RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
:
SMK NEGERI 3 MANDAU
Mata Pelajaran
:
DASAR-DASAR PERHITUNGAN SURVEI PEMETAAN
Kompetensi Keahlian
: TEKNIK GEOMATIKA
Kelas/Semester
:
X/Ganjil
Tahun Pelajaran
:
2017/2018
Materi Pokok
:
Pekerjaan Survei dan Pemetaan
Alokasi Waktu
:
3 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
A. Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar 1.1 Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan penggunaan Rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 3.1 Memahami pekerjaan survei dan pemetaan 4.1 Melakukan klasifikasi pekerjaan survei dan pemetaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa mampu meyakini dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 2. Siswa mampu menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan penggunaan Rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 3. Siswa mampu mendefinisikan pengertian survei pemetaan 4. Siswa mampu menemukan tujuan survei pemetaan 5. Siswa mampu menemukan ruang lingkup survei dan pemetaan 6. Siswa mampu menyimpulkan tentang pekerjaan survei dan pemetaan
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat meyakini dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 2. Siswa dapat menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan penggunaan Rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian survei pemetaan 4. Siswa dapat menemukan tujuan survei pemetaan 5. Siswa dapat menemukan ruang lingkup survei dan pemetaan 6. Siswa dapat menyimpulkan tentang pekerjaan survei dan pemetaan
E. Materi Pembelajaran Pertemuan I s/d 5
Ilmu Ukur Tanah/ Survei dan Pemetaan adalah sebagian kecil dari ilmu yang lebih luas, dinamakan Ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai 2 maksud/tujuan yaitu : 1. Maksud ilmiah, yaitu menentukan bentuk permukaan bumi. 2. Maksud praktis, yaitu yang mempelajari penggambaran sebagian besar atau sebagian kecil dari permukaan bumi, yang dinamakan peta. Pada maksud kedua inilah yang sering disebut dengan istilah pemetaan. Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya dapat dibagi 2, yaitu :
Geodetic Surveying adalah
llmu, seni, teknologi untuk menyajikan informasi bentuk
kelengkungan
bumi atau pada keiengkungan bola
Plan Surveying adalah merupakan llmu seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar
Plan surveying di batasi oleh daerah yang sempit yaitu berkisar antara 0.5 derajat x 0.5 derajat atau 55 km x 55 km. 3 bidang perantara pemetaan bumi: 1. Bidang Bidang Ellipsoide adalah bila luas daerah lebih besar dari 5500 Km2 2. Bidang bulatan adalah elips dari Bessel mempunyai sumbu kurang dari 100 km 3. Bidang datar adalah bila daerah mempunyai ukuran terbesar tidak melebihi 55 km (kira-kira 10 jam jalan). Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu : a) Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV) b) Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH) c) Pengukuran Titik-titik Detail Kegiatan -kegiatan dalam ilmu ukur tanah meliputi: a. Pengambilan data (proses mendapatkan data dari lapangan) b. Pengolahan data c. Penyajian data
Pengambilan data adalah proses mendapatkan data dari lapangan, pelaksanaannya didasarkan pada aturan aturan tertentu Pengolahan data adalah proses mengolah data. Dalam hal ini membutuhkan pengetahuan matematika seperti ilmu ukur analitik dan trigonomtrik Penyajian data adalah proses menyajikan data yang salah satu bentuknya adalah PETA. Peta harus memberikan informasi yang benar. Kebenaran informasi akan dijadikan bahan untuk merencanakan sesuatu.
Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan. Tujuan Survei dan Pemetaan Secara umum, tujuan Survei dan Pemetaan adalah menerapkan bagaimana cara : 1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi. 2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau di bawah suatu bidang
yang berpedoman pada permukaan air laut rata – rata/ Mean Sea Level (MSL).
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda – benda yang ada dipermukaan tanah tersebut. 4. Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain yang terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu areal tertentu.
A
C
B
Titik A terletak
Titik B terletak
Titik C terletak
di atas permukaan
dibawah permukaan
pada
tanah
tanah
Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan antara lain :
permukaan tanah
a.
Badan Pertanahan Nasional (BPN), untuk menentukan batas-batas tanah milik pemerintah, milik perorangan dan milik swasta sehingga dapat untuk membuat Sertifikat Hak Milik (SHM), menentukan besarnya pajak kepada pemerintah/ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b.
Kementrian pekerjaan umum dalam rencana pembuatan jalan, saluransaluran/parit-parit dan irigasi besar kecil sebagaimana disebut dalam ruang lingkup diatas.
c.
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang menentukan batas-batas sebuah negara dengan negara tetangganya (menentukan batas negara harus diukur oleh kedua belah pihak dengan perjanjian-perjanjian bersama dan dilindungi oleh undang-undang).
d.
Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) tentang batas – batas tambang minyak, tambang batu bara, tambang emas dsbnya.
e.
Jawatan
Topografi Angkatan Darat, dibidang kemiliteran, dalam penentuan situasi Medan
Pertempuran. f.
Maritim, parawisata, transmigrasi dan pembuatan proyek - proyek
kecil maupun proyek besar
dan pemeliharaannya. g.
Perancanaan Tata Kota dll.
h.
Mengadakan pengukuran tanah untuk pemetaan dengan skala-skala tertentu dari data –data lapangan dipindahkan di atas kertas yang disebut PETA.
i.
Fotogrametri yaitu pengukuran yang salah satu unsurnya menggunakan foto udara.
j.
