EKOKARDIOGRAFI Definisi: Ekokardiografi adalah teknik modern yang memungkinkan dokter memeriksa jantung tanpa harus memasukkan selang atau kabel ke dalam tubuh atau jaringan tubuh pasien. Teknik ini memakai prinsip dasar gelombang suara ultra, yaitu suara dengan frekuensi yang sangat tinggi, dari 1-10 MHz (megahertz). Aplikasi klinis ekokardiografi: Dokter dapat mendeteksi setiap abnormalitas pada pergerakan dinding jantung, penebalan otot dan penyakit perikardium yang melingkupi jantung (misal: akumulasi cairan yang terbentuk di antara otot jantung dan perikardium) dan volume darah yang telah dipompa dari jantung setiap denyutnya.
M-mode image across aortic valve as well as left
atrium plotted against time. 2-D apical 4-chamber image
Color Doppler image across mitral valve shows evidence of mitral regurgitation; color Doppler scale shown on left indicates Nyquist limit
Terdapat 3 tipe mode gelombang ultra dan teknik kerjanya: 1. Gelombang suara ultra M mode : adalah yang paling sederhana. Terdiri dari gelombang ultra tunggal yang diarahkan pada daerah jantung dinding dada depan. Teknik kerja :
Gelombang ultrasonografi akan dipantulkan dari pertemuan jaringan manapun dan sinyal pantulan ini dapat digunakan untuk membentuk ganbaran struktur jantung. Gelombang tunggal dari ultrasonografi pulsasi dan sinyal yang dipantulkan direkam pada kertas yang bergerak, maka dapat direkonstruksi satu citra dari saluran melalui jantung dari dinding dada ke struktur jantung posterior seperti atrium kiri dan perikard posterior yang terletak jauh dalam dada. Hal ini dikenal sebagai elektrokardiografi M-mode dan dengan transduser membentuk sudut pada berbagai arah dari basis jantung menuju apeks, citra hasil ekokardiografi M-mode bisa didapatkan setinggi katup aorta dengan LA di belakang, setinggi katup mitral, dan setinggi potongan ventrikel kanan dan kiri.
Informasi struktural ditampilkan selama beberapa waktu sehingga didapatkan beberapa siklus jantung pada satu penelusuran. 2. Gelombang suara ultra 2-dimensi : yang paling luas digunakan. menghasilkan gambaran 2-dimensi yang lebih realistis yang oleh komputer diubah ke dalam potongan-potongan gambar. Teknik ini dikenal sebagai teknik ekokardiografi 2-D. Teknik kerja: Pencitraan jantung dua-dimensi bisa didapatkan dengan dua metode dasar.
Pertama, sejumlah elemen ultrasonografi dapat diakumulasikan dalam satu transduser. Tipa elemen dapat menstransmisikan pulsa ultrasonografi secara sekuensial sehingga membentuk citra potongan melintang jantung. Atau, kristal ultrasonografi secara mekanik disapukan melintasi jantung sehingga menghasilkan efek serupa. Citra dua-dimensi yanng dihasilkan dikonstruski dari saru seri garis M-mode individual.
Informasi didapatkan cukup cepat sehingga memungkinkan konstruksi 25 frane per detik sehingga menghasilkan citra real time. Citra ini memungkinkan penilaian struktur jantung dalam format dinamis dan berguna untuk menilai fungsi miokard global dan regional, dimensi ruang jantung, dan kelainan katup jantung. 3. Gelombang suara ultra Doppler : teknik ini dapat mendeteksi pergerakan dan turbulensi aliran darah dalam jantung dan pembuluh darah besar, tidak hanya memberikan informasi srtuktural seperti yang didapatkan dari ekokardiografi melainkan informasi hemodinamik katup dan fungsi ruang-ruang jantung, misalnya fungsi sistolik dan diastolik ventrikel. Dengan teknik ini, gambar dapat ditampilkan dengan warna, dikenal dengan ekokardiografi dopler berwarna (color doppler echo) . Teknik kerja:
Efek Doppler sebetulnya sangat familiar dengan kita semua meskipun mungkin kita tidak mengetahuinya. Ketika sebuah kereta atau mobil mendekati seseorang, nada suara akan meninggi akan ketika menjauh dari pengamat, nadanya menurun. Hal ini disebabkan karena gelombang suara terkompresi pada satu arah dan meregang pada arah lain, yang disebabkan gerakan kereta atau mobil. Semaikn cepat gerakannya, semakin banyak tinggi nada suara berubah. Karena perubahan frekuensi proporsional dengan kecepatan struktur yang bergerak, dalam hal ini aliran darah, maka kecepatan aliran darah dapat diukur dengan akurat.
