: sofluna.com) Pantai berpasir adalah bentuk pantai yang landai atau datar dengan dominasi pasirnya yang sangat banyak. Pada pantai berpasir memiliki gerakan ombak pengaruh yang menyertai: Ukuran Partikel, Pergerakan Substrat, & Kandungan Oksigen. Pada umumnya pantai berpasir lebih banyak dikenal oleh manusia dibanding dengan jenis pantai yang lain. Hal ini dikarenakan pantai berpasir memiliki manfaat yang sangat banyak dibanding dengan pantai jenis yang lainnya. Pantai berpasir adalah pantai dengan ukuran substrat 0.002-2 mm. Jenis pantai berpasir termasuk dalam jenis pantai dengan partikel yang halus. Sama halnya pada pantai berbatu, pada pantai berpasir juga dibagi dalam beberapa zonasi, yaitu: 1. Mean High Water of Spring Tides (MHWS) rata-rata air tinggi pada pasang purnama. Zona ini berada pada bagian paling atas. Pada daerah ini berbatasan langsung dengan daerah yang kering dan sering terekspose 2. Mean Tide Level (MLS) rata-rata level pasang surut. Zona ini merupakan daerah yang paling banyak mengalami fluktusi pasang surut. Pada daerah ini juga dapat ditemukan berbagai ekosistem salah satunya ekosistem padang lamun. 3. Mean Water Low of Spring Tides (MLWS) rata-rata air rendah pada pasang surut purnama. Zona ini merupakan zona yang paling bawah. Pada daerah ini fliktuasi pasang surut sangat sedikit yang berpengaruh karena daerah ini tidak terkena fluktuasi tersebut. Daerah ini juga bias ditemukan ekosistem terumbu karang.
Menurut Nybakken (1992) zonasi yang terbentuk pada pantai berpasir sangat dipengaruhi oleh faktor fisik perairan. Hal ini nampak dari hempasan gelombang dimana jika kecil maka ukuran partikelnya juga kecil, tetapi sebaliknya jika hempasan gelombang besar maka partikelnya juga akan besar. Pada pantai berpasir hempasan gelombangnya kecil. Secara umum kita dapat membagi kawasan pantai berpasir sebagai kawasan pasang surut karena sangat dipengaruhi oleh pola naik dan surutnya air laut kedalam tiga zona yang merupakan pemilahan dari pola pergerakan pasang surut dan hempasan riak gelombang yang dinamis tersebut. Zona pertama merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut (supratidal), Zona kedua merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal) dan zona ketiga adalah batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal). Pada kawasan pantai yang sesekali dibasahi oleh hempasan riak kecil gelombang, dan pada batas tumbuhnya beberapa tanaman khas pantai seperti pohon kelapa, dan pohon lainnya, kawasan inilah yang di kenal dengan zona supratidal. Kawasan ini hanya sesekali mendapat percikan air pada pasang-pasang tertinggi dan sering terjadi proses pengeringan dengan kontak langsung oleh sinar matahari serta udara pantai, termasuk pengaruh daratan yang lebih dominan terutama oleh aktifitas manusia. Pada kawasan yang lebih rendah yang terus dibasahi oleh air laut saat pasang adalah zona intertidal yang lebih “nyaman” bagi beberapa hewan kecil yang bergerak lincah. Kawasan ini sesekali terendam oleh air saat pasang dan sesekali terjemur oleh teriknya matahari saat surut. Flora dan Fauna Pada kawasan supratidal dan intertidal, banyak di dominasi oleh hewan-hewan yang bergerak cepat untuk mencari makan seperti beberapa jenis kepiting dan atau mengubur diri kedalam pasir seperti beberapa jenis kerang-kerangan (bivalve) dan cacing pantai (Annelida). Khusus pada zona intertidal, hewan-hewan yang membanamkan diri pada pasir (infauna) lebih banyak di jumpai di bandingkan dengan daerah subtidal yang di dominasi oleh hewanhewan kecil yang hidup di atas permukaan pasir (epifauna). Sebagian besar dari hewan-hewan ini adalah hewan yang bergerak aktif atau membenamkan diri dalam pasir (infauna) dan atau melekat pada beberapa substrat padat seperti batuan yang terdapat di sepanjang daerah tersebut.
Ekosistem pantai pasir, merupakan zona litoral yang terkena deburan ombak terusmenerus dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam. Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia, sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi. Pada formasi prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain yang hidup disini ialah Vigna, Spinifex littorius (rumput angin), Crinum asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina. Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir, misalnya kepiting kecil. Manfaat Ekosistem Pantai Ekosistem pantai memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai berikut: 1.
Sumber protein hewani. Pantai adalah tempat para nelayan memulai hari untuk mencari ikan dan banyak sekali sumber dayahewani yang beraneka ragam. Pantai yang landai merupakan daerah potensial untuk budi daya udangwindu dan ikan bandeng.
2.
Areal tambak garam Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada dataran sehingga memungkinkan beberapa wilayah Indonesia yang dekat dengan pesisir pantai dapat digunakan sebagai areal tambak garam sehingga dapat menjadi komoditas bernilai jual dan berkualitas.
3.
Daerah pertanian pasang surut Daerah pantai sering kali dianggap sebagai lahan yang tidak produktif untuk pertanian. Namun jika dikaji lebih dalam ternyata di Indonesia sudah banyak pantai yang dijadikan tempat pertanian pasang surut.
4.
Wilayah perkebunan kelapa dan pisang Pohon kelapa dan pisang merupakan dua jenis tanaman yang mudah tumbuh di mana pun sehinggadua jenis tanaman ini dapat di tanam di pantai.
5.
Objek wisata Wilayah pantai paling banyak dijadikan sebagai objek wisata.
6.
Pengembangan Kerajinan tangan Hewan laut seperti kerang sering dijadikan sebagai kerajinan tangan warga di pesisir pantai