Pengukuran hidografi yaitu pengukuran untuk mendapatkan gambar permukaan dasar laut dan lain-lain.
k.
Selain hal tersebut, luas tanah juga diperlukan untuk perencanaan kotamadya, perluasan suatu daerah, rencana jalan, rencana pengairan, dan rencana transmigrasi.
F. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan berfikir
: Sientific
2.
Model Pembelajaran
: Discovery learning
3.
Metode Pembelajaran
: Observasi, diskusi dan tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 s/d 3
Langkah-Langkah Pembelajaran 1.
Pendahuluan
Waktu
1.
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
2.
Melakukan pengkondisian peserta didik
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4.
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
5.
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
2.
untuk
memulai pembelajaran 10 Menit
Kegiatan Inti
A. Pemberian rangsangan
•
(Stimulation);
cermat terkait tujuan survei dan pemetaan
B. Pernyataan/identifikasi masalah
Siswa mengamati benda-benda dalam ruangan kelas dengan
•
Siswa mengamati dan menyimak penjelasan dari Guru
•
Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan idetifikasi
(problem
terhadap panjang, lebar dan tinggi benda-benda didalam
statement)
ruangan yang berkaitan dengan tujuan survei pemetaan disertai alasannya. •
Peserta didik melakukan identifikasi terhadap panjang, lebar dan tinggi benda-benda didalam ruangan yang berkaitan dengan tujuan survei pemetaan disertai alasannya.
•
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok melakukan identifikasi alasan apakah panjang, lebar dan tinggi bisa menentukan kedudukan dipermukaan bumi,dan apa saja yang bisa menentukan kedudukan dipermukaan bumi selain panjang, lebar dan tinggi serta bagaimana kedudukan benda dipermukaan bumi.
•
Peserta didik melakukan proses identifikasi melalui diskusi kelompok dan menulisakan hasil identifikasinya dalam lembar notulensi.
•
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat hipotesa mengenai tujuan survei dan pemetaan.
•
Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk membuat hipotesa mengenai tujuan survei dan pemetaan..
C. Pengumpulan data
•
(Data Collection)
Siswa mengeksplorasi perbandingan panjang, lebar dan tinggi benda yang satu terhadap benda lainnya melalui diskusi kelompok dan menyimpulkan tujuan survei pemetaan
•
Siswa bertukar informasi kepada peserta kelompok mengenai perbandingan panjang, lebar dan tinggi benda yang satu terhadap benda lainnya melalui diskusi kelompok dan menyimpulkan tujuan survei pemetaan
155 menit
D. Pembuktian (verification)
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membandingkan hasil pencarian data dan informasi dari observasi, buku sumber dan internet dengan hasil hipotesa di awal mengenai tujuan survei dan pemetaan.
Siswa secara berkelompok berdiskusi membuat tujuan dari survei dan pemetaan
E. Menarik
kesimpulan
(generalization)
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang dikaji.
Siswa secara berkelompok membuat kesimpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya dalam lembar notulensi.
Siswa (perwakilan kelompok) mempresentasikan hasil kesimpulannya di depan kelas secarabergiliran mengenai tujuan survei pemetaan yang telah dibuat kelompoknya.
Siswa dari kelompok lain menanggapi presentasi dari tujuan survei dan pemetaan yang di tampilkan.
Siswa antar kelompok berdiskusi untuk menghasilkan kesimpulan yang paling tepat.
3.
Penutup (15 menit)
1. Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang tujuan survei pemetaan 2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran. 3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. 4. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
Pertemuan 4s/d 5
Langkah-Langkah Pembelajaran 1.
Waktu
Pendahuluan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk
memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik 3. Guru menyampaikan
informasi cakupan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
10 Menit
mengaitkan materi sebelumnya
2.
Kegiatan Inti
A. Pemberian rangsangan
•
(Stimulation);
B. Pernyataan/identifikasi masalah
Guru meminta peserta didik untuk menyebutkan macam-macam profesi
•
Peserta didik menyebutkan macam-macam profesi
•
Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan idetifikasi
(problem
terhadap profesi tersebut, mana yang berhubungan dengan
statement)
kegiatan survei pemetaan •
Peserta didik melakukan identifikasi terhadap terhadap profesi tersebut, mana yang berhubungan dengan kegiatan survei pemetaan disertai alasannya.
•
Peserta didik melakukan proses identifikasi melalui diskusi kelompok dan menuliskan hasil identifikasinya dalam lembar notulensi.
•
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat hipotesa mengenai ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan.
•
Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk membuat hipotesa mengenai ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan
C. Pengumpulan data
•
(Data Collection)
Siswa mengeksplorasi profesi yang berhubungan dengan survei pemetaan dan menjadi ruang lingkup survei pemetaan
•
Siswa bertukar informasi kepada peserta kelompok mengenai ruang lingkup survei pemetaan
•
D. Pembuktian (verification)
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk mencari tahu tentang profei yang berhubungan dengan survei pemetaan dan menjadi ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan
•
Siswa secara berkelompok berdiskusi mencari tahu tentang profei yang berhubungan dengan survei pemetaan dan menjadi ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan
E. Menarik
kesimpulan
(generalization)
•
Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang dikaji.
155 menit
•
Siswa secara berkelompok membuat kesimpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya dalam lembar notulensi.