Kelebihan ekokardiografi: 1. Pemeriksaan dengan ekokardiografi tidak menyebabkan nyeri karena bersifat noninvasif. 2. Selain itu, ekokardiografi juga dapat diulang sesering yang dibutuhkan sehingga ideal bagi pemeriksaan serial pada pasien dengan berbagai kelainan jantung. 3. Ekokardiografi dapat memberikan informasi spesifik dan cepat mengenai keterlibatan katup ketika semua alat penunjang diagnostik lain telah gagal memberikan diagnostik, termasuk katerisasi jantung dan angiografi. Sebagai contoh ruptur otot papilaris akibat infark miokard akut, tumor jantung, vegetasi, aneurisma aorta, kerusakan daun katup, dsbnya. 4. Pemeriksaan katerisasi jantung seperti ventrikulografi kiri dapat menetapkan keparahan regurgitasi katup namun jarang dapat menentukan dengan spesifik faktor penyebabnya (etiologi), tetapi justru dapat dideteksi dengan jelas dengan ekokardiografi. 5. Pemeriksaan dengan ekokardiografi pada kasus penyakit jantung koroner, pemeriksaan dengan ekokardiografi dapat mengenali jumlah miokardium yang beresiko selama iskemia atau infark akut dengan cepat dan tepat. 6. Pemeriksaan dengan ekokardiografi memiliki implikasi prognostik yang penting pada berbagai akibat dari penyakit jantung koroner seperti dalam menetukan tindakan dan pengobatan terhadap pasien infark jantung, pemeriksaan dan keputusan ekokardiografi menjadi sangat bermanfaat karena sanggup membedakan mana yang perlu dilakukan pendekatan bedah atau intervensi non-bedah misalnya angioplasi koroner (PTCA). 7. Pemeriksaan dengan ekokardiografi dan doppler jantung dalam menenetukan hemodinamik jantung sangat penting dalam menentukan diagnosa kelainan jantung secara tepat. Sebagai contoh: pada gagal jantung nonvalvular termasuk hipertensi, miopati, iskemik, penyakit perikard, ekokardiografi sanggup membedakan antara kegagalan fungsi sistolik dan diastolik. Pembedaan ini perlu karena pendekatan pengobatan menjadi berbeda, walaupun keduanya adalah gagal jantung. \ Keterbasan eko:
Meskipun ekokardiografi telah merevolusi evaluasi anatomi dan fungsi jantung, ekokardiografi tetap memiliki sejumlah keterbatasan , yaitu: 1. Ultrasonografi tidak dapat menembus kavitas berisi udara seperti jaringan paru, dan hal ini membatasi lapang pandang ekokardiografi pada prekordium untuk pencitraan ekokardiografi. 2. Selain itu, juga diperlukan latihan-latihan khusus dalam mendapatkan citra ekokardiografi berkualitas tinggi, serta subjektivitas dalam interpretasi. 3. Kecepatan aliran yang melalui katup stenotik atau regurgitas dapat terukur lebih rendah dengan ultrasonografi Doppler jika arah gelombang ultrasonografi berada pada sudut yang besar terhadap aliran darah atau jika jet yang sempit tidak pada posisi yang tepat dengan sinyal Doppler. 4. Perkiraan tinggi (over estimation)kecepatan aliran lebih jarang terjadi, namun gradien katup instantaneus yang didapatkan dangan ultrasonografi Doppler gelombang kontinyu dapat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan gradien yang didapatkan dengan membandingkan tekanan puncak setelah menarik kateter melalui katup (gradien puncak ke-puncak) pada katerisasi jantung. 5. Pengukuran yang dilakukan pada berbagai waktu dan/atau dalam keadaan fisiologis yang berbeda akan menghasilkan nilai yang bervariasi bermakna.
SUMBER : 1. Gray, dawkins, morgan & simpson. 2002. Lecture Notes Kardiologi edisi keempat. Jakarta: penerbit erlangga. 2. www.medscape.com 3. www.lontarui. Nya lupa mik, later i’ll tell you ya.