•
Siswa (perwakilan kelompok) mempresentasikan hasil kesimpulannya di depan kelas secara bergiliran mengenai ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan.
•
Siswa dari kelompok lain menanggapi presentasi dari ruang lingkup pekerjaan survei pemetaan yang di tampilkan.
•
Siswa antar kelompok berdiskusi untuk menghasilkan kesimpulan yang paling tepat.
3.
Penutup (15 menit)
1.
Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang tujuan survei pemetaan
2.
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3.
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan
4.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
5.
Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
H. Sumber Belajar 1. Contoh teks dari internet 2. Materi dari buku Ukur Tanah.
I.PENILAIAN Penilaian menggunakan intrumen tes. Indikator pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk penilaian
Intrumen
Mengetahui Survei pemetaan
Tes tulis
Tes uraian
Berdasarkan tes berikut, Uraikanlah pengertian dari survei pemetaan!
Tuliskan dan jelaskan 3 bidang perantara pemetaan bumi!
Tuliskan 3 kegiatan dalam ilmu ukur
tanah!
Uraikan 3 bagian besar ilmu ukur tanah!
Mengetahui Tujuan Survei Pemetaan
Uraikan tujuan survei pemetaan!
Tuliskan perbedaan panjang, lebar dan tinggi pada ilmu ukur tanah! Mengetahui Ruang Lingkup survei Pemetaan
Pedoman penskoran
Tes tulis
Tes uraian
Uraikanlah ruang lingkup survei pemetaan min 5
:
Soal no 1 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 15 Soal no 2 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 15 Soal no 3 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 10 Soal no 4 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 15 Soal no 5 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 15 Soal no 6 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 10 Soal no 7 dijawab dengan benar dan sempurna skor maksimalnya 20
Mengetahui, Kepala Sekolah SMK N 3 Bathin Solapan
Guru Mata Pelajaran DSP
Agus Subagiyo,ST,.M.Si
Heni Susanti, S.Pd
NIP. 19740801 200701 1 004
NIP.19841015 201503 2 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
:
SMK NEGERI 3 MANDAU
Mata Pelajaran
:
DASAR-DASAR PERHITUNGAN SURVEI PEMETAAN
Kelas/Semester
:
X/Ganjil
Materi Pokok
:
Pekerjaan Survei dan Pemetaan
Alokasi Waktu
:
5 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
B. Kompetensi Inti 1.
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik penjelasan
rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menggunakan Rumus-rumus dasar pekerjaan
3.2 Memahami prumus-rumus dasar pekerjaan survei dan pemetaan 4.2 Menerapkan rumus-rumus dasar pekerjaan survei pemetaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa mampu menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik
penjelasan rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 2. Siswa mampu Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menggunakan Rumus-rumus dasar pekerjaan 3. Siswa mampu menghitung jarak dalam pekerjaan survei pemetaan 4. Siswa mampu menghitung luas dalam pekerjaan survei pemetaan 5. Siswa mampu menghitung volume dalam pekerjaan survei pemetaan 6. Siswa mampu menghitung koordinat titik D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik penjelasan
rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 2. Siswa dapat Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menggunakan Rumus-rumus dasar pekerjaan 3. Siswa dapat menghitung jarak dalam pekerjaan survei pemetaan 4. Siswa dapat menghitung luas dalam pekerjaan survei pemetaan 5. Siswa dapat menghitung volume dalam pekerjaan survei pemetaan 6. Siswa dapat menghitung koordinat titik
E. Materi Pembelajaran Pertemuan VI dan
X
Perhitungan jarak Mengukur jarak lapang, datar dan vertikal Salah satu variabel yang diukur dalam pengukuran lapangan adalah jarak antar 2 titik. Di lapangan, jarak dapat diukur dengan berbagai alat. Semua jarak yang diukur di lapang disebut dengan jarak lapang. Jarak lapang dapat disebut sebagai jarak antar 2 titik yang mengikuti bentuk permukaan bumi.
Jarak ini harus diukur pada tinggi yang sama, misalnya setinggi pinggang.
Dalam pengolahan data, jarak lapang harus diubah menjadi jarak datar dan jarak vertikal. Jarak datar antara dua titik dapat didefinisikan sebagai jarak antar proyeksi kedua titik tersebut di bidang datar, dengan demikian semakin curam posisi lapang semakin pendek jarak datarnya. Jarak datar ini yang digunakan dalam penggambaran di peta. Jarak vertikal antar dua titik adalah jarak dari sebuah titik ke bidang datar yang melewati titik lainnya. Jarak vertikal ini umumnya disebut dengan beda tinggi antar dua titik. Perhatikan gambar sederhana di atas, untuk memahami jarak lapang (JL), jarak datar (JD) dan jarak vertikal (JV). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak yang umum digunakan adalah pita ukur. Pita ukur untuk keperluan pengukuran yang cermat terbuat dari logam. Tetapi karena alat ini berat, orang lebih menyukai pita ukur yang terbuat dari plastik karena lebih ringan dan mudah dibawa-bawa. Pengukuran batas di hutan-hutan tropika merupakan kerja yang berat, karena itu alat yang digunakan sebaiknya alat yang ringan walaupun ketelitiannya kurang. Perlu diketahui bahwa semua kesalahan akibat pengukuran panjang dan sudut akan dapat dikoreksi, kalau ada titik-titik kontrol yang sudah diketahui kordinatnya. Seringkali pita ukur mempunyai dua skala, yaitu skala dalam meter dan skala dalam feet. Sebelum pengukuran dimulai harus jelas dahulu mana satuan yang akan digunakan, agar jangan sampai terjadi salah baca satuan. Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pita ukur adalah pita harus kencang dan pembacaan di mulai dari titik nol. Untuk mengukur panjang garis di peta kita dapat menggunakan mistar biasa, kalau garisnya lurus. Kalau garisnya berlekuk-lekuk, ada alat berprinsip odometer yang dapat digunakan. Alat ini mempunyai roda kecil di ujungnya untuk menyusuri garis yang diukur. Pada alat tersebut ada mekanis yang menghubungkan putaran roda dengan jarum skala. Jika roda berputar 1 kali berarti ia sudah menempuh jarak sebesar
π×diameter roda. Dari banyaknya putaran roda bisa dihitung besarnya jarak
garis yang ditempuh. Kalau jarak lapang diperoleh dari pengukuran, maka jarak datar diperoleh sebagai hasil hitungan.
Pengukuran di bidang yang rata, seperti lapangan sepakbola atau rawa-rawa, akan menghasilkan jarak datar yang sama dengan jarak lapang. Tetapi bentuk lapang pada umumnya bergelombang, karena itu jarak datar diperoleh melalui perhitungan. Demikian pula halnya dengan jarak vertikal atau beda tinggi. Ke dua jarak tersebut dapat dihitung kalau jarak lapang dan kemiringan lapangnya diketahui. kemiringan dari bidang datar diketahui
sebesar
α0 maka
Kalau
:
Jarak datar
= Jarak lapang × Cos α0
Jarak vertikal (Beda Tinggi)
= Jarak lapang × Sin α0
Misalnya diketahui dari hasil pengukuran bahwa jarak lapang antar titik A dan B adalah 50 meter, sedang kemiringan
AB
sebesar 190 , maka
Jarak datar
= 50 m × Cos 190 =
47.3 m
Jarak vertikal (Beda Tinggi)
= 50 m × Sin 190 =
16.3 m
Metode Pengukuran Jarak Ada beberapa metode pengukuran jarak yang dapat dilakukan, antara lain : 1). Dengan metode kira-kira Metode ini digunakan untuk menentukan jarak secara kasar, yaitu melakukan kira-kira, misalnya dengan pandangan secara fisual, melalui waktu tempuh dan kecepatan jalan atau kendaraan. Contoh : Waktu tempuh antara kota A dan B = 2,5 jam Kecepatan kendaraan rata-rata 60 km/jam Jarak antara kota A dan B = 2,5 jam x 60 km/jam = 150 km 2). Dengan Metode Langkah (Pacing) Metode ini juga tergolong kasar, yaitu dilakukan dengan menghitung langkah anatara titik-titik yang diukur dan mengetahui standar panjang langkah dari pelaksana. Jarak diperoleh dengan mengalikan jumlah langkah antara titik yang diukur dengan panjang langkah yang bersangkutan. Contoh : Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 langkah Rata-rata panjang langkah = 60 cm . Jarak antara titik A dan B = 120 langkah x 60cm/langkah = 7.200 cm = 72 m 3). Metode Skala Peta Metode ini juga tergolong kasar, yaitu menentukan jarak dari peta. Dengan mengetahui jarak lurus atau jarak jalur yang menghubungkan antara dua titik dan skala petanya, maka jarak lurus atau jarak sesuai jalur dapat dihitung, jengan persamaan berikut :
Jarak di lapangan (sebenarnya) antara dua titik = jarak di peta x skala peta Contoh : Jarak antara dua titik di peta = 6,2 cm . Skala peta 1 : 25.000, maka Jarak sebenarnya antara dua titik itu = 6,2 cm x 25.000 = 155.000 cm = 1,55 km 4). Pengukuran Jarak Dengan Odometer Metode pengukuran jarak dengan Odometer merupakan metode sederhana hampir mirip dengan metode langkah, yaitu mengukur jarak dengan menghitung jumlah putaran roda yang kelilingnya diketahui, bila roda tersebut digelindingkan antara dua titik pengukuran. Jarak dihitung dengan persamaan berikut : Jarak = Jumlah putaran roda x keliling roda
5). Pengukuran Jarak Dengan Meteran Disebut dengan istilah Taping, yaitu pengukuran jarak menggunakan tape atau pita ukur berupa rol meter atau rantai ukur (Irvine, 1995). Ada 3 metode memperoleh jarak mendatar dengan meteran, yaitu: 1) Metode koreksi 2) Metode taping bertingkat 3) Breaking taping Pengukuran jarak mendatar dengan meteran pada lahan miring selain diperlukan patokan untuk menandai titik-titik yang diukur, juga diperlukan unting-unting untuk menempatkan angka meteran dengan patok dititik pengukuran bahkan pengukuran mengontrol datar tidaknya meteran di anjurkan menggunakan nico tangan
Teknik / cara mengukur
beda tinggi.
Ada beberapa cara penentuan beda tinggi antara dua titik, yaitu :
Penempatan
Pesawat penyipat datar diatas salah satu titik.
Penempatan
Pesawat penyipat datar antara dua titik.
Penempatan
Pesawat penyipat datar diluar titik.
a. Penempatan
Pesawat penyipat datar diatas salah satu titik.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan cara menempatkan pesawat penyipat datar diatas salah satu titik.
B A
Gambar
: Penempatan pesawat penyipat datar diatas salah satu titik.
Pada gambar diatas, penempatan pesawat penyipat datar diatas titik B, pesawat penyipat datar distel sehingga siap untuk melakukan pembacaan,tinggi garis bidik a diukur dari atas pemukaan titik / patok B. Arahkan teropong pesawat ke rambu ukur dititik A dan baca bacaan benang tengahnya b. Bacaan b ini merupakan jarak antara alas rambu ukur dengan b. Maka beda tinggi antara titik A dan titik B
b. Penempatan
=
t = b – a.
Pesawat penyipat datar antara dua titik.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan cara menempatkan pesawat penyipat datar diantara dua
titik.
v
Gambar
: Penempatan
Pesawat penyipat datar antara dua titik.
Jarak antara pesawat penyipat datar dengan rambu ukur di titik A dan rambu ukur di titik B usahakan sama ( di tengah – tengah ). Stel pesawat penyipat datar sehingga siap untuk melakukan pembacaan. Arahkan teropong pesawat ke arah rambu ukur A, lakukan pembacaan pada rambu ukur A misalnya bacaan a. Kemudian arahkan teropong kearah rambu B,lalu lakukan pembacaan rambu ukur B, misalnya bacaan b. Maka beda tinggi antara titik A dan titik B = t = b – a.
c. Penempatan
Pesawat penyipat datar diluar titik.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan cara menempatkan pesawat penyipat datar diluar dua
titik.
A
B
Gambar
: Penempatan
Pesawat penyipat datar antara dua titik.
Tidak selalu mungkin menempatkan pesawat penyipat datar diantara / ditengah – tengah antara dua titik A dan titik B,karena ada hambatan misalnya sungai atau bangunan. Oleh karena itu pesawat penyipat datar harus ditempatkan diluar sebelah kiri atau kanan titik A atau titik B. Stel pesawat penyipat datar sehingga siap untuk melakukan pembacaan. Arahkan teropong kearah rambu ukur A, kemudian lakukan pembacaan rambu ukur A,misalnya a. Kemudian arahkan teropong ke arah rambu ukur B,kemudian lakukan pembacaan rambu ukur B, misalnya b. Maka beda tinggi antara titik A dan titik B adalah t = b – a. Dari ketiga cara diatas,cara penempatan pesawat penyipat datar diantara dua titik adalah yang paling baik / teliti. Mengapa demikian ? Karena kesalahan yang mungkin masih ada pada pengaturan dapat saling memperkecil,apalagi jarak antara pesawat penyipat datar dengan kedua rambu ukur dibuat sama,maka dapat menghilangkan pengaruh tidak tidak sejajarnya
garis bidik dengan dengan garis arah nivo.
Untuk mendapat beda tinggi antara dua titik selalu diambil pembacaan rambu ukur belakang dikurangi dengan pembacaan rambu ukur muka, t = b – m. Bila ( b – m ) > 0 berarti titik
muka lebih tinggi dari pada titik belakang,
Bila ( b – m ) < 0 berarti titik
muka lebih rendah dari pada titik belakang,
Bila ( b – m ) = 0 berarti titik
muka sama tinggi dengan titik belakang.
Cara – cara menghitung tinggi titik. Setelah
beda tinggi bisa dihitung, maka selanjutnya tinggi titik bisa dihitung pula.
Ada dua cara
untuk menghitung tinggi titik – tinggi titik ,yaitu :
Menggunakan beda tinggi . Menggunakan tinggi garis bidik. Menghitung tinggi titik dengan menggunakan beda tinggi .
v
B
A
Gambar
: Gambar menyipat datar.
Dari hasil pengukuran seperti tergambar diatas, bacaan rambu ukur A = 2.255 dan bacaan rambu B = 1.855 , bila diketahui tinggi titik A
= 450.500 m. Berapa tinggi titik B ?
Maka hitungan tinggi titik B yaitu : Beda tinggi titik A dan titik B = bacaan rambu ukur B – Bacaan rambu ukur A = 1.885 – 2.255 =
- 0.470 m.
Maka tinggi titik B
= Tinggi titik A + Beda tinggi titik A dan titik B
= 450.500 + (- 0.470 ) = 450.030 m. Menghitung tinggi titik dengan menggunakan
tinggi garis bidik.
tgb
B
A
Gambar
=
Dari hasil pengukuran seperti tergambar diatas, bacaan rambu ukur A = 2.255 dan bacaan rambu B = 1.855 , bila diketahui tinggi titik A = 450.500 m. Berapa tinggi titik B ? Maka hitungan tinggi titik B yaitu : Bacaan rambu ukur A = 2.255 adalah merupakan tinggi garis bidik, maka tinggi titik B = Tinggi titik A + tinggi garis bidik - bacaan rambu ukur B = 450,500 + 2.255 – 1.855 = 450,030 m
Mengukur Luas Lapangan Menghitung hasil pengukuran Luas Dengan Cara Koordinat Contoh Soal: 1. Dengan Rumus Silang
Station
Koordinat
X
2 x Luas
Y
A
+3
+4
2 x luas = (3 x 3) - (4 x 6) = 21 - 24 = -3
B
+6
+7
= (6 x 2) - (7 x 8) = 12 - 56 = -44
C
+8
+2
= (8 x 4) - (2 x 3) = 32 - 6 = 21
A
+3
+4
Jumlah harga mutlak = -21 jadi luas tersebut = ½ x 21 = 10.50 m2
2. Jika Peta terletak di kwadran I, II, III dan IV Lihat Gambar.
Y D(-1,+5) C(+4,+3) kw. I (+x,+y)
Kw IV (-x,+y)
B (+6,-1) E(-3,-2) A(+2,-3) kw. III (-x,-y) (+x,-y)
Luas gambar dapat dihitung dengan sistem koordinat
kw. II
S
Koordinat
o Station a
X
2X Garis
Y
(double
Cara
Cara
2 x luas
Silang
Beda Y
X)
l AL
+2
-3
AB
+8
+2
+16 +40
(2x-1)-(3x6) =16
Ba
+6
-1
BC
+10
+4
+6
(6x3) -(-1x4)=22
Ct i D h E a A S
+4
+3
CD
+3
+2
-1
+5
DE
-4
-7
+1
(-1x-1)-(5x-3) =17
-3
-2
EA
-1
-1
jml = 91
(-3x-3)-(-2x2) =13
+2
-3
Luas=
jumlah =91
1/2x91= 45.50 m2
luas=1/2x91= 45.50 m2
O A
+28
(4x 5)-(3x-1)=23
L LATIHAN : 1. Hitunglah luas sebuah bidang tanah yang dibatasi titik ABCDEF yang masing-masing titik mempunyai koordinat sbb : A = (1, 3)
C = (8, 7)
E = (7, 11)
B = (7, 2)
D = (10, 8)
F = (1, 8)
2. Sebuah bidang tanah yang dibatasi titik ABCDEFG, masing-masing titik-titik mempunyai koordinat : A = (2, 2) C = (10, 4)
E = (5, 7) G = (1, 5)
B = (8, 1) D = (8, 8)
F = (3, 8)
Ditanya :Luas bidang tanah yang dibatasi oleh titik- titik tersebut di atas
Menghitung Hasil Pengukuran Luas Dengan Cara Rangkaian Segitiga
II
A
I
C
B
JALAN III
D E
H
IV V VI
F
N LA
G
JA
Untuk meyelesaikan luas bidang tanah seperti gambar di atas, kita harus membagi segi diatas menjadi beberapa rangkaian segitiga. Kemudian cara menyelesaikannya sebagai berikut: Luas segi tiga I + Luas segi tiga II + Luas segi tiga III + Luas segi tiga IV + Luas segi tiga V + Luas segi tiga VI. Untuk luas segitiga I : B
h
a
A
b
=√S (S - a) (S - b) (S - h)
Luas S
H
=1/2 (a + b + h)
=1/2 keliling
Untuk luas segitiga II : B
h
c
II
C
b
H Luas
=√S (S - b) (S - c) (S - h)
S
=1/2 (b + c + h)
=1/2 keliling
Untuk luas segitiga III :
C D III H
h
c
D
Luas
=√S (S - c) (S - d) (S - h)
S
=1/2 (c + d + h) =1/2 keliling
Untuk luas segitiga IV :
D
e
h IV
H
d
Luas
=√S (S - d) (S - e) (S - h)
S
=1/2 (d + e + h) =1/2 keliling
E
Untuk luas segitiga V :
E
F
h V
H
e
F
Luas
=√ S (S - e) (S - f) (S - h)
S
=1/2 (e + f + h) =1/2 keliling
Untuk luas segitiga VI : H
g
fVI
F
h
G Luas
=√ S (S - f) (S - g) (S - h)
S
=1/2 (f + g + h) =1/2 keliling
Luas bidang yang beraturan di atas: L = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6
Bila melihat gambar di atas, kita akan mendapatkan titik-titik ABCDEFG yang membentuk sudut. Untuk mengetahui besarnya sudut, dalam pengukuran itu kita menggunakan alat yang didebut Kompas/Theodolite. Latihan: A
B
1.
F
E
D
C
Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar diatas panjang sisi-sisinya: AF = 30 m
AB = 55 m
AE = 25 m
DE = 8 m
BD = 33 m
FE = 10 m
DC = 11 m
AD = 32 m
BC = 32,50 m
Hitunglah luas bidang di atas ! 2. Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar di bawah ini. Ditanya : tentukan luas bidang tersebut!
C
B
D
E
A
F
Panjang sisi-sisinya: AB = 17,50 m
AF = 10 m
AC = 19,80 m
BC = 9 m
AD = 22,50 m
CD = 9,50 m
EF = 10 m
AB = 18 m
DE = 8 m
Menghitung Volume Galian atau Timbunan P2 P1 α1 U
A
Luas setiap segitiga Δ AP1P2 = 1/2 ( A P1 x A P2 ) x sin ɑ1
Luas lapangan / areal pengukuran = Ʃ luas Δ
Volume =Ʃ luas x tinggi timbunan rata-rat (h) H = tinggi rencana - tinggi masing-masing titik Banyak titik
Menghitung Koordinat Sudut jurusan / Azimut
ini diberi simbol , bila ditentukan arah A ke titik B, maka sudut
jurusan dari A ke B= A B,
sudut jurusan dari B ke A= B A
( Lihat gambar di
bawah ).
UTARA
UTARA
AB
Azimuth AB =
AB
Azimuth BA =
BA
Contoh perhitungan Azimuth -
Dicari
: Azimuth titik 26 ke titik 25
( 26 - 25 )
-
Diketahui : data koordinat ( lihat tabel di bawah )
Koordinat No. TITIK X
Y
265 189.16
26
U U
637 047.12
Titik berdiri
26 d
26. 25
pesawat 264 973.33
25
25
636 973.33
Titik target
X
Y
215.83
47.78
2. Langkah Dasar Perhitungan Azimut
a.
dan
Y , dengan cara koordinat titik
25 dikurangi koordinat titik 26. d
Y
halaman 2 b.
Y
-215.83,
X
X
Dengan rumus
:
Lihat
hasil hitungan selisih koordinat di
25
c.
X
Menghitung selisih koordinat
26
tg =
- 47. 78 = 0 . 22138 - 215. 83 = 12 28 58
tg =
x y
- 47.78
d.
Kita dapat menghitung jarak 26 – 25 dengan rumus
d = y 2 + x2
Rumus 1
= 47.78 2 + 215.83 2
= 221.055 m
atau Rumus 2
d=
y sin
=
47.78 0.21615
= 221.055 m
=
215.83 0.97636
= 221.055 m
atau Rumus 3
d=
x cos
Untuk mengontrol kebenaran perhitungan azimuth ( ) adalah dengan cara menghitung jarak ( d ) dengan menggunakan rumus 2 dan 3 kemudian hasilnya dicocokan dengan perolehan rumus 1.
3.
Perhitungan
Azimut :
5
P 1( X,Y,Z )
3
4
P5 Linier
2
P3
P4
P 2 ( X,Y,Z )
Terlihat gambar Poligon terikat sebagian seperti diatas, diumpamakan titik
P 1 dan P 2
koordinatnya sudah diketahui, maka Azimuth P1P2 dapat diketahui, dengan cara :
XP1 Azimuth P1P2 = tg. P1P2 =
XP2
YP1 - YP2
Dengan diketahuinya Azimuth P1P2 dan besaran sudut ( ) P2, P3, P4, dan seterusnya maka
P2P3 , P3P4 ; P4P5 dan seterusnya dapat dicari sebagai berikut : P2P3 = P1P2 + P2
- 180
P3P4 = P2P3 + P3
- 180
P4P5 = P3P4 + P4
- 180
dimana :
= Sudut Jurusan ( Azimut )
P1P2
= Notasi Poligon
= besaran sudut terukur
Dengan cara yang sama perhitungan azimut dilanjutkan untuk titik poligon berikutnya, sesuai jumlah poligon yang direncanakan. Contoh : Perhitungan Azimuth
P2P3
=
P1P2 P2
Diketahui : Poligon terikat sebagian seperti gambar diatas.
180
Koordinat titik P1 : X =
2050,57
P2 : X = P2 =
Ditanyakan
Y = 6180,30
2062,14
Y = 6270,92
125 59’
P3 =
223 32’
P4 =
115 40”
: P2P3 = P3P4 = P4P5 =
Jawab
: P1P2= Tg =
XP1 - XP2 YP1 - YP2 =
2050.57 2062.14 1157 . 6180.30 6270.92 90.62
P1P2 = 7 16’ 33” + 180 00’ 00” = 187 16’ 33” P2P3 = 187o 16’ 33” + 125 o 59
- 180 o
P3P4 = P4P5 =
4.
Menghitung Koordinat Titik 5
P 1( X,Y,Z )
3
4
Linier
2
P3 P 2 ( X,Y,Z )
P5
P4
misalkan sudut jurusan ( ) , jarak ( D ), dan titik koordinat awal sudah diketahui, maka koordinat titik selanjutnya dapat dihitung dengan rumus
:
Koordinat X P3 = X P2 + D P2P1. Sin P2P3
Sedang untuk
Koordinat
5.
Y P3 = Y P2 + D P2P1. Cos P2P3
Contoh Perhitungan koordinat
Diketahui : koordinat titk A ( X A dan Y A ) ; Jarak
Dicari : Koordinat titik B ( X B dan Y B )
Langkah perhitungan : Kita menghitung jarak , azimut , dan perbedaan koordinat X dan
Koordinat
YB
B:
YA
=
Contoh soal no.1 Diketahui :
y
YB X
Hitung
X
=
d
x
sin
Y
=
d
x
cos
B A
AB Y
A
=
Azimut
Azimut
Y
A-B (d) ;
:
600 507.92 m ; AB =
XA
=
200 110.22 m
47 05 17 ; Jarak ( d ) = 44,15 m
Koordinat X B dan Y B .
=
XA
AB
Jawaban X
=
: d . sin
Y
AB
AB = 44.15.(+ 0.68087) = + 30.06 m
= d . cos : YA =
Koordinat
= 44.15.(+ 0.73240) = + 32.34 m
XA =
600 507.92 m
y=
+
YB =
32.34 m
200 110.22 m
x=
+ 30.06 m
XB =
600 540.26 m
200 140.28 m
Contoh soal no.2
Diketahui :
YE
=
637 395.53 m XE =
264 480.36 m
Azimut EF = Jarak d
= 35.80 m
XF dan YF
Dicari : koordinat
x
325 20 15”
= d . sin
EF
y
= d . cos
EF
= 35.80 . sin. 325 20 15”
= 35.80 . cos. 325 20 15”
= 35.80 . ( - 0.56874)
= 35.80 . ( + 0.82252)
= -20.36 m
= 29.45 m
Koordinat
XE
=
637 395.53 m X
=
YE
=
-
264 480.36 Y=
m +
29.45 m
20.36 m koordinat :
Koordinat
XF
Koordinat = 637 375.17 m
XF =
264 509.81 m
F. Metode Pembelajaran ·
Metode saintific
·
Diskusi kelompok
G. Kegiatan Pembelajaran a). Kegiatan awal 1.Guru dan siswa saling sapa untuk memulai pembelajaan 2. Guru menyuruh salah satu siswa memimpin doa 3.Guru mengabsensi kehadiran siswa 4. Guru membuat kuis sederhana tentang materi pembelajaran sebelumnya 5. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran
b). Kegiatan Inti Mengamati 1.
:
Siswa mengamati gambar segitiga siku-siku yang dibuat guru di papan tulis berkaitan dengan jarak
2.
Siswa mengamati dan menyimak penjelasan dari Guru
Menanya
:
1.
Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan ketiga titik sudut pada gambar segitiga
2.
Siswa mengajukan pertanyaan terkait
aplikasi gambar dengan lapangan yang
sesungguhnya 3.
Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal hal yang belum dipahami
Mengumpulkan informasi ( mengeksplorasi ): 1.
Siswa mengeksplorasi perbandingan jarak datar, jarak miring, jarak vertikal
2.
Siswa bertukar informasi kepada peserta kelompok mengenai benda-benda dalam ruangan kelas
Mengasosiasi/ Menalar : 1.
Siswa mengasosiasi jarak datar, jarak miring dan jarak vertikal
2.
Siswa berusaha memahami ketiga jarak melalui diskusi kelompok
Mengomunikasikan: 1.
Siswa melalui diskusi kelompok melaporkan hasil diskusinya kepada Guru
2.
Siswa membacakan hasil diskusi. Melalui presentasi lisan dan forum diskusi kelas dengan penuh percaya diri.
3.
Siswa lain menanggapi hasil presentasi secara santun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
c). Kegiatan Penutup 1. Guru bersama sama menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan 3. Guru memberikan tugas mandiri atau kelompok kepada siswa
H. Sumber Belajar 1. Contoh teks dari internet 2. Materi dari buku Ukur Tanah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMK N 3 Bathin Solapan
Guru Mata Pelajaran DSP
Agus Subagiyo,ST,.M.Si
Heni Susanti, S.Pd
NIP. 19740801 200701 1 004
NIP.19841015 201503 2 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
:
SMK NEGERI 3 MANDAU
Mata Pelajaran
:
DASAR-DASAR PERHITUNGAN SURVEI PEMETAAN
Kelas/Semester
:
X/Ganjil
Materi Pokok
:
Menerapkan Satuan dan Besaran yang digunakan pada Survei dan Pemetaan
Alokasi Waktu
:
5 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
C. Kompetensi Inti 1.
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik penjelasan satuan dan
besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menerapkan satuan dan besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan 3.2 Memahami satuan dan besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan 4.2 Menerapkan satuan dan besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa mampu menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik
penjelasan rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 2. Siswa mampu Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menggunakan Rumus-rumus dasar pekerjaan 3. Siswa mampu menghitung jarak dalam pekerjaan survei pemetaan 4. Siswa mampu menghitung luas dalam pekerjaan survei pemetaan 5. Siswa mampu menghitung volume dalam pekerjaan survei pemetaan 6. Siswa mampu menghitung koordinat titik
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur karakteristik penjelasan
rumus-rumus dasar pekerjaan survey pemetaan 2. Siswa dapat Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi menggunakan Rumus-rumus dasar pekerjaan 3. Siswa dapat menghitung jarak dalam pekerjaan survei pemetaan 4. Siswa dapat menghitung luas dalam pekerjaan survei pemetaan 5. Siswa dapat menghitung volume dalam pekerjaan survei pemetaan 6. Siswa dapat menghitung koordinat titik
E. Materi Pembelajaran Pertemuan VI dan
X
D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 45 menit )
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
15 menit
Guru : Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk
memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu : pemetaan
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi pekerjaan survei dan pemetaan
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
.1 Memahami pekerjaan survei dan pemetaan 3.2 Menerapkan rumus-rumus dasar pekerjaan survei dan pemetaan 3.3 Menerapkan satuan dan besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan 3.4 Menganalisis buku ukur 3.5 Menerapkan Microsoft excel 3.6 Menerapkan perhitungan dasar pekerjaan suvei dan pemetaan menggunakan microsot excel 3.7 Menerapkan program AutoCad 3.8 Menerapkan pembuatan gambar dengan AutoCad 3.9 Menerapkan pembuatan laporan hasil pengumpulan data 4.1 Melakukan klasifikasi pekerjaan survei dan pemetaan 4.2 Menggunakan rumus-rumus dasar pekerjaan survei dan pemetaan 4.3 Melakukan konversi satuan dan besaran yang digunakan pada survei dan pemetaan 4.4 Menggunakan buku ukur sesuai dengan jenis pengukuran 4.5 Mengopeasikan program Microsoft excel
4.6 Melakukan perhitungan dasar pekerjaan survei dan pemetaan menggunakan microsoft excel 4.7 Mengoperasikan AutoCad 4.8 Menggambar hasil pekerjaan survei dan pemetaan menggunakan AutoCad 4.9 Melakukan pembuatan laporan hasil pengumpulan data.